Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)


PT. WINA (WILMAR NABATI INDONSIA)

BIDANG LINGKUNGAN KERJA DAN BAHAN BERBAHAYA


DAN BERACUN (B3), KESEHATAN KERJA

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE – 310

KELOMPOK 4

1. Andre Alvalis
2. Baihaqhi Hakin
3. Heru Ajeri Ramadhani
4. Kurniawan Okta Satria
5. Mirinda Rahmadani
6. Septi Wulan Dari

PENYELENGGARA
PT. DUTA SELARAS SULOSINDO
PADANG, 11 – 24 Maret 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji Beserta Syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia
kesehatan kepada kita semua sehingga dapat melaksanakan pelatihan untuk menjadi Tenaga Ahli
K3 Umum yang dimulai pada tanggal 11 - 24 Maret 2022 dengan penyelenggara PT. Duta
Selaras Solusindo. Dalam rangkaian pelatihan ini dilaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan
di PT. Wilmar Nabati Indonesia Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 21 Maret 2022. Hasil
Prakter Kerja Lapangan ini dituangkan dalam bentuk Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
yang disusun oleh Kelompok 4. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Tim EHS PT. Wilmar
Nabati Indonesia yang telah memandu kegiatan selama PKL dan juga ucapan terima kasih
kepada seluruh panitia PT. DSS Batch 310. Akhir kata, banyak kekurangan pada pelaporan ini,
kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan untuk masa yang akan datang.

Padang, 21 Maret 2022

DSS Batch 310 Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan .......................................................................................................... 3
1.3 Ruang Lingkup ................................................................................................................. 3
1.4 Dasar Hukum.................................................................................................................... 3
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah PT. Wilmar Nabati Indonesia .............................................................................. 6
2.2 Lokasi Perusahaan ............................................................................................................ 6
2.3 Visi, Misi dan Motto Perusahaan ..................................................................................... 7
2.3.1 Visi ............................................................................................................................ 7
2.3.2 Misi ........................................................................................................................... 7
2.3.3 Moto .......................................................................................................................... 7
2.3.4 Nilai-Nilai Inti ........................................................................................................... 7
2.4 Struktur Perusahaan.......................................................................................................... 9
2.5 Jumlah Tenaga Kerja dan Waktu Operasi ...................................................................... 10
2.5.1 Jumlah Tenaga Kerja .............................................................................................. 10
2.5.2 Waktu Operasi ........................................................................................................ 10
2.6 Temuan ........................................................................................................................... 10
2.6.1 Temuan K3 Kesehatan Kerja .................................................................................. 10
2.6.2 Temuan K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) .............. 10
BAB III ANALISA
3.1 Analisa Temuan Positif .................................................................................................. 12
3.1.1 K3 Kesehatan Kerja ................................................................................................ 12
3.1.2 K 3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan Beracun ................................... 13
3.2 Analisa Temuan Negatif................................................................................................. 17
3.2.1 K3 Kesehatan Kerja ................................................................................................ 17
3.2.2 K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) ............................ 18

iii
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 19
4.2 Saran ............................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Temuan Positif K3 Kesehatan kerja ............................................................................ 12


Tabel 3. 2 Temuan Positif Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan beracun ...................... 13
Tabel 3. 3 Temuan Negatif K3 Kesehatan Kerja .......................................................................... 17
Tabel 3. 4 Temuan Negatif Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) ..... Error!
Bookmark not defined.

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Struktur Perusahaan PT. Wilmar ............................................................................... 9

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi dan perkembangan teknologi pada saat ini menjadi bagian dari
kemajuan sektor perindustrian. Perkembangan industri sangan memerlukan penerapan
teknilogi yang tinggi yang ilmu pengetahuan yang semakin lama semakin maju agar mampu
memenuhi kebutuhan perkembangan zaman saat ini. Seiring dengan perkembangannya sektor
industri maka kegiatan industri memerlukan tenaga kerja sebagai unsur dominan yang
mengelola bahan baku/material, mesin, peralatan dan proses lainnya. K3 telah menjadi sebuah
kebutuhan dalam setiap bagian kerja baik yang berada dilapangan ataupun didalam ruangan.
K3 adalah suatu bentuk usaha atau upaya bagi para pekerja untuk memperoleh jaminan atas
keselamatan dan kesehatan kerja dalam melakukan pekerjaan yang dapat mengancam dirinya
baik berasal dari individu maupun lingkungan kerjanya.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu upaya perlindungan agar
tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan di tempat
kerja serta bagiorang lain yang memasuki tempat kerja maupun sumber dan proses produksi
dapat di gunakan secara aman dan efisien dalam pemakaiannya. Salah satu tujuan K3 adalah
untuk mncapai Zero Accident. Pada umumnya kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh dua
faktor yaitu manusia dan lingkungan. Faktor manusia yaitu tindakan dari manusia yang tidak
disengaja melanggar peraturan keselamatan kerja. Sedangkan factor lingkungan yaitu tindakan
yang tidak aman dari lingkungan kerja ang meliputi mesin-mesin dan peralatan kerja.
Lingkungan kerja adalah semua yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat
mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja
merupakan lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya dalam sehari-hari.
Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan pegawai sehingga lingkungan kerja
yang nyaman sangat dibutuhkan oleh pegawai untuk dapat bekerja secara optimal dan produktif.
Proses kerja yang monoton membuat para karyawan merasa bosan dan mudah lelah sehingga
menyebabkan semangat kerja dan produktivitas kerja menurun, serta faktor lingkungan fisik lain

