Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH KECEPATAN SPINDEL TERHADAP HASIL PEMBUBUTAN

OBLIQUE DAN ORTHOGONAL MATERIAL TEMBAGA DIAMETER 32


PADA MESIN BUBUT KONVENSIONAL

Sutan Ashari Hasibuan Nim. 2114011


Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pasir Pengaraian-Rokan Hulu

Email : Ijalupp@gmail.com , sutanhasibuan237@gmail.com


ABSTRAK

Dalam bidang industri dan logam, mesin bubut konvensional masih banyak dipakai dalam sentra
industri kecil atau menengah, proses pembubutan dapat menentukan hasil dari benda kerja, oleh karena
itu pemilihan kecepatan pembubutan sangat penting. Kecepatan putar mesin bubut mempunyai beberapa
tingkatan putaran spindle yang digunakan sesuai kebutuhan produksi, dan kecepatan yang berbeda akan
menghasilkan kehalusan dan kerataan yang berbeda pada benda kerja. Proses pembubutan dimulai pada
tepi penampang dengan gerak lurus pada sumbu benda kerja baja tembaga diameter 32 dengan
pemakanan perlahan sedalam 1,5 mm sehingga diperoleh hasil yang halus dan rata dengan kecepatan 370
rpm, 500 rpm, dan 800 rpm. Proses pembubutan dilakukan satu kali pengujian dengan diameter 32 mm.
Pemilihan material benda kerja juga akan mempengaruhi hasil akhir dari proses pembubutan yang
pemakanan yang dilakukan oleh pahat.
Kata kunci : Mesin Bubut, Rpm,.

A. PENDAHULUAN
Mesin bubut adalah mesin yang dibuat fungsinya. Salah satu produk yang dituntut
dari logam yang berguna untuk menyayat memiliki kekasaran permukaan yang rendah
dengan gerakan utamanya dengan memutar adalah poros. Dimana poros sering digunakan
benda kerja,Dibidang industri mesin bubut sebagai alat untuk mentransmisikan putaran dari
sangat berperan dalam pembuatan komponen alat penggerak seperti motor listrik, sehingga
seperti mur, baut, roda gigi, poros dan lain poros dituntut harus halus agar keausan dapat
sebagainya(Marsyahyo, 2003). dikurangi. Proses pemesinan poros dapat
Bagi seorang teknisi di bidang dilakukan dengan menggunakan mesin bubut
pengerjaan logam maupun mahasiswa pada dimana sering diperoleh nilai kekasaran
jurusan teknik mesin,mesin bubut telah dikenal permukaan yang tidak sesuai dengan yang
fungsi dan perannya membuat komponen dari diinginkan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
bermacam-macam mesin. Mesin bubut faktor seperti kecepatan makan, kedalaman
merupakan perkakas yang mempunyai gerakan potong, putaran dan jenis material pahat. Selain
utama berputar yang berfungsi untuk mengubah itu faktor mesin bubut dan operatornya juga
bentuk dan ukuran benda kerja tersebut dengan berperan dalam produk yang dihasilkan. Untuk
suatu pahat menyayat ,posisi benda searah mendapatkan nilai kekasaran permukaan dari
sumbu mesin bubut untuk penyayatan atau poros yang halus dari proses bubut dapat
pemakanan(Sutarmo, 2012).Kecepatan spindel dilakukan dengan pemilihan mata pahat,
dan bentuk dari sebuah benda kerja yang penentuan “ANALISA PENGARUH
dihasilkan oleh mesin bubut merupakan hal KECEPATAN SPINDEL TERHADAP HASIL
yang penting, karena kecepatan dan bentuk dari PEMBUBUTAN OBLIQUE DAN
benda kerja tersebut berkaitan dengan gesekan, ORTHOGONAL MATERIAL TEMBAGA
keausan, sistem dan lain-lainnya. Pada benda DIAMETER 32 PADA MESIN BUBUT
kerja hasil proses permesinan, akan berbeda dari KONVENSIONAL”. Kecepatan spindel yang
kecepatan dan bentuknya seperti permukaan sesuai dengan kebutuhan. Ketajaman dan
yang halus dan kasar. Proses permesinan akan kekuatan dari mata pahat sangat berpengaruh
menentukan dari benda kerja tersebut dimana terhadap produk yang dihasilkan (Azhar, 2014).
kecepatan spindel dapat dijadikan acuan untuk
evaluasi produk pemesinan. sebuah benda kerja B. Landasan Teori
tidak harus memiliki nilai yang kecil, tetapi 1. Mesin Bubut
terkadang sebuah produk membutuhkan nilai Marsyahyo (2003), menyatakan bahwa
kekasaran permukaan yang besar sesuai dengan mesin bubut merupakan mesin perkakas untuk
proses pemotongan logam (metal-cutting dinotasikan sebagai putaran per menit (rotations
process). Operasi dasar dari mesin bubut adalah per minute, rpm).
melibatkan benda kerja yang berputar dan Untuk menghitung putaran mesin bubut
cutting tool-nya bergerak linier. Kekhususan mengunakan persamaan :.
operasi mesin bubut adalah digunakan untuk
memproses benda kerja dengan hasil atau Kecepatan Pemakanan :
bentuk penampang lingkaran atau benda kerja
berbentuk silinder.

Kecepatan Putaran :

Keterangan : d : Diameter benda kerja (mm)


Cs : Kecepatan potong
(meter/menit)
Gambar 1. Mesin Bubut Konvensional : 3,14
2. Fungsi Mesin Bubut Konvensional n : Putaran mesin (rpm)
Fungsi mesin bubut konvensional adalah
untuk membuat atau memproduksi benda - Contoh :
benda berpenampang silindris, misalnya poros
lurus, poros bertingkat, poros tirus, poros Sebuah baja berdiameter 25 mm, akan dibubut
berulir, dan berbagai bentuk bidang permukaan dengan kecepatan potong (Cs) 25 mm/menit.
lainnya misalnya anak buah catur (raja, ratu, Berapa kecepatan putaran (rpm) nya :
pion, dll). (Atmantawarna, 2013)

3. Klasifikasi Dan Elemen Dasar Proses


Permesinan
Komponen mesin yang terbuat dari
logam mempunyai bentuk yang beraneka
ragam. Umumnya komponen dibuat dengan
proses pemesinan dari bahan yang berasal dari
proses sebelumnya yaitu proses penuangan
(casting) dan proses pengolahan bentuk (metal
forming). Karena bentuknya yang beraneka
ragam tersebut maka proses pemesinan yang
dilakukan pun bermacam-macam sesuai dengan
bidang yang dihasilkan yaitu silinder atau rata. Jadi kecepatan putaran mesinnya adalah sebesar
Pahat yang bergerak terhadap benda kerja akan 318,471 rpm.
menghasilkan geram dan sementara itu benda Hasil perhitungan diatas sebagai acuan dalam
kerja secara bertahap akan terbentuk menjadi menyetel putaran mesin agar sesuai dengan
komponen yang di kehendaki. (Azhar, 2014) putaran mesin yang tertulis pada table yang
ditempel di mesin tersebut.
4. Parameter Yang Dapat Diatur Pada Mesin
Bubut
Tiga parameter utama pada setiap proses
bubut adalah kecepatan putar spindel (speed), 5. Pahat
gerak makan (feed), dan kedalaman potong Pahat adalah suatu alat yang terpasang
(depth of cut). Tiga parameter di atas adalah pada mesin perkakas yang berfungsi untuk
bagian yang bisa diatur oleh operator langsung memotong benda kerja atau membentuk benda
pada mesin bubut. Kecepatan putar (speed), kerja menjadi bentuk yang diinginkan. Pada
selalu dihubungkan dengan sumbu utama proses kerjanya pahat digunakan untuk
(spindel) dan benda kerja. Kecepatan putar memotong meterial-material yang keras
sehingga mataterial dari pahat haruslah lebih
keras dari pada material yang akan dibubut.
Namun pada saat ini material pahat yang banyak
digunakan adalah HSS dan Karbida. Dan pahat
yang akan digunakan dalam pengujian kali ini
adalah HSS (High Speed Steels)

.
Gambar 2. Pahat HSS

6. Material Bahan Yang Akan Diuji


Material yang akan digunakan dalam
penelitian ini yaitu Tembaga Material yang akan digunakan dala Gambar 4. Diagram Alur
Penelitian

D. Hasil Dan Pembahasan


Dari hasil pengujian pembubutan rata
dengan menggunakan mesin bubut
konvensional diperoleh hasil penelitian
pengaruh kecepatan spindel dan kecepatan
pemakanan bubut rata pada material tembaga
berdiameter 32 mm dengan panjang 50 mm
menggunakan kecepatan putaran 370 rpm, 500
rpm dan 800 rpm dapat disimpulkan hasilnya
sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Penelitian


Gambar 3. Tembaga NO. RPM CS Ukuran Pengaruh
Pahat Proses
C. Metode Penelitian (Inchi) pemakanan
1. Diagram Penelitian 1. 370 37,1776 1/2x4 Serat
pemakanan
kasar

2. 500 50,240 1/2x4 Serat


pemakanan
lebih halus

3. 800 80,384 1/2x4 Serat


pemakanan
halus

Dari tabel diatas dapat disimpulkan


hasil pengujian dari proses pemakanan
alumunium dengan menggunakan rpm yang
berbeda mulai dari kecepatan terendah sampai
yang tertinggi. Pada kecepatan 370 rpm, proses halus dari kecepatan 370 rpm, sedangkan pada
pemakanan benda kerja berjalan lambat dan kecepatan 800 rpm hasil nya halus dari
hasil seratnya masih terlihat kasar. Kemudian kecepatan 370 rpm dan 500 rpm.
pada kecepatan berikutnya yaitu 500 rpm,
proses pemakanan benda kerja lebih halus Daftar Pustaka
daripada kecepatan 370 rpm. Sedangkan pada [1] Atmantawarna, 2013. Perbaikan Mesin
kecepatan 800 rpm, proses pemakanan benda Bubut dan Uji Untuk Kerja Dengan Besi
kerja sangat halus dari kecepatan 370 rpm dan Pejal. Laporan Tugas Akhir, Program
500 rpm. Karna kecepatan disini lebih cepat dari Studi DII Teknik Mesin, Universitas
sebelumnya. Diponeqgoro Semarang.
[2] Azhar, 2014. Analisa Kekasaran Permukaan
Benda Kerja dengan Variasi Jenis
Material dan Pahat Potong. Skripsi,
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas
Teknik Universitas Bengkulu.
[3] Nofri, 2017. Analisis Sifat Mekanik baja
SKD 61 Dengan Baja ST 41 Dilakukan
Dengan Hardening Dengan Variasi
Temperatur. Bina Teknika, Volume 13
Nomor 2, Edisi Desember 2017, 189-
199.
[4] Marsyahyo, 2003, Mesin Perkakas
Gambar 5. Grafik Pembahasan Pembubutan Pemotongan Logam, Toga Mas, Malang.
Rata [5] B.H. Amstead, Bambang Priambodo.
Hasil dari grafik pembubutan dengan (1995). Teknologi Mekanik Jilid 2.
variasi kecepatan putaran mesin dari yang Jakarta: Erlangga
terendah sampai yang tertinggi. Yaitu putaran [6] Taufiq Rochim, (1993). Teori &
370 rpm dengan diameter benda kerja 32 mm Teknologi Proses Pemesinan.
(0,032 m) menunjukkan hasil dari setiap Bandung: Proyek HEDS.
menitna yaitu 37,1776 m/menit. Kemudian [7] Widarto, (2008), Teknik Pemesinan,
putaran 500 rpm menunjukkan hasil dari setiap Jakarta, Direktorat Jenderal
menitnya yaitu 50,240 m/menit. Selanjutnya Manajemen Pendidikan Dasar dan
dengan putaran 800 rpm menunjukkan hasil dari
Menengah,
setiap menitnya yaitu 80,384 m/menit.
[8] https://www.google.com/search?
q=artikel+mesin+bubut.
+doc&sxsrf=ALiCzsY5Cxd2fOVGofxlD
Gambar 6. Diagram Kekasaran Benda Kerja
4cjNeITXGOzJw
Hasil dari pembubutan dengan variasi %3A1672109025544&ei=4VuqY6XmI
MP-
kecepatan putaran mesin dari yang terendah
sampai yang tertinggi. Yaitu putaran 370 rpm z7sP576RoAw&ved=0ahUKEwjl2vjD45
j8AhVD_3MBHWdfBMQQ4dUDCA4&
dengan diameter benda kerja 32 mm (0,032 m)
menunjukkan hasil yang kasar. Selanjutnya uact=5&oq=artikel+mesin+bubut.
+doc&gs_lcp=Cgxnd3Mtd2l6LXNlcnA
dengan putaran 500 rpm menunjukkan hasil
yang halus. Kemudian dengan putaran 800 rpm QAzIGCAAQFhAeMgYIABAWEB4yB
ggAEBYQHjIGCAAQFhAeOgoIABBH
menunjukkan hasil yang paling halus.
ENYEELADOggIABAWEB4QDzoFCC
EQoAFKBAhBGABKBAhGGABQhAd
E. Kesimpulan
Y0B9g8CJoA3ABeACAAYEBiAHPBJI
Hasil pengujian pembubutan dengan
BAzYuMZgBAKABAcgBCMABAQ&s
kecepatan putaran 370 rpm, 500 rpm dan 800
client=gws-wiz-serp
rpm ini maka dapat disimpulkan kecepatan
putaran mempengaruhi tingkat kekasaran benda [9] http://machiningtool.blogspot.com/
kerja, semakin rendah putarannya maka 2014/09/macam-macam-proses-
semakin tinggi nilai kekasarannya. Hal ini dapat pembubutan-metal.html
dibuktikan pada saat pembubutan rata [10] http://teknik-
menggunakan kecepatan 370 rpm yang hasilnya manufaktur.blogspot.com/2012/03/
kasar, kemudian kecepatan 500 hasilnya lebih toleransi-suaian.html
[11] http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/
JUR._PEND._TEKNIK_MESIN/
196805011993021-YAYAT/
MESIN_BUBUT.pdf

Anda mungkin juga menyukai