KELOMPOK 4
KELAS B
i
PENGESAHAN
Kelompok 4
Dosen Pengampu,
Seviana Rinawati,SKM,M.Si
NIP. 1984092220140901
ii
DAFTAR ISI
iii
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
pengukuran produktivitas, perusahaan dapat mengevaluasi kecenderungan
perkembangan produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu antara
produktivitas yang dimiliki sekarang dengan produktivitas standard yang
ditetapkan pihak manajemen, sehingga ketika terjadi penurunan produktivitas
dapat segera diidentifikasi apa penyebab permasalahan tersebut dan selanjutnya
dilakukan tindakan korektif.
B. Tujuan
1. Mengetahui produktivitas tenaga kerja di PT. Sido Muncul.
2. Mengetahui Jenis perusahaan PT. Sido Muncul dan sistem manusia
mesin apa yang digunaka
3. Mengetahui faktor-faktor terkait dengan perancangan stasiun kerja yang
ada di PT. Sido Muncul.
4. Mengetahui keterkaitan method engineering di PT. Sido Muncul terhadap
peningkatan produktivitas kerja.
5. Mengetahui Peta Proses Operasi(PPO), Peta Aliran Proses (PAP), Peta
Pekerja dan Mesin (PPDM), Peta Proses Kelompok Kerja (PPKK), Peta
Tangan Kiri Dan Tangan Kanan (PTKTK) yang ada di PT. Sido Muncul.
C. Manfaat
Bagi mahasiswa
1. Dapat mengetahui secara langsung aplikasi ilmu yang di dapatkan saat
menempuh studi.
2. Menambahkan pengetahuan dan pengalaman mahasiwa di PT. Sido
Muncul.
3. Melatih diri dalam bersosialisasi pada lingkungan tempat kerja.
4. Mehasiswa dapat memahami dan mengerti situasi kerja yang sebenarnya
Bagi perusahaan
1. Terciptanya inovasi baru yang nantinya dapat di manfaatkan oleh
perusahaan.
2. Sebagai saran promosi produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
3. Meningkatkan mutu sumber daya manusia.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Produktivitas
Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil
yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan
(input). Dengan kata lain, produktivitas memiliki dua dimensi. Dimensi
pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian target
berkaitan dengan kuaitas, kuantitas, dan waktu. Yang kedua adalah
efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan
realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
2. Analisis kerja
- Flow shop
Penjadwalan flowshop merupakan suatu pergerakan unit-unit yang
terus- menerus melalui suatu rangkaian stasiun-stasiun kerja yang disusun
berdasarkan produk (Baker, 1974). Susunan suatu proses produksi jenis
flowshop dapat diterapkan dengan tepat untuk produk-produk dengan desain
yang stabil dan diproduksi secara banyak (volume produk), sehingga
3
investasi dengan tujuan khusus (special purpose) yang dapat secepatnya
kembali.
Penjadwalan adalah pengurutan pembuatan/pengerjaan produk secara
menyeluruh pada beberapa buah mesin. Dengan demikian masalah
sequencing senantiansa melibatkan pengerjaan sejumlah komponen yang
sering disebut dengan istilah job. Job sendiri masih merupakan komposisi
dari sejumlah elemen-elemen dasar yang disebut aktivitas atau operasi. Tiap
aktivitas atau operasi ini membutuhkan alokasi daya tertentu yang sering
disebut dengan waktu proses (Ginting, 2009). Penjadwalan merupakan alat
ukur bagi perencanaan agregat.
4
produk dan manusia yang menggunakannya. Begitupun gerakan kerja
yang efisien berkaitan dengan pengaturan gerakan material handling.
Pengukuran energi yang dikeluarkan untuk melaksanakan aktivitas
tertentu.
Penentuan beban kerja, termasuk beban statis maupun dinamis
yang diukur berdasarkan parameter fisiologis misal: volume oksigen,
detak jantung dll. Data fisiologis selain berguna dalam perancangan
kerja juga dapat untuk pengaturan jawdal kerja (penyusunan waktu
istirahat).
5
fisik kerja yang berpotensi bahaya untuk dapat dilakukan antisipasi
yang tepat.
Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai jika
manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan
nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam
jangka waktu yang lama lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja
yang kurang baik dapat menutut tenaga kerja dan waktu yang lebih
banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang
efisien (Sedarmayanti, 2001).
