Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Praktikum proses produksi ini dilaksanakan untuk lebih mengenal
bagaimana cara atau proses produksi sebuah alat atau bahan-bahan produksi
yang dikerjakan secara manual. Kegiatan ini juga mendukung upaya agar
Mahasiswa tidak hanya terlatih dan ahli pada dasar teori semata, melainkan
juga dilatih soft skill-nya agar jika pada saat terjun di lapangan kerja bisa
memecahkan atau memberi solusi ketika bekerja di lapangan. Beberapa
mesin yang digunakan pada praktikum proses produksi ini diantaranya
adalah mesin potong (cutting weld), mesin bubut dan mesin bor duduk.
Mesin gerinda pada dasarnya digunakan untuk menghaluskan
permukaan benda kerja. Mesin gerinda dirancang untuk menyelesaikan
pekerjaan suku cadang yang permukaannya datar. Jenis permukaan yang
digerinda sangat menentukan jenis mesin gerinda (Ansar, 2009).
Teknik membubut merupakan salah satu dasar dan merupakan
keterampilan yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa teknik industri.
Pada umumnya setiap mahasiswa teknik industri harus dapat memahami
serta menguasai teknik-teknik dalam membubut pada mesin bubut. Di
dalam praktikum mesin bubut ini juga akan membahas tentang cara dalam
proses membubut, pengenalan mesin bubut, alat-alat yang digunakan dalam
praktikum mesin bubut dan faktor-faktor keamanan selama praktikum mesin
bubut. Dengan menguasai teknik-teknik dasar membubut, diharapkan agar
setiap mahasiswa teknik industri mempunyai keahlian yang dapat
diandalkan untuk mengimbangi kemajuan teknologi.
Mesin bor dapat di artikan sebagai suatu jenis mesin gerakanya
memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada
sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran
adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam lembaran-kerja
dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut BOR.
Pada umumnya mesin bor digunakan untuk pembuatan lubang pada
benda kerja, oleh karena itu mesin bor sangat penting untuk proses
pengetappan atau proses pembuatan ulir dalam.
Pengeboran juga merupakan hal yang sangat penting dalam
praktikum kali ini. Karena pengeboran adalah dasar dari praktikum ini untuk
melanjutkan praktikum selanjutnya. Agar dapat memahami apa arti dari
pengeboran itu sendiri.

1
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum produksi adalah mahasiswa diharapkan
mampu menggunakaan dan mengoperasikan beberapa mesin seperti mesin
potong (cutting weld), mesin bubut dan mesin bor duduk.
Praktikum proses produksi ini dilaksanakan untuk lebih mengenal
bagaimana cara atau proses produksi sebuah alat atau bahan-bahan produksi
yang dikerjakan secara manual. Kegiatan ini juga mendukung upaya agar
Mahasiswa tidak hanya terlatih dan ahli pada dasar teori semata, melainkan
juga dilatih soft skill-nya agar jika pada saat terjun di lapangan kerja bisa
memecahkan atau memberi solusi ketika bekerja di lapangan.

2
PRAKTIKUM Produksi -1 / Reno Arief Permana
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Alat yang Digunakan

Beberapa mesin yang digunakan pada praktikum proses produksi ini


diantaranya adalah mesin potong (cutting weld), mesin bubut dan mesin bor
duduk.

1. Cuting Weld

Mesin gerinda merupakan mesin yang berfungsi untuk


menggerinda benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk
benda kerja berupa logam yang keras seperti besi dan stainless steel. Dan
Gerinda pada dasarnya adalah proses mekanik yang menimbulkan suhu
tinggi dan reaksi kimia pada permukaan benda kerja. Pada proses gerinda
permukaan ada energi yang dikeluarkan dalam bentuk perpindahan panas
di sepanjang permukaan benda kerja. Penurunan kekasaran permukaan
benda kerja umumnya dipengaruhi oleh temperatur permukaan yang
terlalu tinggi. Proses penghalusan permukaan memerlukan suatu masukan
energi yang sangat besar dari tenaga per volume satuan dari bahan yang
dipakai. Hampir semua tenaga yang dipakai dikonversikan ke panas yang
dipusatkan di dalam daerah penggerindaan, sehingga mendorong
kerusakan pada benda kerja yang dikarenakan oleh panas yang tinggi di

3
PRAKTIKUM Produksi -1 / Reno Arief Permana
permukaan benda kerja. Panas yang dihasilkan pada proses gerinda
permukaan akan berpengaruh terhadap hasil kekasaran permukaan benda
kerja. (Anonim, 2011).

