Anda di halaman 1dari 121

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Proses permesinan merupakan suatu suatu proses untuk


menciptakan alat atau produk baru, dengan suatu tahapan dari bahan baku
dan di proses dengan cara-cara tertentu dengan urut dan sestematis untuk
mendapatkan suatu produk yang berfungsi.

Suatu komponen yang mempunyai karakteristik yang ideal apabila


suatu komponen tersebut sesuai yang kita kehendaki.dengan mempunyai
suatu ukuran ukuran, bentuk yang sempurna dan mempunyai permukaan
yang halus. Sebelum mendapatkan hasil yang demikian maka kita harus
membuat alat tersebut membutuhkan suatu proses. Proses dalam
permesinan angatlah banyak, di antaranya proses menggunakan mesin
bubut.

Mesin bubut dapat di artikan sebagai alat yang terbuat dari logam,
yang berguna untuk membentuk benda kerja dengan menyayat.Gerakan
utama dari mesin bubut adalah berputar. Dalam bidang industri mesin bubut
sangat dibutuhkan, terutama pada bidang industri pemesinan..sebagai
contoh dalam bidang otomotif mesin bubut di gunakan sebagai pembuat
berbagai alat alat yang di butuhkan pada alat kendaraan. Seperti hal nya
pada pembuatan roda gigi, mur, baut, poros, piston, dan lain sebagainya.

Sebab itu dalam proses permesinan slalu di kaitkan dalam


pembuatan suatu alat, yang pada umumnya pada bidang perindustrian.
Dalam penggunaan mesin bubut juga dapat di kaitkan dengan mesin mesin
lain, contohnya mesin gerinda (grinding machine), mesin frais (milling
machine), mesin sekrap (sawing machine) dan mesin mesin lainya.

1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Praktikum Proses Produksi yang dilaksanakan di laboratorium


Proses Produksi di Institut Teknologi Indonesia, diharapkan agar para
mahasiswa/i dapat mengenal dan mengerti mesin-mesin yang ada di
laboratorium proses produksi.

Adapun tujuan diadakannya praktikum ini yaitu :

1. Mahasiswa dapat mempraktekkan teori yang didapat dengan praktek


kerja yang sebenarnya.

2. Mahasiswa dapat mengetahui secara jelas bentuk dan kegunaan dari


mesin-mesin atau peralatan perkakas tersebut.

3. Mahasiswa dapat menentukan elemen dasar permesinan.

4. Mahasiswa dapat mengetahui cara penggunaan serta cara pengoperasian


dari mesin-mesin tersebut.

5. Mahasiswa dapat menganalisa berbagai variabel permesinan yang dipilih.

6. Menanamkan suatu ketrampilan dasar pada mahasiswa yang


bersangkutan.

7. Menanamkan rasa tanggung jawab, lebih teliti dan bersungguh-sungguh


dalam melakukan suatu pekerjaan.

8. Mendidik mahasiswa untuk bertanggung jawab dalam menyelesaikan


suatu produk.

9. Menanamkan pada mahasiswa agar selalu mengutamakan keselamatan


kerja dalam melaksanakan proses produksi.

2
1.3 METODELOGI PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang, maksud dan tujuan dan
metodelogi penulisan.

BAB II KERJA MESIN FRAIS

Berisi teori tentang Mesin Frais, apa sajakah Bahan, mesin


& perkakas / alat yang digunakan pada saat proses kerja ini
serta langkah-langkah kerja dan juga keselamatan kerja serta
hal-hal lainnya yang berkaitan pada saat proses kerja Mesin
frais berlangsung dan hal lainnya yang berkaitan dengan
mesin tersebut.

BAB III KERJA MESIN SEKRAP

Berisi teori tentang Mesin Sekrap, apa sajakah Bahan, mesin


& perkakas / alat yang digunakan pada saat proses kerja ini
serta langkah-langkah kerja dan juga keselamatan kerja serta
hal-hal lainnya yang berkaitan pada saat proses kerja Mesin
Sekrap berlangsung dan hal lainnya yang berkaitan dengan
mesin tersebut.

BAB IV KERJA MESIN LAS

Berisi teori tentang Mesin Las, apa sajakah Bahan, mesin &
perkakas / alat yang digunakan pada saat proses kerja ini
serta langkah-langkah kerja dan juga keselamatan kerja serta
hal-hal lainnya yang berkaitan pada saat proses kerja Mesin
Las berlangsung dan hal lainnya yang berkaitan dengan
mesin tersebut.

3
BAB V KERJA BANGKU

Berisi teori dasar tentang kerja bangku, apa sajakah Bahan,


mesin & perkakas / alat yang digunakan pada saat kerja
bangku, langkah-langkah kerja dari proses ini serta
keselamatan kerja serta hal-hal lainnya yang berkaitan
dengan kerja bangku tersebut.

BAB VI KERJA MESIN BUBUT

Berisi teori tentang Mesin Bubut, apa sajakah Bahan, mesin


& perkakas / alat yang digunakan pada saat proses kerja ini
serta langkah-langkah kerja dan juga keselamatan kerja serta
hal-hal lainnya yang berkaitan pada saat proses kerja Mesin
bubut berlangsung dan hal lainnya yang berkaitan dengan
mesin tersebut.

BAB VII FAKTOR KESELAMATAN KERJA

Berisi langkah-langkah proses keselamatan kerja pada saat


proses secara umum maupun dari sisi teknik keselamatan
kerja di dalam laboratorium proses produksi.

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi mengenai kesimpulan dari hasil pengerjaan serta


saran-saran membangun yang diperlukan pada pelaksanaan
praktikum proses produksi selanjutnya.

BAB IX PENUTUP

BAB X DAFTAR PUSTAKA

Berisi mengenai data-data referensi yang diambil untuk


melengkapi proses pembuatan laporan proses produksi ini.

4
BAB II

KERJA MESIN MILLING

II.1 MAKSUD DAN TUJUAN

1. Setiap mahasiswa dapat mengoperasikan mesin frais

2. Mahasiswa dapat memahami dan mengerti gambar kerja

3. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dan jenis-jenis Frais (milling)

4. Mahasiswa dapat mengetahui komponen-komponen mesin frais serta


fungsinya

5. Mahasiswa dapat mengetahui benda kerja apa saja yang dihasilkan dari
mesin frais

II.2. TEORI DASAR

Mesin frais adalah mesin tools yang digunakan secara akurat


untuk menghasilkan satu atau lebih pengerjaan permukaan benda dengan
menggunakan satu atau lebih alat potong. Benda kerja dipegang dengan
aman pada meja benda kerja dari mesin atau dalam sebuah alat pemegang
khusus yang dijepit atau dipasang pada meja mesin. Selanjutnya benda kerja
dikontakkan dengan pemotong yang bergerak maju mundur. Mesin frais
merupakan mesin potong yang dapat digunakan untuk berbagai macam
operasi seperti pengoperasian benda datar dan permukaan yang memiliki
bentuk yang tidak beraturan, roda gigi dan kepala baut, boring, reaming.
Kemampuan untuk melakukan berbagai macam pekerjaan membuat mesin
frais merupakan salah satu mesin yang sangat penting dalam bengkel kerja.

5
2.1. Prinsip Kerja Mesin Frais

Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang


diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya
gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi
untuk menghasilkan gerakan putar padaspindel mesin milling.
Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama
mesin milling yang bertugas untuk memegang dan
memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan
pemotongan.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda
kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan atau tabrakan
sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja,
hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai
kekerasan diatas kekerasan benda kerja.
Dengan peralatan ini, maka dapat dihasilkan benda-benda
kerja seperti pembuatan :
1. Bidang rata
2. Alur
3. Rodagigi
4. Segi banyak beraturan
5. Bidang bertingkat .

Gambar 2.1 Benda Jadi

6
Disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan kerja
mesin frais, maka mesin ini dapat dikalsifikasikan sebagai berikut :

1. Mesin frais horizontal

Mesin ini adalah terutama sebuah mesin ruang perkakas


yang dikontruksi untuk pekerjaaan sangat teliti. Penampilannya
mirip dengan mesin frais jenis datar. Perbedaannya adalah
bahwa meja kerjanya dilengkapi dengan gerakan keempat yang
memungkinkan meja berputar secara horizontal yang dilengkapi
dengan sebuah indeks atau kepala pembagi yang terletak diujung
meja. Sifat berputar pada mesin horizontal memungkinkan
memotong spiral, misalnya seperti yang terdapat pada
penggurdi, pemotog frais, nok dan beberapa roda gigi

2. Mesin frais vertikal

Gerakan mejanya sama denga mesin datar. Biasanya


tidak ada gerakan yang diberikan kepada pemotong kecuali
gerakan berputar biasanya. Tetapi, kepala spindelnya dapat
berputar yang memungkinkan peyetelan spindel dalam bidang
vertikal pada setiap sudut dari vertikal samapi horizontal.
Mesin ini mempunyai perjalanan spindel axial yang pendek
untuk memudahkan pengfraisan bertingkat. Beberapa mesin
frais vertikal dilengkapi dengan alat putar tambahan atau meja
kerja putar untuk memungkinkan memfrais alur melingkar atau
memfrais kontinyu suku cadang produksi yang kecil.
Pemotongnya adalah semua jenis frais ujung.

7
3. Mesin frais universal.

Gambar 2.2 Gambar Mesin Frai

2.2. Bagian-bagian Mesin Frais


Uraian selengkapnya dari bagian-bagian utama dari
sebuah mesin frais adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3 Mesin Frais Lutut

8
Keterangan gambar :
A. Lengan untuk menyokong arbor.

B. Penyokong arbor.

C. Tuas untuk menggerakkan meja otomatis.

D. Nok pembatas untuk membatasi jarak gerak otomatis meja.

E. Meja mesin tempat untuk memasang benda kerja dan perlengkapan


mesin.

F. Engkol, untuk menggerakkan meja dalam arah memanjang.

G. Tuas untuk mengunci maja.

H. Baut penyetel untuk menghilangkan geteran meja.

I. Engkol untuk menggerakkan sadel dalam arah melintang.

J. Engkol untuk menggerakkan lutut dalam arah tegak.

K. Tuas untuk mengunci meja.

L. Tabung pendukung dengan batang ulir,untuk mengatur


tingginya meja.

M. Lutut tempat untuk kedudukan alas meja.

N. Tuas untuk mengunci sadel.

O. Alas meja, tempat kedudukan untuk meja.

P. Tuas untuk merubah kecepatan motor listrik.

Q. Engkol meja.

R. Tuas, untuk merubah kecepatan motor listrik.

S. Tuas untuk menentukan besamya putaran spindel dan pisau frais.

T. Tiang untuk menghantar turun naiknya meja.

U. Spindel untuk memutarkan arbor dan pisau frais.

V. Tuas untuk menjalankan spindel.

9
1. Badan (machine column).

Badan adalah bagian yang menahan seluruh bagian-bagian mesin


itu, di dalamnya terdapat motor penggerak, susunan roda-roda gigi
pengatur kecepatan putar, tempat minyak pelumas untuk melumasi
bagian-bagian yang berputar.

2. Alas

Dibagian alasnya terdapat tempat penampungan cairan pendingin,


cairan pendingin ini dialirkan oleh suatu pompa ke tempat
kedudukan pisau frais melalui pipa atau selang untuk mendinginkan
pisau penyayat, cairan ini apabila sudah dipakai akan kembali lagi
ke tempat semula melalui suatu saluran.

3. Lengan

Lengan adalah bagian mesin frais yang berguna sebagai tempat


kedudukan penopang atau penahan ujung poros mesin frais dan
letaknya pada bagian paling atas mesin tersebut.Kedudukan lengan
ini dapat diatur atau digeser, pada suatu pengerjaan tertentu lengan
ini kadang-kadang tidak dipakai karena menghalangi perlengkapan
yang dipakai.

4. Paksi atau spindel (main spindle).

Paksi atau spindel adalah poros utama masin frais dan berfungsi
sebagai tempat kedudukan poros frais (arbor), poros tersebut
dimasukkan ke dalam lubang paksi dan diikat dengan baut pengikat
yang letaknya di ujung lubang paksi, jika mesin dijalankan paksi
akan membawa poros ikut berputar.

5. Lutut

Lutut adalah tempat kedudukan meja dan eretan meja (sadel),


lutut ini ditahan oleh eretan yang melekat pada badan mesin serta
ditopang oleh poros berulir sebagai poros penggerak naik turunnya
lutut tersebut.

10
6. Sadel

Eretan meja atau sadel adalah bagian yang menyokong meja dan
terpasang di atas lutut, bagian bawahnya berbentuk sambungan ekor
burung yang menghubungkan bagian atas lutut, bagian atasnya
terdapat bantalan penahan meja dan mempunyai sambungan ekor
burung yang bentuknya memanjang, meja tersebut diikat dengan
baut yang terpasang pada salurannya.

7. Meja

entuk meja mesin persegi panjang dan berfungsi sebagai tempat


kedudukan benda kerja yang akan disayat, permukaannya sangat rata
dan beralur dengan bentuk , gunanya disamping tempat kedudukan
baut-baut pengikat juga sebagai saluran untuk mengalirkan cairan
pendingin yang sudah terpakai ke tempat bak penampungan.

Kemampuan mesin frais dalam melakukan proses-proses pemesinan


tersebut dikaitkan dengan keragaman mata
pahat/pemotongnya. Berikut klasifikasi proses frais secara umum
adalah:

Gambar 2.4. Klasifikasi Proses Frais

11
1. Slab milling

Proses frais ini disebut juga slab milling, permukaan yang


difrais dihasilkan oleh gigi pisau yang terletak pada permukaan luar
badan alat potongnya. Sumbu dari putaran pisau biasanya pada
bidang yang sejajar dengan permukaan benda kerja yang disayat.

2. Face milling
Pada frais muka, pisau dipasang pada spindel yang memiliki
sumbu putar tegak lurus terhadap permukaan benda kerja.
Permukaan hasil proses frais dihasilkan dari hasil penyayatan oleh
ujung dan selubung pisau.

3. End milling cutters

Pisau pada proses frais jari biasanya berputar pada sumbu


yang t egak lurus permukaan benda kerja. Pisau dapat digerakkan
menyudut untuk menghasilkan permukaan menyudut.

2.3. Alat Bantu Pada Mesin Frais

Alat bantu pada mesin frais pada garis besarnya dapat


dibagi atas tiga bagian yaitu perlengkapan yang kedudukannya
pada paksi mesin misalnya poros frais, kolet dan alat-alat lain
yang digunakan untuk pemasangan pisau frais, perlengkapan
kedua ialah perlengkapan yang berfungsi sebagai alat penjepit
misalnya catok, pelat-pelat penjepit, penahan benda kerja dan
lain-lain. Perlengkapan berikutnya adalah kepala pembagi, meja
silinder,kepala lepas.

12
1. Poros mesin (Arbor).

Poros mesin frais adalah perlengkapan mesin frais yang


berfungsi sebagai tempat kedudukan pisau frais dan ditempatkan
pada sumbu utama mesin, alat ini bentuknya bulat panjang dan
sepanjang badannya beralur spi, bagian ujung bentuknya tirus dan
ujungnya berulir dan ditempatkan pada lubang paksi dan diikat
oleh baut pengikat. Poros mesin ini selalu dilengkapi dengan cincin
(collar) yang beralur spi dan terpasang sepanjang poros, dimana
cincin ini berguna untuk mengikat pisau frais yang terpasang
diantara cincin-cincin tersebut.

Cincin akan ditahan oleh penahan poros ukurannya lebih


besar dari pada cincin-cincin yang lainnya dan dikerjakan dengan
sangat hati-hati sehingga halus dan ukurannya tepat sama dengan
lubang penahan poros, jika kedudukan cincin dan poros longgar
maka akibatnya penyayatan pisau frais akan bergetar, putaran
pisau tidak sentris, hasil penyayatan tidak rata dan lambat laun
poros akan bengkok.

2. Kepala Lepas (tail-stock)

Kepala lepas pada mesin frais fungsinya sama dengan pada


mesin bubut hanya konstruksinya yang berbeda, dimana
kedudukan sumbu senternya dapat diatur dalam arah memutar
vertikal dan dapat dinaik turunkan sesuai tinggi sumbu benda kerja
yang dibutuhkan. Kepala lepas dipasang di atas meja mesin dengan
kedudukan segaris dengan kepala pembagi.

3. Ragum.

Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja; karena


bentuk dan ukuran benda kerja berbeda-beda maka ragum yang ada
juga bermacam-macam.

