Anda di halaman 1dari 10

PERTEMUAN 11

METODE PENYUSUTAN DAN PERHITUNGAN PAJAK

A. PENDAHULUAN

Pokok bahasan dalam materi penyusutan dan pajak ini, meliputi pengertian
depresiasi/penyusutan serta metode perhitungannya, kemudian hubungan antara depresiasi
dengan perpajakan, yang dijadikan sebagai dasar penyusunan cash flow setelah pajak.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mempelajari materi ini mahasiswa mampu memahami, menggunakan dan
menerapkan konsep depresiasi/penyusutan serta metode perhitungannya, kemudian hubungan
antara depresiasi dengan perpajakan, yang dijadikan sebagai dasar penyusunan cash flow
setelah pajak.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Mahasiswa mampu memahami arti fungsi depresiasi dan pajak pada suatu kegiatan
perusahaan serta mampu melakukan perhitungan serta analisis dengan baik..
1. Mahasiswa memahami konsep depresiasi serta metode perhitungannya.
2. Mahasiswa memahami konsep pajak serta dampak perhitungannya pada cash flow
perusahaan.
3. Mahasiswa mengetahui hubungan antara perhitungan depresiasi dengan pajak.

D. SKENARIO PEMBELAJARAN
Kegiatan perkuliahan dilaksanakan dengan skenario sebagai berikut:
1. Penjelasan tentang peta konsep (tunjukkan di peta konsep dimana posisi materi yang akan
di bahas), pokok bahasan , dan kompetensi yang akan dicapai (TIU dan TIK).
2. Ringkasan materi disampaikan dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab.
3. Evaluasi pencapaian.

E. URAIAN MATERI
11.1 Pengertian Depresiasi Aset
Depresiasi adalah penyusutan atau penurunan nilai fixed asset bersamaan dengan berjalannya
waktu. Penyebabnya:
a. Penyusutan fisik (deterioration) penyusutan dikarenakan berkurangnya kemampuan
fisik (performance) dari suatu aset dalam menghasilkan produksi karena keausan.
b. Penyusutan fungsional (Obsolescence) penyusutan dan penurunan karena kekunoan/
usang.
c. Penyusutan Moneter (Monetary depreciation) penyusutan dikarenakan adanya
perubahan tingkat suku bunga moneter.
11.2 Tujuan Depresiasi
a. Menyediakan dana pengembalian modal yang telah diinvestasikan dalam kekayaan fisik,
(sifatnya sebagai saving).
b. Memungkinkan adanya biaya penyusutan yang dibebankan pada biaya produksi atau jasa
yang dihasilkan dari penggunaan aset-aset.
c. Sebagai dasar pengurangan pembayaran pajak-pajak pendapatan usaha yang harus
dibayarkan.

11.3 Metode Depresiasi


1. Straight of Line Depreciation (SLD)
2. Sum of Years Digits Depreciation (SOYD)
3. Declining Balance Depreciation (DBD) / Double Declining Balance Depreciation
(DDBD)
4. Declining Balance Depreciation with Conversion to SLD
5. Unit Production of Depreciation
6. Accelerated Cost Recovery System Depreciation (ACRS)

1. Straight of Line Depreciation (SLD)


Metode depresiasi garis lurus (SLD) adalah metode paling sederhana dan yang paling sering
dipakai dalam perhitungan depresiasi aset. Metode ini pada dasarnya memberikan hasil
perhitungan depresiasi yang sama setiap tahun selama perhitungan aset. Parameter-parameter
yang diperlukan dalam perhitungan ini adalah nilai investasi, umur produktif aset / lamanya
aset akan dikenakan depresiasi, nilai sisa aset pada akhir umur produktif aset.

Rumus: SLD = (P-S)/N.


