BUBUT
Sumber : https://www.scribd.com
1
2. Process
Gerak potong dilakukan oleh benda kerja secara rotasi, sedangkan
gerak makan dilakukan oleh pahat secara translasi.
3. Output
2
2.5. Elemen Dasar Proses Bubut
Dalam proses pemesinan termasuk proses bubut, terdapat 5 (lima) dasar
proses, yaitu:
1. Putaran spindle (rpm)
𝑉𝑐 . 1000
𝑛 = ; rpm
𝜋. 𝐷
𝑚𝑚
Vf = f . n . Zph ; ( 𝑚𝑖𝑛 )
𝐷𝑜 − 𝐷𝑖
a= ; mm
2
𝐿𝑡 . 𝑧
Tc = 𝑓 . ; min
𝑛 . 𝑍𝑝ℎ
𝑎
â
Z= 𝑥
3
𝑚𝑚
â = Besar pemakanan per skala ( 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 )
𝑇𝑒𝑓𝑓 = 𝑇𝑐 . 𝑍 ; min
4
oleh satu orang. Mesini ini biasa kita jumpai di beberapa sekolah mesin
yang di gunakan untuk latihan dan pembelajaran.
Sumber : http://wragil.blogspot.com
Sumber : http://wragil.blogspot.com
5
Mesin bubut standar memiliki ukuran yang besar dan lebih berat.
Jenis mesin bubut ini merupakan standar dalam pembuatan mesin bubut
pada umumnya. Dengan komponen seperti pada mesin bubut ringan dan
sedang serta dilengkapi dengan keran pendingin, lampu kerja, bak
penampung beram, dan rem. Mesin bubut standar paling banyak
digunakan di home industry.
6
Mesin bubut centre lathe paling banyak digunakan pada
industri karena dirancang untuk berbagai macam bentuk. Mesin bubut
ini menggunakan poros spindle yang memiliki chuck berahang pada
satu sisinya sebagai alat cengkram material. Rahang ini menjadi pusat
sumbu.
Sumber : http://wragil.blogspot.com
8
5. Mesin Bubut Turret
Sumber : http://wragil.blogspot.com
Sumber : http://wragil.blogspot.com
Sumber : http://wragil.blogspot.com
10
2.7. Penjabaran Mesin C630
Model C 630
Berat 400 Kg
11
2.8. Operasi – Operasi Yang Dapat Dilakukan Pada Mesin Bubut
1. Pembubutan tepi (facing)
Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang
sesuai, dengan menggunakan refrensi mal ulir (thread gauge) atau
menggunakan pahat tertentu yang ukurannya telah dijual dipasaran,
biasanya untuk ulir-ulir standar.
6. Drilling
7. Boring
8. Kartel (knurling)
12
Membuat profil atau grip pegangan pada benda kerja seperti pada
pegangan tang, obeng, agar permukaan benda kerja tidak licin.
9. Reaming
Sumber : http://mesinnews.blogspot.com
2. Senter Pipa
13
Gambar 2.15 Senter pipa
Sumber : http://mesinnews.blogspot.com
Alat ini berfungsi sebagai pemegang mata bor (twist drill) untuk
pembuatan lubang pada benda kerja.
Sumber : http://mesinnews.blogspot.com
Sumber : http://mesinnews.blogspot.com
Sumber : http://mesinnews.blogspot.com
15
7. Penyangga Tetap (Steady Rest)
Digunakan untuk membantu memegang benda yang panjang
yang akan mendapat pengerjaan dibagian ujungnya. Dipasang pada
bed mesin dengan dikunci mur baut. Bagian yang memegang benda
kerja dibuat dengan bronze atau kuningan sehimgga tidak banyak
merusak benda kerja. Namun begitu harus teatap dilumasi selama
pemakaian.
Sumber : http://mesinnews.blogspot.com
Sumber : http://mesinnews.blogspot.com
16
2.10. Klasifikasi Pahat Bubut
2.10.1. Klasifikasi Pahat Bubut
Pahat bubut merupakan salah satu alat potong yang sangat
diperlukan pada proses pembubutan, karena pahat bubut dengan
berbagai jenisnya dapat membuat benda kerja dengan berbagai bentuk
sesuai tuntutan pekerjaan, misalnya dapat digunakan untuk membuat
permukaan/facing, rata, bertingkat, alur, champer, tirus, memperbesar
lubang, ulir, dan memotong. Kemampuan atau performa pahat bubut
dalam melakukan pemotongan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya, jenis bahan/material yang digunakan, geometris pahat
bubut, sudut potong pahat bubut dan bagaimana apakah teknik
penggunaannya sudah sesuai petunjuk dalam katalog. Apabila
beberapa faktor tersebut diatas dapat terpengaruhi berdasarkan standar
yang telah ditentukan, maka pahat bubut akan maksimal kemampuan
atau performanya. Setiap pabrik pembuat pahat bubut biasanya pada
buku katalognya selalu mencantumkan spesifikasi dan klasifikasi
produk buatannya, diantaranya mencantumkan kode standar yang
digunakan misalnya dengan standar ISO 513.
17
untuk sebuah alat potong tidak hanya kerasnya saja, akan tetapi
masih ada sifat lain yang diperlukan untuk membuat suatu alat
potong memilkiperforma yang baik misalnya, bagaimana
ketahanan terhadap gesekan, ketahanan terhadap panas, ketahanan
terhadap benturan, dll.
a) Baja karbon
18
selanjutnya dilakukan pengerolan atau penempaan dibentuk
menjadi batang segi empat atau silinder. Pada kondisi masih
bahan (raw material), baja tersebut diproses secara pemesinan
menjadi berbagai bentuk pahat bubut. Setelah proses perlakukan
panas dilaksanakan, kekerasannya akan menjadi cukup tinggi
sehingga dapat digunakan untuk kecepatan potong yang tinggi
yaitu sampai dengan tiga kali kecepatan potong pahat CTS. Baja
Kecepatan Tinggi (High Speed Steel – HSS) apabila dilihat dari
komposisinya dapat dibagai menjadi dua yaitu, Baja Kecepatan
Tinggi (High Speed Steel – HSS) Konvensional dan Baja
Kecepatan Tinggi (High Speed Steel – HSS) Spesial.
– Molibdenum HSS
– Tungsten HSS
– Cast HSS
– Powdered HSS
– Coated HSS
19
Sifat-sifat paduan cor nonferro adalah diantara sifat yang
dimiliki HSS dan Karbida (Cemented Carbide), sehingga
didalam penggunaannya memiliki karakteristik tersendiri karena
karbida terlalu rapuh dan HSS mempunyai ketahanan panas (hot
hardness) dan ketahanan aus (wear resistance) yang terlalu
rendah. Jenis material ini di bentuk dengan cara dituang menjadi
bentuk-bentuk yang tertentu, misalnya tool bit (sisipan) yang
kemudian diasah menurut geometri yang dibutuhkan. Baja
paduan nonferro terdiri dari empat macam elemen/ unsur utama
diantaranya:
Cobalt (Co):
Chrom (Cr):
Karbon (C):
20
d) Karbida
Karbida Tungsten:
21
Karbida lapis:
e) Keramik (Ceramics)
Keramik tradisional
Keramik industri
22
2.10.2. Posisi Pahat Bubut
Pada waktu membubut, benda kerja dijepit pada cekam, pelat
pembawa atau dipasang diantara 2 senter sementara pahat bubut
dipasang didalam rumah pahat (tool post). Agar pengerjaan
pembubutan dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar, maka
pemasangan pahat pada rumah pahat ini harus dilakukan secara
seksama dan benar. Pertama, posisi pahat harus diatur setinggi sumbu
benda kerja atau setinggi senter, kedua pahat jangan dipasang terlalu
panjang menonjol keluar dari rumah pahat. Hal ini bertujuan agar
pada waktu mekasanakan pembubutan pahat tidak bergetar serta untuk
menghindari pahat menjadi patah, dimana ketentuan ini berlaku secara
umum untuk pemasangan pahat. Setelah itu sesuai dengan jenis pahat
yang digunakan, harus diatur pula apakah kedudukan pahat disetel
miring atau disetel tegak lurus terhadap benda kerja. Untuk pahat
kanan posisi pahat sebaiknya miring ke arah kanan sebesar 5˚ hingga
10˚. Hal ini dimaksudkan agar pada waktu menyayat benda kerja,
pahat tidak masuk lebih dalam pada benda kerja. Berbeda dengan
pahat bubut rata, pemasangan pahat bubut muka (side tool) harus
diatur miring ke kiri sehingga mata pemotong pahat mengenai benda
kerja, dalam hal ini gerakan penyayatan pahat dimulai dari bagian
tengah ke bagian kiri benda kerja. Sedangkan bila menggunakan pahat
potong (parting-off tool), maka posisinya harus diatur tegak lurus
terhadap sumbu benda kerja, hal ini dimaksudkan untuk menghindari
pahat menjadi patah.
23
memutarkan roda pemutar eretan lintang atau eretan atas.
Untuk mengatur posisi pahat
3. setinggi senter, sentuhkanlah ujung mata pemotong pahat
kepada ujung senter kepala lepas.
24
Gambar 2.22 pemasangan pahat pada rumah pahat
4 sisi pemasangan
Sumber : pusat- lingkaran.blogspot.co.id
25
Gambar 2.23 pemasangan pahat pada rumah
pahat landasan cembung
Sumber : pusat-lingkaran.blogspot.co.id
26
Gambar 2.24 pemasangan pahat pada rumah
alur ekor burung
Sumber :pusat-lingkaran.blogspot.co.id
Sumber : syamsurikgn.wordpress.com/2014/10/31/jenis-
jenis-pahat-cnc/
27
Berdasarkan bentuknya, pahat bubut diatas dari kiri ke kanan
adalah
1. Pahat sisi kanan
2. Pahat pinggul/champer kanan
3. Pahat sisi/permukaan kanan
4. Pahat sisi/permukaan kanan (lebih kasar)
5. Pahat ulir segitiga kanan
6. Pahat alur
7. Pahat alur segitiga (kanan kiri)
8. Pahat ulir segitiga kiri
9. Pahat sisi kiri
10. Pahat pinggul kiri
Berdasarkan bahan pembuatnya ada dua macam pahat bubut
yang umum dipakai, yakni pahat HSS dan carbide atau tungsten
carbide.
Pahat High Speed Stel (HSS)
High Speed Stel (HSS) adalah bagian dari alat baja, biasanya
digunakan alat bit dan alat pemotong. Hal ini sering digunakan
dalam kekuasaan gergaji dan bor. Hal ini unggul lebih tua dari alat
baja karbon tinggi yang digunakan secara luas melalui tahun 1940-
an karena dapat menahan suhu tinggi tanpa kehilangan
kekasarannya. Properti ini memungkinkan HSS untuk memotong
lebih cepat dari baja karbon tinggi, maka nama baja kecepatan
tinggi. HSS umumnya menampilkan kekerasan tinggi (di atas
HRC60) dan ketahanan abrasi tinggi (umunya terkait dengan
konten tungsten sering digunakan dalam HSS) dibandingkan
dengan karbon umum dan alat baja. Penggunaan utama dari baju
kecepatan tinggi menjadi pembuatan berbagai alat pemotong:
latihan, keran, penggilingan pemotong, alat bit, pemotong gear,
gergaji, dll. Jadi HSS bukan hanya digunakan memotong besi, tapi
juga kayu, bahkan bagus juga untuk pisau dapur.
28
Gambar 2.26 Pahat HSS
Sumber : http://kamiltoh4.blogspot.co.id/
Pahat Carbide
Tungsten karbida (WC) adalah senyawa kimia anorganik yang
menganduk bagian yang sama tungsten dan tom karbon. Bahasa
sehari-hari, tungsten karbida sering hanya disebut karbida. Dalam
bentuk yang paling dasar, itu adalah bubuk abu-abu halus, tetapi
dapat ditekan dan dibentuk menjadi bentuk yang sering digunakan
dalam mesin industri, alat-alat, abrasive, serta perhiasan. Tungsten
karbida adalah sekitar tiga kali lebih besar dari baja, dengan
modulus young sekitar 550 Gpa, dan jauh lebih padat dari baja atau
titanium. Hal ini sebanding dengan korundum (a-Al203) atau safir
dalam kekerasan dan hanya dapat dipoles dan selesai dengan
abrasif kekerasan unggulan seperti silikon karbida, cubic boron
nitride dan berlian antara lain, dalam bentuk bubuk, roda, dan
senyawa.
Jadi jenis pahat ini dibuat dengan campuran bahan kimia antara
lain tungsten dan karbon, tergantung sifat bahan yang dikehendaki,
kadang juga memakai methanol, hydrofluoric acid/nitric acid
(HF/HN03), dll.
Tungsten carbide bit ini kemudian dicetak dengan beragam
bentuk pahat bubut. Ada yang dibuat dengan lubang ditengahnya
untuk baut pengunci ke horlder/pegangannya, seperti gambar
berikut.
29
Gambar 2.27 Pahat tungsten carbide dan holdernya
Sumber : http://kamiltoh4.blogspot.co.id/
30
3. Geram kontinyu dengan built up edge (continous with a built up edge)
Geram ini terjadi pada proses pemotongan dengan material yang
ulet dan mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Pada saat
pemotongan, geram mengalir diatas bidang geram pahat, karena
koefisien gesek yang tinggi maka terdapat geram yang menempel pada
ujung pahat yang ikut mendorong bagian belakang geram. Karena pada
tool dan benda kerja terjadi panas yang berlebihan maka geram
tersebut meleleh dan melekan pada ujung pahat potong yang makin
banyak. Geram jenis ini dapat menyebabkan benda kerja yang
dipotong menjadi kasar. Bisasanya karena pemakanan yang besar
dengan kecepatan potong rendah.
31
2.13. Diagram Gergaji
32