Anda di halaman 1dari 19

PROSES

PEMESINAN
TKA 2A
KELOMPOK 4 :

Mochamad Reza A. (214308017)


Putra Syafaudin (214308021)
Syifa Muhammad F.A (214308024)
Apa itu Proses Pemesinan ?

Proses pemotongan yang dilakukan dengan cara memotong bagian benda kerja yang tidak
digunakan dengan menggunakan pahat (cutting tool), sehingga terbentuk permukaan benda
kerja menjadi komponen yang dikehendaki
Klasifikasi proses pemesinan ditinjau dari
konvensional dan advanced

1. Proses pemesinan konvensional


Proses penghilangan suatu bagian benda kerja dalam bentuk chip
dengan menggunakan cutting tool.

>Turning : Untuk menghasilkan benda kerja lurus, kerucut,


melengkung, atau beralur seperti poros, spindel, dan pin.
Drilling
Untuk menghasilkan lubang, yang dapat diikuti dengan pengeboran untuk meningkatkan akurasi
dimensi dan permukaan akhir.
Proses Pemesinan Advance
Proses penghilangan suatu benda kerja dengan menggunakan berbagai teknik yang melibatkan energi mekanik,
termal, listrik, kimia, ataupun kombinasi dari beberapa energi. Salah satu contohnya adalah Chemical machining (CM)
yang dikembangkan dari pengamatan bahwa bahan kimia menyerang dan mengetsa sebagian besar logam, batu, dan
beberapa keramik, sehingga menghilangkan sejumlah kecil material dari permukaan. Proses CM dilakukan dengan
pelarutan kimia menggunakan reagen atau etsa, seperti larutan asam dan basa.
Klasifikasi Proses Pemesinan Ditinjau Dari
Profil Akhir Produk

1.Proses pemesinan untuk membentuk benda kerja silindris atau konis dengan benda
kerja/pahat berputar, meliputi proses bubut dan variasi proses yang dilakukan
dengan menggunakan mesin bubut, mesin gurdi (drilling machine), mesin frais
(milling machine), mesin gerinda (grinding machine).

2. Proses pemesinan untuk membentuk benda kerja permukaan datar tanpa memutar
benda kerja. Meliputi proses sekrap (shaping, planing), proses slot (sloting), proses
menggergaji (sawing), dan proses pemotongan roda gigi (gear cutting).
Klasifikasi Proses Pemesinan

Klasifikasi proses pemesinan


ditinjau dari profil akhir produk
1. Proses pemesinan untuk membentuk benda kerja silindris atau konis dengan benda
kerja atau pahat berotasi, meliputi proses bubut dan variasi proses yang dilakukan
dengan menggunakan mesin bubut, mesin gurdi (drilling machine), mesin frais
(milling machine), mesin gerinda (grinding machine).

2. Proses pemesinan untuk membentuk benda kerja permukaan


.
datar tanpa merotasi benda kerja. Meliputi proses sekrap
(shaping, planing), proses slot (sloting), proses menggergaji
(broaching)
Klasifikasi Proses Pemesinan
Ditinjau dari Pemotongan Mata Tunggal (single cutting edge) dan
Pemotongan Mata Jamak (multiple cutting edges)

1. pahat bermata potong tunggal (single point cutting tools) diantaranya proses
yang menggunakan mesin bubut dan mesin sekrap.

2. pahat bermata potong jamak (multiple point cuttings tools)


antara lain proses yang menggunakan mesin gurdi dan
gergaji.
Proses Bubut (Turning)

Proses bubut adalah proses pemesinan untuk


menghasilkan bagian-bagian mesin brbentuk silindris yang
dikerjakan dengan menggunakan Mesin Bubut. Prinsip
dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan
permukaan luar benda silindris atau bubut rata :

1. Dengan benda kerja yang berputar


2. Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point
cutting tool)
3. Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada
jarak tertentu sehingga akan meraut permukaan luar benda
kerja.

.
B. Jenis-Jenis Proses Bubut

1. Proses bubut rata atau permukaan (surface turning) adalah proses bubut
yang identik dengan proses bubut lurus, tetapi arah gerakan pemakanan
tegak lurus terhadap sumbu benda kerja.
.

2. Proses bubut tirus (taper turning) sebenarnya identik dengan proses bubut
lurus, hanya jalannya pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu
benda kerja.
.

3. Proses bubut lurus dilakukan dengan cara memvariasi kedalaman potong,


sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan.
KETERANGAN :
1. proses bubut lurus
2. proses bubut rata atau permukaan
3. proses bubut tirus

Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan putar
spindel (speed), gerak makan (feed) dan kedalaman potong (depth of cut). Faktor
yang lain seperti bahan benda kerja dan jenis pahat sebenarnya juga memiliki
pengaruh yang cukup besar, tetapi tiga parameter di atas adalah bagian yang bisa
diatur oleh operator langsung pada mesin bubut.
1. Kecepatan putar, n (speed), selalu dihubungkan dengan sumbu
utama (spindel) dan benda kerja. Kecepatan putar dinotasikan sebagai
putaran per menit (rotations per minute, rpm). Akan tetapi yang
diutamakan dalam proses bubut adalah kecepatan potong (cutting speed
atau v) atau kecepatan benda kerja dilalui oleh pahat/keliling benda kerja

Dengan demikian kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda


kerja. Selain kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja
faktor bahan benda kerja dan bahan pahat sangat menentukan harga
kecepatan potong. Pada dasarnya pada waktu proses bubut kecepatan
potong ditentukan berdasarkan bahan benda kerja dan pahat

2. Gerak makan, f (feed), adalah jarak yang ditempuh oleh pahat


setiap benda kerja berputar satu kali (Gambar 6.4.), sehingga satuan f
adalah mm/putaran. Gerak makan ditentukan berdasarkan kekuatan
mesin, material benda kerja, material pahat, bentuk pahat, dan terutama
kehalusan permukaan yang diinginkan. Gerak makan biasanya
ditentukan dalam hubungannya dengan kedalaman potong a. Gerak
makan tersebut berharga sekitar 1/3 sampai 1/20 a, atau sesuai dengan
kehalusan permukaan yang dikehendaki.
3. Kedalaman potong a (depth of cut), adalah tebal bagian benda kerja yang dibuang dari benda
kerja, atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadap permukaan yang belum terpotong (lihat
Gambar 6.4.). Ketika pahat memotong sedalam a, maka diameter benda kerja akan berkurang 2a,
karena bagian permukaan benda kerja yang dipotong ada di dua sisi, akibat dari benda kerja yang
berputar.
Pada Mesin Bubut dapat juga dilakukan proses pemesinan yang lain, yaitu bubut dalam
(internal turning), proses pembuatan lubang dengan mata bor (drilling), proses memperbesar
lubang (boring), pembuatan ulir (thread cutting), dan pembuatan alur (grooving/parting-off).
Proses tersebut dilakukan di Mesin Bubut dengan bantuan/tambahan peralatan lain agar proses
pemesinan bisa dilakukan.

Proses pemesinan yang dapat dilakukan pada Mesin Bubut

(a) pembubutan pinggul (chamfering),


(b) pembubutan alur (parting-off),
(c) pembubutan ulir (threading),
(d) pembubutan lubang (boring),
(e) pembuatan lubang (drilling),
(f) pembuatan kartel (knurling).
Keterangan :
Benda Kerja :
Do = diameter mula (mm)
Dm = diameter akhir (mm)
Lt = panjang pemotongan (mm)
Pahat :
Xr = sudut potong utama/sudut masuk
Mesin Bubut :
A = kedalaman potong (mm)
F = gerak makan (mm/putaran)
n = putaran poros utama (putaran/menit)
Pencekaman/ pemegangan benda kerja pada Mesin Bubut bisa
digunakan beberapa cara
A. Cara yang pertama adalah benda kerja tidak dicekam, tetapi menggunakan dua senter dan pembawa. Dalam
hal ini, benda kerja harus ada lubang senternya di kedua sisi benda kerja

B . Cara kedua yaitu dengan menggunakan alat pencekam.


Alat pencekam yang bisa digunakanadalah:

1. Collet, digunakan untuk mencekam benda kerja berbentuk silindris dengan ukuran sesuai diameter
collet,Pencekaman dengan cara ini tidak akan meninggalkan bekas pada permukaan benda kerja.

2. Cekam rahang empat (untuk benda kerja tidak silindris) . Alat pencekam ini masing-masing rahangnya
bisa diatur sendirisendiri, sehingga mudah dalam mencekam benda kerja yang tidak silindris.

3. Cekam rahang tiga (untuk benda silindris). Alat pencekam ini tiga buah rahangnya bergerak bersama-
sama menuju sumbu cekam apabila salah satu rahangnya digerakkan.

4. Face plate, digunakan untuk menjepit benda kerja pada suatu permukaan plat dengan baut pengikat
yang dipasang pada alur T.
Benda yang relatif panjang dipegang oleh cekam rahang tiga dan didukung oleh senter
putar
CONTOH SOAL :

Bahan logam kuningan berdiameter 40 mm dibubut dengan putaran mesin 400rpm. Pemakanan mesin dalam
satu putaran (f)= 0,05 mm/ putaran. Panjang pemotongan sebesar 200 mm. Tentukan besarnya kecepatan
potong, kecepatan pemakan, dan waktu pemotongan!
Jawab.
Diketahui
d=40 mm
n= 400 rpm
f= 0,05 mm/putaran
L= 200mm
Kecepatan potong v
Kecepatan pemakan
Waktu pemotongan
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai