Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah`


Perkembangan
merupakan

ilmu pengetahuan

salah

satu

sarana

dan

teknologi

penunjang

pelaksanaan

pembangunan untuk mendorong pertumbuhan yang pesat di


segala

bidang

termasuk

pertumbuhan

sektor

industri.

Keberadaan industri yang berkembang

pesat

ini

Daya Manusia yang

menuntut

tersedianya

Sumber

di Indonesia

berkualitas, siap pakai di segala bidang dan dapat berperan


aktif

dalam

pembangunan

guna

memenuhi

kebutuhan

tersebut.
Untuk mewujudkan semua itu Universitas 17 Agustus 1945
Cirebon (UNTAG) dalam hal ini, program S1 Teknik Mesin.
Turut serta dalam Menyediakan tenaga kerja yang bukan saja
siap pakai, akan tetapi siap untuk membuka peluang usaha.
Salah satunya dengan mengadakan Kerja Praktek
dimana

mahasiswa

perusahaan

dan

dituntut

melakukan

peralatan-peralatan yang

untuk

terjun

sebuah

(KP),

langsung

penelitian

ada di perusahaan

ke

tentang
tersebut.

Selain menjadikan kerja praktek sebagai mata kuliah wajib


bagi setiap mahasiswa dan juga sebagai sarana untuk
mengembangkan

ilmu

pengetahuan

dan

membentuk

kepribadian mahasiswa di dunia kerja sehingga kelak menjadi


manusia yang berkualitas di bidangnya.
Dengan berbagai pertimbangan dan beberapa faktor, penulis
memutuskan
PT. Arteria Daya
Mulia
perusahaan yang tepat

(ARIDA) Cirebon merupakan

untuk

dijadikan

Kerja

Praktek

(KP),

Perusahaan

yang

profesional di bidangnya serta peralatan lengkap yang


menghasilkan barang berkualitas ekspor, sehingga sangat
senang sekali bisa menimba ilmu di PT. Arteria Daya Mulya
(ARIDA) ini.
Besar harapan untuk bisa menimba ilmu yang sebesarbesarnya supaya
bisa berguna bagi penulis untuk bekal nanti menghadapi
persaingan hidup yang sebenarnya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan laporan kerja praktek ini
adalah untuk
mempelajari

Estimasi Beban bahan Bakar solar Genset

Dengan listrik PLN yang menjadi penggerak utama yang


menghasilkan arus listrik yang dapat menunjang pekerjaan di
perusahaan tersebut.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah sangat di pertimbangkan dalam Kerja
Praktek (KP) ini,
agar lebih terfokus pada tujuan yang akan dicapai dan
relevan dengan lingkungantempat

kerja.

Dalam hal

ini

penulis mencoba menerangkan dan menganalisaEstimasi


Beban Bahan Bakar Solar Pada Genset Dengan Listrik PLN.
1.4 Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan
Tujuan Kerja Praktek (KP) secara umum untuk memenuhi
salah satu

persaratan menyelesaikan program S1 Studi

Teknik Mesin,selain itu khusus adalah untuk mempelajari

Estimasi Beban Bahan Bakar Solar Pada Genset Dengan


Listrik PLN.di PT Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon dan
mendapatkan gambaran nyata mengenai bidang teknik
khususnya

tentang

Motor

berbahan

Bakar

Gas

dan

komponen-komponennya.
1.4.2 Manfaat
Dengan pengetahuan dan pengalaman yang di dapat dari
Kerja Praktek
(KP) tersebut, bisa untuk bekal mahasiswa dalam
dunia kerja yangsesungguhnya setelah lulus nanti,
sehingga merasa tidak canggung dan asinglagi terhadap
pekerjaan serupa.

1.5. Lokasi Kerja Praktek


PT. Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon terletak di jalan Dukuh
Duwur No.46 Kelurahan Pegambiran Kecamatan Lemah
Wungkuk Kota
Cirebon. PT. Arteria Daya Mulia (ARIDA) Cirebon didirikan
dengan Akte
Notaris Nomor 21 pada tanggal 15 Agustus 1981, di hadapan
Notaris Ny.
Morini Basuki, SH serta disetujui Mentri Kehakiman Republik
Indonesia
Nomor C.2-1341-HT.0101 Tahun 1982 pada tanggal 21
September 1982.
1.6. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara melihat dan meneliti alat
atau bahan yg

akan dijadikan bahan materi analisis

kerja praktek.
3

2. Metode Interview
Metode ini dilakukan dengan cara mewawancarai pekerja
atau pembimbng lapangan.
3. Metode Pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan
atau materi dari sumber buku yangb ada.

1.7. Sistematika Penyusunan Laporan


1. Kerangka
a. Halaman Judul
b.

Halaman Pengesahan oleh Dunia Industri

c.Halaman Pengesahan oleh Sekolah


d.

Kata Pengantar

e. Daftar Isi
f.

Pendahuluan

g.

Judul Kegiatan dan Uraian Kegiatan

h.

Studi Khusus

i.

Kesimpulan dan Saran

j.

Lampiran-lampiran

2. Isi
a. Bab I

: - Pendahuluan

Latar Belakang

Uraian Tujuan Prakerin

Uraian Tujuan Pembuatan Laporan

Sistematika Penyusunan Laporan

b. Bab II

Uraian Umum

c. Bab III

Uraian Khusus

d. Bab IV

Penutup

- Kesimpulan dan Saran

BAB II
KONDISI OBJEKTIF PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PT. ARIDA


PT. ARTERIA DAYA MULIA (ARIDA) adalah sebuah perusahaan yang
memproduksi

jaring

yang

didirikan

pada

tahun

1982,

sedangkan

pemasarannya dimulai pada tahun 1984.


PT. ARTERIA DAYA MULIA (ARIDA) berada di alamat Jl. Dukuh
Duwur No. 46 Cirebon, dengan luas tanah 12 Ha.Lokasi perusahaan
merupakan daerah industri dan memiliki sarana jalan dan pelabuhan yang
baik, sehingga mampu memperlancar arus transportasi yang baik yang akan
memasuki wilayah Cirebon ataupun keluar Cirebon.

Produk utama PT. ARTERIA DAYA MULIA (ARIDA) adalah jaring ikan,
benang, tambang, benang nilon dan serat nilon sebagai bahan bakunya. Saat
ini PT. ARIDA telah melakukan pemasaran dengan produksi tambang plastik
namun dengan kapasitas tambang plastik yang masih relative rendah, bahan
baku yang digunakan dalam memproduksi tambang plastik adalah biji
plastik. Bahan baku yang diperlukan dapat dihasilkan didalam perusahaan
sendiri terutama dibagian polimer.
Daerah pemasaran hasil produksi PT. ARTERIA DAYA MULIA (ARIDA)
meliputi pasar dalam negeri dan eksport ke negara-negara lain seperti
Vietnam, Singapura, Jepang, Timur-Tengah, Amerika Tengah dan Eropa.
Secara rinci data tentang PT. ARTERIA DAYA MULIA (ARIDA) dapat
dilihat dibawah ini :
Alamat

: Jl. Dukuh Duwur No. 46 Kota Cirebon Jawa Barat

Akte Pendirian

: No. 21 Tanggal 15 Agustus 1991 yang dibuat

dihadapanNy. Morini Basuki, SH di Cirebon dan telah disetujui oleh menteri


kehakiman RI No. C2-311-HT0101-TH.82 Tanggal 21 September 1982
Perjanjian yang diperoleh ini meliputi surat izin :
a. Surat izin tipe usaha A No. 503/6271/Ekon/VIII/1991 Tanggal 21 Agustus
1991 dari Walikota Kepala Daerah Tingkat II Cirebon.
b.

Surat

Izin

Usaha

Perdagangan

0563/0297/PM/17/B/85/NAS

Tanggal

(SIUP)
26

Nomor

Februari

1992

SIUP
yang

dikeluarkan dari Kantor Departemen Perdagangan Kota Cirebon.


c. Surat pemberian izin usaha tetap dari Direktur Jendral Aneka Industri
berdasarkan surat
Keputusan

Menteri

Perindustrian

No.

113/DJA

1/IUT/Non

PMA

PMDM/IV/1990
Teknologi yang digunakan PT. ARTERIA DAYA MULIA (ARIDA) adalah
teknologi modern dan menggunakan mesin-mesin yang potensial untuk
menghasilkan kapasitas produksi yang cukup tinggi.Demikian uraian tentang
sejarah berdirinya PT. ARTERIA DAYA MULIA (ARIDA) Cirebon.

2.2. Lokasi Perusahaan


PT.Arteria Daya Mulia Cirebon terletak di sebelah timur Kota Cirebon yang
beralamatkan di Jln. Dukuh Duwur No. 46 Kota Cirebon Jawa Barat.
2.3. Visi dan Misi PT. ARIDA
1. Visi
a. PT. ARIDA sebagai perusahaan jaring harus mampu menyediakan berbagai
produk jaring untuk memenuhi kebutuhan pasar dan kepuasaan konsumen
baik dalam negeri maupun luar negeri, yang dikelola dengan manajemen yang
professional,pelayanan dan hasil yang baik.
b. Senantiasa menumbuhkan kerja sama, kretifitas, produktifitas, dan
kesejahteraan
sumber daya manusia, serta selalu memperhatikan tanggung jawab sosial dan
kepentingan lingkungan secara luas dan seimbang.

2. Misi
a. Membantu Pemerintah dalam meningkatkan pendapatan devisa dan sektor
non
migas melalui eksport jarring yang berkesinambungan.
b. Membantu Pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja, sehingga dapat
mengurangi angka pengangguran
c. Menyediakan berbagai produk untuk memenuhi kepuasan konsumen baik
dalam
negeri maupun luar negeri, memperluas jangkauan pemasaran.
2.4. Tujuan Perusahaan
Ikut berperan serta dalam pembangunan nasional dengan menyediakan
lapangan pekerjaan, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran
khususnya bagimasyarakat Cirebon dan Indonesia pada umumnya.
2.5. Disiplin Kerja

Disiplin kerja dalam sebuah perusahaan sangatlah diperlukan karena disiplin


kerja merupakan faktor utama yang mempengaruhi maju atau tidaknya
sebuah perusahaan dan dapat mempengaruhi hasil produksi. Demikian juga di
PT. ARIDA pelaksanaan disiplin kerja merupakan faktor utama yang perlu
diterapkan agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai.
1. Pengabsenan
Setiap

karyawan

yang

masuk

kerja

akan

melakukan

pengabsenan

dengan memberikan laporan pekerjaan pada petugas piket.


a. Meninggalkan Bengkel
Setiap karyawan yang meninggalkan bengkel atau ada keperluan untuk
keluar, maka diharuskan melapor kepada pengawas bengkel dan melapor
pada satpam yang berada di pintu gerbang.
b. Tidak Masuk Kerja
Untuk karyawan yang tidak masuk kerja diharuskan membuat surat izin atau
meminta izin untuk tidak masuk kerja.

2. Jam Kerja
Pelaksanaan jam kerja bertujuan untuk mencegah terjadinya karyawan yang
alpa dan bertujuan untuk menciptakan manajemen waktu yang baik. Dalam
melaksanakan kegiatan jam kerja di PT. ARTERIA DAYA MULIA (ARIDA)
adalah : Hari Senin s/d Minggu (sistem 30 hari kerja), masuk kerja meliputi
tiga shift, yaitu :
Shift I : Pukul 06:45 - 14:45 WIB
Shift II : Pukul 14:45 - 22:45 WIB
Shift III : Pukul 22:45 - 06:45 WIB

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Generator set (Genset)


3.1.1. Pengertian Generator

GB.3.1 Genset Cater Pilar Type 3512 PT.Arida


Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari
sumber

energi

mekanik,

biasanya

dengan

menggunakan induksi

elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik. Walau


generator dan motor punya banyak kesamaan, tapi motor adalah alat yang
mengubah

energi

mendorong muatan

listrik

menjadi

listrik untuk

energi

bergerak

mekanik.
melalui

Generator

sebuah sirkuit

listrikeksternal, tapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah ada di


dalam kabel lilitannya. Hal ini bisa dianalogikan dengan sebuah pompa air,
yang menciptakan aliran air tapi tidak menciptakan air di dalamnya.
Sumber enegi mekanik bisa berupa resiprokat maupun turbin mesin uap,
air yang jatuh melalui sebuah turbin maupun kincir air, mesin pembakaran
dalam, turbin angin, engkol tangan, energi surya ataumatahari, udara yang
dimampatkan, atau apa pun sumber energi mekanik yang lain.
3.1.2.Prinsip Kerja Genset