Teknik tata cara kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-
prinsip dan teknik-teknik untuk mendapatkan suatu rancangan sistem kerja
yang terbaik. Teknik Tata Cara berkenaan dengan pemilihan, pengembangan
dan pendokumentasian metode dari pekerjaan yang dilaksanakan. Meliputi
analisa kondisi input-output, analisa elemen kerja, analisa aliran
operasi/kerja, analisa pengaturan area kerja, analisa pilihan peralatan dan alat
bantu, analisa gerakan kerja, dan analisa waktu kerja. Method Engineering
meliputi :
- Telah kerja (work study).
Berkaitan dengan mengamati metode kerja yang dipilih menjadi
obyek, termasuk work breakdown system (menguraikan kerja tersebut
menjadi elemen-elemen kerja yang lebih rinci), motion study (studi
gerakan kerja), process mapping (memetakan prosedur kerja yang
mendeskripsikan rangkaian, hubungan dan urutan elemen kerja).
- Pengukuran kerja (work measurement).
Berkaitan dengan mengukur dan menilai metode kerja, termasuk
time study (mengukur waktu kerja secara langsung atau tak langsung),
performance rating (menilai performa kerja saat pengukuran
dibandingkan dengan kondisi normal atau wajar yang biasanya terjadi
di sistem yang diamati).
6
- Perbaikan kerja (work improvement).
Berkaitan dengan memperbaiki metode kerja melalui rancangan
metode kerja baru atau hanya beberapa perubahan-perubahan atas
metode kerja sebelumnya, termasuk eliminate (menghilangkan elemen
kerja yang tidak diperlukan), combine (menggabungkan beberapa
elemen kerja untuk dikerjakan bersamaan atau overlapping), rearrange
(mengubah urutan elemen kerja) dan simplify (menyederhanakan
elemen kerja). Terkadang dengan menambahkan alat bantu,
menerapkan teknologi, mengatur tata letak.
- Pembakuan kerja (work standardization).
Berkaitan dengan membakukan dan mendokumentasikan metode
kerja, termasuk standard time (waktu baku), standard output (output
baku), standard operating procedure (prosedur kerja baku), process
mapping (peta kerja).
B. Perundang – undangan
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam undang undang ini yang dimaksud dengan :
1. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.
2. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat.
3. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
4. Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-
badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
5. Pengusaha adalah :
7
a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan
suatu perusahaan milik sendiri;
b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri
sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di
Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b
yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
6. Perusahaan adalah :
a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta
maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar
upah atau imbalan dalam bentuk lain;
b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan
mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain.
7. Perencanaan tenaga kerja adalah proses penyusunan rencana ketenagakerjaan
secara sistematis yang dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan,
strategi, dan pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang
berkesinambungan.
8. Informasi ketenagakerjaan adalah gabungan, rangkaian, dan analisis data yang
berbentuk angka yang telah diolah, naskah dan dokumen yang mempunyai arti,
nilai dan makna tertentu mengenai ketenagakerjaan.
9. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin,
sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai
dengan jenjang dan kualifikas jabatan atau pekerjaan.
10. Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar
yang ditetapkan.
11. Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan
secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara
langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja/buruh
8
yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang dan/atau jasa di
perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu.
12. Pelayanan penempatan tenaga kerja adalah kegiatan untuk mempertemukan
tenaga kerja dengan pemberi kerja, sehingga tenaga kerja dapat memperoleh
pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya, dan pemberi
kerja dapat memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhannya.
13. Tenaga kerja asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud
bekerja di wilayah Indonesia.
14. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau
pemberi kerja yang memuat syarat syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.
15. Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh
berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan
perintah
16. Hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para
pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur
pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai nilai
Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
17. Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan
untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang
bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna
memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh
serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
18. Lembaga kerja sama bipartit adalah forum komunikasi dan konsultasi mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan hubungan industrial di satu perusahaan yang
anggotanya terdiri dari pengusaha dan serikat pekerja/ serikat buruh yang sudah
tercatat instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan atau unsur
pekerja/buruh.
19. Lembaga kerja sama tripartit adalah forum komunikasi, konsultasi dan
musyawarah tentang masalah ketenagakerjaan yang anggotanya terdiri dari
unsur organisasi pengusaha, serikat pekerja/serikat buruh, dan pemerintah.
20. Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh
pengusaha yang memuat syarat syarat kerja dan tata tertib perusahaan.
9
21. Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan
antara serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh
yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang
memuat syarat syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.
22. Perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat yang
mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan
pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan
mengenai hak, perselisihan kepentingan, dan perselisihan pemutusan hubungan
kerja serta perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu
perusahaan.
23. Mogok kerja adalah tindakan pekerja/buruh yang direncanakan dan dilaksanakan
secara bersama-sama dan/atau oleh serikat pekerja/serikat buruh untuk
menghentikan atau memperlambat pekerjaan.
