PERMODALAN KOPERASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Dari Mata Kuliah Permodalan Koperasi
DISUSUN OLEH :
1
BAB I
SUMBER MODAL KOPERASI
Sebagai badan usaha Koperasi sama dengan bentuk badan usaha lainnya, yaitu
sama-sama berorientasi laba dan membutuhkan modal. Koperasi sebagai wadah
demokrasi ekonomi dan sosial harus menjalankan usahanya. Oleh karena itu kehadiran
modal dalam Koperasi ibarat pembuluh darah yang mensuplai darah (modal) bagi
kegiatan-kegiatan lainnya dalam Koperasi.
Dalam memulai suatu usaha, modal merupakan salah satu faktor penting
disamping faktor lainnya, sehingga suatu usaha bisa tidak berjalan apabila tidak
tersedia modal. Artinya, bahwa suatu usaha tidak akan pernah ada atau tidak dapat
berjalan tanpa adanya modal. Hal ini menggambarkan bahwa modal lah yang menjadi
faktor utama dan penentu dari suatu kegiatan usaha. Karenanya setiap orang yang akan
melalukan kegiatan usaha, maka langkah utama yang dilakukannya adalah memikirkan
dan mencari modal untuk usahanya. Kedudukan modal dalam suatu usaha dikatakan
oleh Suryadi Prawirosentono (2002: 117) sebagai berikut:
Modal adalah salah satu faktor penting diantara berbagai faktor produksi yang
diperlukan. Bahkan modal merupakan faktor produksi penting untuk pengadaan faktor
produksi seperti tanah, bahan baku, dan mesin. Tanpa modal tidak mungkin dapat
membeli tanah, mesin, tenaga kerja dan teknologi lain. Pengertian modal adalah “suatu
aktiva dengan umur lebih dari satu tahun yang tidak diperdagangkan dalam kegiatan
bisnis sehari-hari”.
2
Selain sebagai bagian terpenting di dalam proses produksi, modal juga merupakan
faktor utama dan mempunyai kedudukan yang sangat tinggi di dalam pengembangan
perusahaan. Hal ini dicapai melalui peningkatan jumlah produksi yang menghasilkan
keuntungan atau laba bagi pengusaha.
Modal pada umumnya hanya dipandang dari sudut “uang” atau modal finansial,
namun ada pula yang melihat semangat atau tekad seseorang juga merupakan “modal”
yaitu modal nonfinansial. Akan tetapi, jarang ditemukan orang berani membuka dan
menjalankan suatu usaha hanya dengan modal “nekad” dan “semangat”. Apalah artinya
suatu semangat dan kenekadan tanpa disertai dengan modal berupa uang atau alat-alat.
Namun, Anda pasti juga pernah mendengar ada orang yang sukses usaha tanpa
memiliki modal finansial, yang dimilikinya hanya modal semangat atau modal nekad,
bukan ? Keadaan demikian tidak mustahil, dan bisa saja terjadi. Coba Anda cari tahu,
mengapa hal itu bisa terjadi dengan mempelajari profil orang-orang sukses dalam
berusaha. Pentingnya faktor modal bagi suatu usaha, digambarkan oleh Bambang
Riyanto (1985: 61) sebagai berikut:
Dengan tersedianya modal maka usaha akan berjalan lancar sehingga akan
mengembangkan modal itu sendiri melalui suatu proses kegiatan usaha. Modal yang
digunakan dapat merupakan modal sendiri seluruhnya atau merupakan kombinasi
antara modal sendiri dengan modal pinjaman. Kumpulan berbagai sumber modal akan
membentuk suatu kekuatan modal yang ditanamkan guna menjalankan usaha. Modal
yang dimiliki tersebut jika dikelola secara optimal maka akan meningkatkan volume
penjualan.
3
Modal dapat dibedakan atas pengertian sempit dan yang luas. Dalam arti sempit,
modal sering diartikan sebagai uang atau sejumlah dana untuk membiayai suatu usaha
atau kegiatan. Dalam arti luas, modal diartikan sebagai segala sesuatu (benda modal:
uang, alat, benda-benda, jasa) yang dapat digunakan untuk menghasilkan lebih lanjut.
Dilihat dari segi fungsinya modal dapat dibedakan atas modal individu dan modal
sosial. Modal individu adalah tiap-tiap benda yang memberikan pendapatan bagi
pemiliknya. Modal sosial adalah setiap produk yang digunakan untuk produksi
selanjutnya.
Dengan modal maka produksi dapat berjalan dan produktivitas menjadi tinggi.
Oleh karena itu sebagai badan usaha yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan,
Koperasi membutuhkan modal baik dalam arti uang/dana maupun benda-benda modal.
Dengan demikian modal sebagai salah satu faktor produksi merupakan faktor yang
akan mempengaruhi Koperasi dalam mencapai tujuannya. Karena itulah walaupun
Koperasi dipandang bukan sebagai perkumpulan modal, namun Koperasi tidak dapat
lepas dari masalah modal. Untuk itu diperlukan suatu kemampuan dalam pengelolaan
modal, agar modal yang telah didapat dan dimiliki menjadi alat untuk dapat
mensejahterakan anggotanya.
Dengan demikian modal dalam Koperasi pada hakekatnya tidak berbeda dengan
pengertian modal secara umum, yaitu sebagai faktor produksi. Namun demikian, modal
dalam Koperasi memiliki sumber, sifat dan kedudukan yang khas dibandingkan dengan
modal dalam badan usaha lainnya. Untuk mencapai tujuan manajemen keuangan, maka
Koperasi harus berkerja berdasarkan prinsip ekonomi yang rasional, yaitu efektif
efisien dan produktif serta berpegang pada prinsip-prinsip Koperasi dan ciri khasnya
(self help). Hal inilah yang dinamakan dengan memanage modal. Berbicara masalah
bagaimana memanage modal berarti berbicara mengenai permodalan.
4
a. mendapatkan modal; dan
b. menggunakan modal.
Pimpinan koperasi yang balk, selain secara teratur meneliti kemajuan koperasi,
juga harus membuat rencana kegiatan usaha untuk masa mendatang. Rencana kegiatan
yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran koperasi dikenal sebagal Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi (RAPBK). Di dalam penganggaran dikenal
dua macam penyusunan anggaran yang keduanya dapat dipraktikkan secara baik pada
koperasi. Kedua macam anggaran itu adalah Anggaran Belanja Koperasi danAnggaran
Keuangan (cash budget).
