Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP


KINERJA KARYAWAN PADA PT. KRIPTON GAMA JAYA

Disusun oleh :

Kelvin Febry Kustriyanto


181.0210.37

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINT & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2023
iii
KATA PENGANTAR

Puja dan Syukur atas kehadiran ALLAH SWT, sholawat serta salam kita
curahkan dan limpahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW, atas berkat,
rahmat dan Karunia-Nya sehingga penyusunan Kerja Praktek yang berjudul
PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PADA PT. KRIPTON GAMA JAYA. Dengan baik. Kerja
Praktek ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat akademis untuk menyelesaikan
Pendidikan jenjang sastra- 1 (S-1) gelar sarjana pada Teknik Industri di Institut
Sains & Teknologi AKPRINDYogyakarta.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Kerja Praktek ini tidak
dapat diselesaikan tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai oihak. Untuk itu,
dalam kesempatan ini penyususn ingin menyampaikan banyak terimakasih
kepada:
1. Bapak Dr. Edhy Sutanta, S.T., M.Kom. Rektor Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta yang memberi kesempatan kepada penyusun untuk
menimba ilmu di perguruan tinggi ini.
2. Ibu Ir. Murni Yuniawati, M.T, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
3. Bapak Andrean, S.T, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
4. Ibu Icyrlli Indri Parwati S.T., M.T. Dosen pembimbing yang memberi
bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi.
5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Teknik Industri IST AKPRIND Yogyakarta yang
telah mendidik dan membimbing serta memberikan motivasi selama masa
kuliah.
6. Keluarga besar PT. KRIPTON GAMA JAYA yang membantu penyusun
dalam melaksanakan penelitian ini.
7. Semua pihak yang membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung,
sehingga Kerja Praktek ini bisa selesai.

iv
Penyusun sangat menyadari bahwa dalam penyusunan Kerja Praktek ini
masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penyusun menharapkan kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membantu demi kesempurnaan dalam
penyusunan dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap semoga Kerja Praktek ini dapat berguna
bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 11 Januari 2023


Penyusun

(Kelvin Febry)

v
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii
SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN...........................................iii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iv
DAFTAR ISI ........................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. ix
BAB I Pendahuluan .................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................2
1.3 Batasan Masalah ..............................................................................3
1.4 Tujuan ..............................................................................................3
1.5 Manfaat ........................................................................................... 3
BAB II Data Umum Perusahaan ............................................................5
2.1 Sejarah Perusahaan ..........................................................................5
2.2 Visi dan Misi Perusahaan ................................................................6
2.3 Struktur Perusahaan .........................................................................7
2.4 Lokasi dan Layout Pabrik..............................................................12
BAB III Sistem Produksi .......................................................................14
3.1 Penanganan Bahan Baku ...............................................................14
3.2 Proses Produksi .............................................................................16
3.3 Hasil Produksi ...............................................................................17
BAB IV Pemasaran Produk ..................................................................19
4.1 Harga .............................................................................................19
4.2 Promosi ..........................................................................................19
4.3 Distribusi .......................................................................................19

vi
BAB V Sinitasi dan K3 ..........................................................................21
5.1 Pengolahan Limbah .......................................................................21
5.2 Kesehatan dan Keselamat Kerja ....................................................23
BAB VI Tugas Khusus ...........................................................................25
6.1 Landasan Teori ..............................................................................23
6.2 Pengumpulan Data ........................................................................28
6.3 Hasil dan Pembahasan ...................................................................31
6.4 Pengolahan Data ............................................................................33
BAB VII Kesimpulan Dan Saran ......................................................... 36
7.1 Kesimpulan ................................................................................... 36
7.2 Kesimpulan Khusus ...................................................................... 36
7.3 Saran ..............................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Debit Air Buangan Pabrik ................................................................... 18


Tabel 6.1 Sifat Ambang Batas Tingkat Kebisingan ............................................ 24
Tabel 6.2 Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan ............................................... 26
Tabel 6.3 Pengukuran Data ................................................................................. 30
Tabel 6.4 Interval Kebisingan ............................................................................. 31
Table 6.5 Hasil Analisis Pengukuran Kebisingan ............................................... 32

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi .......................................................................... 6


Gambar 2.2 Tata Letak Perusahaan .................................................................... 10
Gambar 3.1 Skema Produksi ............................................................................... 14
Gambar 6.1 Perbaikan Di Stasiun Pabrik............................................................ 24
Gambar 6.2 Kuisioner Benar Salah ..................................................................... 25
Gambar 6.3 Perbaikan Di Stasiun Pabrik............................................................ 27

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerja Praktek merupakan salah satu syarat wajib yang harus


dilaksanakan oleh mahasiswa Jurusan Teknik Industri di Institut Sains &
Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Kerja Praktek ini merupakan salah
satu mata kuliah non tatap muka dengan bobot 2 SKS (Satuan Kredit
Semester). Kegiatan ini dimaksudkan memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk melihat,mengamati, membandingkan dan menganalisis
serta menerapkan pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah, dengan
demikian mahasiswa memperoleh media untuk mendapatkan pengalaman
awal, berfikir kritis, melatih keterampilan sikap serta berperilaku dalam
masyarakatindustri.
Kondisi lingkungan kerja fisik sangat berpengaruh terhadap kinerja
seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung. Pasar global
dengan program industrialisasi saat ini menggunakan mekanisasi dengan
teknologi yang cukup tinggi yang di ikuti tanpa ahli teknologi dan
kesiapan SDM yang memadai. Akibatnya muncul berbagai masalah
baru diantaranya adalah kondisi lingkungan kerja fisik yang
membahayakan kesehatan dan keselamatan pekerja. Selain itu,kondisi
lingkungan kerja fisik perlu dicermati karena apabila tidak terkendali dan
melebihi nilai ambang batas atau standar yang telah ditetapkan dapat
memperlemah fungsi tubuh, bahkan menurunkan kinerja karyawan yang
akhirnya menurunkan tingkgat produktivitas perusahaan.
Faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja ada bermacam–
macam, salah satunya ialah kebisingan. Kebisingan adalah bunyi atau
suara yang tidak dikehendaki yang bersifat menggangu dan bahkan
dapat mennurunkan daya seseorang. Kebisingan ditempat kerja mampu
mengurangi kenyamanan, ketenangan kerja, gangguan pendengaran,
tekanan darah meningkat, denyut jantung mengalami peningkatan, tensi

1
2

otot bertambah sehingga mempercepat kelelahan akhirnya menurunkan


produktivitas kerja, umumnya kebisingan berasal dari suara mesin-
mesin atau alat-alat bantu kerja lainnya dalam proses produksi
(pixabay.2018).

PT Kripton Gama Jaya adalah satu satunya Pabrik Velg di


Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Perusahaan ini selalu
berkembang. Dapat dilihat dengan peralatan yang di gunakanpun jauh
lebih modern. Hasil dari produk velg semakin meningkat seiring
penambahan dan pergantian alat yang lebih modern.

Pabrik velg Kripton Gama Jaya merupakan pabrik industri


terbesar yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta. Perseroan ini
memiliki beberapa bagian gedung yang terdiri dari mesin-mesin yang
digunakan untuk produksi. Mesin-mesin ini tidak lepas dari dampak
yang ditimbulkan yakni kebisingan. Maka dari itu dapat dianalisis
pengaruh kebisingan terhadap kinerja karyawannya.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,maka


dapat dirumuskan pokok permasalahan dalam penulisan ini yaitu :
1. Bagaimana gambaran umum pada PT. Kripton Gama Jaya?
2. Bagaimana produk dan tata letak pada PT. Kripton Gama Jaya?
3. Bagaimana proses produksi yang terjadi dalam memproduksi
produk pada PT. Kripton Gama Jaya?
4. Bagaimana pengaruh kebisingan terhadap kinerja karyawan pada
PT. Kripton Gama Jaya?
5. Bagaimana usulan yang dapat diberikan untuk PT. Kripton Gama
Jaya dari penelitian yang dilakukan?
3

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian intensitas kebisingan terhadap


kinerja karyawan adalah :
1. Kerja Praktek dilaksanakan mulai dari bulan Desember 2021 sampai
bulan Januari 2021
2. Kerja Praktek dilaksanakan pada bagian pabrikasi di PT. Kripton
Gama Jaya
3. Data-data penunjang yang digunakan untuk analisa adalah data-data
perusahaan terbaru
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan umum kerja praktek antara lain :
a. Memenuhi kurikulum yang telah ditetapkan pada Program Sastra-1
Program Studi Teknik Industri
b. Mendapatkan ilmu yang tidak pernah di dapatkan semasa kuliah
c. Mendapatkan pengalaman kerja
d. Belajar Kerjasama dengan Tim
e. Berinteraksi dengan orang lain, khususnya di PT. Kripton Gama
Jaya
f. Menambah wawasan serta pengalaman penerapan teknik industri
dilapangan
1.4.2 Tujuan khusus kerja praktek antara lain :
a. Mengetahui tingkat kebisingan di PT. Kripton Gama Jaya
b. Mengetahui penggoprasian alat pengukur kebisingan
c. Mengetahui & mengkaji pengaruh intensitas kebisingan terhadap
kinerja karyawan di PT. Kripton Gama Jaya.Manfaat
1.5 Manfaat Umum
1.5.1 Manfaat umum dari kerja praktek antara lain :
a. Memberikan masukan kepada tenaga kerja, agar lebih menjaga
kondisi kesehatan, akibat terpapar intensitas kebisingan
b. Memberikan masukan & bahan pertimbangan untuk melakukam
tindakan pengendalian kebisingan
4

c. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk mengenal lebih dalam


tentang perusahaan
d. Memanfaatkan untuk mahasiswa membantu memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi oleh perusahaan, sesuai dengan kemampuan
mahasiswa.
1.5.2 Manfaat khusus dari kerja praktek antara lain :
a. Memperoleh data tentang frekeunsi dan intensitas kebisingan
b. Memperdalam pengoprasial alat pengukur kebisingan
c. Menjadikan bahan pertimbangan untuk menangulangi masalah
kebisingan.
BAB II
DATA UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

PT. Kripton Gama Jaya adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri aksesoris otomotif, khususnya sepeda motor. Perusahaan yang
berlokasi Jalan Pringgolayan RT 02 No.67 Banguntapan, Bantul,
Yogyakarta ini didirikan oleh Bapak Nanang Heruna pada tahun 1992. Pada
awal berdirinya, perusahaan ini hanya memiliki 2 orang karyawan dan
memproduksi barang-barang kerajinan alumunium dan jasa pengecoran
alumunium, misalnya pigura dan gasper ikat pinggang.
Pada tahun 1993 perusahaan masih memproduksi produk yang sama,
tetapi sudah ada penambahan model pigura yang dulunya hanya dua macam
bertambah menjadi empat macam. Penambahan dan perubahan produk
mulai dilakukan karena banyaknya permintaan dari konsumen. Pada awal
tahun 1994-1996, produk-produk yang dihasilkan mulai diminati
masyarakat baik dari sisi produknya ke bidang otomotif. Perusahaan mulai
memproduksi aksesoris sepeda motor, antara lain: stang sepeda motor, dan
peredam suara pada knalpot sepeda motor. Dengan bertambahnya jenis
produk yang dihasilkan mengakibatkan permintaan dari konsumen
bertambah, dan permintaan sudah mulai merambat keluar jogja.
Berkembang pesatnya dunia otomatif di Indonesia memberikan dampak
positif terhadap perusahaan. Permintaan produk aksesoris otomotif
meningkat sangat pesat, sehingga perusahaan memprioritaskan produksi
pada aksesoris otomotif. Selain itu perusahaan juga menambah mesin-
mesin produksi, seperti mesin bubut, mesin gerinda, dan mesin bor.
Produk aksesoris otomotif yang dihasilkan bertambah jenis produknya,
dari 3 macam menjadi 5 macam, yaitu: stang stang gigi dan stang gigi,
silencer atau peredam dan pembeda suara untuk semua jenis sepeda motor 4
tak, knalpot untuk sepeda motor 4 tak, handle bar dudukan stang serta begel

5
6

atau pegangan belakang. Bertambahnya jenis produk tersebut menambah


permintaan pasar dan memperluas pasar, yaitu: pasar meluas sampai
seluruh pulau Jawa. Untuk memenuhi permintaan konsumen maka
perusahaan menambah karyawan menjadi 8 orang Pada tahun 1997-2013,
produk-produk dari PT. Kripton Gama Jaya berhasil menembus pasar luar
jawa yaitu Sumatera, Kalimantan, dan Bali.
Perusahaan menambah jumlah karyawan menjadi 22 orang. Pada tahun
2001, perusahaan sudah mengalami perkembangan dari tahun-tahun
sebelumnya, yaitu perusahaan membeli mesin-mesin yang canggih dan
lengkap, pada saat itu jumlah karyawan sebesar 37 orang tetapi dengan
diturunkannya kuantitas karyawan maka jumlah karyawan menjadi 27
orang. Namun, akhirnya pada tahun 2002-2013 UD. Kripton Gama Jaya
mengalami peningkatan yang pesat pada jumlah ketenagakerjaan yaitu
menjadi 148 ketenaga kerjaankaryawan yang bekerja di perusahaan tersebut
sedangkan peningkatan tersebut juga diikuti dengan keluarnya beberapa
karyawan baik yang sudah lama maupun yang terkena sanksi-sanksi.

2.2 Visi & Misi Perusahaan


1. Visi PT. Kripton Gama Jaya

Menjadi yang terdepan dalam kreativitas, inovasi, citra, kualitas,


dan keamanan pada sektor industri aksesoris otomotif nasional.
2. Misi PT. Kripto Gama Jaya

Meningkatkan daya saing produk secara terus menerus yang


didukung oleh sistem, cara kerja dan lingkungan kerja yang
mendorong munculnya kreatifitas dan inovasi untuk peningkatan
produktivitas dan efisiensi.
7

PIMPINAN

SEKRETARIS

MARKETING PRODUKSI FINANCE

GUDANG
PENGIRIMAN PABRIK PEMBELIAN R&D ADMINISTRASI
BAHAN BAKU

GUDANG PELEBURAN KEUANGAN


BARANG JADI

PEMESINAN

ROLL & LAS

KERJA BANGKU

FINISHING

PACKAGING

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Kripton Gama Jaya


2.3 Struktur Organisasi

1. Pimpinan Perusahaan
Tugas dan wewenang pimpinan perusahaan adalah :
a. Bertanggung jawab atas perkembangan dan kemajuan perusahaan
dalam menjalamkan operasinya dan bertangung jawab atas
pengendalian semua kegiatan perusahaan.
b. Merencanakan tata kerja yang akan dilakukan oleh pelaksana yang
berada dibawahnya secara praktis dan sistemasti.
c. Menentukan perputaran tugas posisi karyawan yang ada didalam
perusahaan.
8

2. Sekretaris
Tugas dan wewenang sekretaris adalah :
a. Tugas sekretaris:
1) Membangun jaringan Kerjasama yang saling menguntungkan
dengan berbagai pihak stakeholder.
2) Mengupayakan kelancaran pelaksanaan agenda para pimpinan.
3) Mengkomunikasikan kebijakan perusahaan atau perintah kepada
pihak internal dan eksternal.
4) Melaksanakan kegiatan kesekretariatan perusahaan
5) Mengolah dan mengembangkan sistem informasi perusahaan.
6) Mengkoordinasikan bahan-bahan laporan untuk rapat komisaris
dan rapat umum pemegang saham (RUPS).
7) Menyiapkan laporan kegiatan secretariat perusahaan secara
benar dan tepat waktu.
b. Wewenang Sekretaris:
1) Mengkoordinasikan penyusunan laporan triwulan perusahaan,
laporan menajemen, annual report serta RJPP.
2) Mengkoordinasikan kegiatan pengolahan dan pengembangan
sistem informasi manajemen termasuk penyebarluasan informasi
perusahaan melalui jaringan internet dan operasional sistem
komputerisasi.
3) Merekomendasikan spesifikasi teknis perangkat keperangkat
lunak computer yang digunakan perusahaan.
3. Produksi
Tugas dan wewenang Produksi adalah :
a. Mengkoordinir dan mengendalikan segala kegiatan bagian
yang menjadi bawahannya.
b. Membuat dan menyerahkan laporan kepada pimpinan perusahaan.
4. Bagian Finance
Tugas dan wewenang Bagian Finance adalah :
a. Memimpin dan mengkoordinasi serta mengawasi seluruh
9

kegiatan bidang administrasi dan keuangan.


b. Mengawasi pelaksanaan tugas Bagian Administrasi dan
Bagian Keuangan.
c. Mengawasi dan membimbing bawahan guna memupuk dan
mempertinggi kesadaran dan kemampuan menjalankan tugas.
5. Bagian Marketing
Tugas dan wewenang Bagian Marketing adalah :
a. Memasarkan dan menjual barang-barang hasil produksi
UD. Kripton Gama Jaya
b. Membina hubungan baik dengan pihak konsumen agar
tercipta suatu loyalitas dengan pihak perusahaan.
c. Membuat dan menyerahkan laporan pemesanan kepada
bagian produksi.
d. Membuat dan menyerahkan laporan penjualan kepada
pimpinan perusahaan.
6. Bagian Personalia
Tugas dan wewenang Bagian Personalia adalah :
a. Mengatur segala kebutuhan karyawan

b. Menentukan jumlah dan mutu karyawan yang dibutuhkan

c. Menyeleksi calon karyawan yang akan diterima

d. Menentukan besarnya gaji bagi karyawan yang disesuaikan


dengan klasifikasi tenaga kerja

e. Menjamin keadilan dalam hubungan dengan kemanusiaan dan


memberi kesadaran karyawan.

f. Memberikan kesejahteraan, jaminan sosial, dan fasilitas yang


dibutuhkan.
f. Mengatur kenaikan pangkat dan jabatan.
10

g. Mengatur kenaikan gaji berdasarkan penilaian yang dilakukan.

h. Memberikan dorongan motivasi kerja bagi karyawan yang


mengalami hambatan atau kelesuan serta memahami
keinginan dan gejolak karyawan dan berusaha untuk
memenuhinya.

7. Bagian Administrasi
Tugas dan wewenang Bagian Administrasi adalah :
a. Melakukan pencatatan keuangan dan administrasi
b. Membuat renacana anggaran belanja bulanan dan tahunan
c. Melakukan tugas yang diarahkan oleh atasan
8. Bagian Keuangan
Tugas dan wewenang Bagian keuangan adalah :
a. Mengawasi dan meneliti bukti-bukti pengeluaran dan
penerimaan uang beserta dokumen pendukung yang
disajikan oleh bagian lain untuk diselesaikan
pembayarannya.
b. Mengadakan administrasi kas dan bank dari penerimaan dan
pengeluaran uang sehingga kebenaran saldo dapat terjamin.
c. Mengatur dan menangani keuangan lainnya sesuai dengan
wewenangnya
9. Bagian Pembelian
Tugas dan wewenang Bagian Pembelian adalah :
a. Menangani pembelian bahan baku dan pembelian
kebutuhan-kebutuhan bahan baku produksi
b. Mengawasi dan mengontrol bahan baku di gudang agar
tidak terjadi kekurangan bahan baku.
10. Bagian Gudang Bahan Baku
Tugas dan wewenang Bagian gudang Bahan Baku adalah :
a. Menerima dan menghitung jumlah bahan baku yang
diterima dari pemasok.
11

b. Mengontrol bahan baku yang ada di gudang bahan baku.


c. Menjaga safety stock bahan baku yang ada di gudang.

11. Bagian Produksi

Tugas dan wewenang Bagian Produksi adalah :


a. Bertanggung jawab dan bertugas atas proses produksi UD.
Kripton Gama Jaya semenjak dari bahan baku sampai
menjadi barang jadi.
b. Merencanakan, mengawasi dan mengkoreksi jalannya
proses produksi agar dapat mencapai efisiensi
c. Mengkoordinir bawahannya sehingga dapat saling bekerja
sama dengan baik
d. Mengawasi dan mengontrol pemakaian bahan-bahan,
penggunaan mesin dan alat
12. Bagian Riset and Development
Tugas dan wewenang Bagian Riset and Development adalah :
a. Devisi Riset and Development bertugas untuk melakukan
penelitian untuk peningkatan kualitas produk dan
peningkatan produktivitas. Selain melakukan penelitian
untuk menghasilkan inovasi produk yang dihasilkan.
b. Bagian R&D juga bertugas untuk merekayasa mesin-mesin
lama dan baru untuk dapat menghasilkan performa sesuai
dengan yang diinginkan. Inovasi produk yang dihasilkan
meliputi campuran bahan baku yang dihasilkan, sumber
energi yang digunakan, maupun inovasi design produk.
c. Divisi R&D juga bertugas memberikan pelatihan kepada
setiap tenaga kerja di UD. Kripton Gama Jaya
13. Bagian Pengiriman dan Penerimaan
Tugas dan wewenang Bagian Pengiriman dan Penerimaan
adalah :
a. Bertanggung jawab mengirimkan barang kepada pembeli sesuai
12

dengan data yang ada dalam surat pengiriman barang


b. Bertanggung jawab menerima, memeriksa dan menghitung
barang yang dikembalikan dari pembeli

1.4 Bagian gudang barang jadi


Tugas dan wewenang bagian gudang barang jadi :
a. Menerima dan menghitung barang jadi dari bagian produksi
b. Mengontrol barang yang ada di gudang barang jadi
c. Menjaga keamanan barang yang berada digudang barang jadi
d. Menyiapkan barang yang akan dikirim oleh bagian
pengiriman dan penerimaan sesuai dengan dokumen
permintaan

2.4 Lokasi dan Layout Pabrik


1. Lokasi

Lokasi PT. Kripton Gama Jaya : Jl. Pringgolayan No. 67, Plumbon,
Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55198.

2. Layout

Gambar 2.2 Tata Letak Perusahaan.


13

Keterangan:
a. Ruangan Simpan Alat

P = (+)

b. Ruangan SPV dan Staff IPC

P = (+)

c. Area Pencetakan Velg

P = (+)

d. Area Bubut

P = (+)

e. Koridor

P = (+)

f. Area Pengecatan Velg Gudang Bahan

Jadi AK
AR
g. Gudang Bahan Baku & Pengemasan

A
K
AR
h. Kamar Mandi Pria

i. Kamar Mandi Wanita

j. Lab. Kimia Fisika

k. Ruangan Sample

l. Ruangan Office
BAB III

SISTEM PRODUKSI

3.1 Penanganan Bahan Baku

Dalam penggunaan bahan baku disesuaikan dengan kebutuhan jenis dan


jumlah produk yang akan diproduksi. Bahan baku terdiri dari beberapa macam
dan mempunyai karakteristik yang berbeda antara bahan satu dengan bahan lain.
Baik dari segi harga perunit bahan, dari segi jumlah unit bahan yang diperlukan,
dan segi penyimpanan. Perencanaan persediaan bahan baku yang berorientasi
pada ketepatan jenis dan jumlah diperlukan dalam proses produksi.
Pengendalian persediaan akan berpengaruh pada keuntungan perusahaan,
sehingga memiliki peran yang penting dalam suatu perusahaan. Persediaan
merupakan komponen yang sangat penting harus tersedia agar proses produksi
dapat berjalan lancar tanpa ada kekurangan persediaan (out of stock) yang akan
mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak dapat
didatangkan secara mendadak Sebaliknya bila persediaan bahan baku terlalu
banyak akan menimbulkan biaya ekstra. Dalam pengandaan persediaan dibutuhkan
biaya yang tidak stabil, sehingga persediaan harus menunjang kelancaran proses
produksi.

