Anda di halaman 1dari 8

PERBANDINGAN MATA PAHAT HSS DENGAN MATA PAHAT KARBIDA

UNTUK PEMAKANAN BENDA KERJA BAJA ST 41

Rizki Adi Pradana, M. Wawan Junaidi Usman, Ahmad Faoji


Email : rizkipradana455@gmail.com
D3 Teknik Mesin, Politeknik Harapan Bersama Tegal, Jl. Dewi Sartika No. 71 Kota Tegal

ABSTRAK

Di masa yang serba cepat, keinginan manusia untuk berproduksi dan bersaing dengan cepat, efisien dan
ekonomis, menjadi dasar untuk pengembangan perkakas dan mesin-mesin perkakas, persaingan tersebut
memberikan motivasi utama dalam pembuatan mesin perkakas yang memiliki ketelitian, akurasi dan presisi,
sehingga dapat membuat bentuk sesuai dengan design (model). Jadi dalam hal ini yang harus menjadi pemikiran
adalah begaimana cara memilih dan menentukan bahan pahat yang akan digunakan pada mesin bubut, karena
hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat keausan pada mata pahat itu sendiri dan kehalusan atau kekasaran
permukaan yang akan dihasilkan dapat terkendali secara visual. Membandingkan penggunaan mata pahat
karbida dengan mata pahat HSS untuk memakan benda kerja Baja ST 41, pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penggunaan mata pahat yang tepat supaya menghasilkan serat permukaan benda kerja yang halus
dan memiliki tingkat kekasaran yang kecil secara visual pada proses pembubutan benda kerja Baja ST 41. Hasil
pengujian penggunaan mata pahat karbida menghasilkan serat permukaan yang lebih halus dan tingkat
kekasaran yang lebih kecil secara visual dibandingkan mata pahat HSS, maka dari itu apabila membubut benda
kerja Baja ST 41 sebaiknya menggunakan pahat karbida supaya mendapat hasil yang bagus.

Kata kunci : Mesin Bubut, Mata Pahat Karbida, Mata Pahat HSS.

1. PENDAHULUAN gerak makan dilakukan oleh pahat dengan


gerakan lurus. Proses pengerjaan pada mesin
1.1 Latar Belakang bubut secara umum dikelompokkan menjadi
Proses permesinan merupakan proses dua yaitu proses pemotongan kasar dan
manufaktur dimana objek dibentuk dengan pemotongan halus atau semi halus (Yuliarman,
cara membuang atau meghilangkan sebagian 2008).
material dari benda kerjanya. Tujuan Mesin bubut (Lathe machine) adalah
digunakan proses permesinan ialah untuk suatu mesin perkakas yang digunakan untuk
mendapatkan akurasi dibandingkan proses- memotong benda yang diputar. Gerak utama
proses yang lain seperti proses pengecoran, pada mesin bubut yaitu gerakan yang berputar.
pembentukan dan juga untuk memberikan Bubut sendiri merupakan suatu proses
bentuk bagian dalam dari suatu objek tertentu. pemakanan benda kerja yang sayatannya
Adapun jenis-jenis proses permesinan yang dilakukan dengan cara memutar benda kerja
banyak dilakukan adalah proses bubut kemudian dikenakan pada pahat yang
(turning), proses menyekrap (shaping dan digerakkan secara translasi sejajar dengan
planing), proses pembuatan lubang (drilling), sumbu putar dari benda kerja (Taufiq Rochim,
proses mengefreis (milling), proses 1993).
menggerinda (grinding), proses menggergaji Berdasarkan latar belakang di atas maka
(sawing), dan proses memperbesar lubang Tugas Akhir ini peneliti mengambil judul
(boring) (Taufiq Rochim,1993). “perbandingan mata pahat HSS dengan mata
Proses bubut (turning) merupakan pahat karbida untuk pemakanan benda kerja
proses produksi yang melibatkan berbagai baja ST 41”.
macam mesin yang pada prinsipnya adalah
pengurangan diameter dari benda kerja. Jenis 1.2 Rumusan Masalah
mesin ini bermacam-macam dan merupakan Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
mesin perkakas yang paling banyak digunakan di rumuskan permasalahan yaitu
di dunia serta paling banyak menghasilkan bagaimanakah pengaruh penggunaan mata
berbagai bentuk komponen-komponen sesuai pahat HSS dengan mata pahat karbida
peralatan. Pada mesin ini, gerakan potong terhadap hasil permukaan benda kerja Baja ST
dilakukan oleh benda kerja dimana benda ini 41 ?
dijepit dan diputar oleh spindel sedangkan
1.3 Batasan Masalah Pada bab ini berisi tentang diagram alur
Agar pembahasan tidak meluas maka penelitian, alat dan bahan yang
batasan masalah penelitian ini adalah sebagai digunakan dalam penelitian, metode
berikut : pengumpulan data, dan metode analisis
1. Mesin bubut yang digunakan mesin bubut data.
konvensional. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Benda kerja yang digunakan adalah Baja Pada bab ini berisi tentang hasil
ST 41. penelitian dan pembahasan hasil
3. Pahat yang digunakan adalah pahat penelitian.
karbida halus dan pahat HSS halus. BAB V PENUTUP
4. Diameter benda kerja 30 mm dengan Pada bab ini meliputi kesimpulan yang
panjang 200 mm. di dapat dari hasil penelitian dan saran.
5. Menggunakan pembubutan otomatis, DAFTAR PUSTAKA
kedalaman pemakanan 1 mm dan panjang Daftar pustaka berisi tentang daftar
pemakanan 50 mm. buku dan sumber yang berkaitan dengan
6. Parameter permesinan yang divariasikan penelitian.
adalah putaran 360 rpm dan 550 rpm. LAMPIRAN
Lampiran berisi informasi tambahan
1.4 Tujuan yang mendukung kelengkapan laporan,
Adapun tujuan yang diperoleh dari seperti data perhitungan, tabel
laporan Tugas Akhir ini yaitu untuk perhitungan data, surat kesediaan
mengetahui data perbandingan penggunaan pembimbing, tanda terima penyerahan
mata pahat karbida dengan mata pahat HSS laporan, dokumentasi hasil penelitian,
terhadap hasil permukaan benda kerja Baja ST tabel hasil pengujian, dan lain-lain.
41 setelah dilakukan pembubutan.
2. LANDASAN TEORI
1.5 Manfaat
Manfaat yang diperoleh pembuatan Tugas 2.1 Mesin Bubut
Akhir ini, antara lain : 2.1.1 Pengertian Mesin Bubut
1. Bagi Mahasiswa Mesin bubut adalah salah satu jenis
a. Mengetahui cara kerja dan fungsi mesin perkakas yang digunakan untuk proses
mesin bubut. pemotongan benda kerja yang dilakukan
b. Bertambahnya wawasan dan dengan membuat sayatan pada permukaan
pengalaman tentang pembubutan. benda kerja dimana pahat digerakkan secara
2. Bagi Objek yang Diteliti translasi dan sejajar dengan sumbu dari benda
Dapat menentukan penggunaan pahat kerja yang berputar. Mesin bubut terlihat
yang tepat untuk menghasilkan seperti pada gambar 2.1. (Paridawati, 2015).
permukaan benda kerja yang baik dengan
waktu yang lebih efisien.

1.6 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika dalam penulisan
laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN Gambar 2.1. Mesin Bubut


Pada bab ini berisi tentang latar
belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan, manfaat, dan
sistematika penulisan. 2.1.2 Prinsip Kerja Mesin Bubut
BAB II LANDASAN TEORI Prinsip kerja mesin bubut ialah
Pada bab ini berisi tentang mesin bubut, menghilangkan bagian dari benda kerja untuk
kecepatan, material pahat, , geometri memperoleh bentuk tertentudimana benda
alat potong, dan kekasaran permukaan. kerja diputar dengan kecepatan tertentu
BAB III METODE PENELITIAN bersamaan dengan dilakukannya proses
pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar benda atau ketika melepas benda kerja. Cekam
kerja.Gerakan putar dari benda kerja disebut dengan rahang tiga dan empat yang bergerak
gerak potong relatif dan gerakan translasi dari secara sendiri-sendiri biasa digunakan untuk
pahat disebut gerak pemakanan (feeding) memegang benda kerja yang tidak silindris,
(Paridawati, 2015). rahang jenis ini bergerak sendiri-sendiri saat
mengunci ataupun saat melepas benda kerja.
2.1.3 Bagian-Bagian Mesin Bubut Cekam terlihat seperti pada gambar 2.3.
Untuk dapat digunakan secara
maksimal, Mesin bubut konversional memiliki
bagian-bagian utama dan fungsinya. Bagian-
bagian utama mesin bubut konversional yaitu :
1. Motor Penggerak
Motor penggerak merupakan sumber
penggerakutama dari mesin bubut, motoran ini
berfungsi untuk menggerakkan spindle yang
nantinya akan memutar benda kerja. Motor
penggerak yang biasa digunakan adalah motor Gambar 2.3 Cekam
penggerak arus searah (DC) dengan kecepatan
putar yang variabel. 4. Kepala Lepas
2. Eretan (Carriage) Kepala lepas pada mesin bubut memiliki
Eretan adalah bagian yang digunakan banyak fungsi. Fungsi utama dari kepala lepas
untuk menggerakkan pahat sehingga pahat adalah untuk memasang center yaitu alat yang
melakukan gerakan pemakanan terhadap digunakan untuk mengecek ketinggian dari
benda kerja. Terdapat tiga buah eretan pada mata pahat terhadap pusat dari benda kerja.
tiap mesinmesin bubut konvensional yaitu, Kepala lepas juga digunakan untuk menahan
eretan memanjang (longitudional carriage) benda kerja yang memiliki dimensi yang
berfungsi untuk menggerakkan eretan searah panjang dan berfungsi dalam proses
dengan meja mesin, eretan melintang (cross pengeboran, pada saat pengeboran kepala
carriage) berfungsi untuk eretan melintang lepas ini berfungsi untuk memasang mata bo.
terhadap meja mesin atau tegak lurus dengan Kepala lepas terlihat seperti pada gambar 2.4.
benda kerja, eretan atas (top carriage) (Rochim, 2007).
berfungsi untuk mengatur pergerakan eretan
sesuai dengan sudut yang diinginkan. Eretan
terlihat seperti pada gambar 2.2.

Gambar 2.4 Kepala Lepas


Gambar 2.2 Eretan
5. Kepala Tetap
Kepala tetap berfungsi sebagai tempat
3. Cekam (Chuck)
dari transmisi penggerak mesin bubut, pada
Cekam adalah bagian mesin bubut yang
kepala tetap ini juga terdapat tuas-tuas
digunakan untuk memegang benda kerja saat
pengatur kecepatan potong, kecepatan
proses pembubutan. Terdapat beberapa jenis
pemakanan dan kecepatan spindle.
cekam yang ada pada mesin bubut yaitu cekam
6. Rumah Pahat (Tool Post)
dengan rahang tiga terpusat, cekam rahang tiga
Rumah pahat berfungsi sebagai tempat
bergerak sendiri-sendiri dan cekam rahang
pemasangan pahat bubut. Rumah pahat
empat bergerak sendiri-sendiri. Cekam rahang
terlihat seperti pada gambar 2.5.
tiga terpusat berfungsi untuk memegang benda
kerja yang silindris, rahang pada cekam jenis
ini bergerak secara bersamaan ketika dikunci
pahat potong sepanjang jarak kerja untuk
setiap putaran dari spindel (Widarto, 2008).
3. Waktu pemotongan (cutting time)
Waktu pemotongan adalah waktu yang
dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk
(Rochim, 1993).
4. Kedalaman potong (depth of cut)
Kedalaman potong didefinisikan sebagai
Gambar 2.5 Rumah Pahat kedalaman geram yang diambil oleh pahat
potong. Dalam pembubutan kasar, kedalaman
2.1.4 Perlengkapan Mesin Bubut potong maksimum tergantung pada kondisi
Perlengkapan pada mesin bubut antara lain dari mesin, tipe pahat potong yang digunakan
: dan ketermesinan dari benda kerja (Rochim,
1. Cekam berfungsi untuk menjepit / 1993).
mengikat benda kerja. 5. Laju pembuangan geram (material
2. Plat penyetel berfungsi untuk memasang removal rate)
benda kerja yang tidak silindris. Geram adalah potongan dari material
3. Senter berfungsi untuk penerangan yang terlepas dari benda kerja oleh pahat
saatproses pembubutan. potong.
4. Penyangga berfungsi untuk membatu
memegang benda kerja yang ukurannya 2.1.6 Metode Pemotongan pada Proses
panjang. Bubut
5. Pemegang pahat berfungsi untuk menjepit Metode pemotongan pada proses
pahat bubut yang berukuran kecil dan sulit pembubutan umumnya ada dua cara yaitu
dijepit di rumah pahat. proses pembubutan orthogonal (pemotongan
6. Pahat bubut digunakan untuk pemakanan tegak) dan proses oblique cutting (pemotongan
pada saat proses pembubutan miring).
1. Pemotongan Orthogonal
2.1.5 Parameter Mesin Bubut Pemotongan tegak (orthogonal cutting)
Menurut Rochim (1993), setiap proses merupakan suatu sistem pemotongan dengan
permesinan terdapat liima elemen dasar yang gerakan relatif antara mata pahat dan benda
perlu dipahami, yaitu : kerja membentuk sudut potong 90 atau yang
1. Kecepatan potong (cutting speed) dinamakan dengan sudut potong utama (Kr).
Kecepatan potong untuk proses bubut 2. Pemotongan Miring (oblique cutting)
dapat didefinisikan sebagai kerja rata-rata pada Sistem pemotongan miring terjadi
sebuah titik lingkaran pada pahat potong apabila sudut potong utama < 90° dan sudut
dalam satu menit. Kecepatan putar (speed), miring ≠ 0. Untuk luas penampang geram
selalu dihubungkan dengan sumbu utama sebelum terpotong yang sama panjang
(spindle) dan benda kerja. Secara sederhana pemotongannya akan lebih panjang bila Kr <
kecepatan potong diasumsikan sebagai keliling 90°. Hal ini akan menyebabkan bidang kontak
benda kerja dikalikan dengan kecepatan putar. antara geram dengan bidang geram pahat
Kecepatan potong biasanya dinyatakan dalam menjadi lebih luas. Sehingga mata potong
unit satuan m/s (Widarto, 2008). Kecepatan pahat yang aktif memotong tersebut dapat
potong ditentukan oleh diameter benda dan lebih diperpanjang lagi dengan cara
putaran poros utama (Rochim, 1993). dimiringkan atau sudut miringnya ≠ 0°
2. Kecepatan pemakanan (feeding speed) (Rochim, 1993).
Gerak makan, f (feeding) adalah jarak
yang ditempuh oleh pahat setiap benda kerja
berputar satu kali sehingga satuan f adalam
mm/rev. Gerak makan ditentukan oleh
kekuatan mesin, material benda kerja, material
pahat, bentuk pahat dan terutama kehalusan
yang diinginkan. Sehingga kecepatan makan
didefinisikan sebagai jarak dari pergerakan
2.2 Kecepatan memotong yang mengandung partikel atau
bagian yang keras (hard spot).
2.2.1 Pengertian Kecepatan Pemakanan 3. Tahan Beban Kejut Termal
pada Pembubutan Ketahanan ini diperlukan bila terjadi
Kecepatan potong adalah kemampuan perubahan temperatur yang cukup besar secara
alat potong yang menyayat bahan dengan berkala atau periodik.
aman menghasilkan total dalam satuan 4. Sifat Adhesi yang Rendah
panjang atau waktu (m/s atau feet/menit). Diperlukan untuk mengurangi avinitas
Karena nilai kecepatan potong untuk setiap benda kerja terhadap pahat, mengurangi laju
jenis bahan sudah ditetapkan secara baku, keausan serta penurunan gaya pemotongan.
maka komponen yang bisa diatur dalam proses 5. Daya Larut Elemen / Komponen
penyayatan adalah putaran mesin atau benda Material Pahat yang Rendah
kerja. Dibutuhkan demi untuk memperkecil
laju keausan akibat mekanisme difusi, pada
2.2.2 Pengaruh Kecepatan Putaran mulanya untuk memotong baja digunakan baja
Kecepatan pemakanan ditentukan karbon tinggi sebagai bahan perkakas
dengan pertimbangan beberapa faktor, pemotong dimana kecepatan potong pada
diantaranya kekerasan bahan, kedalaman waktu itu hanya bisa mencapai sekitar 10 m/s.
penyayatan, sudut sayat alat potong, bahn alat Berkat kemajuan teknologi, kecepatan potong
potong, ketajaman alat potong dan kesiapan ini dapat dinaikkan hingga mencapai 700m/s
mesin yang akan digunakan. Kesiapan ini yaitu dengan menggunakan CBN (Cubic
dapat diartikan seberapa besar kemampuan Boron Nitide) (Rochim, 1993).
mesin dalam mendukung tercapainya
kecepatan pemakanan yang optimal. 2.4 Geometri Alat Potong
Disamping beberapa pertimbangan tersebut, Alat potong merupakan perkakas
kecepatan pemakanan pada umumnya untuk sentuhan tunggal dengan sudut garuk (sudut
proses pengasaran ditentukan pada kecepatan buang), sudut bebas dan sudut potong / tatal
pemakanan tinggi karena tidak memerlukan (Amstead, 1979:288). Sudut buang merupakan
hasil permukaan yang halus (waktu sudut penyayatan untuk terbentuknya geram,
pembubutan lebih cepat), dan pada proses setelah geram terbentuk kemudian geram
penyelesaiannya (finishing) digunakan diterima langsung pada permukaan garuk (sisi
kecepatan pemakanan rendah dengan tujuan buang) yang berfungsi sebagai jalan untuk
mendapatkan kualitas hasil penyayatan yang aliran geram setelah terlepas dari permukaan
lebih baik sehingga hasilnya halus (waktu benda kerja (Dieter, 1986:288). Sudut bebas
pembubutan lebih cepat). merupakan sudut yang memberikan ruang
bebas pahat dari gesekan terhadap benda kerja.
2.3 Material Pahat Sudut potong merupakan sudut yang berfungsi
Proses pembentukan geram dengan cara untuk memotong benda kerja (Sumbodo,
permesinan berlangsungg dengan cara 2008:156). Pada pahat potong terdiri dari dua
mempertemukan dua jenis material. Untuk bagian sudut, yaitu sudut samping (side cutting
menjamin kelangsungan proses ini maka jelas edge angle) dan sudut potong akhir (end
diperlukan material pahat yang lebih unggul cutting edge angle).
dari pada material benda kerja. Keunggulan Pahat yang baik harus memiliki sifat-
tersebut dapat dicapai karena pahat dibuat sifat tertentu, sehingga nantinya dapat
dengan memperhatikan berbagai segi, yaitu : menghasilkan produk yang berkualitas baik
1. Keras (ukuran tepat) dan ekonomis (waktu yang
Kekerasan yang cukup tinggi melebihi diperlukan pendek). Secara umum, pahat harus
kekerasan benda kerja tidak saja pada memiliki sifat yang berlawanan dengan benda
temperatur ruang melainkan juga temperatur kerja, sifat-sifat tersebut menurut Schey
tinggi pada saat proses pembentukan geram (2000), antara lain :
berlangsung. 1. Pahat harus lebih keras dibandingkan
2. Keuletan dengan unsur-unsur paling keras dengan
Yang cukup besar untuk menahan beban benda kerja, bukan hanya pada suhu
kejut yang terjadi sewaktu permesinan dengan ruang, namun juga pada suhu
interupsi maupun sewaktu benda kerja pengoperasian. Kekerasan dalam
kondisi panas (hot hardness) yang tinggi 3.2 Alat dan Bahan
akan mencegah terjadinya deformasi 3.2.1 Alat
plastis, juga membantu menghambat Pada saat melakukan pengujian, alat
keausan. yang digunakan antara lain :
2. Ketangguhan diartikan sebagai 1. Mesin bubut konvensional,
kemampuan (sifat) untuk menyerap digunakan untuk membubut benda
energi sebelum patah. Ketangguhan kerja.
diperlukan dalam menghadapi kejutan 2. Penggaris, digunakan untuk
mekanis (pembebanan) dalam mengukur panjang benda kerja yang
pemotongan terputus-putus. Hard spot akan digunakan untuk pengujian.
dapat terjadi akibat proses reparasi 3. Jangka sorong, digunakan untuk
dengan pengelasan atau pengaruh mengukur diameter benda kerja.
pengelasan akibat akibat pengerjaan
dingin sebelumnya. 3.2.2 Bahan
3. Ketahanan terhadap kejutan termal juga Bahan yang digunakan pada saat
diperlukan saat terjadi pemanasan dan pengujian antara lain :
pendinginan yang cepat dalam 1. Baja ST 41
pemotongan terputus-putus.
Konduktivitas termal yang tinggi
memberikan keuntungan karena mampu
menjaga suhu di wilayah kontak tetap
dingin.

2.5 Kekasaran Permukaan


Gambar 3.2 Baja ST 41
Permukaan benda adalah batas yang
(Dokumentasi 2019)
memisahkan antara benda padat tersebut
dengan sekelilingnya. Konfigurasi permukaan
2. Pahat HSS
merupakan suatu karakteristik geometri
Pengujian pertama menggunakan
golongan mikrogeometri, yang termasuk
mata pahat HSS, berikut adalah
golongan makrogeometri adalah permukaan
gambar mata pahat HSS yang
secara keseluruhan yang membuat bentuk atau
digunakan pada saat pengujian.
rupa yang spesifik, misalnya permukaan
lubang, permukaan poros, permukaan sisi dan
lain-lain yang tercakup pada elemen geometri
ukuran, bentuk dan posisi (Daryanto, 2010).

3. METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alur Penelitian Gambar 3.3 Pahat HSS
(Dokumentasi 2019)

3. Pahat Karbida
Pengujian keduan menggunakan
mata pahat karbida, berikut adalah
gambar mata pahat karbida yang
digunakan pada saat pengujiian.

Gambar 3.4 Pahat Karbida


Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian (Dokumentasi 2019)
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan
dengan cara mencari studi literature,
mengumpulkan data dari internet, buku
referensi, artikel dan jurnal-jurnal yang sesuai
dengan topik penelitian.

3.4 Metode Analisis Data


Metode analisis data untuk mengetahui
uji perbandingan penggunaan mata pahat HSS
dan mata pahat karbida terhadap hasil
permukaan benda kerja Baja ST 41 dengan
kecepatan rpm yang bervariasi, yaitu dengan Pada tabel di atas dapat disimpulkan
cara melakukan pengujian membubut Baja ST bahwa pemakanan benda kerja Baja ST 41
41, berdiameter 28 mm, panjang 200 mm, dengan mata pahat karbida dengan kecepatan
menggunakan mesin bubut konvensional pada 550 rpm lebih halus permukaan yang telah
kecepatan 360 rpm dan 550 rpm, kedalaman dibubut dibandingkan dengan menggunakan
pemakanan 1 mm dan panjang pemakanan 50 360 rpm.
mm. Kemudian dianalisis hasil permukaan
benda kerja setelah dibubut dengan kedua 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
mata pahat pada setiap kecepatan yang telah Berdasarkan pengujian “Perbandingan
ditentukan, kemudian catat hasil dalam tabel. Mata Pahat HSS dengan Mata Pahat Karbida
untuk Pemakanan Benda Kerja Baja ST 41”
4. HASIL DAN PEMBAHASAN dapat diperolehhasil sebagai berikut.
4.1 Hasil Penelitian 1. Perbandingan Pemakanan Benda Kerja
Hasil pengujian pertama pemakanan Baja ST 41 dengan Mata Pahat HSS
baja ST 41 dengan menggunakan mata pahat dengan kecepatan 360 rpm dan 550 rpm.
HSS dengan kecepatan 360 rpm dan 550 rpm Pemakanan benda kerja baja ST
dapat dilihat pada tabel berikut. 41dengan menggunakan kecepatan 360
Tabel 4.1 Hasil Pengujian dengan Mata Pahat rpm menghasilkan permukaan yang
HSS halus namun masih terlihat serat hasil
pembubutan, sedangkan pemakanan
dengan menggunakan 550 rpm
menghasilkan permukaan yang lebih
halus dibandingkan dengan
menggunakan 360 rpm, serat hasil
pembubutan masih terlihat namun jauh
tidak terlalu kasar. Dari kecepatan yang
berbeda menghasilkan hasil yang
berbeda juga, dapat disimpulkan bahwa
pemakanan dengan menggunakan pahat
HSS dengan kecepatan yang tinggi
Berdasarkan tabel diatas dapat menghasilkan permukaan benda kerja
disimpulkan bahwa pengujian pemakanan Baja lebih halus.
ST 41 dengan mata pahat HSS dengan 2. Perbandingan Pemakanan Benda kerja
kecepatan 360 rpm menghasilkan permukaan Baja ST 41 dengan Mata Pahat Karbida
yang lebih kasar dibandingkan dengan dengan Keecepatan 360 rpm dan 550
kecepatan 550 rpm. rpm.
Hasil pengujian kedua pemakanan Baja Pemakanan benda kerja baja ST 41
ST 41 dengan menggunakan pahat karbida dengan menggunakan mata pahat
dapat dilihat pada tabel berikut. karbida dengan menggunakan kecepatan
Tabel 4.2 Hasil Pengujian dengan Mata Pahat 360 rpm menghasilkan permukaan yang
Karbida halus, serat mulai samar-samar tidak
terlihat. Sedangkan pemakanan benda
kerja baja ST 41 dengan menggunakan halus, serat pada permukaan masih
kecepatan 550 rpm menghasilkan terlihat sedikit, sedangkan
permukaan yang lebih halus menggunakan kecepatan 550 rpm
dibandingkan dengan kecepatan 360 menghasilkan permukaan yang lebih
rpm, serat yang dihasilkan halus dan halus dibandingkan dengan
jika desentuh permukaannya juga halus. menggunakan kecepatan 360 rpm, serat
Dari perbedaan kecepatan tersebut dapat hanya nampak samar-samar.
disimpulkan bahwa menggunakan 3. Semakin tinggi kecepatan yang
kecepatan tinggi menghasilkan digunakan dalam proses pembubutan
pemakanan yang lebih baik. Dengan maka semakin bagus hasil yang
demukian dapat disimpulkan bahwa diperoleh, permukaan yang dihasilkan
semakin besar kecepatan yang semakin halus.
digunakan dalam proses pembubutan, 4. Penggunaan mata pahat karbida
maka akan memperoleh hasil yang menghasilkan hasil pembubutan yang
bagus dan permukaan yang halus. lebih baik dibandingkan dengan
3. Perbandingan Pemakanan Benda Kerja menggunakan mata pahat HSS.
Baja ST 41 antara Mata Pahat HSS
dengan Mata Pahat Karbida. 5.2 Saran
Pemakanan benda kerja baja ST 41 Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
menggunakan mata pahat HSS dengan peneliti memberikan saran sebagai berikut :
menggunakan kecepatan yang tinggi 1. Sebaiknya dalam pembubutan harus
menghasilkan hasil yang lebih baik, memperhatikan mata pahat dan
demikian juga saat menggunakan mata kecepatan putaran mesin yang
pahat karbida semakin tinggi kecepatan digunakan, karena hal tersebut sangat
yang digunakan semakin baik juga hasil berpengaruh hasil yang akan diperoleh.
yang diperoleh. Antara penggunaan 2. Saat melakukan proses pembubutan
mata pahat HSS dengan mata pahat harus berhati-hati dan jangan lalai akan
karbida hasil pemakanan yang bagus benda kerja yang sedang dikerjakan.
adalah menggunakan mata pahat
karbida, nampak jelas pada hasil yang
terlampir pada tabel hasil penelitian DAFTAR PUSTAKA
secara visual, menggunakan mata pahat
karbida lebih halus hasil permukaannya Daryanto. 2010. Mesin Perkakas. Bandung:
dibandingkan dengan menggunakan Satu Nusa.
mata pahat HSS dengan menggunakan Dieter, G. 1986. Metalurgi Mekanik, Jilid 1,
kecepatan yang tinggi. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Paridawati. 2015. Pengaruh Kecepatan dan
5. KKESIMPULAN DAN SARAN Sudut Potong terhadap Kekasaran
5.1 Kesimpulan Benda Kerja pada Mesin Bubut, Jurnal
Dari hasil penelitian “Perbandingan Ilmiah Teknik Mesin Vol. 03 No 01.
Mata Pahat HSS dengan Mata Pahat Karbida Universitas Islam 45 Bekasi.
untuk Pemakanan Benda Kerja Baja ST 41” Rochim. 1993. Spesifikasi, Metrologi, dan
dan analisis yang dilakukan, maka dapat Kontrol Kualitas Geometrik. Bandung:
disimpulkan sebagai berikut : Institut Teknologi Bandung.
1. Pemakanan baja ST 41 dengan mata Rochim. 2007. Klasifikasi Proses Gaya dan
pahat HSS dengan kecepatan 360 rpm Daya Mesin, Jurnal Ilmiah Teknik
menghasilkan permukaan yang kurang Mesin. Bandung: FTI ITB.
halus, serat pada permukaan nampak Schey, J. A. 2000. Introduction to
sangat jelas, sedangkan menggunakan Manufacturing Process. McGraw-Hill.
kecepatan 550 rpm menghasilkan Sumbodo, W. 2008. Teknik Produksi Mesin
permukaan yang lebih halus meskipun Industri. Jakarta: Direktorat Pembinaan
serat masih juga terlihat. Sekolah Menengah Kejuruan.
2. Pemakanan baja ST 41 dengan mata Widarto. 2008. Teknik Permesinan. Jakarta:
pahat karbida dengan kecepatan 360 Depdiknas.
rpm menghasilkan permukaan yang

Anda mungkin juga menyukai