Dosen Pembimbing :
MULYADI, S.T., M.T.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Pengujian
Material tarik” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Bengkel. Selain itu, Melalui proses analisis yang teliti, kami menyajikan interpretasi
dan pemahaman terhadap data yang diperoleh. Hasil analisis ini akan memungkinkan kami
untuk menyusun kesimpulan mengenai performa material yang diuji. Kesimpulan ini
diharapkan dapat memberikan informasi berharga dan relevan terkait kualitas material serta
potensinya dalam aplikasi yang diinginkan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak MULYADI., S.T., M.T. , selaku Dosen
Praktek yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan semua, terimakasih atas bantuannya sehingga sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini dan kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu logam mempunyai sifat-sifat tertentu yang dibedakan atas sifat fisik, mekanik,
thermal, dan korosif. Salah satu yang penting dari sifat tersebut adalah sifat mekanik. Sifat
mekanik terdiri dari keuletan, kekerasan, kekuatan, dan ketangguhan. Sifat mekanik
merupakan salah satu acuan untuk melakukan proses selanjutnya terhadap suatu material,
contohnya untuk dibentuk dan dilakukan proses permesinan. Untuk mengetahui sifat mekanik
pada suatu logam harus dilakukan pengujian terhadap logam tersebut. Salah satu pengujian
yang dilakukan adalah pengujian tarik.
Dalam pembuatan suatu konstruksi diperlukan material dengan spesifikasi dan sifat-
sifat yang khusus pada setiap bagiannya. Sebagai contoh dalam pembuatan konstruksi sebuah
jembatan. Diperlukan material yang kuat untuk menerima beban diatasnya. Material juga
harus elastis agar pada saat terjadi pembebanan standar atau berlebih tidak patah. Salah satu
contoh material yang sekarang banyak digunakan pada konstruksi bangunan atau umum
adalah logam.
Meskipun dalam proses pembuatannya telah diprediksikan sifat mekanik dari logam
tersebut, kita perlu benar-benar mengetahui nilai mutlak dan akurat dari sifat mekanik logam
tersebut. Oleh karena itu, sekarang ini banyak dilakukan pengujian-pengujian terhadap
sampel dari material.
Pengujian ini dimaksudkan agar kita dapat mengetahui besar sifat mekanik dari
material, sehingga dapat dlihat kelebihan dan kekurangannya. Material yang mempunyai sifat
mekanik lebih baik dapat memperbaiki sifat mekanik dari material dengan sifat yang kurang
baik dengan cara alloying. Hal ini dilakukan sesuai kebutuhan konstruksi dan pesanan.
Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu
bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu. Hasil yang didapatkan
dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena
mengahsilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur
ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat.Salah satu cara
untuk mengetahui besaran sifat mekanik dari logam adalah dengan uji tarik. Sifat mekanik
yang dapat diketahui adalah kekuatan dan elastisitas dari logam tersebut. Uji tarik banyak
dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai
data pendukung bagi spesifikasi bahan. Nilai kekuatan dan elastisitas dari material uji dapat
dilihat dari kurva uji tarik.
Pengujian tarik ini dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis suatu material,
khususnya logam diantara sifat-sifat mekanis yang dapat diketahui dari hasil pengujian tarik
adalah sebagai berikut:
Kekuatan tarik
Kuat luluh dari material
Keuletan dari material
Modulus elastic dari material
Kelentingan dari suatu material
Ketangguhan.
Pengujian tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan
suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan. Karena dengan pengujian
tarik dapat diukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara
perlahan. Pengujian tarik ini merupakan salah satu pengujian yang penting untuk dilakukan,
karena dengan pengujian ini dapat memberikan berbagai informasi mengenai sifat-sifat
logam.
Dalam bidang industri diperlukan pengujian tarik ini untuk mempertimbangkan faktor
metalurgi dan faktor mekanis yang tercakup dalam proses perlakuan terhadap logam jadi,
untuk memenuhi proses selanjutnya.
Oleh karena pentingnya pengujian tarik ini, kita sebagai mahasiswa metalurgi hendaknya
mengetahui mengenai pengujian ini. Dengan adanya kurva tegangan regangan kita dapat
mengetahui kekuatan tarik, kekuatan luluh, keuletan, modulus elastisitas, ketangguhan, dan
lain-lain. Pada pegujian tarik ini kita juga harus mengetahui dampak pengujian terhadap sifat
mekanis dan fisik suatu logam. Dengan mengetahui parameter-parameter tersebut maka kita
dapat data dasar mengenai kekuatan suatu bahan atau logam.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
Praktikum ini ditujukan untuk :
1. Mengetahui standar prosedur pengujian tarik dengan baik benar
2. Mengetahui besaran-besaran sifat mekanik yang diperoleh dari pengujian tarik
3. Mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi dari pengujian Tarik
4. Mampu mengolah data dari hasil pengujian
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan praktikum ini adalah:
Praktikum pengujian material tarik memberikan kesempatan untuk memahami sifat
mekanis material, seperti kekuatan tarik, keuletan, modulus elastisitas, dan sifat-sifat
deformasi. Pengetahuan ini penting dalam perancangan struktur dan komponen yang dapat
menahan beban tarik. Praktikum memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan peserta
lainnya untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam melakukan pengujian fisik pada
material. Ini memungkinkan mereka untuk memahami prosedur pengujian, teknik
pengukuran, dan analisis data.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu
bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu [Askeland, 1985]. Hasil
yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk
karena mengahsilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur
ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat.
Beban yang diberikan pada bahan yang di uji ditransmisikan pada pegangan bahan yang di
uji. Dimensi dan ukuran pada benda uji disesuaikan dengan estándar baku pengujian.
Gambar 2. Dimensi dan ukuran spesimen untuk uji tarik
Kurva tegangan-regangan teknik dibuat dari hasil pengujian yang didapatkan.
1, Kekuatan Tarik
Kekuatan yang biasanya ditentukan dari suatu hasil pengujian tarik adalah kuat luluh
(Yield Strength) dan kuat tarik (Ultimate Tensile Strength). Kekuatan tarik atau kekuatan tarik
maksimum (Ultimate Tensile Strength / UTS), adalah beban maksimum dibagi luas
penampang lintang awal benda uji.
Cara yang baik untuk mengamati kekuatan luluh offset adalah setelah benda uji diberi
pembebanan hingga 0,2% kekuatan luluh offset dan kemudian pada saat beban ditiadakan
maka benda ujinya akan bertambah panjang 0,1 sampai dengan 0,2%, lebih panjang daripada
saat dalam keadaan diam. Tegangan offset di Britania Raya sering dinyatakan sebagai
tegangan uji (proff stress), di mana harga ofsetnya 0,1% atau 0,5%. Kekuatan luluh yang
diperoleh dengan metode ofset biasanya dipergunakan untuk perancangan dan keperluan
spesifikasi, karena metode tersebut terhindar dari kesukaran dalam pengukuran batas elastik
atau batas proporsional.
Dimana, s = tegangan
ε = regangan
Tabel 1 Harga modulus elastisitas pada berbagai suhu [Askeland, 1985]
5. Kelentingan (resilience)
Kelentingan adalah kemampuan suatu bahan untuk menyerap energi pada waktu
berdeformasi secara elastis dan kembali kebentuk awal apabila bebannya dihilangkan [Dieter,
1993]. Kelentingan biasanya dinyatakan sebagai modulus kelentingan, yakni energi regangan
tiap satuan volume yang dibutuhkan untuk menekan bahan dari tegangan nol hingga tegangan
luluh σo. Energi regangan tiap satuan volume untuk beban tarik satu sumbu adalah :
Uo = ½ σxеx
Dari definisi diatas, modulus kelentingan adalah :
Persamaan ini menunjukan bahwa bahan ideal untuk menahan beban energi pada
pemakaian di mana bahan tidak mengalami deformasi permanen, misal pegas mekanik,
adalah data bahan yang memiliki tegangan luluh tinggi dan modulus elastisitas rendah.
6. Ketangguhan (Toughness)
Ketangguhan (Toughness) adalah kemampuan menyerap energi pada daerah plastik. Pada
umumnya ketangguhan menggunakan konsep yang sukar dibuktikan atau didefinisikan. Salah
satu menyatakan ketangguhan adalah meninjau luas keseluruhan daerah di bawah kurva
tegangan-regangan. Luas ini menunjukan jumlah energi tiap satuan volume yang dapat
dikenakan kepada bahan tanpa mengakibatkan pecah. Ketangguhan (S0) adalh perbandingan
antara kekuatan dan kueletan. Persamaan sebagai berikut.
UT ≈ su ef
atau
BAB 3
METODE PERCOBAAN
D. Prosedur Percobaan
1. Mengukur benda uji dengan ukuran standar
2. Mengkur panjang awal (Lo) atau gage length dan luas penampang irisan benda uji.
3. Mengukur benda uji pada pegangan (grip) atas dan pegangan bawah pada mesin uji
tarik.
4. Nyalakan mesin uji tarik dan lakukan pembebanan tarik sampai benda uji putus.
5. Mencatat beban luluh dan beban putus yang terdapat pada skala.
6. Melepaskan benda uji pada pegangan atas dan bawah, kemudian satukan keduanya
seperti semula.
7. Mengukur panjang regangan yang terjadi.
BAB 4
DATA HASIL PERCOBAAN
Dari hasil percobaan pengujian tarik yang telah dilakukan, didapatkan data-data
berikut,dengan spesimen uji adalah wire dan strip.
BAB 5
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan pengujian tarik yang telah dilakukan, maka didapatkan beberapa
kesimpulan, antara lain :
1. Pada uji coba ini kita menguji ketahanan bahan materialnya sejauh mana pertambahan
panjangnya dan bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap tarikan, berdasarkan
hasil percobaan dan dari grafik kurva uji tarik, plat mengalami perpanjangan lebih
kecil dari kawat dikarnakan luas penampang kawat lebih kecil dibanding plat
2. Jenis material yang berbeda, dengan perlakuan yang didapatkannya berbeda dan
komposisinya yang berbeda akan menyebabkan nilai kekuatannya berbeda pula dan
kurva hasil uji tariknya juga berbeda.
3. Faktor penyebab terjadinya nilai diantara dua specimen uji tersebut adalah dimensi
yang berbeda dan perlakuan yang berbeda pula