3.1.1. Jenis Bahan Baku

Bahan baku produksi velg kendaraan yaitu alumunium alloy. Bahan baku
didatangkan sebagian besar dari dalam negeri. Tujuan jangka pendek dari
perusahaan yaitu mencapai range produksi, menjaga continuitas produksi
perusahaan, menjaga kualitas produksi, serta mempererat hubungan baik antara
pelanggan.

3.1.2 Pengadaan Bahan Baku

Bahan baku merupakan salah satu faktor yang penting bagi perusahaan
dalam melakukan proses produksi. Seringkali faktor material menjadi suatu

14
15

kendala tersendiri dalam pelaksanaan kegiatan produksi. Penanganan yang baik


pada bagian persediaan bahan baku sangat dibutuhkan untuk dapat
menyeimbangkan dengan kegiatan produksi.
Dalam penggunaan bahan baku disesuaikan dengan kebutuhan jenis dan jumlah
produk yang akan diproduksi. Bahan baku terdiri dari beberapa macam dan
mempunyai karakteristik yang berbeda antara bahan satu dengan bahan lain.
Baik dari segi harga perunit bahan, dari segi jumlah unit bahan yang diperlukan,
dan segi penyimpanan. Perencanaan persediaan bahan baku yang berorientasi
pada ketepatan jenis dan jumlah diperlukan dalam proses produksi.
Pengendalian persediaan akan berpengaruh pada keuntungan perusahaan,
sehingga memiliki peran yang penting dalam suatu perusahaan. Persediaan
merupakan komponen yang sangat penting harus tersedia agar proses produksi
dapat berjalan lancar tanpa ada kekurangan persediaan (out of stock) yang akan
mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak dapat
didatangkan secara mendadak Sebaliknya bila persediaan bahan baku terlalu
banyak akan menimbulkan biaya ekstra. Dalam pengandaan persediaan dibutuhkan
biaya yang tidak stabil, sehingga persediaan harus menunjang kelancaran proses
produksi.

3.1.3 Pengendalian Bahan Baku

Pengendalian persediaan akan berpengaruh pada keuntungan perusahaan,


sehingga memiliki peran yang penting dalam suatu perusahaan. Persediaan
merupakan komponen yang sangat penting harus tersedia agar proses produksi
dapat berjalan lancar tanpa ada kekurangan persediaan (out of stock) yang akan
mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi karena barang tidak dapat
didatangkan secara mendadak. Sebaliknya bila persediaan bahan baku terlalu
banyak akan menimbulkan biaya ekstra. Dalam pengandaan persediaan
dibutuhkan biaya yang tidak stabil, sehingga persediaan harus menunjang
kelancaran proses produksi.
16

3.2 Proses Produksi

3.2.1 Fasilitas Yang Digunakan

a. Mesin Peleburan

b. Mesin Percetakan (Mold)

c. Finishing

3.2.1 Urutan Proses

Gambar 3.1 Skema Produksi PT. Kripton Gama Jaya

3.2.2 Operation Process Chart

PT Kripton Gama Jaya mengunakan teknik Flow Forming.salah satu


pengembangan dari metode casting, dengan menggunakan sebuah mesin khsuus
yang memutar casting awal; memanaskan bagian terluar casting nya; kemudian
menggunakan tekanan roller baja sehinggga meenghasilkan bentuk akhir velg.
17

Kombinasi panas, tekanan dan pemutaran itu menghasilkan penampang velg


yang kuat - hampir mirip dengan forged, tapi dengan biaya lebih murah.
Banyak velg mobil yang menggunakan proses metode ini berhasil mencapai
‘cita-cita’ light wheel dengan cost yang masuk akal, walaupun gak murah. Velg
mobil BBS sudah menggunakan teknologi ini untuk lini F1 dan Indy Cars nya.
Contoh tipe aftermarket nya adalah BBS RC. Velg mobil Enkei juga telah
mencoba teknik ini, seperti di Enkei J Speed 3 nya. Bahkan sebenarnya, MAT
(The Most Advanced Technology) nya velg mobil Enkei ini merupakan
pengembangan dari teknologi ini.

3.3 Hasil Produksi

3.3.1 Jenis Produk

Pengertian Produk (product) menurut Kotler & Armstrong (2001)


adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memperoleh
perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan konsumen. Produk yang dihasilkan oleh PT.
Aksamala Adi Andana adalah Madu Vitabumin, Madu Vitabumin
Paramorina, Vitabumin Gogo Gum, ofir, dan Minyak Telon Habbie.
Kapasitas produksi dalam satu hari mencapai 6000 produk jadi dan pengriman
barang dilakukan sesuai pesanan.
3.3.2 Pengendalian kualitas produk

a. Pengendalian Kualitas dalam Proses

Bahan baku utama yang digunakan PT. Kripton Gama Jaya untuk
memproduksi velg adalah: Almunium karena kuat dan ringan sehingga
cocok untuk bahan pembuatan velg.
18

Pengendalian produk selama dalam proses dilakukan oleh 2


pengawasan, yaitu:
1) Quality Control Line/Bet

a) Melakukan kontrol kualitas dan kuantitas hasil produksi tiap kali


produksi per bet.
b) Mengisi check sheet kualitas baik secara dimensi tapilan maupun
fungsi.
c) Melakukan Hold produk jika bermasalah baik dari hasil produksi
atapun yang sudah tersimpan di gudang. Hold produk artinya
peringatan kepada divisi produksi untuk mengecek kembali produk
yang telah dihasilkan.
2) Operator

a) Melakukan seleksi produk yang termasuk dalam Not Good dan Ok.

b) Melakukan proses rework terhadap produk yang kualitasnya belum


maksimal, seperti masih terdapat sisa material yang menempel
divelg.
c) Membuat laporan hasil selama produksi berlangsung.

3.3.3. Pengendalian Kualitas Produk Akhir

Hasil produksi PT. Kripton Gama Jaya adalah velg dari hasil
tersebut diperlukan beberapa pengujian kualitas untuk memenuhi
standar yang telah ditetapkan konsumen. Berikut adalah tahapan-
tahapan yang perlu dilakukan dalam melakukan pengujian:
1) Pengujian Sampel.
2) Pengecekan selama produksi berlangsung dari mixing sampai
dengan finish good.
BAB IV

PEMASARAN PRODUK

4.1 Harga
Harga pokok velg hanya boleh diketahui oleh pihak perusahaan dan
pelanggan.
4.2 Promosi
Perkembangan teknologi yang semakin cepat dan banyaknya pabrik
gula, menyebabkan PT. Kripton Gama Jaya Yogyakarta harus bersaing
secara kompetitif baik dengan produk velg local maupun impor.
Menghadapi hal ini, PT. Kripton Gama Jaya Yogyakarta menggunakan
beberapa strategi,diantaranya :
a. Mempertahankan ciri khas produk velg,yaitu kuat dan minimalis.
b. Menerima keluhan darikonsumen.
c. Memberikan potongan harga kepada pelanggan.
d. Mengadakan kontrak jual-beli dengan beberapa perusahaan
onderdil lainya
e. Menerima pembelian dari pelanggan secara tunai maupun kredit
Menggunakan strategi tersebut,pangsa pasar yang dapat dimasuki
oleh PT.Kripton Gama Jaya Yogyakarta adalah 3,3% dari seluruh
kebutuhan velg di pasaran Indonesia.
4.3 Distribusi
Pemasaran konsumen tidak perlu lagi memenuhi kebutuhan pribadi
secara sendiri-sendiri dengan melakukan pertukaran antara konsumen
dengan pelaku pemasaran sehingga aka nada banyak waktu konsumen
untuk kegiatan yang dikuasai dan disukai. Mulai tahun 1998 produk velg
PT.Kripton Gama Jaya Yogyakarta dijual bebas.

PT.Kripton Gama Jaya untuk pemasarannya menggunakan 2 sistem

pemasaran,yaitu:
a) Partai (retail)

19
20

Sistem penjualan partai, velg yang dijual dikemas terdiri dari 1 sampai
4 velg dengan satu tioe yang sama. Velg akan dijual ke toko-toko
onderdil sepeda motor serta onderdil mobil seperti ; Yamaha, Suzuki
dan lain sebagainya. Distribusi velg kemasan dilakukan dengan
mengantar produk velg langsung ke distributor dan pelanggan. Selain
itu juga bisa menerima pembelian dengan cara pembeli mengambil
produk velg secara langsung ke pabrik,hal ini dilakukan oleh pedagang
biasa.
b) Bulk
Bulk merupakan sistem penjualan yang dilakukan PT. Kripton
Gama Jaya Yogyakarta dengan mengemas produk velg lebi dari 6 velg
dengan tipe yang sama dan bisa juga dengan tipe velg yang berbeda
Pemasaran dengan sistem ini digunakan untuk memenuhi pesanan
lebih dari 1 ton. Produk velg dijual ke distributor dan perusahaan di
daerah- daerah seperti Surabaya, Purworejo, Semarang, Yogyakarta
dan Jakarta.
BAB V
SINITASI DAN K3

5.1 Pengelolaan Limbah

Secara umum limbah yang dihasilkan PT. Kripton Gama Jaya


dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu limbah padat, limbah cair.

Berikut uraian dalam pengelolaan limbahdi PT. Kripton Gama Jaya :


1. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan dari proses pembuatan velg, dari
besi dan almunium menjadi produk velg itu sendiri. limbah padat
yang paling banyak dihasilkan pada industri velg adalah besi. Besi
berasal dari stasiun pemotongan bahan. Besi yang tidak terbuang
berupa potongan kecil dan sedang yang telah terpisah dari bentuk
pertamanya. Jumlah besi terbuang yang dihasilkan adalah 10% dari
jumlah besi yang dipotong. Limbah padat ini oleh PT. Kripton Gama
Jaya dimanfaatkan sebagai bahan bakar stasiun ketelan untuk
menghasilkan energi uap dan energi listrik. Energi digunakan untuk
mendukung proses produksi.

Serbuk besi Sumber : Dokumentasi


Pribadi,2022

21
22

Serbuk besi dihasilkan dari proses pemotongan dan pembentukan velg


pada stasiun produksi. Serbuk besi PT. Kripton Gama Jaya
berbentuk padat dan berwarna hitam. Serbuk besi memiliki bau yang
tidak sedap jika habis dipotong.
2. Limbah Cair

Limbah cair yang dihasilkan PT. Kripton Gama Jaya adalah


air pendingin, air bekas pencucian lantai, ceceran pewarna, larutan
air kondensat, air bekas cucian evaporator, air jatuhan kondensor,
dan air penangkap abu boiler. Debit air limbah yang dihasilkan
berbeda. Debit air kondensat dan air buanga

Tabel 5.1 Debit air buangan pabrik

Macam air buangan Debit


M3/jam/100 ton tebu
Air pendingin 374-614
Air pewarna 5-10
Air kondensor 600-1000
Air boiler 24
Sumber : Data Pabrik PT. Kripton Gama Jaya,2022.
Limbah cair yang dihasilkan oleh proses produksi velg diolah
terpisah dengan prinsip pengendapan. Setelah pencemar dihilangkan
dalam limbah, maka yang tersisa adalah air bersih yang kemudian
dapat dimanfaatkan kembali untuk proses produksi atau unruk
pendingin mesin.
3. Kebisingan

Selain menghasilkan dua jenis limbah, kegiatan produksi juga


menghasilkan pencemaran udara. Pencemaran ini ditimbulkan dari
operasi mesin- mesin proses produksi. Pencemaran yang ditimbulkan
tidak hanya terasa di pabrik tetapi juga di lingkungan sekitar pabrik.
Tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh aktivitas pabrik berbeda. Di
23

dalam pabrik tingkat kebisingan yang terjadi adalah 78-85 dBA,


sedangkan dalam radius 500 m dari pabrik tingkat kebisingannya
adalah 47-52 dBA.

5.2 Kesahatan dan Keselamatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu faktor


pendukung utama dalam kegiatan produksi dari suatu perusahaan,
khususnya di PT.Kripton Gama Jaya, hal ini sangat mempengaruhi
kualitas output yang secara langsung berpengaruh terhadap
kelangsungan siklus perkembangan perusahaan.

Demi menunjang keselamatan dan kesehatan kerja karyawan,


maka PT.Kripton Gama Jaya telah melengkapi sarana dan prasarana di
dalam perusahaan yang dapat menghindarkan para pekerja dari
kecelakaan kerja akibat hal-hal yang dianggap rawan atau
membahayakan diri karyawan. Sarana dan prasarana yang terdapat di
PT.Kripton Gama Jaya, antara lain :
a. Pelindung mesin yang berputar

Pelindung mesin bertujuan untuk melindungi para pekerja dari


kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan cacat permanen.
b. Pemakaian masker untuk tempat yang berdebu

Penggunaan masker bertujuan untuk menghindarkan para pekerja


dari debu yang dapat mengganggu saluran pernafasan.
c. Pelindung telingauntuk tempat yang bising

Pelindung telinga bertujuan untuk melindungi telinga dari suara


bising yang dapat mengganggu indera pendengaran.
d. Pemakaian helm kerja

Pemakaian helm kerja bertujuan untuk melindungi karyawan dari


kotoran dan reruntuhan benda yang dapat mengancam
keselamatan kerja.
24

d. Pemakaian sepatu karet untuk pekerja yang berhubungan dengan


listrik Listrik bertekanan tinggi dapat mengancam keselamatan
para pekerja ketika terjadi arus pendek, sehingga pemakaian
sepatu karet diharapkan dapat melindungi kesehatan dan
keselamatan para pekerja dari arus listriktersebut.
e. Pemasangan slogan/himbauan keselamatan kerja
Fasilitas yang disediakan untuk kesehatan kerja antara lain:

a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala

Pemeriksaan kesehatan secara berkala sangat penting untuk


dilaksanakan karena kesehatan karyawan sangat menunjang bagi
kelancaran produksi.
b. Tenaga dan ahli medis

Tenaga dan ahli medis (dokter, mantri dan poliklinik) merupakan


sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan pemeriksaan
kesehatan karyawan.
c. Persediaan kotak P3K

Kotak P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan) menjadi alat


yang digunakan para pekerja untuk mengatasi kecelakaan ringan
yang terjadi dalam pabrik.
d. Pengukuran lingkungan kerja yang meliputi penanganan
kebisingan, serta penerangan di masing-masing stasiun.
BAB VI

TUGAS KHUSUS
6.1 Landasan Teori

Kondisi lingkungan kerja fisik sangat berpengaruh terhadap


kinerja seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung. Pasar
global dengan program industrialisasi saat ini menggunakan mekanisasi
dengan teknologi yang cukup tinggi yang diikuti tanpa ahli teknologi dan
kesiapan SDM yang memadai. Akibatnya muncul berbagai masalah
baru diantaranya adalah kondisi lingkungan kerja fisik yang
membahayakan kesehatan dan keselamatan pekerja. Selain itu,kondisi
lingkungan kerja fisik perlu dicermati karena apabila tidak terkendali dan
melebihi nilai ambang batas atau standar yang telah ditetapkan dapat
memperlemah fungsi tubuh, bahkan menurunkan kinerja karyawan
yang akhirnya menurunkan tingkat produktivitas perusahaan.
Faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja ada bermacam-
macam, salah satunya ialah kebisingan. Kebisingan adalah bunyi atau
suara yang tidak dikehendaki yang bersifat mengganggu dan bahkan
dapat menurunkan daya seseorang terpapar. Kebisingan di tempat kerja
mampu mengurangi kenyamanan, ketenangan kerja,gangguan
pendengaran,tekanan darah meningkat,denyut jantung dipercepat,
kontaksi pembuluh darah,meningkatkan metabolism,menurunnya
aktivitas alat pencernaan. Tensi otot bertambah sehingga mempercepat
kelelahan akhirnya menurunkan produktivitas kerja. Umumnya
kebisingan berasal dari suara mesin-mesin atau alat-alat bantu kerja
lainnya dalam proses produksi.

PT Kripton Gama Jaya merupakan pabrik penghasil velg terbesar


di Yogjakarta. Mesin-mesin yang digunakan pada pabrik ini ada yang
masih manual ada yang sudah otomatis. Tetapi mayoritas masih
membutuhkan tenaga manusia untuk mengoperasikannya. Keselamatan
kerja pada Kripton Gama Jaya kurang diperhatikan

25
26

dengan tidak semua pekerjs mengunakan alat pelindung diri (APD).


Selain itu, mesin-mesin besar yang ada pada pabrik jaraknya terlalu
dekat dengan pekerja, tidak ada garis bantu untuk keamanan sehingga
dapat membahayakan keselamatan. Kemudian untuk lingkungan kerja
fisik pada pabrik jika dilihat dari kebisingannya di beberapa stasiun tidak
terdapat sekat bahkan peredam ruangan, jadi suara mesin dapat
terdengar cukup keras didalam pabrik.

Kebisingan merupakan bunyi yang tidak dikehendaki karena tidak


sesuai dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan
gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan manusia (Dwi P.
Sasongko, dkk, 2000:1). Selain itu pengertian kebisinganmerupakan
bunyi yang didengar sebagai rangsangan-rangsangan pada telinga oleh
getaran-getaran melalui media elastis manakala bunyi-bunyi tersebut
tidak diinginkan, ada tiga jenis bising yaitu ; bising --- bising—bising000,
bising11 adalah kebisingan terus menerus pada suatu tempat contohnya
adalah suara mesin yang selalu hidup yang berasal dari lokasi industry,
bising Intermitten adalah bunyi bising tidak terjadi secara terus
menerus, tetapi ada masa tenaganya, contohnya adalah suara pesawat
terbang yang akan lepas landas dari bandara, dan yang terakhir bising
Impulsive durasi bising hanya dalam sepersekian detik contohnya
adalah suara ledakan bom, (Suma’mur P.K.,1996:57).

Sumber bising dibagi menjadi 5 bagian yaitu transportasi, kontruksi,


pemukiman, kegiatan industri, dan bising karena sebab – sebab tertentu,
transportasi merupakan bising kendaraan bermotor, pesawat terbang,
helicopter, dan kereta api. Kontruksi biasanya berasal dari suara mesin
disel dan peralatan lain yang digunakan dilokasi kontruksi, seperti alat
bor dan lainnya. Pemukiman sumber bising berasal dari aktifitas
perumahan, seperti suara music yang dihidupkan dengan volume yang
tinggi, suara renovasi rumah dan suara teriakan didalam rumah. Kegiatan
industry berasal dari mesin yang digunakan dalam pengolahan material
27

serta dari turbin gas dan uap. Bising karena sebab tertentu disebabkan
karena ada peristiwa alam.

Manusia daoat mendengarkan suara mulai dari 0-140 dB. Ada yang
dinamakan ambang pendengaran dan ambang rasa sakit pada manusia,
ambang pendengaran adalah suara paling lemah yang masih bisa
didengar oleh manusia, ambang rasa sakit adalah suara paling tinggi yang
masih bisa didengar oleh manusia tanpa menimbulkan rasa sakit,
pengertian bising berbeda – beda pada tingkat bising tertentu.

Dampak kebisingan terhadap manusia dapat menyebabkan berbagai


gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan
ketulian, beberapa ilmuan mengolongkan gangguannya berupa gangguan
auditori, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non
auditori seperti gangguan komunikasi, ancaman bahaya keselamatan,
menurunya performa kerja, stress dan kelelahan.

Alat ukur kebisingan yang sering dipakai ada 3 jenis yaitu, noise
dosimeter, sound level meter dan audiometer, ketiga jenis alat ini
memiliki fungsi yang berbeda – beda, untuk noise dosimeter untuk
mengukur eksposur terhadap kebisingan harian berupa instrumental
kecil, sedangkan sound level meter untuk mengukur kebisingan suatu
area, alat ini mampu mengukur kebisingan secara langsung (direct) dan
mampu merekamnya untuk melihat kecenderungan kebisingan dalam
satuan waktu. Dan untuk audiometer untuk mengukur ketajaman
pendengaran seseorang yang digunakan untuk mengukur ambang
pendengaran dan mengindikasikan kehilangan pendengaran, pembacaan
dapat dilakukan secara manual atau otomatis yang bisa digunakan untuk
mencatat kemampuam pendengaran disetiap telinga pada seret frekuensi
yang berbeda, menghasilkan audiogram ( grafik ambang pendengaran
untuk masing – masing telinga pada suatu rentang frekuensi )
28

Tabel 6.1 Sifat Ambang Batas Tingkat Kebisingan

Sifat Desibel Contoh


Menulikan 100-120 Halilintar,Meriam
Sangat Hiruk 80-100 Jalan hiruk pikuk,pabrik
Kuat 60-80 Kantor gaduh,radio
Sedang 40-60 Rumah gaduh
Tenang 20-40 Kantor perorangan
Sangat Tenang 0-20 Suara daun jatuh
Sumber : Modul Praktikum Ergonomi,2018.
6.2 Pengumpulan Dan Pengolahan Data

Teknik pengumpulan data merupakan Teknik atau metode yang


digunakan untuk mengumpulkan data yang akan diteliti, Teknik
pengumpulan data memerlukan langkah yang strategis dan juga
sistematis untuk mendapatkan data yang valid dan juga sesuai dengan
kenyataan.

Data yang digunakan untuk menentukan penerapan APD dan


pengaruh kebisingan terhadap kinerja pekerja pabrik, karena
kebanyakan karyawan PT. Kripto Gama Jaya masih acuh dengan standar
pekerja di Indonesia, karena tidak menggunakan alat pelindung diri,
selain dari pembimbing ialah dengan melakukan pengamatan dan
pengukuran.

Langkah-langkah penelitian pada PT. Kripton Gama Jaya yaitu :


a. Mengamati lingkungan pabrik dan saat pekerja pabrik
melakukan pekerjaannya.
b. Mengumpulkan data dengan mengukur tingkat kebisingan
dengan aplikasi sound level meter.
c. Mengambil data pengaruh kebisingan menggunakan kuisioner
benar dan salah kepada pekerja pabrik yang sedang bekerja
dan terpapar kebisingan mesin pabrik.
d. Menganalisa data yang diperoleh berupa penggunaan APD pada
pekerja.
29

e. Menganalisa data yang diperoleh dengan melihat tingkat

Dibawah ini adalah potret pekerja di PT. Kripton Gama Jaya

Gambar 6.1 Pekerja Pabrik Melakukan Perbaikan disuatu


Stasiun Pabrik

Sumber : Dokumentasi Pribadi Kerja Praktek,2021.

Kemudian dibawah ini merupakan hasil pengumpulan data


mengenai tingkat kebisingan pada pabrik velg Kripton Gama Jaya.

Tabel 6.2 Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan

Sumber : Hasil pengamatan,2021.


30

Berikut kuisioner benar dan salah yang digunakan untuk pengambilan data
pengaruh kebisingan terhadap kinerja pekerja pabrik.

Gambar 6.2 Kuisioner Benar dan Salah

Sumber : Praktikum Ergonomi,2018.

Pengumpulan data menggunakan kuisioner benar dan salah ini


dilakukan saat pekerja sedang terpapar kebisingan di suatu stasiun kerja
dengan tingkat kebisingan tertentu, kemudian pekerja menentukan diantara
dua kolom tersebut apakah memiliki kesamaan atau tidak. Selanjutnya hasil
kuisioner dari para pekerja dikoreksi sesuai dengan kunci jawaban yang
telah dibuat, dengan begitu dapat terlihat berapa jawaban yang benar dan
salah sesuai dengan kunci jawabannya sehingga dapat menentukan
konsetrasi pekerja terganggu atau tidak. Berikut data hasil kuisioner benar
dan salah.
31

6.3 Hasil dan Pembahasan

Pada hasil dokumentasi yang diperoleh pada pekerja saat


melakukan pekerjaannya sebagai berikut

Gambar 6.3 Pekerja Pabrik Melakukan Perbaikan disuatu


Stasiun Pabrik

Sumber : Dokumentasi Pribadi Kerja Praktek,2021.

Saat pekerja melakukan pekerjaan nya yakni akan mengangkat alat


yang ada pada pabrik terlihat bahwa tidak ada penggunaan APD
untuk melindungi pekerja. Hanya menggunakan topi penutup
kepala namun tidak cocok jika digunakan di lingkungan pabrik,
karena tidak mampu menjaga kepala dari alat yang menimpa atau
bahkan percikan api. Kemudian terlihat salah satu pekerja hendak
menarik rantai dan tidak memakai sarung tangan.
32

Gambar 6.4 Pekerja Pabrik Melakukan Perbaikan disuatu


Stasiun Pabrik

Sumber : Dokumentasi Pribadi Kerja Praktek,2021

Selanjutnya pada hasil dokumentasi diatas saat pekerja


melakukan pekerjaan nya yakni mengelas besi tidak
menggunakan APD berupa sarung tangan dan juga kacamata.
Padahal pekerjaan ini juga memiliki resiko kecelakaan kerja yang
cukup tinggi. Bahkan salah satu pekerja hanya menggunakan
sandal sehingga tidak dapat melindungi kakinya dari percikan
api.
33

6.4 Pengolahan Data


A. Periode pengukura
Pengukuran dilakukan selama aktifitas pekerja sedang berlangsung
(Lsm) meliputi :
Siang hari tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 8 jam (Ls)
pada selang waktu 07.00
B. Periode pengambilan sampel bising 8 jam :
- L1 diambil pada jam 07.00 mewakili jam 06.00 – 09.00
- L2 diambil pada jam 10.00 mewakili jam 09.00 – 14.00
- L3 diambil pada jam 15.00 mewakili jam 14.00 – 17.00
C. Metode pengukuran
Pengukuran tingkat kebisingan lingkungan kerja dengan
mengunakan metode manual dengan menggunakan sound level,
diukur tingkat bunyi (dBA) selama 10 menit, untuk setiap
pengukuran pembacaan setiap 5 detik Ltms dan jumlah data yang
dikumpulkan selama 10 menit 120 buah
Tabel 6.3 Pengukuran data

35,6 40,0 44,4 35,2 45,1 55,0 64,9 74,8 73,5 67,9 64,7 64,4
47,7 36,6 38,7 44,1 49,5 54,9 60,3 65,6 65,3 65,0 64,7 64,4
59,8 41,0 36,9 32,8 37,8 66,5 35,8 70,5 55,2 57,8 67,1 70,5
71,9 60,8 35,1 55,7 68,9 51,8 47,2 70,9 67,5 59,9 48,2 70,3
72,0 42,0 37,6 65,8 57,9 54,0 71,3 67,4 60,7 68,8 57,8 55,5
56,8 60,8 40,1 76,3 40,7 66,9 67,5 59,3 50,8 71,6 49.5 78.0
41,8 42,0 42,6 76,8 55,3 53,8 56,7 57,7 70,3 68,5 66,2 66,3
32,8 73,0 44,3 78.9 48.4 45,6 49,8 58,6 60,4 57,4 58.3 64,0
40,0 43,3 46,0 66,3 46,4 67,4 57,6 47,4 70,6 59,2 57,8 66.6
41,9 43,2 44,5 54,4 67,8 51,3 59,9 58,2 76,7 64,1 80,7 66,3
Sumber. Pengambilan data sendiri
34

D. Perhitungan
Hitung range (r) Max – Min
80,7 – 32,8 = 47,5
Hitung jumlah kelas (k) 1 + 3,3 log n
1 + 3,3 log 120 = 7,86
Hitung interval kelas (i) r/k
47,5 / 7,86 = 6,1
Distribusi frekuensi
Tabel 6.4 Interval kebisingan

No. Interval Bising Nilai Tengah Frekuensi


1 32,8 – 38,7 35.8 11
2 38,8 – 44,7 41,8 22
3 44,8 – 50,7 47,8 15
4 50,8 – 56,7 53,8 17
5 56,8 – 62,7 59,8 13
6 62,8 – 68,7 65,8 18
7 68,8 – 74,7 71,8 14
8 74,8 – 80,7 77,8 10
Sumber. Pengambilan data sendiri
Hitung Ltms
= 10 log 1/n ∑Tn.10 0,1 Ln
= 10 log 1/120 (Ti.10.Li 0,1 Li + 35,8 Tj.10 0.1 Lj 0,1 Lj)
= 10 log 1/120 ( 11.10 0,135,8 + Data + 10.10 0,1.77,8)
= 10 log 1/120 ( 890354002)
= 68,70 dBA
35

berikut Tabel 6.5 Hasil Analisa Pengaruh Kebisingan

Data
No. Stasiun Hasil
dB Rata-rata Jawaban Benar
1. Pembersihan 76,6 16 Tidak Terganggu
2. Pembentukan 65,3 17 Tidak Terganggu
3. Pengecetan 40,6 18 Tidak Terganggu
Sumber : Data Pengukuran Tingkat Kebisingan PT. Kripton Gama Jaya,2021.
Analisis
Setelah dilakukan pengukuran di ke 3 titik, diketahui bahwa titik 1
sampai titik 3 dapat dikatakan aman karena nilainya memenuhi
persyaratan buku mutu KepMen LH RI No. 45 tahun 1996 tentang baku
tingkat kebisingan dan tidak berpengaruh kepada karyawan
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan

Dari hasil yang dilakukan di PT. Kripton Gama Jaya maka


kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil analisa dan pengolahan
data sebagai berikut:

a. Tingkat kebisingan di PT. Kripto Gama Jaya masih


dikategorikan aman, karena sesaui dengan persyaratan baku
mutu KepMen LH RI No.48 tahun 1996.

b. Harus menetapkan peraturan penggunaan APD kepada


karyawan.

7.2 Kesimpulan Kusus


a. Tingkat kebisingan 80,3 yaitu dapat dikategorikan aman

b. Hasil kuisioner yang diperoleh bahwa pekerja tidak terganggu


dengan tingkat kebisingan yang ditimbulkan pada mesin yang
berada diarea pabrik.
7.3 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada PT. Kripton Gama
Jaya berdasarkan analisis yang telah dilakukan ditugas khusus
untuk bisa dijadikan pertimbangan bagi pihak perusahaan dalam
memperbaiki tingkat kebisingan antara lain:

a. Perlu adanya evaluasi pada bagian stasiun pembersihan agar


pekerja tidak terlalu terganggu oleh kebisingan mesin yang ada
pada pabrik

b. Perusahaan sebaiknya memperhatikan semua pekerja saat


bekerja karena masih ada pekerja yang tidak memakai alat
pelindung diri

36
DAFTAR PUSTAKA

Abarca, R. M. (2021). Perencanaan pengembangan kualitas produk berdasarkan


preferensi KONSUMEN DENGAN INTEGRASI METODE KANO DAN
QFD (Studi Kasus CV Brawijaya Dairy Industry). Fahri Fajrianshah, 2012,
2013–2015.
Alvin Cakra Pratista. (2021). Analisis Kualitas Pelayanan Menggunakan Metode
Service Quality dan Diagram Kano untuk Meningkatkan Kepuasan
Nasabah di Bank Jabar Banten Syariah Cabang Bandung. Jurnal Riset
Manajemen Dan Bisnis, 1(1), 10–15. https://doi.org/10.29313/jrmb.v1i1.33
Anindya Puspitasari, S. (2019). Jurnal SENOPATI Sustainability, Ergonomics,
Optimization, and Application of Industrial Engineering Analisa Kualitas
Pelayanan untuk Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Menggunakan Metode
Kano dan Quality Function Deployment (Studi Kasus PT. Bank X). Jurnal
Senopati, 41–49.
Dyana, N. (2020). Analisis Qfd (Quality Function Deployment) Untuk Perbaikan
Produk Thai Tea Merek Kaw-Kaw Di Ukm Waralaba Di Landungsari,
Malang. Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri), Vol. 3 No.(2),
153–159.
Erawati, A., & Lukmandono. (2020). Disain Peningkatan Penjualan Produk pada
Industri Kecil Menengah (IKM) dengan Pendekatan Kano dan Quality
Function Deployment (QFD). Jurnal Senopati, 1, 107–115.
Fajri, C., & Sutrisno. (2020). Perancangan Shelter Bus Mebidang Dengan
Menggunakan Quality Function Deployment (QFD). Jurnal Sistem Teknik
Industri, 22(1), 77–89. https://doi.org/10.32734/jsti.v22i1.3630
Indra, A. S. N. I., & Rukmayadi, D. (2019). Analisa Atribut dan
Pengembangan Produk Croissant Pada PT.XYZ dengan Metode Kano
dan Quality Function Deployment. Jurnal Seminar Nasional Sains Dan
Teknologi, 1–8.
Indriati, A., Andriana, Y., Mayasti, N. K. I., Iwansyah, A. C., Luthfiyanti, R.,
Agustina, W., & Gasong, L. S. (2021). Pengembangan Produk Rowe Luwa
Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd). Agrointek,
15(2), 639–648. https://doi.org/10.21107/agrointek.v15i2.9309
Kasus, S., Home, D. I., & Ramsus, I. (2021). MENGGUNAKAN INTEGRASI
METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT ( QFD ) DI
HOME.
Kepada, D., Muhammadiyah, U., Memenuhi, U., Satu, S., Akademik, P.,
Menyelesaikan, D., & Sarjana, P. (2022). Usulan peningkatan kualitas
pelayanan jasa penginapan berbasis halal tourism dengan metode ipa,
kano, dan qfd.
Kualitas, A., Dengan, P., Servqual, M., Model, D. A. N., Industri, J. T., Teknik,
F., & Malang, U. M. (2017). ( STUDI KASUS PT POS INDONESIA (
PERSERO ) ( Studi Kasus :
PT Pos Indonesia Persero Magetan ).
Maligan, J. M., Dwisaputra, M. A., & Mustaniroh, S. A. (2020). Pengembangan
Produk Kopi Premium Dengan Metode Qfd Sebagai Produk Unggulan
Kelompok Tani Kopi
Makmur Abadi. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 8(4),
185–196. https://doi.org/10.21776/ub.jpa.2020.008.04.2
Muhammad Rizki1, Adilla Try Almi2, Ismu Kusumanto3, Anwardi4, S.
(2021). Aplikasi Metode Kano Dalam Menganalisis Sistem Pelayanan
Online Akademik FST UIN SUSKA Riau pada masa Pandemi Covid-19.
18(02), 180–187. http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/sitekin/article/view/12710/6316
Namin, N., & Everhard, J. (2020). Sistem Pendukung Keputusan Kinerja
Karyawan Tenaga Kependidikan Terbaik Dengan Metode Simple Additive
Weighting (SAW) Dan Metode Kano Studi Kasus Universitas Mercu Buana.
Jurnal Ilmiah FIFO, 12(1), 22. https://doi.org/10.22441/fifo.2020.v12i1.003
Olga, L., & Rudihartati, L. (2020). Implementasi Quality Function
Deployment (QFD) dalam Upaya Peningkatan Kualitas Produk Udang
Beku (Studi Kasus PT. X).
Prosiding Seminar Nasional Darmajaya, 1, 194–205.
Permata, V. I., & Dwiyanto, B. M. (2020). Peningkatan Kualitas Restoran
dengan Pendekatan Quality Function Deployment ( QFD ).
Diponegoro Journal of Management, 9(4), 1–15.
Prabowo, R., & Zoelangga, M. I. (2019). Pengembangan Produk Power Charger
Portable dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment
(QFD). Jurnal Rekayasa Sistem Industri, 8(1), 55–62.
https://doi.org/10.26593/jrsi.v8i1.3187.55-
62
Reinhart, M., & Wilujeng, F. R. (2022). Meningkatkan Mutu Pelayanan Di
Holland Bakery Tegal Rotan Dengan Metode Ipa, Kano, Dan Qfd. JIEMS
(Journal of Industrial Engineering and Management Systems), 15(1), 45–62.
https://doi.org/10.30813/jiems.v15i1.3603
Safi’i, I. (2018). Klasifikasi Atribut Pelayanan Mobile Banking dengan Kano
Model Berdasarkan Dimensi E-Servqual. Jurnal Sistem Dan Manajemen
Industri, 2(2), 77. https://doi.org/10.30656/jsmi.v2i2.696
Sarvia, E., Wianto, E., Halim, E. A., & Natalia, E. (2022). Perancangan
Fasilitas Tempat Tidur bagi Lansia Menggunakan Metode KANO dan
QFD. 11(2), 167–180.
Sedayu, A. (2019). Pendekatan QFD Menggunakan Respon Teknis Untuk
Peningkatan Pelayanan Terminal : Studi Kasus Terminal Tlogomas Kota
Malang. Jurnal Penelitian Transportasi Darat, 20(2), 65.
https://doi.org/10.25104/jptd.v20i2.631
Servqual, I., Model, D. A. N., Kedalam, K., Upaya, S., Kualitas, P.,
Pengunjung, T. K., Industri, J. T., Teknik, F., & Malang, U. M. (2022).
Retma Herdina Tarigan.
Setyabudi, M. F., Kurniawan, M. D., & ... (2022). USULAN PEMASARAN
PRODUK GAWANG BAJU MENGGUNAKAN METODE SWOT
DAN QFD (Studi Kasus: UKM AVANDI TEKNIK). JISI: Jurnal
Integrasi …, 9(1), 25–35.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi/article/view/9722%0Ahttps://jurnal.um
j.ac.i d/index.php/jisi/article/download/9722/6874
Suryadi, T., Sidiq, A., & Anggraini, M. (2022). PERANCANGAN DESAIN CUP
HOLDER MINUMAN KOPI DENGAN METODE QUALITY FUNCTION
DEPLOYMENT (QFD) (Studi
Kasus : Coffee Shop Dotuku Kopi). Jurnal Rekayasa Industri (Jri),
4(1), 1–12. https://doi.org/10.37631/jri.v4i1.426
WIJAKSANA, M., & IRIANI, S. (2019). Penggunaan Metode Kano Sebagai
Analisis E- Servqual Pada Website Www. Siakadu. Ac. Id (Studi Pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi …. Jurnal Ilmu …, 7.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jim/article/view/29334

Anda mungkin juga menyukai