PENDAHULUAN
1
6. Kedalaman pemakanan kartel dan ulir sebesar 1 mm
Bab I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan, batasan masalah dan sistematika
penulisan.
2
gambar benda tugas, perhitungan waktu permesinan benda tugas, perkiraan
waktu actual rekayasa benda tugas.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan praktikum
berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
3
BAB II
PEMBUATAN BENDA KERJA
4
kepala lepas
kepala lepas dipasang di atas meja bubut dibagian ujung kanan
berguna untuk menopang benda kerja atau untuk menahan benda kerja yang
bentuknya panjang, dan bisa dipakai untuk pemasangan mata bor, snei dan
tap
5
Eretan Atas
berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat dan mengatur majunya
pahat ketika proses pembubutan ulir, pembubutan tirus, champer dan lain
lain dan memiliki ketelitian 0,01mm
Chuck / Penjepit
chuck berbungsi untuk menjepit suatu benda kerja dan dimana chuck
tersebut ada yang berbentuk chuck segitiga dan chuck segiempat.
6
b. chuck segiempat biasa nya digunakan untuk menjepit benda yang
bentuknya tidak silindris chuck segiempat
b. Pahat Ulir
Pahat ulir digunakan untuk membuat ulir, baik ulir tunggal maupun
ganda. Bentuk pahat ulir harus sesuai dengan bentuk ulir yang diinginkan.
Untuk itu diperlukan pengasahan pahat sesuai dengan mal ulirnya. Pahat
ulir tidak mermpunyai sudut tatal, permukaannya rata dengan ujung
beradius sesuai radius kaki ulir yang besarnya tergantung besar kisar
ulirnya. Di bawah ini ilustrasi pahat ulir segitiga dan ulir segi empat.
7
Gambar 2.9 Pahat Ulir
c. Pahat Alur
Pahat alur digunakan untuk membuat alur pada benda kerja. Macam-
macam pahat alur digunakan sesuai dengan kebutuhan membuat celah alur
atau ukuran clip.
8
e. Pahat Bubut rata Kiri
Pahat rata kiri adalah kebalikan dari pahat rata kanan yaitu untuk
membubut benda kerja dari arah kiri kekanan.
9
dengan memasangkan atau mengencangkan dengan ulir lain dalam hal ini
adalah ulir dalam(mur) dengan ulir luar(baut).
10
Gambar 2.13 Drilling
Boring
Boring merupakan pembubutan dengan gerakan pemakanan sejajar dengan
sumbu benda kerja. Menurut arah pemakanannya boring mirip dengan
pembubutan silindris. Namun perbedaaanya adalah boring dilakukan pada
bagian dalam benda kerja. Boring bertujuan untuk memperbesar diameter
lubang pada benda kerja.
Pembubutan dalam dengan pahat dibagi menjadi dua macam ,yaitu pembubutan
dalam tembus dan pembubutan dalam tidak tembus.
11
Gambar 2.15 Poros
Benda perminan
seperti pion catur, queen catur, pin bowling dll. Digunakan sebagai
benda eksperimen dalam uji coba atau praktikum.
Paku
Yang digunakan untuk perlengkapan bahan bangunan. Paku dapat
di buat di mesin bubut sesuai dengan bentuk dan kebutuhan.
12
Gambar 2.18 Paku
Tan α = a
b
a
−1
α = 𝑇𝑎𝑛 a/b
α
13
karbon yang relative tinggi (0,7% – 1,4% C) dengan prosentasi unsur lain
relatif rendah yaitu Mn, W dan Cr masing-masing 2% sehingga mampu
memiliki kekerasan permukaan yang cukup tinggi. Dengan proses
perlakuan panas pada suhutertentu, strukur bahan akan bertransformasi
menjadi martensit dengan hasil kekerasan antara 500 ÷ 1000 HV. Karena
mertensitik akan melunak pada temperature sekitar 250ºC, maka baja
karbon jenis ini hanya dapat digunakan pada kecepatan potong yang
rendah (10 m/menit) dan hanya dapat digunakan untuk memotong logam
yang lunak atau kayu.
14
misalnya tool bit (sisipan) yang kemudian diasah menurut geometri yang
dibutuhkan. Baja paduan nonferro terdiri dari empat macam elemen/
unsur utama diantaranya:
Cobalt (Co):
Unsur cobalt,berfungsi sebagai pelarut bagi unsure-unsur lainnya.
Chrom (Cr):
Unsur chrom (10% s.d 35%), berfungsi sebagai pembetuk karbida
Tungsten/ Wolfram (W):
Unsur tungsten/ wolfram (10% s.d 25%), berfungsi sebagai
pembentuk karbida dan menaikan karbida secara menyeluruh.
Karbon (C):
Apabila terdapat unsur karbon (1%) akan menghasilkan jenis baja
yang masih relaitif lunak, dan apabila terdapat unsur karbon (3%)
akan menghasilkan jenis yang relatif keras serta tahan aus.
4. Karbida
Jenis karbida yang “disemen” (Cemented Carbides) merupakan
bahan pahat yang dibuat dengan cara menyinter (sintering) serbuk
karbida (Nitrida, Oksida) dengan bahan pengikat yang umumnya dari
Cobalt (Co).
15
Karbida lapis yang merupakan jenis karbida tungsten yang di lapis (satu
atau beberapa lapisan) karbida, nitride, atau oksida lain yang lebih
rapuh tetapi ketahanan terhadap panasnya (hot hardness) tinggi.
5. Keramik (Ceramics)
Keramik menurut definisi yang sempit adalah material paduan
metalik dan nonmetalik. Sedangkan menurut definisi yang luas adalah
semua material selain metal atau material organik, yang mencakup juga
berbagai jenis karbida, nitride, oksida, boride dan silicon serta karbon.
Keramik secara garis besar dapat di bedakan menjadi dua jenis yaitu:
Keramik tradisional
Keramik industry
7. Intan
Sintered diamond merupakan hasil proses sintering serbuk intan
tiruan dengan pengikat Co (5% – 10%). Tahan panas (Hot hardness)
sangat tinggi dan tahan terhadap deformasi plastic. Sifat ini ditentukan
oleh besar butir intan serta prosentase dan komposisi material pengikat.
Karena intan pada temperature tinggi akan berubah menjadi graphit dan
mudah ter-difusi dengan atom besi, maka pahat intan tidak dapat di
gunakan untuk memotong bahan yang mengadung besi (ferros). Cocok
untuk ultra high precision & mirror finish cutting bagi benda kerja
nonferro (Al Alloys, Cu Alloys, Plastics dan Rubber).
16
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Mulai
Literatur
Membaca Gambar
Pembubutan
Waktu
permesinan
Kesimpulan
Selesai
17
3.2 Prosedur
18
3. Memeriksa kondisi sambungan kelistrikan selalu dalam kondisi
baik tidak terkena air dan meletakkan kembali barang yang telah
digunakan pada saat praktikum
3. Mesin Pemotong
19
4. Jangka Sorong
7. Coolant
20
8. Perlengkapan Safety (Wearpack, Kaca mata, dll)
21
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
22
4.2. Tahapan Penyayatan
Tahapan penyayatan benda kerja terdapat di halaman selanjutnya.
23
4.3. Perhitungan Waktu Permesinan
1. Mencari waktu permesinan untuk I1 dan T1
I=D–d I = 32 – 16 I = 32
T 0,5
2. Untuk T2 dan I2
I = 32 – 28 I=8
0,5
T = 64 . 8 T = 7,68 min
0,09 . 740
3. Untuk T3 dan I3
I = 28 – 24 I=8
0,5
T = 13 . 8 T = 1,56 min
0,09 . 740
4. Untuk T4 dan I4
I = 28 – 16 I = 24
0,5
T = 13 . 24 T = 4,68 min
0,09 . 740
5. Untuk Knurling
I = 28 – 27 I=2
0,5
T = 13 . 2 T = 0,39 min
0,09 . 740
24
I = 16 – 15 I=2
0,5
T = 14 . 2 T = 4,78 min
0,09 . 65
7. Untuk bentuk Segitiga
2
? = √5,52 + 102
2
? = √130,35
? = 11,41 6
α
Tan α = 6/20
α = Tan -1 0,3 20
α = 7o
I = 28 – 16 I = 24
0,5
T = 20 . 24 T = 7,2 min
0,09 . 740
180 − 33,05
𝑇𝑟𝑎𝑖𝑙 𝑎𝑛𝑑 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = 100%
180
25
4.5. Gambar Benda Tugas
Gambar Benda Kerja terdapat di halaman selanjutnya
I=D–d I = 25 – 20 I = 10
T 0,5
2. Untuk T2 dan I2
I = 20 – 18 I=4
0,5
T = 38 . 4 T = 1,69 min
0,09 . 1000
3. Untuk T3 dan I3
I = 20 – 10 I = 20
0,5
T = 10 . 20 T = 2,22 min
0,09 . 1000
4. Untuk T4 dan I4
I = 18 – 14 I=8
0,5
T = 15 . 8 T = 1,33 min
0,09 . 1000
5. Untuk T5 dan I5
I = 14 – 10 I=8
0,5
T = 10 . 8 T = 0,8 min
0,09 . 1000
6. Untuk T6 dan I6
26
I = 18 – 14 I=8
0,5
I = 18 – 17 I=2
0,5
T = 15 . 2 T = 0,33 min
0,09 . 1000
8. Untuk M 10 x 1
I = 10 – 9 I=2
0,5
T = 10 . 2 T = 0,44 min
0,09 . 500
Tan α = D – d
2L
5,5
2
? = √5,52 + 102 α
2
? = √130,35
? = 11,41 10
Tan α = 5,5/10
5,5 = 25 – 14
10 2.L
L = (25 – 14) . 10
2 . 5,5
L = 10
I = 25 – 14 I = 22
0,5
T = 10 . 22 T = 2,44 min
27
0,09 . 1000
28
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dalam Laporan ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Prinsip kerja mesin bubut yang berupa pergerakan berputar (rotasi) dari
benda kerja inilah yang menyebabkan terjadinya pemakanan oleh alat
potong. Perputaran benda kerja diperoleh dari perputaran motor utama
yang ditransmisikan sedemikian rupa dengan kecepatan putar tertentu
untuk memutar cekam. Sementara itu gerakan pahat bubut dapat
dijalankan secara manual oleh operator maupun secara otomatis
mekanis oleh mesin. Perputaran benda kerja maupun gerakan alat
potong bergerak secara simultan sehingga dihasilkan geometri benda
kerja yang diinginkan. Jenis alat potong (cutting tool) yang paling sering
digunakan adalah berupa pahat bubut.
29
pemegang gigi pisau kartel buatan dari salah satu pabrikan dapat dilihat
pada.
5.2. Saran
5.2.1. Laboratorium
Agar mesinnya dapat di perbaiki lagi sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pemrograman, namun hal itu butuh support dari pihak
kampus. Lalu, ruangan laboratoriumnya agar di lebih ditata lagi supaya
pelaksanaan praktikum dapat terasa nyaman dan menyenangkan.
5.2.2. Asisten
Saran saya kepada asisten, agar lebih intensif dalam membimbing
supaya pembelajaran menjadi bagus.
30