TRAINING UNIT 2A
KELOMPOK : 12
NAMA ANGGOTA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
ii
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum CNC TU-2A ini telah disetujui dan disahkan oleh
kepala Laboratorium Proses Produksi pada:
Hari/Tanggal :
Pukul :
Oleh :
Mengetahui,
NIP. 197002171994121991
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum proses produksi ini.
Laporan ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah praktikum proses
produksi, salah satu mata kuliah di jurusan Teknik Mesin UNDIP. Pada kesempatan
ini penulis juga ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Susilo Adi Widyanto, ST. MT selaku kepala Laboratorium CNC.
2. Bapak Vighornes Ashariqa selaku laboran Laboratorium CNC.
3. Mas-mas asisten yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan
praktikum CNC ini.
4. Saudara-saudara angkatan 2015
5. Semua pihak terkait yang tidak bisa penulis sebut satu per satu.
Penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna maka segala kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar laporan
berikutnya dapat tersusun lebih baik lagi.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR vi
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 39
5.2 Saran 39
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
viii
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini penggunaan mesin CNC hampir terdapat di segala bidang. Dari
bidang pendidikan dan riset yang mempergunakan alat-alat demikian dihasilkan
berbagai hasil penelitian yang bermanfaat yang tidak terasa sudah banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat banyak.
Secara umum atau garis besar, mesin CNC merupakan suatu mesin yang
dikontrol oleh komputer dengan menggunakan bahasa pemrograman. Mesin Bubut
CNC secara garis besar digolongkan menjadi dua, yaitu mesin bubut CNC Training
Unit (CNC TU), yaitu mesin yang digunakan sebagai sarana pendidikan, dosen dan
training serta mesin bubut CNC Production Unit (CNC PU), yaitu mesin CNC yang
digunakan untuk membuat benda kerja atau komponen yang dapat digunakan
sebagaimana mestinya. ( Wibolo dkk,2011 ).
Saat melakukan proses permesinan menggunakan mesin CNC TU-2A kita
harus mengerti mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan. Dalam prosesnya
mesin CNC TU-2A pasti akan menghasilkan sisa hasil pemotongan atau geram.
Hasil dari proses pemesinan yang berkesinambungan terhadap logam atau material
ulet akan menghasilkan chip (geram) yang bersifat panas dan tajam. Geram yang
dihasilkan mempunyai ukuran yang besar ataupun kecil yang nantinya akan
berpengaruh terhadap keselamatan kerja. Chip dapat menggulung pada permukaan
benda kerja akibat adanya putaran (rotasi),sehingga dapat mempengaruhi kekasaran
permukaan dan waktu penyelesaian produk ( Wibolo dkk,2011 ).
fungsi pahat, sistem permesinan, kode alarm, kode pemrograman dan aplikasi
mesin CNC TU-2A.
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
Bab III yang berisi alat dan bahan prakikum, cara pengoperasian mesin
Emco TU–2A, cara memasukan dan menjalankan program, diagram alir, dan
proses kerja.
BAB IV HASIL DAN ANALISA
Bab IV berisi tentang hasil praktikum, analisa hasil praktikum, dan analisa
kegagalan proses praktikum.
BAB V PENUTUP
Bab V yang merupakan bab terakhir berisi kesimpulan dan saran dari
praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
DASAR TEORI
Mesin bubut CNC Training Unit adalah jenis mesin yang dipergunakan untuk
latihan dasar - dasar pengoperasian dan pemrograman. Karena mesin dikendalikan
komputer, maka semua gerakan berjalan secara otomatis sesuai perintah program
yang diberikan. Sehingga dengan program yang sama mesin CNC dapat
diperintahkan untuk mengulangi proses pelaksanaan program secara terus-
menerus.
Mesin bubut nonkonvensional yang digunakan dalam praktikum adalah mesin
bubut Emco TU-2A buatan Emco Austria, mesin ini merupakan mesin bubut
otomatis yang menggunakan Computer Numerically Controlled dengan dua sumbu
(X dan Z), untuk simulasi proses pembubutan [4].
Sistem persumbuan pada mesin EMCO TU-2A terdiri dari 2 sumbu yaitu
sumbu X dan Z. Sumbu X berada pada arah melintang, sedangkan sumbu Z berada
pada arah longitudinal [4].
Berikut ini adalah gambar 2.1 yang merupakan mesin EMCO CNC TU-2A
yang digunakan pada saat praktikum CNC.
2.1.1. Spesifikasi
Mesin Bubut CNC TU-2A mempunyai prinsip gerakan dasar seperti halnya
Mesin Bubut konvensional yaitu gerakan kearah melintang dan horizontal dengan
sistem koordinat sumbu X dan Z. Prinsip kerja Mesin Bubut CNC TU-2A juga sama
denganMesin Bubut konvensional yaitu benda kerja yang dipasang pada cekam
bergerak sedangkan alat potong diam.Untuk arah gerakan pada Mesin Bubut diberi
lambang sebagai berikut :
1. Sumbu X untuk arah gerakan melintang tegak lurus terhadap sumbu putar.
2. Sumbu Z untuk arah gerakan memanjang yang sejajar sumbu putar.
2. Tailstock
Pada mesin bubut TU-2A tailstock berfungsi untuk menahan benda kerja
yang panjang agar benda kerja tidak oleng dan untuk mencekam pahat drill.
Pada mesin bubut TU-2A terdapat revolver pahat yang berguna untuk
mencekam pahat dalam jumlah banyak ( maksimum 6 buah, 3 buah pahat luar
dan 3 buah pahat dalam).
4. Chuck
Pada mesin bubut TU-2A chuck berfungsi untuk mencekam benda kerja.
13 6
2 9
1 7
4 10
00
5 16
5
11
3
14
12
2 8
15
Pahat adalah alat atau pisau yang digunakan untuk menyayat produk/benda
kerja. Dalam pekerjaan pembubutan salah satu alat potong yang sering digunakan
adalah pahat bubut. Jenis bahan pahat bubut yang banyak digunakan di industri-
industri dan bengkel-bengkel antara lain baja karbon, HSS, karbida, diamond dan
ceramik.
Pahat sisi kanan
Pahat kanan adalah pahat yang mempunyai mata potong yang sisi
potongnya menghadap kekanan (apabila pahat mata potongnya dihadapkan kearah
kita). Dan digunakan untuk mengerjakan benda kerja dari arah kanan ke arah kiri,
atau menuju kearah kepala tetap. Material : Baja Karbon, HSS (High Speed Steels),
Paduan cor nonferro, karbida, kramik, CBN (Cubic boron nitrides) dan Intan.
Gambar 2.9 berikut merupakan gambar pahat sisi kanan yang digunakan pada
mesin bubut TU-2A.
10
(a) (b)
Gambar 2.7 Pahat sisi kanan [9] ; (a) Gambar sketsa pahat , (b) Gambar asli
pahat [2]
Pahat sisi kiri
Pahat sisi kiri adalah pahat yang mempunyai mata potong yang sisi
potongnya menghadap kekiri (apabila pahat mata potongnya dihadapkan kearah
kita). Dan digunakan untuk mengerjakan benda kerja dari arah kiri ke arah kanan,
atau menuju kearah kepala lepas. Material : Baja Karbon, HSS (High Speed Steels),
Paduan cor nonferro, karbida, kramik, CBN (Cubic boron nitrides) dan Intan.
Gambar 2.10 berikut merupakan gambar pahat sisi kiri yang digunakan pada mesin
bubut TU-2A.
(a) (b)
Gambar 2.8 Pahat sisi kiri [9] ; (a) Gambar sketsa pahat , (b) Gambar asli pahat
Pahat netral [2]
11
(a) (b)
Gambar 2.9 Pahat netral [10] ; (a) Gambar sketsa pahat , (b) Gambar asli pahat
Pahat ulir [2]
Pahat bubut ulir memilki sudut puncak tergantung dari jenis ulir yang akan
dibuat, sudut puncak 55° adalah untuk membuat ulir jenis whitwhort.
Material : Baja Karbon, HSS(High Speed Steels), Paduan cor nonferro, karbida,
kramik, CBN(Cubic boron nitrides) dan Intan. Gambar 2.12 berikut merupakan
gambar pahat ulir yang digunakan pada mesin bubut TU-2A.
(a) (b)
12
Gambar 2.10. Pahat ulir [10] ; (a) Gambar sketsa pahat , (b) Gambar asli pahat
alur [2]
Pahat alur digunakan untuk membuat alur pada benda kerja. Macam-macam
pahat alur digunakan sesuai dengan kebutuhan membuat celah alur atau ukuran clip.
Material : Baja Karbon, HSS (High Speed Steels), Paduan cor nonferro, karbida,
kramik, CBN(Cubic boron nitrides) dan Intan. Gambar 2.13 berikut merupakan
gambar pahat alur yang digunakan pada mesin bubut TU-2A.
(a) (b)
Gambar 2.11. Pahat alur [10] ; (a) Gambar sketsa pahat , (b) Gambar asli pahat
[2]
Pahat dalam
Digunakan untuk membubut permukaan dalam lobang benda kerja. Material
: Baja Karbon, HSS (High Speed Steels), Paduan cor nonferro, karbida, kramik,
CBN(Cubic boron nitrides) dan Intan. Gambar 2.14 berikut merupakan gambar
pahat dalam yang digunakan pada mesin bubut TU-2A.
13
14
Gambar 2.16 berikut merupakan gambar pahat ulir dalam yang digunakan pada
mesin bubut TU-2A.
Fungsi G
No Kode Fungsi
1 G00 Perintah pergerakan cepat
2 G01 Perintah pergerakan lurus
3 G02 Perintah pergerakan melingkar searah jarum jam
4 G03 Perintah pergerakan melingkat berlawanan arah jarum jam
5 G04 Waktu penahanan / tinggal diam
6 G21 Blok Kosong
7 G25 Pemanggilan sub program (Sub unit)
8 G27 Perintah melompat
9 G33 Perintah pembuatan ulir
10 G64 Perintah untuk memutus arus ke motor
15
2.3.2. Fungsi M
Fungsi M adalah fungsi yang mengatur sistem persumbuan dan keadaan
mesin. Macam-macam kode M antara lain dijelaskan sebagai gambar berikut :
16
Tanda alarm adalah bentuk informasi bagi operrator untuk mengenali jenis
masalah yang timbul akibat kesalahan operasi,sehingga akan lebih mudah dalam
mengatasinya. Bila alarm muncul kita tidak dapat melanjutkan opersi apapun
sebelum alarm tersebut dihapus. Alarm muncul pada layar dengan ketentuan
sebagai berikut :
Kode Alarm
N
Kode Fungsi
o
1 A00 Kesalahan perintah pada fungsi G atau M
2 A01 Kesalahan perintah pada fungsi G02 dan G03
3 A02 Kesalahan pada nilai X
4 A03 Kesalahan pada nbilai F
5 A04 Kesalahan pada nilai Z
6 A05 Kurang perintah M30
7 A06 Putaran spindle terlalu cepat
8 A09 Program tidak ditemukan pada disket
9 A10 Disket diprotek
10 A11 Salah memuat disket
11 A12 Salah pengecekan
12 A13 Salah satuan mm atau inch
13 A14 Salah satuan
14 A15 Nilai H salah
15 A17 Salah sub program
17
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
19
2. Kunci
Kunci digunakan untuk menyalakan mesin CNC EMCO TU-2A. Cara
menggunakannya dengan memasukkan kunci ke saklar utama pada mesin CNC
EMCO TU-2A dan memutarnya. [6]
3. Vernier Caliper
Vernier caliper (jangka sorong) adalah alat ukur yang ketelitiannya hingga
seperseratus milimeter dan terdapat bagian yang diam dan bergerak. [4] Alat ukur
ini digunakan untuk mengukur panjang dan diameter benda kerja dengan menjepit
benda kerja pada kedua rahang dan dibaca skala utama dan skala nonius.
20
a. Tentukan terlebih dahulu skala utama. Pada gambar terlihat skala nonius
terletak diantara skala 2,2 cm dan 2,3 cm pada skala tetap. Jadi, skala tetap bernilai
2,2 cm.
b. Menentukan skala nonius. Skala nonius yang berimpit dengan skala tetap
adalah angka 4. Jadi, skala noniusnya adalah 4 x 0,01 cm = 0,04 cm.
c. Menjumlahkan skala tetap dan skala nonius. Jadi, hasil pengukurannya adalah
2,2 cm + 0,04 cm = 2,24 cm.
4. Kunci Chuck
Kunci chuck adalah kunci yang digunakan untuk mengencangkan dan
mengendurkan jepitan chuck. Kunci ini berbentuk T untuk memudahkan saat
memutarnya. Cara menggunakan kunci chuck adalah dengan memasukkan ujung
kunci chuck pada lubang kunci chuck dan diputar searah jarum jam untuk
mengencangkannya dan berlawanan untuk mengendurkannya. [6]
21
5. Pulpen Plotter
Pulpen akan membentuk garis-garis yang serupa dengan kode program yang
telah diinput ke mesin. [6]
22
7. Batang Plotter
Batang plotter adalah batang yang menghubungkan antara toolpost dan
pulpen plotter. Cara menggunakannya dengan menggunakan baut untuk
menghubungkan antara toolpost dengan batang plotter dibantu dengan obeng
untuk mengencangkan baut.
23
dengan kode M05, lalu menginput kode M06 dengan nilai X=0 dan Z=0 untuk
mengganti mata pahat, dan T yang berarti jumlah putaran revolver yang bertujuan
untuk mengganti pahat.
Benda kerja yang digunakan pada praktikum ini adalah silinder pejal yang
terbuat dari alumunium dengan diameter 22 mm dan panjang awal 60 mm.
24
1. Menarik tombol emergency stop, kemudian masukkan kunci ke saklar utama dan
putar ke angka 1 untuk menghidupkan mesin. Di layar monitor akan terlihat bahwa
mesin sedang aktif pada kode manual dengan harga X dan Z adalah 0 dan harga
ketelitian mesin dan jenis satuan yang aktif yaitu mm, atau inchi.
2. Mesin dapat beroperasi secara manual dengan menekan tombol asutan +Z, -
Z, +X atau –X yang tersedia disebelah keyboard, maka pahat (tool post) akan
bergerak sesuai dengan tombol yang ditekan dan di monitor terlihat harga X atau Z
berubah, sesuai dengan jarak yang ditempuh pahat. Jika memerlukan gerak pahat
yang cepat tekan bersama-sama tombol X atau Z dengan tombol ~.
25
3. Menekan tombol H/C untuk masuk ke mode CNC dan memperhatikan format
program yang tampil di monitor. Memasukkan program CNC yang telah disiapkan
dengan menggunakan tombol keyboard. Cara pemasukan program akan dijelaskan
kemudian.
4. Memeriksa program yang telah dimasukkan dengan melakukan simulasi.
Sebelum melakukan simulasi, program dicek terlebih dahulu dengan menekan
tombol M. Kemudian, melakukan simulasi dengan pulpen dan kertas, dimana
pulpen dipasang pada plotter yang terikat pada tool post. Jika hasil simulasi tidak
sesuai yang diinginkan, maka program harus diperbaiki sampai benar.
5. Mengembalikan ke mode manual dengan menekan tombol H/C jika program
sudah benar. Kemudian, memasang benda kerja dan melakukan pengesetan benda
kerja dan pahat, mengubah ke mode CNC, pilih putaran manual ke CNC dan
jalankan program dengan menekan tombol start. Mengawasi jalannya pahat
terutama jika menggunakan tail stock, jangan sampai pahat menabrak material
benda kerja.
6. Membereskan dan matikan mesin, jika sudah selesai (produk sudah jadi).
26
27
28
29
30
Diagram alir pembuatan produk dengan mesin bubut CNC Emco TU-2A
adalah sebagai berikut.
31
START
: Memulai dengan cara menghidupkan mesin
(connector).
INPUT PROGRAM
: Memasukkan program (manual operation).
PEMASANGAN BENDA
: Pasang benda kerja pada ragum (process).
KERJA
MENJALANKAN
: Menjalankan program / melakukan eksekusi benda
PROGRAM
kerja.
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1. Hasil
Hasil dari praktikum yang dikerjakan pada saat berada di Laboratorium CNC
digambar dalam 2D dan 3D menggunakan SOLIDWORK 2013 dan memiliki list
program yang sudah dibuat dalam Tabel 4.1 List Program. Dari list program
tersebut di input ke mesin CNC untuk dapat menerjakan benda kerja.
33
34
24 00 1600 -1000
25 02 1100 -2000 25
26 M99 I-2400 K-1000
27 02 1600 -3000 25
28 M99 I-2600 K-0
29 00 1500 -1000
30 02 1100 -2000 25
31 M99 I-2400 K-1000
32 02 1500 -3000 25
33 M99 I-2600 K-0
34 00 1400 -1000
35 02 1000 -2000 25
36 M99 I-2400 K-1000
37 02 1400 -3000 25
38 M99 I-2600 K-0
39 01 1900 -3000 25
40 01 2000 -3300 25
41 00 2000 -3000
42 01 1800 -3000 25
43 01 2000 -3300 25
44 00 2000 -3000
45 01 1700 -3000 25
46 01 2000 -3300 25
47 00 2000 -3000
48 01 1600 -3000 25
49 01 2000 -3300 25
50 00 2000 -3000
51 01 1500 -3000 25
52 01 2000 -3300 25
53 00 2000 -3000
54 01 1400 -3000 25
55 01 2000 -3300 25
56 01 2000 -3700 25
57 01 1900 -4200 25
58 02 2000 -4250 25
59 00 2000 -3700
60 01 1800 -4200 25
61 02 2000 -4300 25
62 00 2000 -3700
63 01 1700 -4200 25
35
64 02 2000 -4350 25
65 00 2000 -3700
66 01 1600 -4200 25
67 02 2000 -4400 25
68 00 2000 -3700
69 01 1500 -4200 25
70 02 2000 -4450 25
71 00 2000 -3700
72 01 1400 -4200 25
73 02 2000 -4500 25
74 01 2000 -5000 25
75 00 2000 0
76 00 1000 0
77 03 1400 -200 25
78 01 1400 -1000 25
79 02 1000 -2000 25
80 M99 I-2400 K-1000
81 02 1400 -3000 25
82 M99 I-2600 K-0
83 01 2000 -3300 25
84 01 2000 -3700 25
85 01 1400 -4200 25
86 02 2000 -4500 25
87 01 2000 -5000 25
88 00 2600 200
89 M30
36
No.
Urut 3D
2D
Progr
am
Mencatat titik
1. Absolut 00
setting awal.
Menaruh pahat
Menggerakan
3. 02 untuk siap
pahat
membubut.
Pembubutan
Turning R 10
sepanjang 50 mm
4. mm dengan 03-04
sampai diameter
jarak 50 mm
20 mm.
Pembubutan
Turning R 7
sepanjang 30 mm
5. mm dengan 05
sampai diameter
jarak 28 mm
14 mm.
Gerakan makan
dari diameter 14
mm hingga 10
6. Pembuatan 06-17 lalu dengan gerak
Fillet G03 sampai titik
Z: -2 mm dan X: -
4 mm.
Pembubutan Gerakan makan
7. lengkungan 18-40 dari diameter 14
M99 hingga 10 mm
37
lalu dengan gerak
G02 dan M99
sampai Z: -30 mm
dan X: -10 mm.
Gerakan makan
biasa untuk
pembuatan tirus
Pembuatan
8. 41-58 dari koordinat X:
Chamfer
20 mm dan Z: -30
mm ke X: 14 mm
dan Z: -37 mm.
Gerakan makan
dari diameter 20
Pembuatan mm hingga 17
9. lengkungan ¼ 59-75 lalu dengan gerak
lingkaran G02 sampai titik
Z: -45 mm dan X:
17 mm.
Melakukan
finishing terhadap
benda kerja
10. Finishing 76-90
dengan mengikuti
bentuk yang telah
dibuat.
38
Pada saat selesai melakukan plotting kita akan mendapatkan gambar hasil
plotting seperti pada Gambar 4.3.
39
b. Kontur permukaan benda kerja kurang rata dan terdapat gelembung-
gelembung pada benda kerja sehingga proses pembubutan jadi tidak
sempurna hasilnya
c. Mesin
d. Mesin bekerja kurang baik karena komponen-komponen dari mesin kurang
terawat sehingga tingkat keakurasian kurang sempurna
e. Operator
f. Dimana dalam pemasangan benda kerja tidak tercekam kuat sehingga pada
saat proses permesinan posisi benda kerja kadang berubah sehingga
permukaan yang terjadi tidak merata kesalahan lain operator bias pada saat
memasukan data program, bilangan numeric tidak sesuai dengan yang
diharapkan dan dapat memakan benda kerja yang seharusnya tidak
termakan.
g. Pahat
h. Pahat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah pahat dengan bahan
karbida, kelemahannya ialah memiliki ketahanan yang kurang baik
dibandingkan pahat HSS , sehingga jika terkena beban kejut yang cukup
besar memungkinkan terjadinya retakan pada pahat, Kondisinya juga sudah
tidak terlalu tajam, karena pahat yang sudah sering digunakan. Sehingga
pemakanan yang terjadi tidak menghasilkan bentuk yang seharusnya
i. Geram
j. Perputaran benda kerja tidak maksimal karena banyak geram yang
menghalangi perputaran chuck, sehingga pemakanan tidak sempurna
k. Kerusakan Mesin
l. Dimana beberapa dari elemen mesin cnc TU-2A tidak berfungsi optimal
sehingga perintah yang dimasukan dalam program tidak bekerja secara baik.
Contohnya pada saklar pengatur putaran spindle dimana praktikan harus
memegangi dan menahan saklar tersebut agar tidak memutar balik keposisi
0 yang mengakibatkan spindle mati
m. Programmer
40
n. Kesalahan dalam membuat dan membaca program sehingga program yang
di hasilkan salah karrena tidak sesuai dengan bentuk benda kerja yang di
inginkan
41
o. Membiasakan untuk selalu membersihkan mesin dari sisa geram setelah
selesai menggunakannya
p. Kerusakan Mesin
q. Memastikan bahwa seluruh elemen pendukung mesin siap beroperasi
dengan baik, jika sebelum di operasikan ada yang tidak berfungsi
lakukanlah perawatan dan penggantian komponen
r. Melakukan perawatan secara berkala untuk memeriksa kinerja dari
komponen-komponen mesin dengan baik
s. Programmer
t. Membuat program dengan teliti sehingga lebih efisien dan tidak perlu
mengubah kembali saat program sudah di masukkan dan operasi sudah
berlangsung
u. Input program dengan teliti dan seksama agar tidak terjadi kesalahan
pemakanan dan tidak mengakibatkan mesin error saat pengoperasian.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pada kegiatan praktikum mesin bubut CNC TU-2A ini secara umum dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Praktikan mampu mengenali dan memahami tentang mesin CNC EMCO TU-
2A.
2. Praktikan mampu mengetahui alat kerja serta alat tambahan pada mesin CNC
EMCO TU-2A.
3. Praktikan mampu mengetahui simulasi gerakan pahat dengan atau tanpa
plotter.
4. Praktikan mampu mengetahui cara pengoperasian mesin CNC, mulai dari
memulai menyalakan mesin hingga mematikan mesin.
5. Praktikan belajar mengenai keselamatan kerja saat proses permesinan
berlangsung.
6. Praktikan dapat membuat program mesin CNC EMCO TU-2A untuk geometri
suatu komponen.
7. Praktikan memperoleh pengalaman persiapan dan pelaksanaan proses
permesinan.
8. Praktikan dapat mengetahui aplikasi dari mesin CNC EMCO TU-2A.
Hasil dari praktikum CNC TU-2A, praktikan dapat membuat benda kerja
dalam gambar 2D dan 3D, membuat list program yang digunakan ketika praktikum,
membuat keterangan program dan mendapatkan hasil plotting dan hasil benda kerja
yang sesuai jobsheet
5.2. Saran
Pada kegiatan praktikum ini terdapat beberapa masalah yang terjadi selama
praktikum, agar tidak terjadi kesalahan yang sama pada masalah – masalah tersebut,
berikut beberapa saran yang dapat digunakan:
43
1. Pada saat diadakannya pengenalan baik praktikan maupun asisten harus
mengkondisikan diri agar fokus terhadap pengenalan yang disampaikan,
sehingga ketika dilaksanakannya praktikum tidak akan terjadi kesalahan yang
berarti.
2. Pada saat praktikum, waktu rehat jangan hanya sekali akan lebih baik jika
dalam satu hari diadakan waktu rehat sebanyak tiga kali.
3. Praktikan harus mampu melakukan proses permesinan secara efektif dan
efesien.
4. Pada saat praktikum diharapkan praktikan lebih memperhatikan secara
seksama proses input program agar dapat lebih memahami.
5. Memberikan pengawasan yang lebih kepada praktikan sehingga keselamatan
lebih terjamin.