Anda di halaman 1dari 9

7.

3 ALAT DAN BAHAN


Peralatan dan bahan yang digunakan pada praktikum penyekrapan adalah :
1. Mesin sekrap horizontal
Mesin sekrap merupakan mesin perkakas yang memiliki gerak utama yaitu bolak
balik secara horizontal. Mesin ini digunakan untuk mengubah permukaan-
permukaan bidang rata sesuai dengan bentuk-bentuk yang dikehendaki

Gambar 7.1 Mesin sekrap horizontal


(Sumber: Staff.uny.ac.id)
2. Ragum
Ragum adalah alat yang berfungsi untuk menjepit benda kerja saat melakukan
pekerjaan mekanik seperti mengikir,menggergaji,mengebor,memahat,dll

Gambar 7.2 Ragum


(Sumber: Staff new.uny.ac.id)
3. Mistar
Mistar adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengukur benda kerja berukuran
pendek,dapat juga digunakan untuk membimbing penggoresan dalam melukis
batangan benda kerja.

Gambar 7.3 Mistar


(Sumber : journal.pu.go.id)
4. Correction pen
Correction pen adalah alat tulis yang berfungsi untuk memberi tanda atau untuk
membuat dasar pola pada benda kerja
Gambar 7.4 Correction pen
(sumber : sites.google.com)
5. Mesin bor meja
Mesin bor adalah alat yang berfungsi untuk melubangi benda kerja

Gambar 7.5 Mesin bor


(sumber : e-jurnal.uajy.ac.id)
6. Gergaji tangan
Gergaji tangan adalah alat perkakas tangan yang berfungsi untuk memotong atau
mengurangi tebal dari bahan benda kerja

Gambar 7.6 Gergaji tangan


(sumber : sibima.pu.go.id)
7. Spidol
Spidol adalah alat tulis yang berfungsi untuk memberi label atau tanda pola pada
benda kerja

Gambar 7.7 Spidol


(sumber : Himatika.uny.org)
8. Waterpass
Waterpass adalah alat yang berfungsi untuk mengukur benda kerja apakah sudah
rata atau belum.
Gambar 7.8 Waterpass
(sumber : alatproyek.com)
9. Kunci pas
Kunci pas adalah peralatan yang berfungsi untuk memasang atau melepas baut
dan mur.

Gambar 7.9 Kunci pas


(sumber : repository.uki.ac.id)

10. Mata bor diameter 6 mm hingga 10 mm dan bor center


Mata bor adalah pelengkap dari mesin bor yang berfungsi sebagai pembuat lubang
pada benda kerja sesuai dengan ukuran yang dikehendaki

Gambar 7.10 Mata bor


(sumber : academia.edu)
11. Kertas
Kertas pada praktikum ini dibasahi dengan air yang berfungsi sebagai parameter
apakah pahat telah menyentuh permukaan tertinggi benda kerja

Gambar 7.11 Kertas


(sumber : Udsregep.com)
12. Kunci bor
Kunci bor merupakan alat pelengkap mesin bor yang berfungsi untuk memasang
dan membuka mata bor
Gambar 7.12 Kunci bor
(sumber : palugada.com)
13. Baja lunak
Baja lunak merupakan bahan dasar yang berfungsi sebagai bakalan kepala palu

Gambar 7.13 Baja lunak


(sumber : indotrading.com)

7.4 PROSEDUR PRAKTIKUM


7.4.1 Prosedur pembuatan kepala palu adalah
1. Menyiapkan alat dan bahan seperti gergaji tangan,correction pen,mistar,baja
lunak,ragum,dan spidol

Gambar 7.14 Baja lunak


2. Membuat pola potongan pada baja lunak sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan

Gambar 7.15 Pola potongan pada baja lunak


3. Memasang benda kerja pada ragum dengan posisi miring
4. Menempel mistar pada permukaan ragum lalu disejajarkan dengan garis miring
pada benda kerja
5. Memotong benda kerja sesuai dengan pola
Gambar 7.16 Benda kerja yang telah terpotong
6. Mempersiapkan mesin sekrap berdasarkan parameter yang telah ditetapkan
7. Memasang benda kerja pada ragum meja mesin sekrap berdasarkan bagian
yang ingin disekrap
8. Menentukan posisi O eretan pahat dengan menempelkan kertas basah pada
benda kerja
9. Mengatur posisi eretan pahat tepat diatas kertas basah diletakkan dan pastikan
posisi ujung pisau tepat menyentuh permukaan kertas
10. Menyalakan mesin sekrap hingga gerakan pisau menggeser kertas basah atau
menyentuh bagian paling tinggi permukaan benda kerja untuk menentukan titik
0
11. Jika kertas belum tergeser artinya pahat belum menyentuh permukaan tertinggi
benda kerja
12. Menurunkan sedikit demi sedikit eretan pahat sampai pahat menyentuh
permukaan tertinggi benda kerja
13. Melakukan penyekrapan sedalam 0,5 mm dari ujung ke ujung permukaan
benda kerja dengan mengatur eretan pahat
14. Jika permukaan benda kerja belum rata,turunkan posisi pisau sedalam 0,5 mm
dan lakukan penyekrapan dari ujung ke ujung permukaan benda kerja hingga
permukaan rata
15. Menggambar pola lubang pada bagian atas benda kerja dari ujung benda kerja
yang bagian tidak disekrap sepanjang 40 mm

Gambar 7.17 Pola lubang pada benda kerja


16. Menyiapkan mesin bor dan perlengkapan bor lainnya
17. Memasang benda kerja pada ragum yang terdapat di mesin bor
18. Mengukur benda kerja dengan waterpass untuk memastikan benda kerja
terpasang dengan seimbang
19. Melakukan pengeboran awal menggunakan center bor sedalam 5 mm

Gambar 7.18 Benda kerja setelah di bor


20. Melakukan pengeboran dengan mata bor berdiameter luar 6 mm samapai 10
mm hingga menembus benda kerja
Gambar 7.19 Tampak atas benda kerja

Gambar 7.20 Kepala palu


21. Membersihkan sekrap yang dihasilkan dari proses penyekrapan
22. Mengembalikan alat dan APD yang telah digunakan ke tempat semula

7.4.2 Flowchart proses pembuatan kepala palu


Flowchart dapat dilihat pada Lampiran 7.1
7.4.3 Part drawing kepala palu
Part drawing kepala palu dapat dilihat pada Lampiran 7.2

7.5 PERHITUNGAN
a. Menghitung kecepatan makan
Kecepatan makan (Vf) Cs = baja lunak = 18 m/menit
Cs.600 18.600
Vf = F.n (mm/min) n = =
L 100
= 0,38 . 80 = 108 langkah/menit ≈ 80 langkah/menit
= 30,4 (mm/min)

b. Menghitung waktu pemotongan


Waktu pemotongan (Tc)
W
Tc = (min) Dengan W = 54,23 mm
Vf
54,23
= Vf = 30,4 (mm/min)
30,4
= 1,783 (min)

7.6 ANALISIS DAN KESIMPULAN


7.6.1 Analisis
Pada acara tujuh praktikum proses manufaktur ini,praktikumnya yaitu membuat
kepala palu melalui proses penyekrapan. Proses penyekrapan dilakukan
menggunakan mesin sekrap. Mesin sekrap merupakan salah satu mesin perkakas
yang digunakan untuk mengubah permukaan-permukaan bidang rata sesuai dengan
bentuk-bentuk yang dikehendaki. Prinsip pengerjaan pada mesin sekrap adalah
benda yang disayat atau dipotong dalam keadaan diam (dijepit pada ragum)
kemudian pahat bergerak lurus bolak balik atau maju mundur melakukan
penyayatan (gerak transisi). Mesin sekrap memiliki gerakan dasar dalam
melakukan penyekrapan seperti gerakan utama,gerakan feeding,pengaturan
dalamnya pemotongan.
Langkah awal untuk pembuatan kepala palu yaitu menyiapkan alat dan bahan
seperti baja lunak dengan panjang 100 mm dan lebar 25 mm,gergaji
tangan,correction pen,mistar,ragum,dan spidol. Setelah semua bahan
siap,selanjutnya membuat pola pada baja lunak dengan memberi tanda 60 mm dari
ujung baja lunak menggunakan correction pen. Lalu membuat garis dari bawah
sepanjang 2 mm pada ujung baja lunak dan pada garis batas 60 mm membuat garis
sepanjang 2 mm. Kemudian menarik garis diagonal dari batas antara 2 mm. Pada
saat melakukan proses ini ditemukan kendala berupa hasil pengukuran yang kurang
tepat karena kurangnya ketelitian praktikan saat melakukan pengukuran sehingga
dalam melakukan proses ini diperlukan ketelitian yang tinggi agar hasil
pengukuran yang dihasilkan sesuai dengan apa yang telah ditentukan. Setelah pola
pada baja lunak selesai,langkah selanjutnya yaitu melakukan pemotongan.
Sebelum dilakukannya pemotongan,terlebih dahulu baja lunak dijepit pada ragum
dengan posisi miring dan pastikan bahwa baja lunak sudah terjepit dengan kuat
pada ragum. Kemudian menempelkan mistar sesuai dengan garis pola pada benda
kerja agar hasil pemotongannya lurus mengikuti pola. Kemudian melakukan
pemotongan menggunakan gergaji tangan mengikuti pola pada benda kerja. Proses
pemotongan ini membutuhkan waktu kurang lebih 35 menit. Waktu tersebut
terbilang lama karena terdapat beberapa kendala dalam proses pemotongan seperti
gergaji tangan yang kurang tajam,tenaga praktikan yang kurang,dan harus
menjalankan K3 agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Maka dari itu sebelum
dilakukannya praktikum,alangkah baiknya alat dan bahan praktikum yang telah
disiapkan dipastikan dapat berfungsi dengan baik agar waktu pengerjaan lebih
efisien.
Setelah melakukan pemotongan,maka selanjutnya benda akan dirapihkan
menggunakan mesin sekrap. Langkah pertama yaitu menjepit benda kerja pada
ragum yang ada di mesin sekrap. Ukur benda kerja dengan waterpass untuk
mengetahui apakah benda kerja sudah dalam posisi lurus atau belum. Sebelum
melakukan penyekrapan,bagian benda kerja yang ingin disekrap dilapisi dengan
kertas basah. Kertas basah disini sebagai parameter apakah pisau mesin sekrap
sudah menyentuh bagian tinggi permukaan benda kerja untuk menentukan titik 0.
Kendala yang ditemui dalam proses ini yaitu ketika memposisikan benda kerja
yang tidak lurus dengan pencekam yang dapat menyebabkan hasil penyekrapan
tidak rata. Selanjutnya yaitu memposisikan ujung pahat tepat berada di atas pada
sisi miring benda kerja dengan permukaan yang paling tinggi. Kemudian
menyalakan mesin sekrap dengan tebal permukaan sebesar 0,5 mm dan kecepatan
potong 25,6 m/menit dan jumlah langkah sebesar 80 langkah/menit. Pastikan
bahwa pahat pisau mengenai kertas basah,menandakan tebal pemakanan sudah
benar. Pada saat mesin melakukan penyekrapan,praktikan harus menjauhi mesin
agar tidak terjadi kecelakaan kerja seperti benda kerja yang terlepas dari
ragum,terluka,terkena sisa-sisa hasil penyekrapan yang dapat masuk ke mata.
Untuk menghindari kecelakaan kerja praktikan diharapkan menggunakan APD
seperti helm,sarung tangan,safety glass,dll untuk meminimalisir terjadinya
kecelakaan kerja. Kemudian mematikan mesin sekrap,pada saat menghentikan
mesin sekrap pastikan eretan pahat dibelakang benda kerja. Setelah dirasa sudah
pas,maka posisikan kembali kepala palu dengan ujung pisau pahat pada sisi
miring,dimana permukaan paling rendah kepala palu tepat diatas ujung pisau pahat.
Kemudian menyalakan kembali mesin sekrap dan mengatur pergerakan meja
otomatis agar meja bergerak secara otomatis dengan kecepatan konstan. Proses
penyekrapan ini membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit.
Pada saat melakukan perhitungan,jumlah langkah yang dihasilkan sebanyak 108
langkah/menit yang kemudian dibulatkan menjadi 80 langkah/menit. Terdapat
perbedaan hasil dari perhitungan dengan yang berdasarkan digunakan pada mesin.
Kecepatan potong yang digunakan pada perhitungan lebih kecil karena apabila saat
perhitungan kecepatan potong pada baja lunak adalah 18 m/menit dan panjang
pemakanan yang digunakan pada perhitungan berbeda dengan yang sebenarnya.
Penyekrapan dilakukan hingga permukaan pada sisi miring telah rapi. Setelah
proses penyekrapan selesai dilakukan,selanjutnya mengambil benda kerja
kemudian membuat pola lingkaran dengan diameter 10 mm sebagai tanda
pelubangan kepala palu dengan jarak 40 mm dari ujung kepala palu,lalu memasang
kepala palu pada pencekam atau ragum mesin bor. Posisi mata bor tepat berada
pada pola yang ada di benda kerja atau tepat mengenai bagian center kepala palu
yang akan dilubangi. Pengeboran dilakukan dengan menggunakan mata bor
berukuran 3 mm,kemudian 6 mm,8 mm,dan terakhir 10 mm. kendala yang
dihadapi pada saat melakukan pengeboran yaitu awalan awalan lubang saat
pengeboran tidak tepat berada di tengah pola,sehingga menyebabkan lubang tidak
terbor sesuai pola. Maka solusi yang dilakukan yaitu mengebor ulang kepala palu
bagian bawah. Proses pengeboran membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit.
Setelah proses pengeboran selesai maka kepala palu telah jadi. Kemudian
membersihkan semua alat dan bahan yang telah digunakan selama praktikum dan
meletakkan semua peralatan pada posisi seperti diawal.
Total waktu yang dibutuhkan dalam praktikum penyekrapan pembuatan kepala
paku ini yaitu 90 menit dengan pemeriksaan setiap tahap 5 menit dengan total
pemeriksaan 15 menit. Waktu yang dibutuhkan pada praktikum ini lebih lama
dibandingkan dengan waktu teoritis,dikarenakan dalam proses pengerjaan terdapat
beberapa kendala sehingga penggerjaan praktikum membutuhkan waktu yang
cukup lama.
7.6.2 Kesimpulan
Proses praktikum penyekrapan pembuatan kepala palu membutuhkan waktu
pengerjaan 90 menit. Proses-proses yang dilakukan meliputi pemotongan baja
lunak sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan,kemudian melakukan proses
penyekrapan dengan mesin sekrap untuk merapikan sisi miring pada kepala palu
agar permukaannya rata. Lalu melakukan pengeboran terhadap benda kerja. Pada
praktikum ini praktikan mampu membuat benda kerja kepala palu,namun dalam
proses pembuatannya terdapat beberapa kendala seperti kurangnya ketelitian dalam
setiap proses pengerjaan,peralatan praktikum yang kondisinya kurang baik dan
setiap pengerjaan harus menerapkan K3 agar meminimalisir terjadinya kecelakaan
sehingga dalam proses praktikum harus berhati-hati. Kendala –kendala tersebut
mempengaruhi waktu pengerjaan praktikum menjadi lebih lama sehingga waktu
yang dibutuhkan dalam praktikum ini lebih lama dibandingkan dengan waktu
teoritis

Anda mungkin juga menyukai