Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

DISUSUN OLEH:

NAMA: ALFIYANTI BENYAL

NIM: 202372033

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatnya, dapat
menyelesaikan Makalah Dengan judul “ Sustainability And Green Manufacturin, Kurikulum
Teknik Industri Dan Etika profesi” dengan lancar.

Penulisan Makalah ini adalah salah satu tugas untuk mata kuliah Pengantar Teknik
Industri. Dalam penulisan Makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknik penulisan dan materi. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan.

Ambon, 10 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1

A.Latar Belakang ............................................................................................................................1

B.Rumusan Masalah ........................................................................................................................2

C. Tujuan..........................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

A. Sustainability And Green Manufacturin...............................................................................3


1. Sustainability............................................................................................................3
1.1. Pengertian
Sustainability...................................................................................3
1.2. Sustainable Reporting dan
Perannya.................................................................4
2. Green Manufacturin..................................................................................................7
2.1. Pengertian Green
Manufacturin..........................................................................7
2.2. Faktor-Faktor Pendorong (Drivers) Terwujudnya Green
Manufacturing........8
2.3. Contoh Penerapan Green Manufacturing Pada
Perusahaan.............................9

3. Penjelasan mengenai Sustainability dan green manufacturing saling berkaitan..............11

B. Kurikulum Teknik Industri.................................................................................................12


1. Pengertian Kurikulum Teknik Industri.........................................................................12
2. Tujuan Kurikulum Teknik Industri...............................................................................12
3. Pengembangan Kurikulum Teknik Industri.................................................................13
iii
C. Etika profesi........................................................................................................................14
1. Pengertian Etika Profesi...............................................................................................14
2. Pekerjaan Dan Profesi..................................................................................................15
3. Ciri-Ciri Profesi............................................................................................................15
4. Prinsip-Prinsip Profesi..................................................................................................16
5. Kode Etik Profesi.............................................................................................16
6. Fungsi Kode Etik ............................................................................................17

BAB III PENUTUP..........................................................................................................19

A. KESIMPULAN ....................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengantar Teknik Industri atau Industrial Engineering merupakan ilmu yang mempelajari
pengukuran waktu kerja, tata letak pabrik, penelitian operasional, ekonomi teknik,
pengendalian kualitas termasuk juga manajemen personalia. dalam pengantar teknik
industry pembahasan mengenai pengukuran waktu kerja, tata letak pabrik, penelitian
operasional, ekonomi teknik, pengendalian kualitas termasuk manajemen personalia,
dibahas dalam Sustainability and Green Manufacturing, Kurikulum Teknik Industri dan
Etika Profesi. Sustainability sendiri merupakan issue yang menarik yang sekarang sedang
gencar dikembangkan dan diperbincangkan di Indonesia maupun di luar negeri.
Sustainability bukan hanya berkembang pada level makro saja namun sekarang sudah
merambah ke level mikro perusahaan. Sustainability disosialisasikan ditengah masyarakat
dan merupakan salah satu fokus utama sebagai upaya manusia untuk memperbaiki mutu
kehidupan dengan tetap berusaha tidak melampaui ekosistem yang mendukung
kehidupannya dengan menerapkan konsep Green Manufacturing. Konsep Green
Manufacturing ini sendiri sebelumya sudah pernah dibahas oleh Mark Atlas dan Richard
Florida pada tahun 1998. Inti pada konsep Green Manufacturing ini sendiri adalah
menciptakan sebuah sistem manufaktur yang green atau yang sering kita sebut dengan
ramah lingkungan. Konsep ini dapat dilakukan salah satunya dengan membatasi
penggunaan energi yang ada dan menggunakan teknologi yang hemat waktu. Dalam
memahami Sustainability and Green Manufacturing pada pengantar teknik industri
penerapan kurikulum menjadi acuan keberhasilan mahasiswa dalam memahami
Sustainability and Green Manufacturing. Kurikulum ini mencakup berbagai mata
pelajaran seperti manajemen operasi, manajemen rantai pasokan, perencanaan dan
pengendalian produksi, ergonomi, rekayasa sistem, manajemen kualitas, dan analisis data.
Tujuan dari kurikulum ini adalah untuk menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan

v
dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam
operasi industri. Selain itu penerapan etika profesi yang memiliki prinsip dan nilai-nilai
moral yang mengatur perilaku dan tindakan individu dalam konteks pekerjaan atau profesi
tertentu. Etika profesi bertujuan untuk memastikan bahwa praktisi profesi bertindak
dengan integritas, kejujuran, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab mereka. Etika profesi melibatkan aspek-aspek seperti kepatuhan terhadap
hukum, kerahasiaan, konflik kepentingan, perlakuan adil terhadap semua pihak yang
terlibat, dan tanggung jawab sosial.
Dari uraian latar belakang yang telah di bahas maka penulis menuliskan makalah
pengantar teknik industry dengan pembahasan mengenai Sustainability and Green
Manufacturing, kurikulum teknik industry serta etik profesi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Sustainability ?


