Anda di halaman 1dari 42

MODUL PRAKTIKUM

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR


MODUL DRILLING

JURUSAN TEKNIK MANUFAKTUR DAN KEBUMIAN


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Proses permesinan merupakan proses manufaktur dimana objek
dibentuk dengan cara membuang atau meghilangkan sebagian material dari
benda kerjanya. Tujuan digunakan proses permesinan ialah untuk
mendapatkan akurasi dibandingkan proses-proses yang lain seperti proses
pengecoran, pembentukan dan juga untuk memberikan bentuk bagian dalam
dari suatu objek tertentu. Adapun jenis-jenis proses permesinan yang banyak
dilakukan antara lain : Proses bubut (turning), proses menyekrap (shaping and
planing), proses pembuatan lubang (drilling), proses mengefreis (milling),
proses menggerinda (grinding), proses menggergaji (sawing), dan yang
terakhir adalah proses memperbesar lubang (boring) .

Proses pengeboran adalah proses pemesinan yang paling sederhana


diantara proses pemesinan yang lain. Biasanya di bengkel atau workshop
proses ini dinamakan proses bor. Proses pengeboran dimaksudkan sebagai
proses pembuatan lubang bulat dengan menggunakan mata bor (twist drill).
Sedangkan proses bor (boring) adalah proses meluaskan/ memperbesar lubang
yang bisa dilakukan dengan batang bor (boring bar) yang tidak hanya
dilakukan pada mesin drilling, tetapi bisa dengan mesin bubut, mesin frais,
atau mesin bor . Dalam proses permesinan yang sering mengalami pergantian
adalah pahat (cutting tool). Penggunaan bahan mata pahat yang tidak tepat
akan menyebabkan umur pahat menjadi lebih singkat. Hal ini akan
mempengaruhi dalam proses-proses produksi karena mata pahat akan sering
diganti Umur pahat sangat dipengaruhi oleh keausan permukaan dari benda

Kelompok 1
kerja . Pahat akan mengalami keausan setelah digunakan untuk pemotongan
semakin besar

Kelompok 1
keausan pahat maka kondisi pahat akan semakin kritis. Jika pahat terus
digunakan maka keausan pahat akan semakin cepat dan menyebabkan ujung
pahat akan rusak, kerusakan yang fatal tidak boleh terjadi pada pahat sebab
gaya pemotongan yang besar akan merusak pahat bor, mesin perkakas serta
benda kerja dan dapat membahayakan operator serta berpengaruh besar pada
toleransi geometri dan kualitas permukaan produk . Pahat akan mengalami
keausan setelah digunakan untuk pemotongan, semakin besar keausan pahat
maka kondisi pahat akan semakin kritis. Jika pahat terus digunakan maka
keausan pahat akan semakin cepat dan menyebabkan ujung pahat akan rusak,
kerusakan yang fatal tidak boleh terjadi pada pahat sebab gaya pemotongan
yang besar akan merusak pahat bor, mesin perkakas serta benda kerja dan
dapat membahayakan operator serta berpengaruh besar pada toleransi
geometri dan kualitas permukaan produk.

Untuk dapat mengoptimalkan mesin dalam arti seefektif mungkin, maka


diperlukan suatu pemeriksaan dan kalkulasi. HPemeriksaan dan kalkulasi
disini meliputi : Pemeriksaan dan kalkulasi bagian-bagian mesin secara
menyeluruh tentang kondisi, fungsi dan kualitas dari bagian-bagian tersebut.
Dari hasil pemeriksaan dan kalkulasi dapat diketahui apakah kondisi, fungsi,
dan kualitas mesin masih relevan atau tidak dengan perkembangan teknologi
saat ini. (Akhmadi, 2021)

2. Tujuan
Pada praktikum kali ini terdapat dua tujuan yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus, adapun tujuan praktikum ini sebagai berikut :
A. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari praktikum drilling yag dilaksanakan kali
ini adalah :
1) Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara
pengoperasiannya.

Kelompok 1
2) Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin
perkakas.

B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan umum dari praktikum drilling yag dilaksanakan kali
ini adalah :
1) Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin bor,
2) Mengetahui proses dan cara pengeboran benda kerja dengan
menggunakan mesin bor.

Kelompok 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Mesin Drilling
Proses drilling atau sering disebut dengan proses drill atau juga bisa
disebut sebagai proses pengeboran merupakan proses pemesinan yang paling
sederhana di antara proses pemesinan yang lain. Biasanya di bengkel atau
workshop proses ini dinamakan proses bor, walaupun istilah ini sebenarnya
kurang tepat. Proses drill dimaksudkan sebagai proses pembuatan lubang bulat
dengan menggunakan mata bor (twist drill). Sedangkan proses bor (boring)
adalah proses meluaskan/ memperbesar lubang yang bisa dilakukan dengan
batang bor (boring bar) yang tidak hanya dilakukan pada Mesin Drill, tetapi
bisa juga dengan Mesin Bubut, Mesin Freis, atau Mesin Bor. Berikut
menunjukkan mesin drill.

Proses drill digunakan untuk pembuatan lubang bulat. Pembuatan lubang


dengan bor duduk di dalam benda kerja yang pejal merupakan suatu proses
pengikisan dengan daya penyerpihan yang besar. Jika terhadap benda kerja itu
dituntut kepresisian yang tinggi (ketepatan ukuran atau mutu permukaan) pada
dinding lubang, maka diperlukan pengerjaan lanjutan dengan pembenam atau
gerek. Pada proses drill, geram (chips) harus keluar melalui alur helix pahat
drill ke luar lubang. Ujung pahat menempel pada benda kerja yang terpotong,
sehingga proses pendinginan menjadi relatif sulit. Proses pendinginan
biasanya dilakukan dengan menyiram atau melumasi benda kerja yang
dilubangi dengan cairan pendingin, disemprot dengan cairan pendingin, atau
cairan pendingin yang dimasukkan melalui lubang yang ada di tengah mata
bor. Macam pendingin ada ada air, oli, dan bahan lainnya yang dapat
digunakan menjadi pendingin pada proses drilling. (Hermawan, 2012)

Kelompok 1
2. Mesin Perkakas
Mesin-mesin perkakas adalah suatu alat yang berfungsi sebagai
pembuat komponen atau macam-macam benda kerja misalnya komponen-
komponen permesinan, mesin perkakas untuk keperluan industri,benda-benda
untuk kebutuhan rumah tangga, dan benda benda lain yang merupakan hasil
pengerjaan mesin perkakas. Adapun yang disebut dengan mesin perkakas di
sini adalah mesin bubut, mesin frais,mesin potong, mesin penekuk, mesin
sekrap atau mesin ketam, mesin gerinda silinder dan gerinda datar, drilling
atau bor, dan mesin perkakas yang lain yang fungsinya sebagai pembuat
produk komponen permesinan.