24. Penutupan perusahaan (lock out) adalah tindakan pengusaha untuk menolak
pekerja/buruh seluruhnya atau sebagian untuk menjalankan pekerjaan.
25. Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal
tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara
pekerja/buruh dan pengusaha.
26. Anak adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 (delapan belas) tahun.
27. Siang hari adalah waktu antara pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00.
28. 1 (satu) hari adalah waktu selama 24 (dua puluh empat) jam.
29. Seminggu adalah waktu selama 7 (tujuh) hari.
30. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh
yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan,
atau peraturan perundang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
31. Kesejahteraan pekerja/buruh adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan/atau
keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik di dalam maupun di luar
hubungan kerja, yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi
produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat.
10
32. Pengawasan ketenagakerjaan adalah kegiatan mengawasi dan menegakkan
pelaksanaan peraturan perundang undangan di bidang ketenagakerjaan.
33. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.
11
BAB III
HASIL
A. Pelaksanaan
B. Deskripsi Perusahaan
Pada tahun 1928, terjadi perang Malese yang melanda dunia. Akibat
perang ini, usaha Melkrey yang mereka rintis terpaksa gulung tikar dan
mengharuskan mereka pindah ke Solo, pada 1930. Tanpa menyerah, pasangan
ini kemudian memulai usaha toko roti dengan nama Roti Muncul. Lima tahun
12
kemudian, berbekal kemahiran Ibu Rakhmat Sulistio (Go Djing Nio) dalam
mengolah jamu dan rempah-rempah, pasangan ini memutuskan untuk membuka
usaha jamu di Yogyakarta.
Tahun 1941, mereka memformulasikan Jamu Tolak Angin yang saat itu
menggunakan nama Jamu Tujuh Angin. Ketika perang kolonial Belanda yang
kedua di tahun 1949, mereka mengungsi ke Semarang dan mendirikan usaha
jamu dengan nama Sido Muncul, yang artinya “ impian yang terwujud”. Di Jalan
Mlaten Trenggulun No. 104 itulah, usaha jamu rumahan dimulai dengan di bantu
oleh tiga orang karyawan. Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang
lebih praktis, mendorong beliau memproduksi jamu Tolak Angin dalam bentuk
serbuk. Produk ini mendapat tempat di hati masyarakat sekitar dan
permintaannya pun terus meningkat. Pada tahun 1970, dibentuk persekutuan
komanditer dengan nama CV Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul. Kemudian
pada 1975, bentuk usaha industri jamu pun berubah menjadi Perseroan Terbatas
dengan nama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, dimana seluruh usaha
dan aset dari CV Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul digabungkan, dan
dilanjutkan oleh perseroan terbatas ini.
13
Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, pada 11 November 2000. Saat
peresmian pabrik, Sido Muncul menerima dua sertifikat sekaligus, yaitu Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi. Sertifikat inilah yang menjadikan
Sido Muncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik
sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas sekitar 8 hektar dan sisanya menjadi
kawasan pendukung lingkungan pabrik. Sebagai perusahaan yang telah berdiri
sejak 1951, Sido Muncul yang kini merupakan perusahaan herbal bertaraf
modern senantiasa berupaya untuk memberikan produk-produk yang baik dan
menyehatkan bagi seluruh konsumennya, dan dengan demikian memberikan
nilai positif bagi masyarakat.
Produk-produk yang telah di produksi sampai saat ini oleh Sido Muncul
ada lebih dari 250 jenis produk dengan produk unggulan Tolak Angin, Kuku
Bima Energi, Alang Sari Plus, Kopi Jahe Sido Muncul, Kuku Bima Kopi
Ginseng, Susu Jahe, Jamu Komplit dan Kunyit Asam. Kini, produk-produk Sido
Muncul telah berhasil di ekspor ke beberapa negara Asia Tenggara (Malaysia,
Singapore, Brunei dll), Australia, Korea, Nigeria, Algeria, Hong Kong, USA,
Saudi Arabia, Mongolia dan Rusia. Saat ini perseroan juga tengah melakukan
penjajagan dengan distributor dan perusahaan asal Thailand, Vietnam dan
Jepang.
14
Tepat tanggal 18 November 2013, Sido Muncul yang memiliki 109
distributor di seluruh Indonesia kembali melakukan perubahan. Perusahaan
keluarga ini memilih naik kelas menjadi perusahaan terbuka dengan tujuan agar
perusahaan ini langgeng dan dipercaya oleh masyarakat. Saat ini PT. Industri
Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk. telah menjadi Pabrik Jamu terbesar di
Indonesia dan masih akan terus berkembang dan kini tercatat dengan Kode
saham dari Perseroan SIDO di Bursa Efek Indonesia.
Visi
Misi
15
BAB IV
PEMBAHASAN
Menurut Ghiselli dan Brown (1995) melihat produktivitas dari dua segi
yaitu output sebagai pengukur produktivitas, yang didalamnya mengandung dua
aspek yaitu jumlah dan kualitas, sedang yang lain dilihat dari segi hilangnya
waktu sebagai pengukur produktivitas kerja. Angka produktivitas kerja dapat
dihiting dengan rumus
𝒐𝒖𝒕𝒑𝒖𝒕 × 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓𝒕 𝒕𝒊𝒎𝒆
𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒕𝒊𝒗𝒊𝒕𝒂𝒔 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 × 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂
Angka prodktivitas di PT Sido Muncul,Tbk adalah
𝟐𝟎𝟎 × 𝟔𝟎
𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒕𝒊𝒗𝒊𝒕𝒂𝒔 = 𝟏𝟎𝟎%
𝟑𝟎𝟎𝟎 × 𝟒𝟐𝟎
= 1.51%
Jadi , angka produktivitas di PT Sido Muncul,Tbk dapat dikatakan produktif
dengan hasil sebesar 1.51%
Flow shop
16
sering disebut dengan istilah job. Job sendiri masih merupakan komposisi
dari sejumlah elemen-elemen dasar yang disebut aktivitas atau operasi. Tiap
aktivitas atau operasi ini membutuhkan alokasi daya tertentu yang sering
disebut dengan waktu proses (Ginting, 2009). Penjadwalan merupakan alat
ukur bagi perencanaan agregat. Pesanan-pesanan aktual pada tahap ini
ditugaskan pertama kalinya pada sumber daya tertentu, kemudian dilakukan
pengurutan kerja pada tiap-tiap pusat pemrosesan sehingga dicapai optimisasi
utilitas kapasitas yang ada. Pada penjadwalan ini permintaan akan produk-
produk yang tertentu (jenis dan jumlah) dari jadwal produksi akan ditugaskan
pada pusat-pusat pemrosesan.
Permasalahan muncul apabila pada tahap operasi tertentu beberapa
atau seluruh pekerjaan itu membutuhkan stasiun kerja yang sama. Dengan
dilakukannya pengukuran pekerjaan ini unit-unit produksi dapat
dimanfaatkan secara optimum. Pemanfaatan ini antara lain dilakukan dengan
jalan meningkatkan utilitas unit-unit produksi melalui usaha mereduksi waktu
menganggur (idle) dari unit-unit yang bersangkutan.
17
- Reaksi yg berasal dari Sistem Manusia akan diolah atau dikontrol
terlebih dahulu melalui suatu mekanisme tertentu, sebelum suatu
output berhasil diproses oleh mesin
- Mesin yg memberikan sumber tenanga (Power)
- Manusia yg melakukan proses kendali (Control)
Kondisi kerja adalah keadaan dimana tempat kerja yang baik meliputi
fisik atau non fisik yang dapat memberikan kesan meyenangkan,aman,tentram
dan lain-lain(Parlinda,1993).
18
Jika kondisi kerja baik maka hal tersebut dapat memacu timbulnya rasa
puas dalam diri pekerja yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap
kinerjanya,begitu sebaliknya, jika kondisi kerja buruk maka pekerja tidak akan
mempunyai kepuasan dalam bekerja.
a. Faktor sumber daya manusia
- Di PT Sido Muncul sudah menerapkan gerakan kerja yang efisien
berkaitan dengan pengaturan gerakan material handling ,salah satunya
dapat dilihat dalam prose packaging.
- Mengekonomiskan gerakan agar dapat memperbaiki efisiensi dan
mengurangi kelelahan kerja.
19
D. Keterkaitan method engineering di PT Sido Muncul terhadap peningkatan
produktivitas kerja
20
BAB V
A. Simpulan
21
B. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk PT. Sido Muncul dapat berupa :
1. Untuk Perusahaan
Diharapkan kepada PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul,Tbk
untuk lebih meningkatkan produktivitas pekerja, yang dapat menciptakan
perusahaan yang lebih baik. Serta menjamin hak-hak para pekerjanya.
2. Untuk Pemerintah
Diharapkan kepada pemerintah khususnya pihak yang bersangkutan
untuk mengadakan inspeksi dan evaluasi kepada perusahaan-perusahaan
industri agar kualitas perusahaan, maupun pekerja dapat menjadi lebih baik
lagi.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/sistem-manusia-mesin-ergonomi/ Diakses
pada 26 April 2018 pukul 18.55 WIB
23
LAMPIRAN
24