ABK adalah suatu perencanaan dalam bentuk uang (rupiah) atas kegiatan-
kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan datang dan digambarkan
dalam bentuk angka untuk suatu periode tertentu (biasa satu tahun) Perencanaan
tersebut meliputi perkiraan jumlah penjualan, jumlah biaya, jumlah pendapatan,dan
5
jumlah keuntungan yang diharapkan Perhitungan-perhitungan harus didukung
dengan data yang jelas sehingga dapat digunakan sewaktu dibutuhkan Perencanaan
keuangan koperasi harus didasarkan pada kondisi nyata koperasi tersebut dengan
memerhatikan keadaan koperasi pada masa laIu sebagai data pendukung.
Anggaran pendapatan koperasi jika dilihat dan keluar masuknya uang kas bisa
disebut anggaran keuangan (cash budget). Pada anggaran keuangan ini diperkirakan
keluar masuknya uang pada waktu-waktu tertentu di masa yang akan datang.
Perhitungan inidiperlukan untuk uang tunai yang harus ada di dalam kas dan bank
dalam suatu waktu. Dalam anggaran keuangan ini pengeluaran yang sifatnya tidak
tunai, seperti penyusutan amortisasi, tidak dimasukkan ke dalam perkiraan
pengeluaran.
6
3) dapat memberikan gambaran waktu yang paling tepat untuk meminjam
guna memenuhi kebutuhan modal kerja jangka pendek,
4) dapat mengatur kemampuan bayar kepada pihak ketiga, agar tiap
pembayaran tidak menggoncangkan likuiditas koperasi,
5) dapat mengendalikan kegiatan-kegiatan agar disesuaikan dengan
kemampuan likuiditas koperasi.
C. Sumber Permodalan
1. Modal Sendiri, adalah modal yang menanggung risiko atau disebut equity yang
berasal dari simpanan-simpanan berikut:
7
kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota.
c) Dana cadangan,yaitu sejumlah uang yang diperoleh dan
penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk menutup modal sendiri
dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
2. Modal Pinjaman, adalah modal yang berasal dan para anggota sendiri atau dan
koperasi lain atau dan lembaga-lembaga keuangan/bank. Selain hal tersebut maka
dapat diperoleh modal dengan cara penerbitan obligasi dan surat utang lamnnya
sesuai perundangan yang berlaku.
Kebutuhan dana dari pinjaman bank atau biasa disebut kreditor bank, bisa
ditempuh bila telah ada kepercayaan dan pihak bank terhadap si peminjam, dalam hal
ini koperasi. Untuk menimbulkan kepercayaan pada bank, maka beberapa persyaratan
harus dipenuhi pihak koperasi sebagaimana diutarakan dalam bab-bab yang lalu. Perlu
disusun rencana kerja dan budget cukup lama, diperlukan neraca dan SHU beberapa
tahun berturut-turut yang bisa dinilai sebagai kemajuan-kemajuan usaha koperasi
tersebut.
Kredit yang berasal dan bank, himpunan anggota, dan masyarakat harus dikelola
secara baik dan terpercaya, maka pemberian kredit kepada pihak yang memerlukan
harus pula memenuhi beberapa kriteria yang lazim digunakan dunia perbankan,yaitu:
4P (Personality, Purpose, Prospect, dan Payment).
Selain formula 4P ada pula yang biasa digunakan dunia bank dalam menilai calon
peminjam, yaitu: 5C yang terdiri atas character, capacity, capital, collateral dan
condition. Character = pendataan pnibadi wirausahawan; capacity = kemampuan
koperasi untuk mengatasi pensaingan dalam bisnisnya; capital = besarnya modal yang
dimiliki dan yang akan diperlukan serta bagaimana menempatkan dana dalam
mengembangkan koperasi; bagaimana perkembangan modal kerja dan antisipasinya
untuk mengembalikan pinjaman; collateral = apa jaminan fisik dan nonfisik atas
pinjaman tersebut, cukupkah jaminan tersebut terhadap jumlah yang akan dipinjam;
condition = kondisi perekonomian atau aspek lain yang bisa mempengaruhi usaha
kopenasi yang dipenhitungkan, agar koperasi dapat memanfaatkan pinjaman dengan
baik.
Dengan adanya penelitian dan evaluasi ketat yang dilakukan dana perbankan
terhadap calon-calon peminjam uang/dana, maka koperasi wajib berusaha untuk
memenuhi persyanatan-persyaratan tersebut dan selalu mengadakan pendekatan dengan
pihak bank bersangkutan.
D. Pendapatan Koperasi
9
mengurangkan harga penjualan barang terhadap harga tebusnya kepada anggota,
dipergunakan oleh koperasi untuk memenuhi segala kebutuhan biaya dalam rangka
menjalankan tugas-tugas yang dibebankan oleh anggota kepadanya.
Menurut pasal 15 ayat (I) uang sebesar Rp 1000,00 dan setiap unit barang yang
diterima koperasi dan anggota tersebut, dibukukan oleh koperasi sebagai pendapatan
koperasi.
10
1. Anggota Simpan Pinjam
Sumber permodalan koperasi berasal dari modal sendiri dan modal luar."
Untuk mengembangkan permodalan koperasi dapat menghimpun dana dari modal
penyertaan. Modal sendiri berasal dari anggota meliputi simpanan pokok, wajib dan
simpanan sukarela. Modal penyertaan bersumber:
11
3. Modal Sendiri
Dalam koperasi Kredit tantangan ini dapat diatasi dengan beberapa cara :
12
1. Mengikat anggota dalam suatu ikatan pemersatu. Artinya,
anggota diikat, dipersatukan oleh adanya kepentingan dan kebutuhan yang
dirasakan bersama didalam satu lingkungan :kerja (ocupational common bond),
tinggal (teritorial common bond) dan lingkungan perkumpulan (asociational
common bond).
2. Membimbing dan mengembangkan sikap menghemat
diantara para anggotanya hingga efisien dan efektif dan usaha tercapai.
Menghemat itu penting karena dengan menghemat orang bisa menabung dengan
cara mendidik anggota tentang perencanaan keuangan yang baik, cara
menyimpan uang secara praktis agar berhasil bagi anggota.