Jenis komponen yang dihasilkan oleh mesin-mesin perkakas tersebut


pada prinsipnya adalah komponen yang tidak perlu dirakit untuk keperluan
yang perlu dirakit atau perlu disatukan dengan komponen yang lain (baik
dalam satu pabrik ataupun antar pabrik), maka untuk dari komponen tersebut
harus betul-betul terpenuhi sesuai dengan kualitas yang diminta. Sehingga
komponen tersebut kalau disetel atau dirakit, tidak memerlukan waktu banyak
untuk mengadakan penyesuaian di antara komponen yang dirakit. Jika
demikian, maka mesin perkakas yang digunakan untuk mengerjakan
komponen tersebut harus bias memenuhi ketelitian atau kualitas yang diminta
oleh komponen yang dikerjakan, dalam arti ketelitian mesin perkakas
(ketelitian geometris) harus betul-betul memenuhi standard yang sudah
ditentukan. . Apalagi kalau mesin-mesin perkakas tersebut sudah dipakai,
yang mungkin dalam pemakaian tersebut tidak selalu dikontrol, maka jelas
mesin itu tidak akan bisa bekerja dengan teliti, sehingga hasilnyapun tidak
sesuai dengan ketelitian yang diminta.

Demikian juga dengan mesin-mesin perkakas yang telah dibongkar,


pemasangannya dan penyetelannya kembali paling tidak harus mendekati
harga standard yang ada dalam pengetesan atau pengujian mesin perkakas.
Secara kasar semua penyimpangan-penyimpangan yang terjadi tidak boleh
melebihi dari harga 0,02 mm sampai dengan 0,05 mm (dianggap sebagai

Kelompok 1
pedoman jika si pekerja si montir mesin perkakas tidak mempunyai test chart
sesuai dengan

Kelompok 1
yang sedang diperbaiki). Hal tersebut mungkin sekali bisa terjadi, karena
dalam perbaiki terjadi pengurangan ukuran akibat dari pengikiran dan atau
pengerjaan dengan mesin, selain itu kesalahan dalam menempatkan posisi
komponen mesin dalam susunannya semula juga berpengaruh sekali. Dengan
demikian sangatlah perlu mengadakan pengetesan pada mesin- mesin
perkakas yang telah selesai mengalami proses perbaikan (repairing). Untuk
mengetahui ketelitian dari mesin perkakas diperlukan suatu standard ketelitian
yang khusus digunakan untuk pengetesan ketelitian geometris dari mesin
perkakas tersebut. Adapun klasifikasi ketelitian geometris dari mesin perkakas
dapat diperoleh dari sejumlah standart yaitu:
A. Standart ISO
B. Standart BSA
C. Standart Schlengiser
D. Standart DIN
E. Standart Solomon
F. Dan lain sebagainya

Standart-standart tersebut tidaklah sama antara yang satu dengan yang


lainnya, tetapi pada prinsipnya sama dan standart-standart tersebut dapat
dipakai untuk menguji ketelitian geometris dari suatu mesin perkakas,
Diantara beberapa standart tersebut yang paling tua dipakai adalah standart
Schlesinger tetapi standart ini dipakai sebagai pedoman oleh standart-standart
yang lainnya seperti ISO, BSA dan lain. (Riyad, 2016)

3. Elemen Pahat
Elemen Pahat terdiri dari badan (body), pemegang (Shank) dan
sumbu pahat (Tool Axis). Bidang pahat merupakan permukaan aktif pahat, tiga
bidang akif dari pahat adalah : (Waluyo, 2010)
A. Bidang Beram
B. Bidang Utama
C. Bidang Bantu

Kelompok 1
Mata potong merupakan tepi dari bidang beram yang aktif memotong,
ada dua jenis mata potong :
A. Mata Potong Utama
B. Mata Potong Bantu

4. Cairan Pendingin
Dalam segala operasi pembentukan dan pemotongan maka akan terjadi
panas yang tinggi sebagai akibat dari gesekan, dan kalau temperatur dan
tekanan tidak dikendalikan, maka permukaan logam cenderung untuk melekat
satu sama lain, oleh karena itu dibutuhkan media pendingin (lubricant). Secara
umum coolant adalah media pendingin yang digunakan untuk mendinginkan
benda kerja dan alat potong pada saat proses permesinan. Digunakan pula
untuk melumasi alat potong sehingga memiliki umur pakai yang lebih
lama.Pelumas bertujuan untuk mengurangi seminimal mungkin terjadinya
pergesekan dan penyerapan panas yang ditimbulkan oleh pergesekan antara
bagian-bagian mesin yang saling bergesek. Dimana fungsi dari media
pendingin tersebut diantaranya:
A. Mengurangi temperatur pahat dan benda kerja.
B. Memperbaiki penyelesaian permukaan.
C. Menaikkan umur pahat..
D. Menurunkan daya yang diperlukan.

