Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis

Dosen Pengampu:
Dr. Harini, M.Pd.

Oleh:
Kelompok 7

Rizki Amin Aprilia K7617071


Septiarti Khusnul Wardatus Sholikhah K7617078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rohman dan Rohim-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah pada mata
kuliah Studi Kelayakan Bisnis yang di ampu oleh Dr. Harini, M.Pd. tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, serta pengikutnya hingga
akhir zaman.
Makalah yang penulis susun ini berjudul “Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan dalam Studi Kelayakan Bisnis”. Dalam penyusunan makalah ini,
penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan
makalah ini selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini mampu
menambah informasi serta wawasan bagi kita semua.

Surakarta, 12 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep AMDAL ........................................................................ 3


B. Peran AMDAL ........................................................................... 5
C. Komponen AMDAL ................................................................... 6
D. Sistem Pengelolaan Lingkungan ................................................ 7
E. Isi Laporan AMDAL dan Implikasinya ..................................... 10
F. Implementasi AMDAL ............................................................... 17

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ...................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 24

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Proses Pembuatan Kecap dan Saos .............................................. 18

Gambar 2 Dampak Pembuangan Limbah di Sungai...................................... 19

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Studi aspek lingkungan hidup bertujuan untuk menentukan apakah
secara lingkungan hidup, misalnya dari sisi udara, dan air, rencana bisnis
diperkirakan dapat dilaksanakan secara layak atau sebaliknya. Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak
besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini
dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan
pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.
Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan
ketidakpastian, maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena
di dalam studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan
diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada studi tersebut digunakan untuk
memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan atau
ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut diatas adalah menunjukan
bahwa dalam studi kelayakan akan melibatkan banyak tim dari berbagai ahli
yang sesuai dengan bidang atau aspek masing-masing seperti ekonom,
hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi dan lain sebagainya.
Menurut Kasmir & Jakfar (2003: 46) Studi kelayakan sangat
diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama bagi para investor
yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang
memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang
tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor
berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari
investasi. Bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit
yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-
beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi
perekonomian dan pemerataan kesempatan kerja.
1
2

Menurut Aziz (2019: 4) Pembangunan yang dilakukan oleh bangsa


Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup
rakyat. Kegiatan ini semakin meningkat seiring dengan meninggkatnya
jumlah penduduk dan kebutuhan atas sumber daya alam, sehingga akhirnya
muncul tekanan terhadap sumber daya alam itu sendiri. Oleh karena itu,
pendayagunaan sumber daya alam untuk kebutuhan manusia harus disertai
upaya pelestarian, pengelolaan dan pengawasan demi menjaga ketersediaan
sumber daya alam itu sendiri untuk masa kini hingga masa yang akan datang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas ditemukan suatu permasalahan
yaitu:

1. Bagaimana konsep AMDAL terhadap studi kelayakan bisnis?


2. Bagaimana peran AMDAL terhadap studi kelayakan bisnis?
3. Bagaimana komponen AMDAL terhadap studi kelayakan bisnis?
4. Bagaimana sistematika pengelolaan lingkungan terhadap studi kelayakan
bisnis?
5. Bagaimana isi laporan AMDAL dan implikasinya terhadap studi
kelayakan bisnis?
6. Bagaimana implementasi AMDAL terhadap studi kelayakan bisnis?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah
adalah untuk mengetahui:

1. Konsep AMDAL terhadap studi kelayakan bisnis


2. Peran AMDAL terhadap studi kelayakan bisnis
3. Komponan AMDAL terhadap studi kelayakan bisnis
4. Sistematika pengelolaan lingkungan terhadap studi kelayakan bisnis
5. Isi laporan AMDAL dan implikasinya terhadap studi kelayakan bisnis
6. Implementasi AMDAL terhadap studi kelayakan bisnis
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian AMDAL
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup adalah kajian
mengenai dampak besar dan dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Menurut Raharjo (2014: 125) penyusunan AMDAL kegiatan pembangunan
sarana dan prasarana diharapkan dapat:
1. Mengendalikan cara-cara pembukaan lahan di kawasan rencana kegiatan
sehingga terpelihara
2. kelestarian fungsi ekologisnya;
3. Menopang upaya-upaya mempertahankan proses ekologis antar ekosistem
di kawasan pemukiman sebagai sistem penyangga kehidupan yang
bermakna penting bagi kelangsungan pembangunan dan kesejahteraan
masyarakat sekitar
4. Memberikan panduan dan pemahaman kepada penyusun AMDAL
kegiatan pengembangan kegiatan, yang didasari pendekatan terhadap
pembinaan struktur dan fungsi ekosistem.
AMDAL merupakan bagian kegiatan studi kelayakan rencana atau
usaha dan atau kegiatan, dimana usaha dan kegiatan tersebut merpeluang
menimbulkan dampak besar dan dampak penting terhadap lingkungan
diantaranya:
1. Pengubahan bentuk alam dan bentang alam
2. Eksploitasi sumber daya alam
3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan
pemborosan, pencemaran, dan kerusakan lingkungan hidup, serta
kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatanya
4. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam,
lingkungan buatan dan lingkungan sosial budaya
3
4

5. Proses kegiatan yang hasilnya mempengaruhi pelestarian kawasan


konservasi
6. Introduksi jenis tumbuhan, hewan, dan jasad renik
7. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati/nonhayati
8. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan hidup
9. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi, dan/atau mempengatuhi
pertahanan negara.
Untuk mengukur atau menentukan dampak besar dan penting tersebut
di antaranya digunakan kriteria mengenai :
1. Besarnya jumlah manusia yang akan terkena dampak rencana usaha
dan/atau kegiatan.
2. Luas wilayah penyebaran dampak.
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
4. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak.
5. Sifat kumulatif dampak.
6. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak
AMDAL tidak perlu dibuat bagi rencana usaha atau kegiatan untuk
menanggulangi suatu keadaan darurat. AMDAL menjadi syarat yang harus
dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha/kegiatan tersebut, kegiatan
AMDAL dilakukan oleh tim ahli dan diprakarsai oleh pemrakarsa yang
merupakan pihak yang ingin melakukan suatu usaha/kegiatan. Izin
pembangunan atas pertimbangan AMDAL akan dikeluarkan oleh
pemerintahan setempat baik itu kabupaten/kota, provinsi maupun
pemerintahan pusat, dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat dan
elemen yang akan terkena dampak/ berada di wilayah proyek kegiatan
tersebut.
Analisis Dampak Lingkungan sudah dikembangkan oleh beberapa
negara maju sejak tahun 1970 dengan nama Environmental Impact Analysis
atau Environmental Impact Assesment yang keduanya disingkat EIA.
5

AMDAL diperlukan untuk melakukan suatu studi kelayakan dengan dua


alasan pokok, yaitu :
1. Undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian.
Jawaban ini cukup efektif untuk memaksa para pemilik proyek yang
kurang memperhatikan kualitas lingkungan dan hanya memikirkan
keuntungan proyeknya sebesar mungkin tanpa menghiraukan dampak
samping yang timbul.
2. AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan
beroperasinya proyek-proyek industri. Manusia dalam usahanya untuk
memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan melakukan
aktivitas yang makin lama makin mengubah lingkungannya. Pada awalnya
perubahan lingkungan itu belum menjadi masalah, tapi setelah perubahan
itu menjadi di luar ambang batas, maka manusia tidak dapat mentolerir
lagi perubahan yang merugikan itu. Pemrakarsa proyek harus membuat
AMDAL dengan konsekuensi ia harus mengeluarkan biaya. Tanggung
jawab penyelenggaraan Amdal ini bukan berarti harus diemban
pemrakarsa proyek itu sendiri. Ia dapat menyerahkan penyelenggaraan ini
kepada konsultan swasta atau pihak lain atas dasar saran dari pemerintah.
Namun, pemrakarsa proyek tetap sebagai pihak yang bertanggung jawab,
bukan pihak konsultan swasta pembuat AMDAL tersebut.

B. Peran AMDAL
AMDAL bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri melainkan bagian
dari proses AMDAL yang lebih besar dan lebih penting, menyeluruh dan utuh
dari perusahaan dan lingkungannya, sehingga AMDAL dapat dipakai untuk
mengelola dan memantau proyek dan lingkungannya dengan menggunakan
dokumen yang benar. Menurut Umar (2015: 98) beberapa peran AMDAL
adalah sebagai berikut :
1. Peran AMDAL dalam pengelolaan lingkungan. Aktivitas pengelolaan
lingkungan baru dapat dilakukan apabila rencana pengelolaan lingkungan
telah disusun berdasarkan perkiraan dampak lingkungan yang akan timbul
6

akibat dari proyek yang akan dibangun. Dalam kenyataanya nanti, apabila
dampak lingkungan yang telah diperkirakan jauh berbeda dengan
kenyataannya, ini dapat saja terjadi karena kesalahan-kesalahan dalam
menyusun AMDAL atau pemilik proyek tidak menjalankan proyeknya
sesuai AMDAL. Agar dapat dihindari kegagalan pengelolaan ini maka
pemantauan haruslah dilakukan sedini mungkin, sejak awal
pembangunan, secara terus menerus.
2. Peran AMDAL dalam pengelolaan proyek. AMDAL merupakan salah
satu studi kelayakan lingkungan yang disyaratkan untuk mendapatkan
perizinan selain aspek-aspek studi kelayakan yang lain seperti aspek
teknik dan aspek ekonomis. Seharusnya AMDAL dilakukan bersama-
sama, dimana masing-masing aspek dapat memberikan masukan untuk
aspek-aspek lainnya sehingga penilaian yang optimal terhadap proyek
dapat diperoleh. Kenyataan yang biasa terjadi adalah bahwa hasil studi
kelayakan untuk aspek lingkungan tidak dapat menghasilkan kesesuaian
di dalam studi kelayakan untuk aspek lainnya. Bagian dari AMDAL yang
diharapkan oleh aspek teknis dan ekonomis biasanya adalah sejauh mana
keadaan lingkungan yang dapat menunjang perwujudan proyek, terutama
sumber daya yang diperlukan proyek tersebut seperti air, energi, manusia,
dan ancaman alam sekitar.
3. AMDAL sebagai dokumen penting. Laporan AMDAL merupakan
dokumen penting sumber informasi yang detail mengenai keadaan
lingkungan pada waktu penelitian proyek dan gambaran keadaan
lingkungan di masa setelah proyek dibangun. Dokumen ini juga penting
untuk evaluasi, untuk membangun proyek yang lokasinya berdekatan dan
dapat digunakan sebagai alat legalitas.

C. Komponen AMDAL
Menurut Suliyanto (2010: 78) AMDAL adalah suatu hasil studi
mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan dan diperkirakan
7

mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup. Analisis ini meliputi


keseluruhan kegiatan pembuatan 5 (lima) dokumen yang terdiri dari :
1. PIL (Penyajian Informasi Lingkungan)
2. KA (Kerangka Acuan)
3. ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
4. RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan)
5. RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan)
AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) adalah telaahan secara
cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu kegiatan yang
direncanakan. Arti dampak penting disini adalah perubahan lingkungan yang
amat mendasar yang diakibatkan oleh suatu kegiatan. Yang perlu
digarisbawahi dari pengertian diatas adalah tidak semua rencana kegiatan
harus dilengkapi dengan AMDAL karena ia hanya diterapkan pada kegiatan
yang diperkirakan akan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan
hidup.

D. Sistematika Pengelolaan Lingkungan


AMDAL merupakan suatu proses yang panjang dengan sistematika
urutan langkah tertentu menurut PP 29 tahun 1986. Secara garis besar
langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

1. Usulan Proyek

Tanpa PIL 2. Dengan PIL

Dikaji instansi yang


bertanggung jawab
Tidak perlu AMDAL (tidak ada
dampak penting)

Perlu ANDAL (ada


dampak penting)

3. Membuat kerangka acuan (TOR)

Dikaji instansi yang


bertanggung jawab
8

Dikaji instansi yang bertanggung jawab

TOR disetujui

4. Membuat AMDAL

Dikaji instansi yang


bertanggung jawab
ANDAL ditolak atau
perlu perbaikan
ANDAL disetujui

6. Menyusun RKL 5. Menyusun RPL

Dikaji instansi yang


bertanggung jawab

RPL dan RKL disetujui

7. Proyek dapat
dilaksanakan

8. Aktivitas pengeloaan
lingkungan

Penjelasan :
1. Usulan proyek. Usulan proyek datang dari pemrakarsa, yaitu orang atau
badan yang mengajukan dan bertanggung jawab atas suatu rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Penyajian Informasi Lingkungan. Usulan proyek kemudian mengalami
penyaringan yang bertujuan untuk menentukan perlu atau tidak perlu
dilengkapi dengan ANDAL. Penyaringan dilakukan dengan Penyajian
Informasi Lingkungan atau disebut PIL. PIL ini disusun oleh pemrakarsa
sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Penilaian terhadap PIL
9

dikerjakan oleh sebuah komisi yang dibentuk oleh instansi yang


bertanggung jawab dan menentukan usulan proyek ke dalam 3
kemungkinan yaitu :
a. Perlu dibuatkan ANDAL, karena dinilai proyek akan menimbulkan
dampak penting terhadap lingkungan. Langkah selanjutnya adalah
membuat TOR untuk menyusun ANDAL.
b. Tidak perlu dibuatkan ANDAL, karena diperkirakan tidak akan
menimbulkan dampak penting. Pemrakarsa kemudian menyiapkan
RPL dan RKL.
c. PIL kurang lengkap dan dikembalikan ke pemrakarsa proyek untuk
perbaikan sebelum diajukan kembali.
Dalam pada itu, bila pemrakarsa sejak awal berpendapat bahwa usulan
proyeknya akan memiliki dampak penting, maka pemrakarsa bersama
instansi yang bertanggung jawab dapat langsung membuat ANDAL
dengan terlebih dahulu menyiapkan kerangka acuan. Jadi, dalam hal ini
tidak diperlukan PIL. Pada PP Nomor 51 ketentuan mengenai PIL tersebut
ditiadakan.
3. Menyusun Kerangka Acuan. Bila instansi yang bersangkutan memutuskan
perlu membuat ANDAL, pemrakarsa bersama instansi tersebut menyusun
kerangka acuan TOR sesuai dengan pedoman yang telah diterapkan bagi
analisis dampak lingkungan.
4. Membuat AMDAL. Pemrakarsa membuat ANDAL sesuai dengan
pedoman yang diterapkan, kemudian mengajukannya kepada instansi yang
bertanggung jawab untuk dikaji lebih dulu sebelum mendapatkan
keputusan. Kemungkinan hasil penilaian ada tiga, yaitu :
a. ANDAL disetujui, kemudian pemrakarsa melanjutkan pembuatan
RKL dan RPL.
b. ANDAL ditolak karena dianggap kurang lengkap atau kurang
sempurna. Untuk itu perlu perbaikan dan diajukan kembali.
c. ANDAL ditolak karena dampak negatifnya, karena tidak dapat
ditanggulangi oleh ilmu dan teknologi yang telah ada, diperkirakan
10

lebih besar daripada dampak positifnya. Dalam kondisi seperti ini


pemrakarsa diberi kesempatan untuk mengajukan keberatan kepada
instansi yang berwenang.
d. Membuat RKL dan RPL. Bila ANDAL telah disetujui maka
pemrakarsa dapat melanjutkannya dengan membuat Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RPL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL) untuk diajukan kepada instansi yang berwenang. Demikian pula
halnya dengan usulan atau rencana proyek yang tidak memerlukan
ANDAL karena tidak adanya dampak penting.
e. Implementasi Pembangunan Proyek dan Aktivitas Pengelolaan
Lingkungan. Bila RKL dan RPL telah disetujui, maka implementasi
proyek dapat dimulai, lalu dilanjutkan dengan pelaksanaan aktivitas
pengelolaan lingkungan.

E. Isi Laporan AMDAL dan Implikasinya


Ada tiga macam dokumen AMDAL, yaitu dokumen ANDAL, RPL,
dan RKL. Salah satu dokumen tersebut adalah Dokumen RKL yang akan
dijabarkan sebagai berikut :
DOKUMEN
RENCANA KELOLA LINGKUNGAN (RKL)
Beberapa penjelasan mengenai dokumen RKL disajikan berikut ini :
1. Lingkup Rencana Pengelolaan Lingkungan
Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) merupakan
dokumen yang memuat upaya-upaya mencegah, mengendalikan, dan
menanggulangi dampak penting lingkungan yang bersifat negatif dan
meningkatkan dampak positif sebagai akibat dari suatu rencana usaha atau
kegiatan. Dalam pengertian tersebut upaya pengelolaan lingkungan
mencakup empat kelompok aktivitas :
a. Pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk menghindari atau
mencegah dampak negatif lingkungan melalui pemilihan atas
11

alternatif, tata letak (tata ruang mikro) lokasi, dan rancang bangun
proyek.
b. Pengelolaan lingkungan yang bertujuan menanggulangi,
meminimalisasi, atau mengendalikan dampak negatif baik yang timbul
di saat usaha atau kegiatan beroperasi, maupun hingga saat usaha atau
kegiatan berakhir (misalnya : rehabilitasi lokasi proyek).
c. Pengelolaan lingkungan yang bersifat meningkatkan dampak positif
sehingga dampak tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar
baik kepada pemrakarsa maupun pihak lain terutama masyarakat yang
turut menikmati dampak positif tersebut.
d. Pengelolaan lingkungan yang bersifat memberikan pertimbangan
ekonomi lingkungan sebagai dasar untuk memberikan kompensasi atas
sumber daya tidak dapat pulih, hilang atau rusak (baik dalam arti sosial
ekonomi dan atau ekologis) sebagai akibat usaha atau kegiatan.
2. Kedalaman Rencana Pengelolaan Lingkungan
Mengingat dokumen AMDAL merupakan bagian dari studi
kelayakan, maka dokumen RKL hanya akan bersifat memberikan pokok-
pokok arahan, prinsip-prinsip, atau persyaratan untuk
pencegahan/penanggulangan/pengendalian dampak. Bila dipandang perlu,
dapat dilengkapi dengan acuan literatur tentang rancang bangunan untuk
pencegahan/penanggulangan/pengendalian dampak. Hal ini tidak lain
disebabkan karena :
a. Pada taraf studi kelayakan, informasi rencana usaha atau kegiatan
(proyek) masih relatif umum, belum memiliki spesifikasi teknis yang
rinci, dan masih memiliki beberapa alternatif. Ini tak lain karena tahap
ini memang dimaksudkan untuk mengkaji sejauh mana proyek
dipandang patut atau layak untuk dilaksanakan ditinjau dari segi teknis
dan ekonomis, sebelum investigasi, tenaga, dan waktu terlanjur
dicurahkan lebih banyak. Keterbatasan data dan informasi tentang
rencana usaha atau kegiatan ini sudah barang tentu berpengaruh pada
12

