Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

POROS BERTINGKAT

Nabilah Muallifah
14/363825/TK/41813

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Praktikum
1.4 Manfaat Praktikum
1.5 Asumsi
1.6 Batasan Masalah
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Mesin Bubut
2.1.1 Bagian-bagian Mesin Bubut
2.1.2 Proses Pembubutan
2.2 Pengertian Poros Bertingkat
2.2.1 Fungsi Poros
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
3.2.2 Bahan
3.3 Prosedur Kerja
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Penghitungan Waktu Teoritis Poros Bertingkat
4.2 Identifikasi Langkah Kerja

4.3 Waktu Total Pembubutan


4.4 Analisis Data
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Identifikasi Langkah Kerja


Tabel 4.2 Total Waktu Aktual

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mesin Bubut


Gambar 2.2 Jenis-jenis Pembubutan
Gambar 2.3 Poros Bertingkat
Gambar 4.1 Benda Kerja

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Analisis Video

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bidang manufaktur yang memiliki daya saing tinggi seiring dnegan kemajuan
dunia industri, menjadikan mahasiswa wajib menguasai proses manufaktur.
Dalam dunia teknik khususnya, kemampuan bersaing mahasiswa di bidang
manufaktur sangat dibutuhkan, baik secara teori maupun praktiknya.
Manufaktur dalam konteks teknologi merupakan pengaplikasian proses fisika
ataupun kimia untuk mengubah bentuk atau struktur suatu material dalam
membuat komponen atau produk [Janu, 2009]. Untuk mendapatkan produk yang
sesuai dengan keinginan dan berkualitas tinggi, maka proses manufaktur
dipermudah dengan mesin-mesin canggih. Mesin ini terbagi menjadi dua
kategori, yaitu mesin konvensional dan mesin non-konkensional. Pada praktikum
Proses Produksi kali ini, mesin yang digunakan merupakan mesin konvensional,
yaitu mesin bubut.
Mesin bubut yang termasuk kedalam mesin mesin perkakas dengan gerak
utama berputar, memiliki fungsi untuk menghilangkan sebagian bahan benda
kerja, membentuk benda kerja dnegan cara berputar, dan pengirisan yang
dilakukan dengan alat iris/potong yang diam. Pengambilan bagian material
dengan proses pemakanan tatal (chip) menggunakan operasi pemotongan yang
simultan atau berturutan sepanjang benda kerja atau membentuk coil/ulir [Janu,
2009].

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah:

1.

Bagaimana cara menghitung waktu produksi teoritis poros bertingkat


ketika menggunakan mesin manual?

2.

Bagaimana cara mengidentifikasi langkah kerja yang termasuk setup


time, loading unloading time, inspection time, dan processing time ketika
menggunakan mesin bubut manual?

3.

Berapa waktu total dari (a) Setup time, (b) Loading unloading time
(c)Inspection time , dan (d) Processing time ?

1.3. Tujuan Praktikum


Agar mahasiswa dapat mengerjakan bermacam macam bentuk kerja
dengan menggunakan mesin bubut, seperti:
1. Membubut rata
2. Membuat poros bertingkat
3. Membentuk tirus
4. Mengkartel
5. Mengebor dengan mesin
6. Membuat ulir

1.4. Manfaat Praktikum


Beberapa manfaat dari Praktikum Proses Produksi ini adalah:
1. Mengetahui komponen-komponen mesin bubut sehingga dapat
mengoperasikannya dengan baik.
2. Memahami

proses-proses

pembuatan

benda

kerja

sehingga

mendapatkan hasil maksimal.


3. Memiliki kemampuan dalam membaca gambar (2D) dan kemudian
mengubahnya menjadi suatu bentuk yang nyata (3D).

Memahami gambar kerja sehingga dapat menemukan cara menyelesaikan


benda kerja dengan waktu yang efisien.

1.5. Asumsi
Adapun beberapa asumsi yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1. Putaran mesin : 540 rpm, 180 rpm (undercut), 48 rpm (ulir dan kartel)
2. Kecepatan Feeding : 0,2 mm/putaran
3. Kecepatan Mesin

: 0,2 mm/makan

1.6. Batasan
Batasan-batasan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1. Praktikum dilakukan praktikkan dengan posisi berdiri.
2. Paktikum dilakukan di Laboratorium Teknologi Manufaktur dan Proyek,
Fakultas Teknik UGM.

3. Mesin yang digunakan adalah mesin bubut dengan tipe Do All 13.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Mesin Bubut


Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda
kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian
dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu
putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong
relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur
perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka
akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini
dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan
poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan
pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi
besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda
gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk
konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
Prinsip kerja mesin bubut ialah menghilangan bagian dari benda kerja untuk
memperoleh bentuk tertentu dimana benda kerja diputar dengan kecepatan
tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Gerakan

putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari
pahat disebut gerak makan (feeding).

2.1.1. Bagian-bagian mesin bubut


Adapun bagian-bagian pada mesin bubut adalah sebagai berikut:

Keterangan:
1.

Headstock

12. Pengunci barel

2.

Knob pengatur kecepatan

13. Lead screw

putaran

14. Feeding shaft

3.

Handle pengatur putaran

15. Roda pemutar/penggerak

4.

Chuck

5.

Benda kerja

16. Rem mesin

6.

Pahat (tool)

17. Main switch

7.

Tool post dan eretan atas

18. Coolant motor switch

8.

Eretan lintang

19. Tabel mesin

9.

Bed Mesin

20. Pengatur arah feeding

10. Senter jalan


11. Tailstock

eretan memanjang

shaft
21. Handle lead screw

Berikut ini merupakan pemaparan lebih lanjut dari tiap-tiap


komponen mesin bubut:
1. Sumbu utama (main spindle)
Sumbu utama atau dikenal dengan main spindle merupakan
suatu sumbu utama mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan
chuck (cekam), plat pembawa, kolet, senter tetap dan lain-lain.

Gambar: Sumbu Utama


2. Meja Mesin (bed)
Meja mesin bubut berfungsi sebagai tempat dudukan kepala
lepas, eretan, penyangga diam (steady rest) dan merupakan
tumpuan gayapemakanan waktu pembubutan. Bentuk alas ini
bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau
kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu.

Gambar: Meja Mesin


3. Eretan (carriage)
Eretan terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage)
yang bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross
carriage) yang bergerak melintang alas mesin dan eretan atas (top
carriage), yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan di atas

eretan melintang. Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan


pemakanan yang besarnya dapat diatur menurut kehendak
operator yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang
terdapat pada roda pemutarnya.

Gambar: Eretan (carriage)


4. Kepala lepas (tail stock)
Kepala lepas digunakan untuk dudukan senter putar sebagai
pendukung benda kerja pada saat sebagai menjepit bor. Kepala
lepas dapat bergeser sepanjang alas mesin, porosnya berlubang
tirus sehingga memudahkan tangkai bor untuk dijepit. Tinggi
kepala lepas sama dengan tinggi senter tetap.

