Anda di halaman 1dari 16

PENGENALAN ALAT DAN MESIN BENGKEL PRODUKSI

LAPORAN PRAKTIKUM
M.K. PERBENGKELAN (TPT 1501)

Oleh:
Afif Akram Zahirah
211710201040 / A

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan perbengkelan adalah suatu keterampilan dan pengetahuan tentang
peralatan dan metode untuk membuat, membentuk, mengubah bentuk, merakit
ataupun memperbaiki suatu benda menjadi bentuk yang baru atau kondisi yang
lebih baik secara kegunaan maupun estetika. Dalam kegiatan pertanian,
perbengkelan sendiri berguna sebagai tempat untuk perawatan dan pembuatan alat
dan mesin pertanian. Dalam kegiatan perbengkelan pada masa sekarang,
dibutuhkan tempat dan juga alat yang memadai untuk merancang hingga membuat
suatu alat atau mesin seutuhnya yang dapat membantu kegiatan manusia. Pada
usaha pertanian, umumnya menggunakan alat dan mesin yang menunjang proses
kegiatan pertanian. Peralatan dan mesin tersebut tentunya membutuhkan
pemeliharaan dan juga perbaikan apabila terjadi kerusakan sehingga dibutuhkan
peralatan yang mampu melakukannya. Peralatan perbengkelan standart dapat
digunakan untuk mengatasi kerusakan yang sederhana seperti tang, obeng, alat
pembuat ulir, mata bor dan yang lainnya.
Sebelum melakukan kegiatan dalam perbengkelan diperlukan pengenalan alat
dan mesin perbengkelan. Pada hal ini dapat dipelajari tentang jenis dan fungsi alat
perbengkelan dan juga dapat mengetahui karakteristik dari alat perbengkelan. Pada
laporan ini praktikan atau mahasiswa akan menjelasakan tentang pengenalan alat
dan keselamatan kerja di dalam perbengkelan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksud dengan perbengkelan ?
b. Apa yang dimaksud dengan alat dan mesin perbengkelan
c. Apa yang dimaksud dengan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) ?
d. Bagaimana karakteristik mesin perbengkelan produksi ?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui penjelasan mengenai perbengkelan
b. Meengetahui penjelasan tentang alat dan mesin perbengkelan
c. Memahami kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dalam perbengkelan
d. Memahami karakteristik alat dan mesin perbengkelan produksi
BAB 2. METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum


Praktikum matakuliah perbengkelan ini dilakukan pada hari Rabu tanggal 31
Agustus 2022 dimulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.40 WIB. Praktikum
dengan topik pengenalan alat dan mesin bengkel produksi dilaksanakan di
Workshop Gedung G Fakultas Teknologi Pertanian.
2.2 Alat dan Bahan Praktikum
Pada praktikum ini kegiatan yang dilakukan adalah mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja (K3), selain itu juga pengenalan alat dan mesin bengkel produksi.
Mesin yang dikenalkan pada praktikum ini yaitu mesin bubut, mesin bubut CNC,
mesin frais, mesin ketam, mesin bor radial, mesin bor mini drill, dan mesin gerinda.
2.3 Tahapan Pelaksanaan

Gambar 2. 1 Diagram alur pelaksanaan praktikum


BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Perbengkelan
Bengkel (Workshop) merupakan tempat seseorang dalam hal ini disebut
mekanik melakukan pekerjaan dalam melayani jasa perawatan kendaraan. Bengkel
umum adalah bengkel yang berfungsi untuk membetulkan, memperbaiki, dan
merawat kendaraan bermotor agar tetap memenuhi persyaratan teknis dan layak
jalan (Kulkarni, 2013).
3.2 Alat dan Mesin Perbengkelan
Pada dasarnya, bengkel membutuhkan alat dan mesin dalam kegiatan
operasionalnya. Alat perbengkelan yang sering digunakan terdapat beberapa jenis
seperti, mesin bor, mesin bubut,mesin ketam, mesin gerinda dan lainnya (Fathoni,
2020). Mesin perbengkelan sendiri terbagi menjadi dua yaitu mesin reparasi dan
mesin produksi. Mesin reparasi adalah mesin perbengkelan yang berguna untuk
memperbaiki benda kerja atau objek yang mengalami kerusakan. Mesin produksi
adalah mesin perbengkelan yang digunakan untuk membuat objek baru dengan
proses pembentukan benda objek.
3.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani dan rohani (Hasibuan
et al, 2020). Dengan adanya keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak
diharapkan mampu melakukan pekerjaana dengan aman dan nyaman. Keselamatan
kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakan, cacat dan kematian sebagai
akibat kecelakaan kerja. Suma’mur (2001) secara umum keselamatan kerja dapat
dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat,
alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan
kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan
aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian yang lainnya.
Keselamatan kerja dapat juga melpiti seperti penyediaan alat pelindung diri (APD),
perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang manusiawi.
3.4 Mesin Bubut

Gambar 3. 1 Mesin bubut

Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakasa yang digunakan untuk
proses pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat sayatan pada
benda kerja dimana pisau bubut digerakkan secara translasi dan sejajar dengan
sumbu dari benda kerja yang berputar. Menurut Idkhan (2020) mesin bubut sendiri
merupakan mesin perkakas yang memiliki populasi yang terbesar di dunia jika
dibandingkan mesin perkakas lainnya seperti mesin frais, drill, sekrap dan mesin
perkakas yang lainnya.
Prinsip kerja dari mesin bubut adalah dengan menghilangkan bagian dari benda
kerja untuk memperoleh bentuk tertentu dimana benda kerja diputar dengan
kecepatan tertentu bersamaan dengan proses pemakanan atau pengikisan oleh pahat
yang digerakkan secara transalasi sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Gerakan
putar dari benda kerja disebut dengan gerak potong relatif dan gerakan translasi
dari pahat disebut dengan gerak makan (feeding). Berikut ini komponen utama
mesin bubut beserta kegunaannya.
a. Tailstock (kepala lepas) untuk memegang atau menyangga benda kerja pada
bagian ujung yang berseberangan dengan chuck (pencekam) pada proses
pemesinan di mesin bubut.
b. Lead crew merupakan poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan
sejajar dengan bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap.
Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dan putarannya dapat dibalik.
Dipasang ke pembawa (carriage) dan digunakan sebagai ulir pengarah untuk
membuat ulir saja dan dapat dilepas jika tidak digunakan.
c. Feedrod terletak dibawah ulir pengarah yang berguna untuk menyalurkan daya
dari kotak pengubah cepat (quick change box) untuk menggerakkan mekanisme
apron dalam arah melintang ataupun memanjang.
d. Carriage terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron. Dilengkapi
dengan dua cross slide untuk mengarahkan pahat dalam arah melintang.
Spindle atas digunakan untuk mengendalikan gerakan dudukan pahat dan juga
menggerakkan pembawa sepanjang landasan.
e. Toolpost (kepala lepas) digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan
menggunakan pemegang pahat.
f. Headsrock (kepala tetap) merupakan tempat terletaknya transmisi gerak pada
mesin bubut yang mengatur putaran yang dibutuhkan pada proses pembubutan.
3.5 Mesin Bubut CNC

Gambar 3. 2 Mesin bubut CNC

Mesin perkakas CNC adalah mesin yang dilengkapi dengan berbagai alat
potong yang dapat membuat benda kerja secara presisi dan dapat melakukan
interpolasi/sisipan yang diarahkan secara numerik. CNC sendiri merupakan
singkatan daru Computer Numerically Controlled. Mesin bubut CNC adalah mesin
perkakas dengan kontrol atau kendali komputer. Pengoperasian mesin bubut CNC
dengan fasilitas CNC, dimana proses pembubutan dikendalikan dengan bantuan
komputer yaitu memasukkan data numerik. Sistem akan beroperasi secara otomatis
dan dapat menginterpretasikan kode-kode numerik baik itu berupa huruf, angka
dan simbol untuk membuat suatu bentuk dari benda kerja dengan mesin CNC
(Bakhori dan Nasution, 2021).
3.6 Mesin Ketam

Gambar 3. 3 Mesin ketam

Mesin ketam merupakan suatu mesin perkakas yang memiliki gerakan liris
bolak-balik secara horizontal dan vertikal untuk mengubah bentuk benda kerja dan
juga ukuran dari benda kerja agar sesuai yang ditentukan. Fungsi dari mesin ketam
sendiri yaitu untuk meratakan, memotong, membuat alur, membuat bentuk yang
beraturan (segi 5) dan juga dapat digunakan untuk membuat roda gigi (gear)
(Nurjito, 1999).
3.7 Mesin Frais

Gambar 3. 4 Mesin frais

Mesin frais adalah suatu jenis mesin perkakas yang dapat digunakan untuk
mengerjakan suatu bentuk benda kerja dengan menggunakan pisau yang berputar
sebagai alat potongnya (Yusuf et al, 2019). Pisau frais dipasang pada sumbu atau
arbor mesin yang didukung dengan alat pendukung arbor. Pisau tersebut akan terus
berputar jika arbor mesin diputar oleh motor listrik. Proses mesin frais (milling)
adalah proses penyayatan benda kerja menggunakan alat potong dengan mata
potong jamak yang berputar. Permukaan yang disayat umumnya berbentuk datar,
menyudut, atau melengkung (Yanuar dan Syarif, 2014).
3.8 Mesin Bor Radial

