Anda di halaman 1dari 20

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019

BAB IV
MESIN BUBUT

4.1 Pengertian Mesin Bubut


Mesin bubut atau turning machine adalah suatu jenis mesin yang memliki
fungsi pada proses pengerjaannya untuk menyayat benda kerja, mesin bubut
(Turning Machine) adalah suatu jenis mesin perkakas dalam proses kerjanya
bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat atau
tools sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut. Mesin bubut
merupakan salah satu mesin proses produksi yang dipakai untuk membentuk
benda kerja yang berbentuk silindris. proses benda kerja terlebih dahulu
dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindle mesin.
( Atmantawarna.2013)
selanjutnya spindle dan benda kerja berputar dengan kecepatan sesuai
perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja,
akan disayatkan pada benda kerja yang berputar umunya pahat bubut dalam
keadaan diam, pada perkembangannya ada jenis mesin bubut yang berputar
alat potongnya, sedangkan benda kerja diam. kecepatan putar sesuai
perhitungan, alat potong akan mudah untuk memotong benda kerja sehingga
benda kerja mudah dibentuk sesuai yang diinginkan. Dikatakan konvensional
karena untuk membedakan mesin-mesin yang dikontrol dengan komputer CNC
(Computer Numerically Controlled) ataupun kontrol numerik (Numerical Control)
dan karena jenis mesin konvensional mutlak diperlukan keterampilan manual
dari operatornya. kelompok mesin bubut konvensional juga terdapat bagian-
bagian otomatis dan pergerakannya bahkan juga ada yang dilengkapi dengan
layanan sistim otomasi baik yang dilayani dengan sistem hidraulik, pneumatik
ataupun elektrik. Ukuran mesinnya pun tidak semata-mata kecil karena tidak
sedikit mesin bubut konvensional. Untuk pengerjaan besar seperti yang

IV-1
IV-2

dipergunakan pada industri perkapalan dalam membuat atau merawat poros


balingbaling kapal yang diameternya mencapai 1000 mm.
( Atmantawarna.2013)
Mesin bubut terbagi menjadi dua, yaitu mesin bubut CNC (Computer
Numerically Controlled) dan mesin bubut konvesional.Mesin bubut CNC
(Computer Numerically Controlled) merupakan mesin yang dikontrol dengan
bantuan komputer dengan menggunakan bahasa numerik seperti perintah
gerakan yang menggunakan angka dan huruf sedangkan mesin bubut
konvensional merupakan mesin yang digunakan secara manual dengan
keterampilan dari operatornya. (Sumbodo, 2008)

Gambar 4.1 Mesin Bubut


(Sumber: Laboratorium Teknik Industri Universitas Gundarma)
4.2 Jenis-jenis Mesin Bubut
Mesin bubut dibedakan atas 4 jenis dilihat dari segi dimensinya. Jenis dari
mesin bubut tersebut yaitu mesin bubut ringan, mesin bubut sedang, mesin
bubut standar dan mesin bubut berat. Berikut ini adalah penjelasan dari jenis
mesin bubut berdasarkan segi dimensinya (Sumbodo, 2008)
1. Mesin Bubut Ringan.
Mesin bubut ringan diperuntukkan untuk pekerjaan membubut objek yang
berukuran kecil dan ringan. Bentuk mesin ini relatif kecil dan sederhana dengan
panjang mesin umumnya tidak lebih dari 1200 mm sehingga sangat cocok untuk
latihan dan industri rumah tangga.Mesin bubut ringan ini bisa diletakkan di meja
atau di tempat mana saja sesuka anda dengan sangat mudah, karena ukurannya
yang mini dari jenis mesin bubut lainnya.Karena memilki berat yang ringan dan

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-3

ukuran yang mini, mesin bubut ini bisa dibawa atau di angkat oleh satu orang.
Mesini ini biasa kita jumpai di beberapa sekolah mesin yang di gunakan untuk
latihan dan pembelajaran.

Gambar 4.2 Mesin Bubut Ringan


(Sumber: www.advenbarus.blogspot.com)

2. Mesin Bubut Sedang


Mesin Bubut Sedang memiliki fungsi utama untuk menghasilkan atau
memperbaiki perkakas secara produksi. Mesin bubut sedang digunakan untuk
membubut benda kerja yang memiliki diameter sekitar 200mm, dan panjang
sampai dengan 100mm. Mesin ini pada umumnya digunakan untuk industri kecil
atau bengkel-bengkel perawatan dan pembuatan komponen, selain itu juga
digunakan di dunia pendidikan atau pusat pelatihan. Konstruksi mesin ini lebih
cermat dan dilengkapi dengan penggabungan peralatan khusus. mesin ini
digunakan untuk pekerjaan yang lebih banyak variasinya dan lebih teliti.

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-4

Gambar 4.3 Mesin Bubut Sedang


(Sumber: https://bengkelbubut.id)

3. Mesin Bubut Standar.


Mesin Bubut Standar memiliki komponen gabungan antara mesin bubut
ringan dan mesin bubut sedang. Selain itu, Mesin bubut standar memiliki ukuran
yang besar dan lebih berat. Jenis mesin bubut ini merupakan standar dalam
pembuatan mesin bubut pada umumnya.Dengan komponen seperti pada mesin
bubut ringan dan sedang serta dilengkapi dengan keran pendingin, lampu kerja,
bak penampung beram, dan rem. Mesin bubut standar paling banyak digunakan
di home industry.mesin ini juga telah dilengkapi komponen tambahan seperti
keran pendingin, lampu kerja, dan rem untuk menghentikan mesin dalam
keadaan darurat.

Gambar 4.4 Mesin Bubut Standar


(Sumber: https://hargaperabot.com)

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-5

4. Mesin Bubut Berat


Mesin Bubut Berat terdiri atas mesin bubut beralas panjang, Mesin bubut
lantai, Mesin bubut tegak.
a. Mesin Bubut Beralas Panjang.
Mesin bubut memiliki alas mempunyai panjang alas sekitar 5m sampai
dengan 7m dengan diameter cekam hingga 2m. Mesin ini pada umumnya
digunakan di industri besar untuk membubut diameter benda kerja yang besar
seperti poros balingbaling kapal, dan untuk menyelesaikan hasil cetakan roda
mesin pengeras jalan (wheel vibrator), roda-roda puli yang besar dan sebagainya
(Sumbodo,2008).

Gambar 4.5 Mesin Bubut Beralas Panjang


(Sumber: www.wragil.blogspot.com)

b. Mesin Bubut Lantai.


Mesin Bubut Lantai memiliki fungsi yang sama dengan mesin bubut beralas
panjang, akan tetapi mesin ini memiliki kapasitas yang lebih besar sehingga
pergerakan penjepit pahat, kepala lepas, dan pengikatan benda kerjanya harus
dilakukan dengan beberapa cara yaitu : hidraulik, pneumatik ataupun elektrik,
selain itu, pengikatan dan pelepasan benda kerja dibantu dengan alat angkat.
Mesin ini pada umumnya digunakan pada industri mesin perkakas dengan skala
besar (Sumbodo, 2008).

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-6

Gambar 4.6 Mesin bubut lantai


(Sumber: www.filosofi-mesinbubut.blogspot.com)

c.   Mesin bubut sabuk

Gambar 4.7 Mesin bubut sabuk


(Sumber: www.wragil.blogspot.com)

Jenis mesin bubut sabuk menggunakan sabuk untuk memutar roda


gigi. Sabuk melingkari roda gigi dan berputar dengan putaran poros dari
spindle yang terkait dengan sabuk. Roda gigi yang dilingkari sabuk inilah
menjadi kunci pembuatan ulir dan pemotongan material karena diujung
rangkaian roda gigi tersebut terdapat eretan pahat yang bergerak
memutar konstan untuk membentuk ulir.

