Anda di halaman 1dari 48

AIR untuk INDUSTRI

Air Baku, Kualifikasi Air, Kualitas Air


Referensi
Sheppard T Powell, Water Conditioning for Industry,
Mc.Graw Hill Book.,
SIKLUS AIR
Kualifikasi Air
Air Permukaan (Surface Water)
air sungai, air danau, air laut
Mempunyai kandungan senyawa
terlarut, oksigen terlarut dan
senyawa organik lebih banyak
Air Dalam (underground water)
air tanah dalam (artetis), mata air
Kandungan mineral lebih banyak
Impuritas/ Pengotor Air
Bersifat ion dan terlarut
Kation : Ca, Mg, Na, K, NH3, Fe, Mn
Anion: Alkalinitas (HCO3, CO32-, SO4, Cl, NO3, PO4, SiO2),
bahan organik, warna
Bersifat nonion dan tak larut
Turbiditas, mikroorganisme, bakteri, koloidal,
Gas:
CO2, H2S, NH3, CH4, O2, Cl2
Kualitas Air :
PP No. 20 Tahun1990
Gol. A : air minum langsung tanpa pengolahan
Gol. B : air baku minum (pengolahan sederhana: filtrasi,
disenfeksi, dididihkan)
Gol. C : keperluan perikanan, peternakan
Gol. D : pertanian, industri, PLTA

Air: semua air yang terdapat didalam dan atau berasal dari sumber air, dan
terdapat di atas permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini adalah air
yang terdapat di bawah permukaan tanah dan air laut
Baku Mutu Air :batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain
yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemaran yang ditenggang adanya
dalam air pada sumber air tertentu sesuai dengan peruntukannya
GOLONGAN D :
Sifat FISIKA : Daya hantar listrik 2250 umhos/em, suhu air
normal sesuai dengan kondisi setempat, zat padat terlarut
2000 mg/L.
Sifat KIMIA :
Kimia Anorganik : Hg, Ar, Bo, Cd, Co, Cr (6),Mn, Na
(garam alkali) 60 mg/L, Ni, pH : 5-9, Se, Zn, Na, CU, Pb,
Residual Calsium carbonat(RSC) 1,25-2,50 mg/L
Radio Aktifitas : Aktivitas Alpha dan aktifitas Beta
Kualitas Air :PP No. 82 Tahun 2001
Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air
Kelas I : air baku minum, & peruntukkan lain yang
sama persyaratannya
Kelas II : prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, air pertamanan, & peruntukan
lain yang sama
Kelas III : pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,
air taman, & peruntukan lain yang sama
Kelas IV : untuk mengairi pertanaman & peruntukan
lain yang sama
AIR KELAS IV
Kimia Anorganik : pH, BOD, COD, total fosfat, NO3
sebagai N, NH3-N, ...
Mikrobiologi : Total coliform
Radioaktivitas
Kimia Organik : Minyak dan Lemak, deterjen, senyawa
fenol, ...
Air berdasarkan Kadar Ion terlarut
Air keras (Hardwater) mempunyai kadar Ca2+ dan
Mg2+ yang tinggi baik dalam bentuk karbonat maupun
non karbonat
Air Lunak (Softwater)

Kesadahan total (total hardness) pengukuran kadar Ca,


Mg, dll komponen/ senyawa yang dapat merusak struktur
sabun
Alkalinitas adanya senyawa alkali
Kegunaan Air dalam Industri
Air proses (reaktan)
Air pendingin (cooling water)
Air umpan boiler (boiler feed water)
Pembangkit uap : boiler
Pembangkit listrik : PLTA
Pengaruh Impuritas Air pada Industri
Reduksi sejumlah panas ----- ada panas yang hilang
Alat pemanas (shell & tube) rusak
Korosi dan Kerapuhan
Operasi boiler jelek
Biaya maintanance tinggi
BOILER dan AIR UMPAN BOILER
Boiler : alat pembangkit steam
saturated steam (pemanas), supersaturated steam (tenaga)

Syarat air umpan boiler / boiler feed water (BFW):


Tidakmengandung endapan ---- kerak / scale/ adanya kesadahan
Tidak mengandung gas, keasaman korosi
Tidak mengandung basa, senyawa organik tersuspensi (foaming)
Pengaruh Impuritas terhadap BFW
Padatan tersuspensi foaming, sludge, scale
Silica (SiO2), CaCO3, Ca(HCO3)2,, CaCl2, MgCO3,
Mg(HCO3)2 scale
CaSO4, MgCl2 scale dan korosi
Asam bebas (HCl, H2SO4), H2CO3, O2 korosi
NaCl bisa menyebabkan korosi pd kondisi tertentu
Na2CO3, NaHCO3 foaming
Minyak dan lemak, senyawa organik korosi, deposit,
foaming
Kesadahan Air/ Water Hardness
Kesadahan Tetap (Permanent Hardness)
Kesadahan ini disebabkan adanya garam-garam non karbonat, (CaSO4,
MgSO4, CaCl2, dan MgCl2) dan tidak dapat dihilangkan dengan
pemanasan
Kesadahan Sementara (Temporary Hardness)
Disebabkan adanya garam-garam karbonat/bikarbonat dan dapat
dihilangkan dengan pendidihan (, Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2)
Ca(HCO3)2 (l) CaCO3 (s) + H2O (l) +CO2 (g)
2Mg(HCO3)2 (l) - MgCO3 (l) + Mg(OH)2 (s) + H2O (l) + 3CO2 (g)

Kesadahan Total :
jumlah kesadahan sementara dan kesadahan tetap
Derajat Kesadahan

Jenis Pengukuran kesadahan :


1. Kesadahan Ca dan Mg
2. Kesadahan Karbonat dan non Karbonat
Satuan kesadahan grains per gallon (gpg), parts per million (ppm), dan milligrams
per liter (mg/L)
3. Alkalinitas:
4. Derajat Kesadahan
Pengukuran Kesadahan
Kesadahan Ca dan Mg

Kesadahan Karbonat dan non Karbonat

Alkalinitas (hasil adanya HCO3, CO3, hidroksida Ca, Mg,


Na
Alkalinitas dan Total Hardness
Jika total hardness > alkalinitas (ALK) :
carbonate Hardness (CH) = ALK,
non carbonate hardness (NCH) = TH-CH

Jika total hardness < alkalinitas (ALK) :


carbonate Hardness (CH) = ALK,
non carbonate hardness (NCH) = 0
Derajat Kesadahan
Derajat kesadahan Jerman (1 D)
Tiap 1 L air mengandung larutan garam Ca dan/atau Mg setara dengan
kadar CaO dalam 10 mg CaO (BM=56):
1 D = 10 mg CaO/liter air
Derajat kesadahan Perancis (1 F)
Tiap 1 L air mengandung larutan garam Ca dan/atau Mg setara dengan
kadar CaO dalam 10 mg CaCO3 (BM=100) :
1 F = 10 mg CaCO3/liter air=0,56D
Derajat kesadahan Inggris (1 E)
Tiap 0,7 L air mengandung larutan garam Ca dan/atau Mg setara
dengan kadar CaO dalam 10 mg CaCO3 atau 14,3 mg CaCO3 dalam
1 L air :
1 E = 14,3 mg CaCO3/liter air
Derajat Kesadahan Clark
Dalam 7 x 104 bagian air (satuan berat) mengandung 1 bagian
(satuan berat) CaCO3 atau garam-garam ekivalen dengan
CaCO3.

0.07 o CLARK = 0.1 oF = 1 ppm


Beberapa satuan kesadahan
Parts per million (ppm)
1 ppm = 1 bagian CaCO3 ekivalen dalam 106 bagian air
Milligrams per liter (mg/L)
1 mg/L = 1 ppm

Perhitungan hardness dinyatakan dengan ekivalen CaCO3 :


Jenis air berdasarkan derajat kesadahan
Menurut derajat kesadahan, air dapat dibedakan
menjadi:
Air lunak = 8 D
Air sedang = 8 16 D
Air sadah/keras = > 16 D
Contoh Soal 1
Suatu sampel air mengandung garam terlarut berikut ini :
Mg(HCO3)2 29.2 mg/L, Ca(HCO3)2 8.1 mg/L, CaCl2 11.1
mg/L, MgSO4 6.0 mg/L. Hitunglah:
Kesadahan sementara, kesadahan tetap dan kesadahan total
(dalam ppm).
Kesadahan total dalam derajat Inggris, derajat Perancis dan
derajat Jerman.
Contoh Soal 2
Sampel air mempunyai alkalinitas 210 mg/L, kesadahan total
330 mg/Ldan kesadahan calcium 290 mg/L. Hitunglah :
Kesadahan Magnesium
Kesadahan Carbonate
Kesadahan Non-Carbonate
Latihan Soal
Diketahui suatu sampel air mempunyai kadar garam
terlarut berikut ini :
Mg(HCO3)2 = 16,8 mg/L
MgCl2 = 19 mg/L
Mg(NO3)2 = 29,6 mg/L
CaCO3 = 20 mg/L
MgSO4 = 20 mg/L
KCl = 74,5 mg/L
Dari data tersebut, termasuk jenis air apakah apabila diketahui
Air lunak < 8 D, Air sedang = 8 16 D dan Air sadah > 16
D?
PROSES SOFTENING
Merupakan proses penghilangan kesadahan.
Metode untuk softening :
Metode Soda-Lime
Proses Zeolit
Proses Ion-Exchange
Soda Lime Process
Lime akan bereaksi dengan karbon dioksida bebas di air :
2 CO2 + Ca (OH)2 Ca(HCO3)2
Reduksi kesadahan kalsium karbonat :
Ca(HCO3)2 + Ca(OH)2 2CaCO3 + 2H2O
Mg(HCO3)2 + 2Ca(OH)2 Mg(OH)2+ 2CaCO3 + 2H2O
2NaHCO3 + Ca(OH)2 CaCO3 + Na2CO3 + 2H2O
Reduksi kesadahan Mg dengan Lime :
MgCO3 + Ca(OH)2 MgCO3 + CaCO3 + 2 H2O
MgSO4 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 + CaSO4
MgCl2 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 + Ca Cl2
Reduksi kesadahan non karbonat dengan Soda :
CaSO4 + Na2CO3 CaCO3 + Na2SO4
CaCl2 + Na2CO3 CaCO3 + 2NaCl
Proses dengan Zeolite
Zeolit mampu mengubah ion . Senyawa kimia zeolit :
Na2O, Al2O3SiO2 6H2O atau ditulis sbg Na2P atau Na2Z.
Kesadahan menyebabkan ion-ion (Ca++ & Mg++) ditahan
dengan zeolit sebagai Ca-P & Mg-P, air yang keluar
mengandung garam-garam Na.
Reaksi dengan kesadahan sementara :
Ca(HCO3)2 + Na2-P Ca-P + 2NaHCO3
Mg(HCO3)2 + Na2-P Mg-P + 2NaHCO3
Reaksi dengan kesadahan tetap :
CaCl2 + Na2-P Ca-P + 2NaCl
MgCl2 + Na2-P Mg-P + 2NaCl
CaSO4 + Na2-P Ca-P + Na2SO4
MgSO4 + Na2-P Mg-P + Na2SO4
Jika zeolit sudah jenuh, maka dialiri dengan larutan NaCl :
Ca-P + 2NaCl Na2-P + CaCl2
Mg-P + 2NaCl Na2-P + MgCl2
Proses ION EXCHANGE
Digunakan 2 jenis resin yaitu : resin cation exchange dan resin
anion. Resin kation : -COOH, -SO3H, berfungsi untuk menukar
ion H+nya dengan kation. Resin anion : -NH2, -OH, dapat
menukar ion OH- ions dengan anion.
Reaksi pada ION EXCHANGE
Reaksi pada kolom kation , ion Ca2+ dan Mg2+ :

Reaksi pada kolom anion , ion klorida dan sulfat:


Reaksi Regenerasi Ion Exchange
Reaksi Kolom Pertama :

Reaksi Kolom Kedua :


***Pengaruh Kesadahan Air terhadap Boiler
Pembentukan kerak
Priming dan foaming
Caustic embrittlement
Korosi
Pembentukan kerak
Kerak terjadi akibat pengendapan garam2 tidak terlarut
Pembentukan kerak disebabkan oleh :
Dalam pendidihan air, bikarbonat akan berubah menjadi
karbonat terlarut dan mengendap shg menyababkan kerak.

Karena evaporasi/ penguapan, konsentrasi bahan terlarut dapat


meningkat dan akhirnya mengendap.
Partikel koloid misalnya silika, karena temperatur tinggi dapat
mengendap.
Kerugian adanya kerak :
(1) Kerak merupakan konduktor yg tidak baik, shg adanya kerak
akan mengganggu dalam perpindahan panas.
(2) Pembentukan kerak yang berlebihan akan mengganggu kerja
boiler.
(3) Penyumbatan pipa
(4) Karena ada kerak, diperlukan pemanasan berlebih utk
menghasilkan steam overheating material melemah, tidak
aman utk penggunaan tekanan tinggi.
Pencegahan Kerak pada Boiler
(1) Menggunakan air lunak
(2) Mengoperasikan blow-down pada frekuensi waktu tertentu
(3) Menghilangkan kerak.
(4) Memberikan thermal shock memanaskan boiler dan
dengan mendadak mendinginkan dengan air dingin.
(5) Kerak CaCO3 dapat dihilangkan dengan mengalirkan 5-10%
HCl, kerak CaSO4 dapat dihilangkan dengan mengalirkan
larutan EDTA.
(6) Penambahan sodium phosphate (Na3PO4) atau disodium
hydrogen phosphate (Na2HPO4), membentuk padatan
lunak dan mudah dihilangkan. (kalsium dan magnesium fosfat)
3CaCl2 + 2Na3PO4 Ca3(PO4)2 + 6NaCl
(7) Penambahan calgon [Na2{Na4(PO3)6}] (sodium hexa meta
phosphate) untuk mencegah pembentukan kerak.
PRIMING dan FOAMING
PRIMING pada saat boiler menghasilkan steam,
beberapa partikel air akan terbawa dalam steam
(pembentukan wet steam).
Penyebab :
(1) Adanya padatan terlarut dalam jumlah sangat banyak.
(2) Laju alir steam yang tinggi.
(3) Pendidihan mendadak
(4) Desain boiler yang tidak tepat
(5) Kenaikan produksi uap secara mendadak.*
Kerugian dan Pencegahan Priming
Kerugian priming :
Adanya garam terlarut dalam air boiler akan menurunkan
efisiensi turbin.
Garam-garam terlarut dapat masuk ke dalam bagian mesin
menurunkan umur mesin.*
Tinggi kolom air tidak dapat ditentukan secara tepat
perawatan boiler menjadi sulit.
Pencegahan priming :
Desain boiler yang tepat
Menngunakan mechanical steam purifiers.
Mempertahankan level air yang rendah
Menggunakan air lunak
Menurunkan jumlah garam terlarut.
FOAMING Pembentukan busa atau gelembung dalam boiler
yang sulit untuk dihilangkan.
Penyebab :
Adanya material berminyak dalam air, level air yang rendah, adanya
garam terlarut
Kenaikan produksi uap secara mendadak*
Kerugian Foaming :
Tinggi kolom air tidak dapat ditentukan, kelarutan garam-garam
terlarut dalam uap yang basah dapat merusak turbin* atau
bagian mesin yang lain, tekanan boiler tidak dapat
dipertahankan.
Pencegahan : penambahan anti-foaming chemical (misalnya
castor oil, Gallic acid, tennic acid), penghilangan minyak dari
boiler dengan penambahan komponen seperti sodium aluminat.
CAUSTIC EMBRITTLEMENT
Disebabkan karena penggunaan air yang sangat bersifat
alkalis, sehingga menyebabkan terjadinya korosi.
Dapat dicegah dengan :
(i) Menggunakan sodium phosphate sebagai softening agent
(tidak menggunakan sodium karbonat)
Menambahkan tannin atau lignin pada air boiler
Menambahkan sodium sulfat pada air boiler
Mengatur pH air boiler menjadi 8.0 8.5.
KOROSI
Korosi pada boiler disebabkan karena reaksi kimia atau
reaksi elektro kimia logam menjadi oksida logam.
Karena adanya oksigen terlarut
Air mengandung 8ml Oksigen terlarut (dissolved oxygen) per
liter.

Karena adanya karbon dioksida terlarut :


Karena adanya asam-asam dari garam terlarut :
AIR PENDINGIN (COOLING WATER)
Penggunaan air sbg pendingin:
Tersedia dlm jml yang banyak dan tidak mahal
Mudah dan aman digunakan
Mempunyai jumlah panas cukup tinggi
Dalam range temperatur tidak mudah mengalami
kompresi atau ekspansi
Tidak terdekomposisi
Sumber air pendingin :
Surface water : sungai, danau, kolam
Ground water : air sumur
Saline water : laut, danau air asin
Air limbah
Beberapa Syarat Air Pendingin
Parameter Nilai
Konduktivitas 300-400 s/ cm
pH 6-8
Hardness 4-10 Derajat Jerman
Oksigen max. 4-6 mg/L
Klorida 20 mg/L
Sulfat 50 mg/L
Nitrat 50 mg/L

Parameter lain :
Total suspended solid (TSS), Total dissolved Solid (TDS), total
kation, total anion, BOD, COD, total organic Carbon (TOC),
turbidity, total silica.
Karakteristik Air Pendingin
Konduktivitas
Indikasi jumlah mineral terlarut dalam air
pH
pH rendah korosi, pH tinggi kerak.
Alkalinitas
Pemanasan akan menghasilkan karbon dioksida, dgn air akan
menghasilkan asam karbonat korosi korosi + alkali
kerak.
Hardness
Hardness akan menyebabkan munculnya kerak.
Jenis Pendingin :Open Recirculating System
Penggunaan bahan
kimialebih banyak
karena komposisi air
berubah dengan adanya
evaporasi.
Korosi dan kerak juga
bertambah, namun
konsentrasi bhn kimia
juga bertambah dengan
adanya evaporator.
Dosis tinggi digunakan
di awal, selanjutnya
digunakan dosis sedang.
Jenis Pendingin :Once Through System

Komposisi air tidak banyak berubah. Pengolahan air


menjadi tantangan karena volulme air yang digunakan
besar, maka treatment juga memerlukan bahan kimia yang
banyak.
Jenis Pendingin :Closed Recirculation
System

Kehilangan air maupun bahan kimia hanya sedikit.


Softened atau demineralized water dapat dilakukan
dengan biaya yang kecil karena sistim hanya diisi sekali dan
air yang hilang minimal.
Permasalahan dalam Sistim Air Pendingin
Korosi
Perubahan logam menjadi oksida logam
Kerak
Pengendapan garam2 tidak terlarut
Fouling
Pengendapan partikel terlarut di dalam heat exchanger
Kontaminasi Biologi
Adanya pertumbuhan mikroba di dalam air korosi, fouling.

Anda mungkin juga menyukai