PROSES PRODUKSI 1
Produksi merupakan suatu proses untuk mengubah bahan mentah menjadi bahansetengah jadi atau
bahan jadi sehingga meningkatkan nilai guna dari bahantersebut.
c) Proses pengecoran adalah proses produksi berupa penuangan logam cair ke dalam cetakan
sehingga terbentuk produk sesuai dengan cetakan yang ada.Proses penuangan'pengecoran
merupakan proses tertua yang dikenal manusiadalam pembuatan benda logam. Contoh
produk yang dapat dibuat dengan proses ini adalah pahat, paku, dan lain-lain.
2.2.4 Proses Penyambungan (joining)
Penyambungan adalah proses produksi berupa penggabungan dua buahmaterial atau lebih untuk
mendapatkan suatu produk yang di inginkan. Proses penyambungan in dapat berupa pengelasan,
mematri, soldering, pengelingan, perekatan dengan lem, penyambungan dengan baut dan lain-lain.
Proses penyambungan dapat dikelompokkan menjadi, yaitu :
Penyambungan permanen
Penyambungan permanen adalah penyambungan yang tidak dapatdipisahkan lagi,
apabila dipisahkan akan dapat merusak komponennya.Contohnya adalah penyambungan
pada pengelasan, patri, solder, pakukeling dan lain-lain.
Penyambungan sementara
Penyambungan sementara adalah penyambungan yang dapatdipisahkan kembali,
contohnya penyambungan dengan menggunakan baut.
Metalurgi serbuk adalah proses produksi dengan cara memasukan serbuk logam ke dalam sebuah
cetakan kemudian serbuk logam tersebut di beritekanan. Finishing dari proses metalurgi serbuk ini
adalah dengan memberikan perlakuan panas agar serbuk logam yang telah di tekan tadi menjadi
rigid.Biasanya proses metalurgi serbuk ini di gunakan untuk pembuatan produk yang berdimensi
sangat kecil. Contoh produk yang dibuat dengan cara metalurgiserbuk ini adalah roda gigi pada jam
tangan.
Proses perlakuan panas adalah perlakuan thermal terhadap logam untuk mendapatkan sifat mekanik
yang baru. Proses heat treament ini di lakukansecara merata pada logam. selain itu ada juga Surface
Treament, dimana pada dasarnya pemberian perlakuan panas pada logam untuk mendapatkan sifat
mekanik yang bari. Namun surface treament ini perlakuan panas yang di berikan hanya pada
permukaan logam saja.
Pahat yang bergerak relatif terhadap benda kerja akan menghasilkan geramdan sementara itu
permukaan benda kerja secara bertahap akan terbentuk menjadikomponen yang dikehendaki.erak
relatif pahat terhadap benda kerja dapat dipisahkan menjadi dua komponengerakan yaitu :
Dimana gerak potong adalah gerak yang menghasilkan permukaan baru pada benda kerja.
Gerak makan adalah gerak yang menyelesaikan permukaan baru yangtelah di potong oleh gerak
potong.
2.3.2 Berdasarkan jumlah mata Pahat yang digunakan
Pahat yang dipasangkan pada suatu jenis mesin perkakas memiliki mata pahat yang berbeda-beda.
Jenis pahat/perkakas potong disesuaikan dengan cara pemotongan dan bentuk akhir dari produk.
Adapun pahat dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis pahat yaitu pahat bermata potong tunggal
(single point cutting tools) dan pahat bermata potong jamak (multiple point cuttings tools).
Tabel 2.1. Klasifikasi Proses Permesinan Menurut gerak relatif dan jenis Pahat yang Digunakan :
Selain ditinjau dari segi orientasi permukaan maka poses pemesinan dapat diklassifikasikan
berdasarkan proses terbentuknya permukaan (proses generasi permukaan; surface generation).
Dalam hal ini proses tersebut dikelompokkan dalam dua garis besar prosesyaitu:
Dalam proses pemesinan jika kita ingin melakukan suatu pekerjaan, maka perlu kita ketahui
terlebih dahulu dengan mesin apa yang semestinya kita gunakan sehingga produk yang kita buat
sesuai dengan yang diinginkan.
Beberapa jenis proses mungkin dapat dilakukan pada satu mesin perkakas. Misalnya, mesin
bubut tidak selalu digunakan sebagai untuk membubut saja melainkan dapat pula digunakan untuk
menggurdi, memotong dan melebarkan lubang (boring) dengan cara mengganti pahat dengan yang
sesuai. Bahkan dapat digunakan untuk mengefreis, menggerinda atau mengasah halus asal pada
mesin bubut yang bersangkutan dapat dipasangkan peralatan tambahan (attachments) yang khusus.
Tabel 2.2. Klasifikasi Proses Pemesinan Menurut Jenis Mesin Perkakas yang Digunakan
Untuk itu perlu dipahami lima elemen dasar proses permesinan, yaitu :
Elemen proses pemesinan tersebut (Vc, Vf, a, tc dan Z) dihitung berdasarkan dimensi benda kerja
dan pahat serta besaran dari mesin perkakas. Besaran mesin perkakas diatur ada bermacam-macam
tergantung pada jenis mesin perkakas, oleh sebab itu, rumus yang dipakai untuk menghitung setiap
elemen proses pemesinan dapat berlainan.
1. Proses Bubut (turning)
Mesin bubut dapat digunakan untuk memproduksi material berbentuk konis maupun
silindrik. Jenis mesin bubut yang paling umum adalah mesin bubut (lathe) yang melepas bahan
dengan memutar benda kerja terhadap pemotong mata tunggal.
Pada proses bubut benda kerja dipegang oleh pencekam yang dipasang diujung poros utama
spindel. Dengan mengatur lengan pengatur yang terdapat pada kepala diam, putaran poros utama
(n) dapat dipilih sesuai dengan spesifikasi pahat yang dipilih. Harga putaran poros utama umumnya
dibuat bertingkat dengan aturan yang telah distandarkan, misalnya : 83, 155, 275, 550, 1020 dan
1800 rpm. Pada mesin bubut gerak potong dilakukan oleh benda kerja yang melakukan gerak rotasi
sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat yang melakukan gerak translasi. Pahat dipasangkan
pada dudukan pahat dan kedalaman potong (a) diatur dengan menggeserkan peluncur silang melalui
roda pemutar (skala pada pemutar menunjukkan selisih harga diameter) dengan demikian
kedalaman gerak translasi dan gerak makannya diatur dengan lengan pengatur pada rumah roda
gigi. Gerak makan (f) yang tersedia pada mesin bubut dibuat bertingkat dengan aturan yang telah
distandarkan.
Mesin bubut beserta bagian bagiannya dapat kita lihat pada gambar 2.1
Keterangan Gambar :
Benda kerja :
Pahat :
γo = Sudut geram
Mesin bubut :
Berdasarkan posisi benda kerja yang ingin dibuat pada mesin bubut, ada beberapa proses bubut
yaitu :
Tebal geram sebelum terpotong (h) belum tentu sama dengan tebal geram setelah terpotong
(hc, chip thickness) dan hal ini antara lain dipengaruhi oleh sudut geram (γ0), kecepatan potong dan
material benda kerja.
Pahat freis termasuk pahat bermata potong jamak dengan jumlah mata potong sama dengan jumlah
gigi freis.
Berdasarkan jenis pahat yang digunakan dikenal dua macam cara yaitu:
Elemen dasar dari proses freis dapat diketahui atau dihitung dengan menggunakan rumus yang
dapat diturunkan dari kondisi pemotongan ditentukan sebagai berikut ;
lw = panjang pemotongana
a = kedalaman potong
Vr = kecepatan makan
Elemen dasar pada mesin freis dapat dihitung dengan rumus berikut :
1. Kecepatan potong
Vt = π.d.n : m/min
1000
2. Gerak makan pergigi
Fz = Vt/ (z.n) : mm/(gigi)
3. Waktu pemotongan
tc = lt / Vt : min
dimana :
lt = lv + lw + ln : mm,
Z= Zf.a.w : cm³/min
1000
1. Gurdi (drilling)
2. Perluasan ujung lubang (counter boring)
3. Penyerongan ujung lubang (counter sinking)
4. Perluasan atau penghalusan lubang (roaming)
5. Gurdi lubang dalam (gun drilling)
1. Twist Drill
Twist drill merupakan penggurdi dengan dua galur dan dua tepi potong.
Pahat gurdi :
d = diameter gurdi : mm
Mesin gurdi :
1. Kecepatan potong :
Vt = π.d.n : m/min
1000
2. Gerak makan permata potong:
Fz = Vf : mm/r
z.n
3. Kedalaman potong:
a = d/2 : mm
4. Waktu pemotongan:
Tc =lt/Vf : min
dimana:
lt = lv + lw + ln : mm
ln = (d/2) tan Kr : mm
5. Kecepatan penghasilan geram:
Z = π.d².Vj : cm³/m
4.1000
d. Proses Sekra (shaping / planing)
Proses sekrap hampir sama dengan proses membubut, tapi gerak potongnya tidak
merupakan gerak rotasi melainkan gerak translasi yang dilakukan oleh pahat (pada mesin sekrap)
atau oleh benda kerja (pada mesin sekrap meja). Benda kerja dipasang pada meja dan pahat (mirip
dengan pahat bubut) dipasangkan pada pemegangnya.
a. perataan permukaan
b. memotong alur pasak luar dan dalam
c. alur spiral
d. batang gigi
Pengelompokkan Mesin Sekrap
Kegunaan khusus dari mesin sekrap misalnya untuk memotong roda gigi caranya adalah daya
ditransmisikan dengan mengunakan motor tersendiri, baik melalui roda gigi maupun sabuk atau
dengan penggunaan system hidrolisis. Penggerakan bolak balik pahat dapat diatur dengan
menggunakan lengan osilasi dan mekanisme engkol.
Pada mesin sekrap biasa pahat bergerak bolak-balik, sedangkan benda kerja diam,
1. Badan (body)
Bagian pahat yang dibentuk menjadi mata potong atau tempat untuk sisipan pahat (dari
karbida atau keramik)
2. Pemegang/gagang (shank)
Bagian pahat untuk dipasangkan pada mesin perkakas. Bila bagian initidak ada, maka
fungsinya digantikan oleh lubang pahat.
Lubang pada pahat melalui mana pahat dipasang pada poros utama (spindle)
atau poros pemegang dari mesin perkakas. Umumnya dipunyai oleh pahat freis.
Bidang rata pada pemegang untuk meletakkan pahat sehingga mempermudah proses
pembuatan, pengukuran maupun pengasahan pahat.
Bidang pahat merupakan permukaan aktif dari pahat. Tiap pahat mempunyai bidang
aktif sesuai jumlah mata potongnya (tunggal atau jamak). Bidang pahat dapat dibagi tiga
yaitu sebagai berikut :
Yaitu bidang yang menghadap ke permukaan transien dari benda kerja.Permukaan transien
benda kerja akan terpotong akibat gerakan pahat relatif terhadap benda kerja. Karena
adanya gaya pemotongan sebagian bidang utama akan terdeformasi sehingga bergesekan
dengan permukaan transien benda kerja.
Adalah bidang yang menghadap permukaan terpotong dari benda kerja.Karena adanya gaya
pemotongan, sebagian kecil bidang bantu akan terdeformasi dan menggesek permukaan
benda kerja yang telah terpotong / dikerjakan. Untuk pahat freis selubung tidak diperlukan
bidang bantu.
Mata potong pahat merupakan tepi dari bidang geram yang aktif memotong. /da dua jenis
mata potong, yaitu :
Mata potong utama adalah garis perpotongan antar bidang geram (Aγ) dengan bidang
utama (Aα)
2. Mata Potong Bantu / Minor (S, auxiliary / minor cutting edge)