Judul Analysis of selected species of ascidians as bioindicators of
metals in marine ecosystem
Jurnal Current Mikrobiology and Applied Sciences Volume & halaman Vol.3 No.8 hal. 755-764 Tahun 2014 Penulis R.Radhalakshmi1, V. Sivakumar and H. Abdul Jaffar Ali Reviewer Isna Wilda Salamah (12208183022) Tanggal 16 Maret 2020
Tujuan Untuk menganalisis konsentrasi logam di pantai Thoothukudi, India,
menggunakan lima spesies dari ascidia yaitu Phallusia arabica, Styela penelitian canopus, Microcosmus exasperates, Microcosmus squamiger dan Herdmania pallida.
Abstrak Ascidia termasuk dalam sub-filum Urochordata digunakan sebagai model
untuk biosorpsi logam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi logam menggunakan lima spesies ascidia di pantai Thoothukudi, India. Diantara empat logam yang dipelajari, Cu terakumulasi dalam konsentrasi tertinggi (0,0028 ppm) diikuti oleh Pb (0,0026 ppm), V (0,0023 ppm) dan Cd (0,0021 ppm). Konsentrasi faktor berada dalam urutan berikut Cu> V> Pb> Cd di semua ascidian yang dipelajari kecuali di Phallusia arabica di mana, itu V> Cu> Pb> Cd. BAF tertinggi terdapat dalam Phallusia arabica diikuti oleh Herdmania pallida, Styela canopus, Microcosmus squamiger dan Microcosmus exasperates. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ascidia dapat digunakan sebagai bioindikator logam dalam air laut.
Pendahuluan Penelitian ini digunakan untuk memprediksi status polusi logam di
laut. Logam-logam masuk ke laut melalui endapan atmosfer, matriks geologi, atau dari limbah industri, domestik dan penambangan. Metode ini merupakan alternatif lain untuk pengendalian logam berat. Keuntungan utama biosorpsi yaitu biaya rendah, efisiensi tinggi, mengurangi penggunaan bahan kimia, dan memungkinkan pemulihan logam. Diberbagi belahan dunia ascidian digunakan untuk menyaring logam. Karena memiliki sifat menetap, dapat menyaring makanan, memiliki vanadosit, serta tidak memiliki ginjal. Spesies ascidia diambil dari pelabuhan Thoothukudi, India. Pantai Thoothukudi adalah salah satu daerah yang paling sedikit dipelajari di Teluk Benggala sehingga tingkat pencemaran logamnya masih tinggi. Material dan 1. Wilayah studi Stasiun terlatak pada koordinat gografis 8048 N dan 78011 E. Metode Pendirian pabrik bahan kimia dan industri pupuk, peleburan tembaga, pembangkit listrik termal didekat pantai Thoothukudi dijadikan pertimbangan untuk memilih stasiun yang signifikan secara ekologis. 2. Studi hewan Penelitian ini menggunakan 5 spesies ascidia soliter yaitu Phallusia arabica, Styela canopus, Microcosmus exasperates, Microcosmus squamiger dan Herdmania pallida. 3. Persiapan sampel air untuk analisis logam 250 ml sampel air dicampurkan dengan 15 ml HNO3 lalu dipanaskan hingga tersisa 25 ml. Kemudian dibuat 50 ml dengan menambahkan air suling. Logam dianalisis menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer. 4. Sampling dan persiapan sampel Ascidian Sampel Ascidian dipilih. Epibiont, pasir, dan lumpur yang melekat dibersihkan, kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 110°C selama 24 jam. Sampel kering dibuat menjadi bubuk lalu disimpan dalam kantong plastik untuk selanjutnya dianalisis. 5. Analisis logam Jaringan masing-masing spesies dicampurkan dengan 3ml asam sulfat pekat dan 60% asam perklorat. Kemudian diuapkan, lalu di dinginkan di suhu kamar dan residunya dilarutkan dalam 20ml asam klorida 2N. lalu disentrifugasi dan disaring. Filtrat bening dipindahkan ditabung tertutup untuk dianalisis lebih lanjut. Logam tembaga (Cu), vanadium (V), timah (Pb) dan kadmium (Cd) diukur menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer. Hasil Kekurangan Kelebihan