Latar Belakang
Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan
kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran
kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi
Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang mempunyai gerakan utama
berputar yang berfungsi untuk mengubah bentuk dan ukuran dengan cara
menyayat benda kerja dengan menggunakan mata pahat. Benda kerja dipegang oleh
pencekam yang dipasang oleh ujung poros utama (spindle), dengan mengatur
lengan pengatur yang terdapat pada kepala diam. utaran poros utama (n) dapat
dipilih sesuai dengan aturan yang telah di standarkan, misalnya 630, 710, 800,
900, 1000, 1120, 1250, 1400, 1600, 1800, dan 2000 rpm. Untuk mesin bubut
(metal-cutting process). Operasi dasar dari mesin bubut adalah melibatkan benda
kerja yang berputar dan cutting tool-nya bergerak linier. Kekhususan operasi mesin
bubut adalah digunakan untuk memproses benda kerja dengan hasil atau bentuk
Bagian utama mesin bubut adalah sumbu utama (main spindle), eretan
(carriage), kepala lepas (tailstock), meja mesin (Bed), transporter dan sumbu
pembawa. Mesin perkakas produksi adalah suatu alat yang berfungsi sebagai
benda untuk kebutuhan rumah tangga, dan benda-benda lain yang merupakan hasil
Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang mempunyai gerakan utama
berputar yang berfungsi untuk mengubah bentuk dan ukuran benda kerja dengan cara
menyayat benda kerja tersebut dengan suatu pahat penyayat, posisi benda searah
(Hadimi, 2008).
Proses pemesinan pada mesin bubut adalah terjadinya gerak relatif antara
pahat dan benda kerja akan menghasilkan variasi chip yang berakibatkan pada
Amplitudo yang membesar akan menimbulkan suara yang melengking yang berasal
silinder. Jika penyayatan dilakukan melintang maka akan menghasilkan bentuk alur,
pemotongan atau permukaan yang disebut facing (membubut muka). Selain dapat
dilakukan kearah samping dan kearah melintang, penyayatan dapat juga diarahkan
miring dengan cara memutarkan eretan atas sehingga menghasilkan benda kerja yang
berbentuk tirus. Penyayatan yang beralur dengan kecepatan dan putaran tertentu dapat
memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan
benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian
dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar
dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan
Prinsip kerja mesin bubut yaitu poros spindel akan memutar benda kerja
melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui
roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem
berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang
membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk
Putaran motor listrik diteruskan ke gearbox dengan menggunakan belt (sabuk V).
Kelemahan dari belt adalah adanya selip antara belt dengan pulinya, sehingga rasio
putaran berselisih sekitar 1%. Pada gearbox, putaran dari motor listrik diteruskan oleh
susunan roda gigi pengatur kecepatan menuju ke spindle. Putaran dari spindel dapat
diubah-ubah kecepatannya sesuai dengan ukuran dan jenis bahan dari benda kerja.
Semakin besar diameter benda kerja, maka semakin lambat putaran yang digunakan
dan sebaliknya. Selain diteruskan putaran ke spindel utama, putaran motor juga
dipindahkan untuk memutar poros poros cacing atau poros transporter untuk
Pahat bubut merupakan salah satu alat potong yang sangat diperlukan pada
proses pembubutan, karena pahat bubut dengan berbagai jenisnya dapat membuat
benda kerja dengan berbagai bentuk sesuai tututan pekerjaan misalanya, dapat
bahan/ material yang digunakan, geometris pahat bubut, sudut potong pahat bubut
dan bagaimana apakah teknik penggunaanya sudah sesuai petunjuk dalam katoalog
(Husein, 2015).
Dimensi atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan dalam diameter benda
kerja yang dapat dikerjakan pada mesin tersebut. misalnya sebuah mesin bubut
ukuran 400 mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja sampai
diameter 400 mm. Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah
panjang benda kerja. Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang maksimum benda
kerja diantara kedua pusat mesin bubut, sedangkan sebagian pabrik lain menyatakan
yaitu mesin bubut manual dan mesin bubut otomatis. Mesin bubut manual adalah
mesin bubut yang proses pengoperasiannya secara manual dilakukan oleh manusia
secara langsung, sedangkan mesin bubut otomatis adalah mesin bubut yang
diselesaikan, dimana semua pegerakan sudah diatur atau diprogram secara otomatis
yang efisien dan cost yang rendah. Proses pemesinan ialahproses produksi dengan
dengan bentuk dan ukuran yang permukaannya baik (El Hofy, 2014).
proses penyatan benda yang sedang berputar. Mesin ini bekerja dengan memutar
benda kerja lalu menyayat secara melintang sejajar sumbu utama. Gerak
kualitas tertentu dan bila diketahui dari ketelitian dimensi, ketelitian bentuk
dipergunakan dalam proses pemotongan benda kerja itu (Indrawan, A, Aziz, et al.,
2020)
pemotongan untuk mencapai hasil yang optimal. Desain Taguchi adalah metode
Salah satu karakteristik geometris yang ideal dari suatu komponen adalah
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya, faktor manusia (operator) dan
faktor-faktor dari mesin yang digunakan untuk membuatnya. Akan tetapi, dengan
menurut standar ukuran yangberlaku dalam metrologi yang dikemukakan oleh para
2001).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas permukaan suatu benda kerja pada
proses pemesinan diantaranya adalah sudut dan ketajaman pisau potong dalam proses
pemakanan (depth of cut), laju pemakanan (feed rate) dan kecepatan potong.
kekasaran permukaan benda kerja. Jika pendingin yang digunakan tingkat penyerapan
panasnya baik maka hasil permukaan benda kerja akan semakin baik dan sebaliknya
jika tingkat penyerapan panas pada pendingin kurang baik maka hasil permukaan
Kecepatan potong yang tinggi akan menurunkan rasio pemampatan geram dan
untuk menciptakan produk melalui tahapan-tahapan dari bahan baku untuk diubah
atau diproses dengan cara-cara tertentu secara urut dan sistematis untuk menghasilkan
pahat, selain itu juga dipengaruhi oleh semua faktor yang berkaitan dengan proses
permesinan, antara lain : jenis material benda kerja dan pahat, kondisi pemotongan
(kecepatan potong, kedalaman pemotongan, dan gerak makan), cairan pendingin, dan
dilakukan dengan cara membuang bagian benda kerja yang tidak digunakan menjadi
geram (chips) sehingga terbentuk benda kerja. Proses pemesinan adalah proses yang
paling banyak dilakukan untuk menghasilkan suatu produk jadi yang berbahan baku
logam. Diperkirakan sekitar 60% sampai 80% dari seluruh proses pembuatan suatu
translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang
berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang
Salah satu karakteristik geometris yang ideal dari suatu komponen adalah
mendapatkan suatu komponen dengan permukaan yang betul- betul halus. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya faktor manusia (operator) dan faktor-
faktor dari mesin-mesin yang digunakan untuk membuatnya. Akan tetapi, dengan
permukaan komponen degan tingkat kehalusan yang cukup tinggi menurut standar
ukuran yang berlaku dalam metrologi yang dikemukakan oleh para ahli pengukuran
Salah satu karakteristik geometris yang ideal dari suatu komponen adalah
mendapatkan suatu komponen dengan permukaan yang betul-betul halus. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya faktor manusia (operator) dan faktor-
Permukaan yang dimaksud di sini adalah batas yang memisahkan benda padat
kebanyakan dari besi atau logam. Oleh karena itu, benda-benda padat yang bahannya
terbuat dari tanah, batu, kayu dan karet tidak akan disinggung dalam pembicaraan
Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 02 Maret 2023
Pukul 16.15-17.41 di Jl. Pinang Baris No.66 B, Lalang, Kec. Medan Sunggal, Kota
Adapun alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah laptop.
referensi online.
Prosedur Praktikum
1. Dicari bahan untuk materi praktikum pada berbagai referensi online, seperti
Hasil
Mesin Bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam
proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan potong pahat
(tools) sebagai alat untuk memotong benda kerja tersebut. Fungsi mesin bubut yang
paling utama adalah memutar benda kerja pada spindle terhadap pahat pada
kecepatan tertentu untuk memotong bahan berlebih dan menghasilkan bentuk dan
fungsinya:
Pembahasan
Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan
kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran
kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi
translasi yang menghubungkan poros spindle dengan poros ulir (Rochim, 2007 dalam
Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam
proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dengan menggunakan mata potong
pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut. Mesin bubut
merupakan salah satu mesin proses produksi yang dipakai untuk membentuk benda
kerja yang menjadi bentuk silindris. Pada prosesnya benda kerja terlebih dahulu
dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindle mesin, kemudian
spindle dan benda kerja diputar dengan kecepatan putar sesuai perhitungan. Alat
potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja disayatkan pada benda
Komponen – komponen utama dari mesin bubut yaitu mesin bubut yaitu
kepala tetap (head stock), cekam (chuck), toolpost, sumbu pengatur gerak maju
pemotongan (feed shaft), eretan (carriage), compound rest, tailstock, bed dan lead
screw.
perkakas lainnya. Membubut pada prinsipnya adalah membuat benda bulat dengan
utama dari putaran motor listrik. Putaran motor listrik diteruskan ke gearbox dengan
Kelemahan dari belt adalah adanya selip antara belt dengan pulinya, sehingga
rasio putaran berselisih sekitar 1%. Pada gearbox, putaran dari motor listrik
diteruskan oleh susunan roda gigi pengatur kecepatan menuju ke spindle. Putaran dari
spindledapat diubah ubah kecepatannya sesuai dengan ukuran dan jenis bahan dari
benda kerja.
Semakin besar diameter benda kerja, maka semakin lambat putaran yang
digunakan dan sebaliknya. Selain diteruskan putaran ke spindle utama, putaran motor
juga dipindahkan untuk memutar poros - poros cacing atau poros transporter untuk
pembubutan otomatis dan pembuatan ulir. Pemindahan putaran ke poros cacing ini
dengan kisar dan jenis ulir yang akan dibuat ( Riawan, 2013).
Poros spindle akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga
memutar roda gigi pada poros spindle. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan
disampaikan ke roda gigi poros - poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir
tersebut di ubah gerak. Translasi pada eretan yang membawa pahat. Perawatan mesin
bertujuan agar kondisi mesin selalu dalam keadaan siap pakai dan agar pemakaian
mesin bubut dapat lebih lama. Perawatan mesin bubut yang benar dan teratur dapat
1. Perawatan alat
kelonggaran.
pengoperasian yang benar dan seksama. Prosedur perawatan mesin bubut ini adalah:
a) Mesin bubut ini tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.
pembuat mesin.
sampai beram-beram yang halus dan keras terutama beram besi tulang jatuh
Kesimpulan
1. Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam
potong pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut.
2. Poros spindle akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga
3. Semakin besar diameter benda kerja, maka semakin lambat putaran yang
V).
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya para praktikan lebih
memahami mengenai nama dan fungsi dari tiap tiap komponen yang ada pada mesin
bubut, juga bagaimana cara penggunaan mesin bubut, serta berhati-hati dalam
penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Rochim, T. 2007. Klasifikasi Proses Gaya dan Daya Pemesinan, Institut Teknologi
Bandung.
Rochim, Taufiq. 1993. Teori & Proses Permesinan, Indonesia: Penerbit ITB.
Marsyahyo, Eko, 2003, Mesin Perkakas Pemotongan Logam, Toga Mas, Malang.
Nur, Ichlas. 2011. Pengaruh Kecepatan Potong Terhadap Getaran Mesin Perkakas.
Jurnal poli rekayasa, Vol. 6, No. 2.