Gambar: Kepala Lepas


5. Tuas pengatur kecepatan transporter dan sumbu pembawa
Tuas pengatur kecepatan (A) pada gambar, digunakan untuk
mengatur kecepatan transporter dan sumbu pembawa. Ada dua
pilihan kecepatan yaitu kecepatan tinggi dan kecepatan rendah.

Kecepatan tinggi digunakan untuk mengerjakan benda-benda


berdiameter kecil dan penyelesaian sedangkan kecepatan rendah
digunakan untuk pengerjaan pengasaran, ulir, alur, mengkartel,
dan pemotongan (cut-off).

Gambar: Pengatur kecepatan


Besarnya kecepatan setiap mesin berbeda-beda dan dapat
dilihat pada plat tabel yang tertera pada mesin tersebut.
6. Pelat tabel
Pelat tabel (B) adalah tabel besarnya kecepatan yang ditempel
pada mesin bubut yang menyatakan besarnya perubahan antara
hubungan roda-roda gigi ataupun terhadap roda pulley di dalam
kepala tetap (headstock).
7. Tuas pengubah pembalik transporter dan sumbu pembawa
Tuas pembalik putaran (C), digunakan untuk membalikkan
arah putaran sumbu utama, hal ini diperlukan bilamana hendak
melakukan

pengerjaan

membubut permukaan.

penguliran,

pengkartelan,

ataupun

Gambar: Tuas pembalik putaran (C)


8. Plat tabel kecepatan sumbu utama
Plat tabel kecepatan sumbu utama (E) pada gambar
sebelumnya, menunjukkan angka-angka besaran kecepatan sumbu
utama yang dapat dipilih sesuai pengerjaan pembubutan.

Gambar: Plat tabel kecepatan sumbu utama


9. Tuas-tuas pengatur kecepatan sumbu utama
Tuas pengatur kecepatan sumbu utama berfungsi untuk
mengatur kecepatan putaran mesin sesuai hasil dari perhitungan
atau pembacaan dari tabel putaran.

Gambar: Tuas pengatur kecepatan sumbu utama


10. Penjepit pahat (tool post)
Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang
pahat, yang bentuknya ada beberapa macam. Jenis ini sangat
praktis dan dapat menjepit pahat 4 (empat) buah sekaligus

sehingga dalam suatu pengerjaan bila memerlukan 4 (empat)


macam pahat dapat dipasang dan disetel sekaligus.

Gambar: Penjepit pahat


11. Eretan atas
Eretan atas berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang
sekaligus berfungsi sebagai pengatur besaran majunya pahat pada
proses pembubutan ulir, alur, tirus, champer (pinggul), dan lainlain yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm.

Gambar: Eretan atas


12. Keran pendingin
Keran pendingin digunakan untuk menyalurkan pendingin
(coolant) kepada benda kerja yang sedang dibubut dengan tujuan
untuk mendinginkan pahat pada waktu penyayatan sehingga dapat
menjaga pahat tetap tajam dan panjang umurnya. Hasil
bubutannya pun halus.

Gambar: Keran pendingin


13. Roda pemutar
Roda pemutar yang terdapat pada kepala lepas digunakan
untuk menggerakkan poros kepala le[as maju ataupun mundur.
Berapa panjang yang ditempuh ketika maju atau mundur dapat
diukur dengan membaca cincin berskala (dial) yang ada pada rosa
pemutar tersebut. Pergerakan ini diperlukan ketika hendak
melakukan pengeboran untuk mengetahui atau mengukur seberapa
dalam mata bor harus dimasukkan.
14. Transporter dan sumbu pembawa
Transporter atau poros transporter adalah poros berulir segi
empat atau trapezium yang biasanya memiliki kisar 6 mm,
digunakan untuk membawa eretan pada waktu kerja otomatis,
misalnya waktu membubut ulir, alur dan atau pekerjaan
pembubutan lainnya. Sedangkan sumbu pembawa atau poros
pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau
mendukung jalannya eretan.

Gambar: Poros transporter dan sumbu pembawa


15. Eretan lintang
Eretan lintang berfungsi untuk menggerakkan pahat melintang
alas mesin atau arah ke depan atau ke belakang posisi operator
yaitu dalam pemakanan benda kerja. Pada roda eretan ini juga
terdapat dial pengukur untuk mengetahui berapa panjang langkah
gerakan maju atau mundurnya pahat.

2.1.2. Proses pembubutan


Adapun jenis-jenis proses pembubutan adalah:

a. Pembubutan Muka (facing), yaitu proses pembubutan yang


dilakukan pada tepi penampangnya atau gerak lurus terhadap
sumbu benda kerja, sehingga diperoleh permukaan yang halus dan
rata.
b. Pembubutan Rata (pembubutan silindris), yaitu pengerjaan benda
yang dilakukan sepanjang garis sumbunya. Membubut silindris
dapat dilakukan sekali atau dengan permulaan kasar yang
kemudian dilanjutkan dengan pemakanan halus atau finishing.
c. Pembubutan ulir (threading), adalah pembuatan ulir dengan
menggunakan pahat ulir.
d. Pembubutan tirus (Taper), yaitu proses pembuatan benda kerja
berbentuk konis. Dalam pelaksanaan pembubutan tirus dapat
dilakukan denngan tiga cara, yaitu memutar eretan atas (perletakan
majemuk), pergerseran kepala lepas (tail stock), dan menggunakan
perlengkapan tirus (tapper atachment).
e. Pembubutan drilling, yaitu pembubutan dengan menggunakan
mata bor (drill), sehingga akan diperoleh lubang pada benda kerja.
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari pekerjaan boring
(bubut dalam).
f. Perluasan lubang (boring), yaitu proses pembubutan yang
bertujuan untuk memperbesar lubang. Pembubutan ini
menggunakan pahat bubut dalam.
g. Knurling, yaitu proses pembubutan luar (pembubutan slindris)
yang bertujuan untuk membuat profil pada permukaan benda kerja.
Pahat yang digunakan adalah pahat khusus (kartel).

2.2. Pengertian Poros Bertingkat

Menurut Elemen Mesin Sularso,1987:hal 1, Poros adalah salah satu bagian


terpenting dari mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama
dengan putaran. Peranan dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang
bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear). Poros bisa
menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang
bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward
Shigley, 1983).
Poros adalah elemen mesin yang berbentuk batang, pd umumnya
berpenampang lingkaran, berfungsi memindahkan putaran atau mendukung
sesuatu beban dengan atau tanpa meneruskan daya. Sedangkan poros bertingkat
adalah sebuah poros yang memiliki beberapa diameter yang berbeda. Hal
tersebut disebabkan karena poros bertingkat digunakan untuk menghubungkan
beberapa benda yang memiliki diameter dalam yang berbeda-beda.

Poros adalah komponen mesin yang vital. Sebuah poros adalah bagian mesin
yang berputar yang digunakan untuk memindahkan daya dari satu tempat ke
tempat yang lain. Tenaga yang dipindahkan pada poros oleh sebuah gaya
tangensial dan menghasilkan momen putar yang dipasang dalam tenaga yang
diijinkan untuk dipindahkan pada beberapa mesin yang terhubung pada poros.
Untuk memindahkan tenaga dari poros ke lainnya, berbagai komponen
seperti puli, roda gigi, dan lain-lain dipasang pada poros. Komponen yang
dipasang di poros. Selain tenaga putar, ada beban lain yang harus diterima poros
yaitu beban dukung. Contoh sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros
roda kereta api, As gardan, dan lain-lain.
Tujuan perancangan poros, yaitu menentukan ukuran diameter poros untuk
bahan yang sudah ditentukan sesuai kebutuhan

Gambar: Poros bertingkat (Sumber: indonesian.alibaba.com)

2.2.1. Fungsi poros


Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga
bersama-sama dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar,
seperti cakara tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda
jalan dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang
tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contohnya
sebuah poros dukung yang berputar , yaitu poros roda keran berputar
gerobak.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian


Praktikum Proses Produksi pembuatan poros bertingkat dengan mesin bubut
ini dilaksanakan pada hari Kamis, pada tanggal 30 September 2015 jam 08.0014.00 WIB bertempat di Laboratorium Proses dan Sistem Produksi, Jurusan
Teknik Mesin dan Industri, Universitas Gadjah Mada.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1. Alat
a. Mesin Bubut
b. Jangka sorong
Digunakan untuk mengukur ketelitian ukuran benda kerja sewaktu
dikerjakan. Jangka sorong yang digunakan memiliki ketelitian 0,05
mm.
c. Stempel Angka atau Ketok Motor
Digunakan untuk memberi nomor mahasiswa pada benda kerja
setelah selesai dikerjakan

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah baja beton berbentuk silindris dengan
panjang 160 mm dan diameter 1 inch.

3.3. Prosedur Kerja

Dalam melakukan praktikum, terdapat prosedur langkah-langkah kerja yang


harus dilakukan. Prosedur pembuatan benda kerja adalah sebagai berikut,

1. Menyiapkan bahan. Bahan yang digunakan berasal dari baja beton


berdiameter 1 inci sepanjang 160mm melebihi ukuran benda untuk
menjaga apabila sewaktu penggergajian hasilnya miring.
2. Memeriksa apakah bahan tersebut sudah lurus, apabila masih bengkok
diluruskan terlebih dahulu.
3. Setelah benda lurus, lalu dipasang pada chuck dan diperiksa apakah oleng
atau tidak. Bila masih oleng, setel ulang hingga betul.
4. Pahat dipasang pada rumah pahat dan disetel dengan mengatur pahat
hingga ujung pahat tepat pada sumbu utama.
5. Setelah semua betul, motor dihidupkan dan dimulai proses pembubutan.
Pastikan alat pengunci tanggem dilepas sebelum tanggem diputar.
6. Untuk pembubutan awal, gunakan kecepatan rendah kemudian secara
bertahap kecepatannya dinaikkan.
7. Atur tiap kali gerak pemakanan 0,1 mm hingga diameternya 22 mm
sepanjang 75 mm.
8. Pada ujung benda kerja dibubut hingga hingga diameter 20mm sepanjang
40 mm.
9. Pada ujung benda kerja dibubut hingga diameter 16 mm sepanjang 20 mm.
10. Benda kerja dilepas kemudian dibalik. Cekam benda kerja yang berukuran
20 mm.
11. Ratakan ujungnya. Buat panjangnya sesuai dengan gambar, lalu buat
lubang center.
12. Membuat benda sepanjang 80 mm hingga diameternya 22 mm sesuai
gambar.
13. Pada ujung benda dibubut dengan ukuran M 16 x 2 sepanjang 30 mm.

14. Dari ujung benda yang berukuran M16 x 2 dibuat tirus dengan sudut
ketirusan 8o sepanjang 23 mm.
15. Membuat neck atau leher ulir pada benda kerja dari ujung tirus sepanjang 5
mm sampai diameternya 135 mm.
16. Membuat ulir pada ujung benda kerja dengan ulir standar M16 x 2
17. Mengkartel benda kerja sepanjang 30 mm pada benda kerja yang
berdiameter 22 mm.
18. Mesin dimatikan dan benda kerja dilepas.
19. Benda kerja diberi nomor mahasiswa dengan stempel angka.
20. Selesai, benda kerja diserahkan kepada asisten.
21. Dianalisis manufacturing time dari seluruh proses pembubutan.
22. Buat laporan mengenai hasil praktikum dan analisis manufacturing time
nya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Penghitungan Waktu Teoritis Poros Bertingkat


a. Diameter awal silinder (D0) : 25 mm
b. Panjang awal silinder (L0)

: 160 mm

c. Putaran mesin

: 540 rpm
180 rpm (undercut)
48 rpm (ulir dan kartel)

d. Kecepatan pemakanan

: 0,2 mm/putaran

e. Kemampuan kecepatan mesin : 0,2 mm/pemakanan

Gambar 4.1 Benda Kerja

Dasar Teori :
Pemakanan=

Waktu Pemakanan=

Jumlah Pemakanan
Kemampuan Pemakanan Mesin
Pemakanan x L
Putaran Mesin x Feeding

menit

Langkah kerja:
a. Loading dan Unloading Time (Alat iris, benda kerja, centering alat iris)
b. Praktikan membubut benda kerja dari diameter 25 mm menjadi 20 mm, sehingga
jumlah pemakanan adalah 5 mm (25 mm 20 mm) dengan panjang 40 mm.

Pemakanan=

Waktu Pemakanan=

5 mm
0,2 mm/makan

25 x 40 mm
540 rpm 0,2 mm/ putaran

= 25 kali makan

= 9,259 menit

c. Praktikan membubut benda kerja dari diameter 20 mm menjadi 16 mm, sehingga


jumlah pemakananan adalah 4 mm (20mm-16mm) dengan panjang 20 mm.

Pemakanan=

Waktu Pemakanan=

4 mm
0,2 mm/makan

20 x 20 mm
540 rpm 0,2 mm/ putaran

= 20 kali makan

= 3,703 menit

d. Loading dan Unloading Time


e. Praktikan melakukan facing dengan tujuan untuk membuat panjang silinder
menjadi 150 mm dari panjang awal L0= 160 mm dengan panjang 12,5 mm.