4.3 Prinsip Kerja Mesin Bubut

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-7

Prinsip kerja menjelaskan bagaimana cara mesin memberi perlakuan


kepada benda kerjanya. Secara umum prinsip kerja sebenarnya terletak pada
benda kerja. Putaran tersebut akan disesuaikan dengan sumbu putar benda
kerja, mesin bubut yang digunakan untuk menyayat suatu benda akan
melakukan gerakan translasi sejajar pada bagian pahat mesin bubut. pahatan
tersebut menyesuaikan sumbu putar suatu benda, maka hasil bubutan tersebut
akan berbentuk sebuah ulir. Cara kerja mesin bubut ini yaitu dengan cara
mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda dan kecepatan rotasi pahatan.
bisa mengatur kecepatan keduanya, maka anda akan mendapatkan macam -
macam ulir yang memiliki ukuran yang berbeda - beda. (Widarto, 2008)
Selain itu pada prinsip kerja mesin bubut juga dijelaskan bagaimana cara
mendapatkan uliran pada benda tersebut. Pertama, poros spindel akan
memutar benda kerja, piringan hitamlah yang dimanfaatkan oleh poros spindel
ketika memutar benda yang dikerjakannya. Selain itu piringan hitamlah yang
berhasil memutar roda gigi pada poros spindel. Putaran akan disampaikan ke
roda gigi poros ulir melalui roda gigi penghubung, kemudian oleh poros ulir
putaran tersebut diubah oleh klem berulir menjadi gerak translasi pada eretan
yang membawa pahat. gerak translasi tersebut menghasilkan sayatan yang
berbentuk ulir pada suatu benda. (Widarto, 2008)
Mesin yang berbeda fungsinya memiliki prinsip kerja yang berbeda pula.
Prinsip kerja mesin bubut yakni alat potong bergerak lurus dan benda kerjanya
di cekam dengan chuck, kemudian mesin dinyalakan yang membuat chuck pada
spindle mesin dengan benda kerja yang dicekamnya berputar. Spindle dan
benda kerja diputar dengan kecepatan yang sesuai dengan perhitungan, dari
kerja ini dihasilkan sayatan dan benda kerja yang umumnya simetris.
(Atmantawarna, 2013)
Pahat yang digunakan untuk membentuk benda kerja akan disayatkan
pada benda kerja yang berputar. Kecepatan putar yang sesuai dengan
perhitungan, alat potong (pahat) akan dapat dengan mudah memotong benda

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-8

kerja sehingga benda kerja mudah dibentuk sesuai keinginan ataupun


kebutuhan (Atmantawarna, 2013).
4.4 Bagian-bagian utama mesin bubut
Mesin bubut memiliki bagian-bagian utama yang pada umumnya sama
walaupun merk atau buatan pabrik yang berbeda, hanya saja terkadang posisi
handel atau tuas, tombol, tabel penunjukan pembubutan dan rangkaian
penyusunan roda gigi untuk berbagai jenis pembubutan letak atau posisinya
berbeda (Sumbodo, 2008).

Gambar 4.8 Bagian mesin bubut


(Sumber: www.agusriadin.blogspot.com)

Berikut cara pengoperasianya karena memilki fasilitas yang sama juga


tidak jauh berbeda. Bagian utama pada setiap mesin bubut pada umumnya
sama, yang membedakan hanya letak posisi pembubutan dan posisinya. Berikut
ini merupakan penjelasan dari bagian-bagian utama pada mesin bubut
(Atmantawarna,2013).
1. Sumbu Utama (Main spindle).
Sumbu utama atau dikenal dengan main spindle merupakan suatu sumbu
utama mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan chuck (cekam), pelat
pembawa, kolet, senter tetap dan lain-lain. Sumbu utama mesin bubut yang
ujungnya sedang terpasang sebuah senter tetap berfungsi sebagai tempat
dudukan benda kerja pada saat pembubutan dintara dua senter. Bagian dalam
kepala tetap ini terdapat serangkaian susunan roda gigi dan roda pulley
bertingkat ataupun roda tunggal dihubungkan dengan sabuk V atau sabuk rata.

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-9

Gambar 4.9 Sumbu Utama Mesin Bubut


(Sumber: www.filosofi-mesinbubut.blogspot.com)

2. Meja Mesin (Bed) landasan.


Meja mesin berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas, eretan,
penyangga diam (steady rest), dan tumpuan gaya pemakan pada waktu proses
pembubutan berlangsung. Permukaannya halus dan rata sehingga gerakan
kepala lepas dan lain-lain di atasnya lancar. Bila alas ini kotor atau rusak akan
mengakibatkan jalannya eretan tidak lancar sehingga akan diperoleh hasil
pembubutan yang tidak baik atau kurang presisi.

Gambar 4.10 Meja Mesin Bubut (Bed)


(Sumber: www.teknikkece.com)

3. Eretan (Carriage).
Eretan berfungsi untuk memberikan pemakanan pada benda kerja yang
besarnya dapat diatur sesuai kebutuhan operator yang dapat terukur dengan
ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya. Eretan terdiri atas
eretan memanjang (longitudinal carriage), eretan melintang (cross carriage), dan
eretan atas (top carriage).

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-10

Gambar 4.11 Eretan Mesin Bubut (Carriage)


(Sumber:www.kamiteknik.blogspot.com)

4. Kepala Lepas (Tail stock).


Kepala lepas berfungsi untuk dudukan senter putar dan pendukung benda
kerja pada saat proses pembubutan berlangsung, sedangkan untuk dudukan bor
tangkai tirus dan cekam bor berfungsi sebagai penjepit bor. Kepala lepas dapat
bergeser sepanjang alas mesin, porosnya berlubang tirus sehingga
memudahkan tangkai bor untuk dijepit.

Gambar 4.12 Kepala Lepas Mesin Bubut (Tail Stock)


(Sumber:www.yamakikai-indonesia.blogspot.com)

5. Tuas pengatur kecepatan dan sumbu pembawa.


Tuas pengatur kecepatan berguna untuk mengatur pada kecepatan poros
dan sumbu pembawanya. Kecepatannya terdiri atas dua pilihan yaitu kecepatan
tinggi dan kecepatan rendah. Kecepatan tinggi berguna untuk memproduksi
benda kerja yang memiliki diameter kecil dan untuk menyelesaikan proses
pengerjaan benda kerja, sedangkan kecepatan rendah berfungsi untuk proses
pengerjaan pengasaran, membuat ulir, membuat alur, mengkartel dan
pemotongan.

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-11

table 4.13 Tuas Pengatur Kecepatan Mesin Bubut


(Sumber: https://achmadarifin.com)

6. Pelat tabel.
Pelat tabel merupakan besaran kecepatan yang tercantum pada bagian
badan mesin bubut. Pelat tabel menyatakan besarnya perubahan antara
hubungan roda-roda gigi yang ada didalam kotak roda gigi ataupun terhadap
roda pulley didalam kepala tetap. Tabel ini berfungsi sebagai acuan dalam
pengerjaan benda kerja sehingga kecepatan yang dipilih sesuai dengan besar
kecilnya diameter benda kerja atau menurut jenis pahat dan bahan yang
digunakan.

Gambar 4.14 Pelat Tabel Kecepatan Mesin Bubut


(Sumber: https://sulyhadi28.blogspot.com)

7. Tuas pengubah pembalik transporter dan sumbu pembawa.

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-12

Tuas pembalik putaran berfungsi untuk membalik arah putaran pada sumbu
utama. Hal ini diperlukan jika hendak melakukan pengerjaan seperti membuat
ulir, membuat kartel, ataupun membubut permukaan.

Tabel 4.1 Tuas Pengubah Pembalik Transporter Mesin Bubut


(Sumber: Sumbodo, 2008)

8. Pelat tabel kecepatan sumbu utama.


Pelat tabel kecepatan sumbu utama berfungsi untuk menunjukkan angka-
angka besaran kecepatan sumbu utama yang dapat dipilih sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan pada proses pembubutan.

Tabel 4.2 Pelat Tabel Kecepatan Sumbu Utama Mesin Bubut


(Sumber: Sumbodo, 2008)

9. Tuas pengatur kecepatan sumbu utama.


Tuas pengatur kecepatan sumbu utama digunakan untuk mengatur
kecepatan putaran mesin. Kecepatan putaran mesin dilihat sesuai dengan hasil
dari perhitungan tabel kecepatan putaran sumbu utama.

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-13

Gambar 4.15 Tuas Kecepatan Sumbu Utama Mesin Bubut


(Sumber: Sumbodo, 2008)

10. Penjepit pahat (Tools Post).


Penjepit pahat berfungsi untuk menjepit atau memegang pahat yang
bentuknya terdiri atas beberapa macam. Jenis ini sangat praktis dan dapat
menjepit pahat 4 (empat) buah sekaligus sehingga dalam suatu pengerjaan bila
memerlukan 4 (empat) macam pahat dapat dipasang dan disetel sekaligus.

Gambar 4.16 Penjepit Pahat Mesin Bubut


(Sumber: Sumbodo, 2008)

11. Eretan Atas.


Eretan atas digunakan sebagai dudukan penjepit pahat yang sekaligus
berfungsi untuk mengatur besaran majunya pahat pada proses pembuatan ulir,
alur, tirus, champer (pingul) dan lain-lain yang ketelitiannya adalah 0,01 mm.
Eretan dijalankan hanya dapat dioperasikan dengan cara manual.
Kedudukannya dapat diatur dengan memutarnya sampai posisi 360°, biasanya
digunakan untuk membubut tirus dan pembubutan ulir dengan pemakanan
menggunakan eretan atas.

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-14

Gambar 4.17 Eretan Atas Mesin Bubut


(Sumber: Sumbodo, 2008)

12. Keran Pendingin (Coolant).


Keran pendingin atau disebut coolant berfungsi untuk memberikan udara
dingin pada benda kerja yang sedang dibubut. Penggunaan coolant bertujuan
untuk mendinginkan pahat pada waktu penyayatan sehingga dapat menjaga
ketajaman pahat dan ketahanan pahat dalam rentan waktu yang lama, selain itu
agar hasil dari proses pembubutannya halus.

Gambar 4.18 Keran Pendingin Mesin Bubut (Coolant)


(Sumber: Sumbodo, 2008)

13. Roda Pemutar.


Roda pemutar berfungsi untuk menggerakan poros kepala lepas baik
bergerak secara maju ataupun mundur serta untuk menentukan ukuran panjang
yang ditempuh ketika roda pemutar bergerak maju atau mundur. Pergerakan
roda pemutar dapat diukur dengan membaca cincin berskala (dial) yang ada
pada roda pemutar tersebut. Pergerakan ini diperlukan ketika melakukan
pengeboran untuk mengetahui atau mengukur seberapa dalam mata bor yang
harus dimasukkan.

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-15

14. Transporter dan sumbu pembawa.


Transporter merupakan poros berulir segi empat atau trapesium yang
biasanya berukuran sekitar 6mm. Transporeter digunakan untuk membawa
eretan pada waktu kerja otomatis seperti pada waktu proses pembubutan ulir,
alur dan pekerjaan pembubutan lainnya. Sedangkan sumbu pembawa atau
poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau
mendukung jalannya eretan.

Gambar 4.19 Transporter Mesin Bubut


(Sumber: Sumbodo, 2008)

15. Tuas penghubung.


Tuas penghubung berfungsi untuk menghubungkan roda gigi yang terdapat
pada eretan dengan poros transporter sehingga eretan dapat berjalan secara
otomatis sepanjang alas mesin. Tuas penghubung ini memiliki dua kedudukan
yaitu kedudukan diatas dan kedudukan dibawah. Kedudukan diatas yaitu
membalik arah gerak putaran yaitu arah putaran yang berlawanan dengan arah
jarum jam dan kedudukan dibawah yaitu gerak yang searah dengan arah jarum
jam.

Gambar 4.20 Tuas Penghubung Mesin Bubut


(Sumber: https://arudamkanateknik.blogspot.com)

16. Eretan melintang.

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-16

Eretan melintang berfungsi untuk menggerakkan pahat melintang alas


mesin dengan arah kedepan atau kebelakang pada waktu proses pemakanan
benda kerja. roda eretan ini terdapat dial pengukur yaitu untuk mengetahui
panjang langkah gerakan maju atau mundurnya pahat pemotong.

Gambar 4.21 Eretan Melintang Mesin Bubut


(Sumber: https://arudamkanateknik.blogspot.com)

4.5 Elemen – Elemen Dasar Pemotongan pada Proses Pembubutan


Elemen – elemen pada dasar pemotongan pada proses bubut dapat
diketahui dengan rumus yang dapat diturunkan dengan memperhatikan gambar
teknik, di mana di dalam gambar teknik dinyatakan spesifikasi geometrik suatu
produk komponen mesin yang di gambar. harus dipilih suatu proses atau urutan
proses yang digunakan untuk membuatnya. Elemen dasar proses bubut dapat
dihitung dengan menggunakan rumus – rumus sebagai berikut (Hamsi. 2014):

Gambar 4.22 Elemen Dasar pada Mesin Bubut


(Sumber: Hamsi, 2014)

Keterangan :
Benda kerja :
do = diameter mula ; mm

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-17

dm = diameter akhir; mm
lt = panjang pemotongan; mm
Mesin Bubut :
a = kedalaman potong, mm
f = gerak makan; mm/putaran
n = putaran poros utama; putaran/menit
Perhitungan kecepatan proses pemotongan merupakan kecepatan
tersayatnya benda kerja hingga menghasilkan sayatan logam yang dapat
berupa serbuk. Serbuk dapat berupa gulungan yang membentuk lingkaran yang
saling menyambung, jika gulungan tersebut dipotong sebagian hingga sesuai
dengan keliling satu lingkaran penuh dari benda kerja yang telah tersayat maka
panjang gulungan yang dihasilkan oleh setiap sayatan pada tiap satuan waktu
merupakan kecepatan potong pahat. Proses pembubutan dapat dihitung atau
dianalisa dengan rumus-rumus sebagai berikut (Widarto. 2008):
1. Menghitung kecepatan potong.

πdn
vc=
1000
..................................(4.1)

Keterangan :
vc = kecepatan potong (m/menit).
d = diameter rata-rata benda kerja (mm).
n = kecepatan putaran poros utama (rpm).
π = 3,14
2. rumus untuk mencari diameter rata-rata benda kerja :

(do+ dm)
d=
2 .......................................(4.2)
Keterangan :
d = diameter rata-rata benda kerja (mm).

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-18

do = diameter awal (mm).


dm = diameter akhir (mm).
3. Rumus untuk menentukan kedalaman pemotongan(Kurniawan, 2014).
(do−dm)
a=
2 ...................................(4.3)

Keterangan :
a = kedalaman pemotongan (mm).
do = diameter awal (mm).
dm = diameter akhir (mm).
4. Rumus untuk menghitung kecepatan pemakanan benda kerja
(Kurniawan,2014).

Vf =f x n
.....................................(4.4)
Keterangan :
Vf = Kecepatan pemakanan pada benda kerja (mm/menit).
f = Gerak makan (mm/r).
n = kecepatan putaran poros utama (rpm).
5. Rumus untuk menentukan waktu pemotongan pada suatu proses
pembubutan (Widarto,2008).

tc= ¿
Vf
.....................................(4.5)
Keterangan :
tc = waktu pemotongan (menit).
lt = panjang pemotongan (mm).
Vf = kecepatan makan (mm/menit).
6. Rumus ntuk menentukan kecepatan penghasilan geram (Kurniawan,2014).

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-19

Z=f x a x vc
...........................................(4.6)
Keterangan :
Z = kecepatan penghasilan geram (cm3/menit).
f = gerak makan (mm/r).
a = kedalaman pemotongan (mm).
vc = kecepatan potong (m/menit).

………………………………………………………………..(4.7)

dengan lm adalah panjang benda kerja yang dipotong, untuk benda berbentuk
lurus tentunya mudah bukan, namun untuk benda berbentuk tirus, panjang
benda kerja dihitung dengan

Sumbodo, Wirawan. 2008. Teknik Produksi Mesin Industri Jilid 2. Direktorat


Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta. Diunduh di
http://mirror.unpad.ac.id/bse/Kurikulum_2006/11_SMK/kelas11_smk_tekni
k-produksi-mesin-industri_wirawan.pdf. Pada tanggal 5 Mei 2018 pukul
12.50.
Patria Atmantawarna, Henggar. 2013. Perbaikan Mesin Bubut dan Uji Unjuk Kerja
dengan Bahan Besi Pejal. Universitas Diponegoro. Semarang. Diunduh di
http://eprints.undip.ac.id/39155/1/Perbaikan_Mesin_ Bubut.pdf Pada
tanggal 5 Mei 2018 pukul 12.50.

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-20

Widarto .2008. Teknik Permesinan. Direktorat Jenderal Manajeman pendidikan


dasar dan menengah. Jakarta. Diunduh di  http://staff
.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/sutopospdmt/buku-teknik -pemesin
an.pdf. Pada tanggal 5 Mei 2018 pukul 12.51.
Kurniawan, Jeje. 2014. Cost Analysis Manufacturing Grooving Roll Mangal Batik
untuk proses pengolahan karet menggunakan mesin bubut Saxon.
Universitas Bengkulu. Bengkulu. Diunduh di http://repository.Uni
b.ac.id/10472/2/I%2CII%2CIII%2CIII-14-jeje-FT.pdf. Pada tanggal 5 Mei
2018 pukul 12.51.
Ganjar Subagio, Dalmasius. 2008. Teknik. Pemrograman CNC Bubut Dan Freis.
Jakarta:LIPI Press.
Alfian, Hamsi. 2014. OPTIMASI PEMESINAN PADA MESIN BUBUT TIPE M-300
HORRISON DENGAN METODE OPTIMASI ALGORITMA GENETIKA.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Diunduh di https://jurnal.usu.ac.id/index.php/edinamis/article/download-
SuppFile/8994/1761/8994-21494-1-SP.pdf. Pada tanggal 8 Mei 2018 pukul
15.12

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai