Anda di halaman 1dari 17

PENGKONDISIAN UDARA (AIR CONDITIONING)

Pada dasarnya kenyamanan manusia dalam bangunan dapat dirasakan secara fisik maupun non fisik.
Kenyamanan fisik didasarkan pada kebutuhan standar, sedangkan non fisik pada persepsi manusia.
Pembahasan dititik beratkan pada kenyamanan fisik pengudaraan, pencahayaan, dan bunyi/ kebisingan.

Kenyamanan pengudaraan ruang ditentukan 3 faktor yaitu:


a. Temperatur/ suhu
b. Kelembaban
c. Aliran udara

Adapun standar kenyamanan untuk setiap ruang ditentukan oleh macam kegiatan yang dilakukan
dalam ruang dan iklim setempat. Untuk daerah tropis dengan ciri-ciri temperatur, kelembaban, dan
aliran udara yang tinggi. maka untuk menunjang kenyamanan. AC (pengkondisian udara buatan)
sangat penting. Adapun manfaat lebih dalam penggunaan AC antara lain:

a. Temperatur dan kelembaban (RH) udara konstan.


b. Kecepatan udara dapat diatur.
c. Udara bersih dan melindungi peralatan, arsip, file dan lainnya dari debu
d. Memberikan kenyamanan sehingga meningkatkan kemampuan kerja dalam ruang.

Fungsi AC secara umum adalah menurunkan temperatur & kelembaban ruang, dengan cara berikut :
Mesin pengatur udara (air conditioning) terdiri dari :
Kompresor yang mensirkulasikan zat pendingin (refrigerant) kedalam kumparan pipa tembaga (coil),
dimana udara dari dalam ruang diserempetkan pada kumparan (convectie) yang panasnya diserap oleh
refrigerant yang akhirnya mengembun.
Adapun udara dalam ruang diisap & embun kembali masuk ruang oleh blower (kipas).
Setelah udara lewat kumparan, temperaturnya menurun karena panasnya dipakai oleh refrigerant yang
mengembun. Pada saat yang sama, uap air dalam udara mengembun pula, sehingga kelembaban udara
menurun.

Type-type AC yang dikenal antara lain:


A. Sistim ekspansi langsung,
Dengan sistim ini, pendinginan secara langsung dilakukan oleh refrigerant yang diekspansikan
melalui koil pendingin, sedangkan udara disirkulasikan dengan cara menghembuskannya dengan
menggunakan blower / fan melintasi koil pendingin tersebut. Sistim ini biasanya dipergunakan
untuk beban pendinginan udara yang tidak terlalu besar seperti keperluan ruangan di rumah
Jenis AC sistem ini yaitu :

1. WINDOW UNIT.
AC Window, pada AC jenis window, semua semua komponen AC seperti filter udara, evaporator,
blower, compressor, condenser, refrigerant filter, expansion valve dan controll unit terpasang pada
satu base plate, kemudian base plate beserta semua komponen AC tersebut dimasukkan kedalam
kotak plat sehingga menjadi satu unit yang kompak.

Kelebihan AC window :
 Pemasangannya pertama maupun pembongkaran kembali apabila akan dipindahkan mudah
dilaksanakan.
 Pemeliharaan/perawatan mudah dilaksanakan.
 Harga murah.

Kekurangan AC window :
 Karena semua komponen AC terpasang pada base plate yang posisinya dekat dengan ruangan
yang didinginkan, maka cederung menimbulkan suara berisik (terutama akibat suara dari
compressor).
 Tidak semua ruangan dapat dipasang AC window, karena AC window harus dipasang dengan
cara bagian condenser menghadap ketempat terbuka supaya udara panas dapat dibuang kealam
bebas. Desain bangunan seperti Ruko, dimana ruangan yang berhubungan dengan udara luar
hanya ada didepan dan belakang saja, bahkan mungkin hanya bagian depan saja, maka pada
ruangan yang posisinya ditengah tidak dapat dipasang AC jenis window.

2. SPLIT UNIT.
AC Split, pada AC jenis split komponen AC dibagi menjadi dua unit yaitu unit indoor yang terdiri
dari filter udara, evaporator dan evaporator blower, expansion valve dan controll unit, serta unit
outdoor yang terdiri dari compresor, condenser, condenser blower dan refrigerant filter.
Selanjutnya selanjutnya antara unit indoor dengan unit outdoor dihubungkan dengan 2 buah saluran
refrigerant, satu buah untuk menghubungkan evaporator dengan compressor dan dan satu buah
untuk menghubungkan refrigerant filter dengan expansion valve serta kabel power untuk memasok
arus listrik untuk compressor dan condenser blower.

Gambar 1. Bentuk dan AC split pada ruangan

Kelebihan AC split :
 Bisa dipasang pada ruangan yang tidak berhubungan dengan udara luar, misalnya pada ruangan
yang posisinya ditengah pada bangunan Ruko, karena condenser yang terpasang pada outdoor
bisa ditempatkan ditempat yang berhubungan dengan udara luar jauh dari ruangan yang
didinginkan.
 Suara didalam ruangan tidak berisik.

Kekurangan AC split :
 Pemasangan pertama maupun pembongkaran apabila akan dipindahkan membutuhkan tenaga
yang terlatih.
 Pemeliharaan/perawatan membutuhkan peralatan khusus dan tenaga yang terlatih.
 Harganya lebih mahal.

Perhitungan dalam menentukan kapasitas AC Split dan AC Window


Ada 3 faktor yang perlu diperhatikan yakni daya pendinginan AC (BTU/h – British Thermal Unit
per hour), daya listrik (watt), dan PK kompresor. Kapasitas AC dihitung dalam satuan BTU
(British Thermal Unit) tetapi untuk Indonesia orang lebih mengenal kapasitas AC dalam satuan PK
(Paarden Kracht/Daya Kuda/Horse Power (HP) dari bahasa Belanda. Sebenarnya pada AC
Split/Window, PK adalah satuan daya pada kompresor AC bukan daya pendingin AC. Namun di
masyarakat PK lebih dikenal ketimbang BTU/hr.

Acuan konversi Kapasitas AC berdasarkan PK:


AC ½ PK       = ± 5.000 BTU/h
AC ¾ PK       = ± 7.000 BTU/h
AC 1 PK        = ± 9.000 BTU/h
AC 1½ PK     = ± 12.000 BTU/h
AC 2 PK        = ± 18.000 BTU/h
AC 2½ PK     = ± 24.000 BTU/h
Kemudian : 3 m = 10 kaki —> 1 m = 3.33 kaki

Cara perhitungan dalam menentukan kapasitas AC Split yg sesuai utk ruangan adalah :

Perhitungan sederhana dengan asumsi ketinggian ruangan sekitar 3 meter.


Apabila lebih tinggi dari 3 meter maka setiap kelipatan 1 meter dikalikan dengan 1.000 BTU.
Panjang ruangan (m) x Lebar ruang (m) x 500 BTU
Untuk setiap orang yang menggunakan ruangan tersebut dikalikan dengan 500 BTU.
Jadi misalnya untuk ruangan 4 x 3 meter yg ditempati oleh 2 orang maka perhitungannya adalah :
( 4 x 3 x 500 BTU ) + ( 2 x 500 BTU ) = 6.000 + 1.000 = 7.000 BTU
Ternyata untuk ruangan tersebut memerlukan AC dengan kapasitas 7.000 BTU atau idealnya butuh
AC dengan kapasitas ¾ PK.

Atau dgn menghitung faktor insulasi ruangan (I) dan arah dinding terpanjang (E) :
 I = nilai 10 jika ruang berinsulasi (berada di lantai bawah, atau berhimpit dengan ruang
lain). Nilai 18 jika ruang tidak berinsulasi (di lantai atas).
 E = nilai 16 jika dinding terpanjang menghadap utara; nilai 17 jika menghadap timur; nilai
18 jika menghadap selatan; dan nilai 20 jika menghadap barat.

Rumus untuk menghitung


(W x H x I x L x E) / 60 = kebutuhan BTU
W = panjang ruang (dalam feet)
H = tinggi ruang (dalam feet)
L = lebar ruang (dalam feet)
Misal :
Ruang berukuran 3mx6m atau (10 kaki x 20 kaki), tinggi ruangan 3m (10 kaki) tidak berinsulasi,
dinding panjang menghadap ke timur.
Kebutuhan BTU = (10 x 20 x 18 x 10 x 17) / 60 = 10.200 BTU cukup dengan AC 1 PK.

Kasus Penghitungan Kebutuhan Kapasitas AC split yang kurang tepat


Seseorang pergi ke toko mencari alat pendingin ruangan (AC), biasanya penawaran dari Supllier
langsung menyergap dengan pertanyaan, “Perlu yang berapa PK?”.
Orang tersebut balik bertanya, “Kalau untuk kamar ukuran 4 x 5 m, kira-kira pakai yang seberapa
dingin?”
Si penjual pun, berdasar pengalamannya akan berkata sambil menunjuk barang yang ada, “O,
pakai saja yang 1 PK.”

Sekarang coba bandingkan jika dihitung sendiri kebutuhan kapasitas pendingin ruangan.
Sebagai contoh:  per Meter persegi (M2) ruangan membutuhkan sekitar 400 BTUH (British
Thermal Unit per Hour), maka ruangan tadi memerlukan 20 x 400 = 8.000 BTUH.
Karena 1 PK (Paard Kracht/Daya Kuda) setara itu dengan 2.542,5 BTUH
Maka sebenarnya kapasitas untuk ruangan 4×5 M hanya membutuhkan 8.000/2.542,5 = 3,5 PK.
Jadi, siapa yang salah hitung?
Perhitungan kita tetap benar, Supplier pun juga tidak salah.
Karena kita berbicara tentang kapasitas pendinginan, sementara Supplier  akan berbicara soal
“kemampuan kompresor“.
Karena dua-duanya berujung ke PK, kacau balau ‘kan jadinya?
Dalam kasus di atas, kira-kira data yang umum saat ini adalah sebagai berikut:
Daya Pendinginan = 9.200 BTUH (setara 3,8 PK);
Daya Listrik = 500 W (setara 0,67 PK);
Daya Kompresor = 1 PK.
Data ini hanya berlaku pada merek barang tertentu. Dengan adanya teknologi yang terus
berkembang, bisa jadi dengan daya listrik 400 W dan daya kompresor 1 PK bisa menghasilkan
daya pendinginan sebesar 12.000 BTUH. Berarti kalau kita mengacu pada saran Supplier tadi,
kapasitas ini sudah berlebihan. Oleh karena itu, sebaiknya kita mengacu pada daya pendinginan,
dan bukan daya kompresor.

B. AC CENTRAL.

Pada AC jenis ini udara dari ruangan/bangunan didinginkan pada cooling plant diluar
ruangan/bangunan tersebut kemudian udara yang telah dingin dialirkan kembali kedalam
ruangan/bangunan. AC jenis ini biasanya dipergunakan di hotel atau mall.

Kelebihan AC sentral :
 Suara didalam ruangan tidak berisik sama sekali.
 Estetika ruangan terjaga, karena tidak ada unit indoor.

Kekurangan AC sentral :
 Perencanaan, instalasi, operasi dan pemeliharaan membutuhkan tenaga yang betul-betul
terlatih.
 Apabila terjadi kerusakan pada waktu beroperasi, maka dampaknya dirasakan pada seluruh
ruangan. Jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem AC sentral tidak hidup maka
semua ruangan tidak akan merasakan udara sejuk
 Pengaturan temperatur udara hanya dapat dilakukan pada sentral cooling plant.
 Biaya investasi awal serta biaya operasi dan pemeliharaan tinggi.
 Jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada termostat di
koil pendingin pada komponen AHU

AIR CONDITIONING (AC) CENTRAL


AC Central adalah sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan di
distribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan ukuran
ruangan dan isinya dengan menggunakan saluran udara / ducting ac.

Ada dua sistem AC Central yang ada di pasaran saat ini yaitu : Sistem Air (Water System) Dan
Sistem Freon (Air System). Perbedaan karakteristik keduanya adalah : pada sistem air, media
pembawa dingin yang berjalan dalam pipa distribusi adalah air / water, sedangkan pada sistem freon,
media yang dipakai untuk membawa dingin adalah freon. Sistem air memiliki kelebihan dapat
digunakan dalam skala yang besar / gedung bertingkat atau mall yang berukuran besar, sedangkan
Sistem freon hanya dapat dipakai dalam sistem yang tidak terlalu besar / jauh jaraknya antara unit
indoor dan outdoor.
1. Sistem Freon
Pada sistem freon, unit AC Central yang dikenal biasa disebut dengan Split Duct. Prinsip kerjanya
hampir sama dengan sistem ac split biasa, akan tetapi lubang udaranya menggunakan sistem
ducting / pipa dan pada tiap-tiap keluaran udaranya menggunakan diffuser. Untuk mengatur besar
kecilnya udara yang keluar digunakan damper.

Gambar 2. Split Duct

Sistem ini cocok digunakan untuk keperluan : Mini market, Klinik, Sekolah / universitas, Ruangan
kantor, dll.
Kelebihan sistem ac central split duct ini adalah pendistribusian dinginnya merata pada setiap
ruangan dan komponen yang dipakai tidak terlalu banyak karena hanya menggunakan unit indoor,
condensing unit / outdoor ac, dan ducting ac / saluran ac.

2. Sistem Air Conditioning (AC) Central


Sistem AC Central dengan menggunakan air adalah sebuah sistem ac central yang menggunakan
media air sebagai pembawa dinginnya.
Biasanya pada skala kecil, unit indoor yang digunakannya adalah fan coil unit, sedangkan pada
skala yang besar biasanya menggunakan AHU / Air Handling Unit.

Gambar 3. Fan Coil Unit dan Air Handling Unit

Untuk mendinginkan air yang akan di distribusikan, maka digunakan Chiller. Chiller bertugas
memindahkan panas yang di dapat dari sirkulasi di dalam ruangan ke sistem sirkulasi luar gedung.
Lalu air yang panas itu kemudian di dinginkan dengan menggunakan cooling tower.

Gambar 4. Chiller dan Cooling Tower pada AC Central

Sistem AC Central yang menggunakan air ini biasanya lebih cocok digunakan pada :
 Gedung bertingkat
 Mall yang besar
 Stadium
 Pabrik
 Bandara udara
 Terminal kereta, dll.
Kelebihan dari sistem AC Central yang menggunakan media air ini adalah kemampuannya
membawa kalor dari satu titik ke titik yang lain lebih tahan lama ketimbang menggunakan sistem
freon.

JENIS SISTEM AC SENTRAL

1. ALL AIR SYSTEM adalah suatu sistem AC dimana proses pendinginan udara di dalam suatu
ruang tertutup diproses oleh AHU ( Air Handling Unit ) yang ditempatkan pada ruang lain yang
terpisah. Udara dingin dari AHU melewati ducting supply & diffuser didistribusikan kedalam
ruangan yang akan didinginkan dan udara panas dari ruangan tersebut dikembalikan lagi ke AHU
untuk didinginkan melewati grille & ducting return, demikian seterusnya sehingga tercipta suatu
siklus tertutup.

Gambar 5. Ac Sentral “All Air System”


2. Sistem Kompresi Uap

Gambar 5. AC Sentral “Sistem Kompresi Uap”

AC CENTRAL ALL WATER SYSTEM adalah suatu sistem AC dimana proses pendinginan
udara didalam suatu ruang tertutup diproses oleh FCU ( Fan Coil Unit ) yang ditempatkan pada
ruang yang didinginkan.
Air dingin yang dihasilkan oleh chiller didistribusikan ke FCU dengan menggunakan pipa yang
diisolasi, selanjutnya udara didalam ruangan dihembuskan melewati FCU sehingga menjadi dingin
dan selanjutnya udara dingin didistribusikan keruangan.

Pada unit pendingin atau Chiller yang menganut system kompresi uap, komponennya terdiri dari
kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Pada Chiller biasanya tipe kondensornya
adalah water-cooled condenser. Air untuk mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang
kemudian outputnya didinginkan kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang didinginkan tidak
langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui system pemipaan. Air yang mengalami
pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan udara (AHU) menuju koil
pendingin.
Komponen-komponen yang ada di dalam setiap AHU yaitu :
 Filter merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-partikel lainnya sehingga
diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih. Filter ini dibedakan berdasarkan kelas-
kelasnya.
 Centrifugal fan merupakan kipas/blower sentrifugal yang berfungsi untuk mendistribusikan
udara melewati ducting menuju ruangan-ruangan.
 Koil pendingin, merupakan komponen yang berfungsi menurunkan temperatur udara.
Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah menyedot udara dari ruangan
(return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari lingkungan (fresh air) dengan
komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan. Campuran udara tersebut masuk menuju AHU
melewati filter, fan sentrifugal dan koil pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami
penurunan temperatur didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara
(ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa
terjangkau.

Secara garis besar, Sistem AC Central terbagi atas beberapa komponen utama yaitu :
 Chiller / Condensing Unit / Outdoor AC yaitu Unit pendingin
 AHU (Air Handling Unit) yaitu Unit pengatur udara
 Ducting AC / saluran ac/system saluran udara
 Cooling Tower
 Pompa Sirkulasi
 System control & kelistrikan

Komponen AC Sentral Ruangan


1. CHILLER (unit pendingin).
Chiller adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada sisi evaporatornya.
Air dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan ke mesin penukar kalor ( AHU/ Air
Handling Unit atau FCU / Fan Coil Unit ).
Jenis chiller didasarkan pada jenis kompressornya :
a. Reciprocating

b. Screw

c. Centrifugal

Jenis chiller didasarkan pada jenis cara pendinginan kondensornya :

a. Air Cooler

b. Water Cooler

Air es diproduksi dalam chiller, mesin pembuat air es yang menggunakan refrigerant sebagai zat
pendingin. Unit pendingin atau chiller yang menganut system kompresi uap, komponennya terdiri
dari kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Pada chiller biasanya tipe kondensornya
adalah water-cooled condenser.
Air untuk mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya didinginkan
kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang didinginkan tidak
langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui system pemipaan. Air yang mengalami
pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan udara (AHU) menuju koil
pendingin.

Gambar 6. Chiller
2. AHU (Air Handling Unit)/Unit Penanganan Udara
AHU adalah suatu mesin penukar kalor, dimana udara panas dari ruangan dihembuskan melewati
coil pendingin didalam AHU sehingga menjadi udara dingin yang selanjutnya didistribusikan ke
ruangan.

Pada mesin pengolah udara/air handling unit AHU), udara diserempetkan pada kumparan pipa
dimana air es disirkulasikan. Udara dingin dari AHU melewati ducting supply & diffuser
didistribusikan kedalam ruangan yang akan didinginkan dan udara panas dari ruangan tersebut
dikembalikan lagi ke AHU untuk didinginkan melewati grille & ducting return, demikian
seterusnya sehingga tercipta suatu siklus tertutup.

Mesin pengolah udara berisi : kumparan pipa (coil), blower dan filter udara. AHU dapat
ditempatkan di setiap lantai atau satu AHU dapat melayani 2-3 lantai, atau jika lantai luas maka
satu lantai dilayani 2 atau lebih AHU.dalam perancangan harus diperiksa kapasitas AHU berapa
yang ada dipasaran.

AHU memiliki komponen-komponen:


1. Filter merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-partikel lainnya sehingga
diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih. Filter ini dibedakan berdasarkan kelas-kelasnya.
2. Centrifugal fan merupakan kipas/blower sentrifugal yang berfungsi untuk mendistribusikan
udara melewati ducting menuju ruangan-ruangan.
3. Koil pendingin, merupakan komponen yang berfungsi menurunkan temperature udara. Prinsip
kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah menyedot udara dari ruangan
(return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari lingkungan (fresh air) dengan
komposisi yang bisa diubah ubah sesuai keinginan.
Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan sentrifugal dan koil
pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan temperatur didistribusikan secara
merata ke setiap ruangan melewati saluran udara (ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu
sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa terjangkau.
Gambar 7. Air Handling Unit (AHU)

3. COOLING TOWER ( khusus untuk chiller jenis Water Cooler ).


Salah satu komponen utama pada AC sentral selain chiller, AHU, dan ducting adalah cooling
tower atau menara pendingin.
Cooling tower adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air, memakai pendinginan
condenssor chiller dengan cara melewat air panas pada filamen di dalam cooling tower yang
dihembus oleh udara sekitar dengan blower yang suhunya lebih rendah.
Fungsi utamanya adalah sebagai alat untuk mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara
dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa menggunakan fan/kipas. Konstruksi
cooling tower terdiri dari system pemipaan dengan banyak nozzle, fan/blower, bak penampung,
casing, dsb.

Sistim kerja Cooling Tower dapat di jelaskan sebagai berikut : condenser di unit Chiller akan
memiliki temperature dan tekanan yang tinggi akibat tekanan kerja dari Kompresor, sehingga
diperlukan media pendingin untuk merubah fase refrigerant di condenser tersebut, untuk itu dibuat
suatu sistim pendinginan dengan menggunakan media air yang disirkulasikan oleh pompa ke unit
Cooling Tower, dimana air yang disirkulasikan tersebut akan membawa kalor dari condenser
untuk kemudian di lepaskan kalornya ke udara di Cooling Tower, sehingga air akan mengalami
penurunan temperature dan kembali disirkulasikan kembali ke unit condenser.
Unit Cooling Tower sendiri terdiri dari : satu unit casing Cooling Tower, Motor Blower, Basin dan
Water Filler atau jika diartikan menjadi sirip – sirip pendingin air.
Proses yang terjadi pada chiller atau unit pendingin dalam system AC sentral dengan system
kompresi uap terdiri dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi dan evaporasi. Proses ini terjadi
dalam satu siklus tertutup yang menggunakan fluida kerja berupa refrigerant yang mengalir dalam
system pemipaan yang terhubung dari satu komponen ke komponen lainnya. Kondensor pada
chiller biasanya berbentuk water-cooled condenser yang menggunakan air untuk proses
pendinginan refrigeran. Secara umum bentuk konstruksinya berupa shell & tube dimana air
mengalir memasuki shell/ tabung dan uap refrigeran superheat mengalir dalam pipa yang berada di
dalam tabung sehingga terjadi proses pertukaran kalor. Uap refrigeran superheat berubah fasa
menjadi cair yang memiliki tekanan tinggi mengalir menuju alat ekspansi, sementara air yang
keluar memiliki temperatur yang lebih tinggi. Karena air ini akan digunakan lagi untuk proses
pendinginan kondensor maka tentu saja temperaturnya harus diturunkan kembali atau didinginkan
pada cooling tower.

Langkah pertama adalah memompa air panas tersebut menuju cooling tower melewati system
pemipaan yang pada ujungnya memiliki banyak nozzle untuk tahap spraying atau semburan. Air
panas yang keluar dari nozzle secara langsung melakukan kontak dengan udara sekitar yang
bergerak secara paksa karena pengaruh.fan/blower yang terpasang pada cooling tower. Sistem ini
sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu kondensasinya sangat rendah mendekati
suhu wet-bulb udara. Air yang sudah mengalami penurunan temperature ditampung dalam
bak/basin untuk kemudian dipompa kembali menuju kondensor yang berada di dalam chiller.

Pada cooling tower juga dipasang katup make up water yang dihubungkan ke sumber air terdekat
untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporative
cooling tersebut. Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam “range” dan “approach”,
dimana range adalah penurunan suhu air yang melewati cooling tower dan approach adalah selisih
antara udara suhu udara wet-bulb dan suhu air yang keluar.

Perpindahan kalor yang terjadi pada cooling tower berlangsung dari air ke udara tak jenuh. Ada
dua penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu perbedaan suhu dan perbedaan tekanan parsial
antara air dan udara.
Suhu pengembunan yang rendah pada cooling tower membuat sistem ini lebih hemat energi jika
digunakan untuk system refrigerasi pada skala besar seperti chiller.
Salah satu kekurangannya adalah bahwa sistem ini tidak praktis karena jarak yang jauh antara
chiller dan cooling tower sehingga memerlukan system pemipaan yang relative panjang. Selain itu
juga biaya perawatan cooling tower cukup tinggi dibandingkan system lainnya.

Gambar 8. Unit Cooling Tower

5. Pompa sirkulasi
Ada dua jenis pompa sirkulasi, yaitu :

a. Pompa sirkulasi air dingin ( Chilled Water Pump ) berfungsi mensirkulasikan air dingin dari
Chiller ke Koil pendingin AHU / FCU.

b. Poma Sirkulasi air pendingin ( Condenser Water Pump ).


Pompa ini hanya untuk Chiller jenis Water Cooled dan berfungsi untuk mensirkulasikan air
pendingin dari kondensor Chiller ke Cooling Tower dan seterusnya.

5. Ducting AC
Ducting AC adalah Ducting untuk AC biasanya dipakai untuk instalasi AC sentral atau AC Split
Duct. AC Sentral biasanya diperuntukkan untuk instalasi AC di satu gedung yang tidak memiliki
pengatur suhu sendiri-sendiri (misalnya per ruang). Semua dikontrol di satu titik dan kemudian
hawa dinginnya didistribusikan dengan pipa ke ruangan-ruangan. Dengan AC Central yang bisa
dilakukan Cuma mengecilkan dan membesarkan lubang tempat hawa dingin AC masuk ke ruang
kita. Contoh AC Central adalah di mall atau di dalam bis ber-AC.
Sedangkan Sistem ducting untuk AC, atau juga popular dengan sebutan “Air Handling System”,
merupakan bagian penting dalam sistem AC sebagai alat penghantar udara yang telah
dikondisikan dari sumber dingin ataupun panas ke ruang yang akan dikondisikan. Perkembangan
desain ducting untuk AC hingga saat ini sangat dipengaruhi oleh tuntutan efisiensi, terutama
efisiensi energi, material, pemakaian ruang, dan perawatan.

Gambar 9. Instalasi Ducting

Anda mungkin juga menyukai