Pemakanan=

Waktu Pemakanan=

10 mm
0,2 mm/makan

50 x 12,5 mm
540 rpm 0,2 mm/ putaran

= 50 kali makan

= 5,787 menit

f. Praktikan membubut benda kerja dari diameter 24 mm menjadi 22 mm, sehingga


jumlah pemakanan adalah 2 mm dengan panjang 110 mm.

Pemakanan=

Waktu Pemakanan=

2 mm
0,2 mm/makan

10 x 110 mm
540 rpm 0,2 mm/ putaran

= 10 kali makan

= 10,185 menit

g. Praktikan membubut benda kerja dari diameter 22 mm menjadi 15,8 mm, sehingga
jumlah pemakanan adalah 6,2 mm dengan panjang 30 mm.

Pemakanan=

Waktu Pemakanan=

6,2mm
0,2 mm/makan

31 x 30 mm
540 rpm 0,2 mm/ putaran

= 31 kali makan

= 8,611 menit

h. Praktikan membubut tirus benda kerja dari diameter 15,8 mm dengan kemiringan
8 sepanjang 23 mm. Tebal pemakanannya adalah 6,2 mm (22mm-15,8mm).
=

Pemakanan=

23
cos 8

=23,226

6,2 mm
0,2 mm/makan

= 31 kali makan

31 x 23,226 mm
Waktu Pemakanan=

540 rpm 0,2 mm/ putaran

= 6,667 menit

i. Praktikan membuat neck dengan membubut benda kerja dari diameter 22 mm


menjadi 20 mm, sehingga jumlah pemakanan adalah 2 mm dengan panjang 20 mm.

Pemakanan=

Waktu Pemakanan=

2 mm
0,2 mm/makan

10 x 20 mm
540 rpm 0,2 mm/ putaran

= 10 kali makan

= 1,851 menit

j. Praktikan membubut benda kerja dari diameter 16 mm menjadi 13 mm, sehingga


jumlah pemakanan adalah 3 mm dengan panjang 5 mm.

Pemakanan=

Waktu Pemakanan=

3 mm
0,2 mm/makan

15 x 5 mm
180 rpm 0,2 mm/ putaran

= 15 kali makan

= 2,083 menit

k. Praktikan membubut benda kerja dari diameter 22 mm menjadi 20 mm, sehingga


jumlah pemakanan adalah 2 mm dengan panjang 20 mm.

2 mm

Pemakanan =

0,2 mm/makan

= 10 kali makan

10 x 20 mm
Waktu Pemakanan=

180 rpm 0,2 mm/ putaran

= 5,556 menit

l. Membuat ulir pada benda kerja dengan ulir standar M16x2 dengan waktu aktual
yang dibutuhkan sebesar 452 detik (7 menit 32 detik atau 7,534 menit).

m. Mengkartel benda kerja sepanjang 30mm pada benda kerja yang berdiameter
22mm dengan waktu aktual yang dibutuhkan sebesar 330 detik (5 menit 30 detik).

n. Unloading time (benda kerja)

Sehingga didapat waktu total pembuatan poros beringkat secara teoritis sebesar :
Total waktu

= ( txz) + t pembuatan ulir + t pembuatan kartel


= (9,259 + 3,703 + 5,787 +10,185 + 8,611 + 6,667 + 1,851 + 2,083 +
5,556) + 7,534 + 5,5 menit
= 66,736 menit x 60
= 4.004,16 detik

4.2. Identifikasi Langkah Kerja


Identifikasi langkah kerja terbagi menjadi empat tahapan, yaitu set up time,
loading dan unloading time, inspection time dan processing time

Tabel 4.1 Identifikasi Langkah Kerja


Mesin Bubut Manual

Inspection Time

No. Langkah Kerja

Waktu

1, 2, 15, 18, 20, 22, 27,

1640 detik

32, 33, 38, 32, 46, 50,


54, 55, 60, 65, 67, 68,
78, 93, 99, 105, 116,
121, 125, 130, 135, 140,
141, 143, 147, 151, 155,
156, 158, 160, 161, 165,
172, 176, 180, 184, 188,
191, 192, 196, 197, 201,
202, 205, 207, 208, 210,
213, 216, 217, 218, 219,
223, 225, 226, 227, 228,
243, 244, 249, 252, 255,
257, 260, 263, 267, 269,
275, 278, 280, 283, 286,
289, 290, 295, 298, 301,
304, 307, 309, 312, 315,
317, 336, 345, 376, 397,
411, 422, 428, 439, 446,
454, 460, 472.
3, 5, 66, 69, 107, 109,

643 detik

Loading/Unloading

110, 112, 114, 119, 221,

Time

319, 421, 429, 438, 440,


445, 447, 459, 461, 462,
464, 470, 471, 472.
4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,

Set-up Time

14, 16, 21, 23, 24, 26,


28, 29, 31, 34, 35, 37,
39, 41, 41, 47, 49, 51,
53, 56, 57, 59, 61, 62,
64, 70, 71, 73, 74, 76,
77, 79, 81, 83, 85, 87,
89, 91, 92, 94, 95, 97,
98, 100, 101, 103, 104,
106, 108, 113, 117, 118,
120, 122, 124, 126, 127,
129, 131, 132, 13, 136,
137, 139, 142, 144, 146,
148, 150, 152, 154, 157,
159, 162, 164, 166, 168,
169, 171, 173, 175, 177,
179, 181, 183, 185, 187,
189, 193, 195, 198, 200,
203, 211, 124, 220, 222,
224, 229, 230, 232, 234,
236, 237, 239, 241, 245,
247, 250, 253, 256, 258,
261, 264, 265, 268, 270,
271, 272, 274, 276, 279,

3276 detik

281, 284, 285, 287, 291,


293, 296, 299, 302, 305,
310, 313, 316, 321, 324,
325, 326, 327, 329, 329,
330, 331, 332, 333, 334,
335, 337, 338, 339, 340,
341, 342, 344, 347, 348,
349, 350, 352, 353, 354,
356, 357, 358, 360, 361,
362, 364, 365, 366, 368,
369, 370, 372, 373, 374,
377, 378, 379, 381, 382,
383, 385, 386, 387, 389,
390, 391, 393, 394, 395,
398, 399, 400, 401, 403,
404, 405, 407, 408, 409,
412, 413, 414, 416, 417,
418, 420, 424, 427, 430,
431, 432, 434, 435, 436,
441, 442, 443, 448, 449,
450, 452, 455, 456, 458,
463, 465, 466, 468,
13, 17, 19, 25, 30, 36,
Procesing Time

40, 44, 48, 52, 63, 72,


75, 80, 82, 84, 86, 88,
90, 96, 102, 111, 115,
123, 128, 133, 138, 145,
149, 153, 163, 167, 170,

4979 detik

174, 178, 182, 186, 190,


194, 199, 204, 206, 209,
212, 215, 231, 233, 235,
238, 240, 242, 246, 248,
251, 254, 259, 262, 266,
273, 277, 282, 288, 292,
294, 297, 300, 303, 306,
308, 311, 314, 320, 322,
343, 346, 351, 355, 359,
363, 367, 371, 375, 380,
384, 388, 392, 396, 402,
406, 410, 415, 419, 425,
433, 437, 444, 451, 457,
467, 469.