2. Apa itu Sustainable Reporting dan perannya apa?
3. Apa itu Grenn Manufacturing ?
4. Apa faktor-faktor pendorong (Drivers) terwujudnya Green Manufacturing
5. Apa contoh penerapan Green Manufacturing pada Perusahaan?
6. Apakah Sustainability and Green Manufacturing saling berkaitan?
7. Apa itu kurikulum teknik industry?
8. Apa tujuan dan pengembangan Kurikulum Teknik Indus, tri?
9. Apa itu etik profesi
10. Apa itu kode etik profesi dan fungsinya?
11. Apa ciri-ciri dan prinsip profesi?

C. Tujuan

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas Pengantar Teknik Industri
yang di berikan oleh Pak Victor Oryon Lawalata, ST., MT.

vi
BAB II

PEMBAHASAN

A.Sustainability and Green Manufacturing

1. Sustainability
1.1. Pengertian Sustainability
Sustainability mempunyai pengertian yang luas dan sampai saat ini tidak ada. Apabila
diterjemahkan, sustainability ini mempunyai arti berkelanjutan. Namun banyak para ahli
menyatakan bahwa adanya persamaan persepsi antara pengertian sustainability dengan
sustainability development. Para ahli mendefinisikan sustainability dengan persepsi yang
berbeda-beda. Pengertian sustainability development menurut Bruntland Report (1987)
dalam:
"Sustainable development is development that meets the needs of the present without
compromising the ability of future generations to meet their own needs" Atau bila
diterjemahkan, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat memenuhi
kebutuhan saat ini tanpa harus mengorbankan kemampuan generasi masa depan dalam
memenuhi kebutuhannya.
Szekely (2005) menyatakan bahwa sustainability adalah bagaimana membangun
masyarakat dimana ekonomi, social dan tujuan ekologi harus seimbang. Salah satu
pendekatan yang paling sering digunakan untuk mengukur corporate sustainability adalah
pendekatan triple bottom line. Pendekatan tersebut melibatkan tiga dimensi yakni:
 Environmental (lingkungan); mengukur dampak pada sumber daya seperti udara,
air, emisi limbah.
 Social (sosial); berhubungan dengan corporate governance, motivasi, insentif,
keamanan dan kesehatan, pengembangan sumber daya manusia, hak asasi
manusia dan perilaku etis.

vii
 Economic (ekonomi), mengacu pada pengukuran pemeliharaan atau peningkatan
keberhasilan perusahaan sebagai contoh, teknologi dan inovasi, kolaborasi,
manajemen pengetahuan, pembelian, proses dan pelaporan sustainability.
Dalam berbagai definisi ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam konsep
sustainability ini yang paling terpenting adalah bagaimana kita memanfaatkan
sumber daya lingkungan yang ada dengan efektif, efisien dan ekonomis. Selain
itu kita juga harus menghindari hal atau pengeluaran.resiko yang tidak perlu serta
menghindari limbah sehingga tidak menghabiskan cadangan sumber daya
lingkungan, meningkatkan material dan efisiensi energi untuk generasi masa
depan.

1.2. Sustainable Reporting dan Perannya


Di dalam konsep sustainability, maka tiap perusahaan wajib menyusun laporan.
Pelaporan tersebut bisa disebut dengan Laporan berkelanjutan (Sustainable Reporting)
yang merupakan pengungkapan dari tiga aspek kerja perusahaan, yakni lingkungan,
sosial dan ekonomi. Pelaporan tersebut diharapkan menjadi alat komunikasi atau bukti
untuk pemangku kepentingan untuk mengetahui apa saja yang dilakukan oleh suatu
perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan kinerja. lingkungan maupun sosialnya.
Adapun pedoman penyusunan pelaporan sustainability untuk perusahaan yang dibuat
oleh Global Reporting Initiative. Di dalam pedoman tersebut disebutkan bahwa Global
Reporting Initiative (GRI) bertujuan untuk mendorong penerapan pelaporan
keberlanjutan sebagai cara bagi perusahaan dan organisasi agar menjadi lebih
berkelanjutan dan berkontribusi terhadap ekonomi global yang berkelanjutan.

Misi GRI adalah untuk membuat pelaporan keberlanjutan menjadi praktik standar. Agar
semua perusahaan dan organisasi dapat melaporkan kinerja dan dampak ekonomi,
lingkungan, sosial, serta tata kelola mereka, GRI membuat Pedoman Pelaporan
Keberlanjutan tidak berbayar. Menurut GRI sendiri menyebutkan bahwa "A
sustainability report is a type of corporate or organizational report. A sustainability report
conveys sustainability-related information in a way that is comparable with financial
reporting". Berdasarkan pedoman G4 Sustainability Reporting (2013), ada beberapa
prinsip-prinsip yang dianut untuk mendefinisikan isi reportnya, antara lain:

viii
 Inclusivity: The reporting organization should identify its stakeholders and
explain how it has responded to their issues in the report
 Relevance and Materiality: The informatiion in a report should cover issues and
indicators that would substantively influence the decisions of the stakeholders
using the report
 Sustainability Context: The reporting organization should present its
performance in the wider context of sustainability, where such context has
significant interpretative value.
 Completeness: coverage of the releant and material issues and indicator, and
definition of the report boundary should be sufficicent to enable stakeholders to
assess the reporting organization's economic, environmental, and social
performance in the reported period Pedoman GRI Guidelines juga menyebutkan
prinsip-prinsip yang menjamin kualitas dari informasi yang dilaporkan, antara
lain:
 Balance: The report should provide a balanced and reasonable presentation of the
reporting organization's performance
 Comparability: The information reported should remain consistent and be
compiled and presented in a manner that enables stakeholders using the report to
analyze changes in the organization's performance over time as well as relative to
other organizations.
 Accuracy: The reported information should be accurate and sufficiently detailed
for stakeholders using the report to make decisions with a high degree of
confidence
 Timeliness: The information is presented in time, and on a regular schedule, for
stakeholders using the report to be able to make informed decisions.
 Clarity: Information should be made available in a manner that is understandable
by and accesssible to stakeholders using the report
 Assurability: Information and processes used in the preparation of a report should
be recorded, compiled, analyzed and disclosed in a way that could be subject to
review and assurance.

Ruang lingkup reporting meliputi hal-hal sebagai berikut:

ix
 Strategy and Analysis, yang digambarkan dari statement CEO dan Preskom. atau
ketua organisasi independen terhadap organisasi pembuat laporan yang
memaparkan risiko dan peluang penting secara ringkas.
 Organization Profile, meliputi nama organisasi, produk-produknya, struktur
operasional, negara-negara di mana perusahaan beroperasi, kondisi kepemilikan
dan badan hukumnya, pasar, skala organisasi, serta keputusan- keputusan penting
selama periode pelaporan
 Reporting Parameters: lingkup atau profilnya, keterangan mengenai prosesnya,
dan batasan pelaporan, daftar isi dan assurance yang menerangkan lingkup dan
dasar penilaian dari pihak independen yang digunakan ketika melakukan
penilaian dan melaporkannya.

Governance (struktur organisasi dan tata kepemimpinan dalam organisasi


tersebut). Commitments to External Initiatives (keterangan mengenai apakah dan
bagaimana pendekatan tertentu diambil oleh perusahaan dengan mengacu pada
prinsip-prinsip/ perjanjian kesepakatan dalam hal sosial dan lingkungan yang
dikembangkan secara eksternal dan diterapkan secara sukarela) dan Engagement
(sebagai gambaran luasnya pemangku kepentingan yang didefinisikan oleh
organisasi dan relasi dengan para pemangku kepentingan tersebut) GRI juga
menyebutkan beberapa indicator kinerja yang digunakan untuk membantu
organisasi-organisasi pelapor mengetahui lingkup dan aspek yang dibahas dalam
laporannya antara lain:
 Kinerja perekonomian, meliputi: pencipataan dan pendistribusian nilai ekonomi,
kehadiran di pasar serta dampak ekonomi secara tak langsung.
 Kinerja lingkungan, meliputi: bahan yang digunakan, energi dan konsumsinya,
air dan konsumsinya, pembuangan - emisi pelepasan limbah (cair, padat dan
gas), produk dan jasa, kepatuhan, transport, dan penilaian aspek-aspek itu secara
keseluruhan
 Kinerja sosial dalam praktek perburuhan dan pemenuhan aturan- aturan
hubungan industrial, meliputi: kondisi pekerja (jumlah, komposisi gender,
pekerja purna waktu dan paruh waktu), relasi buruh dengan manajemen,

x
keselamatan dan kesehatan kerja, pelatihan pendidikan pengembangan karyawan,
serta keberagaman dan peluang.
 Kinerja sosial dalam aspek HAM, meliputi: praktek manajemen, penerapan
prinsip non-diskriminasi, kebebasan untuk mengikuti perkumpulan, tenaga kerja
anak, pemaksaan untuk bekerja, praktek pendisiplinan, praktek pengamanan, dan
hak-hak masyarakat adat.
 Kinerja sosial terhadap masyarakat, meliputi bebagai kepedulian dan langkah
perusahaan mengantisipasi atau mengelola isu-isu: komunitas, korupsi, kebijakan
publik, serta perilaku anti-kompetitif seperti anti-trust dan monopoli
 Kinerja sosial dalam aspek product responsibility, yaitu mencakup beberapa
aspek: kesehatan dan keselamatan dari pengguna produk dan pelanggan pada.
umumnya, produk dan jasa, komunikasi untuk pemasaran, serta customer
privacy.
Perusahaan perusahaan yang menerapkan konsep sustainability menggunakan
Global Reporting Initiative sebagai acuan dan pedoman pembuatan pelaporan.
Pelaporan ini digunakan pemangku kepentingan untuk menilai aspek aspek yang
diperlukan. Sustainability reporting pada prinsipnya merupakan inisiatif bersama
dari berbagai pihak dalam membangun kepedulian untuk peningkatan kinerja
bisnis terhadap lingkungan dan masyarakat.

2. Green Manufacturing
2.1 Pengertian Green Manufacturing
Green Manufacturing merupakan suatu gerakan baru dalam dunia industriatau dunia
manufaktur dimana meminimalisir sampah atau gas buang yangdihasilkan dari proses
produksi “zero emission strategy”. Konsep dasar dari greenmanufacture yaitu “we borrow
the earth from our descendants”. Sampah atauemisi yang dihasilkan dari hasil produksi
lama-lama akan merusak bumi, padahalkita harus menjaga bumi ini untuk kelangsungan
hidup anak cucu kita nanti. Makadari itu dibuatlah suatu gerakan baru dalam dunia
manufacture yaitu greenmanufacture agar sampah atau emisi yang dihasilkan dapat diolah
kembali ataudapat diatasi dalam proses pembuangannya agar tidak merusak bumi baik
secara langsung maupun tidak langsung.

xi
Perusahaan manufaktur yang sudah menggunakan konsep greenmanufacturing dalam
proses produksinya secara tidak langsung sudah membantumenjaga bumi ini. Perusahaan
juga mendapatkan standar yang lebih tinggi dalam peningkatan kualitas karena dapat
mengatasi sendiri sampah atau emisi yangdihasilkan dari hasil produksinya. Green
manufacturing mendasarkan pada sistem produksi yang berkelanjutan (sustainable
production system) dalam menghasilkansebuah produk. Produk industri tersebut memiliki
siklus hidup, mulai dari perancangan, pembuatan, distribusi, pemanfaatan dan sisa produk
yang memilikidampak kerusakan terhadap lingkungan dan kesehatan, serta
mengkonsumsisumber daya alam seminimal mungkin (material dan energi). Industri
yangmenerapkan green manufacturing akan memiliki performa industri yang
ramahlingkungan serta efisien dari segi ekonomi.
Perusahaan manufaktur yang memproduksi barang-barang elektronik jugaharus
menggunakan eco manufacturing karena mengingat sampah elektronik menjadi masalah
penting yang harus diatasi. Barang elektronik termasuk kedalamkemajuan teknologi
dimana teknologi tersebut berhubungan dengan lingkungan,sosial dan juga ekonomi.

2.2 Faktor-Faktor Pendorong (Drivers) Terwujudnya Green Manufacturing


 Keuntungan Finansial
Penerapan teknologi bersih dengan cara menggunakan sumber dayadan energi
secara optimal akan meningkatkan keuntungan finansial bagiUKM.
 Citra Perusahaan
Memiliki nama baik atau merk perusahaan yang baik, sehingga dapatmenjadi
keunggulan dalam bersaing dan mempengaruhi tingkat kepuasankonsumen.
 Konservasi Lingkungan
Tanggung jawab perusahaan agar dapat melindungi lingkungan hidupserta alam
sekitarnya yang dikarenakan oleh menipisnya sumber daya alamdan keprihatinan
pelestarian lingkungan.
 Kepatuhan Terhadap Peraturan
Sikap sebuah perusahaan untuk bersedia mentaati dan mengikutispesifikasi,
standar atau aturan yang berorientasi lingkungan dalam proses produksinya yang
telah diatur dengan jelas, dimana aturan tersebutditerbitkan oleh lembaga yang
berwenang.