Dwipayana, H., dan Fadli, K. 2018. Optimasi Perawatan Pada Mesin Bubut
Automatic Feed Bench Lathe BV 20 Di Laboratorium Proses Manufaktur
Universitas Tamansiswa Palembang. Universitas Tamansiswa Palembang
Putra, I., dan Adil, R. 2016. Pengaruh Kecepatan Asutan Dan Kedalaman Potong
Terhadap Kekasaran Permukaan Aluminium Pada Bubut CNC TU-2A.
Institut Teknologi Padang.
Hendra dan Hernadewita. 2016. Analisa Pengaruh Kondisi Pemotongan Benda Kerja
(Panjang Penjuluran) Terhadap Kekasaran Permukaan Pada Mesin Bubut
Gallic 16N. Jurnal Teknik Mesin. Vol. 3 (1): hal. 55-56.
Sutrisna, R., dkk. 2017. Pengaruh Variasi Kedalaman Potong Dan Kecepatan Putar
Mesin Bubut Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Kerja Hasil
Pembubutan Rata Pada Bahan Baja ST 37. Indonesia: Universitas
Pendidikan Ganesha.
Husein, S. 2015. Pengaruh Sudut Potong Terhadap Getaran Pahat Dan Kekasaran
Permukaan Pada Proses Bubut Mild Steel ST 42. Skripsi tidak diterbitkan.
Jember: Universitas Negeri Jember.
Anwar, M. J., & Widodo, E. (2017). Karakterisasi Laju Korosi Baja ST 40 Berlapis
Polyester Putty Dalam Lingkungan Air Payau. R.E.M. (Rekayasa Energi
Manufaktur) Jurnal, 2(2), 69–76.Sumbodo, W. (2008). Teknik Produksi
Mesin Industri Kelas 10.
Handoko, Prayoga, 2018. Studi Parameter Permesinan Optimum pada Operasi CNC
End Milling Surface Finish Bahan Aluminium. Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Indrawan, E., A, Y., Aziz, A., Rifelino, R., & Tawakal, M. I. (2020).
Analisis Kualitas Geometri Mesin Bubut Maximat Super 11.
INVOTEK: Jurnal Inovasi Vokasional Dan Teknologi, 20(3), 71–
80. https://doi.org/10.24036/invotek.v20i3.636
Prasetyo, M. H., & Irfa’I, M. A. (2014). Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel,
dan Kedalaman Pemakanan Terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Baja
S45C dengan Menggunakan Software Mastercam pada Mesin Mori Seiki
CL2000. JTM, 3(1), 141–146.
Rochim, Taufiq. 2013. Teori & Teknologi Proses Permesinan. Jakarta: Higher
Education Development Support Project.
Rumondor, M. J., Poeng, R., & Gede, I. N. (2020). Pengaruh Kecepatan Aliran
Pendingin terhadap Panas Pemotongan pada Pembubutan Benda
Kerja silindris. Jurnal Online Poros Teknik Mesin, 9(2), 149–160.
Setiyana, Budi. 2015. Pengaruh Kecepatan Potong Pada Proses Pemesinan Kecepatan
Tinggi Terhadap Geometrid dan kekerasan Geram Untuk beberapa Geram
dengan Variasi Nilai Kekuatan Tarik. (Online), (http://
eprints.undip.ac.id/1662/1/pengaruh_k
ecepatan_potong_pada_proses_pemesi nan_kecepatan_tinggi_doc.pdf)
diakses 25 april 2014.
Siswanto, B., & Sunyoto. (2018). Pengaruh Kecepatan dan Kedalaman Potong pada
Proses Pembubutan Konvensional Terhadap Kekasaran Permukaan
Lubang. Jurnal Dinamika Vokasional Teknik Mesin, 3(2), 82–86.
Zubaidi, A., Syafa’at, I., & Darmanto. (2018). Analisis Pengaruh Kecepatan Putar
dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Kekasaran Permukaan Material FCD
40 pada Mesin Bubut CNC. Jurusan Teknik Mesin, 8(1), 40–47