Gambar 3. 5 Mesin bor radial

Mesin bor merupakan suatu jenis mesin yang memutarkan alat pemotong (mata
bor) yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan
pelubangan) (Mini, 2016). Sedangkan pengeboran adalah operasi menghasilkan
lubang berbentuk bulat dalam lembaran kerja dengan menggunakan pemotong
yang berputar atau juga disebut Bor. Mesin bor radial merupakan mesin yang
dirancang khusus untuk pengeboran benda-benda kerja yang berukuran besar dan
berbobot yang berat. Mesin ini dipasang langsung pada lantai, sedangkan meja
mesin telah terpasang secara permanen pada alas mesin. Untuk melakukan proses
pengeboran terhadap benda kerja, poros utama yang digeser secara vertikal maupun
horizontal melalui perputaran batang berulir.
3.9 Mesin Bor Mini Drill

Gambar 3. 6 Mesin bor mini drill

Mesin bor mini drill atau juga dapat disebut mesin bor meja merupakan mesin
bor yang diletakkan diatas meja (Mini, 2016). Mesin ini berguna untuk membuat
lubang benda kerja dengan diameter kecil (batas diameter 16 mm). Prinsip kerja
mesin ini dengan menggunakan putaran motor listrik diteruskan ke poros mesin
mesin sehingga poros berputar. Kemudian dari poros yang berputar tersebut dapat
sekaligus sebagai pemegang mata bor dapat digerakkan secara vertikal dengan
bantuan roda gigi lurus dan gigi rack yang mampu mengatur tekanan pemakanan
saat pengeboran.
3.10 Mesin Gerinda

Gambar 3. 7 Mesin gerinda


Mesin gerinda merupakan suatu mesin yang kegunaannya untuk memotong dan
mengasah suatu benda kerja berbahan logam maupun non logam. Mesin gerinda
adalah alat perkakas yang digunakan untuk memotong dan juga mengikis
permukaan dengan tingkat keakuratan yang sangat kecil. Mesin gerinda dapat
digunakan untuk membantu dalam membuat kerajinan tangan dari bahan kayu,
pembentukan batu akik dan kerajinan tangan yang lainnya. Prinsip kerja dari mesin
gerinda yaitu dengan batu gerinda atau mata gerinda berputar dengan poros
kemudian bergesekan dengan benda kerja yang digunakan untuk mengikis atau
abrasive benda kerja. Kegunaaan mesin gerinda sendiri dapat disesuaikan denga
mata gerinda atau batu gerinda yang sesuai spesifikasi dari batu gerinda tesebut
(Saidah dan Kurniawan, 2022).
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan diatas, didapat kesimpulan sebagi berikut :
a. Bengkel merupakan tempat yang digunakan untuk merawat, memperbaiki atau
penggantian komponen sistem sebuah mesin ataupun peralatan yang lain.
b. Mesin perbengkelan sendiri terbagi menjadi dua yaitu mesin reparasi dan mesin
produksi.
c. Keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang
berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,
landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan
guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar
dari kecelakaan dan kerugian yang lainnya.
d. Mesin perbengkelan produksi umumnya memiliki karakter yang sama yaitu
mengurangi atau terjadi proses pemakanan dari benda kerja.
4.2 Saran
Adapun saran yang diberikan yaitu :
a. Kebersihan Workshop tolong diperhatikan kembali agar proses praktikum lebih
nyaman dan aman.
b. Penjelasan dari asisten lebih mendetail.
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, A., Purba, B., Marzuki, I., Mahyuddin, M., Sianturi, E., Armus, R., Gusty,
S., Chaerul, M., Sitorus, E., Khariri, K. dan Bachtiar, E., 2020. Teknik
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yayasan Kita Menulis.

Kelen, Y.L., Idkhan, A.M. dan Anwar, B., 2020. PENGARUH KECEPATAN PUTAR
TERHADAP NILAI KEKASARAN HASIL PEMBUBUTAN BAJA ST
37 (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR).

Mini, M., 2016. PERENCANAAN MESIN BOR MEJA SKALA


PRAKTIKUM. JURNAL TEKNIK MESIN, 5(1), pp.33-43.

Nasution, M. dan Bakhori, A., 2021, August. PENGARUH KECEPATAN


PEMAKANAN POTONG TERHADAP KEAUSAN SISI MATA PAHAT
INSERT LAMINA TNMG160404NN. In Seminar Nasional Teknik
(SEMNASTEK) UISU (Vol. 4, No. 1, pp. 188-194).

Saidah, A. dan Kurniawan, W., 2022. RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG


PENGGOSOK LOGAM DAN NON LOGAM METAL AND NON METAL
CUTTING MACHINE DESIGN. JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN, 7(1).

Yanuar, H. dan Syarief, A., 2014. Pengaruh Variasi Kecepatan Potong Dan Kedalaman
Pemakanan Terhadap Kekasaran Permukaan Dengan Berbagai Media
Pendingin Pada Proses Frais Konvensional. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
Unlam, 3(1), pp.27-33.

Yusuf, M. dan Carles, H., 2019. Analisa Kekasaran Permukaan terhadap Kekerasan
Material pada Proses Milling dengan Variasi Kecepatan Feeding. Jurnal Teknik
Mesin Mercu Buana, 8(2), pp.57-63.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai