Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT . karena atas berkat rahmat dan
karunia-NYA saya dapat menyusun Laporan Praktek Bubut ini.
Dalam pembuatan laporan ini saya banyak mendapat kendala dan hambatan, tapi atas
bantuan berbagai pihak akhirnya saya dapat menyesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Dan atas
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak
membantu sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.
Dalam laporan ini saya buat dengan ilmu yang terbatas dan pengalaman yang saya miliki .
Besar harapan saya , agar pembaca dapat memberikan saran serta kritik membangun. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
I.
TUJUAN
1.
2.
3.
4.
II.
2. Pahat HSS
3. Mal Ulir
4. Mal Pahat
5. Twist Drill
6. Mata Bor
7. Vernier Caliper
8. Pendingin
9. Oli
10. Kaca mata pelindung
11. Tools box
Bahan
1. St 37 1 x 95 mm
2. St 37 30mm x 60 mm
III.
LANDASAN TEORI
MESIN BUBUT
Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang
diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan
secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja
disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan
3
mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan
diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan
dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
6. Toolpost
7. Leadscrew
8. dan lain-lain.
Cutting motion
: gerakan berputarnya benda kerja.
Main motion
: putaran utama
Cutting Speed
: gerak kecepatan pemotongan benda kerja
Feed motion
: gerak maju pengurangan benda kerja dan menghasikan chip
Depth of cutting : kedalaman pemotongan / pemakanan
Adjuting motion : gerak pahat potong maju arah melintang kekedalaman tertentu
Beberapa macam hasil proses pembubutran pada mesin Bubut, baik pembubutan dalam (inside
turning) maupun pembubutan luar (outside turning):
a.
b.
c.
d.
e.
Longitudinal turning
Transversal turning vacing
Angular turning
:
Profile turning
:
Thread turning
:
: membubut memanjang
: membubut sisi muka
membubut tirus
membubut profil
membubut ulir
Senter
Senter terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan untuk mendukung benda
kerja yang akan dibubut. Ada dua jenis senter yaitu senter mati (tetap) dan senter putar.
Pada umumnya senter putar pemasangannya pada ujung kepala lepas dan senter tetap
pemasangannya pada sumbu utama mesin (main spindle).
Alat ini digunakan untuk membubut tirus. Selain menggunakan alat ini membubut
tirus juga dapat dilakukan dengan cara menggeser kedudukan kepala lepas ataupun
menggunakan eretan atas.
4. Kolet
Kolet digunakan untuk menjepit benda silindris yang sudah halus dan biasanya
berdiameter kecil. Bentuknya bulat panjang dengan leher tirus dan berlubang, ujungnya
berulir dan kepalanya dibelah menjadi tiga.
5. Penyangga
Penyangga ada dua macam yaitu penyangga tetap (steady rest), dan penyang jalan
(follower rest). Penyangga ini digunakan untuk membubut benda-benda yang panjang,
karena benda kerja yang panjang apabila tidak dibantu penyangga maka hasil
pembubutan akan menjadi berpenampang elip/oval, tidak silindris dan tidak rata.
6. Pembawa
Pembawa ada 2 (dua) jenis, yaitu pembawa berujung lurus dan pembawa berujung
bengkok. Pembawa berujung lurus digunakan berpasangan dengan plat pembawa rata
sedangkan pembawa berujung bengkok dipergunakan dengan plat pembawa beralur.
Caranya adalah benda kerja dimasukkan ke dalam lubang pembawa, terbatas dengan
besarnya lubang pembawa kemudian dijepit dengan baut yang ada pada pembawa
tersebut, sehingga akan dapat berputar bersamasama dengan sumbu utama. Hal ini
digunakan bilamana dikehendaki membubut menggunakan dua buah senter.
7. Plat Pembawa
Plat pembawa ini berbentuk bulat pipih digunakan untuk memutar pembawa
sehingga benda kerja yang terpasang padanya akan ikut berputar dengan poros mesin,
permukaannya ada yang beralur , dan ada yang hanya berlubang.
8. Pahat Bubut
Beraham bentuk benda kerja yang ingin kita buat di mesin bubut menurut kita untuk
mempersiapkan bentuk-bentuk pahat bubut yang umum kita pakai. Gambar berikut
menjelaskan bentuk pahat bubut benda kerja yang di hasilkan . bagian pahat yang
bertanda bintang adalah pahat artinya melakukan pemakanan dari kanan ke kiri.
2. Membubut eksentris
Bila garis hati dari dua atau lebih silinder dari sebuah benda kerja sejajar maka benda
kerja ini disebut eksentris, jarak antara garis-garis hati itu disebut eksentrisitas.
3. Membubut alur
Pembubutan alur bertujuan untuk membuat pembebas pada menguliran atau bisa
juga untuk tempat pemasangan snap ring, pembubutan alur dapat dilakukan pada diameter
luar dan dalam. alat potong yang digunakan adalah pahat alur dalam.
Memotong benda kerja berbentuk batang pada mesin bubut digunakan pahat alur
dan pahat penyayat yang sangat ramping, sebuah benda kerja yang dijepit diantar sentersenter tidak boleh putus Karena dapat melentur dan menghimpit pahat
5. Membuat lubang
Pada mesin bubut dapat membuat lubang dengan mata bor/twist drill, dan
juga terkadang dilanjukan dengan proses boring dengan pahat.
6. Membubut dalam
Untuk membesarkan lubang yang sudah ada kita dapat gunakan pahat dalam,
caranya tidak jauh beda dengan membubut lurus. Pahatnya juga mempunyai bentuk
tersendiri
7. Membubut profil
Pada umumnya membuat dengan menggunakan pahat profil tidak terdapat
kesukaran, untuk membubut pembulatan pahatnya diasah menurut bentuk profilnya, pahat
profil terutama cocok membuat profil pada produk-produk yang pendek, pada umumnya
pahat bubut itu tidak begitu tebal sehingga umur pemekaiannya pendek.
8. Mengkartel
10
Kartel atau knurling adalah membuat rigi-rigi pada benda kerja yang berfungsi
sebagai pegangan agar tidak licin. Pengkartelan dilakukan dengan menggunakan alat bantu
berupa roda kartel yang berukuran standar. Roda kartel tersebut dipasang pada toolpost dan
kedudukannya diatur setinggi senter benda kerja. Benda kerja dicekam pada senter kepala
tetap dan sebaiknya juga didukung menggunakan senter kepala lepas. Prinsip kerja kartel
adalah bukan menyayat benda kerja, tetapi menekan/menusuk benda kerja sehingga
membentuk alur-alur kartel. Selama proses kartel sebaiknya benda kerja diberikan minyak
pelumas untuk mengurangi panas dan juga membersihkan beram dihasilkan. Bentuk profil
hasil kartel pada umumnya lurus, miring atau silang (diamond).
9. Membubut tirus
Pengertian
Pengertian tirus adalah benda kerja yang mempunyai ukuran yang berbeda dari satu bagian
kebagian lainnya secara berurutan serta beraturan. Bisa juga disebut suatu benda kerja yang
memiliki penampang kerucut. Fungsi dari tirus yaitu sebagai pengikat dan pengunci
sementara. Dan saat ingin melepaskan, butuh hentakan.
Tirus berbeda dengan Taper. Tirus adalah benda hasil bubut mempunyai ukuran diameter
yang berbeda dan beraturan, sedangkan Taper adalah benda hasil sekrap dan frais
mempunyai ukuran yang berbeda dan beraturan.
Gambar: Tirus
Gambar: Taper
11
7. Collet
tg =
Dd
2p
12
Langkah-langkahnya:
1.
2.
3.
Menghitung besar sudut ketirusan dengan rumus yang ada, atau melihat tabel.
Menentukan arah putaran eretan dengan melihat arah tirus yang akan dibuat
(clockwise atau counterclockwise).
Menentukan kedalaman pemakanan (depth of cut) serta banyaknya proses yang
dilakukan.
13
Keterangan:
X = besarnya pergeseran kepala (mm)
L = panjang total benda kerja (mm)
D = Diameter terbesar (mm)
d = diameter terkecil (mm)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Penumpuan harus kuat dengan menekan kepala lepas dan dikunci semua
penguncinya.
2. Menggeser kepala lepas setelah benda kerja terpasang dengan baik.
3. Laju pemakanan dipilih yang kecil supaya getaran tidak terlalu besar.
14
Rumus yang digunakan sama seperti membuat tirus dengan memutar eretan atas:
Keterangan:
/2= sudut setting mesin
15
10. Chamfering
Membubut pinggul ( Chamfering )
Parameter yang Dapat Diatur pada Mesin Bubut
Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan putar spindel (speed), gerak
makan (feed), dan kedalaman potong (depth of cut). Faktor yang lain seperti bahan benda
kerja dan jenis pahat sebenarnya juga memiliki pengaruh yang cukup besar, tetapi tiga
parameter di atas adalah bagian yang bisa diatur oleh operator langsung pada mesin bubut.
Kecepatan putar, n (speed), selalu dihubungkan dengan sumbu utama (spindel) dan benda
kerja. Kecepatan putar dinotasikan sebagai putaran per menit (rotations per minute, rpm).
Akan tetapi yang diutamakan dalam proses bubut adalah kecepatan potong (cutting speed atau
v) atau kecepatan benda kerja dilalui oleh pahat/keliling benda kerja. Secara sederhana
kecepatan potong dapat digambarkan sebagai keliling benda kerja dikalikan dengan kecepatan
putar atau:
v = p.d.n /1.000
Di mana:
p = 3,14
v = kecepatan potong (m/menit)
16
Untuk menggerakan Transportur dalam pembuatan ulir pada mesin bubut dikenal dengan
dua cara yaitu dengan menggunakan lemari gigi roda pengganti yang dikenal dengan
lemari gigi Norton.
n2 =
Z1
Z2
n1 X
dan apabila
n2
n1
Z1
Z2
18
untuk
ulir pada benda kerja akan sama dengan kisar ulir pada transporteur yaitu sejauh X.
( transporteur = lead screw) .
X
2
(gambar19.
bagian bawah). Maka pada benda kerja harus membuat n1 = 1 putaran, sedang pada suport
( tool post) pahat akan berpindah dengan jarak
harus membuat n =
n1
n2
Z1
Z2
1
2
X
2
=
1
2
2
1
Pada mesin bubut terdapat beberapa pasang roda gigi pengganti antara lain : 20 , 25,
30, 35, 40, 40, 45, 50, 55, 60, 65, 75, 85, 90, 95, 100, 105, 115, 125, dan 127 gigi
atau dengan 16, 28, 20, 22, 26, 28, 34, 38, 42, 42, 44, 56, 60, 66, 78, 88, 96, 108, dan 127
gigi. Untuk sepasang roda gigi pengganti selalu ada dua roda gigi yang jumlah giginya
sama,hal ini bertujuan untuk mengantisipasi pembuatan ulir yang jumlah kisarnya sama.
Penghitungan roda gigi pengganti untuk pembuatan ulir dengan ketentuan / syarat yang
sebelumnya harus dipenuhi :
a. Tentukan perbandingan
Jumlah gang ulir yang akan dikerjakan dibenda kerja
Jumlah gang tranporteur atau lead screw
Jumlah gang dari kedua ulir tersebut harus ditetapkan pada panjang ulir yang sama.
b. Perbandingan
Jumlah putaranbenda kerja yang akan diulir
Jumlah putaran pada transporteur atau lead screw
Adalah sebanding dengan yang disebutkan pada huruf a.
c. Perbandingan
Jumlah gigi pada roda sumbu utama atau pejalan
Jumlah gigi pada rodatransporteur yang dijalankan
Berbanding terbalik dengan perbandingan yang disebutkan pada huruf a.
20
Contoh 1: Hitung dan gambar untuk roda pengganti yang hendak dipasang pada mesin
bubut untuk membuat Ulir dengan 8 gang / 1 .Ulir transporteur/lead screw mempunyai 4
gang / 1.
Perhitungan :
a.
Jumlah gang benda kerja tiap1 tiap 1} over {Jumlah gang trnsporteur atau lead screw
8
4
sebanding dengan
b.
8
4
c.
Z1
Z2
4
8
berbanding
terbalik
4
8
Berikutnya adalah mencari kecocokan dua roda gigi yang jumlah giginya berbanding
.
Dari jumlah gigi yang tersedia gigi 4 dan gigi 8 tidak ada, maka diambil langkah untuk
mengalikan pecahan tersebut dengan bilangan yang sama ,misal
4 X 10 40 gigi
=
8 X 10 80 gigi
Z1
Z2
4
8
selanjutnya gigi 40 tersedia akan tetapi gigi 80 tidak ada . Maka perlu
21
24
60
( berbanding terbalik )
Z 1 24 30 gigi
= =
dengan roda antara sembarang
Z 2 60 75 gigi
Catatan :
1. Yang dimakdukan Gang adalah jarak antara kedua puncak ulir , misalkan suatu baut
mempunyai ulir 8 gang tiap inci,ini berarti pada jarak 1 ulir tersebut mempunhyai 8 buah
gang.
2. Ukuran baut adalah besarnya garis tengah luar dan kisar ulir
3. Kisar ulir adalah jarak yang ditempuh oleh mur / baut dalam satu kali putar
4. Panjang kisar ulir ditentukan oleh banyaknya jalan dari ulir tersebut.
Contoh : ulir satu jalan maka jarak kisarnya sama dengan satu gang,ulir dua jalan jarak
kisarnya dua gang dan seterusnya.
22
IV.
URUTAN PENGERJAAN
SOW
o Pelajari gambar dan benda kerja
o Stel mesin bubut
o Penandaan atau marking out
1. Membubut Rata muka
a. Pasanglah dan jepitlah benda kerja pada pelat cekam.
b. Usahakan agar permukaan ujung benda kerja sejajar dengan pelat cekam dan sentris.
c. Pasanglah pahat bubut untuk pembubutan muka setinggi senter.
d. Jalankan mesin dan bubutlah rata bagian mukanya.
e. Hentikanlah mesin dan gantilah pahat bubut muka dengan pahat bubut lurus.
f. Jalankan mesin dan sayatkan pahat mulai dari sebelah kanan sampai benda kerja
seluruhnya tersayat lurus.
2. Membubut Alur
Benda kerja yang telah selesai dibubut diatas kemudian beri alur. Kita ganti pahat dengan
pahat alur.
a. Ukurlah panjang yang akan di bubut alur
b. Kemudian tepatkan pahat di depan benda kerja yang akan di bubu alur.
c. Setelah itu hidupkan mesin bubut.
d. Geraksan maju dan jgn sampai pahat bubut terjepit ,dengan menggerakan kanan dan kiri.
e. Lakukan penyayatan sedikit sedikit sesuain ukuran yang di tentukan.
f. Setelah selesai ukurlah benda kerja dengan jangka sorong.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
4. Membubut Tirus
a.
b.
c.
d.
e.
f.
24
7) Pembubutan ulir
Setelah sesuai maka pembubutan ulir dapat dilakuan dengan penambahan kedalaman 0,1
setiap penyayatan. Unutk proses finishing penambahan kedalaman sebesar 0,02 mm dan
25
dilakukan 2-3 kali penyayatan pada kedalaman yang sama setelah selesai cek dengan mur
atau ring thread gauge
V.
KESELAMATAN KERJA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
VI.
KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum bubut, mahasiswa dapat menyimpulkan beberapa hal
yaitu :
a. Ketajaman dan sudut mata pahat yang benar sangat berpengaruh pada hasil
permukaan benda kerja karena akan mengahasilkan permukaan yang kasar.
b. Pada saat melakukan pengasahan mata pahat sebaiknya dilakukan secara perlahan
lahan, agar sudut pahat yang dihasilkan sesuai dengan yang telah ditentukan dan agar
benda kerja yang dihasilkan permukaannya rata.
c. Dalam melakukan proses di mesin bubut hendaklah dalam setiap
pembubutan collant diaktifkan agar permukaan benda kerja yang dihasilkan licin dan
mengkilap dan berpengaruh juga terhadap mata pahat bubut
d. Saat pembuatan lubang dan pembesaran lubang yang dilakukan oleh mesin bubut
terlebih dahulu benda kerja dijepit dngan kuat dan sebelum proses dilakukan benda
kerja disenter dengan senter yang terletak di kepala lepas agar lubang yang dihasilkan
lebih bagus dan lubang yang dihasilkan pada permukaan benda kerja senter atau
ditengah
e. Pada saat melakukan proses penguliran usahakaan di lakukan secara otomatis dan
teliti supaya ulir tidak rusak .
VII.
SARAN
a. Jagalah konsisi mesin sebaik baiknya supaya saat di gunakan orang lain dapat di lakukan
semestinya dan memperpanjang umur pemakaian mesin.
b. Rawatlah semua alat pelengkap mesin bubut, agar semuanya tetap lengkap.
c. Selalu mengutamakan K3, ingat masa depan mu juga bagian dari masa depan orang lain
VIII.
PENUTUP
Demikian laporan ini saya buat dengan keterbatasan ilmu terbatas dan pengalaman yang
saya miliki .Besar harapan saya ,semoga pembaca berkenan memberikan kritik dan saran
yang membangun demi kemajuan. Dengan adanya praktikum bubut ini juga dapat
menambah pengetahuan dan keahlian saya di bidang permesinan.
27