Bahwa faktor kecepatan potong sangat berpengaruh terhadap umur


pahat, semakin besar kecepatan potongnya maka umur pahat akan semaik
cepat berkurang. Untuk memperpanjang umur pahat perlu digunakan media
pendingin. (Santoso, 2019)

5. Sudut Mata Bor


Untuk mendapatkan pelayanan yang baik dari sebuah pengeboran,
maka penggerindaannya harus baik. Sudut mata harus tepat dan sesuai bahan
yang harus dibor. Sudut mata yang biasa pada pengeboran komersial pada
umumnya adalah 118° yang cukup memudahkan untuk baja lunak, kuningan

Kelompok 1
dan bahan pada umumnya. Untuk bagian yang lebih keras, maka sudut mata
pahat lebih besar dan akan memberikan prestasi yang lebih baik. (Waluyo,
2010)

6. Proses Manufaktur
Manufaktur adalah kata yang berasal dari bahasa Latin, yaitu manus
factus yang berarti dibuat dengan tangan. Sedangkan kata manufacture muncul
pertama kali pada tahun 1576, dan kata manufacturing muncul tahun 1683.
Jika kita melihat kata “manufaktur”, dalam arti yang paling luas, adalah proses
merubah bahan baku menjadi suatu produk. Proses merubah bahan baku
menjadi suatu produk ini meliputi perancangan produk, pemilihan material,
dan tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang
lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku
melalui bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan
yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. Sesuai
dengan definisi manufaktur, keilmuan teknik manufaktur mempelajari
perancangan produk manufaktur dan perancangan proses pembuatannya serta
pengelolaan sistem produksinya (sistem manufaktur). Meskipun teknik
manufaktur pada berbagai perguruan tinggi memiliki ke-khas-an sendiri-
sendiri namun selalu ada bagian yang sama pada jurusan-jurusan tersebut.

Keilmuan teknik manufaktur selalu berbasis kepada aktifitas pembuatan


produk manufaktur yang melibatkan berbagai aktifitas dan sumberdaya seperti
yang telah diuraikan di atas. Jika dicermati, bidang ilmu teknik manufaktur
sesungguhnya merupakan sinergi (gabungan yang saling menguatkan) dari
jurusan teknik mesin dan teknik industri. Dari teknik mesin diadopsi ilmu-
ilmu yang terkait dengan perancangan produk dan perancangan proses
pembuatan, sedangkan dari teknik industri diadopsi ilmu-ilmu yang terkait
dengan pengelolaan sistem di industri manufaktur (industri yang
menghasilkan produk manufaktur). Seperti yang telah dituliskan sebelumnya,
teknik manufaktur berhubungan dengan produk-produk manufaktur. Yang
dimaksud produk manufaktur di sini adalah produkproduk yang

Kelompok 1
pembuatannya melalui berbagai proses manufaktur. Sebagai ilustrasi, mari
kita perhatikan dan kita periksa beberapa obyek di sekitar kita: kursi, stapler,
pensil, kalkulator, telpon, dispenser. Kita segera akan menyadari bahwa semua
obyek tersebut mempunyai bentuk yang berbeda. Benda-benda tersebut tidak
akan bisa kita jumpai ada di alam ini sebagaimana seolah-olah tersedia begitu
saja di ruangan kita. Benda-benda tersebut telah ditransformasikan
(diciptakan/dibuat) dari berbagai material dan dirakit hingga menjadi benda-
benda yang kita pergunakan sehari-hari. Semua benda-benda yang kita jumpai
tersebut dibuat melalui berbagai proses yang disebut manufaktur
(manufacturing). Di samping produk-produk akhir tersebut, manufaktur juga
melibatkan aktifitas dimana produk yang dibuat dipergunakan untuk membuat
produk. Produk tersebut adalah mesin-mesin yang dipakai untuk membuat
berbagai macam produk. Misalnya mesin press untuk membuat plat lembaran
menjadi bodi mobil, mesin-mesin untuk membuat komponen mesin lainnya,
atau mesin jahit untuk memproduksi pakaian. (Wibowo, 2014)

7. Jenis-jenis Mesin Bor


A. Mesin Bor Duduk
Mesin bor duduk adalah mesin bor yang diletakkan diatas meja.
Mesin ini digunakan untuk membuat lobang benda kerja dengan diameter
kecil (terbatas sampai dengan diameter 16 mm). Prinsip kerja mesin bor
meja adalah putaran motor listrik diteruskan ke poros mesin sehingga
poros berputar. Selanjutnya poros berputar yang sekaligus sebagai
pemegang mata bor dapat digerakkan naik turun dengan bantuan roda gigi
lurus dan gigi rack yang dapat mengatur tekanan pemakanan saat
pengeboran.

Kelompok 1
Gambar 2.8.1 Mesin Bor Duduk
(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)
B. Mesin Bor Radial

Gambar 2.8.2 Mesin Bor Radial


(Sumber : https://teknikece.com/mesin-bor/)

Mesin bor radial khusus dirancang untuk pengeboran benda-benda


kerja yang besar dan berat. Mesin ini langsung dipasang pada lantai,
sedangkan meja mesin telah terpasang secara permanen pada landasan atau
alas mesin.. Pada mesin ini benda kerja tidak bergerak. Untuk mencapai
proses pengeboran terhadap benda kerja, poros utama yang digeser
kekanan dan kekiri serta dapat digerakkan naik turun melalui perputaran
batang berulir.

C. Mesin Bor Tangan


Mesin bor tangan adalah mesin bor yang pengoperasiannya dengan
menggunakan tangan dan bentuknya mirip pistol. Mesin bor tangan
biasanya digunakan untuk melubangi kayu, tembokmaupun pelat logam..
Mesin bor ini tersedia dalam berbagai ukuran, bentuk, kapasitas dan juga
fungsinya masing-masing.

Kelompok 1
Gambar 2.8.3 Mesin Bor Tangan
(Sumber : https://teknikece.com/mesin-bor/)

D. Mesin Bor Tegak


Digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan ukuran yang
lebih besar, dimana proses pemakanan dari mata bor dapat dikendalikan
secara otomatis naik turun. Pada proses pengeboran, poros utamanya
digerakkan naik turun sesuai kebutuhan. Meja dapat diputar 3600 ,
mejanya diikat bersama sumbu berulir pada batang mesin, sehingga
mejanya dapat digerakkan naik turun dengan menggerakkan engkol.

Gambar 2.8.4 Mesin Bor Tegak


(Sumber : https://teknikece.com/mesin-bor/)

E. Mesin Bor Koordinat


Prinsip kinerja dari mesin bor ini memiliki kesamaan dengan mesin
lainnya. Letak perbedaan pada posisi di sistem pengaturan. Mesin ini
dimanfaatkan dalam membuat lubang diantara jarak titik pusat dengan
diameter. Mesin bor memanfaatkan meja kombinasi untuk menghasilkan
ketelitian tinggi. ketepatan ukuran pada sistem optik dapat dilakukan
pengaturan dengan capaian toleransi 0,001 mm.

Kelompok 1
Gambar 2.8.5 Mesin Bor Koordinat
Sumber : https://www.teknikmart.com
F. Mesin Bor Poros
Mesin ini juga dikenal sebagai mesin bor gang. Mesin memiliki lebih
dari satu spindel. Umumnya, satu meja terdiri atas 4 spindel. Mesin juga
dimanfaatkan dalam melakukan beragam pengoperasian sekaligus. Hal ini
dianggap lebih cepat dalam memperoduksi spindel lebih dalam sebuah
kepala penggerak. (Mini, 2016)

Gambar 2.8.6 Mesin Bor Poros


Sumber : https://teknikece.com

8. Temperatur
Seperti pada semua operasi logam, energy yang dihasilkan dalam operasi
pengeboran diubah menjadi panas, yang mana pada akhirnya akan menaikan
temperatur pada daerah pengeboran tersebut, dan dengan naiknya kecepatan
potong maka otomatis panas yang dihasilkan juga meningkat. Hampir semua
energy pengeboran diubah menjadi energy panas/ laju panas yang ditunjukan
oleh daya pengeboran melalui proses geram antara/tatal dengan pahat serta
antara pahat dengan benda kerja. Dan semakin tinggi kecepatan putaran spidel
utama mesin bor maka semakin besar presentase panas yang terbawa oleh
geram/tatal. Pengetahuan perial kenaikan temperatur perlu diperhatikan karena
kenaikan temperatur dapan menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan, antara
lain :
A. Bisa mempengaruhi kekuatan, kekerasan dan keausan pada pahat bor.
B. Menyebabkan perubahan dimensi benda kerja, sehingga akan sulit
memperoleh ketelitian yang baik.

Kelompok 1
C. Dapat mempengaruhi kerusakan sehingga akan mempengaruhi umur pakai
mesin perkakas/mesin bor.
D. Dapat mempengaruhi umur pakai pahat, sehingga pemakaian pahat tidak
efisien.

Sebagai tambahan perkakas potong merupakan subyek yang terdiri dari


gradient temperatur yang disebabkan oleh momen puntir pada waktu
pengeboran. Oleh sebab itu pada pengoperasian pengeboran gesekan yang
lebih pada sudut mata bor dengan geram dan benda kerja, maka sumber panas
utama akan timbul pada sudut mata bor. (Waluyo, 2010)

9. Fungsi Mesin Bor


A. Pembuatan lubang yaitu mengumpan mata bor pada suatu benda kerja
untuk membuat lubang.
B. Pembesaran Lubang yaitu mengumpan mata bor pada benda kerja yang
telah memiliki lubang sebelumnya guna untuk memperbesar diameter
lubang pada benda kerja.
C. Chamfer adalah suatu proses untuk menghilangkan sisi tajam dari sebuah
bentuk silindris. Chamfer pada proses counter sink yang dimaksudkan ada
beberapa macam penggunaan, antara lain : (Akhmadi, 2021)
1) Chamfer untuk membersihkan chip/ bram.
2) Chamfer untuk pembuatan ulir.
3) Chamfer untuk dudukan kepala baut konus.
4) Chamfer untuk dudukan paku keling.

10. Perawatan Mesin Bor


Sebuah mesin dalam menjaga performa kinerjanya juga membutuhkan
perawatan yang intensif pada setiap komponen mesinnya. Hal inijuga
diperlukan untuk mesin bor. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan :
(Akhmadi, 2021)
A. Pelumasan secara rutin untuk menghilangkan panas dan gesekan.
B. Mesin harus dibersihkan setelah digunakan.

Kelompok 1
C. Lepaskan mata bor dengan benar setelah mesin digunakan
D. Chips harus dibersihkan menggunakan kuas.
E. T-slots, grooves, spindles sleeves, belts, and pulley harus dibersihkan.
F.Mesin diolesi dengan cairan anti karat untuk mencegah dari berkarat.
G. Pastikan untuk alat pemotong berjalan lurus (stabil) sebelum memulai
operasi.
H. Jangan menempatkan alat-alat lain di meja pemboran.

11. Prinsip Kerja Mesin Bor


Mesin Bor mempunyai prinsip kerja yang sama dengan mesin–
mesin lainnya, yaitu:
A. Main Drive
Motor listrik biasa dipakai sebagai penggerak utama pada mesin bor.
Putaran pada motor listrik di transmisikan melalui porosnya ke mekanisme
pengatur putaran mesin berupa pasangan puli bertingkat yang
dihubungkan dengan Vee Belt. Dari puli bertingkat,putaran diteruskan ke
spindle mesin. Pada spindle terdapat tool post sebagai pemegang mata
bornya.

B. Feed Drive
Feed drive merupakan gerakan pemakanan mata bor pada benda
kerja. Gerakan ini dilakukan secara manual pada mesin-mesin bor yang
sederhana dengan cara memutar drilling lever sehingga mata bor bergerak
ke arah benda kerja.

12. Mata Bor


Mata Bor atau Drill bits adalah sebuah alat untuk membuat lubang pada
benda-benda tertentu seperti kayu, logam, kaca,dinding(tembok) serta plastik.
Terdapat berbagai macam jenis dan ukuran untuk membuat lubang dengan
mesin berbeda jenis tentunya berbedapula fungsinya. Berikut merupakan
jenis-jenis mata bor beserta fungsinya :
A. Mata bor helix besar (high helix drills)

Kelompok 1
Mata bor ini memiliki sudut helix yang besar, sehingga
meningkatkan efisiensi pemotongan, tetapi batangnya lemah. Mata bor ini
digunakan untuk memotong logamlunak atau bahan yang memiliki
kekuatan rendah duduk.

B. Mata bor helix kecil (low helix drills)


Mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna
untuk mencegah pahat borterangkat ke atas atau terpegang benda kerja
ketika membuat lubang pada material kuningan dan material yang sejenis.

C. Mata bor kerja berat (heavy-duty drills)


Mata bor yang digunakan untuk menahan tegangan yang tinggi
dengan cara menebalkan bagian web.

D. Mata bor tangan kiri (left hand drills)


Mata bor standar dapat dibuatjuga untuk mata bor kiri. Digunakan
pada pembuatan lubang jamakyang mana bagian kepala Mesin Bor
didesain dengan sederhanayang memungkinkan berputar berlawanan arah.

E. Mata bor dengan sisi sayat lurus (straight flute drills)


Mata bor dengan sisi sayat lurus (straight flute drills) adalah
bentukekstrim dari mata bor helix kecil, digunakan untuk membuat
lubangpada kuningan dan plat.

F. Mata bor poros engkol (crankshaft drills)


Mata bor yang didesainkhusus untuk mengerjakan poros engkol,
sangat menguntungkanuntuk membuat lubang dalam pada material yang
ulet. Memiliki webyang tebal dan sudut helix yang kadang-kadang lebih
besar dariukuran normal. Mata bor ini adalah mata bor khusus yang
banyakdigunakan secara luas dan menjadi mata bor standar.

G. Mata bor panjang (extension drills)

Kelompok 1
Mata bor panjang merupakan memiliki Mata bor yang memiliki
zbatang/shank yang panjang yang telah ditemper, digunakan untuk
membuat lubang pada permukaan yang secara normal tidak akan dapat
dijangkau.

H. Mata bor ekstra panjang (extra-length drills)


Mata bor dengan badan pahat yang panjang, untuk membuat lubang
yang dalam.

I. Mata bor bertingkat (step drills)


Satu atau dua buah diamater matabor dibuat pada satu batang untuk
membuat lubang dengan diameter bertingkat.

J. Mata bor ganda (subland drills)


Fungsinya sama dengan mata borbertingkat. Mata bor ini terlihat
seperti dua buah mata bor pada satubatang.

K. Mata bor solid carbide


Untuk membuat lubang kecil pada materialpaduan ringan, dan
material bukan logam, bentuknya bisa samadengan mata bor standar.
Proses pembuatan lubang dengan matabor ini tidak boleh ada beban kejut,
karena bahan carbide mudah pecah.

L. Mata bor dengan sisipan karbida (carbide tipped drills)


Sisipankarbida digunakan untuk mencegah terjadinya keausan
karenakecepatan potong yang tinggi. Sudut helix yang lebih kecil dan
webyang tipis diterapkan untuk meningkatkan kekakuan mata bor ini,yang
menjaga keawetan karbida. Mata bor ini digunakan untuk material yang
keras, atau material non logam yang abrasif.

M. Mata bor dengan lubang minyak (oil hole drills)

Kelompok 1
Lubang kecil di dalambilah pahat bor dapat digunakan untuk
mengalirkan minyakpelumas/pendingin bertekanan ke ujung mata bor.
Mata bor ini digunakan untuk membuat lubang dalam pada material yang
liat.

N. Mata bor rata (flat drills)


Batang lurus dan rata dapat digerindaujungnya membentuk ujung
mata bor. Hal tersebut akan memberikanruang yang besar bagi beram
tanpa bagian helix. Mata bor inidigunakan untuk membuat lubang pada
jalan kereta api.

O. Mata bor dengan tiga atau empat sisi potong mata bor
Mata bor ini digunakan untuk memperbesar lubang yang telah
dibuat sebelumnya (dengan mata bor atau di-punch). Mata bor ini
digunakan karena memiliki produktivitas.

P. Mata bor senter (center drill)


Merupakan kombinasi mata bor dacountersink yang sangat baik
digunakan untuk membuat lubang senter. (Ansyori, 2019)
13. Permukaan
Permukaan adalah suatu titik yang membatasi antara sebuah benda
padat dengan lingkungan sekitarnya. Jika ditinjau dengan skala kecil pada
dasarnya konfigurasi permukaan sebuah produk juga merupakan suatu
karakteristik geometrik yang dalam hal ini termasuk golongan
mikrogeometri.Permukaan produk yang secara keseluruhan membuat rupa
atau bentuk adalah termasukgolongan makrogeometri.Sebagai contoh yang
termasuk dalam golonganmakrogeometri adalah poros, lubang, sisi dan
sebagainya. Karakteristik suatu permukaan memegang peranan penting
dalamperancanagan komponen mesin/peralatan.

Hal ini karena karakteristik permukaan dari sebuah komponen mesin


sangat erat kaitannya dengan gesekan, keausan, pelumasan dan sebagainya.

Kelompok 1
Maka dalam proses pembuatan sebuah komponen karakteristik permukaan
yang di kehendaki harus dapat di penuhi. Seperti halnya pada toleransi
ukuran, bentuk, dan posisi, karakteristik permukaan harus dapat
diterjemahkan kedalam gambar teknik supaya kemauan perancang dapat
dipenuhi.Oleh sebab itu, orang berusaha membuat berbagai definisi atas
berbagai parameter guna menandai/ mengidentifikasikan konfigurasi suatu
permukaan.Dinamakan parameter sebab definisi tersebut harus bisa di ukur
dengan besaran/ unit tertentu yang mungkin harus dilakukan dengan
memakai alat ukuran khusus yang dirancang untuk keperluan tersebut.
(Ansyori, 2019)

14. Faktor Kehalusan Permukaan


Pada dasarnya setiap pekerjaan mesin mempunyai persyaratan kualitas
permukaan (kekasaran/kehalusan permukaan) yang berbeda-beda, tergantung
dari fungsinya. Kualitas permukaan hasil penyayatan dapat dilihat dari
kekasaran permukaannya. Makin halus permukaannya makin baik pula
kualitasnya, sehingga cukup beralasan juga apabila kekasaran permukaan
hasil penyayatan diperhatikan dan dicari solusi untuk mendapatkan yang
sehalus mungkin. Besarnya nilai kekasaran permukaan dapat dilihat karena
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: jenis proses permesinan,
parameter pemotongan, dan penggunaan cairan pendingin yang benar, baik
jenis maupun perbandingan komposisi antara cairan pendingin itu sendiri
dengan air. Hal ini perlu diperhatikan agar kekasaran permukaan dan
kualitasm produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan. (Ansyori, 2019)

15. Rumus Yang Digunakan Pada Proses Drilling


Pada proses drilling terdapat beberapa rumus yang digunakan untuk
mencari kecepatan potong suatu mesin bor, gerak makan pergigi dan
kecepatan pengurangan volume benda. Adapun rumus yang digunakan
sebagai berikut :
1) Kecepatan Potong ( v )
v=( π . d .n) ;mm/menit

Kelompok 1
dimana :
d=diameter drill ; mm
n=putaran chuck atau benda kerja; putaran/menit (RPM )

2) Gerak Makan Pergigi ( f z ¿


f z =v f /(z . n) ;mm

dimana :
v f =kecepatan pemakanan; mm /menit
z= jumlah gigi drill
n=putaran chuck atau benda kerja; putaran/menit (RPM )

3) Kecepatan pengurangan volume benda ( Z )


Z(π . d 2 . v f / 4) ;mm3/menit

dimana :
n=putaran chuck atau benda kerja; putaran/menit (RPM )
v f =kecepatan pemakanan ; mm /menit

4) Kecepatan Pemakanan Benda ( v f )


v f =l w /t ;mm/menit

dimana :
l w =kedalaman pengerjaan ; mm
t = waktu yang dibutuhkan selama pengeboran

Kelompok 1
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum drilling (pengeboran) kali
ini sebagai berikut :
A. Mesin Bor

Gambar 3.1.1 Mesin Bor Duduk


(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

Adapun bagian-bagian dari mesin bor yang digunakan dalam praktikum


kali ini sebagai berikut :
1) Dudukan (Base)
Base ini merupakan penopang dari semua komponen mesin bor. Base
terletak paling bawah menempel pada lantai, biasanya dibaut. Dalam
pengeboran akan terjadi getaran, jika pemasangan dudukan atau base ini
tidak kuat, maka getaran tersebut akan membuat keakurasian dalam
pengeboran berkurang, maka pemasangannya harus kuat karena akan
mempengaruhi keakuratan pengeboran akibat dari getaran yang terjadi.

Kelompok 1
Gambar 3.1.1.1 Base
(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

2) Tiang (Coloumn)
Bagian dari mesin bor yang digunakan untuk menyangga bagian-bagian
yang digunakan untuk proses pengeboran. Column berbentuk silinder
yang mempunyai alur atau rel untuk jalur gerak vertikal dari meja
kerja.

Gambar 3.1.1.2 Tiang


(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

3) Meja (Table)
Bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di bor.
Meja kerja dapat disesuaikan secara vertikal untuk mengakomodasi
ketinggian pekerjaan yang berbeda atau bisa berputar ke kiri dan ke
kanan dengan sumbu poros pada ujung yang melekat pada tiang
(column). Untuk meja yang berbentuk lingkaran bisa diputar 360º
dengan poros ditengah-tengah meja. Kesemuanya itu dilengkapi

Kelompok 1
pengunci (table clamp) untuk menjaga agar posisi meja sesuai dengan
yang dibutuhkan.Untuk menjepit benda kerja agar diam menggunakan
ragum yang diletakkan di atas meja.

Gambar 3.1.1.3 Meja


(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

4) Mata Bor
Adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien. Mata bor yang
paling sering digunakan adalah bor spiral, karena daya hantarnya yang
baik, penyaluran serpih (geram) yang baik karena alur-alurnya yang
berbentuk sekrup, sudut-sudut sayat yang menguntungkan dan bidang
potong dapat diasah tanpa mengubah diameter bor. Bidang– bidang
potong bor spiral tidak radial tetapi digeser sehingga membentuk garis-
garis singgung pada lingkaran kecil yang merupakan hati bor.

Gambar 3.1.1.4 Mata Bor


(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

5) Spindle
Bagian yang menggerakkan chuck atau pencekam, yang memegang
atau

Kelompok 1
mencekam mata bor.

Gambar 3.1.1.5 Spindle


(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

6) Spindle Head
Merupakan rumah dari konstruksi spindle yang digerakkan oleh motor
dengan sambungan berupa belt dan diatur oleh drill feed handle untuk
proses pengeborannya.

Gambar 3.1.1.6 Spindle Head


Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

7) Drill Feed Handle


Handle untuk menurunkan atau menekankan spindle dan mata bor ke
benda kerja (memakankan).

Kelompok 1
Gambar 3.1.1.7 Drill Feed Handle
(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

8) Pully
Pully berguna sebagai tempat untuk menaruh atau memasang vee belt
yang digunakan untuk mengatur kecepatan dari spindle head untuk
memutar spindle dan mata bor.

Gambar 3.1.1.8 Puli


(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

9) Motor Listrik

Gambar 3.1.1.9 Motor Listrik


(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

Kelompok 1
Motor lisrik berguna untuk menggerakan mesin bor agar mesin bor
dapat digunakan.

10) Tombol Power


Tombol power berfungsi untuk mengoperasikan mesin bor. Tombol
hijau (on) berfungsi menghidupka mesin sedangkan tombol merah
(off) berfungsi mematikan mesin.

Gambar 3.1.1.10 Tombol Power


(Sumber Laboratorium Proses Maufaktur ITERA)

B. Kunci Drill Chuck


Kunci drill chuck berfungsi untuk mengencangkan spindle yang
menjepit mata bor. Kunci ini digantung pada mesin bor agar dapat
digunakan sewaktu-waktu.

Gambar 3.1.2 Kunci Drill Chuck


(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

Kelompok 1
C. Stopwatch

Gambar 3.1.3 Stopwatch


Sumber : https://www.carlroth.com

Stopwatch berfungsi untu menghitung waktu yang dibutuhkan


selama proses pengeboran.

D. Penitik
Penitik berfungsi untuk memberikan titik pada tujuan benda kerja
yang ingin dilubangi.

Gambar 3.1.4 Penitik


(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

E. Sarung Tangan
Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan praktikan dari berbagai
macam kesalahan.

Kelompok 1
Gambar 3.1.5 Sarung Tangan
(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

F. Kaca Pelindung
Kaca pelindung berfungsi untuk melindungi wajah terutama mata
praktikan dari percikan benda kerja.

Gambar 3.1.6 Kaca Pelindung


(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

G. Sepatu

Gambar 3.1.7 Sepatu


(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

Kelompok 1
Sepatu berfungsi untuk melindungi kaki praktikan dari kegagalan
manufaktur benda kerja.

H. Penggaris

Gambar 3.1.8 Penggaris


(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

Penggaris berfungsi untuk mengukur letak lubang pada benda kerja


yang ingin dilubangi.

I. Masker

Gambar 3.1.9 Masker


(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

Masker berfungsi untuk melindungi praktikan dari debu kotor saat


pengerjaan proses manufaktur. Selain melindungi debu masker juga
mencegah agar benda kerja tidak masuk ke dalam hidung dari prktikan dan
menghindari kecelakaan.

Kelompok 1
J. Penngores

Gambar 3.1.10 Penggores


(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

Penggores berfungsi untu memberikan garis tanda pada benda


kerja yang digunakan.
K. Palu
Palu dberfungsi sebagai memukul penitik agar menandakan lokasi
yang ingin di bor.

Gambar 3.1.11 Palu


(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

2. Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum drilling (pengeboran) kali
ini sebagai berikut :
A. Plat Eser 1,5mm
Plat besi yang dipakai pada praktikum ini adalah benda kerja yang
ingin dilubangi. Nama plat besi yang digunakan adalah plat eser dengan
tebal 1,5mm.

Kelompok 1
Gambar 3.2.1 Plat Eser 1,5 mm
(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

B. Pipa Besi 1,25 in


Pipa logam pada praktikum ini dipakai bagian dari kaki sebuah
bangku yang akan dibuat.

Gambar 3.2.2 Pipa Logam 1,25 in


(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

C. Besi Nako 16mm


Pada praktikum ini besi nako digunakan sebagai penyangga kaki
bangku yang ditempel pada pipa logam.

Gambar 3.2.3 Besi Nako 16 mm


(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)

Kelompok 1
3. Prosedur Praktikum
A. Sebelum Menjalankan Mesin
Adapun prosedur yang harus dilakukan sebelum menjalankan mesin
sebagai berikut :
1) Memeriksa keadaan mesin dan kelengkapannya.
2) Menyiapkan benda kerja maupun peralatan penunjang lain yang
dibutuhkan dalam proses pengeboran.
3) Menyiapkan benda kerja ( plat,kayu dan lain lain ), tandai bagian-
bagian yang akan di bor dengan penitik.
4) Memasang mata bor pada drill chuck kemudian jepit dengan erat mata
bor dengan menggunakan kunci drill chuck.
5) Mengatur kedudukan benda kerja pada table, sehingga mata bor dapat
menjangkau bagian yang akan dibor dengan tepat.
6) Saat posisi mesin mati, menurunkan mata bor yang sudah terpasang
dengan menggunakan drilling lever untuk memastikan apakah bagian
yang akan dibor sudah tepat kedudukannya.
7) Kemudian menjepit bila perlu benda kerja yang akan dibor dengan
menggunakan ragum.
8) Apabila benda kerja terlalu besar atau mata bor terlalu dekat jaraknya
dengan benda kerja maka kedudukan table dapat diatur dengan
menggunakan table clamp sesuai dengan jarak yang diingikan
9) Mengatur kecepatan putar spindle yang sesuai dengan benda kerja.

B. Saat Menjalankan Mesin


Adapun prosedur yang harus dilakukan saat menjalankan mesin sebagai
berikut :
1) Menyalakan mesin dengan memutar main switch dan two speed
switch, dan lakukan pengeboran dengan memutar drilling lever.
2) Memutar drilling lever dengan perlahan untuk menghindari kerusakan
mata mesin bor, rapikan sisi baju yang dapat terkena mesin bor
terutama pada lengan baju, serta singkirkan benda yang dapat
menghalangi proses pengeboran untuk menghindari kecelakaan

Kelompok 1
3) Segera mematikan mesin jika terjadi gangguan.

C. Setelah Selesai Pengerjaan


Adapun prosedur yang harus dilakukan saat menjalankan mesin sebagai
berikut :
1) Mematikan mesin dengan menekan main switch dan two speed
switch .
2) Melepaskan benda kerja dari mesin.
3) Membersihkan benda kerja dan mesin dari chip atau geram yang
menempel.
4) Mengembalikan peralatan ke tempat semula.

Kelompok 1
BAB IV
Hasil dan Pembahasan

1. Hasil
A. Data yang Didapat Saat Praktikum
Adapun hasil yang didapat saat praktikum drilling kali ini sebagai
berikut :

1) l w = 1,5 mm
2) d = 4 mm
3) z = 2
4) n = 180 rpm
5) t 1 = 7 s
6) t 2 =6s
7) t 3 = 5,45 s
8) t 4 = 4,55 s
B. Rumus yang Digunakan Pada Proses Drilling
Adapun rumus yang digunakan pada saat praktikum drilling sebagai
berikut :
1) Kecepatan Potong ( v )
v=( π . d .n) ;mm/menit

2) Gerak Makan Pergigi ( f z ¿


f z =v f /(z . n) ;mm

3) Kecepatan pengurangan volume benda ( Z )


2
Z(π . d . v f / 4) ;mm3/menit

4) Kecepatan Pemakanan Benda ( v f )


v f =l w /t ;mm/menit

Kelompok 1
dimana :
d=diameter drill ; mm
z= jumlah gigi drill z=2
v f =kecepatan pemakanan; mm /menit
n=putaran chuck atau benda kerja; putaran/menit (RPM )
l w =kedalaman pengerjaan ; mm

C. Tabel Data Percobaan 1 (t = 7 s)

Perhitungan Hasil
v 3,14 × 4 mm × 180rpm 226 mm /menit
fz 12,5 mm/menit 0,04 mm
2× 18 RPM
Z 2
3,14 × 4 mm ×12,5 mm/menit
3
157 mm /menit
4

D. Tabel Data Percobaan 2 (t= 6 s)


Perhitungan Hasil
v 3,14 × 4 mm × 180rpm 226 m/ menit
fz 15 mm/menit 0,04 mm
2× 18 RPM
Z 2
3,14 × 4 mm ×15 mm/menit 187 mm3 /menit
4

Kelompok 1
E. Tabel Data Percobaan 3 (t = 5,45 s)
Perhitungan Hasil
v 3,14 × 4 mm × 180 RPM 226 mm /menit
fz 16,67 mm/menit 0,05 mm
2× 180 RPM
Z 2
3,14 × 4 mm ×1,667 mm/menit
3
215 mm /menit
4

F. Tabel Data Percobaan 4 (t = 4,55 s)

Perhitungan Hasil
v 3,14 × 4 mm × 180 RPM 226 m/ menit
fz 19,79mm /menit 0,06 mm
2× 180 RPM
Z 2
3,14 × 4 mm ×19,79 mm/menit
3
25 mm /menit
4

G. Grafik Perbandingan Data Percobaan 1-4


0.0025

0.002

0.0015

0.001

0.0005

0
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4

v fz Z

Gambar 3.1.5 Grafik Perbandingan Data Percobaan 1-4

Kelompok 1
2. Pembahasan
Proses drilling atau dalam bahasa indonesia disebut juga dengan proses
pengeboran adalah proses yang dilakukan dalam hal manufacturing. Proses
pengeboran bertujuan untuk melubangi benda kerja yang akan dikerjakan.
Pada proses pengeboran kali ini mesin bor yang digunakan adalah mesin bor
duduk seperti yang ada pada bab 3. Pada mesin bor terdapat bagian-bagian
yang mendukung mesin bor itu sendiri seperti dudukan, tiang, meja, spindle,
spindle head, drill feed handle, mata bor, dan kelistrikan yang mencakup
tombol on/off, kabel colokan dan motor listrik. Penggunaan dari mesin bor
adalah menaik turunkan drill feed handle ke arah tujuan yang ingin di lubangi
agar mata bor memakan benda kerja sehingga benda kerja menjadi berlubang.
Pada saat proses pengeboran terdapat bermacam data yang didapat
seperti kedalaman pengerjaan benda kerja yaitu 2mm, diameter mata bor
yaitu 4mm, jumlah gigi mata bor yaitu 2, dan kecepatan pemakanan, putaran
dari mesin atau mata bor itu sendiri. Dari data yang didapat praktikan disuruh
menghitung kecepatan potong, gerak makan per gigi, dan kecepatan
pengurangan volume benda. Dari grafik yang disediakan terlihat bahwa
semakin cepat waktu pengeboran maka gerak makan pergigi semakin cepat
begitu juga dengan kecepatan pengurangan volume benda, hal tersebut
dikarenakan untuk mencari nilai keduanya menggunakan waktu saat
pengeboran. Sedangkan untuk kecepatan potong semuanya sama karena tidak
melibatkan waktu dalam perhitungannya.

Kelompok 1
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat pada praktikum drilling kali ini
sebagai berikut :
A. Pada praktikum ini dikenalkan tentang mesin-mesin perkakas yang ada
serta cara pengoperasiannya.
B. Pada praktikum ini juga diajarkan tentang apa itu mesin perkakas dan
fungsinya.
C. Pada praktikum ini praktikan diajarkan tentang cara penggunaan mesin
bor.
D. Pada praktikum kali ini juga praktikum diajarkan tentang cara pengeboran
benda kerja menggunakan mesin bor.
E. Kecepatan waktu pengeboran mempengaruhi gerak makan pergigi dan
pengurangan volume benda.

2. Saran
Adapun saran yang diberikan pada saat melakukan praktikum drilling
sebagai berikut :
A. Pengarahan asisten praktikum terhadap praktikan tentang data yang
diambil harus lengkap pada saat praktikum.
B. Diperlukannya pengoperasian bermacam mesin bor agar praktikan
mendapat pengalaman tentang macam-macam mesin bor.
C. Pada waktu pengerjaan laporan pengarahan asisten praktikum terhadap apa
yang ditulis di laporan harus lengkap.
D. Praktikan mendapatkan alat perlindungan diri yang lengkap seperti kaca
pelindung, sepatu dan sarung tangan agar tidak terjadi kecelakaan.

Kelompok 1
E. Pemantauan sepenuhnya dari asisten praktikum agar tidak terjadi human
error terhadap praktikan pada saat praktikum.

Kelompok 1
DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi, a. N. (2021). Pengaruh Variasi Putaran Mesin Terhadap Waktu


Pengeboran Dengan Material Alumunium AL 6063 Pada Mesin Bor
Duduk. Jurnal Mechanical Engineering.

Ansyori, A. (2019). Pengaruh Diameter Mata Bor Terhadap Tingkat Kehalusan


Permukaan Lubang Bor Pada Proses Permesinan Bor Magnesium AZ31.
Jurnal Teknik Mesin.

Hermawan, Y. (2012). Pengaruh Putaran Spindle,Gerak Makan dan Kedalaman


Potong Terhadap Getaran Spindle Head Hasil Proses Drilling . Jurnal
ROTOR.

Mini, M. (2016). Perencanaan Mesin Bor Meja Skala Praktikum. Teknik Mesin.

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR


"CUTTING". (2021). Lampung Selatan: Laboratorium Proses Manufaktur
Institut Teknologi Sumatera
.
Riyad, S. (2016). Analisis Pengujian Pengukuran Ketelitian Mesin Drilling (Bor)
SMK Swasta di Kabupaten Ciamis. Media Teknologi.

Santoso, E. B. (2019). Pengaruh Kecepatan Pemakanan Pengeboran dan


Perlakuan Pendinginan Terhadap Kekerasan dan Efisiensi Mata Bor Pada
Material Structural Steel. Prosiding KNEP.

Waluyo, J. (2010). Pengaruh Putaran Spindle Utama Mesin Bor Terhadap


Keausan Pahat Bor dan Parameter Pengeboran Pada Proses Pengeboran
Dengan Bahan Baja. Jurnal Teknologi.

Wibowo, D. (2014). Pengeboran Baja ASTM A1011 Menggunakan Pahat High


Speed Steel dalam Kondisi Dilumasi Cairan Minyak. Mechanical.

Kelompok 1

Anda mungkin juga menyukai