xii
 Inovasi “Hijau
”Adanya inovasi-inovasi baru dibidang proses produksi yang prolingkungan yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mewujudkan GM.
 Kebutuhan Rantai Pasok
Kebutuhan rantai pasok mendorong perusahaan untuk merancang produk dengan
mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan,sebagai contoh,
mempertimbangkan penggunaan bahan sisa menjadi input proses produksi dalam
rangka memanfaatkan pasokan bahan sisa dari perusahaan lainnya.
Konsumen
Kesadaran konsumen terhadap lingkungan memaksa perusahaan untuk
memperbaiki proses pembuatan yang dihasilkannya tidak sensitif terhadapisu-isu
lingkungan.
Permintaan Pekerja
Permintaan pekerja dalam mengadopsi teknologi bersih yangdikarenakan beberapa
kegiatan dari proses produksi dapat menghasilkan polusi terhadap lingkungan dan
juga mengancam keselamatan pekerja.
Motivasi internal
Mewujudkan GM dapat memberikan “getaran” positif di antara pekerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan komitmen dari pekerja.
Tren pasar
Sesuatu yang memungkinkan trader dan investor untuk bisamendapatkan
keuntungan. Dalam tren terbaru, “green product” merupakanhal yang populer dan
mendapatkan dukungan dari seluruh pemangkukepentingan eksternal. Dalam hal
ini, tren ini akan memberikan tekanan bagi manufaktur untuk menghasilkan
“green product” melalui terwujudnyaGM.
Pesaing
Untuk dapat bertahan di pasar, yang perlu dilakukan oleh sebuah perusahaan
adalah memantau produk pesaing dan mampu menagkap peluang yang ada di
pasar sebelum ditangkap pesaing. Manufaktur perlu berkompetisi di pasar dengan
memperkenalkan sesuatu yang inovatif “greenidea”

2.3 Contoh Penerapan Green Manufacturing Pada Perusahaan “PT. INDOCEMENT”

xiii
Sebagai contoh, perusahaan indocement memberikan materi mengenai
greenmanufacturing yang diterapkan dalam perusahaannya. PT. Indocementmenerapkan
konsep green manufacturing dengan alternative fuels and materialsdalam proses inputnya.
Pada saat proses pembuatan semen, emisi atau gas buangyang dihasilkan yaitu berupa
debu semen di tampung dan kemudian disatukankembali dengan semen yang sedang
diproduksi sehingga PT. Indocement berhasilmenerapkan konsep green manufacture
dengan 0% emisi yang dihasilkan selama proses produksi. Alternative fuels and materials
yang digunakan dalam prosesinput atau sebagai bahan baku semen dapat berupa biomass,
industrial waste, dan juga natural source.

PT. Indocement juga menjelaskan mengenai waste management hierarchy.Penanganan masalah


sampah tergantu dengan waste volume yang ada.

xiv
Membahas mengenai industrial waste terkait juga dengan limbah B3.Pengertian limbah B3
berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa(limbah) suatu kegiatan proses produksi
yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability,
reactivity, dan corrosivity) sertakonsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun
tidak langsungdapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatanmanusia.
Pengeolaan limbah B3 adalah hal yang penting dan dan harus dilakukanoleh setiap industri yang
menghasilkannya. Dalam pengelolaan limbah B3 ini, prinsip pengelolaan dilakukan secara
khusus yaitu from cradle to grave. Pengertian from cradle to grave sendiri adalah pencegahan
pencemaran yangdilakukan dari sejak dihasilkannya limbah B3 sampai dengan di timbun /
dikubur (dihasilkan, dikemas, digudangkan / penyimpanan, ditransportasikan, di daur ulang,
diolah, dan ditimbun / dikubur). Pada setiap fase pengelolaan limbahtersebut ditetapkan upaya
pencegahan pencemaran terhadap lingkungan dan yangmenjadi penting adalah karakteristik
limbah B3 nya, hal ini karena setiap usaha pengelolaannya harus dilakukan sesuai dengan
karakteristiknya.

3. Sustainability dan green manufacturing saling berkaitan

Sustainability (keberlanjutan) dan green manufacturing (manufaktur hijau) saling berkaitan


karena keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan industri yang lebih berkelanjutan
secara lingkungan. Green manufacturing adalah salah satu pendekatan yang digunakan untuk
mencapai tujuan keberlanjutan.

Dalam konteks green manufacturing, tujuan utama adalah mengurangi dampak lingkungan dari
proses produksi. Hal ini dilakukan melalui penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan,
efisiensi energi, pengurangan limbah, dan penggunaan teknologi yang lebih bersih. Dengan
mengadopsi praktik-praktik ini, industri dapat mengurangi penggunaan sumber daya alam yang
berlebihan, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mengurangi pencemaran lingkungan.

Penerapan green manufacturing juga dapat memberikan manfaat ekonomi jangka panjang.
Misalnya, dengan menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan, perusahaan dapat
mengurangi biaya pembelian bahan baku dan mengurangi risiko pasokan. Selain itu, dengan
meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi limbah, perusahaan dapat mengurangi biaya
operasional dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
xv
Sementara itu, sustainability melibatkan pendekatan yang lebih luas dalam mencapai
keberlanjutan. Selain aspek lingkungan, sustainability juga mencakup aspek sosial dan ekonomi.
Dalam konteks industri, sustainability berarti mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi
dari kegiatan produksi.

Dengan menerapkan green manufacturing, industri dapat mengurangi dampak lingkungan dan
mencapai keberlanjutan lingkungan. Namun, sustainability juga melibatkan aspek sosial seperti
kondisi kerja yang aman dan adil, perlindungan hak pekerja, dan kontribusi positif terhadap
masyarakat sekitar. Selain itu, sustainability juga melibatkan aspek ekonomi seperti menciptakan
lapangan kerja yang berkelanjutan, mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, dan
menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan
generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Dengan demikian, sustainability dan green manufacturing saling berkaitan karena keduanya
berkontribusi pada pencapaian tujuan keberlanjutan secara keseluruhan. Green manufacturing
adalah salah satu alat atau pendekatan yang digunakan untuk mencapai keberlanjutan lingkungan
dalam industri, sementara sustainability melibatkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi yang
lebih luas.

B. Kurikulum Teknik Industri

1. Pengertian Kurikulum Teknik Industri

Kurikulum Teknik Industri adalah program pendidikan yang dirancang untuk mempersiapkan
mahasiswa dalam memahami dan menerapkan prinsip-prinsip teknik industri dalam berbagai
industri. Kurikulum ini mencakup berbagai mata pelajaran seperti manajemen operasi,
manajemen rantai pasokan, perencanaan dan pengendalian produksi, ergonomi, rekayasa sistem,
manajemen kualitas, dan analisis data. Tujuan dari kurikulum ini adalah untuk menghasilkan
lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan
efisiensi dan produktivitas dalam operasi industri.

2.Tujuan Kurikulum Teknik Industri

xvi
 Menghasilkan lulusan yang berkemampuan untuk perancangan, penyusunan fisik,
perbaikan dan pengoperasian sistem-sistem integral yang terdiri dari manusia, mesin
/peralatan, material, informasi, energy dan uang, serta dapat menilai output dari system
integral dimaksud.
 Menghasilkan lulusan yang beriman/bertaqwa memilik, wawasan yang luas, mampu
berkomunikasi secara efektif dengan semua pihak, serta memiliki jiwa kewirausahaan .
 Menghasilkan penilitan yang mampu menjawab tuntutan pembangunan dan
pengembangan ilmu dan teknologi. membantu masyarakat industri memecahkan
persoalan-persoalan industri, khususnya industri-industri kelautan. mendukung
terkondisinya unpatti sebagai pusat pengembangan sains, teknologi dan seni yang
terkemuka dan bermartabat sehingga mampu menghantarkan masyarakat maluku dan
bangsa indonesia.

3.Pengembangan Kurikulum Teknik Industri

Kurikulum Program Studi Teknik Industri saat ini telah menerapkan 4 (empat) minat, yaitu
Sistem Manufaktur (Manufacturing System), Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi (Design
of Work System and Ergonomics), Manajemen Industri (Industrial Management) dan Rantai
Pasok (Supply Chain).

berikut adalah penjelasan dan contoh dari keempat minat yang diterapkan dalam kurikulum
Program Studi Teknik Industri saat ini:

 Sistem Manufaktur (Manufacturing System):

Minat ini berfokus pada pengelolaan dan perbaikan sistem produksi dalam industri manufaktur.
Mahasiswa yang memilih minat ini akan mempelajari tentang perencanaan produksi,
pengendalian kualitas, pemeliharaan peralatan, otomasi, dan teknologi manufaktur. Contoh mata
kuliah yang terkait dengan minat ini adalah Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Manajemen
Kualitas, Pemeliharaan Peralatan, Otomasi Industri, dan Teknologi Manufaktur.

 Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi (Design of Work System and Ergonomics):

Minat ini fokus pada perancangan sistem kerja yang efisien dan ergonomis untuk meningkatkan
produktivitas dan kesejahteraan pekerja. Mahasiswa yang memilih minat ini akan mempelajari
xvii
tentang analisis pekerjaan, perancangan stasiun kerja, ergonomi fisik dan kognitif, serta
keselamatan dan kesehatan kerja. Contoh mata kuliah yang terkait dengan minat ini adalah
Analisis Pekerjaan, Perancangan Stasiun Kerja, Ergonomi Fisik dan Kognitif, dan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.

 Manajemen Industri (Industrial Management):

Minat ini berfokus pada pengelolaan operasi dan aspek manajerial dalam industri. Mahasiswa
yang memilih minat ini akan mempelajari tentang manajemen operasi, manajemen proyek,
manajemen rantai pasok, manajemen strategis, dan manajemen kualitas. Contoh mata kuliah yang
terkait dengan minat ini adalah Manajemen Operasi, Manajemen Proyek, Manajemen Rantai
Pasok, Manajemen Strategis, dan Manajemen Kualitas.

 Rantai Pasok (Supply Chain):

Minat ini fokus pada pengelolaan rantai pasokan yang efisien dan terintegrasi dalam industri.
Mahasiswa yang memilih minat ini akan mempelajari tentang perencanaan dan pengendalian
rantai pasok, manajemen persediaan, distribusi fisik, logistik, dan analisis kinerja rantai pasok.
Contoh mata kuliah yang terkait dengan minat ini adalah Perencanaan dan Pengendalian Rantai
Pasok, Manajemen Persediaan, Distribusi Fisik, Logistik, dan Analisis Kinerja Rantai Pasok.

Keempat minat ini memberikan mahasiswa kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang spesifik sesuai dengan minat mereka dalam bidang Teknik Industri. Dengan
memilih salah satu minat ini, mahasiswa dapat mempersiapkan diri mereka untuk karir yang
sesuai dengan minat dan keahlian mereka di industri manufaktur, perancangan sistem kerja,
manajemen industri, atau rantai pasok.

Sejak 2002, Program Studi Teknik Industri tergabung dalam Badan Kerjasama Pendidikan Tinggi
Teknik Industri Indonesia (BKSTI) sebagai wadah komunikasi akademik antar penyelenggara
Pendidikan Tinggi Teknik Industri di seluruh Indonesia

C. Etika Profesi

1. Pengertian Etika Profesi.

xviii
Etika profesi adalah suatu ilmu mengenai hak dan kewajiaban yang dilandasi dengan pendidikan
keahlian tertentu. Dasar ini merupakan hal yang diperlukan dalam beretika profesi. Sehingga
tidak terjadi penyimpangan penyimpangan yang menyebabkan ketidaksesuain. Profesionalisme
sangat penting dalam suatu pekerjaan, bukan hanya loyalitas tetapi etika profesilah yang sangat
penting. Etika sangat penting dalam menyelesaikan suatu masalah, sehingga bila suatu profesi
tanpa etika akan terjadi penyimpangan penyimpangan yang mengakibatkan terjadinya
ketidakadilan. Ketidakadilan yang dirasakan oleh orang lain akan mengakibatkan kehilangan
kepercayaan yang berdampak sangat buruk, karena kepercayaan merupakan suatu dasar atau
landasan yang dipakai dalam suatu pekerjaan. Kode etik profesi berfungsi sebagai pelindung dan
pengembangan profesi. Dengan adanya kode etik profesi, masih banyak kita temui pelanggaran-
pelanggaran ataupun penyalahgunaan profesi. Apalagi jika kode etik profesi tidak ada, maka akan
semakin banyak terjadi pelanggaran. Akan semakin banyak terjadi penyalah gunaan profesi.

2. Pekerjaan Dan Profesi

Antara pekerjaan dan profesi terdapat kaitan yang erat. Profesi merupakan pekerjaan yang
ditekuni oleh seseorang. Namun tidak semua pekerjaan dapat digolongkan sebagai profesi, karena
hal yang dikerjakan, yang digolongkan sebagai profesi, memiliki kekhususan antara lain:

 Pekerjaan sebagai profesi


Kerja atau pekerjaan meliputi bidang yang sangat luas, dan tidak hanya terbatas pada
bidang-bidang tertentu. Tidak semua pekerjaan dapat digolongkan sebagai profesi. Hanya
pekerjaan tertentu, yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah
hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian yang dapat disebut sebagai profesi.
 Profesi umum dan profesi khusus.
Hal utama yang membedakan suatu profesi khusus dari profesi pada umumnya adalah
tekanan utamanya pada pengabdian atau pelayanan kepada masyarakat. Orang yang
menjalankan suatu profesi luhur atau profesi khusus juga membutuhkan nafkah hidup
yang didapatkan dari kegiatan menjalankan profesi tersebut. Akan tetapi sasaran
utamanya adalah untuk mengabdi dan melayani masyarakat. Pelayanan dan pengabdian
itu diberikan bahkan dijalani sebagai suatu panggilan dari, yang memanggil dan
menugaskan mereka untuk menyampaikan kasih kepada yang membutuhkan.

3. Ciri-Ciri Profesi.

xix
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu:

a. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat
pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
b. Adanya kaidah dan standar moralyang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku
profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
c. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
d. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan,
keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi
harus terlebih dahulu ada izin khusus.
e. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

4. Prinsip-Prinsip Profesi

Terdapat beberapa prinsip etis yang melandasi setiap sepak terjang seseorang dalam
melaksanakan profesinya, yaitu:

a. Prinsip tanggung jawab


Tanggung jawab dapat diartikan sebagai kemampuan dalam menanggapi dan
menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan. Besarnya tanggung jawab seseorang atas suatu
pekerjaan terletak pada sejauh mana penyelesaian pekerjaan itu menjadi tanggung
jawabnya.
Tanggung jawab memiliki dua arah yaitu arah terhadap pekerjaan itu dan hasil-hasilnya
dan arah terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat
pada umumnya.
b. Prinsip otonomi
Prinsip ini menuntut kaum profesional untuk memiliki dan diberi kebebasan dalam
menjalankan profesinya. Disatu pihak seorang profesional memiliki kode etik profesinya,
tetapi di lain pihak ia tetap memiliki kebebasan dalam mengembangkan profesinya,
termasuk dalam mewujudkan kode etik profesinya itu dalam suasana nyata.
c. Prinsip keadilan

xx
Prinsip ini menuntut seorang profesional untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya.