bentuk kegiatan pengelolaan yang dapat dirumuskan dalam dokumen


RKL.
b. Pokok-pokok arahan, prinsip-prinsip, dan persyaratan pengelolaan
lingkungan yang tertuang dalam dokumen RKL selanjutnya akan
diintegrasikan atau menjadi dasar pertimbangan bagi konsultan
rekayasa dalam menyusun rancangan rinci rekayasa.
3. Rencana Pengelolaan Lingkungan
Rencana pengelolaan lingkungan dapat berupa pencegahan dan
penanggulangan dampak negatif, serta peningkatan dampak positif yang
bersifat strategis. Rencana pengelolaan lingkungan harus diuraikan secara
jelas, sistematis, serta mengandung ciri-ciri pokok sebagai berikut :
a. Rencana pengelolaan lingkungan memuat pokok-pokok arahan,
prinsip-prinsip, pedoman, atau persyaratan untuk mencegah,
menanggulangi, mengendalikan atau meningkatkan dampak penting
baik negatif maupun positif yang bersifat strategis, dan bila dipandang
perlu, lengkapi pula dengan acuan literatur tentang rancang bangun
penanggulangan dampak dimaksud.
b. Rencana pengelolaan lingkungan dimaksud perlu dirumuskan
sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
pembuatan rancangan rinci rekayasa, dan dasar pelaksanaan kegiatan
pengelolaan lingkungan.
c. Rencana pengelolaan lingkungan mencakup pula upaya peningkatan
pengetahuan dan kemampuan karyawan pemrakarsa kegiatan dalam
pengelolaan lingkungan hidup melalui kursus-kursus dan pelatihan.
Cantumkan jenis pelatihan atau kursus yang diperlukan pemrakarsa
berikut dengan jumlah serta kualifikasi karyawan yang akan dilatih.
d. Rencana pengelolaan lingkungan juga mencakup pembentukan unit
organisasi yang bertanggung jawab di bidang lingkungan untuk
melaksanakan RKL. Aspek-aspek yang perlu diutarakan sehubungan
dengan hal ini antara lain adalah struktur organisasi, lingkup tugas dan
wewenang unit, serta jumlah dan kualifikasi personalnya.
13

4. Format Dokumen RKL


a. Latar Belakang Pengelolaan Lingkungan
1) Pernyataan tentang latar belakang perlunya dilaksanakan rencana
pengelolaan lingkungan, baik ditinjau dari kepentingan
pemrakarsa, pihak-pihak yang berkepentingan, maupun untuk
kepentingan yang lebih luas dalam rangka menunjang program
pembangunan.
2) Uraian secara sistematis, singkat, dan jelas tentang tujuan
pengelolaan lingkungan yang akan dilaksanakan pemrakarsa
sehubungan dengan rencana usaha atau kegiatan.
3) Uraian tentang manfaat pelaksanaan pengelolaan lingkungan baik
bagi pemrakarsa usaha atau kegiatan, pihak-pihak yang
berkepentingan, maupun bagi masyarakat luas.
4) Uraikan secara singkat wilayah, kelompok masyarakat, atau
ekosistem di sekitar rencana usaha atau kegiatan yang sensitif
terhadap perubahan akibat adanya rencana usaha atau kegiatan
tersebut.
5) Kemukakan secara jelas dalam peta dengan skala yang memadai
(peta administratif, peta lokasi, peta topografi, dll), yang mencakup
informasi tentang :
a) Letak geografis rencana usaha dan kegiatan
b) Aliran sungai, rawa, dan danau
c) Jaringan jalan dan pemukiman penduduk
d) Batas administratif pemerintah daerah
e) Wilayah, kelompok masyarakat, atau ekosistem di sekitar
rencana usaha atau kegiatan yang sensitif terhadap perubahan.
b. Rencana Pengelolaan Lingkungan
Menguraikan secara singkat dan jelas jenis masing-masing dampak
yang ditimbulkan baik oleh satu kegiatan atau lebih dengan urutan
pembahasan sebagai berikut :
1) Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
14

a) Uraikan secara singkat dan jelas komponen atau parameter


lingkungan yang diprakirakan mengalami perubahan mendasar.
Perlu ditegaskan bahwa yang diungkapkan hanyalah komponen
atau parameter lingkungan yang terkena dampak penting saja.
Uraikan pula sejauh mana taraf perkembangan rencana usaha
atau kegiatan di saat RKL sedang disusun (studi kelayakan,
rancangan rinci rekayasa, atau taraf konstruksi). Selain itu
utarakanlah pula dampak penting turunannya yang akan turut
terpengaruh akibat dikelolanya dampak penting strategis
tersebut.
b) Utarakan secara singkat sumber penyebab timbulnya dampak
penting :
(1) Apabila dampak penting timbul sebagai akibat langsung
dari rencana usaha atau kegatan, maka uraikan secara
singkat jenis usahanya atau kegiatan yang merupakan
penyebab timbulnya dampak penting.
(2) Apabila dampak penting timbul sebagai akibat berubahnya
komponen lingkungan yang lain, maka utarakan secara
singkat komponen lingkungan yang menyerupakan
penyebab timbulnya dampak penting tersebut
2) Tolak Ukur Dampak
Menjelaskan tolak ukur dampak yang akan digunakan untuk
mengukur komponen lingkungan yang akan terkena dampak akibat
rencana usaha atau kegiatan berdasarkan baku mutu standar
(ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan), keputusan para
ahli yang dapat diterima secara ilmiah, lazim digunakan, dan atau
lebih ditetapkan oleh instansi yang bersangkutan.
3) Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan
Menguraikan secara spesifik tujuan dikelolanya dampak penting
yang bersifat strategis berikut dengan dampak turunannya yang
otomatis akan turut tercegah/tertanggulangi/terkendali. Sebagai
15