2. Mesin Bubut Manual

Mesin Bubut Mesin bubut mencakup segala mesin perkakas yang


memproduksi bentuk silindris yang mana prinsip kerjannya gerak makan
dilakukan oleh pahat dan gerak potong dilakukan benda kerja, pahat
bergerak translasi, benda kerja bergerak dengan berputar. Meskipun
mesin ini terutama disesuaikan untuk pekerjaan silindris, tetapi dapat
juga digunakan untuk pembubutan permukaan rata, berikut adalah
gambar mesin bubut yang ada pada model sekarang. Ukuran dari mesin
ini diukur dari jarak senter kepala tetap sampai kesenter kepala lepas. Ini
merupakan jarak terpanjang dari benda kerja yang bisa dibubut. Dan
tergantung pula pada tinggi atau jarak dari ujung senter ke permukaan
alas mesin (bed) yakni sebagai setengah diameter benda kerja yang dapat
dikerjakan.

3. Mesin Bor Duduk

4
PRAKTIKUM Produksi -1 / Reno Arief Permana
Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat
pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin
tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi
menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam lembaran-kerja dengan
menggunakan pemotong berputar yang disebut bor dan memiliki fungsi
untuk Membuat lubang, Membuat lobang bertingkat Membesarkan lobang,
Chamfer (Damar, 2006).

Dalam melakukan sebuah praktikum tentunya terlebih dahulu


dapat mengetahui apa saja yang di perlukan dalam mesin pengeboran
hingga alat dan bahan yang diperlukan.Pertama adalah Cekam bor
digunakan untuk memegang mata bor bertangkai silindris. Biasanya cekam
ini mempunyai 2 atau 3 rahang penjepit. Ukuran cekam bor ditunjukkan
oleh diameter terbesar dari mata bor yang dapat dijepit.Sarung pengurung,
Mata bor yang bertangkai tirus dapat dipegang oleh sarung pengurung
yang berlobang tirus. Oleh karena tangkai dan sarung berbentuk tirus,
maka pada saat mata bor ditekan, ia akan saling mengunci. Lobang dan
tangkai tirus dibuat menurut tirus morse, yaitu ketrirusan menurut standar
internasional (Daniel, 2012).

Meja Mesin Penjepitan benda kerja pada meja mesin umumnya


dilakukan apabila benda kerja tidak mungkin di jepit oleh ragum. Teknik
penjepitan benda kerja menggunakan baut pengunci T yang mana baut ini
dimasukkan ke dalam alur meja mesin bor.

Kecepatan potong ditentukan dalam satuan panjang yang dihitung


berdasarkan putaran mesin per menit. Atau secara defenitif dapat
dikatakan bahwa kecepatan potong adalah panjangnya bram yang
terpotong per satuan waktu. Setiap jenis logam mempunyai harga
kecepatan potong tertentu dan berbeda-beda. Dalam pengeboran putaran
mesin perlu disesuaikan dengan kecepatan potong logam. Bila kecepatan
potongnya tidak tepat, mata bor cepat panas dan akibatnya mata bor cepat
tumpul atau bisa patah. Untuk mendapatkan putara mesin bor per menit
ditentukan berdasarkan keliling mata bor dalam satuan panjang .
Kemudian kecepatan potong dalam meter per menit dirubah menjadi
milimeter per menit dengan perkalian 1000. Akhirnya akan diperoleh
kecepatan potong pengeboran dalam harga milimeter per menit.
Pemakanan adalah jarak perpindahan mata potong bor ke dalam
lobang/benda kerja dalam satu kali putaran mata bor. Besarnya pemakanan
dalam pengeboran dipilih berdasarkan jarak pergeseran mata bor dalam
satu putaran, sesuai dengan yang diinginkan. Pemakanan juga tergantung
pada bahan yang akan dibor, kualitas lubang yang dibuat, kekuatan mesin
yang ditentukan berdasarkan diameter mata bor (Daniel, 2012).

5
PRAKTIKUM Produksi -1 / Reno Arief Permana
2.2. Cara Kerja Alat yang Digunakan

1. Cuting Weld
Langkah kerja mesin gerinda pemotong sebagai berikut pertama
pasang benda kerja pada ragum mesin gerinda potong lalu keraskan agar
pada saat pemotongan benda kerja tidak lepas, tekan tombol on, setelah
mesin berputar, pegang gagang dari gerinda potong lalu dekatkanlah
secara perlahan roda gerinda dengan plat yang akan dipotong, ketika
sudah terjadi gesekan antara roda gerinda dengan plat, maka tekanlah trus
kebawah agar plat tersebut terpotong, begitupun seterusnya tergantung
sesuai kebutuhan. Setelah selesai pengerjaan matikan mesin dengan
menekan tombol off pada gerinda.
Secara umum dalam melakukan perawatan mesin gerinda potong
bisa dilakukan dengan membersihkan semua bagian-bagiannya setelah
pemakaian, selainitu dalam pemakaiannya tidak terlalu berlebihan.
Apabila mesin dioperasikan melalui batas kemampuannya ( Panas yang
berlebih) maka umur mesin pun juga akan berkurang.
Adapun keselamatan kerja pada mesin gerinda ini adalah
(1) Batu Gerinda : sesuaikan batu gerinda dengn material yang akan
digerinda, periksa batu gerinda dari kerusakan
(visual/sound test), pencekaman batu gerinda harus
benar, periksa keseiimbangan batu gerinda (batu
gerinda harus balance). periksa eksentrisitas batu
gerinda (truing dan dressing), gunakan cutting
speed yang direkomendasikan.
(2) Mesin Gerinda : kuasai operasi penggunaan mesin gerinda, untuk
pengerindaan kering maka mesin gerinda harus
dilengkapi dengan penghisap debu, untuk mesin
gerinda bangku (pedestal grinder) jarak antara batu
gerinda dan meja harus disetel sedekat mungkin
(maksimal 2 mm).
(3) Operator : jangan menyentuh batu gerinda yang sedang berputar,
pakailah kacamata pelindung, pakailah masker pelindung
pernapasan, rambut tidak boleh panjang, kuku tidak boleh
panjang, dan gunakan helm pelindung.

2. Mesin Bubut Manual


Cara kerja pembubutan diawali dengan pemasangan benda kerja
terlebih dahulu pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindle
mesin. Benda kerja pembubutan yang terpasang harus dipastikan
tercekam dengan kuat, aman dan berputar secara center (tidak oleng).
Besarnya kecepatan putar dalam satuan rpm (rotasi per-menit). Alat

6
PRAKTIKUM Produksi -1 / Reno Arief Permana
potong yang berupa pahat bubut dipasang pada tool post dan harus diatur
sedemikian rupa sehingga ujung pahat harus setinggi titik center benda
kerja. Kemudian spindle dan benda kerja diputar dengan kecepatan
tertentu sesuai hasil perhitungan. Pahat yang dipakai untuk membentuk
benda kerja, akan disayatkan pada benda kerja yang sudah berputar
tersebut.

Cara kerja mesin bubut selanjutnya adalah menentukan


kedalaman pemotongan. Besarnya depth of cut adalah sebesar nilai
tertentu dengan memperhatikan jenis material yang dikerjakan, jenis
material alat potong yang digunakan dan juga kondisi atau kekuatan
mesin bebut yang digunakan. Penentuan kedalaman pemotongan akan
dibahas lebih mendalam pada bab parameter pembubutan. Apabila
pengaturan kecepatan putaran benda kerja sesuai dengan rumus
perhitungan yang ditentukan, maka alat potong akan dengan mudah
melakukan pemotongan benda kerja sehingga benda kerja dapat dibentuk
sesuai yang diinginkan.

Salah satu indikator kualitas proses pembubutan adalah tingkat


kehalusan permukaan benda kerja yang dihasilkan dari proses tersebut.
Hal ini tergantung pada beberapa hal yaitu: jenis dan kualitas alat potong;
jenis material dari benda kerja; dan parameter pemotongan pada proses
pembubutan itu sendiri diantaranya adalah putaran benda kerja, kecepatan
potong (cutting speed) dari jenis material dan feeding atau kecepatan
gerak pemakanan. Apabila parameter pemotongan diatur dan disesuaikan

7
PRAKTIKUM Produksi -1 / Reno Arief Permana
dengan jenis alat potong maupun jenis material benda kerja maka akan
diperoleh hasil pembubutan yang optimal.
Dari penjelasan di atas dapat dirangkum bahwa cara kerja mesin
bubut secara mendasar adalah sebagai berikut :

 Benda kerja pembubutan diputar secara rotasi pada sumbu utama


mesin.
 Penyayatan atau gerak makan oleh ujung pahat sebagai alat
potongnya.
 Alat potong yang berupa pahat, bergerak lurus sejajar terhadap sumbu
benda kerja pada jarak dan kecepatan tertentu sehingga akan
menyayat permukaan luar benda kerja yang pada akhirnya ukuran
maupun bentuk benda kerja berubah sesuai dengan arah gerakan pahat
tersebut.

3. Mesin Bor Duduk

Untuk Mekanisme Proses pengerjaan pengeboran adalah sebagai


berikut :

1. Pemasangan Benda Kerja

a. Jika menggunakan ragum, untuk benda kerja rata dan


mendatar dengan ukuran benda tebalnya lebih pendek dari
ukuran tinggi mulut ragum, dibagian bawah benda kerja
ditahan denagan bantalan yang rata dan sejajar (paralel).
Agar ragum tidak turut bergerak, ragum diikat denagan
menggunakan mur baut pada meja bor.

b. Jika tidak menggunakan ragum, benda kerja diikat pada


meja bor dengan menggunakan dua buah mur baut, dua buah
penjepit bentuk U dengan dua balok penahan yang sesuai.

c. Untuk mengebor logam batang berbentuk bulat, benda kerja


diletakan pada sebuah balok V dan dijepit dengan batang
pengikat khusus, kemudian ditahan dengan menggunakan
balok yang sesuai dan diikat oleh mur baut pada meja mesin
bor.

d. Untuk benda kerja yang akan dibor tembus, benda kerja


dijepit dengan menggunakan batang, penjepit khusus, balok
penahan yang sesuai tingginya dan diikat dengan mur baut
pengikat agar tidak merusak ragum.

8
PRAKTIKUM Produksi -1 / Reno Arief Permana
2. Pemasangan Mata Bor pada chuck

a. Bor dengan tangkai lurus (taper) langsung dimasukan pada


lubang sumbu mesin bor, tidak boleh menggunakn
pemegang bor. Dengan demikian, lubang alur menerima
ujung taper dan lubang taper diimbangi oleh selubang yang
distandarisasi (dinormalisasikan). Ujung taper tidak
digunakan untuk memegang tapi untuk mempermudah
dilepas dari selumbung dengan menggunakan soket.
Sebelum melepas bor, sepotong kayu harus diletakan
dibawahnya, sehingga mata bor tidak akan rusak pada saat
jatuh.

b. Bor dengan tangkai selinder diguanakan “ Pemegang bor


berkonsentrasi sendiri” dengan dua atau tiga rahang. Bor
harus dimasukan sedalam mungkin sehinggan tidak selip
pada saat berputar. Permukaan bagiaan dalam pemegang
berhubungan dengan tangakai mata bor, sehingga
menghasilkan putaran bor.

c. Bor dengan kepala bulat lurus diperguanakan pemegang/


penjepit bor otomatis (universal), dimana bila diputar
kuncinya, maka mulutnya akan membuka atau menjepit
dengan sendirinya (otomatis).

d. Bor dengan kepala tirus dipergunakan taper atau sarung


pangurang yang dibuat sesuai dengan tingkatan dan
kebutuhan, sehingga terdapat bermacam-macam ukuran.

e. Mata bor yang baik asahan mata potongnya akan mengebor


dengan baik dan akan menghasilkan tatal yang sama tebal
dengan yang keluar melalui kedua belah alur spiral bor.
Untuk bahan memerlukan pendinginan, dipergunakan cerek
khusus tempat bahan pendingin.

3. Atur posisi benda kerja dengan menggerakkan meja, untuk arah


vertical cukup memutar handle, untuk gerak putar mejanya
cukup membuka pengunci di bawah meja dan di sesuaikan,
setelah itu jangan lupa mengunci semua pengunci.

9
PRAKTIKUM Produksi -1 / Reno Arief Permana
4. Tancapkan steker mesin ke stop kontak sumber listrik,
kemudian tekan sakelar on (pada saat ini spindle sudah
berputar). Atur kecepatan yang sesuai dengan benda kerja.

5. Untuk pemakanan ke benda kerja, putar Drill feed Handle


sehingga mata bor turun dan memakan benda kerja.

6. Gunakan cairan pendingin bila perlu

7. Setelah selesai, tekan sakelar off untuk mematikan mesin

2.3. Bahan yang Digunakan.

Bahan yang digunakan dalam praktikum produksi 1 adalah besi bulat


dengan diameter 25mm dan menggunakan type S45C. Material S45C-steel
sangat sering digunakan karena harganya yang lebih murah dibanding
machinery steel lainnya seperti VCL 140 (AISI 4140), VCN 150 (AISI
4340).

Pada umumnya tipe baja karbon ini mempunyai komposisi kimia


dengan kandungan – kandungan utamanya antara lain : karbon 0.44%C,
manganese antara 0.57 – 0.69%Mn, 0.013 – 0.037%P, 0.033 – 0.038%S, 0.16
– 0,.20%Si. Sedangkan kandungan – kandungan lain dalam jumlah yang
relatif sangat kecil dapat untuk memperbaiki sifat mekanis seperti : Cr, Ni,
Cu, dan Al.
Untuk memperbaiki sifat-sifat mekanis, dapat pula diberikan dengan
perlakuan panas seperti: quenching, tempering, normalizing dan annealing.
Pada umumnya tipe baja karbon AISI / SAE 1045 proses normalisasi
nya dilakukan pada temperatur antara 833 – 915 ºC di ikuti dengan
pendinginan udara, sedangkan proses anilnya di lakukan pada temperatur
antara 790 – 870 ºC untuk menghasilkan nilai kekerasan antara 156 – 217
BHN dan kuat tarik dapat mencapai antara 550 – 800 MPa.

10
PRAKTIKUM Produksi -1 / Reno Arief Permana
11
PRAKTIKUM Produksi -1 / Reno Arief Permana
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan di Ruang Praktek Produksi Teknik Mesin
Politeknik Guna Karya Kampus Bekasi, pada tanggal 15, 16, 17 dan 18 Juli
2019, pukul 08:30 – 13:00 WIB (untuk kelas pagi) dan pukul 17:30 – 22:00
(untuk kelas malam).

3.2. Alat dan Bahan


A. Alat
Alat dan mesin yang digunakan dalam praktikum kerja bangku
adalah:
1. Mesin :
 Mesin Gerinda Potong (Cutting Weld).
 Mesin Bubut Manual (dengan Pahat HSS)
 Mesin Bor Duduk
2. Alat ukur :
 Mistar Baja
 Jangka sorong.
3. Tambahan : Ampelas P100 dan P320.

B. Bahan
SteelRound (besi bulat padat) diameter 25mm, dengan ukuran panjang 55
mm dan 80 mm.

3.3. Jobsheet Praktikum Kerja Bangku


A. Job sheet untuk pengerjaan praktikum kerja bangku.
Gambar benda kerja :

Gambar 3.1 : Benda kerja

12
PRAKTIKUM Produksi -1 / Reno Arief Permana
Gambar hasil benda kerja :

Gambar 3.2 : Hasil benda kerja

3.4. Proses Pengerjaan


Proses pengerjaan pengikiran benda kerja :

No
Langkah Kerja Gambar Uraian
.
Gunakan KacaMata safety
untuk menghindari
percikan api, gram ataupu
cairan checmical.

Gunakan masker untuk


menghindari asap chemical
Siapkan APD yang maupu debu.
sesuai dengan jenis
1
pekerjaan yang akan Gunakan ear plug untuk
dilakukan. mengurangi dampak
kebisingan

Sarung tangan tanpa serat


untuk mengurangii dampak
luka tergores dan tetap
aman saat digunakan untuk
bekerja pada alat berputar.

Periksa semua Pastikan bahwa alat atau


2 peralatan / mesin mesin yang akan digunakan
sebelum digunakan. dalam kondisi baik.

13
PRAKTIKUM Produksi -1 / Reno Arief Permana
Periksa semua hal Pastikan segala macam
3 yang berkaitan koneksitias kelistrikan
dengan kelistrikan. aman.

Siapkan bahan /
SteelRound (besi bulat
4 benda kerja yang
padat) diameter 25mm
akan dibuat.

1. Siapkan mesin Cutting


Weld.
Potong bahan dengan 2. Ukur bahan sesuaika
mengunakan cutting dengan panjang yang
5 weld dengan ukuran diinginkan.
panjang 55 mm dan 3. Potong bahan sesuai
80 mm dengan ukuran yang
sudah ditentukan.
4. Bersihkan Burry.

1. Siapkan mesin bubut


manual, pastikan mesin
Siapkan mesin bubut dalam kondisi baik.
6 beserta pahat yang 2. Siapkan pahat, pastikan
akan digunakan. pahat dalam kondisi
tajam dan siap
digunakan.

Pasang benda kerja dimesin


bubut, cekam benda kerja
tersebut.
Cekam benda kerja 1 Pastikan benda kerja yang
7 (panjang 80mm) terpasang harus tercekam
pada mesin bubut. dengan kuat, aman dan
berputar secara center
(tidak oleng)

14
PRAKTIKUM Produksi -1 / Reno Arief Permana
Pastikan pahat terpasang
Pasang Pahat pada
dengan kuat, semua baut
8 tool post atau rumah
pengunci udah
pahat.
dikencangkan.

Saat menghidupakn mesin


pastikan tidak ada orang
atau bagian tubuh yang
Hidupkan mesin
9 sedang bersentuhan dengan
bubut.
spindle atau bagian lain
yang berputar dari mesin
bubut.

Besarnya depth of cut


adalah sebesar nilai tertentu
dengan memperhatikan
Lakukan proses
jenis material yang
pembubutan
10 dikerjakan, jenis material
(pemakanan benda
alat potong yang digunakan
kerja)
dan juga kondisi atau
kekuatan mesin bebut yang
digunakan.

Matikan mesin bubut Matikan mesin bubut saat


untuk melakukan ingin besentuhann dengan
11 proses pengukuran kerja demi keselamatan kita
maupun jika ingin yaitu terhindar dari bahaya
memutar benda kerja. terjepit ataupun tergulung.

12 Lakukan pengukuran Gunakan sigmat (jangka


hasil pembubutan, sorong) untuk memastikan
untuk memastikan hasill pembubutan.
pembubutan sesuai
dengan ukuran yang
diharapkan, yaitu
diameter hasil 13mm
dan panjang 25mm.

15
PRAKTIKUM Produksi -1 / Reno Arief Permana
Ulangi langkah no.9
hingga hasil
Lakukan pengukuran secara
pengukuran (langkah
13 berkala untuk hasil
no.12) sesuai dengan
maksimal.
hasil yang
diharapkan.

1. Buka cekam benda kerja,


2. Putar benda kerja, posisi
hasil bubutan awal berada
14 Putar benda kerja
di bagian dalam.
3. Cekam kembali hingga
kencang.

Ulangi langkah no.9 Pengikisan benda area kerja


hingga langkah no. area belakang untuk
15 11 untuk mengkikis memastikan panjang
benda kerja area dimensi yang diinginkan
belakang. yaitu 50mm.

Lakukan pengukuran
hasil pembubutan,
untuk memastikan Gunakan sigmat (jangka
16 pembubutan sesuai sorong) untuk memastikan
dengan ukuran yang hasill pembubutan.
diharapkan, yaitu
panjang 50mm.

Lepaskan benda kerja dari


Buka cekam benda
17 cekam jika proses sudah
kerja
selesai.

1. Siapkan mesin bor


duduk, pastikan mesin
Siapkan mesin bor
dalam kondisi baik.
18 duduk lengkap
2. Siapkan mata bor
dengan mata bor nya.
diameter 12mm x 20mm,
mata center bor, dan mata

16
PRAKTIKUM Produksi -1 / Reno Arief Permana
bor Endmill 14mm.
Pastikan semua mata bor
dalam kondisi tajam dan
siap digunakan.

17
PRAKTIKUM Produksi -1 / Reno Arief Permana

Anda mungkin juga menyukai