1
seperti iklim kerja, kebisingan, penerangan, maupun getaran juga dapat mempengaruhi naik
ataupun turunnya semangat kerja dan produktivitas. yang menjadi indikator-indikator
lingkungan kerja adalah: penerangan, suhu udara, sirkulasi udara, ukuran ruang kerja, tata letak
ruang kerja, privasi ruang kerja, kebersihan, ruang bising, penggunaan warna, peralatan kantor,
keamanan kerja, musik tempat kerja, hubungan sesama rekan kerja dan hubungan kerja antara
atasan dengan bawahan
Dampak yang ditimbulkan oleh limbah B3 yang langsung saja dibuang kelingkungan
dan tanpa melakukann proses pengelolaan sangatlah besar dan dapat bersifat akumulatif.
Sehingga dampak tersebut bersifat berantai mengikuti proses pengangkutan (sirkulasi) bahan
dan jaring-jaring rantai makanan. Mengingat besarnya resiko yang ditimbulkan tersebut maka
sebaiknya dilakukannya pengelolahan limbah B3 secara menyeluruh yang mana pada wilmar
sendiri sudah melakukan pengolahan limbah seperti pengolahan limbah cair, udara dan padat.
Pada pengolahan limbah cair wilmar sendiri menggunakan alat ETP untuk limbah padat sendiri
wilmar bekerja sama dengan beberapa vendor dan untuk limbah udara wilmar melakukan
perawatan secara berkala agar limbah udara yang dihasilkan menjadi lebih ramah lingkungan.
Dalam hal ini PT. Duta Selaras Solusindo bekerja sama dengan Kementrian
Ketenagakerjaan mengadakan pembinaan dan pelatihan untuk calon-calon ahli keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) umum. Salah satu persyaratan untuk mendapatkan sertifikat AK3 Umum
tersebut adalah mengikuti Praktek Kerja Lapangan. Dilatar belakangi oleh hal tersebut, maka
pada tanggal 21 Maret 2022, Jl. Belawan-Kampung Baru, Kawasan Areal Pelabuhan PT.
Pellindo II, Kelurahan Teluk Bayur, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatra Barat.
Pada kegiatan PKL di PT. Wilmar Nabati Indonesia, kami mengamati terkait K3 Kesehatan Kerja
serta K3 Lingkungan Kerja, B3 dan Ergonomi untuk melihat temuan-temuan baik positif dan
negatif di lapangan. Bidang K3 yang diperhatikan berupa Poliklinik, Dokter Pemeriksa
Kesehatan TK, Petugas P3K, Kotak P3K dan isinya, Kantin atau Tempat Makan, ergonomic,
Housekeeping/5S, Toilet, NAB Fisika, APD dan Personil K3. Sumber-sumber bahaya tersebut
dapat dikendalikan agar tidak menimbulkan kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja.
Berdasarkan permasalahan di atas kami merasa perlu untuk melakukan checklist terkait
K3 Kesehatan Kerja, K3 Lingkungan Kerja dan B3 serta Ergonomi dengan acuan peraturan
perundangan yang berlaku. Hasil dari dilakukannya checklist ini bertujuan sebagai pembelajaran

2
bagi kami khususnya kelompok 4 dan upaya perbaikan atau bahan masukan bagi PT. Wilmar
Nabati Indonesia.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah:


1. Mengetahui penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di PT. Wilmar
Nabati Indonesia.
2. Mengetahui penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada bidang K3 kesehatan
lingkungan kerja dan K3 Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun.
3. Memberikan pemecahan masalah terhadap penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
secara umum dan pada bidang K3 kesehatan lingkungan kerja dan K3 Bahan Kimia
Berbahaya dan Beracun.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Kerja Praktek Lapangan ini:


1. Pelaksanaa di Bidang K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
2. Pelaksanaan di Bidang K3 Kesehatan Kerja

1.4 Dasar Hukum

Dasar Hukum K3 Lingkungan Kerja:


1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Surat edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, No. SE 01/MEN/1979 tentang
Pengadaan Kantin dan Ruang Makan.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 1 Tahun 1980 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bangunan.
4. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. Kep. 113/
DJPPK/IX/2006 tentang Pedoman dan pembinaan Teknis Petugas Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Ruang Terbatas (Confined Spaces)
5. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.SE.01/MEN/PPK/IV/2012 Tentang
Pemenuhan kewajiban syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja diruang terbatas.

3
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 56 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Penyakit Akibat Kerja.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-05/MEN/2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.

Dasar Hukum K3 Kesehatan Kerja:


1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, No. Per-01/MEN/1976 tentang Wajib
Pelatihan Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan
3. No. Per-01/MEN/1979 tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja bagi Paramedis Perusahaan.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-02/MEN/1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-03/MEN/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
6. Surat Edaran Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No. SE-07/BMW/1997 tentang Pengujian Hapatitis B dalam Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja.
7. Kepdirjen PPK No. 20/DJPPK/2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-15/MEN/VIII/2008 tentang
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
9. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. Kep.
22/DJPPK/V/2008 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja.
10. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. Kep. 53/
DJPPK/VIII/2009 tentang Pedoman Pelatihan dan Pemberian Lisensi Petugas Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja
11. Konvensi ILO (No. 120) mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-kantor Konferensi
Umum Organisasi Peburuhan Pasal 12

Dasar Hukum K3 Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun.


1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

4
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. KEP.187/MEN/1999 Tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya ditempat kerja
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per- 08/MEN/VII/2010 tentang Alat
Pelindung Diri.
4. Surat Edaran Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. SE.01/MEN/PPK/IV/2012
tentang syarat-syarat keselamatan kerja di confined space
5. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. Kep.
84/PPK/X/2012 tentang Tata Cara Penyusunan Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya
Besar dan Menengah.

5
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT. Wilmar Nabati Indonesia

PT. Wilmar Nabati Indonesia Padang yang sebelumnya bernama PT. Mekar Bumi
Andalas merupakan perusahaan yang tergabung dalam WILMAR grup, di SumateraBarat
yang beralamatkan di Jl. Belawan Kampung Baru Kelurahan Teluk BayurKecamatan
Padang Selatan Kota Padang. dimana unit ini melakukan kegiatan operasional
penimbunan minyak kelapa sawit dan turunannya. PT. Wilmar Nabati Indonesia Padang
berdiri pada tanggal 15 September 2001 dengan jumlah tangki sebanyak 2 unit untuk
kapasitas 3000 ton dan 3 unit untuk kapasitas 2000 ton, lalu pada tahun 2004 adanya
penambahan tangki dengan kapasitas 3000 ton sebanyak 1 unit dan 2000 ton sebanyak 4
unit. Seiring berkembangnya bisnis di WILMAR grup untuk memenuhi permintaan yang
ada dibangun lagi 4 tangki dengan kapasitas 2000 ton pada tahun 2006, sehingga total
tangki sekarang yaitu 14 tangki timbun.

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan minyak kelapa sawit di pasar dunia maupun
domestik PT. Wilmar Nabati Indonesia Padang ikut serta membangun unit kegiatan
operasional pabrik, refinery dan fraksinasi. Adapun fasilitas yang dibangun oleh PT.
Wilmar Nabati Indonesia Padang dengan menggunakan lahan seluas 3,5 Ha adalah plant
refinery dengan kapasitas 2600 ton, kapasitas fraksinasi 2600 ton, tangki timbun dengan
kapasitas 5000 ton untuk 3 unit, kapasitas 3000 ton untuk 9 unit, kapasitas 2000 ton untuk
16 unit, kapasitas 1000 ton untuk 3 unit, kapasitas 600 ton untuk 2 unit, kapasitas 250 ton
untuk 1 unit, kantor bea cukai, timbangan beserta kantornya, gudang, water treatment
plant, effluent treatment, boiler, power house, despatch shed, dan gudang bleaching earth.
Jadi untuk pembangunan infrastruktur sudah berjalan 90%.

2.2 Lokasi Perusahaan

PT. Wilmar Nabati Indonesia Padang merupakan perusahaan dengan status


perusahaan penanaman modal asing yang berlokasi di Jl. Belawan-Kampung Baru,
Kawasan Areal Pelabuhan PT. Pellindo II, Kelurahan Teluk Bayur, Kecamatan Padang

6
Selatan, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan perusahaan saat ini adalah
kegiatan operasional pabrik refinery, penimbunan minyak kelapa sawit dan turunannya.
Untuk batas ekologi monitoring ditentukan berdasarkan pada kaitan berbagai proses alami
dengan mempertimbangkan skala besar dan luasnya sebaran dampak, yaitu meliputi
batasan wilayah dengan :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan laut.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Belawan.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan PT. Agromuko.
4. Sebelah Timur Berbatasan dengan PT. Pellindo II.

2.3 Visi, Misi dan Motto Perusahaan

2.3.1 Visi
Visi PT. Wilmar Nabati Indonesia Padang adalah perusahaan kelas dunia yang dinamis di
agrikultur dan industri terkait dengan pertumbuhan yang dinamis dengan tetap
mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di dunia melalui kemitraan dan
manajemen yang baik.

2.3.2 Misi
Misi PT. Wilmar Nabati Indonesia Padang adalah menjadi mitra usaha yang unggul dan
layak dipercayai stakeholder.

2.3.3 Moto
Moto PT. Wilmar Nabati Indonesia Padang adalah Excellent and Trustworthy

2.3.4 Nilai-Nilai Inti


Nilai-nilai inti PT. Wilmar Nabati Indonesia Padang adalah:
1. Profesionalisme yang didasari rasa memiliki
a. Penuh janji;
b. Penuh lebih dari yang diminati;
c. Penuh dengan setulus hati;
d. Penuh dengan benar;
e. Penuh untuk kepentingan perusahaan.
2. Kerendahan hati yang didasari kesederhanaan

7
a. Hormatilah orang lain;
b. Layani mereka dengan tulus;
c. Bekerjalah dengan ikhlas;
d. Belajarlah untuk kesempurnaan.
3. Integritas yang didasari kejujuran
a. Jujurlah terhadap diri sendiri dan orang lain;
b. Berlaku adillah kepada orang lain;
c. Bertanggumg jawablah terhadap perbuatan pribadi;
d. Jangan mau dijual.
4. Kerja keras yang didasari sinergi tim
a. Bekerja dengan satu tujuan bersama;
b. Bekerja dengan satu tekad bersama;
c. Bekerja dengan satu gerak bersama;
d. Bekerja dengan satu hati bersama.
5. Kepemimpinan yang berwawasan global
a. Mengembangan visi;
b. Mengembangkan sinergi;
c. Menunjukkan keteladanan;
d. Membimbing bawahan;
e. Memelihara bawahan.

8
2.4 Struktur Perusahaan

Gambar 2. 1 Struktur Perusahaan PT. Wilmar

9
2.5 Jumlah Tenaga Kerja dan Waktu Operasi
2.5.1 Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja di PT Wilmar Nabati Indonesia sebanyak 92 orang

2.5.2 Waktu Operasi


Waktu operasi di PT. Wilmar Nabati Indonesia Padang dari pukul 08:00 WIB
sampai pukul 16:00 WIB.

2.6 Temuan
2.6.1 Temuan K3 Kesehatan Kerja
a. Temuan Positif
Temuan positif terkait K3 Kesehatan kerja pada PT. Wilmar Nabati Indonesia Padang
yaitu :
1. Tidak terdapat K3 Poliklinik, karena sesuai peraturan poliklinik wajib tersedia saat
tenaga kerja mencapai 500 orang, sedangkan tenaga kerja disini lebih kurang 100
orang.
2. Dokter pemeriksa kesehatan TK juga tidak terdapat disini karena disini tidak terdapat
poliklinik. Namun PT Wilmar Nabati Indonesia sudah menjalin kerja sama dengan
rumah sakit Yos Sudarso dan Semen Padang Hospital.
3. Paramedis tidak terdapat disini karena PT Wilmar Nabati Indonesia sudah
membentuk kerjasama dengan rumah sakit terkait dan sudah membentuk tim P3K.
4. Di PT Wilmar Nabati Indonesia sudah membentuk tim P3K .
5. Tersedianya kotak P3K dan isinya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Temuan Negatif
Temuan negatif terkait K3 Kesehatan kerja pada PT. Wilmar Nabati Indonesia Padang
yaitu :
1. PT Wilmar Nabati Indonesia tidak memiliki kantin sehingga pekerjanya mencari
makanan di luar lokasi tempat kerja.

2.6.2 Temuan K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
a. Temuan Positif
Temuan Positif terkait K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
pada PT. Wilmar Nabati Indonesia Padangyaitu :
1. Toilet sudah terdapat pada tiap divisi di perusahaan PT. Wilmar dalam kondisi
kering dan bersih dengan berjumlah 8 toilet yang sudah di pisah antara toilet
cewek dan toilet cowok.

10
2. Pelaksanaan prinsip Housekeeping/5S sudah terlaksanan dengan baik terbukti dari
bangunan tempat kerja yang terawat dengan baik, fasilitas kebersihan yang
memadai di area perkantoran.
3. PT. Wilmar sudah memiliki tenaga K3 Kimia yang dirangkap oleh Ahli K3 Umum
dan melaksanakan K3 Kimia dengan baik, terbukti dari telah adanya penanganan
khusus B3 yang baik. Seperti adanya MSDS, pelatihan penanganan B3, APD
khusus kimia, dan TPS limbah B3.
4. Bahan kimia yang digunakan di PT. Wilmar sudah berada di bawah nilai ambang
batas yang ditetapkan oleh peraturan terkait.
5. PT. wilmar sudah melaksanakan pengukuran nilai ambang batas(NAB) fisika, dan
nilainya berada pada batas wajar yang ditetapkan, yang dipantau oleh ahli K3
Kimia.
6. PT. Wilmar sudah memberikan APD untuk para pekerja sesuai dengan pekerjaan
yang dilakukan, walaupun masih terdapat para pekerja yang tidak menggunakan
APD. Serta bagi orang yang memasuki lingkungan kerja PT. Wilmar juga harus
menggunakan APD yang lengkap.
7. PT. Wilmar sudah melaksanakan prosedur kerja sudah sesuai dengan aturan, dari
pekerja menggunakan APD selama berkerja di ruangan terbatas hingga pemekaian
tabung oksigen yang diawasi oleh ahli K3
8. Sebelum melakukan pekerjaan deteksi gas di dalam tangki harus melakukan
working permit, kemudian petugas melakukan pendeteksian gas dengan
menggunakan gas detector setiap 30 menit sekali.
9. PT. Wilmar sudah memiliki petugas K3, petugas K3 Kimia yang telah tersertifikasi
oleh kemenaker. Untuk petugas ruang terbatas dan detector gas sudah dinerikan
peltihan oleh perusahaan.
b. Temuan Negatif
Temuan negatif terkait K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
pada PT. Wilmar Nabati Indonesia Padang yaitu :
1. Pada bagian workshope terdapat beberapa equitment yang terletak tidak pada
tempatnya yang berada di tempat terbuka. Selain itu juga ada terdapat genangan air
di parkiran mobil manager, masih ada ditemukan satu penutup tempat slang
hydrant yang tidak bewarna merah dan tidak memiliki logo.
2. Terdapat petugas yang masih tidak menggunakan APD saat bekerja di ketinggian
sepeti tidak menggunakan body hernest.

11
BAB III
ANALISA
3.1 Analisa Temuan Positif

3.1.1 K3 Kesehatan Kerja


Tabel 3. 1 Temuan Positif K3 Kesehatan kerja

No Temuan Analisis Saran Dasar Hukum

1. PT Wilmar Nabati Indonesia PT. Wilmar tidak memiliki Poliklinik Dibutuh kan tim P3K yang KEP.
tidak memiliki Poliklinik karena tenaga kerja yang ada di industri ini tanggap dan terlatih, sehingga 22/DJPPK/V/2008
karena tenaga kerja di kurang dari 100 orang, dan bukan golongan ketika terjadi suatu kondsi Tentang
perusahaan kurang dari 100. industri yang berisiko tinggi. Tetapi PT. yang tidak diinginkan, tim P3K Petunjuk teknis
Wilmar menjalin kerja sama dengan rumah dapat berkoordinasi dengan penyelenggaraan
sakit Semen Padang Hospital dan Yos rumah sakit mitra PT. Wilmar pelayanan kesehatan
Sudarso (MoU). kerja
2. Dokter pemeriksa kesehatan Kegiatan pemeriksaan dilakukan oleh Harus dilakukan pemeriksaan Permenaker No. 03
tenaga kerja berasal dari rumah rumah sakit Semen Padang Hospital dan secara khusus untuk tenaga Tahun 1982 tentang
sakit Semen Padang Hospital Yos Sudarso (MoU) dilakukan pemeriksaan kerja yang bekerja di area yang pemeriksaan tenaga
dan Yos Sudarso (MoU) secara berkala. memiliki tingkat bahaya yang kerja pasal 4 ayat 1
tinggi.

3. PT. Wilmar bekerja sama Perusahan yang tidak memiliki paramedis Perusahaan setidaknya Permenaker No.
dengan rumah sakit Semen sendiri, ketika terjadi kecelakaan kerja menunjuk dan memberi 01/MEN/1979 tentang
Padang Hospital dan Yos perusahaan ditakutkan akan terlambat pelatihan kepada salah satu kewajiban latihan
Sudarso (MoU) sehingga tidak dalam menanganinya dan terlebih pekerja untuk menjadi hygiene perusahaan
memiliki paramedis tersendiri perusahaan bekerja dengan rumah sakit paramedis diperusahaan untuk kesehatan dan
sekitar yang akan menghabiskan waktu membantu penyelanggaraan keselamatan kerja bagi
yang cukup lama untuk sampai kesana tugas tugas hygiene tenaga para medis
dalam mengantarkan tenaga kerjanya yang perusahaan, kesehatan dan perusahaan pasal 1,2