misalnya, dampak yang secara strategis harus dikelola untuk suatu


rencana industri Pulp (bubur kertas) dan kertas adalah kualitas air
limbah, maka tujuan upaya pengelolaan lingkungan secara spesifik
adalah mengendalikan mutu limbah cair yang dibuang ke sungai
XYZ, khususnya parameter BOD5, COD, padatan tersuspensi
total, dan Ph, agar tidak melampaui baku mutu limbah cair
sebagaimana yang ditetapkan pemerintah, tengang Baku Mutu
Limbah Cair bagi Kegiatan yang sudah beroperasi.
4) Pengelolaan Lingkungan
Jelaskan secara rinci upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang
dapat dilakukan melalui pendekatan teknologi, dan atau sosial
ekonomi, dan atau institusi. Upaya pengelolaan lingkungan yang
diutarakan juga mencakup upaya pengoperasian unit atau sarana
pengendalian dampak (misal unit pengelolaan limbah), bila unit
atau sarana dimaksud dinyatakan sebagai akibat dari rencana usaha
atau kegiatan.
5) Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Utarakan rencana lokasi kegiatan pengelolaan lingkungan dengan
memperhatikan sifat persebaran dampak penting yang dikelola.
Sedapat mungkin lengkap pula dengan peta/sketsa/gambar.
6) Periode Pengelolaan Lingkungan
Uraikan secara singkat rencana kapan dan berapa lama kegiatan
pengelolaan lingkungan dilaksanakan dengan memperhatikan sifat
dampak penting yang dikelola (lama berlangsung, sifat kumulatif,
dan berbalik tidaknya dampak), serta kemampuan pemrakarsa
(tenaga, dan dana).
7) Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan
Pembiayaan untuk melaksanakan RKL merupakan tugas dan
tanggung jawab dari pemrakarsa rencana usaha atau kegiatan yang
bersangkutan. Pembiayaan tersebut antara lain mencakup :
16

a) Biaya investasi misalnya pembelian peralatan pengelolaan


lingkungan serta biaya untuk kegiatan teknis lainnya.
b) Biaya personal dan biaya operasional.
c) Biaya pendidikan serta latihan keterampilan operasional.
8) Institusi Pengelolaan Lingkungan
Pada setiap rencana pengelolaan lingkungan cantumkan institusi
atau kelembagaan yang akan berurusan, berkepentingan, dan
berkaitan dengan kegiatan pengelolaan lingkungan, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku baik di tingkat
nasional maupun daerah. Peraturan perundang-undangan yang
mengatur tentang pengelolaan lingkungan sebagaimana diatur
dalam pasal 18 UU Nomor 4 Tahun 1982 meliputi :
a) Peraturan Perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Menteri
Negara Lingkungan Hidup.
b) Peraturan Perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Badan
dan Pengendalian Dampak Lingkungan.
c) Peraturan Perundang-undangan yang dikeluarkan oleh sektor
terkait.
d) Keputusan Gubernur, Bupati/Walikotamadya.
e) Peraturan-peraturan lain yang berkaitan dengan pembentukan
institusi pengelolaan lingkungan.
c. Pustaka
Pada bagian ini diutarakan sumber data dan informasi yang digunakan
dalam penyusunan RKL, baik yang berupa buku, majalah, makalah,
tulisan, maupun laporan hasil-hasil penelitian. Bahan-bahan pustaka
tersebut agar ditulis dengan berpedoman pada tata cara penulisan
pustaka.
d. Lampiran
Pada bagian ini dilampirkan tentang :
1) Lampirkan ringkasan dokumen RKL dalam bentul tabel dengan
urutan kolom sebagai berikut: Jenis Dampak Lingkungan, Tujuan
17

Pengelolaan Lingkungan, Rencana Pengelolaan Lingkungan,


Lokasi Pengelolaan Lingkungan, dan Institusi Pengelolaan
Lingkungan.
2) Data dan informasi penting seperti perta-peta (lokasi kegiatan,
lokasi pemantauan lingkungan, dll), rancangan teknik (enginering
design), matrik serta data utama yang terkait dengan rencana
pengelolaan lingkungan untuk menunjang isi dokumen RKL.

5. Implikasi Pada Studi Kelayakan Bisnis


Hasil studi aspek lingkungan hidup hendaknya memberikan informasi
perihal:
a. Mengapa AMDAL diperlukan, dan apa manfaat AMDAL dikaitkan
dengan studi kelayakan bisnis.
b. Pemahaman pada bagaimana proses pengelolaan dampak lingkungan
dilaksanakan.
c. Bagaimana isi dari laporan RKL yang merupakan salah satu dari
laporan-laporan lain, yaitu ANDAL dan RPL, di mana ketiganya
merupakan satu kesatuan dari laporan AMDAL.
d. Jenis proyek bisnis seperti apa yang dikenakan wajib lapor AMDAL
yang lengkap.

