Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH KECEPATAN SPINDEL TERHADAP HASIL KEKASARAN

PERMUKAAN MENGGUNAKAN MATERIAL KUNINGAN DIAMETER 38


PADA MESIN BUBUT KONVENSIONAL

M. Galih Suryawan¹, M. Wawan Junaidi Usman², Syarifudin³


Program Studi D3 Teknik Mesin, Politeknik Harapan Bersama Tegal, Jl. Dewi Sartika 71 Pesurungan
Kidul,
Tegal Selatan, Jawa Tengah
*Email: galihsuryawan@gmail.com

ABSTRAK

Dalam bidang industri dan logam, mesin bubut konvensional masih banyak dipakai dalam sentra
industri kecil atau menengah, proses pembubutan dapat menentukan hasil dari benda kerja, oleh karena
itu pemilihan kecepatan pembubutan sangat penting. Kecepatan putar mesin bubut mempunyai beberapa
tingkatan putaran spindle yang digunakan sesuai kebutuhan produksi, dan kecepatan yang berbeda akan
menghasilkan kehalusan dan kerataan yang berbeda pada benda kerja. Proses pembubutan dimulai pada
tepi penampang dengan gerak lurus pada sumbu benda kerja kuningan dengan pemakanan perlahan dari
diameter terbesar sampe terkecil sehingga diperoleh hasil yang halus dan rata dengan kecepatan 260 rpm,
370 rpm dan 500 rpm. Proses pembubutan dilakukan satu kali pengujian dengan diameter 38 mm.
Pemilihan material benda kerja juga akan mempengaruhi hasil akhir dari proses pembubutan yang
pemakanan yang dilakukan oleh pahat.

Kata kunci : Mesin Bubut, Rpm,.

A. PENDAHULUAN
Proses permesinan adalah salah satu demikian, jenis pahat konvensional salah
proses utama dalam industri manufaktur logam. satunya jenis pahat HSS (high speed steel)
Pada Proses pemesinan memegang peranan masih tetap digunakan [6] terutama di bengkel
penting seiring dengan kemajuan teknologi pada produksi yang bersekala kecil sampai
dunia industri otomotif, konstruksi mesin dan menengah.
komponen khususnya. Mesin perkakas yang
digunakan dalam proses pemesinan meliputi B. Landasan Teori
mesin bubut, sekrap, drilling, milling serta 1. Mesin Bubut
mesin perkakas lainnya, [1]. [5]. Menyatakan bahwa mesin bubut
Proses bubut merupakan proses merupakan mesin perkakas untuk proses
pembentukan material dengan membuang pemotongan logam (metal-cutting process).
sebagian material dalam bentuk geram akibat Operasi dasar dari mesin bubut adalah
adanya gerak relatif pahat terhadap benda kerja, melibatkan benda kerja yang berputar dan
dimana benda kerja diputar pada spindle dan cutting tool-nya bergerak linier. Kekhususan
pahat dihantarkan ke benda kerja secara operasi mesin bubut adalah digunakan untuk
translasi, [4]. Operasi pemotongan yang dapat memproses benda kerja dengan hasil atau
dilakukan menggunakan proses bubut bentuk penampang lingkaran atau benda kerja
diantaranya straight turning, taper turning, berbentuk silinder.
profiling, turning and ecternal grooving, cutting
with a form tool, facing, face grooving, boring
and internal grooving, drilling, cutting off,
threading serta knurling, [4].
Pada proses pembubutan kekasaran dari hasil
pekerjaan merupakan hal yang sangat penting.
Kualitas pembubutan logam sangat dipengaruhi
oleh jenis pahat yang digunakan seperti
misalnya pahat bubut High Speed steel (HSS)
dan karbida. Perkembangan cutting tool seperti
pahat bubut jenis carbide, CBN, keramik, dan
inserts tool sudah semakin maju. Meskipun Gambar 1. Mesin Bubut Konvensional
2. Fungsi Mesin Bubut Konvensional Contoh :
Fungsi mesin bubut konvensional adalah
untuk membuat atau memproduksi benda - Sebuah baja berdiameter 25 mm, akan dibubut
benda berpenampang silindris, misalnya poros dengan kecepatan potong (Cs) 25 mm/menit.
lurus, poros bertingkat, poros tirus, poros Berapa kecepatan putaran (rpm) nya :
berulir, dan berbagai bentuk bidang permukaan
lainnya misalnya anak buah catur (raja, ratu,
pion, dll), [2].

3. Klasifikasi Dan Elemen Dasar Proses


Permesinan
Komponen mesin yang terbuat dari
logam mempunyai bentuk yang beraneka
ragam. Umumnya komponen dibuat dengan
proses pemesinan dari bahan yang berasal dari
proses sebelumnya yaitu proses penuangan Jadi kecepatan putaran mesinnya adalah sebesar
(casting) dan proses pengolahan bentuk (metal 318,471 rpm.
forming). Karena bentuknya yang beraneka Hasil perhitungan diatas sebagai acuan dalam
ragam tersebut maka proses pemesinan yang menyetel putaran mesin agar sesuai dengan
dilakukan pun bermacam-macam sesuai dengan putaran mesin yang tertulis pada table yang
bidang yang dihasilkan yaitu silinder atau rata. ditempel di mesin tersebut.
Pahat yang bergerak terhadap benda kerja akan
menghasilkan geram dan sementara itu benda 5. Pahat
kerja secara bertahap akan terbentuk menjadi Pahat adalah suatu alat yang terpasang
komponen yang di kehendaki, [3]. pada mesin perkakas yang berfungsi untuk
memotong benda kerja atau membentuk benda
4. Parameter Yang Dapat Diatur Pada Mesin kerja menjadi bentuk yang diinginkan. Pada
Bubut proses kerjanya pahat digunakan untuk
Tiga parameter utama pada setiap proses memotong meterial-material yang keras
bubut adalah kecepatan putar spindel (speed), sehingga mataterial dari pahat haruslah lebih
gerak makan (feed), dan kedalaman potong keras dari pada material yang akan dibubut.
(depth of cut). Tiga parameter di atas adalah Namun pada saat ini material pahat yang banyak
bagian yang bisa diatur oleh operator langsung digunakan adalah HSS dan Karbida. Dan pahat
pada mesin bubut. Kecepatan putar (speed), yang akan digunakan dalam pengujian kali ini
selalu dihubungkan dengan sumbu utama adalah HSS (High Speed Steels)
(spindel) dan benda kerja. Kecepatan putar
dinotasikan sebagai putaran per menit (rotations
per minute, rpm).
Untuk menghitung putaran mesin bubut
mengunakan persamaan :.

Kecepatan Pemakanan :

Kecepatan Putaran : .
Gambar 2. Pahat HSS

6. Kuningan
Material yang akan digunakan pada
pengujian ini adalah kuningan. Kuningan
Keterangan : d : Diameter benda kerja (mm) merupakan paduan yang terbuat dari kombinasi
Cs : Kecepatan potong tembaga dan seng sebagai bahan utama. Dalam
(meter/menit) dibandingkan dengan baja karbon atau
: 3,14 stainless steel, kemampuan mesin dari
n : Putaran mesin (rpm)
kuningan baik, dan juga memiliki sifat solder D. Hasil Dan Pembahasan
yang baik. Dari hasil pengujian pembubutan rata
dengan menggunakan mesin bubut
konvensional diperoleh hasil penelitian
pengaruh kecepatan spindel dan kecepatan
pemakanan bubut rata pada material kuningan
berdiameter 38 mm dengan panjang 50 mm
menggunakan kecepatan putaran 260 rpm, 370
rpm dan 500 rpm dapat disimpulkan hasilnya
sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Penelitian


NO RP CS Ukura Pengaruh
. M n Proses
Pahat pemakana
(Inchi) n
1. 260 0,031023 1/2x4 Serat
2 pemakana
n kasar
Gambar 3. Kuningan
2. 370 0,044148 1/2x4 Serat
C. Metode Penelitian 4 pemakana
1. Diagram Penelitian n lebih
halus
3. 500 0,05966 1/2x4 Serat
pemakana
n halus

Dari tabel diatas dapat disimpulkan


hasil pengujian dari proses pemakanan
alumunium dengan menggunakan rpm yang
berbeda mulai dari kecepatan terendah sampai
yang tertinggi. Pada kecepatan 260 rpm, proses
pemakanan benda kerja berjalan lambat dan
hasil seratnya masih terlihat kasar. Kemudian
pada kecepatan berikutnya yaitu 370 rpm,
proses pemakanan benda kerja lebih halus
daripada kecepatan 260 rpm. Sedangkan pada
kecepatan 500 rpm, proses pemakanan benda
kerja sangat halus dari kecepatan 260 rpm dan
370 rpm. Karna kecepatan disini lebih cepat dari
sebelumnya.

260
Cs : 0,06 rpm
0,05
Kecepata 0,04 370
n potong 0,03 rpm
(m/menit) 0,02 500rp
0,01
0 m
260 rpm 0,0310232
370 rpm 0,0441484
500rpm 0,05966
Gambar 5. Grafik Pembahasan Pembubutan
Gambar 4. Diagram Alur Penelitian Rata
Hasil dari grafik pembubutan dengan Mesin, Fakultas Teknik Universitas
variasi kecepatan putaran mesin dari yang Bengkulu.
terendah sampai yang tertinggi. Yaitu putaran [4] Kalpakjian, S. Dan Steven, R.
260 rpm dengan diameter benda kerja 32 mm S, 2001. Manufacturing Processes for
(0,032 m) menunjukkan hasil dari setiap Engineering Materials. New Jersey:
menitna yaitu 0,0310232 m/menit. Kemudian Prentice Hall.
putaran 370 rpm menunjukkan hasil dari setiap [5] Marsyahyo, Eko, 2003, Mesin Perkakas
menitnya yaitu 0,0441484 m/menit. Selanjutnya Pemotongan Logam, Toga Mas, Malang.
dengan putaran 500 rpm menunjukkan hasil dari [6] Rochim Taufik, 1993. Proses Permesinan
setiap menitnya yaitu 0,05966 m/menit. dan Mesin Bubut. Lab. Teknik Produksi
dan Metrologi industri FTI-ITB,
Bandung.

Gambar 6. Diagram Kekasaran Benda Kerja

Hasil dari pembubutan dengan variasi


kecepatan putaran mesin dari yang terendah
sampai yang tertinggi. Yaitu putaran 260 rpm
dengan diameter benda kerja 38 mm (0,038 m)
menunjukkan hasil yang kasar. Selanjutnya
dengan putaran 370 rpm menunjukkan hasil
yang halus. Kemudian dengan putaran 500 rpm
menunjukkan hasil yang paling halus.

E. Kesimpulan
Hasil pengujian pembubutan dengan
kecepatan putaran 260 rpm, 370 rpm dan 500
rpm ini maka dapat disimpulkan kecepatan
putaran mempengaruhi tingkat kekasaran benda
kerja, semakin rendah putarannya maka
semakin tinggi nilai kekasarannya. Hal ini dapat
dibuktikan pada saat pembubutan rata
menggunakan kecepatan 260 rpm yang hasilnya
kasar, kemudian kecepatan 370 hasilnya lebih
halus dari kecepatan 260 rpm, sedangkan pada
kecepatan 500 rpm hasil nya halus dari
kecepatan 260 rpm dan 370 rpm.

Daftar Pustaka
[1] Amstead, B.H. 1970. Teknologi Mekanik.
Jakarta: Erlangga. Blogspot.com
[2] Atmantawarna Patria Henggar, 2013.
Perbaikan Mesin Bubut dan Uji Untuk
Kerja Dengan Besi Pejal. Laporan Tugas
Akhir, Program Studi DII Teknik Mesin,
Universitas Diponegoro Semarang.
[3] Azhar Choirul Muhamad, 2014. Analisa
Kekasaran Permukaan Benda Kerja
dengan Variasi Jenis Material dan Pahat
Potong. Skripsi, Program Studi Teknik

Anda mungkin juga menyukai