12
kecelakaan tersebut, sehingga akan keselamatan kerja. dan 4
mempengaruhi tingkat keselamatan tenaga
kerja jika tidak ditolong secepat mungkin.
4. PT. Wilmat telah memiliki Pekerja di PT. Wilmar telah memiliki Perlu adanya perlatihan berkala Permenaker No.
petugas P3K tersendiri petugas P3K yang telah tersertifikasi dan terhadap petugas P3K agar Per.15/MEN/VIII/2008
berlisensi. ketika terjadinya suatu kondisi tentang P3K di tempat
yang tidak diinginkan petukas kerja pasal 4 ayat 2
P3K telah siap, siaga dan
cekatan.
5. Tersedianya kotak P3K tipe A Kotak P3K digunakan sebagai pertolongan Adanya pencatatan saat isi Permenaker No. 15
dan isinya sesuai dengan pertama jika terjadi kondisi yang tidak kotak P3K digunakan, letak tahun 2008 tentang
peraturan yang berlaku. diinginkan pada pekerja seperti cidera kotak P3K harus berada di pertolongan pertama
sehingga dapat meminimalisir dampak dari tempat yang mudah terlihat pada kecelakaan
kondisi yang tidak diinginkan tersebut. dan dijangkau ditempat kerja (pasal 2
Perletakan kotak P3K harus sesuai dengan ayat 1)
kondisi lokasi yang memiliki tingkat
kemungkinan terjadinya bahaya. Harus
dilakukan pengecekan rutin mengenai
kondisi dan kelengkapan isi kotak P3K.

3.1.2 K 3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan Beracun


Tabel 3. 2 Temuan Positif Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan beracun
No Temuan Analisis Saran Dasar Hukum

1. Toilet sudah terdapat pada tiap Toilet yang digunakan sebagai fasilitas Perusahaan dan Permenaker No. 5 tahun
divisi di perusahaan PT. Wilmar tempat buang air besar, kecil, haruslah karyawan menjaga 2018 Pasal 34 ayat 1
dalam kondisi kering dan bersih selalu dalam keadaan bersih untuk kebersihan toilet.
dengan berjumlah 8 toilet yang menciptakan lingkungan kerja yang
sudah di pisah antara toilet pria nyaman

13
dan toilet wanita.
2. Pelaksanaan prinsip Lingkungan kerja dapat mempengaruhi Menjaga kebersihan Permen Ketenagakerjaan
Housekeeping/5S sudah keselamatan dan kesehatan kerja, oleh diarea tempat kerja dan Republik Indonesia No. 5
terlaksanan dengan baik terbukti karena itu perlu menjaga 5S di tempat lingkungan kerja agar Tahun 2018 tentang
dari bangunan tempat kerja yang kerja agar terciptanya lingkungan kerja pekerja dapat bekerja Keselamatan dan
terawat dengan baik, fasilitas yang aman, efisien dan produktif nyaman dan terhindar Kesehatan Lingkungan
kebersihan yang memadai di area dari PAK. Kerja Pasal 5 ayat 3
perkantoran.
3 PT. Wilmar sudah memiliki tenaga MSDS, pelatihan penanganan B3, dan Perusahaan wilmar bisa Peraturan menteri No
K3 Kimia yang dirangkap oleh APD khusus kimia yang dilakukan oleh menjadi suri tauladan 187/MEN/1999 tentang
Ahli K3 Umum dan melaksanakan perusahaan dapat dijadikan sebagian dalam penangan K3 pengendalian kimia
K3 Kimia dengan baik, terbukti acuan dalam pengendalian terhadap bahan kimia bagi perusahaan- berbahaya di tempat kerja
dari telah adanya penanganan kimia berbahaya. perusahaan yang pasal 3
khusus B3 yang baik. Seperti memiliki pabrik yang
adanya MSDS, pelatihan sesuai dengan
penanganan B3, APD khusus perundang-undangan.
kimia, dan TPS limbah B3.
4. Bahan kimia yang digunakan di Karena bahan kimia reaktif yang Mempunyai petugas Kepmenaker No
PT. Wilmar sudah berada di bawah digunakan perusahaan lebih kecil dari kimia, membuat 187/MEN/1999 tentang
nilai ambang batas yang ditetapkan NAK, maka perusahaan dikategorikan dokumen potensi bahaya pengendalian kimia
oleh peraturan terkait. dengan potensi bahaya menengah dan menengah. Melakukan berbahaya di tempat kerja

14
dapat terhindar dari bahaya kimia reaktif pemeriksaan faktor pasal 14, 15, 17
serta penyakit akibat kerja kimia, instalasi yang ada
serta kesehatan
pekerjanya.
5. PT. wilmar sudah melaksanakan Pengukuran faktor fisika yang dilakukan 1 PT Wilmar Nabati Permenaker no 5 tahun
pengukuran nilai ambang batas kali dalam setahun berguna untuk Indonesia bisa menjadi 2018 tentang keselamatan
(NAB) fisika, dan nilainya berada mengurangi kejadian PAK dan suri tauladan dalam dan kesehatan kerja
pada batas wajar yang ditetapkan, menciptakan lingkungan kerja yang aman, penangan NAB fisika lingkungan kerja pasal 8
yang dipantau oleh ahli K3 Kimia. efisiesn, dan produktifitas. bagi perusahaan-
perusahaan yang
memiliki pabrik yang
sesuai dengan
perundang-undangan.
6. PT. Wilmar sudah memberikan APD memiliki fungsi untuk mengisolasi Sebaiknya ahli K3 atau Permenaker No. 08 Tahun
APD untuk para pekerja sesuai sebagian atau seluruh tubuh dari potensi manajemen aktif 2010 tentang Alat
dengan pekerjaan yang dilakukan, bahaya di tempat kerja, oleh karena itu mengawasi dan Pelindung Diri pasal 6 ayat
walaupun masih terdapat para pemakaian APD sangat penting untuk memberikan ajakan 1
pekerja yang tidak menggunakan mencegah terjadinya kecelakaan kerja kepada tenaga kerja
APD. Serta bagi orang yang sebelum bekerja agar
memasuki lingkungan kerja PT. selalu memakai APD
Wilmar juga harus menggunakan yang diperlukan.

15
APD yang lengkap.

7. PT. Wilmar sudah melaksanakan Dengan adanya prosedur kerja yang sudah Sebaiknya PT. Wilmar SE 01/MEN/PPK/IV/2012
prosedur kerja sudah sesuai dengan sesuai aturan mengenai kerja dalam mempekerjakan orang tentang syarat-syarat
aturan, dari pekerja menggunakan confined space, hal tersebut dapat yang memiliki sertifikasi keselamatan kerja di
APD selama berkerja di ruangan menurun resiko kecelakaan dalam ruangan ahli dalam melakukan confined space
terbatas hingga pemakaian tabung terbatas. Prosedur dimulai dari K3 confined space
oksigen yang diawasi oleh ahli K3 pemeriksaan APD yang lengkap,deteksi
NAB gas serta orang yang boleh
memasuki confined space hanya orang
yang ahli yang sudah memiliki SIO
8. Sebelum melakukan pekerjaan Adanya aturan untuk pendektesian gas PT Wilmar Nabati Kepmenaker
deteksi gas di dalam tangki harus dalam tangki harus lebih dari 1 orang, Indonesia harus lah NO.KEP.187/MEN/1999
melakukan working permit, dimana hal tersebut dibagi dari penjaga melaksanakan Pengendalian bahan kimia
kemudian petugas melakukan diluar dan pemeriksa yang didalam tangki. pendeteksian gas sesuai berbahaya Pasal 22 Ayat 1
pendeteksian gas dengan Hal ini untuk berjaga jaga apabila dengan peraturan dan 2
menggunakan gas detector setiap terjadinya kecelakaan maka diharapkan undang-undang yang
30 menit sekali. pengawas yang diluar dapat menolong dimulai dari identifikasi
pekerja yang ada didalam tangki jika bahaya sampai dengan
terjadi hal hal yang tidak diinginkan pelaksanaan prosedur
kerja.

16
9. PT. Wilmar sudah memiliki Terdapatnya petugas yang sudah ahli dan Personil K3 perusahaan Kemenaker
petugas K3, petugas K3 Kimia memiliki sertifikat(lisensi) dimulai dari sudah sesuai dengan NO.KEP.187/MEN/1999
yang telah tersertifikasi oleh seorang ahli kimia serta orang yang sudah peraturan perundangan Pengendalian bahan kimia
kemenaker. Untuk petugas ruang di berikan pelatihan dalam pemeriksaan berbahaya Pasal 17
terbatas dan detector gas sudah confined space, bisa memberikan rasa
diberikan pelatihan oleh aman kepada perusahaan.
perusahaan.

3.2 Analisa Temuan Negatif


3.2.1 K3 Kesehatan Kerja
Tabel 3. 3 Temuan Negatif K3 Kesehatan Kerja

No Temuan Analisis Saran Dasar Hukum

1. PT Wilmar Nabati Indonesia PT Wilmar Nabati Indonesia yang tidak Disediakan ruang Surat Edaran Menteri
tidak memiliki kantin memiliki kantin sendiri, sehingga tenaga tempat makan karena Tenaga Kerja dan
kerjanya makan di luar lokasi tempat kerja, hal jumlah karayawan transmigrasi No. 01 Tahun
ini akan bepotensi terjadinya penurunan lebih dari 50 orang. 1979 Tentang Pengadaan
produkvitas perusahan tersebut, karena Kantin dan Ruang Makan
dibutuhkan waktu tambahan untuk mencari
makanan dan lokasi untuk makan, hal ini juga
dapat berdampak buruk terhadap kesehatan
tenaga kerja, karena perusahan juga bertanggung
jawab terhadap asupan gizi tenaga kerja tersebut.

17
3.2.2 K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Tabel 3. 4 Temuan Negatif Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

No Temuan Analisis Saran Dasar Hukum

1. Pada bagian workshop terdapat Equipment yang tidak terletak pada Meletakkan equipment Permen Ketenagakerjaan
beberapa equiptment yang terletak tempatnya dapat mengganggu kelancaran sesuai tempatnya, Republik Indonesia No. 5
tidak pada tempatnya yang berada pekerjaan, sedangkan genangan air dapat mewarnai tutup hydrant Tahun 2018 tentang
di tempat terbuka. Selain itu juga menyebabkan lahirnya tempat tinggalnya serta memperbaiki sistim Keselamatan dan
ada terdapat genangan air di nyamuk sehingga dapat mengganggu drainase di sekitar tempat Kesehatan Lingkungan
parkiran mobil manager, masih ada kesehatan pekerja. Hidran yang tidak parkir. Kerja, Pasal 5 ayat 3, Pasal
ditemukan satu penutup tempat berwarna merah dapat menyulitkan 27 ayat 2
slang hydrant yang tidak bewarna petugas kebakaran saat terjandinya
merah dan tidak memiliki logo. kebakaran.
2 Terdapat petugas yang masih tidak Penggunaan APD di ketinggian dapat Ahli K3 harus lebih Undang-undang Nomor 1
menggunakan APD saat bekerja di mengurangi resiko apabila terjatuh. memperhatikan para Tahin 1970 Tentang
ketinggian sepeti tidak pekerja dan selalu Keslamatan Kerja, Pasal
menggunakan body hernest. mengingatkan agar selalu 12.
menggunakan APD yang
sesuai dengan
pekerjaannya.

18
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari pengamatan hasil observasi di lapangan antara
lain sebagai berikut:
1. Tersedianya kotak P3K tipe A dan isinya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. PT. Wilmar tidak memiliki Poliklinik karena tenaga kerja di perusahaan kurang dari 100
orang.
3. PT. Wilmar bekerja sama dengan Rumah Sakit Semen Padang Hospital dan Yos
Sudarso dalam pemeriksaan tenaga kerja.
4. PT. Wilmar bekerja sama dengan Rumah Sakit Semen Padang Hospital dan Yos
Sudarso sehingga tidak memiliki paramedis tersendiri
5. PT. Wilmar telah memiliki petugas P3K tersertifikasi dan berlisensi.
6. PT Wilmar Nabati Indonesia tidak memiliki kantin sehingga pekerjanya mencari
makanan dan makan di luar lokasi kerja
7. Toilet sudah terdapat di tiap divisi PT. Wilmar.
8. Pelaksanaan prinsip 5S sudah terlaksanan dengan baik terbukti dari bangunan tempat
kerja yang terawat dengan baik, fasilitas kebersihan yang memadai di area perkantoran
9. PT. Wilmar sudah melaksanakan K3 Kimia dengan baik.
10. Penggunaan bahan kimia di PT. Wilmar berada di bawah nilai ambang yang ditetapkan.
11. PT. Wilmar melaksanakan pengukuran nilai ambang batas (NAB) dan telah sesuai
dengan batas wajar yang dianjurkan oleh perundang-undangan
12. PT Wilmar Nabati Indonesia sudah memberikan APD untuk tenaga kerja sesuai dengan
tempat mereka ditempatkan, walaupun masih ada beberapa tenaga kerja yang tidak
menggunakan
13. Prosedur kerja sudah sesuai dengan aturan, pekerja menggunakan APD yang lengkap
selama bekerja, orang yang masuk harus memiliki keahlian yang sudah diberikan
pelatihan
14. Sebelum melakukan pekerjaan deteksi gas di dalam tangki harus melakukan working
permit, kemudian petugas melakukan pendeteksian gas dengan menggunakan gas
detector setiap 30 menit sekali.
15. PT. Wilmar sudah memiliki petugas K3, petugas K3 Kimia yang telah tersertifikasi oleh
kemenaker. Untuk petugas ruang terbatas dan detector gas sudah diberikan pelatihan
oleh perusahaan.

20
16. Terdapat petugas yang masih tidak menggunakan APD saat bekerja di ketinggian sepeti
tidak menggunakan body hernest.

4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan setelah pengamatan di lapangan, yaitu:
1. PT. Wilmar harus memiliki area makan atau kantin di tempat kerja yang bertujuan
untuk meningkatkan mutu kehidupan tenaga kerja sesuai dengan Surat Edaran Mentri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.SE 01/Men/1979
2. PT. Wilmar harus melakukan pengawasan terhadap pekerja yang bekerja di ketingian
sesuai dengan Permenaker No 9/MEN/2016 tentang keselamatan dan kesehatan kerja
dalam pekerjaan pada ketinggian
3. Memperhatikan dan mengawasi terhadap penggunakan APD terutama pekerja dari
pihak outsourcing sesuai dengan Permenaker No. 08/Men/VII/2010 pasal 2.
4. PT. Wilmar harus meperhatikan bagian workshop dimana beberapa equipment yang ada
di sana tidak tetata.

21
DAFTAR PUSTAKA

BINWASNAKER. 2018.Himpunan Peraturan Perundang-undangan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja.Jakarta :Direktorat Jenderal Pembinaan dan Pengawasan K3
Kemeterian Ketenagakerjaan R.I.

BINWASNAKER.2017.Modul Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Umum (AK3U). Jakarta :Direktorat Jenderal Pembinaan dan Pengawasan K3
Kemeterian Ketenagakerjaan R.I.

22

Anda mungkin juga menyukai