Di mana:
- SLD = jumlah depresiasi per tahun
-P = Nilai aset awal
-S = Nilai sisa aset akhir umur produktif
-N = Lamanya aset akan di depresiasi

Nilai buku (book value) tiap akhir t tahun depresiasi adalah:


BVt = P – (t/N)x(P-S).

Contoh 11-1
Diketahui nilai suatu aset P = $900. Usia pakainya 5 tahun dengan nilai sisa pada akhir usia
pakai sebesar $70. Hitung besarnya depresiasi setiap tahun dengan menggunakan metode
SLD serta berapa nilai buku pada akhir tahun ke 3?

Penyelesaian:
Besarnya depresiasi per tahun SLD = (P-S)/N.
SLD = (900 - 70)/5
= $166.
Nilai buku pada akhir tahun ke 3 : BVt = P – (t/N)x(P-S).
BV3 = 900 – (3/5)x(900 - 70).
= 900 – 568 = $402.

2. Sum of Years Digits Depreciation (SOYD)


Metode ini mempunyai pola pembayaran depresiasi yang tidak sama setiap tahunnya, yitu
berdasarkan bobot digit dari tahun pemakaian. Penggunaan metode ini biasanya dikenakan
pada aset yang mempunyai perilaku keuntungan yang besar pada awal investasi dan mengecil
sesuai dengan perjalanan umur investasi. Disamping itu, metode ini sering juga digunakan
dalam rangka mengantisipasi cash flow masa depan yang berisiko tinggi, sehingga
kemungkinan terganggunya biaya pengembalian modal dapat dikurangi.

Rumus:
SOYDt = (Umur sisa aset/Sum of Year digits depresiasi) x (P-S).
Di mana:
- SOYDt = depresiasi periode ke-t.
- Umur sisa aset = N-(t-1)
- Sum of Year digits depreciation = N.(N+1)/2.
• P = Nilai aset awal
• S = Nilai sisa aset akhir umur produktif
• N = Lamanya aset akan di depresiasi

Contoh 11-2
Diketahui suatu aset dengan nilai Investasi P = $900. Usia pakainya 5 tahun dengan nilai sisa
pada akhir usia pakai sebesar $70. Hitung besarnya depresiasi setiap tahun dengan
menggunakan metode SOYD serta berapa nilai buku pada setiap akhir tahun?

Penyelesaian:
Besarnya depresiasi per tahun
SOYDt = (Umur sisa aset/Sum of Year digits depresiasi) x (P-S).
Σ digit = N.(N+1)/2 = (5)x(5 + 1)/2 = 15
t = 1 SOYD1 = {[5–(1-1)]/15} (900 – 70) = (5/15)x(830) = $277
t = 2 SOYD2 = {[5–(2-1)]/15} (900 – 70) = (4/15)x(830) = $221
t = 3 SOYD3 = {[5–(3-1)]/15} (900 – 70) = (3/15)x(830) = $166
t = 4 SOYD4 = {[5–(4-1)]/15} (900 – 70) = (2/15)x(830) = $111
t = 5 SOYD5 = {[5–(5-1)]/15} (900 – 70) = (1/15)x(830) = $ 55
Skedul Depresiasinya setiap akhir tahun sesuai tabel berikut:
3. Declining Balance Depreciation (DBD)
Metode DBD mempunyai asumsi bahwa nilai aset menurun lebih cepat pada tahuntahun
permulaan dari pada tahun-tahun akhir dari usia kegunannya. Dalam metode ini nilai sisa
harus lebih besar dari nol.

