Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PENGARUH CUTTING SPEED DAN FEEDING

RATE MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN


PERMUKAAN BENDA KERJA DENGAN METODE
ANALISIS VARIANS

Rakian Trisno Valentino Febriyano1), Agung Sutrisno 2), Rudy Poeng3)


Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengaruh variasi cutting
speed atau variasi feeding rate pada mesin bubut terhadap kekasaran permukaan
benda kerja. Permasalahan dalam penelitian ini bagaimana pengaruh cutting speed
dan feeding rate pada mesin bubut terhadap kekasaran permukaan benda kerja
dengan metode analisis varians. Untuk itu perlu dilakukan pengujian proses
pemotongan pada mesin bubut dan pengukuran kekasaran permukaan dengan
beberapa benda kerja.
Dari hasil perhitungan pemotongan, mendapatkan bahwa semakin
bertambah cutting speed maka hasil kekasaran permukaan benda kerja mengalami
penurunan dan semakin bertambah feeding rate kekasaran permukaan benda kerja
mengalami kenaikan. Dari hasil analisis varians dengan tingkat kepercayaan
95 %, mendapatkan bahwa variasi cutting speed pada mesin bubut tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil permukaan benda kerja dan
variasi feeding rate memberikan pengaruh yang signifikan

Kata kunci: Cutting Speed, Feeding Rate, Mesin Bubut, Kekasaran Permukaan

ABSTRACT

The purpose of this research is to get the influence of cutting speed


variation and feeding rate variation on turning machine to work piece surface
roughness. The problem in this research is how the influence of Cutting Speed and

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 76


feeding rate on turning machine to work piece surface roughness with method of
variance analysis. Therefore, studying the turning machine and measurement of
surface roughnes with some work piece are requird.
From the cutting calculation result, it is found that if cutting speed is
increasing, the surface roughness is decreasing, while if feeding rate is
increasing, the surface roughness is increasing. From the variance analysis with
95 % of confidence level, result of the cutting speed variation on turning machine
will not give significant influence to work piece surface, and the result of feeding
rate variation will give significant influence.

Keyword: Cutting Speed, Feeding Rate, Turning Machine, Surface Roughness

I. PENDAHULUAN kerja, diperlukan pengujian proses


1.1 Latar Belakang pemotongan pada mesin bubut
Mesin bubut adalah suatu mesin dengan beberapa benda kerja.
perkakas yang mempunyai gerakan
utama yang berputar berfungsi untuk I.2 Perumusan Masalah
mengubah bentuk dan ukuran benda Berdasarkan latar belakang
kerja dengan cara meraut benda kerja permasalahan yang diuraikan di atas,
tersebut menggunakan pahat potong. maka perumusan dalam penelitian ini
Dalam proses pemotongan adalah bagaimana pengaruh cutting
logam dengan mesin bubut akan speed dan feeding rate pada mesin
terjadi gesekan antara pahat dengan bubut terhadap kekasaran permukaan
benda kerja yang mengakibatkan benda kerja dengan metode analisis
temperatur tinggi pada daerah varians.
pemotongan sehingga terjadi
kerusakan pahat dan permukaan 1.3 Tujuan Penelitian
benda kerja. Tujuan penelitian ini adalah
Untuk mengetahui secara untuk mendapatkan pengaruh variasi
lengkap pengaruh dari cutting speed cutting speed atau variasi feeding
dan feeding rate mesin bubut rate pada mesin bubut terhadap
terhadap kekasaran permukaan benda kekasaran permukaan benda kerja.