F. Implementasi AMDAL dalam CV. Zafa Food


Setelah mengetahui analisa dampak lingkungan, tujuan dan manfaat
sendiri maka mengacu untuk menganalisa dampak-dampak teknologi dan
lingkungan yang ada di CV. Zafa Food  yang memproduksi olahan antara lain
saos, kecap dan kerupuk. Didalam dampak-dampak yang ditimbulkan maka
ada beberapa aspek yang mempengaruhi dampak dari lingkungan sekitar
maupun lingkungan warga sekitar yang berada dikawasan sekitar.
18

Gambar 1 Proses Pembuatan Kecap dan Saos

Berikut aspek-aspek dampak yang ditinjau dari ekonomi, fisik, sosial,


dan pencemaran antara lain:
1. Dampak ditinjau dari Aspek Ekonomi
Dampak secara ekonomi dalam sebuah pabrik juga berdampak pada
masyarakat sekitar sebagai imbas atas pendirian pabrik. Imbas dari pabrik
seharusnya diimbangi dengan tingkat kesejahteraan masyarakat sekitar.
Berikut dampak-dampak yang ditinjau dari aspek ekonomi antara lain:
a. Dampak Positif
1) Meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat sekitar dengan
adanya pabrik saos, kecap dan kerupuk serta dapat mengurangi
pengangguran dalam lingkup pabrik.
Dengan adanya pabrik di lingkungan masyarakat ini merupakan
momentum untuk meningkatkan kesejahteraan. Biasanya
masyarakat akan berdampak positif semenjak adanya pabrik.
Pabrik juga membutuhkan karyawan dalam melakukan
produksinya. Sebagian dari masyarakat sekitar yang di kawasan
19

pabrik akan mendapatkan kerja atau yang ingin bekerja di pabrik


tersebut sehingga akan mengurangi pengangguran di sebagian
masyarakat tersebut.

2) Meningkatkan lapangan pekerjaan


Di samping pihak pabrik yang memberikan sebagian untuk di
perkerjakannya dalam proses produksi, tentunya masyarakat juga
diuntungkan dengan adanya pabrik tersebut. Untuk memenuhi
kebutuhan karyawan yang ada di dalamnya, masyarakat sekitar
pabrik juga  memanfaatkannnya dengan membuka warung-warung
yang menyediakan makanan atau minuman untuk karyawan disaat
karyawan istirahat ataupun disaat pulang kerja sehingga menambah
tingkat kesejahteraannya.
b. Dampak Negatif
1) Dekatnya dengan pertanian warga
Di dalam kawasan pabrik tersebut terdapat persawahan yang dekat
dengan pabrik tersebut sehingga dapat mengurangi hasil dari panen
para petani karena proses pencemaran air yang dibuang ke aliran
sungai. Saat pembuangan di aliran sungai, pihak petani yang
dirugikan karena sungai tersebut tercemar sehingga dapat
mengurangi tingkat kualitas dari air. Dengan begitu pertumbuhan
pertanian akan kurang maksimal, sehingga produktivitas akan
kurang maksimal juga.
Gambar 2 Dampak Pembuangan Limbah di Sungai
20

2. Dampak ditinjau dari Aspek Fisik


Dampak yang ditinjau dari aspek fisik yaitu satu proses masuknya
bahan atau energi ke dalam lingkungan yang dapat menyebabkan
timbulnya perubahan yang tidak dikehendaki baik dari segi kimiawi
ataupun biologis sehingga berdampak negatif bagi kesehatan, Keberadaan
makhluk hidup khususnya manusia dan organisme lainnya.
a. Faktor bau yang dihasilkan saat produksi yang menyebabkan masalah
bagi masyarakat sekitar
Pemprosesan  pada produksi saus, kecap dan kerupuk pihak yang
dirugikan adalah masyarakat. Karena setiap proses produksi bau yang
dikeluarkan dalam proses produksi menyengat terutama di sekitar
perumahan warga yang dekat. Selain itu tempat perusahaan tepat di
depan jalan utama sehingga proses produksi juga tercium bagi
pengguna jalan yang melintas.
b. Keruhnya air di aliran sungai akibat limbah proses produksi.
Setelah proses produksi dalam pembuatan saus, kecap dan kerupuk
tentunya limbah air dalam produksi akan banyak. Dengan banyaknya
limbah air saat produksi menyebabkan pembuangan kealiran sungai
21

sehingga air dalam sungai akan menjadi keruh dan juga ikan atau
sejenisnya akan terkena dampaknya.
c. Faktor kebisingan pada pabrik saus, kecap dan kerupuk
Salah satu dari proses produksi juga menimbulkan dampak signifikan
terhadap lingkungan kerja dalam pabrik, seperti : gangguan
pendengaran, emosi yang tidak stabil dan gangguan kejiwaan lainnya.

3. Dampak ditinjau dari Aspek Sosial


Analisis dampak lingkungan yang melibatkan aspek sosial yang
berkaitan dengan upaya untuk mengetahui bagaimana pola hidup
seseorang dalam memaknai perusahaan tersebut. Di samping itu norma-
norma sosial terhadapnya.
a. Sebagian proses perekrutan karyawan dilakukan diluar masyarakat
sekitar
Dampak yang mendasar dari masyarakat selain pada dari pencemaran
adalah proses perekrutan. Meskipun sebagian masyarakat sekitar
mendapatkan pekerjaan di pabrik tersebut tetapi sebagian lagi proses
tersebut dilakukan diluar masyarakat sekitar. Ini berarti masyarakat
yang tidak berdampak langsung juga merasakan, sehingga pihak
masyarakat sekitar kurang empati terhadap pabrik dan dapat
mengurangi kepercayaan masyarakat sekitar.
b. Banyak bermunculan Home industri yang bergerak hampir sama
terutama pada kerupuk.
Ketika masyarakat sekitar tidak diberikan pekerjaan dari pabrik atau
karyawan yang ingin berusaha sendiri dengan usaha rumahan.
Keinginan tersebut membuat persaingan yang terdapat di kawasan
tersebut menjadi ketat.