13
Jenis ragum ada beberapa macam, diantaranya adalah :

a. Ragum datar, dipakai untuk pekerjaan yang ringan.

b. Ragum pelat, dipakai untuk pekerjaan berat pada mesin yang


besar,

c. Ragum busur, pada alas ragum terdapat skala indeks sudut,


sudut rahang benda kerja dapat disetel dalam arah horizontal
sebesar sudut yang dikehendaki.

d. Ragum universal, sudut rahang dapat disetel dalam arah


horizontal dan vertikal sebesar sudut yang dikehendaki.

4. Kepala Pembagi (dividing head)

Kepala pembagi sering dipakai pada mesin frais untuk


memegang dan mengatur letak benda kerja selama proses
pengefraisan.

Jenis kepala pembagi ada 3 (tiga) golongan besar :

a. Kepala pembagi langsung.

Komponen kepala pembagi langsung terhadap


badan, spindel untuk memegang dan memutar benda kerja,
suatu alat penunjuk yang terpasang pada spindel dan
pengunci. Benda kerja diputar langsung dengan
menggunakan tangan. Pelat penunjuk mempunyai lubang
yang terletak melingkar yang memungkinkan pin (pasak)
untuk dipasang pada posisi 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9,10,15, 24, 30,
dan 60 dari benda kerja.

b. Kepala pembagi datar.

Kepala pembagi datar (tidak langsung)


memungkinkan diperolehnya posisi yang lebih Iuas pada
suatu pembagi yang terletak disisi. Bagian kepala terdiri
dari spindel (untuk memegang dan memutar benda kerja)
yang dihubungkan dengan melalui roda gigi cacing ke suatu

14
batang penunjuk. Roda gigi cacing umumnya mempunyai
perbanding-an reduksi 40 : 1 oleh karenanya untuk
memutar benda kerja satu kali diperlukan 40 kali putaran
poros penunjuk.

c. Kepala pembagi universal.

Kepala pembagi universal dapat dipergunakan sebagai


kepala pembagi langsung, sederhana dan kepala pembegi
bersudut. Spindel kepala pembagi dapat dimiringkan
membentuk suatu sudut yang dipergunakan untuk
pembukaan permukaan bersudut.

Kepala pembagi berguna untuk membagi sudut dari


benda yang difrais sehingga menghasilkan pembagian yang
sama, alat ini sangat penting khususnya diwaktu membuat
sesuatu segi yang sama sisi pada suatu batang bulat misalnya
segi 4, 6, 8, roda gigi, alur-alur beraturan segi banyak
beraturan, alur sekrup.

Benda kerja dapat dijepit antara dua senter atau salah


satu ujungnya dijepit dengan chuk dan ujung lain didukung
dengan menggunakan arbor penjepit yang dimasukkan ke
dalam lubang tirus pada spindel. Kepala pembagi dapat juga
dihubungkan ke poros meja mesin melalui roda-roda gigi
misalnya untuk mengefrais alur spiral, kam dan lain-lain.

Contoh perhitungan :

a. Jika akan difrais suatu batang bulat panjang sehingga menjadi


segi empat sama sisi maka batang pemutar kepala pembagi harus
diputar 40 : 4 = 10 putaran setiap pergantian pengefresan, karena
hasilnya genap yaitu 10 maka ujung puncak dapat ditempatkan
pada lubang mana saja, asalkan setelah diputar 10 kali harus
ditempatkan kembali pada lubang semula.

15
b.. Bila batang tersebut akan difrais menjadi segi 12 sama sisi maka
caranya adalah :

1) Batang tersebut harus diputar 40 : 12 = 3 1/3 putaran setiap


pergantian bagian yang difrais.

2) Carilah salah satu angka pada piring pembagi yang dapat


dibagi dengan 3 misalnya 21, aturlah batang pemutar itu
sehingga ujung puncak masuk pada lubang yang terdapat
pada baris lingkaran yang berangka 21.

3) 1/3 putaran = 1/3 x 21 = 7 bagian atau 8 lubang (selalu


ditambah 1), dengan demikian batang pemutar tersebut
harus diputar 3 kali ditambah 8 lubang.

Agar kelebihan putaran ini (8 lubang) tidak selalu harus


dihitung atau tidak terjadi kekeliruan setiap pergantian bagian yang
di frais maka kaki jangka diatur sehingga jarak kedua kaki tersebut
8 lubang, setiap pergantian bagian yang difrais, kaki jangka ini
diputar sehingga kedudukan puncak selalu tetap pada jarak putaran
yang telah ditentukan.

5. Meja putar keliling

Meja putar keliling dinamakan juga meja pembagi yang sering


dipakai pada mesin frais tegak (vertikal), meja ini terdiri dari rumah
tetap yang di dalamnya terdapat mekanik penggerak dan sebuah
pelat putar, dalam pelat ini terdapat alur T untuk menambatkan
benda kerja atau perkakas dengan bantuan baut pengikat.

Di tengah pelat putar dibubut sebuah lubang pemusat atau


kortis pemusat yang di dalamnya dapat ditempatkan perkakas
pemusat dan perkakas penambat. Pelat itu dapat dikuatkan pada tiap
kedudukan dengan bantuan suatu lengkapan jepit. Meja putar
keliling dapat dikuatkan di alas meja pengikat mesin frais dengan
bantuan baut pengikat, melalui bagian tengah pelat dasar dapat

16
diadakan sebuah aluran untuk keperluan blok-blok pengarah yang
sesuai dalam aluran tambat meja penambat.

Pada beberapa petaksana meja putar keliling dalam pinggiran


pelat putar terdapat kemungkinan untuk memasang tumpuan
pembatas yang dipergunakan untuk pembuatan pekerjaan seri, dengan
demikian pelat putar akan selalu berputar sama jauhnya sehingga tiap
benda kerja memperoleh pengerjaan yang serupa, tepat pada tempat
yang sama.

Proses pengerjaan benda kerja pada mesin frais disebut dengan


mengefrais, antar lain mengefrais datar, mengefrais tegak, mengefrais
alur, mengefrais gigi dan lain-lainnya. Untuk melakukan proses
penyayatan benda kerja dipasang pada meja, kemudian meja
dinaikkan sehingga benda kerja pada posisi penyayatan oleh pisau
yang berputar kemudian meja digerakkan sesuai kebutuhannya untuk
memberi penyayatan yang terus menerus.

Hasil serta bentuk pekerjaan mesin frais tergantung dari bentuk


utama mata frais (tidak berubah walau diasah), jadi tidak seperti pahat
bubut yang disesuaikan menurut kebutuhannya dan disamping
bentuk-bentuk yang sudah tetap frais itu sekelilingnya mempunyai
gigi-gigi yang berperanan sebagai mata pemotongnya. Sehingga
keuntungan dari pada mesin frais terhadap mesin bubut antara lain
tiap-tiap sisi potong memulai pekerjaan secara teratur dan oleh
beberapa sisi potong dilakukan pemotongan serempak.

Pisau frais dipasang pada sumbu (arbor) mesin yang didukung


dengan alat pendukung arbor, jikaarbor mesin diputar oleh motor
maka pisau frais ikut berputar, arbor mesin dapat berputar ke kanan
atau ke kiri sedangkan banyaknya putaran diatur sesuai dengan
kebutuhannya.

17
Sesuai dengan jenis pahat yang digunakan maka mesin frais
terbagi atas jenis sebagai berikut :

a. mesin frais datar (slab milling) di mana sumbu pisau penyayatnya


horizontal.

b. mesin frais tegak (face milling) di mana sumbu pisau penyayatnya


terletak vertikal.

2.4. Jenis Mesin Frais

Banyak macam-macam mesin frais yang digunakan saat ini, tetapi


pada garis besarnya mesin fresis dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Mesin Frais Universal.

Dipergunakan untuk memfrais rata, profil dan alur baji, untuk


memfrais alur-alur yang berbentuk sekrup dalam gurdi pilin,
pelengkang-pelengkang, tap-tap pengulir frais-frais giling, roda ulir
serta gigi-gigi lurus dan roda sekrup. Benda kerja dipasang atau
langsung atau dengan perantara sebuah sekrup jepit sejajar pada
meja atau dibentangkan diantara center-center kepala pembagi
termasuk kepala lepasnya. Gerak penjalan dilakukan oleh meja, yang
untuk ini digerakkan sendiri oleh batang sekrup. Dalam pada itu
dihantarkan melalui bagian yang dapat berputar melingkari sebuah
paksi tegak dan disangga oleh sebuah eretan.

Eretan ini dapat digeserkan pada sebuah console yang dapat


dipindahkan vertikal, gerak dari bagian putar, eretan dan console
pada mesin ini hanya dipergunakan untuk menyetel tepat benda kerja
yang dilakukan secara manual.

18
2. Mesin Frais Horizontal (mendatar)

Mesin frais ini banyak menyerupai mesin frais universal, hanya


mejanya tak dapat melaku-kan gerak putar dan kepala pembagi tidak
ada. Oleh karena itu mesin-mesin ini hanya dipergunakan untuk
memfrais rata, profil dan alur-alur baji. Dengan menempatkan alat
bantu pada paksi utama, sehingga frais cakra dapat disetel tepat
dalam kedudukan miring, maka dapat pula memfrais alur-alur spiral.

Meja pemasang pada mesin frais universal yang dilengkapi


dengan kepala pembagi dan center, disetel miring untuk keperluan
ini. Pelananya (lutut) merupakan sebuah lemari yang tertutup
seluruhnya dengan pompa untuk pelumasan dari semua bagian yang
bergerak di dalamnya, kesemuanya merupakan suatu bagian yang
dapat dibongkar, penggeraknya dilakukan melalui poros-poros baji
tegak mulai dari pemindahan motor.

Berkenaan dengan ini maka roda-roda gigi digerakkan secara


hidrolik dan suatu lengkapan palang memblokir pergeseran ini
selama paksi belum berhenti. Untuk semua gerak meja dapat
dipergunakan gerak jalan cepat. Tumpuan yang dapat disetel
membatasi gerak dalam arah memanjang. Bidang-bidang tegak juga
dapat dikerjakan dengan mesin frais mendatar dengan menggunakan
sebuah kepala frais. Untuk memfrais rata benda-benda kerja yang
lebih panjang, yang seharusnya diketam, dibuat mesin-mesin frais
panjang. Bentuknya sama dengan mesin ketam meja, akan tetapi
meja bersama-sama benda kerja bukan melakukan gerak utama
melainkan gerak penjalan.

19
3. Mesin Frais Vertikal (tegak).

Mesin ini mampunyai sebuah paksi tegak, apabila meja


pemasang dibuat dapat berputar maka dengan sebuah mantel frais
dapat dikerjakan banda-benda yang sebagian dari sekelilingnya
adalah bulat.

Dalam pada itu benda kerja melakukan gerak penjalan


yang berbentuk lingkaran. Pada mesin-mesin frais alur baji
khusus, frais jari-jari yang berdiri tegak berjalan mondar mandir
melalui jarak yang ditetapkan terhadap benda kerja yang tak
bergerak dan pada tiap-tiap titiknya di ujung diberikan
penggerakan secara otomatis.

4. Mesin Frais Copy

Mekanik mesin ini pada dasarnya sesuai dengan


peralatan reduksi jajaran genjang pada mesin-mesin uap, supaya
pemindahan langkah tersebut pada tromol kertas pesawat
indikator dapat diperkecilkan.

Dengan menggunakan lebih dahulu sebuah jarum


penghantar lebih tebal dan sebuah frais lebih kuat, yang
mengambil geram-geram lebih berat maka terlebih dahulu
bentuk yang mendekati bentuk yang dikehendaki, kemudian
dengan geram dan frais yang lebih halus diperoleh bentuk
terakhir.

Dalam mesin-mesin ini, frais dan jarum pengantar itu


dapat ditukar sehingga dapat memungkinkan untuk membuat
suatu contoh yang lebih besar dari bahan yang lebih lunak
misalnya : aluminium, kayu keras dan lain-lain.

Meja dan support lintang dengan kepala frais digerakkan


secara hidrolik dan dalam pada itu dikemudikan dengan roda
tangan atau otomatik. Untuk ini hanya digunakan dua buah tuas,
masing-masing dengan lima kedudukan, kecepatan penjalan dan

20
kelajuan cepat mesin ini dapat ditetapkan ke kanan dan ke kiri.
Untuk eretan lintang adalah sedemikian pula, yakni masing
masing maju atau mundur.

5. Mesin Frais Perkakas Universal.

Mesin ini dipergunakan untuk pekerjaan frais yang sulit


pada perkakas dan stempel-stempel dari bermacam-macam
bentuk.

Dengan menggantikan kepala frais tegak oleh sebuah


kepala frais yang mempunyai paksi mendatar atau dengan
menempatkan suatu mekanik bangku tusuk terdapat
kemungkinan untuk dapat mengerjakan pekerjaan itu.

Sebuah sekrup perenggang dapat dipergunakan pada


meja yang tidak dapat disetel, yakni untuk menjepit benda kerja
dalam tiap-tiap kedudukan yang diingini. Benda kerja dan mal
dipasang pada meja setelah mana mal tersebut digerakkan
dengan kelilingnya melalui sebuah jarum pengantar yang tidak
bergerak.

\ Paksi frais yang juga tidak bergerak memfrais benda


kerja menurut bentuk yang dikehendaki. Dengan demikian dapat
dibuat pekerjaan-pekerjaan yang dibuat oleh mesin frais copy
pada sebuah mesin frais tegak, asal saja kita membuat bagian
pemasangan untuk jarum dan mengeratkannya pada kepala frais.

2.5. Macam Pengerjaan yang Dapat Dilakukan dengan Mesin Frais

1. Memfrais Permukaan Halus ( Face Milling)

2. Memfrais Permukaan Datar (Milling a Flat Surface)

3. Memfrais Sisi (Side Milling)

21
4. Memfrais Celah (Straddle or Gang Milling)

5. Memotong Logam dengan Frais (Sawing Milling)

2.6. Jenis Pahat Potong pada Mesin Frais

1. Mata pahat rata (Plain Mill) dengan bentuk gigi datar dan helika,
untuk memotong atau menghasilkan permukaan yang rata.

2. Side mill, untuk memotong celah, permukaan dan frais parit.

3. Angle Mill, untuk memfrais permukaan dengan membentuk sudut


dengan kemiringan tertentu.

4. End Mill dengan Shank, untuk memotong atau memfrais ujung


benda kerja.

5. Slotting, untuk membuat alur.

6. Staggered Tooth, untuk membuat slot atau celah.

7. T-slot Mill, untuk membuat celah

8. Dove Tail Mill, untuk membuat luncuran-luncuran mesin dan


dibuat dengan sudut 45o, 60o, 90o.

2.7. Beberapa bentuk pisau frais sesuai dengan penggunaannya,


antara lain:
a. Pisau mantel
b. Pisau sudut tunggal dan sudut ganda
c. Pisau roda gerigi
d. Pisau alur
e. Pisau sisi muka
f. Pisau gergaji
g. Pisau alur T
h. Pisau Jari

22
Gambar 2.5. Bentuk-bentuk Pisau Frais

2.8 Macam-macam alat Frais

Alat frais adalah alat perkakas dari mesin frais, suatu benda
yang berbentuk bulat dengan dilengkapi mata-mata penyayat,
hingga merupakan gigi yang tajam. Bekerja alat faris untuk
menyayat atau memotong benda-benda pekerjaan dengan cara
berputar. Bermacam-macam alat frais itu antara lain:

1. Frais mantel kepala, untuk memfrais bidang-bidang yang datar.

2. Frais cakram, untuk memfrais alur-alur dalam.

3. Frais mantel, untuk memfrais bidang-bidang datar.

4. Frais kepala, untuk memfrais bidang-bidang datar.

5. Frais kepala pisau, untuk memfrais bidang-bidang datar.

6. Frais gergaji, untuk memotong.

7. Frais sudut, untuk memfrais alur-alur.

8. Frais profil, untuk memfrais benda pekerjaan yang mempunyai


bentuk tertentu dan memfrais profil.

9. Frais ulir, untuk memfrais alur-alur yang tidak dalam dengan


bentuk yang tertentu.

23
10. Frais jari, alat frais yang mempunyai tangkai dengan bentuk
konis, merupakan alat frais mantel dengan ukuran diameter
kecil dan berguna untuk memfrais bidang-bidang datar dan
bertingkat.

2.9 Jenis-jenis Pemotong Frais

Mesin frais mampu melakukan banyak tugas karena


tersedia keaneka ragaman yang luas dari pemotong. Pemotong ini
biasanya dikelompokkan menurut bentuk umumnya, meskipun
dalam beberapa kasus mereka dikelompokkan menurut cara
penggunannya, bahan yang dipakai dalam giginya, atau metode
yang digunakan dalam menggerinda giginya.

Terdapat tiga desain umum dari pemotong:

1. Pemotong arbor, pemotong ini mempunyai lubang dipusatnya


untuk pemasangan pada arbor.

2. Pemotong tangkai, pemotong jenis ini mempunyai tangkai


lurus atau tirus yang menjadi satu dengan badan
pemotong. Ketika digunakan, pemotong ini dipasangkan
pada spindle.

3. Pemotong muka, pemotong ini dibaut atau dipegang pada


ujung arbor pendek dan biasanya dipakai untuk memfrais
permukaan rata.

Pengelompokkan menurut bahannya adalah mengikuti cara


pengelompokkan pada perkakas pemotong yang lain. Pemotong
frais terbuat dari baja karbon tinggi, berbagai baja kecepatan
tinggi, atau yang berujung karbida disinter atau paduan cor bukan
besi tertentu. Pemotong baja karbon tinggi mempunyai batas
pemakaian, karena akan tumpul dengan cepat kalau digunakan

24
kecepatan potong dan hantaran yang tinggi. Pemotong
serbaguna pada umumnya terbuat dari baja kecepatan tinggi yang
mempertahankan mata potong tajam, keras dan ulet pada suhu
sekitar 500 sampai 600 derajat.

Sehingga, dapat digunakan kecepatan potong 2 sampai 2


setengah kali dari yang dianjurkan untuk pemotong baja
karbon. Logam cor bukan besi, misalnya stelit, cobalt atau
rexalloy, dan pemotong berujung karbida, memiliki tahanan panas
lebih tinggi dan khususnya sesuai untuk pemotongan berat dan
kecepatan potong tinggi.Bahan ini digunakan sebagai sisipan yang
dipegang pada badan pemotong atau dipatrikan langsung pada
ujung giginya. Kecepatan potong dari pemotong bahan cor bukan
besi dan karbida berkisar dari dua sampai lima kali daripada yang
dianjurkan untuk baja berkecapatan tinggi.

Gigi dalam pemotong frais dibuat dalam dua jenis umum


menurut metoda yang digunakan pada pengasahannya.Pemotong
profil diasah dengan menggerinda sebuah tepi kecil dibelakang
mata potong dari gigi. Ini juga memberikan pengaman yang
diperlukan pada punggung mata potong. Pemotong yang dibentuk
dibuat dengan pengaman (di punggung mata potong) yang bentuk
kelilingnya sama seperti mata potongnya. Untuk mengasah
pemotong ini, mukanya digerinda sedemikian shingga tidak
merusak bentuk keliling dari gigi.

Pemotong yang paling umum dipakai, dikelompokkan


terutama menurut bentuk umumnya atau jenis pekerjaan yang
dapat dilakukannya.

25
1. Pemotong frais biasa

Pemotong biasa adalah sebuah pemotong berbentuk


piringan yang hanya memiliki gigi pada kelilingnya. Giginya dapat
lurus, atau heliks kalau lebarnya lebih dari 15 mm. Pemotong heliks
lebar yang digunakan untuk pekerjaan meratakan yang berat
mungkin memiliki takik pada giginya untuk mematahkan serpihan
dan memudahkan pengeluarannya.

2. Pemotong frais samping

Pemotong ini mirip dengan pemotong datar kecuali bahwa


giginya di samping. Kalau dua pemotong beroperasi bersama,
setiap pemotong adalah datar pada satu sisi dan memiliki gigi pada
sisi yang lain. Pemotong frais samping mungkin bergigi lurus,
heliks atau zig zag.

3. Pemotong gergaji pembelah logam

Pemotong ini mirip dengan pemotong frais datar atau


samping kecuali bahwa pembuatannya sangat tipis, biasanya 5 mm
atau kurang. Pemotong datar dari jenis ini diberi pengaman dengan
menggerinda sisinya untuk menghasilkan ruang bebas bagi
pemotonnya.

4. Pemotong frais sudut

Semua pemotong bentuk sudut termasuk dalam


kelompok ini. Mereka dibuat menjadi pemotong sudut tunggal
maupun sudut ganda.

5. Pemotong sudut tunggal

Pemotong ini mempunyai satu permukaan kerucut,


sedangkan pemotong sudut ganda bergigi pada dua permukaan
kerucut.Pemotong sudut digunakan untuk memotong lidah rata,
tanggem, galur pada pemotong frais, dan pelebar lubang.

26
6. Pemotong Frais bentuk

Gigi pada pemotong ini diberikan suatu bentuk khusus.


Termasuk didalamnya adalah pemotong cekung dan cembung,
pemotong roda gigi, pemotong alur, pemotong pembulat sudut dan
sebagainya.

7. Pemotong frais ujung

Pemotong ini mempunyai proses integral untuk


menggerakkan dan mempunyai gigi di keliling dan ujungnya.
Galurnya dapat lurus ataupun heliks. Pemotong besar yang disebut
frais cangkang mempnyai bagian pemotong terpisah yang
dipegangkan pada arbor batang. Karena mahalnya baja kecepatan
tinggi, maka konstruksi ini menghasilkan banyak penghematan
dalam biaya bahan. Frais ujung digunakan untuk proyeksi
permukaan, membujur sangkarkan ujung, memotong celah dan
dalam pekerjaan pencerukkan misalnya pembuatan cetakan.

8. Pemotong celah – T

Pemotong jenis ini menyerupai pemotong datar kecil atau


frais samping yang memiliki poros integral lurus atau tirus untuk
penggerakan. Penggunaannya untuk memfrais celah – T. Bentuk
yang khusus adalah pemotong dudukan Woodruff, yang dibuat
dalam ukuran standar untuk memotong dudukan bulat bagi pasak
Woodruff.

9. Pemotong gigi sisipan

Dengan meningkatnya ukuran pemotong, adalah ekonomis


ntuk menyisipkan gigi yang terbuat dari bahan mahal ke dalam
baja yang lebih murah. Gigi pada pemotong semacam ini dapat
diganti kalau aus atau patah.

27
2.10 Teknik – teknik Frais

1. Memfrais roda-roda gigi

Untuk memfrais roda gigi, maka bahan roda gigi itu harus
dijepit pada suatu as, dan as dengan bahan roda gigi dipasang
diantara kepala pembagi dan kepala lepas.Kepala pembagi dan
kepala lepas dipasang pada meja faris. Dalam pekerjaan
memfrais membuat roda-roda gigi diperlukan suatu alat yang
dapat membagi bahan roda gigi dalam jumlah yang sama dan
teliti. Artinya sesudah setiap kali memfrais satu parit gigi,
bahan roda gigi dapat diputarkan sedemikian rupa banyaknya
sehingga pada keliling bahan roda gigi dapat difrais dengan
suatu pembagi gigi, seperti yang direncanakan.

Alat itu disebut kepala pembagi, juga berguna untuk


merencanakan benda pekerjaan yang akan difrais dengan
mempergunakan kepala lepas.

Yang dimaksudkan memfrais roda gigi dengan memakai


metoda pembagian adalah memfrais dengan memakai alat frais
profil atau alat frais roda gigi.

Memfrais roda gigi dengan metoda urai adalah memfrais


benda pekerjaan dengan memakai alat frais urai roda gigi dari
alat tersebut dapat dibuat roda-roda gigi dari modul yang sama.

a. Untuk memfrais suatu roda gigi dengan gigi yang lurus.

Alat frais urai roda gigi harus dipasang miring


terhadap bidang sisi mendatar bahan baku roda gigi
yang akan difrais itu. Jadi sudut batang as frais sama
besarnya dari sudut miring gigi-gigi alat frais urai itu.

b. Untuk memfrais suatu roda gigi dengan gigi-gigi yang


miring.

28
Maka kedudukan batang as frais harus membentuk
suatu s udut yang sama dengan sudut miring gigi
alat frais urai.

c. Untuk memfrais roda-roda gigi cacing.

Alat frais urai roda gigi cacing pada batang as


frais tidak perlu diatur pada kedudukan miring terhadap
roda gigi cacing yang akan difrais, karena sudut miring
dari roda gigi cacing adalah sama dengan sudut
kemiringan gigi dari alat frais urai roda gigi cacing.

2. Memfaris alur-alur dengan bentuk spiral

Alur bentuk spiral adalah merupakan garis ulir atau


spiral pada suatu bidang silinder, bentuk spiral banyak
digunakan pada: bor spiral, alat peluas, alat faris mantel,
roda gigi ulir dan lain-lain.

Dalam memfrais alur dengan bentuk lurus, maka


alat frais mengadakan gerakan putar sedang benda kerja
membuat gerakan garis lurus, apabila suatu benda kerja
diberikan suatu gerakan berputar dalam gerakan yang
lambat, maka akan terbentuk alur-alaur dalam bentuk
spiral. Maka untuk memfrais benda kerja berbentuk spiral,
harus dipasang miring dibawah as utama mesin frais, dan
kemiringannya tergantung dari pada jarak puncak ulir.

II.3. BAHAN, ALAT/MESIN DAN PERLENGKAPAN


Bahan : Aluminium

Mesin & perkakas/Alat : Engkol ragum, engkol vertikal, siku, kunci 18-
19, kacamata, kuas, jangka sorong, bantalan.

29
II.4. LANGKAH KERJA

a. Periksa lebih dulu bagian-bagian mesin apakah lengkap dan terpasang


baik
b. Lumasi mesin terutama pada bagian-bagian yang bergerak
c. Periksa atau putarkan mesin sebelum memasang pisau, jangan sampai
terbalik
d. Pengikatan harus berganjal dan cukup kuat, memenuhi syarat-syarat
(Petunjuk pembina)
e. Mulai pemakanan pisau harus dimulai dari luar benda kerja,
berlawanan atau dengan pergesekan meja
f. Pahami penggunaan nonius meja
g. Setiap keragu-raguan tanya pada instruktur

II.5. KESELAMATAN KERJA

a. Periksa mesin sebelum kerja, mungkin ada bagian-bagian yang loncer


b. Tidak diperkenankan merubah-rubah kedudukan handel mesin pada
waktu mesin sedang berjalan
c. Jangan memindahkan ban mesin dengan tenaga mesin
d. Jangan memberi olie terlalu banyak pada bagian yang akan berputar
untuk menghindari percikan
e. Jangan sekali kali membersihkan geram dengan tangan pada waktu
mesin yang bekerja
f. Perhatikan dan gunakan ketentuan-ketentuan pengunaan mesin yang
ada
g. Penyimpanan-penyimpanan pekerjaan harus selalu minta
pertimbangan instruktur terlebih dhulu

30
II.6 KESIMPULAN DAN SARAN

31
BAB III

KERJA MESIN SEKRAP

III.1 Maksud Dan Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengerti, memahami dan mengetahui cara kerja


mesin sekrap.
2. Mahasiswa dapat memasang benda dengan benar.
3. Melatih mahasiswa agar terampil dan teliti dalam mengerjakan benda
kerja dengan mesin sekrap.
4. Mahasiswa dapat mempergunakan alat-alat yang berhubungan dengan
mesin sekrap dengan benar.
5. Mahasiswa mampu membbuat benda mesin sekrap.
6. Menghasilkan benda kerja dengan permukaan yang rata atau bentuk-
bentuk lain.

III.2 Teori Dasar

Mesin skrap adalah suatu mesin perkakas bolak-balik dalam proses


kerjnnya. Dalam pemotongan pahatnya melakukan pemakanan dengan
maju saja dan berupa garis l urus pada permukaan benda kerja. Jadi
dapat disimpulkan bahwa prinsip kerja dijepit pada catok yang
dipasangkan pada meja yang dapat digeser dengan arah melintang
terhadap sumbu mesin, sedangkan pahatnya dipasang pada eretan yang
bergerak sepanjang sumbu mesin secara bolak-balik. Langkah pengeretan
dapat diukur panjang pendeknya, gerakan maju dapat diatur naik
turunnya untuk penyetelan benda kerja, sedangkan untuk memakankan

32
untuk pahat dilakukan dengan memutar eretan kebawah. Hasil kerja dari
mesin skrap adalah pembuatan alur pada komponen-komponen mesin.
Mesin sekrap disebut pula mesin ketam atau serut. Mesin ini
digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung,
cekung, beralur, dan lain-lain pada posisi mendatar, tegak, ataupun
miring. Mesin sekrap adalah suatu mesinperkakas dengan gerakan utama
lurus bolak-balik secara vertikal maupun horizontal. Sedangkan dalam
pemakanan manual, pergeseran meja digerakan secara manual untuk
memberikan umpan pada pahat potong. dengan mesin skrap kita dapat
membuat alur ( terutama alur V ), meratakan permukaan, membuat
lubang ( segitiga, sgiempat, segilima dan lain-lain ), dan sebagainya
dengan cara menggerakan pahat maju mundur Prinsip Kerja Pengerjaan
pada mesin sekrap adalah benda yang disayat Mesin Sekrap atau dipotong
dalam keadaan diam (dijepit pada ragum) kemudian pahat bergerak
lurus bolak-balik atau maju mundur melakukan penyayatan. Hasil
gerakan maju mundur lengan mesin/pahat diperoleh dari motor yang
dihubungkan dengan roda eksentrik menghasilkan gerakan maju mundur
lengan. Kedudukan tapi dapat digeser sehingga panjang eksentrik
berubabertingkat Dari roda melalui sabuk. bertingkat, putaran diteruskan
ke roda gigi antara dan dihubungkan ke roda gigi penggerak engkol
yang besar. Roda gigi tersebut beralur dan dipasang engkol melalui
tap. Jika roda gigi berputar maka tap engkol berputar dan berarti pula
panjang langkah berubah.!engan menggerakan benda kerja
menyilang jejak dari pahat ini, makaditimbulkan permukaan yang rata,
bagaimanapun juga bentuk pahatnya. $esempurnaan tidak tergantung pada
ketelitian dari pahat. !engan pahat khusus, perlengkapan danalat
untuk memegang benda kerja, sebuah mesin skrap dapat juga
memotong alur pasak luar dan dalam, alur spiral, batang gigi, tanggem,
celah dan berbagai bentuk lain.

33
1. Cara Pengerjaan Sekrap

A. Menurut cara kerjanya

Mesin sekrap biasa, dimana pahat sekrap bergerak mundur maju

menyayat benda kerja yang terpasang pada meja mesin.

Planer, dimana pahat (diam) menyayat benda kerja yang dipasang


pada meja mesin dan bergerak bolak-balik.

Sloting, dimana gerakan pahat adalah vertical (naik-turun), digunakan


untuk membuat alur pasak pada roda gigi dan pully.

B. Ukuran-ukuran Utama Mesin Sekrap

Ukuran utama sebuah mesin sekrap ditentukan oleh :

a.Panjang langkah maksimum.

b.Jarak maksimum gerakan meja mesin arah mendatar.

c.Jarak maksimum gerkan meja mesin arah vertical (naik turunnya


meja).

Berdasarkan Pengerjaan pada mesin sekrap mempunyai cara-cara untuk


melakukan pengerjaan tersebut. Adapun cara pengerjaan mesin sekrap
antara lan:

34
a. Sekrap datar

Menyekrap datar adalah bahwa gerak menyayatnya kearah mendatar dari


kiri kekanan atau dari kanan ke kiri, arah gerakan pahat tersebut
tergantung pada posisipahat atau dari bentuk sudut-sudut bebasnya, jika
pahat tersebut berbentuk pahat kanan maka penyayatannya dimulai dari
sebelah kanan ke kiri dan sebaliknya.

b. Sekrap Tegak

Menyekrap tegak maka gerak penyayatannya pahat berlangsung dari atas


ke arahbawah secara tegak lurus, dalam hal ini pergerakkan sayatan pahat
dilakukan dengan memutar eretan pahat dengan tangan. Tebal
pemakanan hendaknya tipissaja ± 0,5 mm

c. Sekrap Sudut

Jika menyekrap bagian yang menyudut maka gerak penyayatannya di


lakukan dengan memutar eretan pahat yang kedudukannya menyudut
sesuai denganbesarnya sudut yang di sekrap.

d. Sekrap Alur

Alur yang dapat disekrap adalah alur terus luar, alur terus dalam, alur
buntu dan alur tembus

35
C. Menurut tenaga penggeraknya :

Mesin sekrap engkol : gerak berputar diubah menjadi gerak bolak-


balik dengan engkol.

Mesin sekrap hidrolik : gerak bolak-balik lengan berasal dari tenaga


hidrolik.

D. Pekerjaan yang bisa dilakukan dengan mesin sekrap antara lain


sebagai berikut:

1. Meratakan bidang baik bidang datar, bidang tegak maupun bidang


miring

2. Membuat alur : alur pasak, alur V, alur ekor burung

3. Membuat bidang bersudut atau bertingkat

4. Membentuk, yaitu mengerjakan bidang-bidang yang tidak

beraturan.

2. Bagian Mesin Sekrap

Adapun Bagian- bagian dari mesin sekrap antara lain adalah sebagai
berikut:

36
Gambar III.1 mesin skrap

A. Nama bagian –bagian mesin skrap

1. Support/eretan tegak

2. Pelat pemegang pahat

3. Tool post/ penjepit pahat

4. Ragum

5. Meja

6. Penjepit

7. Tuas kedudukan eretan

8. Tuas kedudukan langkah

9. Lengan

37
10. Rangka

11. Tombol On-Off

12. Tuas penjalan

13. Tuas pengatur kecepatan

14. Pengatur panjang langkah

15. Motor

16. Eksentrik penggerak

17. Eretan meja arah

18. Eretan meja arah tegak

B. Mesin sekrap mempunyai beberapa bentuk pahat.

a. Prinsip dasar pemotongan

Pahat bergerak maju mundur, benda kerja bergerak ke arah


melintang.Pemotongan hanya terjadi pada gerak langkah maju, pada saat
langkah mundur,benda kerja bergeser.

b. Berikut bentuk- bentuk pahat pada mesin sekrap:

Pahat mesin sekrap memiliki beberapa macam jenis. Berikut ini macam-
macam pahat mesin sekrap.

1. Pahat bengkok kiri

2. Pahat bengkok kanan

3. Pahat ujung bulat

4. Pahat lurus kiri

5. Pahat lurus kanan

38
6. Pahat ujung segi empat

7. Pahat lurus

8. Pahat leher angsa

C. Bentuk ,bentuk pahat sekrap lainnya

a. pahat sekrap kasar lurus

b. pahat sekrap kasar lengkung

c. pahat sekrap datar

d. pahat sekrap runcing

e. pahat sekrap sisi

f. pahat sekrap sisi kasar

g. pahat sekrap sisi datar.

h. pahat sekrap profil .

i. pahat sekrap masuk ke dalam atau pahat sekrap masuk ke luar lurus.

j. pahat sekrap masuk dalam atau pahat sekrap masuk ke luar diteruskan

b. Selain itu mesin sekrap juga mempunyai sudut-sudut pahat terdapat


enam jenis

pahat yang dapat digunakan yaitu:

1. Sudut potong (cutting angel)

2. Sudut bibir potong (lip angel)

3. Sudut bebas ujung atau muka (end relif)

4. Sudut tatal belakang (back rack angel)

39
5. Sudut sisi sayat (side rack angel)

6. Sudut sisi bebas (side clearance)

3. Pekerjaan yang bisa dilakukan dengan mesin sekrap antara lain


sebagai berikut:

1. Meratakan bidang baik bidang datar, bidang tegak maupun bidang

miring

2. Membuat alur : alur pasak, alur V, alur ekor burung

3. Membuat bidang bersudut atau bertingkat

4. Membentuk, yaitu mengerjakan bidang-bidang yang tidak beraturan.

A .Sudut asah pahat

Sudut sudut pahat pada mesin sekrap

= sudut bebasα

= sudut mata potong (baji)β

= sudut buangγ

= sudut potong ( + )δ α β

40
b. Jenis bahan pahat

a. H.S.S

Pahat ini digunakan untuk memotong material yang mempunyai tegangan


tarik tinggi.

b. Carbide

Pahat ini digunakan untuk benda-benda tuangan.

4. Jenis - Jenis Mesin Skrap

1. Mesin Skrap Datar atau Horizontal (Shaper)

Mesin jenis ini umum dipakai untuk produksi dan pekerjaan serbaguna
terdiri atas rangka dasar dan rangka yang mendukung lengan horizontal.
Selain itu , ada mesin skrap vertikl yang biasanya dinamakan mesin
slotting/slotter. Proses sekrap ada dua macam yaitu proses sekrap (shaper)
dan planner. Proses sekrap dilakukan untuk benda kerja yang relatif kecil,
sedangkan planner untuk benda kerja yang besar. Benda kerja didukung
pada rel silang sehingga memungkinkan benda kerja untuk digerakkan
ke arah menyilang atau vertikal dengan tangan atau penggerak daya. Pada
mesin ini pahat melakukan gerakan bolak-balik, sedangkan benda kerja
melakukan gerakan ingsutan. Panjang langkah maksimum sampai 1.000 mm,
cocok untuk benda pendek dan tidak terlalu berat.

41
Gambar III.2 Mesin Skrap Horizontal

2. Mesin Skrap Vertikal (Slotter)

Mesin skrap jenis ini digunakan untuk pemotongan dalam, menyerut


dan bersudut serta untuk pengerjaan permukaan-permukaan yang sukar
dijangkau. Selain itu mesin ini juga bisa digunakan untuk operasi yang
memerlukan pemotongan vertikal Gerakan pahat dari mesin ini naik turun
secara vertikal, sedangkan benda kerja bisa bergeser kearah memanjang
dan melintang. Mesin jenis ini juga dilengkapi dengan meja
putar,sehingga dengan mesin ini bisa dilakukan pengerjaan pembagian
bidang yang sama Besar. arah memanjang dan melintang. Mesin jenis ini
juga dilengkapi dengan meja putar,sehingga dengan mesin ini bisa
dilakukan pengerjaan pembagian bidang yang sama Besar.

42
Gambar III.3 Mesin Skrap Vertikal

3. Mesin Planner

Digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang panjang dan besar


(berat). Benda kerja dipasang pada eretan yang melakukan gerak bolak-
balik, sedangkan pahat membuat gerakan ingsutan dan gerak penyetelan.
Lebar benda ditentukan oleh jarak antar tiang mesin. Panjang langkah
mesin jenis ini ada yang mencapai 200 sampai1.000 mm.

43
Gambar III.4 Mesin Skrap Planner

4. Cara Memasang Pahat

Pahat-pahat sekrap yang besar dapat dipasang langsung pada


penjepit (tool post),sedangkan pahat-pahat yang kecil dipasang pada
tool post dengan perantaraan pemegang pahat (tool holder). Dilihat
dari bentuk dan fungsinya ada 3 macam tool holder, yaitu :

a. Tool holder lurus

b. Tool holder bengkok (tool hoder kiri atau kanan)

c. Universal tool holder, yaitu tool holder yang dapat menjepit pahat
pada 5 kedudukan pahat .

Dengan demikian universal tool holder lurus atau sebagai tool


holder kiri/kanan.

44
Gambar III.5 Pahat Universal

A. Macam-macam Proses Penyekrapan

Pemakanan dari meja skrap dan caranya terdapat dengan mesin lainnya.

Gambar II.6 Macam-macam Proses Pencekaman Alat Potong

Hal ini tidak begitupenting untuk mendapatkan seperti halnya seleksi besar
pemakanan seperti pada mesin bubut dan mesin frais. Pemakanan dipilih
berdasarkan penyelesaian yang diperlukan, pemakanan yang sangat kasar
digunakan untuk pemotongan keras dan pemakanan halus digunakan untuk
Finishing.

45
B. Penyekaman Alat Potong

Pencekaman alat potong atau pahat pada mesin sekrap disesuaikan


dengan ukuran mesin dan meja mesin. Yang perlu diingat pada saat
mencekam pahat pada mesin skrap, pahat diusahakan dicekam sekuat
mungkin. Hal ini dikarenakan pada saat langkah pemakanan, pahat adalah
salah satu bagian yang mengalami benturan (impact) terbesar dengan benda
kerja. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan
pahat pada mesin skrap sebagai berikut:

1). Pahat dipasang pada rumah ayunan kira-kira 30|40 mm keluar


dari rumah ayunan.Pada posisi ini pahat cukup kuat untuk menahan
beban potong.

2) Pencekaman pahat diusahakan sependek mungkin. Dikarenakan, jika


pemasangan pahat terlalu panjang, pada saat terjadi impact maka pahat
akan menjadi lentur dan kemungkinan besar pahat akan patah.

3) Pada saat langkah pemakanan, rumah ayunan pahat dimiringkan


berlawanan arah dengan sisi potong pahat.

4) Pada saat proses pembuatan alur pada benda kerja, rumah ayunan
pahat dipasang tegak lurus terhadap sisi potong pahat.

5) Pada proses pembuatan alur dalam, pahat harus mempergunakan


alat bantu tambahan yaitu klem pemegang pahat, dengan alat ini
memungkinkan pahat untuk membuat alur dengan kedalaman yan
diinginkan.

6) Pada saat langkah pemotongan sisi benda kerja, posisikan rumah


ayunan dan pahat dalam keadaan miring/membuat sudut lancip terhadap
benda kerja.

7) Pada saat langkah pemakanan menyudut pada benda kerja, posisikan


rumah ayunan

46
dan pahat miring terhadap bidang yang akan disayat/membentuk sudut
lancip.

8. Menjalankan mesin

1) Lengan digerakkan dengan cara memutar roda pemeriksa untuk


melihat kemungkinan tertabraknya lengan.

2) Menentukan banyak langkah per menit.

3) Motor mesin dihidupkan. Dengan cara memasukkan tuas kopling mesin


mulai bekerja. Mencoba langkah pemakanan (feeding) dari meja, mulai dari
langkah halus sampai langkah kasar. Perhatikan seluruh gerak mesin.

4) Menghentikan kerja mesin dilakukan dengan cara melepas tuas kopling


kemudian matikan motor.

C. Proses Penyekrapan

- Penyekrapan datar Penyekrapan bidang rata adalah penyekrapan benda


kerja agarmenghasilkan permukaan yang rata. Penyekrapan bidang rata
dapat dilakukan dengan cara mendatar (horizontal) dan cara tegak (vertikal).
Pada penyekrapan arah mendatar yang bergerak adalah benda kerja atau
meja ke arah kiri kanan. Pahat melakukan langkah penyayatan dan
ketebalan diatur dengan menggeser eretan pahat. Adapun langkah persiapan
penyekrapan bidang mendatar sebagai berikut: Penentuan ketebalan
penyayatan pahat. Untuk pemakanan banyak digunakan pahat kasar.
Besarnya feedingdiambil = 1/3 dari tebal pemakanan.

1) Kedalaman pemotongan dilakukan dari eretan alat potong.

2) Feeding dilakukan oleh gerakan meja.

3) Meja bergeser pada saat lengan lucur bergerak mundur

1) Pemasangan benda kerja pada ragum.

2) Pemasangan pahat rata.

47
3) Pengaturan panjang langkah pahat.

4) Pengaturan kecepatan langkah pahat.

5) Pengaturan gerakan meja secara otomatis.

6) Setting pahat terhadap benda kerja.

- Penyekrapan tegak Pada penyekrapan tegak, yang bergerak adalah eretan


pahat naik turun.Pengaturan ketebalan dilakukan dengan menggeser meja.
Pahat harus diatur sedemikian rupa (menyudut) sehingga hanya bagian
ujung saja yang menyayat dan bagian sisidalam keadaan bebas. Tebal
pemakanan diatur tipis kurang lebih 50 mm. Langkah kerja penyekrapan
tegak sesuai dengan penyekrapan yang datar:

1) kedalaman pemotongan dilakukan oleh gerakan meja.

2) Feeding dilakukan oleh gerakan eretan alat potong.

- Penyekrapan menyudut Penyekrapan bidang menyudut adalah


penyekrapan benda kerja agar menghasilkan permukaan yang miring/sudut.
Pada penyekrapan ini yang bergerak adalah eretan pahat maju mundur.

Pengaturan ketebalan dilakukan dengan memutar eretan pahat sesuai


dengan kebutuhan

sudut pemakanan:

1) Kedalaman pemotongan dilakukan oleh gerakan meja

2) Feeding dilakukan oleh eretan alat pemotong

- Penyekrapan alur Menurut alur penyekrapan, mesin skrap dapat


digunakan untuk membuat alur:

1) Alur terus luar

2) Alur terus dalam

3) Alur buntu

48
4) Alur tembus.

Secara garis besar, pembuatan alur pada mesin sekrap harus memperhatikan
beberapa

hal sebagai berikut:

1) Pembuatan garis batas luar.

2) Pengerjaan pahat.

3) Pengerjaan pendahuluan.

Alar terus luar di antaranya alur "U", alur "V", dan alur ekor burung.
Penyekrapan alur "V" dan ekor burung merupakan penyekrapan yang paling
rumit karena memerlukanketekunan dan kesabaran. Prinsip pengerjaannya
merupakan gabungan dari beberapa proses penyekrapan. Berhasil atau
tidaknya pembuatan alur "V" dan ekor burung tergantung dari pengaturan
eretan pahat, pengasahan sudut pahat dan pemasangan

III.3 Bahan, Alat/Mesin Dan Perlengkapan

Bahan :

1. Logam besi persegi empat dengan ukuran 30 mm x 30 mm x 30 mm.


Alat :

1. Mesin sekrap dan pahatnya


Perlengkapan :

1. Mesin sekrap dan pahatnya.


2. Jangka sorong.
3. Kikir
4. Ragum
5. Penitik nomor
6. Kuas

49
7. Mistar siku
8. Penitik
9. Palu karet
10. Palu konde
11. Kelengkapan kunci mesin sekrap

III.4 Langkah Kerja

1. Persiapkan alat-alat yang dibutuhkan.


2. Pastikan mesin berfungsi dengan baik.
3. Ratakan permukaan benda kerja sesuai ukuran yang ditentukan job sheet.
a. Letakkan benda kerja pada meja mesin sekrap dan dijepit (usahakan
posisinya rata dengan alas meja).
b. Sentuhkan ujung pahat dengan benda kerja dengan menaik-turunkan
meja sampai ujung pahat potong menyentuh benda kerja. Hal ini untuk
menentukan titik nol pemakanan.
c. Atur besarnya pemakanan pahat potong terhadap benda kerja.
d. Nyalakan mesin dan mulailah meratakan dengan pamakanan dari
samping/pinggir.
4. Setelah benda kerja rata, pilih bagian mana dahulu yang hyendak
dikerjakan.
5. Jika sudah ditentukan, lakukan seperti poin 3a-d diatas dan lakukan
pemakanan sampai bentuk yang diinginkan.
6. Matikan mesin dan bersihakan mesin dari bekas sayatan logam.
7. Rapihkan alat dan bersihkan tempat paraktikum.

50
III.5 Keselamatan Kerja

1. Ikatlah benda kera dengan kuat pada ragum mesin.


2. Periksa mesin sebelum dimulai kerja dan pahat yang sesuai dengan
keperluan.
3. Hindarkan penyayatan yang terlalu tebal.
4. Periksalah pada instruktur apabila telah selesai.
5. Pakailah pakaian kerja yang rapih.
6. Matikan saklar utama sebelum mengatur ( menyetel ) langkah.
7. Perhatikan pahat harus bebas dari benda kerja selama melakukan
pengaturan langkah.
8. Tangan harus dijaga apabila melepaskan gram (chips) dari benda kerja.
9. Matikan mesin segera apabila ada suatu kesalahan.
10. Periksa batas pelumas sebelum pertama-tama menghidupkan mesin.
11. Jari-jari harus bebas dari pahat, dan harus meggunakan kunci yang pass.
Jaga tangan dari pahat ketika memberikan pelumasan potong dengan kuas.

51
III.6 KESIMPULAN DAN SARAN

52
BAB IV
KERJA MESIN LAS

IV.1. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan Tujuan dari pelaksanaan praktikum pengelasan ini adalah :
 Mengetahui beberapa prosess atau teknik pengelasan logam dalam
suatu proses / teknik produksi dalam manufaktur.
 Mengetahui besaran-besaran atau parameter proses yang terlibat dan
berpengaruh terhadap kualitas lasan yang dihasilkan.
 Mengetahui cacat-cacat yang terjadi dalam proses pengelasan
logam.
 Merencanakan dan membuat barang jadi melalui teknik pengelasan
logam.
 Menciptakan mahasiswa yang mempunyai keterampilan dalam
kerja las.
 Mahasiswa mampu menerapkan praktek kerja las dalam kehidupan
sehari-hari.
 Mahasiswa mampu membuat alur las yang baik.
 Mahasiswa dapat mengetahui cara-cara pengelasan yang baik.
 Mahasiswa dapat mengetahui teori-teori tentang pengelasan.

IV.2. TEORI

1. Pengertian Las listrik


Las listrik adalah suatu proses penyambungan logam dengan
menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan
dengan las Iistrik ini adalah merupakan sambungan tetap.Pada
pengelasan dengan las listrik, panas yang dihasikan berasal dari busur
listrik yang timbul dari menempelnya benda kerja dengan elektroda.
Elekttroda pengisian dipanaskan mencapai titik cair dan diendapkan

53
pada sambungan, hingga terbentuk sambungan las. Panas yang
dihasilkan oleh busur listrik mencapai 55000 C.Pada saat pengelasan
menggunakan las listrik, dilepaskan energi dalam jumlah yang sangat
besar dalam bentuk panas dan cahaya ultraviolet.

2. Pembagian Las Listrik


Las listrik dapat digolongkan menjadi :
1. Las listrik dengan elektroda logam, misalnya :
a. Las listrik submerged
Busur elektroda (listrik) diantara ujung elektroda dan
bahan dasar berada didalam timbunan fluksi serbuk yang
digunakan sebagai pelindung dari pengaruh luar (udara bebas)
sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti pada las listrik
lainnya. Las ini umumnya otomatis atau semi otomatis. Las
busur listrik mempunyai 2 jenis yaitu :
1) Las listrik AC (menggunakan arus searah sebagai sumber
listrik)
2) Las listrik DC (menggunakan arus listrik bolak-balik
sebagai sumber listrik)

2. Las listrik dengan elektroda berselaput


Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan bahan
dasar (plat) akan mencairkan ujung elektroda dan sebagian dasar
selaput elektroda yang terus terbakar akan mencair dan
menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda kawat las,
dan daerah las disekitar busur listrik terhadap daerah udara luar.

3. Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas) atau MIG


Padalas TIG ini menggunakan elektroda wolfram. Busur
yang terjadi antara elektroda dan bahan dasar merupakan sumber
panasbentuk pengelasan. Untuk melindungi hasil pengelasan
digunakan gas pelindung, seperti argon, helium atau campuran gas
tersebut.

54
4. Las Listrik MIG
Las listrik MIG adalah juga las busur listrik dimana panas
yang ditimbulkan oleh busur listrik antara ujung elektroda dan
bahan dasar, karena adanya Arus Listrik. Elektrodanya adalah
merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang gerakannya
diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motor llistrik.
Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan
keperluan. Tangkai Ias dilengkapi dengan nosal logam untuk
menyemburkan gas pelindung yang dialirkan dari botol gas
malalui selang gas.
Gas yang dipakai adalah C02 untuk pengelasan baja lunak
dan baja, argon atau campuran argon dan helium untuk pengelasan
Aluminium dan baja tahan karat. Proses pengelasan MIG ini dapat
secara semi otomatik atau otomatik. Semi otomatik dimaksudkan
pengelasan secara manual sedangkan otomatik adalah pengelasan
di mana seluruh pekerjaan Ias dilaksanakan secara otomatis.

3. Macam – macam elektroda


a. Elektroda Hydrogen rendah
Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang
rendah (kurang dari 0,5 %), sehingga deposit las juga dapat bebas
dari porositas. Elektroda inidipakai untuk pengelasan yang
memerlukan mutu tinggi, bebas porositas,misalnya untuk
pengelasan bejana dan pipa yang akan mengalami tekanan. Jenis-
jenis elektroda hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan
E 7018.

b. Elektroda untuk besi tuang

55
c. Elektroda baja
Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi
tuang akan menghasilkan deposit las yang kuat sehingga tidak
dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan demikian elektroda ini
dipakai bila hasil las tidak dikerjakan lagi. Untuk mengelas besi
tuang dengan elektroda baja dapat dipakai mesin las AC atau DC
kutub terbalik.

d. Elektroda Nikel
Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang,
bila hasil las masih dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda
nikel dapat dipakai dalam segala posisi pengelasan. Las yang
dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah rata dan halus
bila dipakai pada mesin las DC kutub terbalik. Karakteristik
elektroda nikel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

e. Elektroda Perunggu
Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap
retak, sehingga panjang las dapat ditambah. Kawat inti dari
elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan diberi selaput yang
menghasilkan busur stabil.

f. Elektroda untuk aluminium


Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang
dibuat dari logam yang sama. Pemilihan elektroda aluminium
yang sesuai dengan pekerjaan didasarkan pada tabel keterangan
dari pabrik yang membuatnya. Elektroda aluminium
AWS-ASTM AI-43 untuk las busur listrik adalah dengan mesin
las.

56
g. Elektroda untuk pelapis keras
- Elektroda tahan kikisan
Elektroda jenis ini dibuat dari tabung chrom karbida
yang diisi denganserbuk-serbuk karbida. Elektroda dengan
diameter 3,25 mm - 6,5 mmdipakai peda pesawat las AC atau
DC kutub terbalik. Elektroda ini dapat dipakai untuk pelapis
keras permukaan pada sisi potong yang tipis.

- Elektroda tahan pukulan


Elektroda ini dapat dipakai pada mesin las AC atau
DC kutub terbalik. Dipakai untuk pelapis keras bagian
pemecah dan palu.

- Elektroda tahan keausan


Elektroda ini dibuat dari paduan-paduan non ferro
yang mengandung Cobalt, Wolfram dan Chrom. Biasanya
dipakai untuk pelapis keras permukaan katup buang dan
dudukan katup dimana temperatur dan keausan sangat
tinggi.

4. Pengkutuban elektroda
- Pengkutuban langsung

Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang pada


terminal negatif dan kabel massa pada terminal positif.
Pengkutuban langsung sering disebut sebagai sirkuit las listrik
dengan elektroda negatif. (DC-).

57
- Pengkutuban terbalik

Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada


terminal positif dan kabel massa dipasang pada terminal
negatif.Pengkutuban terbalik sering disebut sirkuit las listrik
dengan elektroda positif (DC+).

Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada


penembusan lasnya. Pengkutuban langsung akan menghasilkan
penembusan yang dangkal sedangkan pada pengkutuban
terbalik akan terjadi sebaliknya. Pada arus bolak-balik
penembusan yang dihasilkan antara keduanya.

5. Macam-macam gerakan elektroda


- Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini
dilakukan untuk mengatur jarak busur listrik agar tetap.
- Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk
mengatur lebar jalur las yang dikehendaki Gerakan elektroda

1) Melingkar

Gambar VI.1 Ayunan melingkar

58
2) Zig-zag

Gambar VI.2 Ayunan zig-zag

3) Tarpesium

Gambar VI.3 Ayunan gipsum.

6. Mengatur tegangan

Mesin las umumnya mempunyai tegangan 60 – 80 Volt sebelum


terjadi busur nyala. Tegangan ini disebut tegangan terbuka atau
tegangan atau tegangan pembakar.Bila busur nyala telah terjadi
(sedang mengelas) maka tegangan turun menjadi 20 – 40 Volt. Ini
dinamakan tegangan kerja. Tegangan kerja disesuikan dengan
diameter elektroda.Untuk elektroda: 1,5 – 5,5 mm tegangan kerja 20
– 30 Volt.Untuk elektroda: 4,5 – 6,4 mm tegangan kerja 30 – 40 Volt.

7. Mengatur Ampere
Arus pengelasan ditentukan oleh: diameter elektroda, tebal bahan,
jenis elektroda dan posisi pengelasan.

59
Pengaturan arus dilakukan dengan memutar handel atau knop.
Arus pengelasan yang dipakai dapat dilihat/ dibaca pada skala arus,
yang terdapat pada mesin las.
Perkiraan arus yang dipakai untuk mengelas, dapat dilihat pada
table yang tertera pada setiap bungkus elektroda, misalnya sebagai
berikut:
diameter (mm) x panjang daerah polaritas arus elektroda (A)
2,6 x 350 45 – 95 Ac atau Dc Tabel.

Kuat arus dan Tebal bahan dan dia elektrode

. Tipe logam dan tebal Diameter Kuat arus


No (inchi) elektroda (ampere)
(inchi)
1 Pelat logam tipis 1/16 10 – 30
. (Outer sheet metal, etc; 5/64 25 – 45
sampai tebal 7/64 3/32 40 – 70
inchi)
2 Baja lunak tipis 1/8 50 – 130
. (Struktur bodi dalam, 5/32 90 – 180
dsbnya, tebal 7/64 3/16 130 – 230
sampai 3/16 inchi)
3 Baja lunak tebal 1/8 60 – 120
. (Rangka, dsbnya, tebal 5/32 90 – 160
3/16 sampai 5/16 inchi) 3/16 120 – 200
¼ 190 – 300

60
8. Posisi – Posisi Pengelasan
Posisipengelasan ada beberapa macam, yaitu:
1. Posisi mendatar
2. Posisi bawah tangan
3. Posisi tegak
4. Posisi diatas kepala
5. Pengelasan kearah kanan (mundur)

IV.3. BAHAN, ALAT/MESIN DAN PERLENGKAPAN

1. Meja Las
Digunakan sebagai tempat untuk menaruh benda kerja yang akan dilas.

Gambar VI. 4 Meja Las

2. Sikat Kawat
Digunakan untuk membersihkan terak dan kotoran pada rigi las.

Gambar VI. 5 Sikat Kawat

61
3. Palu Terak
Digunakan untuk membersihkan terak pengelasan.

Gambar VI. 6 Palu Tera

4. Baju Las/ Apron


Digunakan untuk melindungi tubuh welder dari percikan api
pengelasan.

Gambar VI. 7 Apro

62
5. Sarung Tangan
Digunakan untuk melindugi tangan welder dari percikan api pengelasan.

Gambar VI. 8 Sarung Tangan

6. Tabung Acetylene dan Tabung Oksigen


Sebagai bahan bakar untuk pengelasan.

(a) (b)

Gambar VI. 9 (a) Tabung Acetylene, (b) Tabung Oksigen

63
7. Regulator
Untuk menentukan tekanan kerja dan tekanan pada tabung.

Gambar VI. 10 Regulator

8. Kawat Las

Gambar VI. 11 Kawat Las

9. Kaca Mata Las


Digunakan untuk melindungi mata welder dari percikan api pengelasan.

Gambar VI. 12 Kaca Mata Las

64
10. Penggrais
Digunakan untuk mengukur benda kerja.

Gambar VI. 13 Penggaris

11. Penggores
Digunakan untuk menandai benda kerja yang berupa garis lurus.

Gambar VI. 14 Penggores

12. Topeng Las


Digunakan untuk melindungi bagian wajah dan mata welder dari sinar
ultraviolet dan percikan api las.

Gambar VI. 13 Topeng Las

65
13. Torch (Setang Las Acetylene)
Berfungsi sebagai tempat pencampuran gas acetylene dengan gas oksigen dan
juga tempat pembakaran.

Gambar VI. 14 Torch

14. Klem Massa


Digunakan untuk menjepit kabel las massa ke meja las.

Gambar VI. 15 Klem Massa

15. Kabel Las Listrik


Digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari mesin las ke benda kerja.

Gambar VI. 16 Kabel Las Listrik

66
16. Setang Las Listrik
Digunakan untuk menjepit elektroda las listrik.

Gambar VI. 17 Setang Las Listrik

17. Hack Saw


Digunakan untuk memotong benda kerja.

Gambar VI. 18 Hack Saw

67
IV.4. LANGKAH KERJA

a. Siapkan benda kerja yang akan di las


b. Siapkan alat dan kelengkapannya
c. Letakkan benda kerja pada meja las
d. Jepitkan klem negatif pada meja/benda kerja
e. Jepitkan elektroda pada penjepit positif
f. Hidupkan mesin las
g. Atur (Stel) besarnya arus yang diperlukan
h. Buatlah job sesuai dengan urutan urutannya
i. Bersihkan terak dan percikan las
j. Matikan mesin las
k. Setelah selesai periksakanlah pada instruktur
l. Bersihkan tempat kerja dan peralatan serta kembalikan alat-alat
yang digunakan.

IV.5. KESELAMATAN KERJA

a. Gunakan alat-alat pelindung anggota siapkan benda kerja yang akan di


las
b. Siapkan alat dan kelengkapannya
c. Letakkan benda kerja pada meja las
d. Jepitkan klem negatif pada meja/benda kerja
e. Jepitkan elektroda pada penjepit positif
f. Hidupkan mesin las
g. Atur (Stel) besarnya arus yang diperlukan
h. Buatlah job sesuai dengan urutan urutannya
i. Besihkan terak dan percikan las
j. Matikan mesin las
k. Setelah selesai periksalah pada instruktur
l. Bersihkan tempat kerja dan peralatan serta kembalikan alat-alat yang
digunakan
m. Badan, sarung tangan, baju las (Apron), Head shield (Topi las), sepatu
las
n. Penjepit las harus kuat dan jangan sampai lepas
o. Konsentrasi pikiran pada pekerjaan

68
IV.6 KESIMPULAN DAN SARAN

69
BAB V
KERJA BANGKU

V.1 Maksud dan Tujuan


1. Mahasiswa dapat mengenal alat-alat dan perkakas dalam kerja bangku.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menggunakan peralatan kerja bangku
sesuai fungsi dan prosedur kegunaanya.
3. Mahasiswa mendapatkan pengalaman dan wawasan baru mengenai praktek
kerja bangku.
4. Mahasiswa dapat menggunakan dasar-dasar pengukuran menggunakan
jangka sorong serta mistar baja dalam kegiatan praktikum.
5. Mahasiswa dapat belajar mengenai kesalahan dan permasalahan yang
sebelumnya disengaja maupun tidak disengaja dalam praktikum.
6. Menjadikan mahasiswa yang siap kerja dalam lingkungan masyarakat.

V.2 Teori Dasar

Istilah kerja bangku diambil dari dari istilah sesuai dengan jenis pekerjaan
yang banyak digunakan dilakukan diatas bangku atau meja kerja. Kerja bangku
adalah pekerjaan manual yang banyak diterapkan di bengkel, industry dan sekolah
kejuruan. Walaupun pekerjaannya tergolong sederhana. Sering kita memiliki
permasalahan untuk menentukan perkakas kerja bangku yang sesuai dengan
material benda kerja dan hasil yang diperoleh dengan benar. Juga bagaimana
prosedur pemakaian agar tidak terjadi kesalahan atau kecelakaan kerja.

Dalam proses praktikum kerja bangku diperlukan ketrampilan dan ketelitian


dalam pengerjaan benda kerja, dengan demikian peserta didik/mahasiswa dapat
menjadikan praktikum kerja bangku sebagai tolak ukur potensi guna
mempersiapkan diri sebagai tenaga kerja industri yang profesional dan memperoleh
hasil tamatan yang dapat terserap didunia kerja.

70
1. Pengertian dan Peranan Peralatan Kerja Bangku
A. Ragum

Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar,artinya
penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja.Dengan demikian ragum
harus lebih kuat dari benda kerja yang dijepitnya.Untuk menghasilkan penjepitan
yang kuat maka pada mulut ragum/rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga
benda kerja dapat dijepit dengan kuat. Rahang-rahang ragum digerakkan oleh
batang ulir yang dipasangkan pada rumah ulir. Apabila batang ulir
digerakkan/diputar searah jarum jam, maka rahang ragum akan menutup,tetapi bila
diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka rahang ragum akan membuka.
Pemasangan ragum pada meja kerja harus disesuaikan dengan tinggi pekerja
yang akan bekerja.Sebagai patokan adalah apabila ragum dipasang pada meja kerja,
maka tinggi mulut ragum harus sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri
sempurna.
Dalam penjepitan benda kerja tidak diharapkan permukaan benda kerja
mengalami kerusakan atau cacat karena jepitan rahang ragum.Guna mengatasi hal
itu, maka pada saat melakukan penjepitan benda kerja dengan ragum hendaknya
rahang ragum dilapisi dengan pelapis.Pelapis tersebut terbuat dari bahan yang lunak
seperti baja lunak,pelat tembaga,karet pejal dan pelat seng yang tebal.
Batang ulir dan rumah ragum harus selalu diperiksa dari proses
pelumasan.Pada ditinggalkan rahang ragum harus selalu dalam keadaan
tertutup.Ragum bukanlah merupakan landasan sehingga tidak diperkenankan untuk
melakukan pemukulan benda kerja dengan dengan ragum sebagai landasan.Hal-hal
yang pelu diperhatikan atau yang perlu dipedomani dalam penjepitan benda kerja
pada ragum adalah sebagai berikut:
1. Gunakan pelapis rahang ragum untuk mencegah benda kerja agar tidak rusak
permukaannya.
2. Penjepitan benda kerja harus rata, artinya permukaan benda kerja yang keluar
dari rahang ragum harus lurus dan sejajar dengan rahang ragum.

71
3. Untuk penjepitan benda kerja yang berlubang seperti pipa yang tipis digunakan
bahan tambahan lain yang dimasukkan ke dalam pipa, sehingga pipa yang
dijepit tidak akan mengalami kerusakan/berubah bentuk.
4. Untuk penjepitan benda kerja yang tipis (pelat tipis) gunakan landasan dari
kayu. Landasan tersebut dijepit pada rahang ragum.
Ketinggian pemasangan ragum pada meja kerja sangat berpengaruh dalam
pelaksanaan pekerjaan.Sebagai pedoman pengaturan tinggi rendahnya
penjepitan benda kerja pada ragum adalah sebagai berikut:

1. Untuk pekerjaan yang tidak memerlukan gaya yang besar seperti pada
pekerjaan akhir, benda kerja dapat di jepit lebih tinggi,artinya permukaan benda
kerja yang keluar dari rahang ragum lebih tinggi.
2. Untuk pekerjaan yang memerlukan gaya yang besar seperti memahat,
menggergaji, mengikir,mengetap dan menyenai maka kedudukan benda kerja
harus serendah mungkin berada di atas rahang ragum.
3. Untuk penjepitan pipa-pipa sebaiknya digunakan pelapis rahang,dimana bentuk
pelapis rahang tersebut hendaknya masing-masing berbentuk setengah
lingkaran.Bahan pelapis biasanya bisa dari kayu atau dari bahan yang lunak
sehingga tidak akan merusak penampang pipa.

B. Kikir

Kikir terbuat dari baja karbon tinggi yang ditempa dan disesuaikan
dengan ukuran panjang, bentuk, jenis dan gigi pemotongnya. Tangkainya
dibiarkan lunak agar kuat. Badan kikir keras dan rapuh, maka hampir semua kikir
harus disimpan secara terpisah dan dilindungi untuk mencegah patah. Kikir
diklasifikasikan menurut jenis gigi, kekasaran gigi, penampang, dan panjang.
Derajat kekerasan kikir adalah kasar, setengah kasar dan sangat halus.
Guratan tunggal dipergunakan untuk mengikir logam lunak. Guratan ganda
dipergunakan untuk pekerjaan yang bersifat umum. Satu set guratan membuat sudut
45°, yang lain 70°, kedua-duanya terhadap sumbu memanjang kikir. Guratan parut
digunakan untuk pekerjaan kasar pada bahan lunak, misalnya alumunium.

72
Gambar V.1 Kikir
1. Macam-macam Kikir
a. Bastard
Adalah kikir kasar panjang badan 12”, dengan jumlah gigi 9 gigi/cm, cs =
25 , s= 0,01 , n= 40 dan mempunyai tingkat kehalusan N9 s/d N8.
b. Half Smooth
Adalah kikir setengah halus panjang badan 10”, dengan jumlah gigi 12
gigi/cm , cs = 25 , s = 0,005 , n = 40 dan tingkat kehalusan N8 s/d N7.
c. Smooth
Adalah kikir halus, panjang badan 8” dengan jumlah gigi 20 gigi/cm cs =
25 s = 0,0025 , n = 40 dengan tingkat kehalusan N7 s/d N6.
d. Kikir bujur sangkar
Guratan ganda pada keempat muka. Dipergunakan untuk membuat jalur,
menyiku celah dan pundak bujursangkar. Ukuran panjangnya guratan 100
mm hingga 500 mm.
e. Kikir segitiga
Guratan ganda pada ketiga muka. Digunakan untuk sudut-sudut yang
canggung dan lebih kecil daripada 90°. Ukuran panjangnya 100 mm hingga
300 mm.
f. Kikir bulat
Guratan tunggal atau ganda. Digunakan untuk permukaan yang lengkung,
meluaskan lubang. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 500 mm. Kikir bulat
kecil dikenal sebagai alat kikir buntut tikus.
g. Kikir setengah bulat

73
Guratan ganda satu permukaan berbentuk cembung. Dipergunakan untuk
pekerjaan yang bersifat umum dan mengikir lengkungan bagian dalam.
Ukuran panjangnya 100 mm hingga 450 mm.

h. Kikir tipis
Guratannya ganda. Badannya persegi empat panjang, tetapi jauh lebih tipis
daripada kikir-kikir lainnya. Dipergunakan untuk mengikir alur yang
sempit, misalnya untuk mengepas bubungan kunci pintu.

2. Cara Mengikir
Dalam proses pengikiran perlu memperhatikan:
1. Tinggi ragum terhadap orang yang bekerja.
2. Pencekaman benda kerja.
3. Pemegangan kikir.
4. Posisi kaki dan badan.
5. Gerakan kikir.
6. Kebersihan kikir.

3. Langkah pengikiran yang baik


a. Pemegangan
Cara pemegangan tangkai kikir pihak pabrik sudah memperhatikan anatomi
tangan kita. Tangan kanan memegang tangkai dan tangan kiri memegang
ujung kikir sebagai pengarah dan pengimbang tenaga dan dorongan.
b. Posisi kaki dan bada
Usahakan kaki kiri tegak lurus di bawah ragum membentuk sudut 300 dan
kaki kanan membentuk sudut 750.
Jarak antara kaki kiri dan kanan sebanding dengan panjang kikir yang
digunakan, sedangkan jarak antara siku dengan permukaan ragum lebih
kurang 5 – 8 cm. Posisi badan cenderung agak miring ke depan dan mata
konsentrasi menghadap pada benda kerja.

74
c. Langkah Pengikiran
o Panjang langkah : langkah optimal, posisi langkah dan langkah
nominal.
o Gesekan langkah : arah langkah, jarak gesekan.
o Jumlah langkah : panjang batang kikir, aktifitas orang
(normative).
d. Macam Pengikiran
Lurus : memanjang / standart, melintang.
CCF : Cross cut filling ( 450 atau 650 ).

4. Macam-macam Kikir
A. Bastard
Adalah kikir kasar panjang badan 12”, dengan jumlah gigi 9 gigi/cm, cs =
25 , s= 0,01 , n= 40 dan mempunyai tingkat kehalusan N9 s/d N8.
B. Half Smooth
Adalah kikir setengah halus panjang badan 10”, dengan jumlah gigi 12
gigi/cm , cs = 25 , s = 0,005 , n = 40 dan tingkat kehalusan N8 s/d N7.
C. Smooth
Adalah kikir halus, panjang badan 8” dengan jumlah gigi 20 gigi/cm cs =
25 s = 0,0025 , n = 40 dengan tingkat kehalusan N7 s/d N6.
D. Kikir bujur sangkar
Guratan ganda pada keempat muka. Dipergunakan untuk membuat jalur,
menyiku celah dan pundak bujursangkar. Ukuran panjangnya guratan 100
mm hingga 500 mm.
E. Kikir segitiga
Guratan ganda pada ketiga muka. Digunakan untuk sudut-sudut yang
canggung dan lebih kecil daripada 90°. Ukuran panjangnya 100 mm hingga
300 mm.
F. Kikir bulat
Guratan tunggal atau ganda. Digunakan untuk permukaan yang lengkung,
meluaskan lubang. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 500 mm. Kikir bulat
kecil dikenal sebagai alat kikir buntut tikus.

75
G. Kikir setengah bulat
Guratan ganda satu permukaan berbentuk cembung. Dipergunakan untuk
pekerjaan yang bersifat umum dan mengikir lengkungan bagian dalam.
Ukuran panjangnya 100 mm hingga 450 mm.

H. Kikir tipis
Guratannya ganda. Badannya persegi empat panjang, tetapi jauh lebih tipis
daripada kikir-kikir lainnya. Dipergunakan untuk mengikir alur yang
sempit, misalnya untuk mengepas bubungan kunci pintu.

5. Cara Mengikir
Dalam proses pengikiran perlu memperhatikan:
A. Tinggi ragum terhadap orang yang bekerja.
B. Pencekaman benda kerja.
C. Pemegangan kikir.
D. Posisi kaki dan badan.
E. Gerakan kikir.
F. Kebersihan kikir.

6. Langkah pengikiran yang baik


A. Pemegangan
Cara pemegangan tangkai kikir pihak pabrik sudah memperhatikan anatomi
tangan kita. Tangan kanan memegang tangkai dan tangan kiri memegang
ujung kikir sebagai pengarah dan pengimbang tenaga dan dorongan.
B. Posisi kaki dan bada
Usahakan kaki kiri tegak lurus di bawah ragum membentuk sudut 300 dan
kaki kanan membentuk sudut 750.
Jarak antara kaki kiri dan kanan sebanding dengan panjang kikir yang
digunakan, sedangkan jarak antara siku dengan permukaan ragum lebih
kurang 5 – 8 cm. Posisi badan cenderung agak miring ke depan dan mata
konsentrasi menghadap pada benda kerja.
C. Langkah Pengikiran

76
o Panjang langkah : langkah optimal, posisi langkah dan langkah
nominal.
o Gesekan langkah : arah langkah, jarak gesekan.
o Jumlah langkah : panjang batang kikir, aktifitas orang
(normative).
D. Macam Pengikiran
Lurus : memanjang / standart, melintang.
CCF : Cross cut filling ( 450 atau 650 ).

7. Perawatan Kikir
Alat-alat kerja bangku tidak boleh diletakkan secara bertumpuk satu dengan
lainnya, agar awet penggunaan kikir dan sesuai dengan fungsinya. Kebersihan kikir
perlu dijaga untuk efisiensi pengikiran, karena chips yang menempel dialur kikir
dapat mempengaruhi pemakanan dan juga kehalusan benda kerja, sehingga setiap
20 – 40 kali (untuk bastard) pengikiran harus dibersihkan dengan file brush dan
arah membersihkannya sesuai dengan arah alur kikir.

C. Gergaji
Gergaji adalah sejenis alat yang digunakan untuk memotong sesuatu. Mata
gergaji berbentuk gerigi, dan bentuk gigi gergaji tergantung pada bahan yang
dipotong, misalnya kayu atau logam.

Ada banyak jenis gergaji. Antaranya merupakan peralatan tangan yang bekerja
dengan kekuatan otot ataupun dengan menggunakan bantuan mesin. Gergaji
biasanya menimbulkan suara bising. Menggunakan gergaji untuk memotong bahan
agak berbahaya karena tepinya yang tajam diperlukan
Gergaji digunakan untuk memotong benda kerja yang selanjutnya untuk
dikerjakan.Bingkai/Sengkang terbuat dari pipa baja yang kuat dan kaku, Sen
gkang yang dapat diatur digunakan untuk bermacam-macam panjang dari daun
gergaji.

ketrampilan dan prosedur yang tepat dalam penggunaanya.


Daun gergaji terdiri dari dua macam letak gigi pemotong yaitu gigi

77
pemotong satu sisi (single cut) dan dua sisi (double cut). Sedangkan bentuk gigi
gergaji ada yang silang dan ada yang lurus.

Gambar V.2 Gergaji

D. Penitik
Penitik adalah Alat yang digunakan untuk menandai membuatlogam pada
benda kerja. Dengan menitik benda kerja maka mata bor yang digunakan tidak akan
melest dari sasaran. Penitik terbuat dari bahan yang ujungnya runcing membentuk
sudut 30o-90o.

Cara pemakaianya meliputi:


 Pegang penitik dengan kanan kiri, tempatkan pada benda.
 Penitik harus tegak lurus dengan benda kerja
 Penitik dipukul satu kali dengan pemukul yang ringan, serta periksa posisi
kelurusan , apabila sudah tepat pukul dengan kuat agar didapatkan titik yang
jelas.

8. Alat-alat Pengukuran
A. Jangka Sorong (Vernier caliper)

Vernier caliper atau jangka sorong adalah alat ukur presisi, sehingga ia dapat
digunakan untuk mengukur benda kerja yang secara presisi atau benda kerja dengan
tingkat kepresisian 1/100 mm. ketelitian dari alat ukur ini biasanya 5/100 mm.

78
Vernier caliper dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian luar
benda kerja, kedalaman lobang, diameter bagian dalam suatu benda kerja, lebar
suatu celah dan panjang dari suatu benda kerja, apabila ukuran dari vernier caliper
tersebut mencukupi.

Dengan jarum pengukur lubang dapat dengan tepat diukur kedalaman


lubang. Rahang sorong yang dilengkapi dengan nonius, memungkinkan pembacaan
dalam perseribu milimeter. Jangka sorong adalah perlengkapan presisi (tepat).
Maka dari itu, jangka sorong harus diperlakukan dengan tertib pada pemakaian
maupun penyimpanannya.

Gambar V.3 Jangka Sorong

B. Penggaris Siku
Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran
panjangnya 30 cm terbuat dari bahan baja. Selain itu alat ini juga digunakan sebagai
alat ukur kerataan benda kerja setelah pengikiran.
Mistar Baja
Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek,
selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam melukis

79
batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini
bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm.

9. Alat Pendukung Tambahan

A. Sapu
Meskipun alat ini sederhana didalam praktikum kerja bangku alat ini
memiliki fungsi sebagai pembersih geram-geram yang berserakan disekitar meja
kerja atapun disela-sela ragum setelah proses pengikiran dan penggergajian.

B. Sikat Kawat
Merupakan sebuah alat yang terbuat dari kawat-kawat besi dalam kerja
bangku yang berfungsi sebagai pembersih karat dan geram peralatan kerja bangku
seperti pembersih yang efektif gigi kikir yang terselip geram, sehinnga proses
penyayatan kurang maksimal dan juga menahan/pembersih geram yang panas pada
saat pengeboran agar tidak terpental ke operator dan juga menghindari masuknya
geram kedalam lubang benda kerja yang telah dibor.
1. Paron (Bantalan Besi)
Merupakan alat bantu kerja bangku yang terbuat dari besi pejal yang
berfungsi sebagai bantalan pada proses pengecapan/ stempel dan pengerjaan plat.

Untuk dapat mengikir kita harus mengetahui tekanan yang ada pada kikir.
Tekanan kikir tergantung pada ukuran kikir dan benda kerja.

Jika anda ingin memulai pengikiran, ingatlah, tekanan yang besar harus
terdapat pada tangan kiri dan tekanan ringan pada tangan kanan. Tekanan kedua
tangan itu harus sama manakala kikir berada di tengah-tengah benda kerja yang
dikikir. Jika kikir berada di ujung langkah, tekanan tangan kiri harus ringan dan
tekanan tangan kanan dalam keadaan maksimal.

Peganglah kikir dengan teguh dan tekanlah ujung ganggang tersebut dengan
telapak tangan kanan bagian tengah. Ibu jari tangan kanan terletak di atas dan jari-
jari yang lain di bawah ganggang. Kemudian tempatkan telapak tangan dan ibu jari

80
tangan kiri pada ujung kikir. Jari yang lain terletak di luar ujung kikir tersebut
dengan keadaan rapat satu sama lainnya dan melipat ke bawah tetapi tidak
menggenggam ujung kikir tersebut.

Dan hal yang perlu anda ketahui adalah bahwa kikir dapat menyayat besi
ketika kita menggesekkannya ke arah depan dan kikir tidak akan menyayat logam
ke arah belakang (penyayatan kurang maksimal).

Mengikir rata benda kerja sesuai ukuran. Alat yang digunakan yaitu :

1) Kikir kasar dan kikir halus

2) Ragum

3) Benda kerja (Sebuah besi berbentuk plat)

4) Jangka sorong

5) Penggaris

Benda kerja yang harus dikerjakan yaitu mengikir rata semua bagian sisi
benda kerja besi yang berbentuk plat dengan panjang 230mm, tinggi 6mm.

Lakukan finishing dengan menggunakan kikir halus untuk memperhalus setiap


sisi benda kerja apabila sudah mendekati ukuran yang tentukan.

11. Menggergaji Tangan


Pada praktikum pengergajian membutuhkan keterampilan pada saat gergaji posisi
dan proses pemotongan benda kerja peralatan yang digukan:
1) Gergaji tangan
2) Plat besi dengan ketebalan 6 mm
3) Kikir
4) Ragum
5) Mistar baja
6) Penggores
7) Penitik
8) Spidol

81
V.3 Bahan, Alat/MesinDan Perlengkapan

A. Alat yang digunakan yaitu :


1. Ragum Penjepit
2. Kikir
3. Jangka sorong
4. Penggaris siku
5. Gergaji
6. Penggores
7. Penitik
8. Palu

B. Bahan yang digunakan adalah :


1. Plat besi

V.4 Langkah Kerja


1. Pasang benda kerja pada ragum. Kikir rata setiap bagian sesuai ukuran
2. Berilah ukuran pada permukaan benda kerja yang diberikan, dan berilah
garis setiap ukuran menggunakan penggores.
3. Memasangmata gergaji harus menghadap ke depan.
4. Bilah harus dikencangkan pada tarikan yang tepat
5. Tinggi mulut ragum sama seperti pada pekerjaan mengikir, yaitu kira-kira
5 – 8 cm dibawah siku. Bagian yang digergaji harus sedekat mungkinke
mulut cekam ragum agar bidang kerja kaku.
6. Gagang digenggam dengan tangan kanan, jempol diatas gagang. Ujung
bingkai digenggam longgar dengan telapak tangan kiri.
7. Sudut bilah untuk memotong kira-kira 30o. kecepatan menggergaji ± 40 –
50 langkah permenit.
8. Mulailah menggergaji, Tekanan pada permulaan potong diadakan sangat
ringan untuk memperoleh garis yang sesuai ukuran benda kerja yang
digores.
9. Berikan tekanan sepanjang langkah kemuka.Lepaskan tekanan pada
langkah kembali /mundur.

82
10. Berikan minyak pelumas untuk mengurangi keausan pada mata gergaji.
11. Ukur Acara berkala pada setiap prosedur penggergajian .

V.5 Keselamatan Kerja


Untuk menghindari kecelakaan kerja prosedur keselamatan kerja perlu
dilaksanakan antara lain sebagai berikut :
1. Gunakan sepatu saat pelaksanaan praktikum.
2. Gunakan topeng las saat mengelas.
3. Hindari kontak/hubungan singkat antara kabel terminal mesin las dalam
jangka waktu yg cukup lama.

83
V.6 KESIMPULAN DAN SARAN

84
BAB VI
MESIN BUBUT

VI.1 Maksud dan Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui langkah –langkah menggunakan mesin


bubut dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa dapat mengenal mesin bubut dan cara kerjanya serta
beberapa alat bantu yang digunakan pada pembuatan khusus.
3. Mengenal beberapa jenis potong dan gaya-gaya yang terjadi pada saat
pemotongan.
4. Mempelajari macam-macam jenis pemotongan dan jenis ulir pada
pekerjaan bubut.

VI.2 Teori Dasar


Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk
memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses
pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar
benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari
benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat
disebut gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan
kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan
ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar
roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi
keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi
penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah
gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai
kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

85
Gambar VI.1. Komponen Hasil Pembubutan

86
Gambar VI.2. Operasi Mesin Bubut

Perputaran mesin bubut berasal dari sebuah motor listrik yang


dipasang dibawah atau disamping mesin, kemudian motor tersebut
dihubungkan dengan motor utama (spindel) dengan sabuk (belt), karena bila
motor berputar poros tersebut juga berputar dan membawa benda kerja ikut
berputar, Untuk mengontrol kecepatan gerak putaran benda kerja,
digunakan belt atau susunan roda gigi. Tenaga dari motor selain untuk
menggerakkan poros utama dari kepala tetap (head stock) juga digunakan
untuk mengontrol gerak feed dari alat perkakas.

Ukuran dari mesin bubut diukur dari jarak tegak lurus dari garis
senter (center) dari kepala tetap sampai alas disebut tinggi senter yakni
sebagai ½ diameter benda kerja yang bisa dikerjakan sedangkan panjang
senter adalah jarak antara kepala tetap sampai kepala lepas (tail stock) yang
merupakan jarak terpanjang dari benda kerja yang bisa dibubut. Sehingga
yang menentukan besarnya sebuah mesin bubut adalah tinggi senter dan
panjang senter.

1. Elemen Dasar Pemesinan

Benda dipegang oleh pencekam yang biasa di pasang diujung poros


utama (spindel). Dengan mengatur lengan pengatur yang terdapat pada
kepala diam, putaran poros utama (n) dapat dipilih. Harga putaran poros
utama umumnya dibuat bertingkat, dengan aturan yang telah distandarkan,

87
misalnya ..., 630, 710, 800, 900, 1000, 1120, 1250, 1400, 1600, 1800 dan
2000, ... rpm.

Untuk mesin bubut dengan putaran motor variable, ataupun dengan


system transmisi variable kecepatan putaran poros utama tidak lagi
bertingkat melainkan kontinyu.

Pahat dipasangkan pada kedudukan pahat (tool post) dan kedalaman


potong (a) diatur dengan menggeserkan peluncur silang melalui roda
pemutar (skala pada pemutar menunjukan selisih harga diameter) dengan
demikian kedalaman gerak transmisi bersama-sama dengan kereta dan
gerak makannya diatur dengan lengan pengatur pada rumah roda gigi. Gerak
makan (f) yang tersedia pada mesin bubut bermacam-macam dan menurut
tingkatan yang telah distandarkan, misalnya : ...; 0,1; 0,112; 0,125; 0,14;
0,16; ...[mm/(r)].

Gambar VI.3. Proses Pembubutan

Elemen dasar dari proses bubut dapat diketahui atau dihitung


menggunakan rumus yang dapat diturunkan dengan memperhatikan gambar
proses pembubutan.

Elemen dasar dapat dihitung dengan rumus –rumus seperti berikut :

88
Gambar VI.4. Putaran Spindel

n : putaran spindle (rpm)

fn : pemakanan (mm)

ap: kedalaman pemotongan (mm)

perlu diperhatikan arah dari proses pengerjaan bila memulai perhitungan,


kenali dahulu proses apa yang terjadi apakah facing, atau proses pemakanan
ke arah spindle ataukah pembuatan groove. Bila perhitungan untuk groove
maka lebar dari pahat/cutting tool adalah kedalaman pemotongan.
sedangkan proses perhitungan untuk taper dapat didekati dengan metode
trapesium, metode yang lebih baik tentunya dengan menghitung setiap
pergerakan cutting tool.

1. Kecepatan Pemotongan

Dihitung dari putaran per menit terhadap diameter benda kerjanya,


sering juga disebut dengan kecepatan pada permukaan.

n = putaran benda kerja (rpm)

D = Diameter benda kerja (mm)

Vc = kecepatan pemotongan (m/menit)

89
2. Kecepatan Putaran Benda Kerja (RPM)

Dihitung dari jumlah putaran setiap menitnya, konstanta 1000 adalah


perubahan dari mm ke meter.

3. Kebutuhan Daya (Net Power)

perhitungan daya yang dibutuhkan (Pc) dalam kilowatt sebenarnya


dapat dicari secara analitis maupun secara empiris, umumnya
didapatkan dengan mengasumsikan besarnya daya adalah 80 % dari
daya motor, sedangkan proses perhitungan didapatkan dari

dengan kc adalah gaya potong spesifik, Kc dihitung dengan

dengan Y0 adalah sudut chip, dan hm adalah ketebalan chip(mm)


perhatikan gambar berikut, bila menggunakan insert untuk pemotongan
bubut, maka pemilihan parameter sedikit berbeda, meskipun secara
pengertian sama persis apa yang harus dihitung.

Gambar VI.5. Contoh Perhitungan Pada Spindel

90
4. Lama Waktu Pemotongan

dengan lm adalah panjang benda kerja yang dipotong, untuk benda


berbentuk lurus tentunya mudah bukan, namun untuk benda berbentuk
tirus, panjang benda kerja dihitung dengan

Dm1 = diameter terbesar

Dm2=diameter terkecil, semua satuan dalam mm.

Gambar VI.6. Contoh Diameter Pada Benda Kerja

2. Jenis – Jenis Mesin Bubut

1. Secara Dimensinya

Jenis mesin bubut pada garis besarnya dilihat dari dimensinya dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat kelompok) :

A. Mesin bubut ringan

Mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan.


Bentuk peralatannya kecil dan sederhana. Dipergunakan untuk
mengerjakan benda-benda kerja yang berukuran kecil. Mesin ini terbagi
atas mesin bubut bangku dan model lantai, konstruksinya merupakan

91
gambaran mesin bubut bangku dan model lantai, konstruksinya
merupakan gambaran mesin bubut yang besar dan berat.

B. Mesin bubut sedang (medium lathe)

Konstruksi mesin ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan


peralatan khusus. Oleh karena itu mesin ini digunakan untuk pekerjaan
yang lebih banyak variasinya dan lebih teliti. Fungsi utama adalah untuk
menghasilkan atau memperbaiki perkakas secara produksi.

C. Mesin bubut standar (Standard Lathe)

Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar daripada yang
dikerjakan mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan standar dalam
pembuatan mesin-mesin bubut pada umumnya.

D. Mesin bubut meja panjang (Long Bed Lathe)

Mesin ini termasuk mesin bubut industri yang digunakan untuk


mengerjakan pekerjaan-pekerjaan panjang dan besar, bahan roda gigi
dan lainnya.

2. Secara Prinsipnya

Secara prinsip lain mesin bubut dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
antar lain adalah :

A. Mesin Bubut Centre Lathe

Mesin bubut ini dirancang untuk berbagai macam bentuk dan yang
paling umum digunakan, cara kerjanya benda kerja dipegang (dicekam)
pada poros spindle dengan bantuan chuck yang memiliki rahang pada
salah satu ujungnya, yaitu pada pusat sumbu putarnya, sementara ujung
lainnya dapat ditumpu dengan center lain.

B. Mesin Bubut Sabuk

92
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa
sehingga memutar roda gigi yang digerakkan sabuk atau puli pada poros
spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke
roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut
diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat.
Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

C. Mesin Bubut Vertical Turning dan Boring Milling

Mesin ini bekerja secara otomatis, pada pembuatan benda kerja yang
dibubut dari tangan, pekerjaan yang tidak dilakukan secara otomatis
hanyalah pemasangan batang-batang yang baru dan menyalurkan
produk-produk yang telah dikerjakan, oleh sebab itu satu pekerja dapat
mengawasi beberapa buah mesin otomatis dengan mudah.

D. Mesin Bubut Facing Lathe

Sebuah mesin bubut terutama digunakan untuk membubut benda kerja


berbentuk piringan yang besar. Benda-benda kerjanya dikencangkan
dengan cakar-cakar yang dapat disetting pada sebuah pelat penyeting
yang besar, tidak terdapat kepala lepas.

E. Mesin Bubut Turret

Mesin bubut turret mempunyai ciri khusus terutama menyesuaikan


terhadap produksi. “Keterampilan pekerja” dibuat pada mesin ini
sehingga memungkinkan bagi operator yang tidak berpengalaman untuk
memproduksi kembali suku cadang yang identik. Kebalikannya,
pembubut mesin memerlukan operator yang sangat terampil dan
mengambil waktu yang lebih lama untuk memproduksi kembali
beberapa suku cadang yang dimensinya sama. Karakteristik utama dari

93
mesin bubut jenis ini adalah bahwa pahat untuk operasi berurutan dapat
disetting dalam kesiagaan untuk penggunaaan dalam urutan yang sesuai.
Meskipun diperlukan keterampilan yang sangat tinggi untuk mengunci
dan mengatur pahat dengan tepat tapi satu kali sudah benar maka hanya
sedikit keterampilan untuk mengoperasikannya dan banyak suku cadang
dapat diproduksi sebelum pensettingan dilakukan atau diperlukan
kembali.

F. Mesin bubut Turret Jenis Sadel

Mempunyai turret yang dipasangkan langsung pada sadel yang bergerak


maju mundur dengan turret.

G. Mesin Bubut Turret vertikal

Mesin bubut vertikal adalah sebuah mesin yang mirip Freis pengebor
vertikal, tetapi memiliki karakteristik pengaturan turret untuk
memegang pahat. Terdiri atas pencekam atau meja putar dalam
kedudukan horizontal, dengan turret yang dipasangkan diatas rel
penyilang sebagai tambahan, terdapat paling tidak satu kepala samping
yang dilengkapi dengan turret bujur sangkar untuk memegang pahat.
Semua pahat yang dipasangkan pada turret atau kepala samping
mempunyai perangkat penghenti masing-masing, sehingga panjang
pemotongan dapat sama dalam daur mesin yang berurutan. Pengaruhnya
adalah sama seperti bubut turret yang berdiri pada ujung kepala tetap.
Dan mempunyai segala ciri yang diperlukan untuk memudahkan
pemuat, pemegang dan pemesinan dari suku cadang yang diameternya
besar dan berat. Pada mesin ini hanya dilakukan pekerjaan pencekaman.

3. Jenis – jenis pembubutan :

1. Pembubutan Tepi (Facing)

Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus


terhadap sumbu benda kerja.

94
2. Pembubutan Silindris (Turning)

Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik


pengerjaan tepi maupun pengerjaan silindris posisi dari sisi potong
pahtnya harus terletak senter terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk
semua proses pemotongan pada mesin bubut.

Gambar VI.7. Operasi pembubutan : (a). Pahat mata tunggal dalam


operasi pembubutan (b). Memotong tepi.

3. Pembubutan Alur (Grooving)

Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.

4. Pembubutan Tirus (Chempering)

Adapun caranya sebagai berikut :

• Dengan memutar compound rest

• Dengan menggeser sumbu tail stock

• Dengan menggunakan taper attachment.

5. Pembubutan Ulir (Threading)

Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk


yang sesuai dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge).

95
Atau bisa juga menggunakan pahat tertentu ukurannya yang sudah di
jual di pasaran, biasanya untuk ulir-ulir standar.

Gambar VI.8. Proses Penguliran

6. Pembubutan Drilling

Membuat lubang awal pada benda kerja

7. Pembubutan Boring

Memperbesar lubang pada benda kerja.

8. Pembubutan Kartel (Knurling)

Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada
pegangan tang,obeng agar tidak licin.

9. Pembubutan Reaming

Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil
pembubutan dalam atau pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan
tertentu dibutuhkan kehalusan sesuai ketentuan. Untuk kegiatan tersebut
dipergunakan alat Reamer. Benda berlubang yang akan dihaluskan
dikepit pada cekam kepala tetap, sementara reamer dipasang pada hower

96
dan dijepit di senter kepala lepas. Pada saat proses penghalusan, posisi
kepala lepas didekatkan sehingga reamer dapat masuk ke lubang benda
kerja. Selanjutnya, mesin dinyalakan dan putaran reamer digerakkan
memasuki lubang sehingga geriginya bergesek dengan dinding lubang.
Pada saat itulah terjadi proses penghalusan dinding lubang.

4. Bagian – bagian Utama Mesin Bubut

Bagian-bagian utama dari mesin bubut adalah :

1. Alas/Landasan (Bed) Mesin


Yang di maksud alas mesin adalah kerangka utama mesin bubut, yang
diatas kerangka tersebut dan kepala lepas bertumpu serta bergerak,
adapun alur ala mesin (bed) berbentuk V; datar atau rata.

2. Kepala Tetap (Head Stock)


Dibagian sebelah kiri dari alas mesin bubut terdapat kepala tetap.
Didalam kepala tetap, spindel utama terpasang dalam bantalan,
fungsinya untuk memindahkan putaran ke benda kerja, spindle harus
terpasang kuat dan terbuat dari baja yang kuat, pada umumnya bagian
dalam spindel dibuat berlubang.

3. Kepala Lepas (Tail Stock)


Bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan dari mesin
bubut, yang berfungsi untuk menopang benda kerja yang panjang. Pada
saat mengerjakan benda berukuran panjang, kemungkinan bengkok
sangat besar sehingga harus ditopang pada kedua ujung, yaitu di kepala
tetap dan kepala lepas ini.

4. Eretan
Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses pemakanan
pada benda kerja dengan cara menggerakkan kekiri dan kekanan

97
sepanjang meja. Eretan utama akan bergerak sepanjang meja sambil
membawa eretan lintang dan eretan atas dan dudukan pahat.

5. Mekanik Percepatan

Poros pembuat ulir (leadscrew) hanya dipakai untuk membuat ulir,


dari kepala tetap, leadscrew ini digerakkan melalui kotak roda gigi (gear
box) apabila mur setegah (half nut)yang mencekam poros itu dihubungkan
oleh tuas penghubung maka poros berulir menggerakkan eretan dengan arah
memanjang.
a = Poros kecepatan (feed shaft)
b = Poros cacing (worm)
c = Susunan roda gigi (gear rack), Z₁ , Z₂, Z₃, Z₄ = roda gigi
d = Tuas penghubung (engagement lever)
L = Posisi gerakan memanjang
O = Posisi netral
P = Posisi gerakan melintang

Mekanisme pengunci digunakan bila mur setengah (half nut)


dihubungkan dengan poros percepatan (feed shaft) memanjang atau
melintang secara tidak tepat, berakibat rusaknya mekanisme, rusaknya
mekanisme dapat dicegah dengan memasang alat pengaman. Poros cacing
(b) menggerakkan roda gigi cacing (c) yang satu as dengan roda gigi Z₁,
jika lever (d) dipasang pada posisi L maka roda gigi Z₂, akan berhubungan
dengan roda gigi Z₃ dan karena Z₄ satu as dengan Z₃ maka Z₄ akan berputar
dan membawa landasan (apron) berjalan, bila lever (d) berada diposisi P
maka roda gigi Z₂ akan berhubungan dengan roda gigi pada spindle sumbu
poros berulir melintang (cross feed screw) sehingga eretan melintang akan
berjalan dengan otomatis.
Kotak mekanik penggerak membawa mekanisme yang mengubah
putaran dari poros percepatan menjadi gerakan memanjang dan melintang.
Putaran dari poros percepatan dapat diubah dengan memindahakan ban

98
mesin yang dapat disetel (drive key) oleh sebab itu kecepatan yang
dikehendaki dapat disetel dengan mudah.
Ekor tetap dari pembubut dapat disetel sepanjang bangku (bed) dari
pembubut untuk menampung panjang stok yang berbeda. Dilengkapi
dengan pusat yang dikeraskan, yang dapat digerakkan masuk dan keluar
oleh penyetel roda, dan dengan ulir pengencang didasarnya yang digunakan
untuk menyetel penyebarisan pusatnya untuk pembubutan tirus.
Sekerup pengarah adalah poros panjang yang diulir dengan baik,
terletak agak dibawah dan sejajar terhadap jalur bangku, memanjang dari
kepala tetap sampai ke ekor kepala tetap. Dihubungkan dengan roda gigi
kepada kepala tetap dengan cara sedemikian sehingga dapat diputar balik
dan dipasangkan pada rakitan kereta luncur selama operasi pemotongan.
Ulir pengarah hanya untuk memotong ulir saja dan harus dipisahkan kalau
tidak dipakai untuk mempertahankan ketepatannya. Tepat dibawah ulir
pengarah adalah batang hantaran yang menstransmisikan daya dari kotak
pengubah cepat untuk menggerakkan mekanisme apron untuk daya
hantaran melintang dan memanjang kalau diperlukan untuk megubah
kecepatan ulir pengarah atau batang hantaran dilakukan dalam kotak roda
gigi pengubah cepat yang terletak pada ujung kepala tetap dari pembubut.
Untuk itu hanya perlu menggerakkan tuas yang menjulur pada kotak toda
gigi.
Rakitan kereta luncur mencakup perletakan majemuk, sadel, pahat
dan apron. Karena mendukung dan memandu pahat pemotong, maka harus
kaku dan dikonstruksi dengan ketepatan tinggi. Tersedia dua hantaran
tangan untuk memandu pahat pada gerakan arah menyilang. Roda tangan
yang atas atau engkol tangan mengendalikan gerakkan dari perletakkan
majemuk dan arena perletakkannya dilengkapi dengan busur derajat
penyetel putaran, maka dapat ditempatkan dalam berbagai kedudukan sudut
untuk membuat tirus pendek. Roda tangan yang ketiga digunakkan untuk
menggerakan kereta luncur disepanjang landasan, biasanya untuk menarik
kembali ke kedudukan mula setelah ulir pengarah membawanya sepanjang
pemotongan. Bagian dari kereta luncur yang menjulur didepan dari

99
pembubut disebut apron, yaitu merupakan dinding ganda dicor yang berisi
kendali, roda gigi dan mekanisme lain untuk menghantar kereta luncur dan
peluncur menyilang dengan tangan atau daya. Pada permukaan apron
dipasangkan berbagai roda dan tuas kendali.
Alat – alat kelengkapan mesin bubut adalah :
a. Drive Plate
b. Face Plate
c. Independent Chuck
d. Universal Chuck
e. Collet Drawbar
f. Collet
g. Step Collet
h. Lathe Dog
i. Turning Tool Holder
j. Boring Bar
k. Cut of Tool
l. Knurling Tool
m. Support
n. Taper Attachement

6. Komponen Utama Mesin Bubut

Mesin bubut pada dasarnya terdiri dari beberapa komponen utama


antara lain: meja mesin, a headstock, a tailstock, a compound slide, across
slide, a toolpost, dan leadscrew dan lain-lain

100
Gambar VI.9. Komponen Pada Mesin Bubut:

1. Tail Stock; untuk memegang atau menyangga benda kerja pada bagian
ujung yang berseberangan dengan penceka (chuck) pada proses
pemesinan di mesin bubut.

2. Lead Crew; poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan
sejajar dengan bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap.
Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa
dibalik. Dipasang ke pembawa (carriage) dan digunakan sebagai ulir
pengarah untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak dipakai.

3. Feedrod; terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk


menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat (quick change box) untuk
menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau
memanjang.

4. Carriage; terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron.


Konstruksinya kuat karena harus menyangga dan mengarahkan pahat
pemotong. Dilengkapi dengan dua cross slide untuk mengarahkan pahat
dalam arah melintang. Spindle yang atas mengendalikan gerakan
dudukan pahat dan spindle atas untuk menggerakkan pembawa
sepanjang landasan.

101
5. Tool Post; digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan
menggunakan pemegang pahat.

6. Head Stock; yaitu tempat terletaknya transmisi gerak pada mesin bubut
yang mengatur putaran yang dibutuhkan pada proses pembubutan.

7. Alat Bantu Pada Mesin Bubut

Alat bantu pada mesin bubut adalah :


1. Pahat Bubut
Untuk setiapa pengerjaan pembubutan di perlukan pahat yang tepat,
misalnya untuk pengerjaan kasar (roughing), halus (finishing),
pwermukaan (facing), bor, ulir dan lain-lain. Pahat-pahat yang umum
dipakai, biasanya sudah dibuat standard, antara lain :
a. Pengerjaan Kasar
Dalam pengerjaan kasar pahat-pahat harus memakan material dalam
waktu singkat, karenanya pahat harus berbentuk tegap dan mantap.
Permukaan dapat berbentuk lurus atau lengkung. Dilihat dari
kedudukan pemotongannya, pahat ini dibedakan menjadi pahat
kanan dan kiri.
b. Pengerjaan Halus
Pengerjaan ini untuk menghasilkan permukaan yang rata. Untuk itu
dapat dipakai pahat lurus dengan tepi potong yang bulat. Atau pahat
hidung persegi. Setelah diasah, tepi potong pahat harus diolesi
dengan minyak/oli untuk penambah kerataan benda kerja yang akan
dihasilkan. Permukaan yang rata berguna untuk mengurangi
gesekan-gesekan dengan bagian yang bergerak.
c. Pengerjaan Permukaan
Untuk pengerjaan permukaan dan untuk mengilangkan sudut-sudut
yang tajam dapat dipergunakan pahat sisi. Tepi potong sekunder
pahat ini menyebabkan geram tidak dapat keluar dengan bebas,

102
karenanya pahat ini harus digerakkan dengan arah dari pusat ke arah
luar benda kerja. Pahat sisi ini dapat dibagi dua yaitu, pahat sisi kiri
dan pahat sisi kanan.
d. Pengerjaan Bentuk-bentuk Khusus
Untuk pengerjaan bentuk-bentuk tertentu yang sudah distandarkan,
dapat dipakai pahat dengan bentuk tepi potong yang sesuai dengan
hasil yang diinginkan misalnya pahat potong, pahat ulir, pahat bor,
dan lain-lain.

Gambar VI.10. Pahat Bubut

2. Senter
Senter adalah alat yang terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan
untuk memikul benda kerja yang akan di bubut.

103
Gambar VI.11. Senter pada Mesin Bubut

3. Pembawa dan Pelat Pembawa


Pembawa adalah alat yang berfungsi membawa benda kerja untuk ikut
berputar sewaktu membubut, alat ini terbuat dari baja tuang dan
mempunyai baut ikat, benda kerja yang akan di bubut dimasukan bagian
ujungnya pada lubang pembawa kemudian dijepit dengan baut tadi,
bentuk alat ini ada yang berujung lurus dan ada yang berujung bengkok
dan pemakaiannya tergantung dari bentuk pelat pembawa mesin bubut.

Gambar VI.12. Pelat Pembawa

104
4. Cakra Penjepit (Pelat Genggam)
Cakra penjepit/pelat genggam/ cekam ada dua macam yaitu, cekam
yang mempunyai rahang 4 buah (biasanya tidak otomatis, diputar satu
persatu) yang berfungsi untuk menjepit benda kerja yang berbentuk segi
empat, tidak teratur, bulat atau penjepitan benda kerja tidak harus di
tengah-tengah, pada cekam ini terdapat garis-garis melingkar yang
gunanya untuk memudahkan atau mempercepat pengaturan letak benda
kerja ditengah-tengah sehingga titik tengahnya segaris dengan garis
senter mesin. Sedangkan cekam berahang 3 yang memutar sendiri
secara otomatis. Alat ini berbentuk bundar dan mempunyai rahang
untuk penjepit benda kerja. Pada jenis cekam 3 rahang dapat bergerak
otomatis atau memusat sendiri jika salah satu kuncinya di putar. Cekam
ini khusus untuk membubut atau menjepit benda bulat atau bersegi 3; 6;
9 yang sama sisi.

Gambar VI.13. Cakra penjepit 3 rahang dan 4 rahang

5. Kollet atau Tang Penjepit


Untuk menjepit benda kerja yang sudah halus dan bulat (karena
diameternya kecil sehingga sulit untuk dijepit oleh cekam atau
pembawa) maka digunaka kollet (collet) atau tang penjepit dinamakan
juga tanduk penambat. Bentuknya bulat panjang, lehernya tirus dan

105
berlubang, ujungnya berulir dan kepalanya. Di belah menjadi tiga
bagian dan ukurannya bermacam-macam.

6. Penyangga tetap dan Penyangga Jalan

Penyangga tetap adalah alat yang digunakan untuk menyokong atau


menunjang benda kerja yang dibubut jika bagian yang dibubut itu
panjang. Penyangga jalan berfungsi sama, hanya tetapi perbedaannnya
bahwa penyangga jalan pemasanggannya pada eratan dan ikut bergerak
sepanjang jalannya pahat pada alas mesin. Kerja penyangga jalan adalah
menahan benda kerja agar tidak melengkung dan tidak bergetar karena
adanya tekanan pahat yang menyayat.

7. Poros Bantu (Mandrel)


Untuk membubut bagian luar benda kerja yang pendek dan berlubang
dipergunakan poros bantu untuk menyangga agar benda kerja tersebut
dapat dikerjakan tanpa banyak pengaturan atau penyetelan. Poros bantu
ini berupa batang bulat yang dipasang/dimasukan kedalam lubang benda
kerja. Bentuknya tirus atau lurus dan bagian ujungnya ada yang berulir
dan ada pula yang tidak.

Gambar VI.14. Poros bantu pada mesin bubut

106
8. Kartel
Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur-alur atau
gerigian kecil pada benda kerja, benda yang dibuat alur-alur ini
dimaksudkan agar tidak licin dan terdapat pada batang penarik atau
pemutar yang dipegang oleh tangan. Alat ini terdiri dari tangkai dan
sepanjang gigi, gigi tersebut terpasang pada bagian muka tangkai, dan
dibuat dari baja yang dikeraskan, hasil pengkartelan ini ada yang lurus
atau serong (belah ketupat), ukuran kehalusan alurnya atau giginya
didalam banyak alut tiap inci adalah kartel kasar. Sebelum di kartel
benda kerja harus dibubut halus dengan ukuran ± 0,5 mm lebih kecil
dari ukuran seharusnya, dimana selisih ukuran ini akan sama besarnya
dengan pengembagan bagian yang dikertel itu sehingga bila benda kerja
telah dikartel akan berukuran sesuai dengan yang dikehendaki.

9. Pendingin Pahat
Cairan khusus digunakan untuk mengurangi panas dan pahat pada waktu
operasi. Gunanya adalah untuk menaikkan umur dari pahat. Pendingin
yang digunakan ada kalanya air dicampur dengan sabun ditambah
sedikit soda ada baiknya digunakan cairan yang dinamakan soluble oil
(minyak yang dilarut dalam air), yaitu campuran antara emulsol
(semacam pelumas yang larut dalam air ± 10 % dengan air. Juga dipai
minyak bumi dicampur dengan minyak tumbuh-tumbuhan yang disebut
sulphurized oil.
Ketentuan-ketentuan didalam pendingianan:
a. Banyak zat cair yang digunakan dalam pembubutan. Misal 10 1/mm
b. Cairan itu harus mengenai dahulu geram yang keluar dari benda,
karena pada geram terjadi panas yang lebih besar.
c. Mulai pendinginan begitu mulai membubut, jangan ditunggu dulu
karena dapat menyebabkan keretakan pada pahat.

107
8. Gambar macam-macam Mesin Bubut

1. Mesin Bubut Horizontal

Gambar VI.15. Mesin Bubut Horizontal

108
2. Mesin Bubut Turet Vertikal

Gambar VI.16. Mesin Bubut Turet Vertikal

3. Mesin Bubut Kepala

Gambar VI.17. Mesin Bubut Kepala

109
VI.3 Bahan, Alat/MesinDan Perlengkapan

I. Alat dan Bahan

1. Alat :

 Mesin bubut

 Jangka sorong

 Pahat

 Kunci T

2. Bahan :

 Besi batang bulat ukuran diameter 32mm

 Besi batang bulat ukuran diameter 22mm

 Aluminium bulat ukuran diameter 22mm

VI.4 LANGKAH KERJA

Langkah Kerja Praktikum

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Ukur besi batang bulat terlebih dahulu.

3. Pasang pahat yang akan digunakan dalam penjepit pahat, posisikan tepat
pada center.

110
4. Pasang besi batang bulat pada cekap pada bantuan kunci T dan
disenterkan besi harus terjepit secara kuat dan aman.

5. Nyalakan mesin bubut.

6. Tandai dimana nilai 0 (nol) dengan menyinggung pahat pada besi batang
bulat hingga benda kerja tergores sedikit.

7. Bubut besi batang bulat sesuai dengan ukuran sesuai dengan ukuran
yang diinginkan secara perlahan, hati-hati dan teratur supaya
menghasilakan hasil yang maksimal.

8. Selama pembubutan selalu periksa ukuran besi apakah sudah tepat atau
belum.

9. Jika sudah selesai matikan mesin bubut.

10. Lepaskan benda kerja dari cekam .

11. Bersihkan mesin bubut dari sayatan-sayatan besi bekas pembubutan.

VI. 5 Keselamatan Kerja

Untuk menghindari kecelakaan kerja prosedur keselamatan kerja perlu


dilaksanakan antara lain sebagai berikut :
4. Gunakan sepatu saat pelaksanaan praktikum.
5. Gunakan topeng las saat mengelas.
6. Hindari kontak/hubungan singkat antara kabel terminal mesin las dalam
jangka waktu yg cukup lama.
7. Gunakan sarung tangan/tang saat akan mengangkat atau memegang benda
kerja yang baru dilas.
8. Jangan bercanda saat praktikum.

111
VI.6 KESIMPULAN DAN SARAN

112
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

113
BAB VIII
PENUTUP

1. Lakukan praktikum sesuai dengan prosedur.


2. Perhatikan dan lakukan proedur keselamatan kerja dalam praktikum.
3. Pastikan terlebih dahulu peralatan dan benda kerja apakah dalam kondisi baik.
4. Segera tanyakan kepada asisten atau teknisi apabila ada kesulitan dalam
praktikum.
5. Kita harus berkonsentrasi dan jangan pernah bergurau dalam praktikum.
6. Pelajari dan pahami terlebih dahulu cara kerja peralatan yang akan digunakan.
7. Cacatlah hal-hal yang penting dalam praktikum.

Praktikum Proses Proses Produksi yang penyusun jalani selama ini merupakan
suatu pembelajaran yang bermanfaat. Diharapkan Praktikum Proses Produksi dapat
berjalan lebih baik lagi, dan dengan agenda kegiatan yang lebih baik dari yang
sudah dilaksanakan selama ini.

Akhirnya penyusun menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Proses Produksi ini


masih jauh dari sempurna, oleh karena itu bagi pembaca dan pembimbing dapat
memberikan saran atau kritik untuk perbikn karya tulis selanjutnya. Kepada semua
pihak yang telah membantupenyusun mengucapkan terima kasih.

114
DAFTAR PUSTAKA

Yefry Chan, ST.MT. , dosen pembimbing mata kuliah Proses Produksi Universitas

Borobudur.

Novita Sherly, ST. 2008, PETUNJUK PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI,


Jakarta :

Universitas Darma Persada.

Wiyanto, 2008, LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI, Jakarta :


Universitas

Dharma Persada.

Dayus, Asyari, 2005, DIKTAT KULIAH PROSES PRODUKSI II, Jakarta :


Fakultas

Teknik Universitas Darma Persada.

NN, 2002, BUKU INFORMASI PENGOPERASIAN MESIN BUBUT 50-006-1,


Jakarta :

RI- Bahan Pelatihan Nasional

Faridah, Anni, dkk, 2008, TEKNIK PEMBENTUKAN PELAT JILID II Untuk


SMK,

Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

115
LAMPIRA

SKRAP

116
PENGELASAN

117
KERJA BANGKU

118
BUBUT

BAJA BAJA

119
BAJA ALUMUNIUM

120
MILLING

121

Anda mungkin juga menyukai