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 77


1.4 Batasan Masalah
1. Material yang digunakan sebagai II. LANDASAN TEORI
benda kerja yaitu S45C 2.1 Pengertian Pemotongan
berbentuk silindris yang banyak Logam
dijumpai dipasaran. Proses pemotongan logam atau
2. Proses pembuatan benda kerja proses pemesinan adalah suatu
dilakukan di Laboratorium proses yang digunakan untuk
Manufaktur dan Otomasi Teknik mengubah bentuk suatu produk dari
Mesin Universitas Sam Ratulangi logam (komponen mesin) dengan
Manado (UNSRAT), dengan cara memotong. Proses pemotongan
menggunakan mesin bubut logam merupakan kegiatan terbesar
KNUTH DM 1000 A dan mesin yang dilakukan pada industri
Cut-Off. manufaktur. Proses ini mampu
3. Pembubutan sistem pemotongan menghasilkan komponen yang
tegak tanpa menggunakan cairan memiliki bentuk yang komplek
pendingin, dan pahat potong jenis dengan akurasi geometri dan dimensi
carbide. tinggi. Prinsip pemotongan logam
4. Variasi putaran poros utama dapat definisikan sebagai sebuah aksi
(spindle) 300, 480, 700, 1080, dari sebuah alat potong yang
1600 rpm, dan variasi gerak dikontakkan dengan sebuah benda
makan (feeding rate) 0,11; 0,25; kerja untuk membuang permukaan
0,50 mm/r, dengan kedalaman benda kerja tersebut dalam bentuk
potong (depth of cut) 0,5 mm geram. Meskipun definisinya
yang konstan. . sederhana, tetapi proses pemotongan
5. Alat pengukuran menggunakan logam sebenarnya sangat komplek.
surface roughness test yang ada Proses pemotongan logam ini
di Laboratorium Teknik Mesin biasanya dinamakan proses
Politeknik Manado. pemesinan, yang dilakukan dengan
6. Analisis varians yang digunakan cara membuang bagian benda kerja
pengujian ini yaitu Anova dua yang tidak digunakan menjadi geram
arah tanpa berinteraksi. (chips) sehingga terbentuk benda

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 78


kerja. Proses pemesinan adalah menghubungkan poros spindel
proses yang paling banyak dilakukan dengan poros ulir.
untuk menghasilkan suatu produk
jadi yang berbahan baku logam.
Diperkirakan sekitar 60% sampai
80% dari seluruh proses pembuatan
suatu mesin yang komplit dilakukan
dengan proses pemesinan. (Rochim,
2007)
Gambar 2.1 Mesin Bubut KNUTH DM 1000
2.2 Mesin Bubut A di Laboratorium Manufaktur Teknik

Mesin bubut adalah suatu mesin Mesin Universitas Sam Ratulangi

perkakas yang digunakan untuk


memotong benda yang diputar. Mesin bubut terdiri dari meja

Bubut sendiri merupakan suatu dan kepala tetap. Pada kepala tetap

proses pemakanan benda kerja yang terdapat roda-roda gigi transmisi

sayatannya dilakukan dengan cara penukar putaran yang akan memutar

memutar benda kerja kemudian poros spindel. Poros spindel akan

dikenakan pada pahat yang memutar benda kerja melalui

digerakkan secara translasi sejajar pencekam. Eretan utama akan

dengan sumbu putar dari benda bergerak sepanjang meja sambil

kerja. Gerakan putar dari benda kerja membawa eretan lintang, eretan atas

disebut gerak potong relatif dan dan dudukan pahat. Sumber utama

gerakan translasi dari pahat disebut dari semua gerakkan tersebut berasal

gerak umpan dari motor listrik. Gambar 2.2 adalah

Dengan mengatur perbandingan skematis dari sebuah proses bubut

kecepatan rotasi benda kerja dan dimana n adalah putaran poros

kecepatan translasi pahat, akan utama, f adalah gerak makan (feeding

diperoleh berbagai macam ulir rate), dan a adalah kedalaman

dengan ukuran kisar yang berbeda. potong. (Rochim, 2007)

Hal ini dapat dilakukan dengan jalan


menukar roda gigi translasi yang

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 79


h
suatu komponen dengan permukaan
hc yang betul-betul halus. Hal ini
n


0
disebabkan oleh beberapa faktor,
d
o
dm
misalnya faktor manusia (operator)
b
a

r
A = af = bh
b = a / sin r
dan faktor-faktor dari mesin-mesin
f h = f sin 
r
v
f yang digunakan untuk membuatnya.