4. Dampak ditinjau dari Aspek Pencemaran


Ditinjau dari aspek pencemaran dari limbah pabrik saus, kecap, dan
kerupuk umumnya terdiri dari limbah cair, emisi udara dan limbah padat.
22

Limbah cair polutan utamanya berupa bahan organik,  sedangkan limbah


padat berupa bahan-bahan organik seperti ampas kedelai / bungkil. Bahan-
bahan ini mudah terdegradasi secara biologis dan jika tidak ditangani
dengan baik akan mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Sumber- sumber Pencemaran yang diakibatkan dalam perusahaan
saus, kecap dan kerupuk dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pencemaran Air dari proses pencucian, perendaman sampai proses
akhir.
Pembuatan saus, kecap, dan kerupuk pasti tidak lepas dari proses-
proses yang mana membutuhkan tahap- tahap yang tidak sedikit.
Dalam pembuatan ini membutuhkan banyak air dalam melakukan
produksi, mulai dari pencucian, perendaman, pengambilan sari dari
kedelai, pemasakan, penyaringan. Ketika melalui proses yang begitu
banyak sehingga berdampak pada proses pembuangan yang besar.
Dengan produksi dengan skala sedang belum cukup untuk menampung
begitu banyak volume air dalam penampungan sehingga jalan terakhir
dengan dibuang kealiran sungai.
b. Kualitas udara melalui cerobong
Ketika proses pemasakan dalam pembuatan saus, kecap dan kerupuk
ini merupakan proses yang akan menimbulkan senyawa-senyawa
karbon sisa pembakaran yang banyak. Melalui beberapa cerobong
broiler senyawa-senyawa karbon tersebut dapat keluar. Meskipun ini
tidak berdampak langsung oleh masyarakat sekitar pabrik ini, namun
pencemaran udara masih terjadi saat pembuangan asap ke udara.
c. Kerusakan tanah akibat dari penguraian sisa-sisa bahan buangan oleh
mikroorganisme dan Penumpukan bahan-bahan padat. Meskipun
penumpukan bahan-bahan padat dari proses produksi tidak sampai
keluar dari penampungan tetapi dengan banyaknya padatan dan dibawa
arus oleh limbah lama-kelamaan akan terseret keluar ke aliran sungai
sehingga akan menjadi busuk dan bau.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka simpulan dari makalah ini
adalah :

1. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup adalah kajian mengenai


dampak besar dan dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan.
2. Aktivitas pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan apabila rencana
pengelolaan lingkungan telah disusun berdasarkan perkiraan dampak
lingkungan yang akan timbul akibat dari proyek yang akan dibangun.
3. Analisis ini meliputi keseluruhan kegiatan pembuatan 5 (lima) dokumen
yang terdiri dari PIL (Penyajian Informasi Lingkungan), KA (Kerangka
Acuan), ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan), RPL (Rencana
Pemantauan Lingkungan), dan RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan).
4. AMDAL merupakan suatu proses yang panjang dengan sistematika
urutan langkah tertentu menurut PP 29 tahun 1986. Pemrakarsa membuat
ANDAL sesuai dengan pedoman yang diterapkan, kemudian
mengajukannya kepada instansi yang bertanggung jawab untuk dikaji
lebih dulu sebelum mendapatkan keputusan.
5. Hasil studi aspek lingkungan hidup hendaknya memberikan informasi
perihal alasan AMDAL diperlukan, proses AMDAL, isi laporan AMDAl
dan jenis proyek bisnis yang dikenakan wajib lapor AMDAL yang
lengkap.
6. Terdapat aspek ekonomi, fisik, sosial, dan pencemaran yang dapat
mempengaruhi lingkungan sekitar maupun lingkungan warga sekitar
akibat didirikannya suatu usaha bisnis.

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Aziz,A. M. 2019. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Bandung: UPI

Press.

2. Herlianto, D., & Pujiastuti, T. (2012). Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

3. Kasmir & Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana.

4. Lestari, F. (2010). Efektivitas pengelolaan kualitas lingkungan fisik pada

industri semen pasca implementasi AMDAL dan ISO 14001. AGRIPLUS, 20,

126-132.

5. Raharjo, M. 2014. Memahani AMDAL Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.

6. Sucipto, A. (2011). Studi kelayakan bisnis: Analisis intregratif dan studi

kasus. Malang: UIN-Maliki Press,.

7. Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis.. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

8. Umar, H. 2015. Studi Kelayakan Bisnis Edisi 3. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

24

Anda mungkin juga menyukai