Rumus: DBDt = R x BVt-1.


dimana:
- DBDt = depresiasi periode ke-t.
- BVt-1 = nilai buku tahun ke t-1
- R = tingkat/laju depresiasi tahunan.
Jika BV0 = P atau harga aset awal, maka DBD1 = R x P
DBD2 = R x BV1. Dimana BV1 = P -(R x P) = (1-R)P.
Mencari Book Value akhir tahun t.
BV2 = BV1-DBD2
= BV1 – RxBV1
= (1-R)P – Rx(1-R)P
= (1-R)P.(1-R)
= (1-R)2.P
Maka: BVt = (1-R)t.I
Jika Metode DBD ini digunakan untuk tujuan-tujuan perhitungan pembayaran pajak,
tingkatan penyusutan maksimum yang dibenarkan adalah dua kali tingkat penyusutan metode
garis lurus ( = 200% x rate of SLD ). Metode ini dinamakan Double Declining Balance
Depreciation (DDBD).

Tingkat penyusutan maksimum yang diizinkan adalah : (2/N)xP.


DDBDt = (2/N) x (Nilai Aset)t.
DDBD thn-1 = (2/N)xP = 2P/N
DDBD thn-2 = (2/N)x{P-(2/N)P} = 2P/N(1-2/N)
DDBD thn-3 = (2/N)[P – 2P/N – 2P/N(1-2/N)]
= (2P/N).[1 – 2(2/N) + (2/N)2]
= (2P/N).(1 – 2/N)2

Pada setiap tahun ke-t: DDBD = (2P/N).(1- 2/N)t-1


Total DDBD = P.[1-(1-2/N)t]
Nilai buku dari aset pada akhir thn ke-t
= P – Total DDBD pd akhir tahun-t,
= P – I[1-(1-2/N)t]
= P.(1-2/N)t.
Untuk 150% declining balance depreciation, angka “2” didalam faktor persamaan diatas
dapat diganti dengan “1.5”

Contoh 11-3
Diketahui suatu aset dengan nilai Investasi I = $900. Usia pakainya 5 tahun dengan nilai sisa
pada akhir usia pakai sebesar $70. Hitung besarnya depresiasi setiap tahun dengan
menggunakan metode DDBD?

Penyelesaian:
Besarnya depresiasi per tahun DDBDt = (2/N) x (Nilai Aset)t.
DDBDt = (2/N) x {P - Σ Depresiasi s/p tahun ke t}.
DDBD tahun ke-1 = (2/5) x {900 - 0 } = $360
DDBD tahun ke-2 = (2/5) x {900 - 360} = $216
DDBD tahun ke-3 = (2/5) x {900 - 576} = $130
DDBD tahun ke-4 = (2/5) x {900 - 706} = $78
DDBD tahun ke-5 = (2/5) x {900 - 784} = $46
----------
$830

4. DDBD Conversi to SLD


Dalam DBD salah satu persoalan adalah nilai buku pada akhir periode depresiasi tidak selalu
sama dengan nilai sisa. Kemungkinannya adalah:
• Book value > Nilai sisa
• Book Value = Nilai sisa
• Book Value < Nilai sisa
Pada saat Book Value > Nilai sisa, akan menimbulkan masalah dalam menetapkan nilai aset
perusahaan, karena itu perlu dihindarkan. Ada dua cara yang dapat digunakan:

cara-1:
• melanjutkan perhitungan depresiasi sampai ditemukan nilai sisa.
• Kelemahannya cara ini tidak selalu dapat dilakukan, terutama jika umur asset tidak
mungkin lagi ditambah atau aset betul-betul tidak produktif lagi.

cara-2:
• menggabungkan metode DBD dengan SLD.
• kapan DBD dikonversikan dengan SLD. ada dua pendekatan:
a. metode pemakaian tabel
b. metode perhitungan langsung

a. Metode Pemakaian Tabel


Dalam metode pemakaian tabel ada kolom “umur aset” dan kolom “Tahun awal penggunaan
SLD (n)”
Caranya:
- hitung rasio S/P.
- cocokkan rasio S/P tersebut di kolom S/P yg tersedia.
- Konversi dilakukan pada nilai “tahun awal penggunaan SLD” dengan
mempertimbangkan pada umur aset.

N
(umur aset)
Tahun awal pgunaan SLD (n)
Contoh 11-4
Suatu aset senilai $900 mempunyai umur depresiasi 5 tahun dengan nilai sisa diestimaikan
$30. Hitung dan tentukan besarnya depresiasi dengan menggunakan metode DDBD
convertion to SLD.

Penyelesaian:
Rasio S/P = 30/900 = 0,033 nilai tsb ada pada kolom ke-2.
Setelah dicari pada tabel diketahui tahun penggantian untuk umur aset 4 tahun adalah pada
tahun ke-4. Artinya perubahan DDBD ke SLD pada tahun ke 4.
t =1 DDBD tahun ke-1 = (2/5) x {900 - 0 } = $360
t =2 DDBD tahun ke-2 = (2/5) x {900 - 360} = $216
t =3 DDBD tahun ke-3 = (2/5) x {900 - 576} = $130
Nilai buku pada akhir tahun ke-3 : $900 – ($360+$216+$130) = $194.
SLD untuk 2 tahun sisanya (t=4 dan t=5) dapat dihitung sbb:
SLD = {1/sisa tahun}x{BV – S}
SLD =(1/2) x (194 – 30) = $82
t = 4 SLD = $82
t = 5 SLD = $82
Skedul lengkap depresiasinya adalah:
Tahun ke Depresiasi Nilai Buku Keterangan

b. Metode Perhitungan Langsung.


Langkah perhitungan dalam metode perhitungan langsung sebagai berikut:
• Hitung depresiasi dengan metode SLD dan DDBD secara bersamaan.
• Bandingkan nilai SLD dan DDBD untuk masing-masing tahun yang sama.
• Saat nilai SLD > DDBD, maka saat itu konversi dilakukan.
Catatan:
Nilai SLD masing-masing tahun dihitung sbb:
SLDt = (Book value diawal tahunt – Nilai sisa) / umur aset tersisa diawal tahunt
Contoh 11-4 dapat dicari dengan metode perhitungan langsung sbb:

5. Unit of Production Depreciation (UPD)


UPD: metode Penyusutan yang didasarkan pada kemampuan produktivitas kerjanya (aktivitas
produksinya). Variabel waktu tidak begitu berpengaruh kepada jenis asset tersebut. Sebagai
contoh adalah Pesawat terbang, deposit yang terkandung dalam perut bumi.
Perhitungannya :
UPDt = (Produksit / Σ produksi) x (P-S)

Contoh 11-5
Suatu mesin ekskavator yang dibeli dengan harga 700 juta rupiah digunakan untuk
menambang pasir/kerikil. Berdasarkan spesifikasinya eksavator tersebut mampu menambang
pasir sebanyak 50.000 m3 dan setelah itu masih mempuyai nilai sisa 150 juta rupiah. Jika
jadwal kerja penambangan seperti tabel berikut, hitunglah depresiasi tahunan ekskavator itu.

Penyelesaian:
Skedul pembayaran depresiasi sbb:

6. Accelerated Cost Recovery System (ACRS)


• Penghitungan depresiasi berdasarkan “property class lives” yang lebih pendek waktunya
dibandingkan “actual useful lives”.
• Salvage value diasumsikan sama dengan nol.
• Prinsip dasar perhitungan memakai metode DDBD with conversion to SLD, dan 150%DBD
with conversion to SLD.

Langkah penghitungan ACRS: Lihat Reference: “ Newnan, Donald G.” p.281


- Tentukan “property class” dari aset yg akan didepresiasi.
catatan: untuk semua jenis property kecuali real estate masuk dalam salah satu dari enam
kelas (tabel 10-3), sedangkan semua real estate masuk dalam salah satu dari dua kelas (tabel
10-3).
- Setelah kelas ditentukan, step berikutnya cari skedule depresiasi dari tabel 10-4 atau tabel
10-5

11.4 Pajak Pendapatan (Income Tax)


Depresiasi dilaksanakan untuk tujuan perpajakan sebagai suatu pengurangan pendapatan
terkena pajak sesuai dengan undang-undang serta peraturan perpajakan yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah. Ada jenis pajak yang dikenakan kepada perusahaan diantaranya:

1. Pajak pendapatan pajak yang dipungut sebagai fungsi dari pendapatan usaha ataupun
perorangan, yang besarnya sebagai persentase dari pendapatan bersih perusahaan atau
perorangan.
2. Pajak kekayaan dibebankan pemerintah pada pemilik tanah, bangunan,
mesin/peralatan, barang inventaris, dllnya.
3. Pajak penjualan ditentukan sebagai fungsi dari pembeliaan barang atau pelayanan dan
tidak ada kaitannya dengan pendapatan bersih atau keuntungan perusahaan.

Yang relevan dibicarakan dlm persoalan ekonomi teknik: PAJAK PENDAPATAN


Pendapatan: hasil penjualan produk & jasa, deviden, bunga dari pinjaman, sewa-sewa,
penerimaan lainnya.
Potongan-potongan: kerugian-kerugian karena kebakaran, pencurian, iuran-iuran,
depresiasi, bunga obligasi, pengeluaran untuk R&D, dllnya.

Pendapatan kena pajak = Total pendapatan – Bunga – Depresiasi


Besarnya Pajak = Pendapatan kena pajak x Tarif pajak(%)

Contoh 11-6
Dalam kurun waktu 3 tahun hasil usaha sebuah perusahaan sebagai berikut (dalam juta
dollars):
Hitung pendapatan kena pajaknya untuk masing-masing tahun?
Penyelesaian:
Alat produksi merupakan aset yang perlu didepresiasikan. Untuk depresiasi garis lurus
dengan nilai sisa setelah 3 tahun sama dengan nol, maka nilai depresiasinya adalah:
SLD per tahun = (P-S)/N = (60 – 0)/3 = $20 juta.
Maka Pendapatan kena pajaknya = 200 – 140 – 20 = $40 juta.
Misal tarif pajak 35% Besarnya pajak = 35% x $40 juta = $14 juta.

F. EVALUASI
Perusahaan garmen sedang mempertimbangkan untuk membuka usaha dengan menghasilkan
suatu produk kemeja dan celana panjang. Estimasi biaya investasi awal sebesar 1 milyar
rupiah dengan nilai sisa nol setelah usia pakai 5 tahun, sedangkan estimasi hasil produksi
yang dijual tahun-1=10 ribu unit, tahun-2=12 ribu unit, tahun-3=14 ribu unit, tahun-4= 15
ribu unit, dan tahun-5 = 16 ribu unit.
Harga jual per unit tahun-1 Rp90.000,- sedangkan biaya-biaya tunai tahun -1 Rp 550 juta,-.
Dengan mempertimbangkan tingkat inflasi, maka mulai tahun ke-2 dan seterusnya harga jual
naik 5% per tahun dibanding tahun sebelumnya, dan biaya-biaya tunai diperkirakan juga naik
10% per tahun dibanding tahun sebelumnya.
a. Hitunglah biaya penyusutan setiap tahun jika metode penyusutannya SLD?
b. Hitunglah biaya penyusutan setiap tahun jika metode penyusutannya SOYD?
c. Dengan asumsi tarif pajak 20% buatlah tabel skedul depresiasi dan pajak untuk
masing-masing metode penyusutan tersebut pada a dan b?

G. REFERENSI
• Newnan, Donald G., “Engineering Economic Analysis”, Engineering Press,Inc., 1992,
California, USA Grant, Ireson, Leavenworth, “Principles of Engineering Economy”, John
Wiley&Sons, 1990, Singapore Chapter 10; 11.
• M. Giatman, ” Ekonomi Teknik”, Edisi pertama, PT Rajagrafindo Persada, 2006, Jakarta
Bab 7.

Anda mungkin juga menyukai