Anda di halaman 1dari 4

STUDI PENGGUNAAN KABEL T DAN SENAR NILON SEBAGAI MATA

POTONG ALTERNATIF PADA MESIN PEMOTONG RUMPUT

Oleh :

Nofriady. H 1 dan Suryadi 2


Dosen Teknik Mesin – Intitut Teknologi Padang 1
Alumni Teknik Mesin – ITP 2
E-mail : nof.hand11@yahoo.com

Abstract

Mower is one of many types of machines is used to cut the grass by the Farmers and Workers' City Park. By
using this machine, the work will be lighter and faster. However, the eye piece of this machine is very harmful to
user and other people around it if it is used to cut grass in rocky or gravel areas. By modyficating the eye piece
of this machine by using the other materials is experfed the cutting process will be easier and not harm. In this
study has been used the Nylon cable T string as alternatives eye piese. To testing the feasibility of T and cables
Nylon Strings, testhing is conducted testing on grass cutting reeds. Tests using a standard eye pieces (2 eyes cut)
can cut grass up area of 80 m2, whereas Nylon strings can only mow the lawn with an area of 24 m2, and T cable
with an area 16 m2. Nylon strings T and the cable can be cut tall grass, but could not complete the test because
of easily broken and easily tangled. From these results, it can be concluded that the alternative material (Nylon
Strings and cables T) has not been feasible as an alternative cut eye on mowers.

Keywords: Mower, Eyes Cut, Modifications, Cable T, Nylon strings

PENDAHULUAN tetapi dari berbagai pengamatan yang


dilakukan, bahan yang keras dan lentur yang
Mesin pemotong rumput adalah mesin yang banyak terdapat dipasaran dengan harga yang
digunakan untuk memotong rumput atau cukup ekonomis, bahan alternatif yang dapat
tanaman. Mesin ini biasa digunakan untuk digunakan sebagai pengganti mata pisau
merapikan taman dan juga untuk pemotong yaitu dengan menggunakan Kabel T
membersihkan ladang dari rumput ilalang atau dan Senar Nilon. Tujuan dari penelitian ini
rumput jenis lainya. Mata pemotong rumput adalah untuk mendapatkan kelayakan Kabel T
yang biasa digunakan terbuat dari plat baja dan Senar Nilon sebagai mata potong
yang tipis, keras dan sangat tajam, sehingga pengganti pada Mesin Pemotong Rumput.
dapat dengan mudahnya memotong rumput.
Para pekerja pemotong rumput sangat
terganggu sekali apabila kawasan atau daerah METODA EKSPERIMEN
pemotongan rumput banyak terdapat batu atau
kerikil, sehingga akan menjadi salah satu Mesin Potong Rumput yang akan digunakan
masalah bagi pemotong. Lokasi atau kawasan dalam pengujian ini yaitu Mesin Potong
pemotongan yang terdapat banyak sekali batu Rumput sandang belakang dengan merek
atau kerikil menyebabkan pekerjaan menjadi Tasko Tipe TK 328. Pengambilan data
terganggu, sehingga pekerja banyak penelitian dimulai dari proses modifikasi yang
menghabiskan waktu untuk membuang atau dilakukan pada bagian penjepit mata pisau
menyingkirkan batu atau kerikil. pemotong rumput sampai spesimen dilakukan
pengujian. Pengujian ini memerlukan alat
Bahan untuk mata pemotong rumput pada penghitung kecepatan putaran yaitu
umumnya terbuat dari plat baja, bahan menggunakan alat ukur Tachometer. Pengujian
alternatif yang digunakan pengganti mata pisau dilakukan dengan melakukan menggunakan
pemotong hendaknya terbuat dari bahan yang mata potong standar (2 Mata Potong) dan akan
keras, lentur dan dapat memotong rumput. dibandingkan dengan menggunakan mata
Bahan mata pemotong rumput yang keras dan pemotong alternatif yaitu Senar Nilon dan
lentur belum diproduksi oleh pabrik, akan Kabel T. Pengujian spesimen dilakukan pada
daerah berbatu atau berkerikil, data yang

Jurnal Teknik Mesin Vol.3, No.2, Oktober 2013 : 9 - 12 9


diperoleh adalah lama proses pemotongan Tabel 1 Spesifikasi Mata Potong
dengan luas area pemotongan yang ditentukan.
2 Mata
Kabel T Senar Nilon
Setelah dilakukan pengujian pada mata potong, Potong
maka didapatkan data yang akan menjelaskan Panjang 180 Panjang 180 Panjang
mata potong alternatif (Kabel T dan Senar mm mm 305 mm
Nilon) mampu atau tidak menjadi pengganti Lebar 5 mm Diameter 2 mm Lebar 90
mata potong standar (2 Mata Potong) pada mm
daerah atau area yang berbatu atau berkerikil. Tebal 1,5 mm Tebal 1,4
Pengujian mata potong alternatif hanya mm
dilakukan pada rumput alang-alang dengan
tinggi maksimal 30 cm dengan luas 2 m2.
Gambar mata pemotong alternatif yang akan HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan pengujian seperti yang ditujukan
pada tanda panah Gambar 1. Pengambilan data dalam penelitian dimulai
dari proses modifikasi yang dilakukan pada
bagian penjepit mata pisau pemotong rumput
sampai spesimen dilakukan pengujian.
Pengujian ini memerlukan alat penghitung
kecepatan putaran yaitu menggunakan alat
ukur Tachometer. Pengujian dilakukan dengan
melakukan menggunakan mata potong standar
(2 Mata Potong) dan akan dibandingkan
dengan menggunakan mata pemotong
alternatif yaitu Senar Nilon dan Kabel T.
a Gambar hasil pengujian mata potong dapat
dilihat pada gamabar 2 dibawah ini.

