BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang pesat merupakan faktor utama dalam mempengaruhi kemajuan
dunia industri. Seluruh kebutuhan hidup yang di butuhkan baik kebutuhan primer, skunder,
maupun tersier merupakan hasil industri yang tidak lepas dari teknologi yang di terapkan
pada dunia industri. Di berbagai belahan dunia terdapat berbagai industri dari taraf nasional
sampai dengan taraf internasional. Begitu pula di negeri ini berbagai macam industri telah
berdiri dan berkembang yang bertujuan dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup, sehingga
tercapai kebutuhan kemakmuran masyarakat indonesia. Perindustrian saat ini, dimana
persaingan antara perusahaan yang semakin tinggi, dimana perusahaan dituntut agar efektif
dan efisien dengan memanfaatkan Sumber Daya Manusia dan teknologi yang canggih agar
tujuan yang telah ditetapkan dapat terpenuhi dengan baik. Pihak Perguruan Tinggi sebagai
penghasil tenaga-tenaga yang professional memprogramkan sistem magang atau kerja praktik
kepada setiap mahasiswa di industri-industri yang potensial untuk dapat menerima transfer
teknologi dan menyerap sebanyak-banyaknya informasi teknologi yang telah ada dan
berkembang pada zaman ini.
Hal-hal yang dapatdipelajariolehmahasiswapesertakerjapraktikpadaperusahaan proses
produksisangatbanyakdanberagam, antara lain melibatkankegiatanproduksipemeliharaan
(maeintenance) yang dilakukanolehmahasiswatersebut. Proses produksidarimesin-mesin yang
dioperasikan yang memerlukanperawatan-perawatandanmenggunakanenergidarI proses
operasimesintersebutsalahsatunyaadalahmesin press.
1.2TujuanKerjaPraktik
Tujuan yang hendakdicapaipadapelaksanaankerjapraktik industry pada PT.AUSTASIA
STOCKFEEDLampung Selatan adalah:
Dapatmengetahuiperawatandan sistem kerja mesin press pada PT. AUSTASIA STOCKFEED
Lampung Selatan serta dapatmengetahuibagian-bagiandarimesin
press.Penulisanmemilihmasalahperawatandan system kerja press
adalahuntukdapatmengetahuibagaimanacaraperawatan (maintenance),
dansekaligusdapatmengetahuibagaimanacaraperbaikanpadasebuahmesin press.
1.3BatasanMasalah
Penulisanhanyamembatasimasalahpadaperawatan (maintenance) press jenis DT
PELLETIZING (FRM-PR-11-02-PL) padaPabrik Perusahaan yang ada di PT. AUSTASIA
STOCKFEED Jl. Ir. Sutami Km.18,2 DesaTanjungBintang, Lampung Selatan.
1.4SistematikaPenulisan
Sistematikapenulisan yang
digunakandalampenyusunanLaporanKerjaPraktekiniadalahsebagaiberikut :
I. Pendahuluan
Pendahuluan berisikan latar belakang pelaksanaan kerja praktek, tujuan pelaksanaan, batasan
masalah yang diambil sebagai bahasan utama dalam laporan kerja praktik, dan sistematika
penulisan laporan yang digunakan.
II. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisikan landasan teori dari kepustakaan tentang mesin produksi yang
dianggap mendukung terhadap batasan masalah. Dalam Bab ini membahas perawatan pada
mesin press, komponen peralatan, dan cara kerja.
III. Metode Kerja Praktek
Dalam bab ini berisikan tentang metode, pengenalan dan observasi, wawancara, studi
literatur, pengfumpulan data, tempat dan waktu pelaksanaan.
IV. Pembahasan
Berisikan tentang masalah perawatan padamesin press, yaitu :
pengertiandanfungsiperawatan,jenis-jenisperawatan, perawatanharian, perawatanmingguan,
bulanandantahunan, kerusakan-kerusakan yang seringterjadisertacaraperbaikanya.
V. Penutup
Berisikan tentang kesimpulan dan saranpadaPT. AUSTASIA STOCKFEED TanjungBintang,
Lampung Selatan.
VI. Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat referensi yang digunakan dalam menyalesaikan laporan kerja praktek.
VII. Lampiran
Lampiran berisikan profil perusahaan dan data-data lain yang mendukung laporan kerja
praktek.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Pengertian Perawatan(maintenance)
Perawatan disuatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses produksi
yang mempunyai daya saing di pasaran. Produk yang dibuat industri harus mempunyai hal-hal berikut:
a. Kualitas baik
b. Harga pantas
Oleh karena itu proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap bekerja setiap saat dan handal. Untuk
mencapai hal itu maka peralatan-peralatan penunjang proses produksi ini harus selalu dilakukan perawatan yang
teratur dan terencana.Secara skematik, program perawatan di dalam suatu industri bisa dilihat pada gambar:
Gambar1.BaganProgram Perawatan
Dalam hal teknik perawatan (Pemeliharaan), yang dimaksud dengan perawatan itu sendiri
adalah suatu usaha untuk memelihara suatu fasilitas (peralatan), sedangkan yang dimaksud
dengan perawatan adalah suatu usaha bagian dari pemeliharaan yang dilakukan secara
rutin (periodic) untuk mencegah terjadinya kerusakan yang terjadi pada mesin, agar mesin
dapat berumur panjang.
Dalam masalah perawatan ini perlu diperhatikan bahwa sering terjadi dalam suatu perusahaan
kurang diperhatikan di bidang perawatannya atau maintenance ini. Ada dua jenis perawatan
yaitu perawatan Pemeliharaan Rutin (Periodic) dan Pemeliharaan Pencegahan (Preventive
Maintenance). Pemeliharaan rutin yaitu suatu pekerjaan yang menjaga kondisi suatu benda
secara umum dilakukan secara rutin (Periodic), sedangkan pemeliharaan pencegahan
dilakukan untuk menjaga kinerja dari suatu alat sehingga dapat memprediksi jika terjadi suatu
masalah dengan alat tersebut, (Corder,A. 1988)
2.2 Tujuan Perawatan
Tujuan utama dari perawatan (Pemeliharaan) yaitu :
1. Untuk menjaga kinerja dari kegunaan suatu alat (fasilitas).
2. Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang dipasang.
3. Untuk mengurangi kerusakan yang tidak wajar.
4. Untuk menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang di butuhkan oleh
produkitu sendiri.
5. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan pralatan tersebut.
2.3 Perawatan (maintenance)
Dalam perawatan mesin press, ada beberapa kegiatan-kegiatan dalam perawatan meliputi
kegiatan :
Pengecekan atau inspeksi, dan perbaikan atau pergantian unit. Dengan kegiatan perawatan
rutin ini, diharapkan fasilitas atau perawatan industri dapat digunakan untuk proses produksi
dalam jangka waktu tertentu yang direncanakan.
Ada beberapa tujuan utama dari kegiatan maintenance, dianataranya:
1. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk
dalam pemasaran.
3. Untuk membantu menghasilkan pendapatan terhadap modal yang diinvestasikan dalam
perusahaan selama jangka waktu yang ditentukan, sesuai dengan kebijakan perusahaan
mengenai hasil investasi tersebut.
4. Untuk mencapai tingkat biaya maintenance serendah mungkin dengan melaksanakan
kegiatan maintenance secara efektif dan efisien.
5. Menjadikan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu
perusahaan, dalam rangka mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan
atau return of investment tinggi dengan biaya rendah.
Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut :
Gambar2.Skema Perawatan (Pemeliharaan) (Corder dan Hadi, 1988)
2.4 Bentuk-Bentuk Perawatan
Adapun beberapa bentuk-bentuk dari perawatan umum adalah sebagai berikut :
a. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara
perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif). Lingkup pekerjaan preventif
termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau
mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
b. Perawatan Korektif
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi
fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima. Dalam perbaikan dapat
dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau
modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
c. Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja.
Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam
melayani proses produksi.
d. Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan
dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif
dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.
e. Perawatan Setelah Terjadi Kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk
memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.
f. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau
kerusakan yang tidak terduga,(Corder,A. 1988)
2.6.8 V-Belt
Sabuk atau belt terbuat dari karet dan mempunyai penampung trapesium. Tenunan, teteron
dan semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar. Sabut V
dibelitkan pada alur puli yang berbentul V. Belt digunakan sebagai transmisi penerus gerakan
putaran dari motor listrik ke puly.
2.8Pengertian Pelleting
Pelleting adalah proses pembuatan pakan berbentuk tepung (mash) yang dipadatkan dan
ditekan dengan menggunakan roller dan dimampatkan melalui lubang silinder yang
disebut die, sehingga dapat menghasilkan pakan bentuk pellet.
Proses pemadatan dan pemampatan ditentukan oleh desain
pemasangan roller dan die.Beberapa variabel yang mempengaruhi proses
pembuatan pellet yaitu karakteristik bahan baku meliputi formulasi ransum, keseragaman,
ukuran partikel, kadar air dan kehalusan gilingan sedangkan faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam pembuatanpellet antara lain,(Thomas dan Van Der Pool, 1997) :
Rasio antara diameter dan panjang lubang die
a. Kecepatan perputaran ring lubang die.
b. Kecepatan aliran bahan baku.
c. Kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan, dan penekanan pada lubang
die.
d. Komposisi kandungan zat makanan
e Temperatur dalam ruang mesin pellet.
f. Kelembaban lingkungan.
Pellet memilikibeberapa keuntungan, yaitu:
1. Pellet lebih mudah diangkut ke dalam conveyor dan tidak berubah bentukfisiknya pada saat
dikeluarkan dari silo bila dibandingkan dengan ransum bentuktepung.
2. Densitas (bulky density) pellet pada umumnya lebih tinggi daripada bentuktepung sehingga
mudah dibawa oleh truk.
3. Komposisi pellet lebih padat pada saat dicampurkan dan campuran bahan-bahannyatidak
berubah.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metode
Dalam melaksanakan kerja praktik di PT. AUSTASIA STOCKFEED, maupun dalam
penyusunan laporan, penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut:
3.3 Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap pembimbing kerja praktik, serta staf-staf pemeliharaan atau
perawatan pada PT. AUSTASIA STOCKFEED. Yang banyakmemberikan pemahaman
mengenai proses sistem kerja press pakan ternak serta perawatan dan komponen-
komponennya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini diperlukan data-data yang mendukung untuk kelengkapan
pembahasan dan penganalisaan. Data-data tersebut diperoleh melalui pengamatan dan
penganalisaan terhadap mesin press tersebut, mengadakan wawancara, tanya jawab dan
diskusi langsung dengan pembimbing, mempelajari sistematika alur produksi melalui
komputer dan kontrol panel di ruang pembimbing atau karyawan, serta mencatat spesifikasi
yang terdapat pada nameplate mesin untuk mengetahui sistem pengoperasian masing-masing
mesin.
4.1 Cara Kerja Mesin Press
Spesifikasikasi Mesin Press Pakan Ternak
Motor listrik 40 Hp = 3000 rpm
V- belt = 24 buah
Diameter Screen = 600 mm
Diameter Ring press = 250 mm
Kapasitas press = 0.9 ton/jam
Lebar cassing = 600 mm
Panjang cassing = 2200 mm
Tinggi cassing = 1800 mm
Adapun cara kerja dari mesin press dimulai dari motor listrik yang memutarkan puli
kemudian putaran tersebut diteruskan oleh v-belt ke puli bagian mesin press, yang pulinya
tersebut terhubung dengan bagian screen. Ketika screen berputar maka rollpressikut berputar
juga dikarenakan screen dan roll press saling bersentuhan atau menempel. Setelah screen
dan roll press berputar, baru masuklah bahan baku yang dikirim olehscrew conveyor ke ruang
roll press dan dimulailah proses produksi. Pada saat bahan baku sudah masuk dan terjadi
pengepressan, pellet keluar dari screen masih panjang-panjang. Pada tutup
mesin press terdapat pisau yang berguna memotong pellet menjadi berukuran kecil-kecil.
Pemotongan terjadi ketika screen masih berputar dan mengeluar hasil pengepressan yang
berupa pellet. Setelah semua hasil prouksi terjadi, pellet jatuh kebawah ketempat bak
penampungan ( Bucket Elevator ).
Screw conveyor motor
bahan baku masuk
Press
Terjadi proses penekanan Hopper
pulley v-bell
Motor
hasil berupa pellet
Bucket elevator
Setiap bahan baku yang memiliki komposisi dalam jumlah besar yaitu jagung, bungkil
kedelai, dedak padi, dan tepung ikan dimasukkan ke dalam hopper. Kemudian bahan-bahan
tersebut diangkut melalui bucket elevator ke dalam mesin mixer, sedangkan bahan-bahan
dengan komposisi dalam jumlah kecil seperti CaCO3, CPO, tepung tulang, premik dan
tepung gaplek dimasukkan langsung ke dalam mesin mixer. Selanjutnya bahan-bahan
tersebut mengalami proses pencampuran (mixing) selama 10 menit. Bahan-bahan yang telah
melalui mixing dikeluarkan ke dalam surge bin dan diangkut melaluiscrew
conveyor kemudian masuk ke dalam mesin pellet (Pelleter). Bahan-bahan yang telah masuk
ke dalam mesin pellet mengalami proses pemampatan melalui suatu lubang yang
disebut die dan proses penekanan sampai akhirnya terbentuk pellet. Pellet yang sudah
terbentuk kemudian dialirkan melalui bucket elevator ke dalam pendingin
(cooler). Pellet yang keluar dari cooler ditempatkan ke dalam karung goni yang kuat dan
tahan bocor untuk menjaga mutu pellet, (Agustina Yulia,2005).
1.2.Perawatan Bulanan
Perawatan bulanan ini dilakukan untuk penggantian spare part dan pengecekan pada mesin
press, antara lain :
Perawatan 4 bulanan diantaranya :
a. Pemeriksaan kinerja bearing.
Pemeriksaan ini bertujuan apakah bearing masih bagus atau tidak pada saat digunakan dalam
proses produksi. Apabila bearing rusak maka diganti dengan bearing yang baru.
b. V-belt, periksa kontruksinya dan kekencangannya.
Untuk pemeriksaan kontruksi dapat dilihaat dari fisik v-belttersebut, apabilav-belt terlihat ada
retakan, berubah bentuk, aus,terkena gemuk (grease). Jika ditemukan kerusakan maka harus
diganti dengan baru. Adapun dalam memeriksa kekencangannya dapat dilakukan dengan cara
memberikan tekanan pada v-belt sebesar 10 kg.
c. Roll Press, periksa keausanya.
Untuk pemeriksaan roll press dapat dilihat dari tebal atau tidaknya bagian luar roll press,
apabila roll press mengalami keausan maka roll press diganti dengan yang baru.
Perawatan besar yang dilakukan setiap 4 bulan adalah penggantian roll press, karena roll
press mengalami keausan akibat pengepresan atau gesekan terhadap screen. Seperti gambar
di bawah ini roll press mengalami keausan.
Gambar 20. Roll Press mengalami keausan
Perawatan 12 bulanan
a. Penggantian v-belt
Penggantian v-belt ini dilakukan karena v-belt telah aus/retak. Penggantian bertujuan untuk
menjaga agar kondisi kerja mesin dapat optimal kembali.