4.3. Waktu Total Pembubutan


Berikut merupakan total dari keseluruhan waktu aktual:

Tabel 4.2. Total Waktu Aktual


Pekerjaan
Inspeksi
Processing
Set-up
Loading/Unloading
Total

4.4. Analisis Data

Total Waktu
1640
4979
3276
643
10538

Berdasarkan penghitungan waktu teoritis dan waktu aktual, dapat dilihat


bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil keduanya. Waktu teoritis
untuk memproduksi benda kerja poros bertingkat menggunakan mesin bubut
sebesar 4.004,16 detik (1 jam 6 menit 44,16 detik), sementara waktu aktualnya
adalah 10.538 detik (2 jam 55 menit 38 detik). Jadi, terdapat selisih diantara
waktu teoritis dan waktu aktual selama 6.533,84 detik (1 jam 48 menit 53,82
detik). Menurut hasil analisis, perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu:
1. Penghitungan waktu teoritis hanya mempertimbangkan processing pada
pembubutan poros bertingkat, sedangkan waktu untuk set-up, loading
unloading, inspection, dan penanganan maintenance tidak diperhitungkan
dalam waktu teoritis. Pada kenyataannya, set-up, loading unloading,
inspection membutuhkan waktu khusus dan dapat berjalan lebih lama
daripada waktu processing saja.

2. Praktikan yang kurang berpengalaman.


Praktikan yang menjalani praktikum Proses Produksi untuk membuat
poros bertingkat ini, baru pertama kali mengoperasikan mesin bubut,
sehingga diperlukan waktu yang lebih lama dalam mengoperasikan mesin,
karena dalam proses membubut praktikan juga sekaligus menjalankan proses
belajar. Selain itu, untuk mendapatkan ketelitian yang diinginkan, praktikan
melakukan proses inspeksi berulang-ulang karena adanya rasa kurang yakin
dengan pengukuran yang dilakukan sebelumnya. Praktikan juga terlalu
berhati-hati karena takut melakukan kesalahan dalam pemakanan karena
benda kerja hanya dibagikan satu untuk masing-masing praktikan.

3. Mesin yang sudah tua juga memperlambat waktu set-up, khususnya ketika
pengaturan kecepatan pada pembuatan ulir.

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dalam praktikum ini praktikan mampu membuat poros bertingkat
menggunakan mesin bubut untuk melakukan berbagai pengerjaan seperti
membubut rata, membubut tirus, mengkartel, mengebor, dan membuat ulir.
Praktikan juga mampu membedakan mana saja langkah kerja yang termasuk
dalam setup time, loading unloading time, inspection time, dan processing time.
Waktu total untuk setup time adalah 3276 detik, loading unloading time 643
detik, inspection time 1640 detik, dan processing time 4979 detik, sehingga total
waktu seluruh tahapan pengerjaan poros bertingkat adalah 10.538 menit. Namun,
setelah dilakukan analisis terhadap waktu pengerjaan poros bertingkat dengan
membandingkan waktu aktual dan waktu teoritisnya, diketahui bahwa terdapat
perbedaan waktu teoritis dan waktu aktual karena praktikan kurang
berpengalaman, perbedaan variable pada penghitungan waktu teoritis dan aktual,
serta kondisi mesin yang sudah cukup tua sehingga tingkat ketelitiannya dan
ketajaman alat irisnya berkurang.

5.2. Saran
Proses pemakanan awal dilakukan dengan pemakanan kasar, baru setelah
mendekati ukuran yang diharapkan, pemakanan dilakukan dengan pemakanan
halus, supaya mempersingkat waktu pengerjaan dan meningkatkan effisiensi
kerja. Kemudian untuk pembubutan poros bertingkat sebaiknya dilakukan
pembubutan untuk diamater paling besar terlebih dahulu baru selanjutnya

pengerjaan untuk diamater yang lebih kecil. Sebaiknya, perlu diadakan training
pembubutan agar praktikan lebih lancer dalam melaksanakan praktikum,
sehingga tidak terlalu banyak melakukan inspeksi agar tidak memperlambat
proses pembuatan poros bertingkat.

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Hoiri. 2010. Mesin Bubut Konvensional.


https://grisamesin.files.wordpress.com/2010/03/mesin-bubut-jenis-danbagian.pdf, diakses online pada 4 Oktober 2015 pukul 10:05 WIB.
Janu Pardadi 01 Pendahuluan [Slide]. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada, 2008.
Janu Pardadi 04-Mesin Bubut [Slide]. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada, 2008.
Kesuma, Yendi. 2012. Bekerja dengan Mesin Bubut.
http://www.slideshare.net/YendiKesuma/mesin-bubut, diakses online pada 4
Oktober 2015 pukul 13:31 WIB.

Lampiran 1. Hasil Analisis Video

Kegiatan

Persiapan
Awal

NO

Langkah Kerja

Durasi
(detik)

Mengukur benda kerja sepanjang 40 mm

11

Memberi tanda pada benda kerja menggunakan


spidol

19

Memasang rumah pahat

42

Memilih alat pahat

Memasang alat pahat pada rumah pahat

Mengencangkan alat pahat pada rumah pahat

30

Melakukan centering

183

Mengatur eretan

Melakukan set up mesin

33

10

Memposisikan mata pahat

54

11

Melakukan set up mesin

12

12

Memposisikan mata pahat

19

13

Melakukan facing

45

14

Memposisikan mata pahat

24

15

Pengukuran diameter benda kerja sepanjang 40 mm

16

Memposisikan mata pahat

17

Membubut diameter benda kerja

72

18

Pengukuran panjang benda kerja

19

Membubut diameter benda kerja

20

Pengukuran panjang benda kerja

12

21

Menjauhkan mata pahat

22

Pengukuran diameter benda kerja

19

sepanjang

23

Memposisikan mata pahat

40 mm

24

Mengatur eretan

25

Membubut diameter benda kerja

26

Menjauhkan mata pahat

27

Pengukuran panjang benda kerja

15

28

Memposisikan mata pahat

14

29

Mengatur eretan

14

30

Membubut diameter benda kerja

91

31

Menjauhkan mata pahat

32

Pengukuran panjang benda kerja dan didapatkan


benda kerja dengan diameter 20 mm spanjang 40
mm

33

Menandai benda kerja menggunakan spidol

34

Memposisikan mata pahat

13

35

Mengatur eretan

14

36

Membubut diameter benda kerja

50

37

Menjauhkan mata pahat

38

Pengukuran panjang benda kerja

18

39

Mengatur eretan

Membubut
diameter
hingga
menjadi 20
mm

133

40

Membubut diameter benda kerja

17

41

Menjauhkan mata pahat

42

Pengukuran panjang benda kerja

43

Mengatur eretan

44

Membubut diameter benda kerja

45

Menjauhkan mata pahat

benda

46

Pengukuran panjang benda kerja

kerja

47

Mengatur eretan

48

Membubut diameter benda kerja

49

Menjauhkan mata pahat

50

Pengukuran panjang benda kerja

51

Mengatur eretan

52

Membubut diameter benda kerja

53

Menjauhkan mata pahat

54

Pengukuran panjang benda kerja

55

Pengukuran diameter benda kerja

56

Memposisikan mata pahat

57

Mengatur eretan

58

Membubut diameter benda kerja

42

59

Menjauhkan mata pahat

60

Pengukuran diameter benda kerja

61

Memposisikan mata pahat

Membuat
diameter

menjadi 16
mm
sepanjang
20 mm

62

Mengatur eretan

63

Membubut diameter benda kerja

39

64

Menjauhkan mata pahat

65

Pengukuran diameter benda kerja dan didapatkan


benda kerja dengan diameter 16 mm sepanjang 20
mm

66

Melepas benda kerja dari chuck

10

67

Mengukur dan menandai benda kerja dengan alat


agar panjangnya 150 mm

58

68

Menandai benda kerja menggunakan spidol

69

Membalik benda kerja dan memasangnya pada


chuck

35

70

Mengubah kemiringan pada mata pahat

55

71

Memposisikan mata pahat

penampang

72

Melakukan facing

45

benda

73

Memposisikan mata pahat

13

74

Menyesuaikan letak pahat dengan benda

75

Memakan benda untuk mengurangi panjang

42

menjadi

76

Menyesuaikan letak pahat dengan benda

150 mm

77

Mematikan spindle

78

Inspeksi

79

Menyesuaikan letak pahat dengan benda

80

Memakan benda untuk mengurangi panjang

65

81

Menyesuaikan letak pahat dengan benda

82

Memakan benda untuk mengurangi panjang

69

Membubut
permukaan

kerja
sehingga
panjangnya

83

Menyesuaikan letak pahat dengan benda

84

Memakan benda untuk mengurangi panjang

52

85

Menyesuaikan mata pahat dengan benda

86

Memakan benda untuk mengurangi panjang

53

87

Menyesuaikan mata pahat dengan benda

88

Memakan benda untuk mengurangi panjang

52

89

Menyesuaikan mata pahat dengan benda

90

Memakan benda untuk mengurangi panjang

47

91

Menjauhkan pahat dari benda kerja

92

Mematikan spindle

93

Mengukur diameter

94

Memutar tuas spindle

95

Menyesuaikan mata pahat dengan benda

96

Memakan benda untuk mengurangi panjang

47

97

Menyesuaikan mata pahat dengan benda

98

Mematikan spindle

99

Mengukur diameter

100

Menyalakan spindle

101

Menyesuaikan mata pahat dengan benda

14

102

Memakan benda untuk mengurangi panjang

52

103

Menjauhkan pahat dari benda kerja

104

Mematikan spindle

105

Mengukur panjang

106

Menjauhkan pahat dari benda kerja

107

Melepas benda kerja dari spindle

12

108

Membersihkan tatal

55

109

Melepas center jalan

Mengebor

Memasang bor dan memasangnya tepat dengan

23

110

benda kerja

111

Mengebor

41

112

Melepas benda kerja dari chuck

113

Menyesuaikan letak center dengan benda kerja

16

114

Mencekam benda kerja sepanjang 20 mm

115

Melakukan pemakanan untuk diameter 22 mm

208

116

Mengukur diameter

17

117

Mengubah kedalaman pemakanan pahat

13

118

Menyalakan mesin

119

Proses pemakanan

188

120

Mematikan mesin

121

Mengecek ukuran

37

122

Mengubah kedalaman pemakanan pahat

11

123

Melakukan pemakanan untuk diameter 22 mm

18

124

Mematikan mesin

125

Mengecek ukuran

12

126

Mengubah kedalaman pemakanan pahat

127

Menyalakan mesin

128

Melakukan pemakanan untuk diameter 22 mm

24

22 mm

129

Mematikan mesin

sepanjang

130

Mengecek ukuran

17

131

Mengubah kedalaman pemakanan pahat

132

Menyalakan mesin

133

Melakukan pemakanan untuk diameter 22 mm

21

134

Mematikan mesin

135

Mengecek ukuran

136

Menyalakan mesin

137

Mengubah kedalaman pemakanan pahat

138

Melakukan pemakanan untuk diameter 22 mm

139

Mematikan mesin

140

Mengecek ukuran

17

141

Mengukur panjang 30 mm dari ujung benda kerja

21

Membuat
diameter

110 mm

Membuat batas 30 mm dari ujung benda kerja

170

25

142

dengan spidol

143

Mengukur diameter benda kerja

33

144

Mengatur posisi pahat

11

145

Memakan benda kerja menjadi diameter 16 mm

54

146

Mengatur kembali posisi pahat keujung benda kerja

147

Memastikan panjang 30 mm

11

148

Mengatur posisi pahat

12

149

Menandai benda kerja menjadi diameter 16 mm

53

Membuat

150

Mengatur kembali posisi pahat keujung benda kerja

diameter

151

Memastikan panjang 30 mm

21

152

Mengatur posisi pahat

153

Menandai benda kerja dengan pemakanan

154

Mengembalikan posisi pahat ke ujung benda kerja

155

Memastikan panjang 30 mm

18

16 mm dari
ujung
sepanjang
30 mm

Membuat batas 30 mm dari ujung benda kerja

156

dengan spidol

157

Mengatur posisi pahat

158

Menandai benda kerja dengan pemakanan

159

Mengatur kembali posisi pahat keujung benda kerja

160

Mengecek panjang 30 mm

161

Mengecek diameter 16 mm

162

Mengatur posisi pahat

163

Memakan benda kerja menjadi diameter 16 mm

27

164

Mengatur kembali posisi pahat keujung benda kerja

165

Mengecek diameter 16 mm

166

Mengatur posisi pahat

11

167

Memakan benda kerja menjadi diameter 16 mm

49

168

Mengatur kembali posisi pahat keujung benda kerja

169

Mengatur posisi pahat

18

170

Memakan benda kerja menjadi diameter 16 mm

171

Mengembalikan mata pahat keujung benda kerja

172

Memastikan diameter 16 mm

173

Mengatur posisi pahat

174

Memakan benda kerja menjadi diameter 16 mm

50

175

Mengembalikan posisi mata pahat ke ujung benda

176

Mengecek diameter 16 mm

13

177

Mengatur posisi pahat

18

178

Memakan benda kerja menjadi diameter 16 mm

179

Mengembalikan mata pahat ke ujung benda

180

Mengecek diameter 16 mm

28

181

Mengatur posisi pahat

182

Memakan benda kerja menjadi diameter 16 mm

50

183

Mengembalikan mata pahat keujung benda kerja

184

Memastikan diameter 16 mm

50

185

Mengatur posisi pahat

12

186

Memakan benda kerja menjadi diameter 16 mm

187

Mengembalikan mata pahat keujung benda kerja

188

Memastikan diameter 16 mm

10

189

Mengatur posisi pahat

Membuat

190

Memakan benda kerja menjadi diameter 16 mm

57

191

Memastikan panjang benda 30 mm

16

192

Memastikan diameter 16 mm

35

193

Mengatur posisi pahat

33

194

Memakan benda kerja menjadi diameter 16 mm

44

195

Mengembalikan mata pahat keujung benda kerja

196

Memastikan diameter 16 mm

197

Memastikan panjang benda 30 mm

19

198

Mengatur posisi pahat

12

199

Memakan benda kerja menjadi diameter 16 mm

54

200

Mengembalikan mata pahat keujung benda kerja

201

Memastikan panjang benda 30 mm

13

202

Memastikan diameter 16 mm

203

Mengatur posisi pahat ke sudut 8 derajat

71

204

Membuat tirus

81

205

Mengukur panjang 23 mm dari ujung benda

122

206

Membubut tirus

706

207

Memastikan panjang 23 mm

71

208

Memberi tanda batas pengerjaan

13

209

Membubut tirus

78

210

Memeriksa hasil pemakanan

11

211

Menyetel alat

tirus

Membuat
neck 20
mm
sepanjang
20 mm

212

Membubut tirus

50

213

Memeriksa hasil pemakanan

214

Menyetel alat

215

Membubut tirus

216

Memeriksa hasil pemakanan

217

Mengukur hasil pemakanan

12

218

Mengukur pemakanan yang akan dilakukan

14

219

Memberi tanda batas pemakanan yang akan


dilakukan

24

220

Menyetel alat

92

221

Mengganti pahat

68

222

Memposisikan pahat

38

223

Memberi tanda batas pemakanan yang akan


dilakukan

21

224

Membersihkan tatal

31

225

Mengukur pemakanan yang akan dilakukan

35

226

Memberi batas pemakanan yang akan dilakukan

50

227

Mengukur pemakanan yang akan dilakukan

13

228

Memberi tanda batas pemakanan yang akan


dilakukan

14

229

Memposisikan eretan

10

230

Menyetel alat

50

231

Percobaan pemakanan

105

232

Menyetel ulang alat

13

233

Percobaan pemakanan

12

234

Menyetel ulang alat

235

Melakukan pemakanan untuk mengurangi diameter

189

236

Mengukur diameter hasil pemakanan

10

237

Menyetel alat

15

238

Percobaan pemakanan

239

Menyetel alat

240

Percobaan pemakanan

241

Menyetel alat

242

Melakukan pemakanan untuk mengurangi diameter

72

243

Mengecek hasil pemakanan

244

Mengukur diameter hasil pemakanan

16

245

Menyetel alat

246

Melakukan pemakanan untuk mengurangi diameter

247

Menyetel alat

248

Melakukan pemakanan untuk mengurangi diameter

55

249

Mengukur diameter hasil pemakanan

19

250

Menyetel alat

13

251

Melakukan pemakanan untuk mengurangi diameter

134

252

Mengukur diameter hasil pemakanan

253

Menyetel alat

10

254

Melakukan pemakanan untuk mengurangi diameter

45

255

Mengecek hasil pemakanan

256

Membersihkan tatal

257

Mengukur diameter hasil pemakanan

12

258

Menyetel alat

259

Melakukan pemakanan untuk mengurangi diameter

52

260

Mengukur diameter hasil pemakanan

18

261

Menyetel alat

15

262

Melakukan pemakanan untuk mengurangi diameter

50

263

Mengukur diameter hasil pemakanan

18

264

Memposisikan eretan

265

Menyetel alat

18

266

Melakukan pemakanan untuk mengurangi diameter

115

267

Mengukur diameter hasil pemakanan

268

Menyetel alat

39

269

Mengukur diameter awal benda

19

270

Menyetel alat

271

Membersihkan tatal

272

Menyetel alat

20

273

Membuat neck

58

274

Membersihkan tatal

275

Mengecek hasil pemakanan

276

Menyetel alat

13

277

Membuat neck

76

278

Mengukur hasil pemakanan

38

neck 13

279

Membersihkan tatal

mm

280

Mengukur hasil pemakanan

27

281

Menyetel alat

282

Membuat neck

24

283

Mengukur diameter hasil pemakanan

10

284

Menyetel alat

285

Membersihkan tatal

286

Mengecek hasil pemakanan

287

Menyetel alat

11

288

Membuat neck

15

289

Mengukur diameter hasil pemakanan

290

Mengecek hasil pemakanan

291

Menyetel alat

292

Membuat neck

21

293

Menyetel alat

294

Membuat neck

13

295

Mengecek diameter hasil pemakanan

20

296

Menyetel alat

297

Membuat neck

15

Membuat

sepanjang
5 mm

298

Mengukur diameter hasil pemakanan

12

299

Menyetel alat

13

300

Membuat neck

12

301

Mengukur diameter hasil pemakanan

21

302

Menyetel alat

12

303

Membuat neck

14

304

Mengukur diameter hasil pemakanan

305

Menyetel alat

306

Membuat neck

21

307

Mengecek hasil pemakanan

308

Membuat neck

10

309

Mengukur diameter hasil pemakanan

310

Menyetel alat

311

Membuat neck

22

312

Mengukur diameter hasil pemakanan

313

Menyetel alat

314

Membuat neck

22

315

Mengecek hasil pemakanan

316

Menyetel alat

317

Mengukur diameter hasil pemakanan

318

Membersihkan tatal

319

Mengganti pahat

72

Membuat
Ulir

320

Centering pahat

22

321

Memposisikan pahat

38

322

Melakukan centering

100

323

Mengencangkan tailstock

13

324

Menggeser kerekan ke arah benda kerja

325

Mengencangkan kunci mata pahat pada eretan atas

326

Mengubah posisi pahat

327

Mendekatkan pahat ke benda kerja

328

Mengatur jenis ulir

329

Mengatur transmisi mesin

23

330

Mengatur jenis ulir

331

Menyalakan mesin

332

Mengatur jenis ulir

51

333

Mematikan mesin

334

Mengatur jenis ulir

48

335

Mendekatkan pahat ke benda kerja

32

336

Mengecek titik pemakanan

337

Menyalakan mesin

338

Mengubah posisi pahat

27

339

Mematikan mesin

340

Mengubah posisi pahat

341

Mendekatkan pahat ke benda kerja

26

342

Menyalakan mesin

343

Melakukan pemakanan ulir

344

Mematikan mesin

345

Mengecek titik pemakanan

20

346

Melakukan pemakanan ulir

10

347

Mengatur jenis ulir

348

Menjauhkan pahat dari benda kerja

349

Mengembalikan pahat ke posisi awal

18

350

Mendekatkan pahat ke benda kerja

17

351

Melakukan pemakanan ulir

18

352

Menjauhkan pahat dari benda kerja

353

Mengembalikan pahat ke posisi awal

20

354

Mendekatkan pahat ke benda kerja

355

Melakukan pemakanan ulir

18

356

Menjauhkan pahat dari benda kerja

357

Mengembalikan pahat ke posisi awal

18

358

Mendekatkan pahat ke benda kerja

10

359

Melakukan pemakanan ulir disertai penambahan


kedalaman pemakanan

18

360

Menjauhkan pahat dari benda kerja

361

Mengembalikan pahat ke posisi awal

19

362

Mendekatkan pahat ke benda kerja

19

363

Melakukan pemakanan ulir

364

Menjauhkan pahat dari benda kerja

365

Mengembalikan pahat ke posisi awal

366

Mendekatkan pahat ke benda kerja

11

367

Melakukan pemakanan ulir

18

368

Menjauhkan pahat dari benda kerja

369

Mengembalikan pahat ke posisi awal

18

370

Mendekatkan pahat ke benda kerja

371

Melakukan pemakanan ulir

18

372

Menjauhkan pahat dari benda kerja

19

373

Mengembalikan pahat ke posisi awal

18

374

Mendekatkan pahat ke benda kerja

24

375

Melakukan pemakanan ulir

20

376

Mengecek hasil pemakanan ulir

377

Menjauhkan pahat dari benda kerja

378

Mengembalikan pahat ke posisi awal

20

379

Mendekatkan pahat ke benda kerja

15

380

Melakukan pemakanan ulir

21

381

Menjauhkan pahat dari benda kerja

22

382

Mengembalikan pahat ke posisi awal

18

383

Mendekatkan pahat ke benda kerja

25

384

Melakukan pemakanan ulir

23

385

Menjauhkan pahat dari benda kerja

12

386

Mengembalikan pahat ke posisi awal

19

387

Mendekatkan pahat ke benda kerja

12

388

Melakukan pemakanan ulir

19

389

Menjauhkan pahat dari benda kerja

10

390

Mengembalikan pahat ke posisi awal

18

391

Mendekatkan pahat ke benda kerja

15

392

Melakukan pemakanan ulir

18

393

Menjauhkan pahat dari benda kerja

19

394

Mengembalikan pahat ke posisi awal

18

395

Mendekatkan pahat ke benda kerja

14

396

Melakukan pemakanan ulir

19

397

Mengecek hasil pemakanan ulir

398

Membersihkan tatal

399

Menjauhkan pahat dari benda kerja

400

Mengembalikan pahat ke posisi awal

19

401

Mendekatkan pahat ke benda kerja

11

402

Melakukan pemakanan ulir

18

403

Menjauhkan pahat dari benda kerja

404

Mengembalikan pahat ke posisi awal

19

405

Mendekatkan pahat ke benda kerja

12

406

Melakukan pemakanan ulir

19

407

Menjauhkan pahat dari benda kerja

20

408

Mengembalikan pahat ke posisi awal

19

409

Mendekatkan pahat ke benda kerja

10

410

Melakukan pemakanan ulir

20

411

Mengecek hasil penguliran

412

Menjauhkan pahat dari benda kerja

413

Mengembalikan pahat ke posisi awal

18

414

Mendekatkan pahat ke benda kerja

13

415

Melakukan pemakanan ulir

19

416

Menjauhkan pahat dari benda kerja

11

417

Mengembalikan pahat ke posisi awal

19

418

Mendekatkan pahat ke benda kerja

12

419

Melakukan pemakanan ulir

18

420

Menjauhkan pahat dari benda kerja

421

Melepas tailstock

422

Mengecek ulir dengan baut

423

Memasang tailstock

424

Mendekatkan pahat ke benda kerja

10

425

Melakukan pemakanan ulir

18

426

Melepas tailstock

427

Membersihkan tatal

428

Mengecek ulir dengan baut

10

429

Memasang tailstock

430

Menjauhkan pahat dari benda kerja

10

431

Mengembalikan pahat ke posisi awal

432

Laboran memperbaiki mesin yang macet

75

433

Melakukan pemakanan ulir

19

434

Menjauhkan pahat dari benda kerja

435

Mengembalikan pahat ke posisi awal

20

436

Mendekatkan pahat ke benda kerja

20

437

Melakukan pemakanan ulir

19

438

Melepas tailstock

439

Mengecek ulir dengan baut

28

440

Memasang tailstock

441

Menjauhkan pahat dari benda kerja

442

Mengembalikan pahat ke posisi awal

19

443

Mendekatkan pahat ke benda kerja

15

444

Melakukan pemakanan ulir

18

445

Melepas tailstock

446

Mengecek ulir dengan baut

19

447

Memasang tailstock

448

Menjauhkan pahat dari benda kerja

449

Mengembalikan pahat ke posisi awal

22

450

Mendekatkan pahat ke benda kerja

10

451

Melakukan pemakanan ulir

14

452

Mengencangkan tailstock

453

Melakukan pemakanan ulir

20

454

Memeriksa pencekam dan tailstock.

71

455

Mengembalikan pahat ke posisi awal

19

456

Mendekatkan pahat ke benda kerja

12

457

Melakukan pemakanan ulir

18

458

Menjauhkan pahat dari benda kerja

459

Melepas tailstock

10

460

Mengecek ulir dengan baut

36

461

Melepas tempat pahat

68

462

Memasang pisau kartel

463

Mengatur posisi pisau kartel

55

464

Memasang tailstock

sepanjang

465

Mengkartel benda kerja yang memiliki diameter 22


mm sepanjang 30 mm

163

30 mm

466

Mengembalikan pisau kartel ke posisi awal

35

467

Mengkartel benda kerja yang memiliki diameter 22


mm sepanjang 30 mm

165

468

Mengembalikan pisau kartel ke posisi awal

33

469

Mengkartel benda kerja yang memiliki diameter 22


mm sepanjang 30 mm

165

Membuat
kartel pada
diameter
22 mm

470

Melepas pisau kartel

30

471

Melepas benda kerja

18

472

Mengecek benda kerja

Keterangan:
Warna

Pekerjaan

Total
Waktu
Inspeksi
1640
Processing
4979
Set-up
3281
Loading/Unloading 643

Anda mungkin juga menyukai