Gambar 2.2 Skematis proses bubut Dengan kemajuan teknologi saat ini,
(Rochim, 2007) dikembangkan peralatan yang
mampu membentuk permukaan
Kecepatan Potong (Cutting Speed) komponen dengan tingkat kehalusan
 .d .n yang cukup tinggi menurut standar
v (m/menit)…………...(2.1)
1000
ukuran yang berlaku dalam
2.3 Kekasaran Permukaan
metrologi yang dikemukakan oleh
Permukaan yang dimaksud di
para ahli pengukuran geometris
sini adalah batas yang memisahkan
benda melalui pengalaman
benda padat dengan sekelilingnya.
penelitian.
Jika ditinjau dalam skala kecil, pada
Permukaan yang dimaksud di
dasarnya konfigurasi permukaan
sini adalah batas yang memisahkan
suatu elemen mesin (produk) juga
benda padat dengan sekelilingnya.
merupakan suatu karakteristik
Dalam prakteknya, bahan yang
geometrik, yang dalam hal ini
digunakan untuk benda kebanyakan
termasuk golongan mikrogeometrik.
dari besi atau logam. Oleh karena itu,
Sementara itu, yang tergolong
benda-benda padat yang bahannya
makrogeometri adalah permukaan
terbuat dari tanah, batu, kayu dan
secara keseluruhan yang membuat
karet tidak akan disinggung dalam
bentuk atau rupa yang spesifik
pembicaraan mengenai karakteristik
misalnya permukaan poros, lubang,
permukaan dan pengukurannya.
sisi, dan sebagainya.
Kadang-kadang ada pula istilah
Salah satu karakteristik
lain yang berkaitan dengan
geometris yang ideal dari suatu
permukaan yaitu profil. Istilah profil
komponen adalah permukaan yang
sering disebut dengan istilah lain
halus. Dalam prakteknya, memang
yaitu bentuk. Profil atau bentuk yang
tidak mungkin untuk mendapatkan

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 80


dikaitkan dengan istilah permukaan Kekasaran rata-rata merupakan
mempunyai arti tersendiri yaitu garis harga-harga rata-rata secara aritmetis
hasil pemotongan secara normal atau dari harga absolut antara harga profil
serong dari suatu penampang terukur dengan profil tengah, disebut
permukaan. Untuk mengukur dan Ra (Roughness Average)
menganalisis suatu permukaan dalam 1
q

tiga dimensi adalah sulit.


Ra 
a0 hl 2 dx (  m)….……..(2.2)

Oleh karena itu, untuk Profil kekasaran permukaan rata-


mempermudah pengukuran maka rata Ra seperti pada Gambar 2.4.
penampang permukaan perlu
dipotong. Cara pemotongan biasanya
ada empat cara yaitu pemotongan
normal, serong, singgung dan
pemotongan singgung dengan jarak Gambar 2.4 Profil kekasaran permukaan
rata-rata Ra (Handoko, Prayoga, 2008)
kedalaman yang sama. Garis hasil
pemotongan inilah yang disebut
2.4 Analisis Varians
dengan istilah profil, dalam
Anova dua arah tanpa inetraksi
kaitannya dengan permukaan. Dalam
digunakan untuk melihat
analisisnya hanya dibatasi pada
perbandingan rata-rata beberapa
pemotongan secara normal. Gambar
kelompok biasanya lebih dari dua
2.3. menunjukkan perbedaan antara
kelompok. Anova dua arah tanpa
bidang dan profil.
interaksi digunakan pada kelompok
yang digunakan berasal dari sampel
yang sama tiap kelompok. Sama
disini diartikan berasal dari kategori
yang sama.
Anova dua arah tanpa interaksi
Gambar 2.3 Bidang dan profil pada merupakan pengujian hipotesis beda
penampang permukaan
tiga rata-rara atau lebih dengan dua
(Handoko, Prayoga, 2008)
faktor yang berpengaruh dan
interaksi antara kedua faktor tersebut
ditiadakan. Tujuannya adalah untuk

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 81


menguji apakah ada pengaruh dan k T j* 2  T 2 
=    **  ........(2.9)
berbagai kriteria yang diuji terhadap  r   rk 
i 1
   
hasil yang diinginkan, atau
JKG = Jumlah Kuadrat Galat
hipotesisnya adalah tidak ada
= JKT  JKB  JKK ......(2.10)
perbedaan k rata-rata (k>2) pada
Kuadrat Tengah
perlakuan pertama; tidak ada
KTB = Kuadrat Tengah Baris
perbedaan k rata-rata (k>2) pada
JKB
perlakuan kedua; dan tidak ada efek = ..........................(2.11)
df baris
interaksi antara perlakuan pertama
KTK = Kuadrat Tengah Kolom
dan kedua. Untuk menentukan
JKK
derajat kebebasan, terdiri dari: = .........................(2.12)
df kolom
Derajat kebebasan baris
KTG = Kuadrat Tengah Galat
df baris  (r  1) …….………..(2.3)
JKG
= ........................(2.13)
Derajat kebebasan kolom df galat
df kolom  (k  1) ………….…(2.4) Rasio Uji (F hitung)
Derajat kebebasan error (galat) F1 hitung = Rasio uji kuadrat tengah
df galat  (r  1).(k  1) ……...(2.5) baris dengan kuadrat
Derajat kebebasan total tengah galat

df total  (rk  1) ………….....(2.6) =


KTB
.....................(2.14)
KTG
Dalam hal perhitungan ANOVA
F2 hitung = Rasio uji kuadrat tengah
dua arah tanpa berinteraksi, yaitu:
kolom dengan kuadrat
tengah galat
KTK
Jumlah Kuadrat = .....................(2.15)
KTG
JKT = Jumlah Kuadrat Total
r k T 2 
=  xij   **  ........(2.7)
2
Kriteria Pengujian
 rk 
i 1 j 1   Wilayah kritis disesuaikan
JKB = Jumlah Kuadrat Baris dengan F tabel. Berdasarkan tingkat
r  2
  T** 2 
T signifikan (tingkat kesalahan)
=   i*   ........(2.8)
   rk 
i 1  k      0,05 (tingkat kepercayaan 95 %)
JKK = Jumlah Kuadrat Kolom atau   0,01 (tingkat kepercayaan

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 82


99 %) dan derajat kebebasan, dengan
menggunakan tabel distibusi F pada
Gambar 2.5 dapat ditentukan F tabel
terbagi atas:
Rata-rata baris
Gambar 2.5 Wilayah Kritis Distibusi F
F1 tabel dengan

(  , df baris , df galat )……………(2.16)

Rata-rata kolom III. METODELOGI


F2 tabel dengan PENELITIAN

(  , df kolom , df galat )…………...(2.27)


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Teknik Manufaktur
dan Otomasi Teknik Mesin
Universitas Sam Ratulangi
(UNSRAT) dan Laboratorium
Teknik Mesin Politeknik Manado,
pada tanggal 20 Mei sampai dengan
Tabel 2.1 Tabel Distribusi F
20 Juli 2015.

Untuk mendapatkan wilayah


3.2 Bahan dan Peralatan
kritis atau daerah pengujian
Dalam penelitian ini digunakan
dilakukan pencarian batas wilayah
material S45C berdiameter 1 inci
penolakan H 0 atau penerimaan H 0 ,
sebagai obyek pengujian atau benda
yaitu:
kerja, dengan peralatan sebagai
Jika F hitung  F tabel , maka H 0
berikut:
ditolak.  Mesin Cut-Off
Jika F hitung  F tabel , maka H 0  Mesin bubut KNUTH DM 1000 A
diterima.  Alat pengukuran kekasaran
surface roughness test.
 Mistar baja dan jangka sorong
3.2 Prosedur Penelitian

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 83


Penelitian ini dilaksanakan
secara sistematis, yang dapat Tabel 4.1 Kondisi pemotongan

diuraikan dengan prosedur penelitian


sebagaimana diperlihatkan dalam
Gambar 3.1.

MULAI
4.2 Hasil Pengolahan Data
Perancangan Pengujian
Selanjutnya 15 benda kerja dari
Pembuatan Benda Kerja
hasil pemotongan dilakukan
Proses pembubutan
Putaran dan Feeding Rate yang Bervariasi pengujian kekekasaran permukaan
dengan menggunakan alat pengukur
Benda Kerja Ya
Rusak...? kekasaran surface roughness test di
Tidak
Laboratorium Teknik Mesin
Pelaksanaan Pengujian
Pengukuran Kekasaran Permukaan Politeknik Manado.
Penentuan Hipotesis

Analisis Pemotongan Tabel 4.2 Hasil perhitungan pemotongan


dan Analisis Varians

Pembahasan dan Kesimpulan

SELESAI

Gambar 3.1 Prosedur penelitian


Feeding Rate 0,11mm/r
Feeding Rate 0,25 mm/r
Feeding Rate 0,50 mm/r
10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 9


Kekasaran Permukaan (mikron)

6
4.1 Hasil Pengamatan 5

Hasil pengamatan yang 4

diperoleh dari penelitian ini adalah 2

berupa hasil proses pemotongan 0


0 25 50 75 100 125 150
Cutting Speed (m/menit)

material S45C sebagai benda kerja.


Gambar 4.1 Grafik cutting speed terhadap
Adapun pengaturan dan penetapan kekasaran permukaan
pemotongan dengan kondisi, seperti
pada Tabel 4.1.

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 84


Cutting Speed 23,562 m/menit
Cutting Speed 37,699 m/menit
Cutting Speed 54,978 m/menit
Karena: F1 hitung > F1 tabel
Cutting Speed 84,823 m/menit
Cutting Speed 125,664 m/menit
10
4,61 > 3,84
9

Kekasaran Permukaan (mikron) 8

7
Maka: Tolak hipotesis awal, H 0 .
6

5
Perlakuan kolom
4

3
Karena: F2 hitung  F2 tabel
2

1 2,18  4,46
0
0,00 0,10 0,20 0,30
Feeding Rate (mm/r)
0,40 0,50 0,60
Maka: Terima hipotesis awal, H 0 .
Gambar 4.2 Grafik feeding rate terhadap
kekasaran permukaan
4.3 Pembahasan
1. Hasil Perhitungan Pemotongan
Hasil analisis varians yang
 Semakin bertambah cutting
dilakukan, dapat dilihat pada Tabel
speed, maka hasil kekasaran
4.3.
permukaan benda kerja
mengalami penurunan.
Tabel 4.6 Anova
 Semakin bertambah feeding
rate, maka hasil kekasaran
permukaan benda kerja
mengalami kenaikan.
2. Hasil Analisis Varians
Dengan ditetapkan tingkat
 Variasi cutting speed pada
kepercayaan 95 %, maka tingkat
mesin bubut tidak memberikan
kesalahan 0,05 %. Berdasarkan
pengaruh yang signifikan
Table Distribusi F, diperoleh batas
terhadap hasil permukaan
kritis:
benda kerja, dengan tingkat
Rata-rata baris (cutting speed)
kepercayaan 95 %.
F1 tabel  F1 (0,05;4;8)
 Variasi feeding rate pada mesin
 3,84
bubut akan memberikan
Rata-rata kolom (feeding rate)
pengaruh yang signifikan
F2 tabel  F2 (0,05;2;8)
terhadap hasil permukaan
 4,46 benda kerja, dengan tingkat
Perlakuan baris (cutting speed) kepercayaan 95 %.

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 85


V. PENUTUP 2. Proses pemotongan, sebaiknya
5.1 Kesimpulan dilakukan pada beberapa jenis
 Berdasarkan hasil perhitungan material dan pemesinan lainya,
pemotongan, mendapatkan bahwa sehingga dapat diketahui
semakin bertambah cutting speed perbandingan atau perbedaan
maka hasil kekasaran permukaan pengaruh terhadap hasil kekasaran
benda kerja mengalami penurunan permukaan benda kerja.
dan semakin bertambah feeding
rate kekasaran permukaan benda
kerja mengalami kenaikan. DAFTAR PUSTAKA

 Berdasarkan hasil analisis varians Arifin, S. 1993, Alat Ukur dan Mesin

dengan tingkat kepercayaan 95 Perkakas. Ghalia Indonesia,

%, mendapatkan bahwa variasi Jakarta.

cutting speed pada mesin bubut Handoko, Prayoga, 2008. Studi

tidak memberikan pengaruh yang Parameter Permesinan Optimum

signifikan terhadap hasil pada Operasi CNC End Milling

permukaan benda kerja dan variasi Surface Finish Bahan

feeding rate memberikan pengaruh Aluminium. Universitas Gadjah

yang signifikan. Mada, Yogyakarta.


Harinaldi, 2002. Prinsip-prinsip
Statistik untuk Teknik dan Sains,

5.2 Saran Erlangga, Jakarta

1. Dianjurkan dalam proses Poeng, R. 2014. Proses Pemesinan,

pemotongan pada mesin bubut, Bahan Kuliah Proses Manufaktur

menetapkan pengaturan feed rate II, Teknik Mesin Fakultas Teknik

yang rendah dengan cutting speed Universitas Sam Ratulangi

(dalam hal ini penetapan Manado.

pengaturan putaran) yang tinggi Priambodo, B. 1981. Teknologi

untuk proses pengerjaan akhir Mekanik, Erlangga Jakarta.

(finishing), sehingga hasil Rochim, T. 2007. Klasifikasi Proses

kekasaran permukaan benda kerja Gaya dan Daya Pemesinan,

akan lebih halus. Institut Teknologi Bandung.

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 86

Anda mungkin juga menyukai