4. Modal Luar
1) Anggota,
2) Koperasi lain dan anggotanya,
3) Bank dan lembaga keuangan lain,
4) penerbitan obligasi dan surat hutang dan
5) Sumber lain yang sah.
13
BAB II
PERENCANAAN KEBUTUHAN MODAL KOPERASI
14
Kedua macam anggaran itu adalah Anggaran Belanja Operasional Koperasi dan
Anggaran Keuangan (cash budget).
15
a. Dapat menentukan waktu yang tepat kapan harus melakukan
penambahan modal dengan meminjam dari luar,
b. Dapat menggunakan uang tunai sekaligus
mempertanggungjawabkannya,
c. Dapat memberikan gambaran waktu yang paling tepat untuk
meminjam guna memenuhi kebutuhan modal kerja jangka pendek,
d. Dapat mengatur kemampuan bayar kepada pihak ketiga, agar tiap
pembayaran tidak menggoncangkan likuiditas koperasi,
e. Dapat mengendalikan kegiatan-kegiatan agar disesuaikan dengan
kemampuan likuiditas koperasi.
B. Sumber Permodalan
16
b. Simpanan Wajib, yaitu jumlah simpanan tertentu yang
tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu
dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama
yang bersangkutan masih menjadi anggota.
c. Dana Cadangan, yaitu sejumlah uang yang diperoleh dari
penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk menutup modal sendiri
untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
2. Modal Pinjaman, yaitu modal yang berasal dari para anggota sendiri/dari koperasi
lain atau dari lembaga-lembaga keuangan/bank. Selain hal tersebut, maka dapat
diperoleh modal dengan cara penerbitan obligasi dan surat utang lainnya sesuai
dengan perundangan berlaku.
3. Modal Penyertaan, yaitu modal yang bersumber dari
pemerintah atau dari
masyarakat dalam bentuk investasi, terutama dalam hubungan ini diatur bahwa para
pemilik modal penyertaan tidak mempunyai kekuasaan dalam rapat anggota dan
dalam menentukan kebijakan koperasi secara keseluruhan, namun pemilik modal
tersebut dapat diikutkan dalam pengelolaan dan pengawasan usaha investasi sesuai
dengan perjanjian.
Kebutuhan dana dari pinjaman bank atau biasa disebut kreditur bank, bias
ditempuh bila telah ada kepercayaan dari pihak bank terhadap sipeminjam atau hal
ini koperasi. Untuk menumbuhkan kepercayaan pada bank, maka beberapa
persyaratan harus dipenuhi oleh pihak koperasi. Perlu disusun rencana kerja dan
budget cukup lama, diperlukan neraca dan SHU beberapa tahun berturut-turut yang
bisa dinilai sebagai kemajuan-kemajuan usaha koperasi tersebut. Kredit yang
berasal dari bank, himpunan anggota dan masyarakat harus dikelola secara baik dan
terpercaya, maka pemberian kredit kepada pihak yang memerlukan harus pula
memenuhi beberapa kriteria yang lazim digunakan dunia perbankan, yaitu4P
(personnality, purpose, prospect, dan payment).
a. Personnality: Bank mencari data tentang kepribadian pihak
pemimpin koperasi/wirausaha koperasi untuk dinilai apakah bisa diberi
kepercayaan mengurus koperasi dan tidak akan menyimpang penggunaan dana
tersebut.
b. Purpose: Bank memperdalam pengetahuna tentang tujuan
penggunaan kredit tersebut dan untuk jenis usaha apa, serta sesuai apa tidak
dengan tugas bank sendiri dalam pemberian kredit.
17
c. Prospect: Dengan mempelajari laporan koperasi masa lalu
dan memprediksi masa depan bank ingin meneliti apakah koperasi bisa
berkembang dengan menggunakan kredit tersebut terutama menghadapi
persaingan pasar.
d. Payment: dari perhitungan-perhitungan realisasi masa lalu
serta budget masa mendatang serta kepercayaan terhadap manajemen koperasi,
bank ingin mempunyai gambaran apakah koperasi nanti mampu mengangsur
kembali hutangnya sesuai waktu yang dijadwalkan.
C. Kebutuhan Modal Koperasi
Mekanisme dan cara penghimpunan modal pada koperasi tidak sama dengan cara
penghimpunan modal pada perusahaan secara umum. Pada koperasi ketentuan yang
mengharuskan adanya minimum modal pada waktu didirikan tidak ada, kecuali untuk
KSP dan Unit Simpan Pinjam (USP). Adanya ketentuan seperti itu tidak
menggembirakan dan banyak ditentang oleh kalangan KSP dan USP, .karena dianggap
memberatkan. Kebiasaan penghimpunan simpanan berangsur secara berkala
menyulitkan mekanisme penambahan modal yang diperlukan pada waktu tertentu.
Simpanan pokok merupakan syarat keanggotaan yang dibayar waktu masuk menjadi
anggota, yang umumnya dalam jumlah kecil. Simpanan wajfb dibayar secara berkala,
bulanan atau musiman, memakan waktu lama untuk mencapai jumlah tertentu. Selain
itu juga disebabkan karena umumnya anggota koperasi tidak mempunyai kemampuan
untuk menyimpan dalam jumlah yang besar. Penambahan modal untuk keperluan
perluasan usaha sulit dilakukan. Salah satu contoh kesulitan koperasi untuk menambah
modal untuk menyelesaikan kesulitan yang hanya dapat dilakukan dengan penambahan
modal adalah Bank Bukopin ketika masih berstatus badan hukum koperasi. Beberapa
waktu yang lalu Bank Bukopin mengalami kesulitan dalam usahanya, dan bisa
18
bangkrut jika tidak ditambah modal. Anggota tidak mampu menambah modal, sedang
tambahan modal dari bukan anggota tidak dimungkinkan dalam bentuk simpanan.
Karena alternatif yang dipilih adalah Bank Bukopin harus tetap hidup, maka diubah
badan hukumnya menjadi perseroan terbatas (PT), yang memungkinkan pihak lain
dapat membeli saham. Prosentasi saham milik koperasi menjadi sangat kecil. Kini
kalangan koperasi tidak suka dengan perubahan badan hukum Bank Bukopin dan ingin
mengembalikan menjadi berstatus badan hukum koperasi, jika dimungkinkan.
D. Masuk-Keluarnya Anggota
Prinsip keanggotaan sukarela dan terbuka yang dianut koperasi sering diartikan
bahwa seseorang masuk atau keluar dari keanggotaan koperasi sesuka-sukanya.
Dikhawatirkan mempengaruhi modal koperasi, yang keluar mengambil simpanan yang
akan mengurangi modal, dan yang masuk (jika ada) membayar simpanan yang akan
menambah modal. Kesukarelaan diartikan bahwa seseorang menjadi anggota karena
mempunyai kepentingan ekonomi yang sarna dan bersedia memanfaatkan jasa koperasi
serta menerima tanggung jawab keanggotaan. Keterbukaan diartikan bahwa koperasi
terbuka bagi setiap orang sepanjang mempunyai kepentingan ekonomi yang sama tanpa
membedakan jenis kelamin, latar belakang sosial, ras, pofitik, dan agama. Keluarnya
anggota bersifat alamfah jika sudah tidak lagi mempunyai kepentingan ekonomi yang
sarna sehingga tidak memenuhi syarat keanggotaan, misalnya beralih pekerjaan atau
meninggal dunia. Stabilitas modal koperasi memang harus dipertimbangkan, misalnya
modal yang berkurang karena anggota yang keluar dapat diimbangi dengan simpanan
baru yang masuk.
Berbeda dengan perusahaan pada umumnya dimana saham tidak boleh diuangkan
kembali oleh pemiliknya, kecuali dijual kepada pihak lain. Pengalihan pemilikan saham
tidak akan mengurangi modal perusahaan, sejalan dengan ketentuan bahwa modal
perusahaan tidak boleh berkurang. Dalam UU PT terdapat pasal yang menyatakan
bahwa perusahaan dapat membeli kembali saham yang telah dikeluarkan, dengan
ketentuan harus dibayar dari laba bersih dan jumlahnya tidak boleh melebihi 10% dari
jumlah modal yang ditempatkan. Sedang pasal lain menyatakan bahwa pemegang
saham yang tidak menyetujui tindakan perseroan yang merugikan dapat meminta
perseroan untuk membeli sahamnya dengan harga yang wajar. Pembelian saham ini
terikat ketentuan diatas, dan jika melebihi maka perseroan wajib mengusahakan agar
sisa saham dibeli oleh pihak lain.
19
Gambaran diatas menunjukkan perlunya ketentuan tentang modal yang tidak
boleh berkurang untuk menjaga kelangsungan usaha koperasi dan kepercayaan pihak
lain. Pembayaran kembali simpanan anggota yang keluar perlu diatur agar tidak
mengurangi modal koperasi, dengan menganjurkan anggota lain untuk menambah
simpanan. Perlu dipertimbangkan untuk menggunakan sebagian SHU atau cadangan
jika perlu untuk mengganti simpanan anggota yang keluar. Jika modal koperasi
menggunakan istilah saham, maka saham anggota yang keluar dibeli oleh anggota yang
lain atau koperasi dengan batasan tertentu.
Pembagian SHU setiap tahun kepada anggota merupakan pengeluaran uang (cash
out) yang berpengaruh terhadap likuiditas modal tahun berikutnya. Koperasi
mempunyai kebiasaan membagi habis SHU setiap tahun. Anggota koperasi selalu
menghendaki pembagian SHU sebesar-besarnya atau seluruhnya, seperti juga kehendak
pemegang saham perusahaan pada umumnya. Koperasi tidak mempunyai kebiasaan
menyisihkan bagian SHU yang ditahan atau retained earning, untuk kepentingan
likuiditas keuangan tahun berikutnya. Jika likuiditas keuangan terganggu harus
diusahakan tambahan pinjaman dari bank dengan bunga tinggi yang menjadi beban
koperasi. SHU yang ditahan berbeda dengan pembagian SHU kepada anggota untuk
disimpan kembali.
Perusahaan pada umumnya menyisihkan sebagian laba dalam bentuk laba yang
ditahan, untuk kepentingan likuiditas tahun berikutnya dan juga untuk mengatur
stabilitas tingkat deviden yang dibagi secara wajar. Pada waktu diperoleh laba yang
cukup besar dalam tahun buku tertentu, sebagian laba disisihkan untuk laba yang
ditahan disamping tetap membagi deviden. Laba yang ditahan muncul kembali dalam
neraca tahun buku berikutnya disamping laba tahun yang bersangkutan. Jika tahun
berikutnya laba yang diperoleh menurun atau rugi, perusahaan masih dapat membagi
deviden dari laba yang ditahan.
Koperasi juga sebaiknya tidak membagi habis SHU setiap tahun dan menyisihkan
sebagian untuk SHU yang ditahan, bukan saja untuk kepentingan likuiditas keuangan
tahun berikutnya, tetapi juga untuk stabilitas tingkat SHU yang dibagikan kepada
anggota. Koperasi yang umumnya memiliki modal sendiri sangat kecil yang usahanya
berkembang besar karena kredit bank atau fasilitas pemerintah, dan sering membagi
SHU dalam tingkat yang berlebih-lebihan dibanding dengan jumlah simpanan anggota
20
F. Modal Penyertaan
Untuk memperkuat kegiatan usaha terutama dalam investasi, koperasi dapat pula
melakukan pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan baik dari
pemerintah maupun dari masyarakat. Modal penyertaan menanggung resiko. Pemilik
modal penyertaan tidak mempunyai hak suara dalam rapat anggota dan dalam
menentukan kebijakan koperasi secara keseluruhan. Namun demikian, pemilik modal
penyertaan dapat diikutsertakan dalam pengelolaan dan pengawasan usaha investasi
yang didukung oleh modal penyertaannya sesuai dengan perjanjian (UU Pasal 42
beserta penjelasannya).
21
BAB III
Masalah ini berbeda dengan revaluasi aset yang biasa dilakukan oleh
perusahaan atau koperasi, karena surplus revaluasi dan kapitalisasinya dalam
bentuk simpanan atau saham tetap dinyatakan dalam nilai nominal. Revaluasi hanya
dilakukan pad a saat diperlukan dan tidak dilakukan berulang-ulang, karena
berkaitan dengan kewajiban membayar pajak.
D.SHU dan Penghitungannya
Sisa Hasil Usaha merupakan selisih antara pendapatan dan biaya, dengan
demikian bisa dikatakan bahwan laporan perhitungan sisa hasil usaha adalah sama
dengan laporan laba-rugi pada perusahaan konvensional. Sisa Hasil Usaha Koperasi
menurut pasal 45 ayat (1) UU No.25/1992 merupakan pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban
lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. SHU setelah
dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang
dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk
keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan
keputusan Rapat Anggota. Sedangkan Besarnya pemupukan modal dana cadangan
ditetapkan dalam Rapat Anggota.
1. Transaksi anggota yang dimaksud ini adalah kegiatan ekonomi (jual beli
barang atau jasa), antara anggota terhadap koperasinya dalam setiap
transaksi yang dilakukan
2. jasa modal yang dimaksudkan ini adalah kontribusi anggota dalam
memberi modal koperasinya, yaitu bentuk simpanan pokok, simpanan
wajib, simpanan usaha, dan simpanan lainnya.
3. Omzet atau volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan
dari barang dan atau jasa pada suatu periode waktu atau tahun buku yang
bersangkutan.
4. Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota adalah SHU yang
diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa modal
anggota
Menurut UU No. 25/1992 pasal 5 ayat 1 rumus SHU Perorangan sebagai berikut :
Dimana :
—– —–
VUK TMS
Dimana :
SHU Pa : Sisa Hasil Usaha per Anggota
Koperasi juga sebaiknya tidak membagi habis SHU setiap tahun dan
menyisihkan sebagian untuk SHU yang ditahan, bukan saja untuk kepentingan
likuiditas keuangan tahun berikutnya, tetapi juga untuk stabilitas tingkat SHU yang
dibagikan kepada anggota. Koperasi yang umumnya memiliki modal sendiri sangat
kecil yang usahanya berkembang besar karena kredit bank atau fasilitas pemerintah,
dan sering membagi SHU dalam tingkat yang berlebih-lebihan dibanding dengan
jumlah simpanan anggota.
BAB IV
RAPAT ANGGOTA KOPERASI
Rp…………...
Jumlah dana yang digunakan harus sesuai dengan jumlah dana yang
tersedia atau mungkin dalam penggunaan karena adanya afisiensi atau
penghematan tetapi memuaskan akan terdapat sisa.
d. Penyusunan Acara Rapat
Biasanya direncanakan sebagai berikut:
Pertama : kata pembukaan rapat oleh ketua panitia.
Kedua : penjelasan jumlah anggota yang hadir yang menentukan kuorum
telah tercapai, oleh sekretaris.
Ketiga : pengesahan Peraturan Tata tertip Rapat dan acara rapat
Keempat : Laporan Pengurus dan Neraca Tahunan tahun buku dan
perhitungan rugi laba koperasi
Kelima : Lapotan Pemeriksaan Badan Pemeriksa
Keenam : pernyataan keliling mengenai Laporan Pengurus, Neraca dan
laporan Rugi Laba, serta hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa dan
jawaban oleh pengurus dan badan pemeriksa.
Ketujuh : kata bibingan oleh pejabat koperasi
Kedelapan : membicarakan rencana kerja dan anggaran pendapatan dan
pengeluaran tahun buku berikutnya.
Kesembilan : pemilihan pengurus dan badan pemeriksa (masing-masing apabila
sudah habis masa jabatannya atau jika rapat anggota menghendaki
perubahan meski sebelum waktunya berakhir.
Kesepuluh : pengucapan sumpah atau janji oleh para pengurus dan badan
pemeriksa yang baru terpilih
Kesebelas : usul-usul atau pernyataan lain yang timbul dalam rapat
Keduabelas : kata penutup oleh ketua/pengurus.
Susunan rapat acara anggota seperti dikemukan di atas hanya hanya
mengemukakan hal-hal yang umum saja
.
D. Tahap Pelaksanaan Rapat Anggota
a. Pengisian daftar hadir
Nilai penting dari terisinya daftar hadir tersebut:
(1) Untuk menentukan perhitungan kuorum rapat
(2) Untuk kelengkapan penyusunan berita acara rapat.
(3) Untuk menghitung bahan-bahan/materi rapat yang diperlukan
selama berlangsungnya rapat
(4) Untuk menentukan peralatan/perlengkapan selama rapat, seperti
meja, kursi, ruangan rapat kelompok penyediaan makanan minuman dan
sebqagainya.
b. Pembukaan dan pengendalian rapat
Setelah para anggota peserta rapat dan para undangan masuk ke dalam
ruangan rapat, ketua panitia harus benar-benar memperhatikan pembaca acara
dan notulis agar dapat tugas kewajiban dan peranan masing-masing dengan
sebaik-baiknya. Pembawa acara aktif membawa acara rapat dan notulis aktif
pula mencatat dan merekam semua pembicaraan saat berlangsungnya rapat.
c. Pengunguman mengenai jumlah peserta yang hadir dan penetapan
kuorum.
Dengan dimulainya acara khusus atau resmi makaperlu diketahui jumlah
peserta rapat yang hadir, untuk ini sekretaris berperan mengumumkannya.
Bila jumlah anggota rapat belum mnecapai kuorum maka rapat dapat ditunda
7 hari, sidang berikutnya belum juga mencapai kuorum, maka pejabat
koperasi setempat dapat menetapkan berlangsungnya rapat anggota tersebut.
d. Pembahasan dan pengesahan tata tertib
Pada acara pembahasan dan pengesahan tata tertib rapat biasanya sudah
disiapkan terlebih dahulu sebelum rapat dimulai konsep tersebut tinggal di
bahasnya saja.
Contoh tata tertib rapat:
(1) Pimpinan rapat akan memimpin sidang dengan dibantu oleh
sekretaris dan para notulis
(2) Semua pembicara yang akan mengemukakan buah pikirannya
selama rapat ini berlangsung harus melalui pimpinan sidang.
(3) Yang diberikan hak untuk berbicara dan ikut di dalam pemungutan
suara hanyalah para anggota yang nama-namanya terdaftar dalam buku
daftar anggota sedang calon anggota belum berhak untuk bersuara
dalampungutan suara
e. Pembacaan notulen rapat anggota tahun yang lalu.