10

Generator Set terdiri atas Mesin Engine (Motor Penggerak) dan juga
Generator / Alternator, seperti yang telah di jelaskan sebelumnya. Mesin
Engine yang satu ini menggunakan bahan bakar berupa Solar (Mesin
Diesel) atau dapat juga menggunakan Bensin, sedangkan untuk
Generatornya sendiri merupakan sebuah gulungan kawat yang di buat dari
tembaga yang terdiri atas kumparan statis atau stator dan di lengkapi pula
dengan kumparan berputar atau rotor.
Dalam proses kerjanya, menurut ilmu fisika, Engine memutar
Rotor dalam sebuah Generator yang selanjutnya hal ini menimbulkan
adanya Medan Magnet pada bagian kumparan Generator. Selanjutnya
Medan Magnet ini kemudian akan melakukan interaksi dengan Rotor yang
kemudian akan berputar dan akan menghasilkan sebuah arus listrik dimana
hal ini sesuai dengan hukum Lorentz.
Generator set (genset) adalah mesin yang dapat mengubah tenaga
mekanis

menjadi

tenaga

listrik

dengan

melalui

proses

induksielektromagnetik. Generator ini telah memperoleh energi mekanis


dari prime mover. Generator arus bolak-balik (AC) telah dikenal dengan
sebutan alternator. Generator ini diharapkan rental genset dapat mensuplai
tenaga listrik pada saat terjadi gangguan, dimana suplai tersebut akan
digunakan untuk beban prioritas.

11

GB.3.2. Skema Prinsip Kerja Generator AC


Sedangkan genset (generator set) merupakan bagian dari generator. Genset
juga merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik. Genset atau sistem generator penyaluran adalah suatu
generator listrik yang telah terdiri dari panel, berenergi solar dan terdapat
kincir angin yang telah ditempatkan pada suatu tempat. Genset juga dapat
digunakan sebagai sistem cadangan listrik atau off-grid (sumber daya
yang tergantung atas kebutuhan pemakai). Genset juga sering digunakan
oleh rumah sakit dan industri yang mempercayakan sumber daya yang
mantap, seperti halnya area pedesaan yang tidak ada akses untuk secara
komersial menghasilkan listrik. Generator telah terpasang satu poros
dengan motor diesel, yang biasanya dengan menggunakan generator
sinkron (alternator) pada pembangkitan. Generator sinkron ini terdiri dari
dua bagian utama yaitu: sistem medan magnet dan jangkar. Generator ini
kapasitasnya besar, medan magnetnya berputar karena terletak pada rotor.

3.1.3. Kontruksi Generator AC

12

Pada umumnya generator AC ini akan dibuat sedemikian rupa, sehingga


lilitan tempat terjadinya GGL induksi tidak akan bergerak, sedangkan
kutub-kutub akan menimbulkan medan magnet berputar.
1. Rangka Stator
Terbuat dari besi tuang, rangka stator juga merupakan rumah dari bagianbagian generator yang lain.
1.
Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar, pada bagian ini juga terdapat kutubkutub magnet dengan lilitannya yang dialiri arus searah, melewati cincin
geser dan sikat-sikat.

3. Stator
Stator telah memiliki alur-alur sebagai tempat untuk meletakkan lilitan
stator. lilitan stator telah berfungsi sebagai tempat GGL induksi.

4. Cincin Geser
Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang yang dipasang pada poros
dengan memakai bahan isolasi. Slip ring ini akan berputar bersama-sama
dengan poros dan rotor.
5. Generator Penguat
13

Generator penguat juga merupakan generator arus searah yang dipakai


sebagai sumber arus.

3.1.4. Kontruksi Genset

GB. Genset Cater Pilar Type 3512

Dalam pengoperasiannya, suatu instalasi GenSet memerlukan sistem


pendukung agar dapat bekerja dengan baik dan tanpa mengalami
gangguan. Secara umum sistem-sistem pendukung tersebut dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Sistem Pelumasan

14

2. Sistem Bahan Bakar


3. Sistem Pendinginan
1. Sistem Pelumasan
Untuk mengurangi getaran antara bagian-bagian yang bergerak dan
untuk membuang panas, maka semua bearing dan dinding dalam dari
tabung-tabung silinder diberi minyak pelumas.

Cara Kerja Sistem Pelumasan


Minyak tersebut dihisap dari bak minyak 1 oleh pompa minyak 2 dan
disalurkan dengan tekanan ke saluran-saluran pembagi setelah terlebih
dahulu melewati sistem pendingin dan saringan minyak pelumas. Dari
saluran-saluran pembagi ini, minyak pelumas tersebut disalurkan
sampai pada tempat kedudukan bearing-bearing dari poros engkol,poros
jungkat dan ayunan-ayunan. Saluran yang lain memberi minyak
pelumas kepada sprayer atau nozzle penyemperot yang
menyemprotkannya ke dinding dalam dari piston sebagai pendingin.
Minyak pelumas yang memercik dari bearing utama dan bearing ujung
besar (bearing putar) melumasi Dinding dalam daritabungtabungsilinder.
Minyak pelumas yang mengalir dari tempat-tempat pelumasan
kemudian kembali kedalam bak minyak lagi melalui saluran kembali
dan kemudian dihisap oleh pompa minyak untuk disalurkan kembali
dan begitu seterusnya.

15

Gambar 1. Sistem Pelumasan


1. Bak minyak
2. Pompa pelumas
3. Pompa minyak pendingin
4. Pipa hisap
5. Pendingin minyak pelumas
6. Bypass-untuk pendingin
7. Saringan minyak pelumas
8. Katup by-pass untuk saringan
9. Pipa pembagi
10. Bearing poros engkol (lager duduk)
11. Bearing ujung besar (lager putar)
12. Bearing poros-bubungan
13. Sprayer atau nozzle penyemprot untuk pendinginan piston
14. Piston
15. Pengetuk tangkai
16. Tangkai penolak
17. Ayunan
18. Pemadat udara (sistem Turbine gas)
19. Pipa ke pipa penyemprot
16

20. Saluran pengembalian


2. Sistem Bahan Bakar
Mesin dapat berputar karena sekali tiap dua putaran disemprotkan
bahan bakar ke dalam ruang silinder, sesaat sebelum, piston mencapai
titik mati atasnya (T.M.A.). Untuk itu oleh pompa penyemperot bahan
bakar 1 ditekankan sejumlah bahan bakar yang sebelumnya telah
dibersihkan oleh saringan-bahan bakar 5, pada alat pemasok bahan
bakar atau injektor 7 yang terpasang dikepala silinder. Karena melewati
injektor tersebut maka bahan bakar masuk kedalam ruang silinder
dalam keadaan terbagi dengan bagian-bagian yang sangat kecil (biasa
juga disebut dengan proses pengkabutan)
Didalam udara yang panas akibat pemadatan itu bahan bakar yang
sudah dalam keadaan bintik-bintik halus (kabut) tersebut segera
terbakar. Pompa bahan bakar 2 mengantar bahan bakar dari tangki
harian 8 ke pompa penyemprot bahan bakar. Bahan bakar yang
kelebihan yang keluar dari injektor dan pompa penyemperot
dikembalikan kepada tanki harian melalui pipa pengembalian bahan
bakar.

17

Gambar 2. Sistem bahan bakar

1. Pompa penyemperot bahan bakar


2. Pompa bahan bakar
3. Pompa tangan untuk bahan bakar
4. Saringan bahar/bakar penyarinnan pendahuluan
5. Saringan bahan bakar/penyaringan akhir
6. Penutup bahan bakar otomatis
7. Injektor
8. Tanki
9. Pipa pengembalian bahan bakar
10. Pipa bahan bakar tekanan tinggi
11. Pipa peluap.
3. Sistem Pendinginan
Hanya sebagian dari energi yang terkandung dalam bahan bakar yang
diberikan pada mesin dapat diubah menjadi tenaga mekanik sedang
sebagian lagi tersisa sebagai panas. Panas yang tersisa tersebut akan diserap
oleh bahan pendingin yang ada pada dinding-dinding bagian tabung silinder
yang membentuk ruang pembakaran, demikian pula bagian-bagian dari
kepala silinder didinginkan dengan air. Sedangkan untuk piston didinginkan

18

dengan minyak pelumas dan panas yang diresap oleh minyak pendingin itu
kemudian disalurkan melewati alat pendingin minyak, dimana panas
tersebut diresap oleh bahan pendingin.
Pada mesin diesel dengan pemadat udara tekanan tinggi, udara yang telah
dipadatken oleh turbocharger tersebut kemudian didinginkan oleh air
didalam pendingin udara (intercooler), Pendinginan sirkulasi dengan
radiator bersirip dan kipas (pendinginan dengan sirkuit)

Cara Kerja Sistem Pendingin


Pompa-pompa air 1 dan 2 memompa air kebagian-bagian mesin yarg
memerlukan pendinginan dan kealat pendingin udara (intercooler) 3. Dari
situ air pendingin kemudian melewati radiator dan kembali kepada pompapompa 1 dan 2. Didalam radiator terjadi pemindahan panas dari air
pendingin ke udara yang melewati celah-celah radiator oleh dorongan kipas
angin. Pada saat Genset baru dijalankan dan suhu dari bahan pendingin
masih terlalu rendah, maka oleh thermostat 5, air pendingin tersebut dipaksa
melalui jalan potong atau bypass 6 kembali kepompa. Dengan demikian
maka air akan lebih cepat mencapai suhu yang diperlukan untuk operasi.
Bila suhu tersebut telah tercapai maka air pendingin akan melalui jalan
sirkulasi yang sebenarnya secara otomatis.

19

Gambar 3. Sistem pendinginan (sistem sirkulasi dengan 2 Sirkuit)


1. Pompa air untuk pendingin mesin
2. Pompa air untuk pendinginan intercooler
3. Inter cooler (Alat pendingin udara yang telah dipanaskan)
4. Radiator
5. Thermostat
6. Bypass (jalan potong)
7. Saluran pengembalian lewat radiator
8. Kipas.
Susunan Konstruksi Pada Generator

Gambar 4. Sistem konstruksi Generator

20

1. Stator
2. Rotor
3. Exciter Rotor
4. Exciter Stator
5. N.D.E. Bracket
6. Cover N.D.E
7. Bearing O Ring N.D.E
8. Bearing N.D.E
9. Bearing Circlip N.D.E
10. D.E.Bracket?Engine Adaptor
11. D.E.Screen
12. Coupling Disc
13. Coupling Bolt
14. Foot
15. Frame Cover Bottom
16. Frame Cover Top
17. Air Inlert Cover
18. Terminal Box Lid
19. Endpanel D.E
20. Endpanel N.D.E
21. AVR
22. Side Panel
23. AVR Mounting Bracket
24. Main Rectifier Assembly Forward
25. Main Rectifier Assembly Reverse
26. Varistor
27. Dioda Forward Polarity
28. Dioda Reverse Polarity
29. Lifting Lug D.E
30. Lifting Lug N.D.E
31. Frame to Endbracket Adaptor Ring
32. Main Terminal Panel

21

33. Terminal Link


34. Edging Strip
35. Fan
36. Foot Mounting Spacer
37. Cap Screw
38. AVR Access Cover
39. AVR Anti Vibration Mounting Assembly
40. Auxiliary Terminal Assembly

3.2.Mesin Disel
3.2.1. Pengertian

Motor

Mesin Disel
bakar diesel biasa

disebut

juga

dengan Mesin

diesel (atau mesin pemicu kompresi) adalah motor bakar pembakaran


dalam yang menggunakan panas kompresi untuk menciptakan penyalaan
dan membakar bahan bakar yang telah diinjeksikan ke dalam ruang bakar.
3.2.2. Cara Kerja Mesin Disel
Cara kerjanya yaitu dengan menyimpan udara ke dalam suatu botol
udara. Kemudian udara tersebut dikompresi sehingga menjadi udara
panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam Fuel Injection Pump
serta disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi. Akibatnya akan
terjadi pengkabutan dan pembakaran di ruang bakar. Pada saat tekanan
di dalam tabung turun sampai batas minimum yang ditentukan, maka
kompressor akan secara otomatis menaikkan tekanan udara di dalam
tabung hingga tekanan dalam tabung mencukupi dan siap dipakai untuk
melakukan starting mesin diesel.
Mesin diesel menggunakan prinsip kerja hukum Charles, yaitu ketika
udara dikompresi maka suhunya akan meningkat. Udara disedot ke
dalam ruang bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang merapat
dengan rasio kompresi antara 15:1 dan 22:1 sehingga menghasilkan
tekanan 40-bar (4.0 MPa; 580 psi), dibandingkan dengan mesin bensin

22

yang hanya 8 to 14 bar (0.80 to 1.40 MPa; 120 to 200 psi). Tekanan tinggi
ini akan menaikkan suhu udara sampai 550 C (1,022 F). Beberapa saat
sebelum piston memasuki proses kompresi, bahan bakar diesel disuntikkan
ke ruang bakar langsung dalam tekanan tinggi melalui nozzle dan injektor
supaya bercampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi. Injektor
memastikan bahwa bahan bakar terpecah menjadi butiran-butiran kecil dan
tersebar merata. Uap bahan bakar kemudian menyala akibat udara yang
terkompresi tinggi di dalam ruang bakar. Awal penguapan bahan bakar ini
menyebabkan sebuah waktu tunggu selagi penyalaan, suara detonasi yang
muncul pada mesin diesel adalah ketika uap mencapai suhu nyala dan
menyebabkan naiknya tekanan diatas piston secara mendadak. Oleh karena
itu, penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan
saat piston mendekati (sangat dekat) TMA untuk menghindari detonasi.
Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke ruang bakar di atas piston
dinamakan injeksi langsung (direct injection) sedangkan penyemprotan
bahan bakar kedalam ruang khusus yang berhubungan langsung dengan
ruang bakar utama di mana piston berada dinamakan injeksi tidak
langsung (indirect injection).
Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran
mengembang

dengan

menghasilkan

tenaga

cepat,

mendorong

linear. Batang

piston

ke

bawah

penghubung (connecting

dan
rod)

menyalurkan gerakan ini ke crankshaft dan oleh crankshaft tenaga linear


tadi diubah menjadi tenaga putar.
Tingginya kompresi menyebabkan pembakaran dapat terjadi tanpa
dibutuhkan sistem penyala terpisah (pada mesin bensin digunakanbusi),
sehingga rasio kompresi yang tinggi meningkatkan efisiensi mesin.
Meninggikan rasio kompresi pada mesin bensin hanya terbatas untuk
mencegah kerusakan pra-penyalaan.

23

GB.Siklus Termodinamika Mesin Disel Ideal

3.2.3.Sistem Starting Mesin Diesel


Sistem starting atau proses untuk menghidupkan/menjalankan mesin diesel
dibagi menjadi 3 macam sistem starting yaitu
1.SistemStartManual
Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya mesin yang relatif
kecil yaitu < 30 PK. Cara untuk menghidupkan mesin diesel pada sistem ini
adalah dengan menggunakan penggerak engkol start pada poros engkol atau
poros hubung yang akan digerakkan oleh tenaga manusia. Jadi sistem start
ini sangat bergantung pada faktor manusia sebagai operatornya.
2.SistemStartElektrik

24

Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang yaitu < 500
PK. Sistem ini menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari
baterai/accu 12 atau 24 volt untuk menstart diesel. Saat start, motor DC
mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi
yangdipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran
tertentu.Baterai atau accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk menstart
sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus start yang dibutuhkan
motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang berfungsi sebagai
generator DC.Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu berupa
battery charger dan pengaman tegangan. Pada saat diesel tidak bekerja maka
battery charger mendapat suplai listrik dari PLN, sedangkan pada saat diesel
bekerja maka suplai dari battery charger didapat dari generator. Fungsi dari
pengaman tegangan adalah untuk memonitor tegangan baterai atau accu.
Sehingga apabila tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12/24
volt, yang merupakan tegangan standarnya, maka hubungan antara battery
charger dengan baterai atau accu akan diputus oleh pengaman tegangan.
3. Sistem Start Kompresi
Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu > 500
PK. Sistem ini memakai motor dengan udara bertekanan tinggi untuk start
dari mesin diesel. Cara kerjanya yaitu dengan menyimpan udara ke dalam
suatu botol udara. Kemudian udara tersebut dikompresi sehingga menjadi
udara panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam Fuel Injection
Pump serta disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi. Akibatnya
akan terjadi pengkabutan dan pembakaran di ruang bakar. Pada saat tekanan
di dalam tabung turun sampai batas minimum yang ditentukan, maka
kompressor akan secara otomatis menaikkan tekanan udara di dalam tabung
hingga tekanan dalam tabung mencukupi dan siap dipakai untuk melakukan
starting

mesin

25

diesel.

GB.Mesin Disel Pada Genset Cater pilar 3512


3.3. Baterai Dan Baterai Charger
3.3.1. Pengertian Baterai Dan Baterai Charger
Sistem Start Elektrik Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki
daya sedang yaitu < 500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC dengan
suplai listrik dari baterai/accu 12 atau 24 volt untuk menstart diesel. Saat
start, motor DC mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan
menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai
mencapai putaran tertentu. Baterai atau accu yang dipakai harus dapat
dipakai untuk menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus
start yang dibutuhkan motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang
berfungsi sebagai generator DC. Pengisian ulang baterai atau accu
digunakan alat bantu berupa battery charger dan pengaman tegangan.
Pada saat diesel tidak bekerja maka battery charger mendapat suplai
listrik dari PLN, sedangkan pada saat diesel bekerja maka suplai dari
battery charger didapat dari generator. Fungsi dari pengaman tegangan
adalah untuk memonitor tegangan baterai atau accu. Sehingga apabila
tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12/24 volt, yang
merupakan tegangan standarnya, maka hubungan antara battery charger
dengan baterai atau accu akan diputus oleh pengaman tegangan.

26

GB.Baterai Dan Baterai Charger Di PT.Arida

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1.

Data Pemakaian beban Genset Dan Listrik PLN PT.ARIDA

4.1.1.Data Pemakaian Beban Genset Pada Setplan 2 PT.ARIDA

27

Genset yang ada di PT.ARIDA husus pada Setplan 2 diasumsikan untk


mesin pembangkit diantaranya adalah Chiler,Blower dan Kompresor.jika
terjadi pemadaman arus listrik PLN maka genset yang ada pada setplan 2
akan membekup suplai arus listrik untuk produksi hususnya untuk mesin
pembangkit yang ada pada PT.ARIDA.
Genset yang ada di PT.ARIDA memiliki kapasitas /Daya 1050 kw tapi
untuk keamanan maximal pemakaian beban hanya 900kw.dibawah ini
data pemakaian beban yang ada pada setplan 2.

BEBAN PERJAM

JAM

24
03
06
02

COMP
RESO
R HTC
173,6
kw
175,4
kw
174,5
kw
174,9
kw

CHILE
R HTC

MCC+
BOILER

178,1

JMLH
KW
CHILER
30 HK

GCP

72,7

COMP
RESO
RH
254,5

34,5

5,4

718,8

176,3

71,8

237,2

33,3

6,3

700,3

177,2

72,6

246,3

33,6

5,9

711

169,9

69,7

224,9

34,5

5,0

679,4

RATA-RATA
Tabel. pemakaian beban Genset Mesin Pembangkit Setplan 2

28

720

GB. Blower PT.ARIDA

GB.Chiler PT.ARIDA

29

4.1.2. Data Pemakaian Beban PLN Pada Setplan 2 PT.ARIDA


Pemakaian listrik PLN bebannya tidak sama antara beban puncak/LWBP
dan juga beban Normal/WBP,berikut data pemakaian beban listrik PLN
harian selama 1 bulan.
No/Hari
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jumlah

Daya
445,991
450,141
453,640
457,620
461,730
465,800
469,800
475,200
477,530
481,430
485,530
489,580
493,930
497,990
501,970
505,820
509,500
512,890
516,730
520,790
524,990
529,110
533,420
537,880
542,130
546,670
551,020
555,250
559,430
563,590
503,9034

LWBP
27,984.000
18,304.000
24,064.000
26,336.000
25,920.000
25,344.000
26,848.000
24,384.000
24,640.000
12,896.000
37,824.000
24,768.000
24,768.000
27,488.000
24,928.000
24,352.000
23,136.000
21,792.000
23,808.000
25,504.000
25,888.000
25,984.000
27,264.000
28,288.000
27,488.000
28,512.000
28,704.000
27,712.000
27,456.000
26,720.000
799,859.000

WBP
4,720.000
4,768.000
5,056.000
5,472.000
5,152.000
5,152.000
5,312.000
5,088.000
5,024.000
5,280.000
5,184.000
5312.000
5,312.000
4,928.000
5,152.000
4,896.000
4,864.000
4,064.000
4,896.000
5,152.000
5,472.000
5,312.000
5,376.000
4,000.000
7,264.000
5,792.000
5,856.000
5,600,000
5,472.000
5,504.000
161,635.000

Rata-Rata
Satu Bulan
Jumlah
Jumlah
GB. Tabel Pemakaian Listrik PLN Harian sampai 1 bulan
Keterangan: 1. Harga Kwh Lwbp 1,007.83
Lwbp x kwh =799,859.000 x 1,007.83 = 806,122,098
2.Harga Kwh wbp 1,511.75
30

Wbp x kwh = 161,635.000 x 1,511.75 = 244,352.000


Jadi total biaya listrik 1 bulan adalah = 1,050,474,111

4.2. Perhitungan Beban PLN


Rumus untuk menghitung pemakaian listrik PLn adalah
Tarif/kwh x Watt
4.2.1. Perhitungan harian
Konsumsi listrik : 720 kw
Biaya Listrik lwbp tariff/kWh :1,007.83
Biaya Listrikwbp tariff/kWh :1,511.75
Biaya Listrik per Jam LWBP= Rp. 1,007.83 x 720 kW
Biaya Listrik per Jam = Rp. 49,94/Jam

31

Anda mungkin juga menyukai