c
2 Mata Kabel T Senar
potong Nilon
Gambar 1. a). Senar Nilon dan b). Kabel T
c). 2 Mata Potong. Gambar 2. a. Sebelum pengujian dan b.
Sesudah dilakukan pengujian

Jurnal Teknik Mesin Vol.3, No.2, Oktober 2013 : 9 - 12 10


Dari data hasil pengujian mata potong menggunakan mata potong standar (2 Mata
alternatif diatas, maka data dapat dibandingkan Potong) dapat memotong rumput hingga
berdasarkan grafik yang membandingkan luas area 80 m2 hingga lebih. Mata potong
Kabel T dan Senar Nilon mampu tidaknya standar dapat membahayakan pekerja dan
menjadi mata pemotong alternatif pada orang yang di sekitarnya dimana lokasi
daerah berbatu atau berkerikil. atau area pemotongan banyak sekali batu
dan kerikil. Menggunakan mata potong
standar harus hati-hati agar kecelakaan
pekerjaan dapat di hindari.

Pengujian mata potong alternatif (Kabel T


dan Senar Nilon) gagal dikarenakan
rumput yang dilakukan pengujian terlalu
keras dan ulet sehingga Kabel T dan Senar
Nilon tidak dapat memotong rumput alang-
alang dengan luas area yang terlalu luas.
Kabel T dan Senar Nilon dapat memotong
rumput yang tidak memiliki batang, namun
tidak dapat memotong rumput alang-alang
lebih baik mata potong alternatif
digunakan pada pada rumput yang lebih
lunak dengan lokasi atau area berbatu atau
berkerikil.

KESIMPULAN
Gambar 3. Grafik Perbandingan
operasional Mata Potong Rumput. 1. Pengujian menggunakan mata potong
standar (2 Mata Potong) dapat memotong
rumput hingga luas 80 m2, sedangkan Senar
Dari pengujian yang telah dilakukan, maka Nilon hanya dapat memotong rumput
didapatkan grafik yang menjelaskan dengan luas 24 m2, dan Kabel T dengan
tentang kelayakan Kabel T dan Senar luas 16 m2.
Nilon sebagai mata potong rumput
2. Dari pengujian yang didapatkan, Kabel T
alternatif pada daerah berbatu atau
dan Senar Nilon belum layak digunakan
berkerikil. Dari grafik dapat dilihat sebagai mata potong alternatif.
lamanya proses pengujian mata potong
alternatif (Kabel T dan Senar Nilon) 3. Dengan menerapkan modifikasi
dibandingkan dengan mata potong standar menggunakan mata potong alternatif (Kabel
(2 Mata Potong) hanya memiliki perbedaan T dan Senar Nilon), pemotongan akan lebih
waktu yang tidak begitu signifikan. aman dan tidak membahayakan bagi
Kendala yang terjadi dari pengujian ini pekerja dan bagi orang lain, akan tetapi
akibat kegagalan pada mata potong mata potong harus diganti dengan yang
alternatif. Mata potong alternatif yang baru bila terjadi putus atau kusut.
digunakan tidak dapat memotong rumput
dengan luas area yang terlalu luas.

Pengujian mata potong alternatif dengan


menggunakan Kabel T hanya dapat
memotong rumput dengan luas area 16 m2.
Sedangkan Senar Nilon dapat memotong
rumput dengan luas area 24 m2. Pengujian
Jurnal Teknik Mesin Vol.3, No.2, Oktober 2013 : 9 - 12 11
DAFTAR PUSTAKA

[1] Pitoyo J. 2007. Rancangan Modifikasi


Mesin Pemanen Multi Komoditi (tidak
dipublikasikan). Balai Besar
Pengembangan Mekanisasi Pertanian.

[2] Suastawa In. 2002. Rancang Bangun


dan Uji Kinerja Prototipe Mesin
Pemangkas Rumput Tipe Rotari.
Laporan Penelitian. Intitut Pertanian
Bogor.

[3] Suharyatun, S. 2002 Mekanisme


pemotongan Rumput dengan
Menggunakan Pisau potong Rotari.
Tesis. Fakultas Teknologi pertanian.
Institut Teknologi Bogor.

[4] Tjahjono, B.1994. Pemangkasan


Rumput Padang Golf. Progolf (1): 38-
49.

[5] Tjitrosoedirdjo, S., Is H. U. dan


Joedojono W. 1984. Pengelolaan
gulma di Perkebunan. Gramedia,
Jakarta.

Jurnal Teknik Mesin Vol.3, No.2, Oktober 2013 : 9 - 12 12

Anda mungkin juga menyukai