5.Kode Etik Profesi.

a. Pengertian kode etik


Secara sederhana kode etik dapat diartikan sebagai tingkah laku moral suatu kelompok
dalam masyarakat, yang dirimuskan secara tertulis, dan diharapkan akan dipegang teguh
oleh seluruh anggota suatu kelompok.
b. Manfaat kode etik
Kode etik dapat berfungsi sebagai penyeimbang atas sisi negatif yang mungkin timbul
dari suatu profesi, menjadi kompas penunjuk arah moral dan sekaligus penjamin mutu
moral profesi itu di mata masyarakat.
c. Hubungan kode etik dengan etika
Dalam kaitan dengan etika, kode etik dipandang sebagai produk etik terapan, yang
dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi.
Kode etik merupakan perwujudan kongkrit dari pemikiran atau prinsip etis yang relevan
dalam suatu profesi.
d. Agar kode etik dapat berfungsi dengan baik
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar kode etik dapat berfungsi dengan
baik, yaitu:
 Kode etik harus dibuat oleh kelompok profesi itu sendiri dan bukan didrop saja
dari atas, dari instansi pemerintah atau instansi lainnya.
 Kode etik harus menjadi hasil self regulation dari profesi, Rumusannya harus
muncul sebagai rangkaian nilai luhur, berisi perwujudan nilai-nilai moral yang
hakiki, yang ingin mereka hayati secara kongkrit dan konsisten dalam
menjalankan profesi mereka.
 Pelaksanaan kode etik harus tetap diawasi terus menerus. Perlu adanya semacam
badan atau dewan penegak kode etik, yang berperan melaksanakan pemantauan
dan sekaligus menerapkan sanksi-sanksi yang juga harus diatur didalamnya.

6.Fungsi Kode Etik.

xxi
Kode etik profesi itu merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seseorang yang
professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan
fungsi dari kode etik profesi:

a. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana
profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan.
b. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan
kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan sosial).
c. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para
pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri
pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan

xxii
ВАВ Ш

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sustainability dan green manufacturing adalah bahwa kedua konsep ini sangat penting
dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dengan perlindungan
lingkungan. Sustainability berfokus pada penggunaan sumber daya secara bijaksana
dan menjaga lingkungan agar tetap lestari untuk generasi mendatang. Green
manufacturing, di sisi lain, melibatkan penggunaan teknologi dan praktik yang ramah
lingkungan dalam proses produksi.
Kurikulum Teknik Industri adalah bahwa kurikulum ini dirancang untuk memberikan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam mengelola sistem produksi dan
operasi bisnis. Kurikulum ini mencakup berbagai mata pelajaran seperti manajemen
operasi, manajemen rantai pasokan, rekayasa industri, analisis data, dan manajemen
proyek. Tujuan utama dari kurikulum ini adalah untuk menghasilkan lulusan yang
siap untuk bekerja di berbagai industri dan dapat mengoptimalkan efisiensi dan
produktivitas operasional.
Etika profesi adalah bahwa etika merupakan prinsip dan nilai-nilai moral yang harus
dipegang oleh para profesional dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.
Etika profesi melibatkan integritas, kejujuran, tanggung jawab, dan penghormatan
terhadap hak-hak orang lain. Etika profesi juga melibatkan kepatuhan terhadap kode
etik yang ditetapkan oleh organisasi atau lembaga yang mengatur profesi tersebut.
Pentingnya etika profesi adalah untuk memastikan bahwa para profesional bertindak
dengan integritas dan bertanggung jawab dalam menjalankan pekerjaan mereka, serta
menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesi tersebut.

xxiii
DAFTAR PUSTAKA

IRAWAN, HARI,DKK.2014. MAKALAH ETIKA .” ( online: Minggu, 10 Oktober 2023


(https://www.scribd.com/document/392062639/MAKALAH-etika-profesI )).

PRAMUDI,R,J. PEMNGEMBANGAN KURIKULUM DENGAN STANDAR KOMPETENSI


INDUSTRI.

SARI,K,R. 2020. MAKALAH. “GREEN MANUFACTURING”( Online:Minggu, 10 Oktober


2023 (https://www.scribd.com/document/617210864/2-Makalah-Iso-Green-
Manufacturing ))

Trinita,P,DKK. 2019. MAKALAH CORPORATE SUSTAINABILITY ( online : Minggu, 10


Oktober 2023(https://www.scribd.com/document/428045148/Makalah-Corp-
Sustainability))

xxiv

Anda mungkin juga menyukai