Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PEMBUBUTAN RATA MATERIAL BAJA ST 37, ST 60 DAN

MATERIAL ST 41 TERHADAP MATA PAHAT KARBIDA

Muhammad Faiq Musyafaˡ, M. Wawan Junaidi², Ahmad Faoji³.


Email : mfaiqmusyafa5@gmail.com
D3 Teknik Mesin, Politeknik Harapan Bersama Tegal, Jl. Dewi Sartika No. 71 Kota Tegal

ABSTRAK

Proses pembubutan untuk produksi barang agar menghasilkan pruduk yang maksimal, produk
tersebut harus benar-benar presisi atau sesuai dengan ukurannya di kehendaki dan ukuran kedalaman juga
harus maksimal dengan pekerjaan yang ekonomis. Kecepatan putar mesin bubut mempunyai beberapa
tingkatan putaran spindel yang di gunakan sesuai kebutuhan produksi dimana menggunakan kecepatan
putar yang di ubah-ubah tingkat putaran mesinnya,sebagai guna untuk menentukan tingkat
kehausan/kerataan permukaan pada proses pembubutan. Mulai dari pembubutan permukaan rata
dilakukan pada tepi pemampang atau gerak lurus sumbu benda kerja yaitu material ST 37, ST 60 DAN
MATERIAL ST 41 dengan sayatan perlahan sebanyak 1 mm dan kedalamannya sehingga di peroleh
permukaan yang halus dan rata serta maksimal dengan kecepatan putar mesin yang digunakan 640 rpm.
Proses pembubutan benda kerja dilakukan 1 kali pengujian dengan diameter 30 mm. Hasil pembubutan
paling baik yaitu dengan bahan material ST 60 dengan putaran yang sama karena perbandingan ketiga
material tersebut berbeda-beda hasilnya.

Kata kunci : mesin bubut, material ST 37, ST 60 serta material ST 41, kecepatan
640 rpm.

A. PENDAHULUAN banyak menghasilkan berbagai bentuk


1. Latar Belakang komponen-komponen sesuai peralatan.
Proses permesinan merupakan proses Pada mesin ini, gerakan potong dilakukan
manufaktur dimana objek dibentuk dengan oleh benda kerja dimana benda ini dijepit
cara membuang atau meghilangkan dan diputar oleh spindel sedangkan gerak
sebagian material dari benda kerjanya. makan dilakukan oleh pahat dengan
Tujuan digunakan proses permesinan ialah gerakan lurus.
untuk mendapatkan akurasi dibandingkan Proses pengerjaan pada mesin bubut
proses-proses yang lain seperti proses secara umum dikelompokkan menjadi dua
pengecoran, pembentukan dan juga untuk yaitu proses pemotongan kasar dan
memberikan bentuk bagian dalam dari pemotongan halus atau semi halus
suatu objek tertentu. Adapun jenis-jenis (Yuliarman, 2008).
proses permesinan yang banyak dilakukan Mesin bubut (Lathe machine) adalah
adalah proses bubut (turning), proses suatu mesin perkakas yang digunakan untuk
menyekrap (shaping dan planing), proses memotong benda yang diputar. Gerak
pembuatan lubang (drilling), proses utama pada mesin bubut yaitu gerakan yang
mengefreis (milling), proses menggerinda berputar. Bubut sendiri merupakan suatu
(grinding), proses menggergaji (sawing), proses pemakanan benda kerja yang
dan proses memperbesar lubang (boring). sayatannya dilakukan dengan cara memutar
(Taufiq Rochim,1993). benda kerja kemudian dikenakan pada
Proses bubut (turning) merupakan pahat yang digerakkan secara translasi
proses produksi yang melibatkan berbagai sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja
macam mesin yang pada prinsipnya adalah (Taufiq Rochim, 1993).
pengurangan diameter dari benda kerja. Kualitas permukaan benda kerja hasil
Jenis mesin ini bermacam-macam dan pemakanan tergantung pada kondisi
merupakan mesin perkakas yang paling pemakanan, misalnya kecepatan pemakanan
banyak digunakan di dunia serta paling rendah dengan feed dan depth of cut yang
besar akan menghasilkan permukaan yang kekasaran dari hasi pekerjaan merupakan
kasar (roughing) sebaliknya kecepatan hal yang sangat penting. Kualitas
pemakanan tinggi dengan feed dan depth of pembubutan sangat di pengaruhi oleh jenis
cut yang kecil menghasilkan permukaan pahat yang digunakan seperti misalnya
yang halus. Pada proses pembubutan pahat bubut karbida (Syamsir, 1989).
B. LANDASAN TEORI gerakan lurus Proses 2 pengerjaan pada
1. Mesin Bubut mesin bubut secara umum dikelompokkan
Mesin bubut (Lathe machine) adalah menjadi dua yaitu proses pemotongan kasar
suatu mesin perkakas yang digunakan untuk dan pemotongan halus atau semi halus
memotong benda yang diputar. Gerak (Yuliarman, 2008).
utama pada mesin bubut yaitu gerakan yang
berputar. Bubut sendiri merupakan suatu 2. Pengertian Proses Pembubutan
proses pemakanan benda kerja yang Proses bubut adalah proses
sayatannya dilakukan dengan cara memutar penyesuayan untuk menghasilkan bagian-
benda kerja kemudian dikenakan pada bagian mesin bentuk silindris yang di
pahat yang digerakkan secara translasi kerjakan dengan menggunakan mesin
sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja bubut. Prinsip dasarnya dapat di definisikan
(Taufiq Rochim, 1993). sebagai proses pembubutan permukaan luar
Pada proses pembubutan menghasilkan benda silindris yang meliputi:
panas yang tinggi pada pahat dan benda 1. Dengan benda kerja yang berputar.
kerja yang diakibatkan oleh gesekan antara 2. Dengan satu pahat bermatapotong
pahat bubut dan benda kerja. Panas ini tunggal (whit a single-point cutting
dianggap merugikan proses permesinan tool).
karena dapat menyebabkan pahat cepat 3. Dengan gerakan pahat sejajar terhadap
menjadi aus, sehingga efisiensi proses benda kerja pada jarak tertentu
permesinan menurun dan meningkatkan sehingga akan membuang permukaan
biaya produksi. Untuk mengurangi gesekan luar benda kerja.
pada kedua pahat dan benda kerja maka Proses bubut permukaan adalah proses
diperlukannya proses pendinginan. Proses bubut yang identik dengan proses bubut
pendinginan ini terbagi menjadi beberapa rata, tetapi arah gerakan pemakanan tegak
tipe yaitu wet machining, dry machining, lurus terhadap benda kerja. Proses bubut
air cooling, dan pelumas dalam jumlah tirus sebenarnya identik dengan proses
yang kecil (Sreejith & Ngoi, 2000). bubut rata di atas, hanya jalannya pahat
Pada umumnya mesin bubut membentuk sudut tertentu terhadap sumbu
konvensional mengaplikasikan wet benda kerja. (Pollack, 1979).
machining yang menggunakan cairan 3. Bagian-Bagian Mesin Bubut
pendingin baik berupa air, oli, akan tetapi Untuk dapat digunakan secara
penggunaan cairan pendingin ini maksimal, mesin bubut konvensional
mangakibatkan benda kerja terkorosi dan memiliki bagian-bagian utama dan
kotor (Che Haron 2001). fungsinya. Bagian-bagian utama mesin
Proses bubut (turning) merupakan bubut konvensional yaitu :
proses produksi yang melibatkan berbagai 1. Kepala Tetap
macam mesin yang pada prinsipnya adalah Kepala tetap atau head stock adalah
pengurangan diameter dari benda kerja. bagian utama dari mesin bubut yang
Jenis mesin ini bermacam-macam dan digunakan untuk menyangga poros
merupakan mesin perkakas yang paling utama,yaitu poros yang digunakan untuk
banyak digunakan di dunia serta paling menggerakkan spindle. Poros utama yang
banyak menghasilkan berbagai bentuk terdapat pada head stock tersebut juga
komponen-komponen sesuai peralatan. digunakan sebagai dudukan roda gigi untuk
Pada mesin ini, gerakan potong dilakukan mengatur kecepatan putaran yang
oleh benda kerja dimana benda ini dijepit diinginkan dan sebagai pengatur otomatis
dan diputar oleh spindel sedangkan gerak dalam pembuatan ulir. Selain itu pada
makan dilakukan oleh pahat dengan kepala tetap ini juga terdapat cekam yang
berfungsi sebagai tempat mengikat atau
tempat dudukan benda kerja yang akan kita 4. Eretan
bubut dan tuas-tuas yang berguna untuk Eretan adalah bagian bagian dari mesin
mengatur kecepatan putaran. bubut yang berfungsi sebagai pembawa
perkakas pemotong dan bisa bergerak
sepanjang landasan.
Adapun macam eretan :
a. Eretan atas merupakan yang
kedudukannya pada atas mesin dan
bergerak kekiri dan kekanan sepanjang
Gambar 2.1. Kepala tetap. landasan.
(Dokumentasi, 2019) b. Eretan lintang merupakan eretan yang
letak nya diatas eretan atas.
2. Alas Mesin
Alas adalah kerangka utama mesin
bubut yang berguna :
a. Tempat keduduk kepala lepas.
b. Tempat kedudukan eretan.
c. Tempat kedudukan penyangga diam.

Gambar 2.4. Eretan.


(Dokumentasi, 2019)
5. Perlengkapan Mesin Bubut
a. Cekam berfungsi mengikat benda
kerja.
b. Plat penyetal berguna untuk memasang
benda kerja yang bentuknya yang tidak
Gambar 2.2. Alas mesin. dapat dicekam.
(Dokumentasi, 2019) c. Plat pembawa berguna untuk
membawa benda kerja.
3. Kepala Lepas d. Senter.untuk mengikat benda kerja
Kepala lepas adalah bagian dari mesin yang berlubang dan kecil.
bubut yang letaknya di sebelah kanan dan e. Pemegangan pahat berfungsi untuk
kegunaannya adalah : menjepit pahat bubut yang berukuran
a. Sebagai penyangga. kecil dan sulit dijepit dirumah pahat.
b. Sebagai dudukan tempat pengeboran. f. Pahat bubut.
c. Sebagai kedudukan penjepit bor, 4. Karakteristik Bahan
sedangkan pengaturan pada kepala Logam adalah unsur kimia yang
lepas dilakukan dengan meluncurkan mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras,
atau menggeserkan sepanjang landasan penghantar listrik dan panas, serta
dan menguncinya dengan tuas mempunyai titik cair tinggi. Bijih logam
pengunci. ditemukan dengan cara penambanganyang
terdapat dalam keadaan murni atau
bercampur. Bijih logam yang ditemukan
dalamkeadaan murni yaitu emas, perak, bismut,
platina, dan ada yang bercampur dengan unsur-
unsur seperti karbon, sulfur, fosfor, silikon,
serta kotoran seperti tanah liat, pasir, dan
air.
5. Material ST 37
Baja steel adalah material yang paling
Gambar 2.3 Kepala lepas. banyak dan umum digunakan di dunia
(Dokumentasi, 2019)
industri, hal ini karena baja memberikan 0,30% maka baja ini termasuk golongan
keuntungan keuntungan yang banyak yaitu baja karbon rendah dan mempunyai
pembuatannya mudah dan ekonomis. Baja regangan sebesar 36-24% (Wiryo-Sumarto,
pada dasarnya adalah bentuk perpaduan 2004:90).
suatu logam dengan logam induk base Baja karbon rendah ini tidak dapat
metal besi (Fe), berdasarkan pengertian ini langsung dikeraskan karena kadar
maka baja diklasifikasikan menjadi dua karbonnya kurang dari 0,3% untuk itu perlu
kelompok besar yaitu baja karbon dan baja dilakukan proses carbuzinguntuk
paduan (selain karbon). Salah satu meningkatkan kadar sehingga nantinya
pemanfaatan baja di dunia teknik adalah dapat dikeraskan. Makna dari penamaan ST
sebagai bahan atau material konstruksi 41 sendiri adalah dari St memiliki arti baja
(struktur) pada bangunan. bangunan seperti (steel), angka 41 dalam baja ini
pada jembatan, tower, dan rangka gedung. menunjukan bahwa minimum ketangguhan
jenis baja kontruksi umumnya sangat putus-listrik adalan 41 kg/mm.
banyak sekali baik menurut standard Ketangguhan tarik juga dibatasi yaitu
ASTM, DIN, JIS, BS dan lain-lainbaja yang umumya St 41 kurang lebih 50 kg/mm
digunakan pada konstruksi umumnya (Suherman, 1987:72).
memiliki spesifikasi tegangan tensile 8. Pahat Karbida
strenght yang jelas. Karena dasar pemilihan Jenis karbida yang disemen (Comented
baja kontruksi untuk pembuatan suatu Carbides) merupakan bahan pahat yang
bangunan didasarkan pada kekuatan dari dibuat dengan cara menyinter (sintering)
baja tersebut. Oleh karena itu pada standard serbuk karbida (Nitrida, Oksida) dengan
DIN dan JIS pada pengkodean baja bahan pengikat yang umumnya dari Cobalt
konstruksi, dijelaskan berapa tegangan (Co) dengan cara Carburizing masing-
maksimal yang masih bisa bekerja pada masing bahan dasar serbuk Tungsten
tiap-tiap baja. Misal DIN St 37 artinya (Wolfram, W) Tintanium (Ti), Tantalum
kekuatan tarik maksimum yang (Ta) dibuat menjadi karbida yang kemudian
diperbolehkan adalah 37 Mpa (N/mm2). digiling (Ball mill) dan disaring. Salah satau
Hal ini dilakukan untuk memudahkan campuran serbuk karbida tersebut kemudian
dalam pemilihan material konstruksi. Pada dicampur dengan bahan pengikat (Co) dan
praktikum ini praktikan memilih baja DIN dicetak tekan dengan memakai bahan
St 37 (baja konstruksi) sebagai spesimen pelumas (Lilin). Setelah itu dilakukan
untuk dilakukan proses metalografi (foto presintering (1000˚C) pemanasan mula
mikro). Diharapkan dengan melakukan untuk menguapkan bahan pelumas, dan
pengujian tersebut praktikan mampu kemudian sintering (1600˚C) sehingga
mengerti struktur mikro dari baja St 37 dan bentuk keeping (sisipan) sebagai hasil
beberapa kakakteristik mekanik dari paduan proses cetak tekan (Cold, atau HIP) akan
ini. menyusut menjadi sekitar 80% dari volume
6. Material ST 60 semula.
Material baja ST 60 dijelaskan secara
umum merupakan baja karbon sedang
dengan persentase kandungan karbon pada
besi sebesar 0,3% C – 0,59% ˚C dengan
titik didih 1550 ˚C dan titik lebur 2900 ˚C,
disebut juga baja keras, banyak sekali
digunakan untuk tangki, perkapalan,
jembatan, dan dalam permesinan, Baja
karbon sedang kekuatannya lebih tinggi Gambar 2.5. Pahat Karbida.
dari pada baja karbon rendah sifatnya sulit (Dokumentasi, 2019)
untuk di bengkokkan, di las, di potong.
7. Material ST 41
Material yang memiliki kadar karbon
0,16%, karena kadar karbonnya kurang dari
9. Rumus kecepatan pada mesin bubut Contoh :
Pada setiap proses bubut adalah Sebuah baja berdiameter 25 mm, akan
kecepatan putar spindel(speed), gerak dibubut dengan kecepatan potong (Cs) 25
makan (feed), dan kedalaman potong (depth mm/menit. Berapa kecepatan putaran (rpm)
of cut). Tiga parameter di atas adalah nya :
bagian yang bisa diatur oleh operator
langsung padamesin bubut. Kecepatan %O s rr r
JL
putar(speed), selalu dihubungkan dengan Ł@
sumbu utama (spindel) dan benda kerja. tw s rr r
Kecepatan putar dinotasikan sebagai JL
uÆsv tw
putaran per menit (rotations per minute, tw s rr r
rpm). JL
yzÆw
Untukmenghitung putaranmesin bubut J L us Æ zvy sNL I
mengunakan persamaan :. Tabel 2.1 Kecepatan Potong CS (m/menit).
π bl
Kecepatan Pemakanan :• ൌ  fififififififififififi
5 44 4
:t s;
… 5 44 4
Kecepatan Putaran : J L fifififififififififififififi
:t t;

dimana :
d : Diameter benda kerja (mm)
Cs : Kecepatan potong (meter/menit) C. METODE PENELITIAN
Ł : 3,14 1. Diagram Alur Penelitian
N : Putaran mesin (rpm)

informasi lainnya yang berhubungan pahat


dan mesin bubut.
3. Alat dan Bahan
1. Alat
Pada saat melakukan pengujian ini.
Kami membutuhkan alat yang digunakan
untuk membantu melakukan pengujian ini,
diantaranya alat yang di butuhkan seperti di
bawah ini.
1. Kunci Chuck bor
Kunci Chuck bor berfungsi untuk
mengencangkan dan mengendorkan bor
pada mesin bubut.

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian

2. Jenis dan Data


1. Data Primer Gambar 3.2 Chuck bor.
Data ini merupakan data yang (Dokumentasi, 2019)
diperoleh secara langsung dari sumber di 2. Kunci Cekam
lapangan dari hasil wawancara dengan Kunci cekam berfungsi untuk
mekanik mesin bubut. mengencangkan dan mengendorkan
2. Data Sekunder benda kerja pada cekam.
Data ini merupakan data yang
diperoleh secara tidak langsung dari
dokumentasi, literature, buku arsip dan
c. Menyiapkan Material ST 37, ST 60,
Dan Material ST 41.
d. Memasang benda kerja pada chuck
atau cekam mesin bubut.
e. Setting untung pembubutan rata.
Gambar 3.3 Kunci cekam. f. Melakukan setting mesin dengan
(Dokumentasi, 2019) putaran n: 640 rpm.
g. Lakukan proses pembubutan kekerasan
3. Kunci pahat dengan dimensi sebagai berikut :
Kunci pahat berfungsi untuk
mengencangkan dan mengendorkan
pahat pada mesin bubut.

Gambar 3.7. Proses Pembubutan.


Gambar 3.4 Kunci pahat.
(Dokumentasi, 2019) 4. Metode Pengumpulan Data
4. Jangka sorong Metode pengumpulan data dilakukan
Jangka sorong berfungsi untuk dengan cara mencari studi literature,
mengukur benda kerja. interview, observasi, dan eksperimen.

Gambar 3.5 Jangka sorong.


(Dokumentasi, 2019)
Gambar 3.8 Mesin bubut.
2. Bahan Penelitian
(Dokumentasi, 2019)
Pada saat melakukan pengujian, bahan
yang digunakan untuk diujikan agar
Berikut data spesifikasi Mesin Bubut
mendapatkan data yang akurat, yaitu
Konvensional :
Material ST 37, ST 60 Dan material ST 41
Voltase : 220V/50Hz
dengan dimensi panjang 200 mm dan
Daya Listrik : 550Watt
diameter 30 mm.
Motor : 3/4HP
Spindle Travel : 85 mm
Jumlah Kecepatan : 12
Swing : 410 mm
Kapasitas Bor Besi : 16 mm
Spindle Taper : MT#2
Ukuran Alas : 300 mm
(diameter)
Gambar 3.6. Bahan penelitian. Tinggi : 960 mm

Pelaksanaan penelitian : 5. Metode Analisis Data


Proses pembuatan rata Metode analisi data dilakukan dengan
a. Mempersiapkan bahan dan peralatan metode eksperimen untuk mengetahui
penelitian. analisis pembubutan rata material ST 37,
b. Menyiapkan pahat bubut Karbida ST 60, Dan material ST 41 menggunakan
widya. pahat karbida.
Adapun tahap metode analisa data 1. Pada pembubutan menggunakan
sebagai berikut: material ST 37 hasil serat kurang
1. Tahap awal bagus. Kemudian chip yang
Pada tahap awal menyiapkan terlebih dihasilkan kasar.
dahulu Material ST 37, ST 60, Dan 2. Kemudian pada pembubutan
Material ST 41 ukuran diameter 30 mm dan berikutnya menggunakan material ST
panjang 200mm, kemudian mengatur 60 hasil serat yang dihasilkan bagus,
kecepatan putaran mesin bubut dengan Kemudian chip yang dihasilkan
kecepatan 640 rpm kemudian menyiapkan halus.
mata pahat Karbida. 3. Selanjutnya pada pembubutan
2. Tahap Analisa Data menggunakan Material ST 41 hasil
Tahap ini memulai proses penyayatan serat yang dihasilkan kurang bagus,
pada benda kerja dengan perlahan masing- dan chip yang dihasilkan kurang
masing 1 mm menggunakan material yang halus.
berbeda-beda, kemudian hasil pembubutan
diukur dengan menggunakan vernier 2. Pembahasan
kaliper. Setelah melakukan proses pembubutan
3. Tahap Akhir menggunakan mesin bubut konvensional
Benda kerja yang telah dilakukan dan selanjutnya didapatlah hasil penelitian
pembubutan kemudian akan dianalisa hasil pengaruh jenis-jenis material terhadap
pembubutannya, manakah material yang kekerasan permukaan pada pembubutan
paling baik kualitasnya. rata dengan menggunakan pahat Karbida
Metode analisis data untuk mengetahui dengan mesin bubut konvensional.
uji pengaruh pembubutan rata terhadap Berikut data yang sudah diambil.
benda kerja material ST 37, ST 60, Dan
Material ST 41 pada mesin bubut yaitu 1. Proses Pembubutan Rata Material ST
dengan cara melakukan pengujian 37
kecepatan dengan kecepatan 640 rpm Pada pembubutan material ST 37,
terhadap mata pahat Karbida, Kemudian di menghasilkan spesimen yang kasar.
catat hasil dari pembubutan rata benda kerja
tersebut pada putaran 640 rpm.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Penelitian
Menyiapkan seluruh alat dan bahan
material yang akan dikerjakan yaitu 1 unit
mesin bubut konvensional dengan Material
ST 37, ST 60, Dan Material ST 41 dan Gambar 4.1. Material ST 37.
Mata pahat Karbida. (Dokumentasi, 2019)
Tabel 4.1. Hasil penelitian

Berdasarkan tabel di atas peneliti Gambar 4.2. Hasil Serat.


sudah menemukan hasil dari proses (Dokumentasi, 2019)
pembubutan rata dengan mata pahat
Karbida dengan menggunakan rpm yang 2. Proses Pembubutan Material ST 60
sama dan hasilnya sebagai berikut: Pada pembubutan material ST 60
menghasilkan spesimen yang baik.
Gambar 4.3. Hasil ST 60. Gambar 4.7. Grafik pembahasan
(Dokumentasi, 2019) pembubutan.

Pada gambar 4.7. menunjukan hasil


dari konsumsi pemakanan tersebut bahwa
dari perbedaan material dapat di peroleh
hasil yang maksimal. Pada saat
menggunakan menggunakan Material ST
Gambar 4.4. Hasil serat. 37, benda kerja 30 mm dan panjang 200
(Dokumentasi, 2019) mm menunjukan hasil pemakanan kasar.
Selanjutnya dengan menggunakan material
3. Proses Pembubutan Material ST 41 ST 60, menunjukan hasil yang bagus,
Pada pembubutan material ST 41 Sedangkan pada saat menggunakan material
menghasilkan spesimen yang cukup baik. ST 41, menunjukan hasil kurang bagus

E. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pengujian
pembubutan rata terhadap mata pahat
Karbida dengan menggunakan material ST
37, ST 60, Dan Material ST 41. Kekuatan
material juga mempengaruhi hasil dari
Gambar 4.5. Hasil Material ST 41. pembubutan. Hal ini dapat di simpulkan
(Dokumentasi, 2019) pada saat pembubutan menggunakan pahat
Karbida dengan material ST 37 Hasil serat
kasar, Sedangkan material ST 60 hasil
seratnya bagus, Sedangkan material ST 41
hasil seratnya kurang bagus.
2. Saran
Untuk mendapatkan hasil pembubutan
yang bagus dan maksimal, pada pengerjaan
pembubutan rata, untuk lebih lanjut peneliti
Gambar 4.6. Hasil Serat.
ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan
(Dokumentasi, 2019)
material dan mata pahat yang berbeda
dengan memberikan variasi pemakanan
4. Pembahasan Material ST 37, ST 60,
sehingga mendapatkan hasil yang dapat
Dan Material ST 41
dibandingkan dengan hasil penelitian ini.
F. DAFTAR PUSTAKA

Amstead, B.H, 1970. Teknologi Mekanik.


Jakarta, Erlangga.

Gusti Rusydi Furqon, 2016.Analisa Uji


Kekerasan Pada Poros Baja ST 60
Dengan Media Pendingin Yang
Berbeda. Universitas Islam, Wiryo Sumarto, 2004:90. Pengetahuan
Banjarmasin. Bahan Teknik. Bandung.
Yuliarman, ST, 2008, Study Pemotongan
Rochim, T, 1993. Proses Pemesinan. optimum Pembubutan Keras. USU
Bandung, HEDPS. digital library.

Suherman, 1987:72. Pengetahuan Bahan


Teknik. Jakarta.

Syamsir, 1989. Mesin Bubut. 2 september


2011.

Anda mungkin juga menyukai