Sebagai acara pertama sekretaris akan membacakan notulen rapat anggota
tahun yang lalu, yang berisikan segala materi rapat yang telah dicatat dan
diputuskan, yang menyangkut bidang organisasi, usaha, permodalan dan
kebijaksanaan-kebijaksaan lainyang ada hubungannya dengan kegiatan-
kegiatan koperasi pada tahun yang lalu.
f. Pandangan umum atas pertanggungjawaban pengurus dan badan
pemeriksa.
Pimpinan sidang segera akan membuka acara pandangan umum, setelah
para peserta mendengarkan laporan-laporan pertannggungjawaban pengurus
dan badan pemeriksa, acara ini untuk membahas laporan-laporan tersebut,
apakah bias diterima atau tidak. Apabial terdapat banyak persoalan yang perlu
dipecahkan sidanng biasanya akan membahas masala-masalah yang tadi, hasil
bahasannya akan menjadi pegangan dalam pemecahan persoalan tersebut.
g. Pengesahan Laporan/Pertanggungjawaban
Hasil pembahasan/perusan komisi-komisi dibawa kemuka persidangan,
dalam hal ini masing-masing ketua akan membacakan perumusan dan
mengemukakan kesimpulannya di muka para peserta.setelah selesai pimpinan
akan menanyakan kepada anggota apakah laporan pertanggungjawaban
pengurus dan badan pemeriksadpat diterima atau tidak, kalau peserta dapat
menerima persolan lainnya tidak ada, pimpinan sidang mengetuk palu.
Seandainya tidak semua peserta manyatakan dapat menerima maka pimpinan
sidang pelu mengadakan pemungutan suara,sehingga dapat disimpulkan
semua dapat menerima.
h. Pembacaan keptusan-keputusan dan penutupan sidang.
E. Penyelenggraan Rapat Anggota Dan Pemilihan Pengurus Dan Badan Pemeriksa
Masa kerja/masa jabatan pengurus dan badan pemeriksa telah ditentukan
dalam anggaran dasar koperasi, kalau masa kerja itu telah terlampaui praktis
pengurus dan bandan pemeriksa berada dalam keadaan demisioner dan secara
yuridis formal sehubungan dengan kedemisionerannya itu telah terjadi
kepakuman kepengurusan dan badan pemeriksa, karena pengurus dan badan
pemeriksa dianggap tidak berwenang lagi mengadakan tindakan baru dalam
pengelolaan koperasi kecuali hanya menyelesaikan/membereskan tindakan-
tindakan yang belum teselesaikan sebelum kedemisionerannya berlaku, sambil
menunggu pengurus dan badan pemeriksa.
a. Penunjukan pimpinan sidang
Karena pengurus telah dinyatakan demisioner, maka untuk pimpinan sidang
para tapat anggota ini ditawarkan kepada sidang (para peserta) siapakah yang
akan memimpin sidang-sidang selanjutnya di dalam rapat anggota dalam
rangka pemilihan pengurus dan badan pemeriksa.
Dalam hal ini sidang dapat menunjuk seorang pimpinan sidang yaitu:
(1) Salah seorang dari anggota (biasanya yang usianya lebih tua)
(2) Atau ooleh seorang pengurus koperasi yang lebih atas.
Ia yang terpilih sebagai pimpinan sidang yang baru perlu didampingi oleh
seorang anggota pengurus lama dan seorang anggota untuk memimpin sidang
sampai selesai.
b. Pengarahan pejabat koperasi setempat
Sebelum melakukan pemilihan pengurus diperlukan adanya petuah dan
pengarahan dari pihak Pembina perkoperasian,i.e. Pejabat Dinas Koperasi
setempat. Ini dimaksudkan agar:
(1) Pemilihan berlangsung dengan mengutamakan asas demokrasi
pancasila, dengan demikian maka mereka akan memilih benar-benar
dikehendaki oleh para anggota koperasi
(2) Mereka yang terpilih itu benar-benar berjiwa koperasi, mengabdi
kepada koperasi, mempunyai syarat moral/mental terpuji, berkemampuan
untuk melaksanakan tugas-tugas yang di embankan serta jujur dan penuh
tanggung jawab dalam melaksanakannya.
c. Penentuan System Pemilihan
(1) Sistim pemilihan lanngsung
a. Secara terbuka yaitu langsung para anggota menentukan calon-calonnya
setelah mana kepada para calon diberikan kesempatan untuk menerima
atau menolak pencalonannya itu, tentunya dengan alas an-alasan yang
dapat diterima. Kalau terjadi penolakan perlu dilanjutkan dengan mencari
calon yang lain dan demikian selanjutnya sampai ada calon yang bersedia,
berkemampuan memimpin koperasi
b. Secara rahasia dengan cara ini masing-masing anggota/peserta rapat
berhak mengajukan calonnya dengan rahasia (nama calon ditulis di atas
kertas kemudian digulung), selanjutnya ditulis pada papan tulis, pimpinan
sidang menawarkan kepada para peserta sidang untuk jabatan apa
sebaiknya para calon tersebut.
(2) System Pemilihan Secara Formatur
Pemilihan dengan system ini dimaksudkan untuk memilih calon-calon
pengurus yang dikehendaki, dengan persyaratan-persyaratan seperti yang
telah digariskan oleh pejabat koperasi.
a. Pada tahap pertama memilih para formatur yang dipandang mampu
untuk mencari calon-calon yang sesuai. Formatur dapat diamnbil dari
orang yang pernah menduduki jabatan/badan atau muka-muka yang
baru sama sekali.
b. Setelah formatur terpilih, pimpinan sidang mengajak para anggota
peserta sidang untuk membrikan kesempatan kepada formatur agar
dapat melakukan tugas pembentukan pengurus dan badan
pemeriksanya, dengan demikian sidang perlu diskor. Pada kesempatan
istirahat ini formatur dapat mengadakan pendekatan-pendekatan
dengan calon-calon yang dituju atau mendekati pejabat koperasi untuk
mendapatkan saran-saran untuk menngatasi kemungkinan timbulnya
hal-hal yang negative setelah pemilihan selesai.
Beberapa system formatur:
a. Formatur dengan mandate penuh
Formatur diberi wewenang untuk menujuk dan menentukan
anggota-anggota yang akanmenduduki jabatan pengurus dan badan
pemeriksa, susunan personalia dengan jabatannya harus diterima
oleh para peserta sidang
b. Formatur tidak dengan mandate penuh
Disini susunan pesonalia dan jabatan pengurus/badan pemeriksa
masih harus ditawarkan kepada peserta sidang, apakah disetujui
ataukah ditolak.
c. Formatur dapat duduk sebagai calon pengurus/badan pemeriks,
jelas di sini formatur akan mengusahakan calon-calon lain yang
dapat bekerja sama dengannya.
d. Formatur yang tidak dapat duduk sebagai calon pengurus/badan
pemeriksa, jadi formatur diberi wewenang untuk menentukan
calon-calon pengurus/badan pemeriksa tampa mendudukan dirinya
dalam kepengurusan/badan pemeriksa, setelah selesai ia menjadi
anggota biasa.
d. Pengesahan Pengurus Badan Pemeriksa Baru
Pada koperasi seumumnnya, dalam rapat anggota pemilihan pengurus/badan
pemeriksa, setelah formatur menyelesaikan penyusunan pengurus/badan
pemeriksa baru, maka sidang dinyatakan dimulai kembali. Pada kesempatan
ini wakil para formatur dipersilakan untuk mengemukakan personalia dan
jabatan dalam bentuk pengurus/badan pemeriksa baru di muka sidang. Bila
semua anggota sidang menyetujuinya maka selesai sudah tugas formatur,
kemudian pimpinan sidang mengetok palu, tanda selesai dan sahnya pemilihan
pengurus/badan pemeriksa baru.
e. Penyerahan Pimpinan Sidang Kepada Pengurus Baru
Dengan telah terpilihnya pengurus/badan pemeriksa yang baru dan telah
mengucapkan sumpah atau janji di muka sidang, berarti pimpinan sidang
(yang statusnya sementara itu) sudah saatnya diserah terimakan kepada ktua
pengurus yang baru dan penyerahanpun dilakukan dengan khikmat daqn
peneuh tanggung jawab.
Rapat anggota pemilihan pengurus/badan pemeriksa lanjutnya ditutup oleh
ketua sidang yang baru, ketua mengetuk palu tanda penutupan sidang tersebut.
A.Pengertian Administrasi
Sutu lembaga ataupun organisasi harus mempunyai administrasi yang baik agar
dapat berperan dengan baik pula. Untuk itu setiap komponen-komponen dalam suatu
lembaga atau organisasi harus mempunyai fungsi masing-masing. Hanya dengan
melaksanakan fungsi-fungsi administrasi itulah sebuah koperasi akan dapat mencapai
tujuan-tujuan mulianya secara efektif. Berikut ini kami bahas bagaimana penerapan
fungsi-fungsi administrasi tersebut dalam pengelolaan koperasi.
1. Fungsi Perencanaan
Pada dasarnya strategi adalah cara-cara yang hendak ditempuh oleh suatu
organisasi dalam melaksanakan misi dan mencapai tujuannya. Karena strategi akan
merupakan titik tolak bagi sebuah koperasi dalam melakukan perencanaan, maka
selain harus mengacu pada tujuan dan misi koperasi itu, penentuan strategi harus
mempertimbangkan secara cermat hal-hal sebagai berikut:
2. Fungsi Pengorganisasian
3. Fungsi Pelaksanaan
4. Fungsi Pengawasan
1. Daftar simpanan
2. Buku saldo simpanan
3. Buku simpanan anggota yang dipegang oleh masing-masing anggota.
i. Daftar simpanan
j. Buku saldo simpanan
k. Buku simpanan anggota yang dipegang oleh masing-masing anggota.
a. Administrasi Organisasi
a. Daftar simpanan
b. Buku saldo simpanan
c. Buku simpanan anggota yang dipegang oleh masing-masing anggota.
A. Pengertian SHU
Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah selisih dari seluruh pemasukan atau
penerimaan total (Total Revenue (TR)) dengan biaya-biaya atua biaya total
(Total Cost (TC)) dalam satu tahun buku.
Menurut UU No. 25/1992, tentang perkoperasian, Bab IX, pasal 45
adalah sebagai berikut :
SHU koperaai adalah pendapatna koperasi yang diperoleh dalam satu
tahun buku dikurang dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lain termasuk
pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota
sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan
koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan
keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat
Anggota.
Dengan mengacu pada pengertian diatas, besarnya SHU yang diterima
oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan
transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Dalam
pengertian ini juga dijelaskan bahwa ada hubungan linear antara transaksi
usaha anggota dan koperasinya dalam peroleh SHU. Artinya, semakin besar
transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar
SHU yang akan diterima. Hal ini berbeda dengan perusahaan swasta, dimana
dividen yang diperoleh pemilik saham adalah proporsional, sesuai besarnya
modal yang dimiliki. Hal ini merupakan salah satu pembeda koperasi dengan
badan usaha lainnya.
B. Pembagian SHU dan Cara Memperolehnya
Penghitungan SHU bagian anggota dapat dilakukan apabila beberapa
informasi dasar diketahui sebagai berikut :
1. SHU Total Koperasi Pada Satu Tahun Buku
SHU total koperasi adalah sisa hasil usaha yang terdapat pada neraca
atau laporan laba rugi koperasi setelah pajak (protif after tax). Informasi
ini diperoleh dari neraca ataupun laporan laba rugi koperasi.
SHU Koperasi = Y + X
Dengan :
SHU Koperasi AE = Ta/Tk (Y)
SHU Koperasi MU = Sa/Sk (X)
Dimana :
SHU Koperasi : Total Sisa Hasil Usaha per Anggota
SHU Koperasi AE = SHU Koperasi Aktivitas Ekonomi
SHU Koperasi MU = SHU Koperasi Anggota atas Modal Usaha
Y : Jasa Usaha Anggota
X : Jasa Modal Anggota
Ta : Total Transaksi Anggota
Tk : Total Transaksi Koperasi
Sa : Jumlah Simpanan Anggota
Sk : Simpanan Anggota Total (Modal Sendiri Total)
Bila SHU bagian anggota menurut AD/ART koperasi A adalah 40% dari
total SHU, dan rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian anggota
tersebut dibagi secara proporsional menurut jasa modal dan suaha, dengan
pembagian Jasa Usaha Anggota sebesar 70%, dan Jasa Modal Anggota
sebesar 30%, maka ada 2 cara menghitung persentase JUA dan JMA yaitu :
Pertama, langsung dihitung dari total SHU koperasi, sehingga :
JUA = 70% x 40% total SHU Koperasi setelah pajak
= 28% dari total SHU Koperasi
JMA = 30% x 40% total SHU koperasi setelah pajak
= 12% dari total SHU Koperasi
Kedua, SHU bagian anggota (40%) dijadiakn menjadi 100%, sehingga
dalam hal ini diperoleh terlebih dahulu angka absolut, kemudian dibagi sesuai
dengan persentase yang ditetapkan.
Dalam pembangian SHU kepada anggota ada beberapa prinsip
pembagian SHU yang harus diperhatian diantaranya :
1. SHU yang dibagi adalah yang
bersumber dari anggota
Pada hakekatnya SHU yang dibagi kepada anggota yang bersumber
dari anggota sendiri. Sedangkan SHU yang bukan berasal dari hasil
transaksi dengan anggota pada dasarnya tidak dibagi kepada anggota,
melainkan dijadikan sebagai cadangan koperasi.
b. Sumber SHU
SHU Koperasi A setelah pajak Rp. 280.000
Sumber SHU :
- Transaksi anggota Rp. 200.000
- Transaksi non anggota Rp. 80.000
Lambat laun orang mulai sadar bahwa dalam menilai suatu perusahaan, lebih
penting dari nilai aktiva-aktiva yang dapat dipakai untuk jaminan, adalah kemampuan
perusahan untuk bertahan hidup dan terus berkembang. Ini tetu saja bergantung pada
kemampuan perusahaan untuk menjuaal penduduk, membayar biaya-biaya produksi,
upah dan lain-lain sehingga akhirnya memperoleh laba yang wajar.
Laporan rugi laba adalah laporan yang menunjukkan secara secara sistematis
penghasilan, biaya dari suatu badan usaha selamaa priode tertentu. Laporan rugi laba
merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan atau kemunduran keungan badan
usaha /kkoperasi, sekaligus yang menghubumg dua neraca yang berurutan.
Sedangkan prisip-prinsip umum untuk menyusun laporan rugi laba ialah sebagai
berikut
a. Menunjukkan penghasilan dari usaha pokok peusahaan/koperasi, diikuti dengan
harga pokok barang yang dijual, sehinga diperoleh laba kotor.
b. Menunjukkan biaya-biaya koperasional yang terdiri dari biaya penjualan dan
biaya umum serta administrasi.
c. Menjukkan hasil yang diperoleh di luar usaha pokok perusahaan diikuti dengan
biaya di luar operasioal perusahaan.
d. Menjukkan laba atau rugi, sehingga akhirnya diperoleh laba bersi seblum pajak.
Contoh :
KOPERASI TEMPE” MAJU MAKMUR”
LAPORAN RUGI/ LABA
31 Desember 1998
Penghasilan pokok Rp
Pendapatan non operasional Rp
Penghasilan incidental Rp
Jumlah penghasilan Rp
Harga pokok yang dijual Rp
biaya operasional Rp
biaya non operasional Rp
jumlah biaya Rp
pendapatan bersih Rp
b. Multiple stip, adalah bentuk laporan rugi laba ya ong mengelompokkan
penghasilan dan biaya lebih teliti dengan prisip yang digunaklan secara umum
atau disusun secara sistematis dan berurutan.
Contoh (1 ) :
KOPERASI TEMPE “MAJU MAKMUR”
LAPORAN RUGI/LABA
31 desember 1998
Penjualan bruto Rp
Potongan, retur penjualan Rp
Penjuaalan bersih Rp
Harga pokok penjualan Rp
Laba kotor penjualan Rp
Biya operasional :
Biaya penjualan Rp
Biaya adminitrasi / umum Rp
Laba bersi operasional Rp
Penghasilan Rp
Biaya Rp
Rugi laba insidental Rp
Laba bersih sebelum pajak Rp
Contoh (2)
KOPERASI SEPATU “MANDIRI”
LAPORAN RUGI LABA
31 Desember 1998
Penjualan
Rp. 126.000.000
Persedian barang awal barang Rp. 20.000.000
Persedian akhir Rp. 100.000.000
Pembelian Rp. 120.000.000
Persediaan akhir
Barang dagagan Rp. 35.000.000
Harga pokok peenjualan Rp. 85.000.000
Laba bruto Rp. 41.000.000
Biaya operasirasionol
Berbagai biaya Rp. 14.000.000
Biaya penghapusan gedung Rp. 4.000.000
Rp. 18.000.000
Laba bersih Rp. 23.000.000
Disamping itu dikenal pula beberapa bentuk laporan lainnya yang kiranya
perlu diketahui, seperti :
a. laporan mengenai “SHU tahun yang lalu”, yang menyatakan laba yang dicapai
dan diperoleh perusahaan koperasi selama beberapa tahun berturut-turut setelah
dikurangi dengan dana-dana serta bagian yang disisihkan sebagai cadangan.
b. Laporan mengenai perubahan modal kerja.
Laporan ini menyebabkan, disatu pihak sebagai sumber-sumber yang menambah
modal kerja, dan di lain pihak pengeluaran-pengeluaran yang menyebabkan
berkurangnya modal kerja. Dalam laporan ini di analisis secara terperinci
perubahan-perubahan yang terjadi di suatu pihak pada aktiva tetap pada modal,
yang sebagai keseluruhan telah mengakibatkan perubahan-perubahan ( baik
penambahan maupun pengurangan ) pada modal kerja tersebut.
Yang dimaksud dengan rugi laba operasi adalah merupakan selisih antara
hasil dan biaya-biaya operasi perusahaan pada suatu masa tertentu, biasanya satu
tahun. Sedangkan rugi/laba diluar operasi merupakan hasil yang diperoleh bukan dari
operasi biasa, akan tetapi diluar operasi perusahaan, misalnya merupakan hasil
penjualan mesin-mesin bekas/rusak, atau laba dari penjualan-penjualan surat berharga
yang dimiliki perusahaan sebagai investasi jangka pendeknya.
Dan yang dimaksud dengan koreksi-koreksi perhitungan laba tahun yang lalu,
adalah kesalahan atas perhitungan laba tahun yang lalu dan koreksi ini akan
mempengaruhi besarnya laba yang akan datang. Misalnya kekurangan perhitungan
Persediaan akhir tahun serta pajak-pajak tahun yang lalu yang belum dibukukan.