MATERIAL TEKNIK
UJI TARIK DAN KEKERASAN
laporan ini bertujuan untuk melengkapi tugas dan juga dapat digunakan
sebagai referensi bagi para pembaca untuk memahami dan mempelajari tentang
Uji Tarik dan Uji Kekerasan.
KATA PENGHANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1 Uji Tarik....................................................................................................................3
1. Bentuk dan Dimensi Spesimen uji..........................................................................4
2. Grip and Face Selection.........................................................................................5
3. Sifat-Sifat Mekanik Spesimen Uji Tarik................................................................8
2.2. UJI KEKERASAN......................................................................................................15
1.1.1. BRINELL................................................................................................15
1.1.2. UJI KEKERASAN VICKERS..............................................................16
1.1.3. Uji Kekerasan Rockwell.........................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................20
DAFTAR GAMBAR
Suatu logam mempunyai sifat-sifat tertentu yang dibedakan atas sifat fisik,
mekanik, thermal, dan korosif. Salah satu yang penting dari sifat tersebut adalah
sifat mekanik. Sifat mekanik terdiri dari keuletan, kekerasan, kekuatan, dan
ketangguhan. Sifat mekanik merupakan salah satu acuan untuk melakukan proses
selanjutnya terhadap suatu material, contohnya untuk dibentuk dan dilakukan
proses permesinan. Untuk mengetahui sifat mekanik pada suatu logam harus
dilakukan pengujian terhadap logam tersebut. Salah satu pengujian yang
dilakukan adalah pengujian tarik.
Dalam pembuatan suatu konstruksi diperlukan material dengan spesifikasi
dan sifat-sifat yang khusus pada setiap bagiannya. Sebagai contoh dalam
pembuatan konstruksi sebuah jembatan. Diperlukan material yang kuat untuk
menerima beban diatasnya. Material juga harus elastis agar pada saat terjadi
pembebanan standar atau berlebih tidak patah. Salah satu contoh material yang
sekarang banyak digunakan pada konstruksi bangunan atau umum adalah logam.
Meskipun dalam proses pembuatannya telah diprediksikan sifat mekanik dari
logam tersebut, kita perlu benar-benar mengetahui nilai mutlak dan akurat dari
sifat mekanik logam tersebut. Oleh karena itu, sekarang ini banyak dilakukan
pengujian-pengujian terhadap sampel dari material.
Pengujian ini dimaksudkan agar kita dapat mengetahui besar sifat mekanik
dari material, sehingga dapat dlihat kelebihan dan kekurangannya. Material yang
mempunyai sifat mekanik lebih baik dapat memperbaiki sifat mekanik dari
material dengan sifat yang kurang baik dengan cara alloying.Hal ini dilakukan
sesuai kebutuhan konstruksi dan pesanan. Uji tarik adalah suatu metode yang
digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan/material dengan cara memberikan
beban gaya yang sesumbu. Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat
penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena mengahsilkan data
kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu
material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat.Salah satu cara untuk
mengetahui besaran sifat mekanik dari logam adalah dengan uji tarik. Sifat
mekanik yang dapat diketahui adalah kekuatan dan elastisitas dari logam tersebut.
Uji tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan
suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan. Nilai kekuatan
dan elastisitas dari material uji dapat dilihat dari kurva uji tarik.
Pengujian tarik ini dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis suatu
material, khususnya logam diantara sifat-sifat mekanis yang dapat diketahui dari
hasil pengujian tarik adalah sebagai berikut:
Kekuatan tarik
Kuat luluh dari material
Keuletan dari material
Modulus elastic dari material
Kelentingan dari suatu material
Ketangguhan.
Pengujian tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan
dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan.
Karena dengan pengujian tarik dapat diukur ketahanan suatu material terhadap
gaya statis yang diberikan secara perlahan. Pengujian tarik ini merupakan salah
satu pengujian yang penting untuk dilakukan, karena dengan pengujian ini dapat
memberikan berbagai informasi mengenai sifat-sifat logam.
Dalam bidang industri diperlukan pengujian tarik ini untuk
mempertimbangkan faktor metalurgi dan faktor mekanis yang tercakup dalam
proses perlakuan terhadap logam jadi, untuk memenuhi proses selanjutnya.
Oleh karena pentingnya pengujian tarik ini, kita sebagai mahasiswa metalurgi
hendaknya mengetahui mengenai pengujian ini. Dengan adanya kurva tegangan
regangan kita dapat mengetahui kekuatan tarik, kekuatan luluh, keuletan, modulus
elastisitas, ketangguhan, dan lain-lain. Pada pegujian tarik ini kita juga harus
mengetahui dampak pengujian terhadap sifat mekanis dan fisik suatu logam.
Dengan mengetahui parameter-parameter tersebut maka kita dapat data dasar
mengenai kekuatan suatu bahan atau logam.
BAB II PEMBAHASAN
Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu
bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu [Askeland,
1985]. Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa
teknik dan desain produk karena mengahasilkan data kekuatan material. Pengujian
uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis
yang diberikan secara lambat.
Banyak hal yang dapat kita pelajari dari hasil uji tarik. Bila kita terus
menarik suatu bahan (dalam hal ini suatu logam) sampai putus, kita akan
mendapatkan profil tarikan yang lengkap yang berupa kurva seperti digambarkan
pada Gbr.1. Kurva ini menunjukkan hubungan antara gaya tarikan dengan
perubahan panjang. Profil ini sangat diperlukan dalam desain yang memakai
bahan tersebut.
Seperti pada gambar 1 benda yang di uji tarik diberi pembebanan pada
kedua arah sumbunya. Pemberian beban pada kedua arah sumbunya diberi beban
yang sama besarnya.
Face dan grip adalah faktor penting. Dengan pemilihan setting yang tidak
tepat, spesimen uji akan terjadi slip atau bahkan pecah dalam daerah grip (jaw
break). Ini akan menghasilkan hasil yang tidak valid. Face harus selalu tertutupi
di seluruh permukaan yang kontak dengan grip. Agar spesimen uji tidak
bergesekan langsung dengan face.
s= P/A0
e : regangan
σ : Tegangan (kg/mm2)
Pada mulanya pengerasan regang lebih besar dari yang dibutuhkan untuk
mengimbangi penurunan luas penampang lintang benda uji dan tegangan teknik
(sebanding dengan beban F) yang bertambah terus, dengan bertambahnya
regangan. Akhirnya dicapai suatu titik di mana pengurangan luas penampang
lintang lebih besar dibandingkan pertambahan deformasi beban yang diakibatkan
oleh pengerasan regang. Keadaan ini untuk pertama kalinya dicapai pada suatu
titik dalam benda uji yang sedikit lebih lemah dibandingkan dengan keadaan tanpa
beban. Seluruh deformasi plastis berikutnya terpusat pada daerah tersebut dan
benda uji mulai mengalami penyempitan secara lokal. Karena penurunan luas
penampang lintang lebih cepat daripada pertambahan deformasi akibat pengerasan
regang, beban sebenarnya yang diperlukan untuk mengubah bentuk benda uji akan
berkurang dan demikian juga tegangan teknik pada persamaan (1) akan berkurang
hingga terjadi patah.
Dari kurva uji tarik yang diperoleh dari hasil pengujian akan didapatkan
beberapa sifat mekanik yang dimiliki oleh benda uji, sifat-sifat tersebut antara lain
[Dieter, 1993]:
a. Kekuatan tarik
b. Kuat luluh dari material
c. Keuletan dari material
d. Modulus elastic dari material
e. Kelentingan dari suatu material
f. Ketangguhan.
a. Kekuatan tarik
Tegangan tarik adalah nilai yang paling sering dituliskan sebagai hasil
suatu uji tarik, tetapi pada kenyataannya nilai tersebut kurang bersifat
mendasar dalam kaitannya dengan kekuatan bahan. Untuk logam-logam yang
liat kekuatan tariknya harus dikaitkan dengan beban maksimum, di mana
logam dapat menahan beban sesumbu untuk keadaan yang sangat terbatas.
Akan ditunjukkan bahwa nilai tersebut kaitannya dengan kekuatan logam
kecil sekali kegunaannya untuk tegangan yang lebih kompleks, yakni yang
biasanya ditemui. Untuk berapa lama, telah menjadi kebiasaan mendasarkan
kekuatan struktur pada kekuatan tarik, dikurangi dengan faktor keamanan
yang sesuai.
d. Modulus Elastisitas
Dimana, s = tegangan
ε = regangan
Tabel 1 Harga modulus elastisitas pada berbagai suhu [Askeland, 1985]
e. Kelentingan (resilience)
Uo = ½ σxеx
UT ≈ su ef
atau
Tegangan patah sejati adalah beban pada waktu patah, dibagi luas
penampang lintang. Tegangan ini harus dikoreksi untuk keadaan tegangan
tiga sumbu yang terjadi pada benda uji tarik saat terjadi patah. Karena data
yang diperlukan untuk koreksi seringkali tidak diperoleh, maka tegangan
patah sejati sering tidak tepat nilai.
2.2. UJI KEKERASAN
1.1.1. BRINELL
Metode uji kekerasan yang diajukan oleh J.A Brinell pada tahun
1900 ini merupakan uji kekerasan lekukan yang pertama kali banyak
digunakan serta disusun pembakuanya (dieter, 1987). Uji kekerasan ini
berupa pembentukan lekukan pada permukaan logam memakai bola baja
yang dikeraskan kemudian ditekan dengan beban tertentu. Beban
diterapkan pada wktu tertentu, biasanya 30 detik, dan diameter lekukan
diukur dengan mikroskop, setelah beban dihilangkan. Permukaan harus
relatif halus, rata, bersih dari debu atau kerak.
Angka kekerasan brinell (BHN) dinyatakan sebagai beban P dibagi
luas permukaan lekukan. Pada prakteknya, luas ini dihitung dari
pengukuran mikroskopik panjang diameter jejak. BHN dapat ditentukan
dari persamaan berikut :
Dengan : P = beban yang digunakan (kg)
D = panjang diagonal rata- rataa (mm)
Ɵ = sudut antara permukaan intan yang berhadapan = 1360
1. Uji ini tidak dapat digunakan untuk pengujian rutin karena pengujian
ini sangat lamban.
2. Memerlukan persiapan permukaan benda uji.
3. Terdapat pengaruh kesalahan manusia yang besar pada penentuan
panjang diagonalnya
A Kelompok 2: 60 Hitam
D Brale 100 Hitam
E Brale 100 Merah
F Bola baja 1/8 – 60 Merah
G inchi 150 Merah
H Bola baja 1/16 – 60 Merah
K inchi 150 Merah
Bola baja 1/16 –
inchi
Bola baja 1/8 –
inchi
Bola baja 1/8 –
inchi
L Kelompok 3: 60 Merah
M Bola baja 1/4 – 100 Merah
P inchi 150 Merah
R Bola baja 1/4 60 Merah
S -inchi 100 Merah
V Bola baja 1/4 – 150 Merah
inchi
Bola baja 1/2 –
inchi
Bola baja 1/2 –
inchi
Bola baja 1/2 –
inchi
DAFTAR PUSTAKA
http://belajarmetalurgi.blogspot.com/2011/02/pendahuluan-dalam-
kehidupan sehari-hari.html(Diakses tgl 10-03-2013 pukul 23:53)
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Bab%202%20Tarik.pdf(Diakses tgl
11-03-2013 pukul 01:56)
http://www.infometrik.com/wp-
content/uploads/2009/09/Mengenalujitarik.pdf(Diakses tgl 11-03-2013
pukul 02:05)
http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2008/03/bab4-mt.pdf(Diakses tgl
11-03-2013 pukul 02:10)
http://www.alatuji.com/article/detail/3/what-is-hardness-test-uji-
kekerasan-(Diakses pada tgl 11-03-2013 pukul 02:18)
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Bab%201%20Kekerasan%20edisi
%202009.pdf(Diakses pada tgl 11-03-2012