1. Latar Belakang
Proses permesinan merupakan proses manufaktur dimana objek
dibentuk dengan cara membuang atau meghilangkan sebagian material dari
benda kerjanya. Tujuan digunakan proses permesinan ialah untuk
mendapatkan akurasi dibandingkan proses-proses yang lain seperti proses
pengecoran, pembentukan dan juga untuk memberikan bentuk bagian dalam
dari suatu objek tertentu. Adapun jenis-jenis proses permesinan yang banyak
dilakukan antara lain : Proses bubut (turning), proses menyekrap (shaping and
planing), proses pembuatan lubang (drilling), proses mengefreis (milling),
proses menggerinda (grinding), proses menggergaji (sawing), dan yang
terakhir adalah proses memperbesar lubang (boring) .
Kelompok 1
kerja . Pahat akan mengalami keausan setelah digunakan untuk pemotongan
semakin besar
Kelompok 1
keausan pahat maka kondisi pahat akan semakin kritis. Jika pahat terus
digunakan maka keausan pahat akan semakin cepat dan menyebabkan ujung
pahat akan rusak, kerusakan yang fatal tidak boleh terjadi pada pahat sebab
gaya pemotongan yang besar akan merusak pahat bor, mesin perkakas serta
benda kerja dan dapat membahayakan operator serta berpengaruh besar pada
toleransi geometri dan kualitas permukaan produk . Pahat akan mengalami
keausan setelah digunakan untuk pemotongan, semakin besar keausan pahat
maka kondisi pahat akan semakin kritis. Jika pahat terus digunakan maka
keausan pahat akan semakin cepat dan menyebabkan ujung pahat akan rusak,
kerusakan yang fatal tidak boleh terjadi pada pahat sebab gaya pemotongan
yang besar akan merusak pahat bor, mesin perkakas serta benda kerja dan
dapat membahayakan operator serta berpengaruh besar pada toleransi
geometri dan kualitas permukaan produk.
2. Tujuan
Pada praktikum kali ini terdapat dua tujuan yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus, adapun tujuan praktikum ini sebagai berikut :
A. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari praktikum drilling yag dilaksanakan kali
ini adalah :
1) Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara
pengoperasiannya.
Kelompok 1
2) Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin
perkakas.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan umum dari praktikum drilling yag dilaksanakan kali
ini adalah :
1) Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin bor,
2) Mengetahui proses dan cara pengeboran benda kerja dengan
menggunakan mesin bor.
Kelompok 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Mesin Drilling
Proses drilling atau sering disebut dengan proses drill atau juga bisa
disebut sebagai proses pengeboran merupakan proses pemesinan yang paling
sederhana di antara proses pemesinan yang lain. Biasanya di bengkel atau
workshop proses ini dinamakan proses bor, walaupun istilah ini sebenarnya
kurang tepat. Proses drill dimaksudkan sebagai proses pembuatan lubang bulat
dengan menggunakan mata bor (twist drill). Sedangkan proses bor (boring)
adalah proses meluaskan/ memperbesar lubang yang bisa dilakukan dengan
batang bor (boring bar) yang tidak hanya dilakukan pada Mesin Drill, tetapi
bisa juga dengan Mesin Bubut, Mesin Freis, atau Mesin Bor. Berikut
menunjukkan mesin drill.
Kelompok 1
2. Mesin Perkakas
Mesin-mesin perkakas adalah suatu alat yang berfungsi sebagai
pembuat komponen atau macam-macam benda kerja misalnya komponen-
komponen permesinan, mesin perkakas untuk keperluan industri,benda-benda
untuk kebutuhan rumah tangga, dan benda benda lain yang merupakan hasil
pengerjaan mesin perkakas. Adapun yang disebut dengan mesin perkakas di
sini adalah mesin bubut, mesin frais,mesin potong, mesin penekuk, mesin
sekrap atau mesin ketam, mesin gerinda silinder dan gerinda datar, drilling
atau bor, dan mesin perkakas yang lain yang fungsinya sebagai pembuat
produk komponen permesinan.
Kelompok 1
pedoman jika si pekerja si montir mesin perkakas tidak mempunyai test chart
sesuai dengan
Kelompok 1
yang sedang diperbaiki). Hal tersebut mungkin sekali bisa terjadi, karena
dalam perbaiki terjadi pengurangan ukuran akibat dari pengikiran dan atau
pengerjaan dengan mesin, selain itu kesalahan dalam menempatkan posisi
komponen mesin dalam susunannya semula juga berpengaruh sekali. Dengan
demikian sangatlah perlu mengadakan pengetesan pada mesin- mesin
perkakas yang telah selesai mengalami proses perbaikan (repairing). Untuk
mengetahui ketelitian dari mesin perkakas diperlukan suatu standard ketelitian
yang khusus digunakan untuk pengetesan ketelitian geometris dari mesin
perkakas tersebut. Adapun klasifikasi ketelitian geometris dari mesin perkakas
dapat diperoleh dari sejumlah standart yaitu:
A. Standart ISO
B. Standart BSA
C. Standart Schlengiser
D. Standart DIN
E. Standart Solomon
F. Dan lain sebagainya
3. Elemen Pahat
Elemen Pahat terdiri dari badan (body), pemegang (Shank) dan
sumbu pahat (Tool Axis). Bidang pahat merupakan permukaan aktif pahat, tiga
bidang akif dari pahat adalah : (Waluyo, 2010)
A. Bidang Beram
B. Bidang Utama
C. Bidang Bantu
Kelompok 1
Mata potong merupakan tepi dari bidang beram yang aktif memotong,
ada dua jenis mata potong :
A. Mata Potong Utama
B. Mata Potong Bantu
4. Cairan Pendingin
Dalam segala operasi pembentukan dan pemotongan maka akan terjadi
panas yang tinggi sebagai akibat dari gesekan, dan kalau temperatur dan
tekanan tidak dikendalikan, maka permukaan logam cenderung untuk melekat
satu sama lain, oleh karena itu dibutuhkan media pendingin (lubricant). Secara
umum coolant adalah media pendingin yang digunakan untuk mendinginkan
benda kerja dan alat potong pada saat proses permesinan. Digunakan pula
untuk melumasi alat potong sehingga memiliki umur pakai yang lebih
lama.Pelumas bertujuan untuk mengurangi seminimal mungkin terjadinya
pergesekan dan penyerapan panas yang ditimbulkan oleh pergesekan antara
bagian-bagian mesin yang saling bergesek. Dimana fungsi dari media
pendingin tersebut diantaranya:
A. Mengurangi temperatur pahat dan benda kerja.
B. Memperbaiki penyelesaian permukaan.
C. Menaikkan umur pahat..
D. Menurunkan daya yang diperlukan.
Kelompok 1
dan bahan pada umumnya. Untuk bagian yang lebih keras, maka sudut mata
pahat lebih besar dan akan memberikan prestasi yang lebih baik. (Waluyo,
2010)
6. Proses Manufaktur
Manufaktur adalah kata yang berasal dari bahasa Latin, yaitu manus
factus yang berarti dibuat dengan tangan. Sedangkan kata manufacture muncul
pertama kali pada tahun 1576, dan kata manufacturing muncul tahun 1683.
Jika kita melihat kata “manufaktur”, dalam arti yang paling luas, adalah proses
merubah bahan baku menjadi suatu produk. Proses merubah bahan baku
menjadi suatu produk ini meliputi perancangan produk, pemilihan material,
dan tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang
lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku
melalui bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan
yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. Sesuai
dengan definisi manufaktur, keilmuan teknik manufaktur mempelajari
perancangan produk manufaktur dan perancangan proses pembuatannya serta
pengelolaan sistem produksinya (sistem manufaktur). Meskipun teknik
manufaktur pada berbagai perguruan tinggi memiliki ke-khas-an sendiri-
sendiri namun selalu ada bagian yang sama pada jurusan-jurusan tersebut.
Kelompok 1
pembuatannya melalui berbagai proses manufaktur. Sebagai ilustrasi, mari
kita perhatikan dan kita periksa beberapa obyek di sekitar kita: kursi, stapler,
pensil, kalkulator, telpon, dispenser. Kita segera akan menyadari bahwa semua
obyek tersebut mempunyai bentuk yang berbeda. Benda-benda tersebut tidak
akan bisa kita jumpai ada di alam ini sebagaimana seolah-olah tersedia begitu
saja di ruangan kita. Benda-benda tersebut telah ditransformasikan
(diciptakan/dibuat) dari berbagai material dan dirakit hingga menjadi benda-
benda yang kita pergunakan sehari-hari. Semua benda-benda yang kita jumpai
tersebut dibuat melalui berbagai proses yang disebut manufaktur
(manufacturing). Di samping produk-produk akhir tersebut, manufaktur juga
melibatkan aktifitas dimana produk yang dibuat dipergunakan untuk membuat
produk. Produk tersebut adalah mesin-mesin yang dipakai untuk membuat
berbagai macam produk. Misalnya mesin press untuk membuat plat lembaran
menjadi bodi mobil, mesin-mesin untuk membuat komponen mesin lainnya,
atau mesin jahit untuk memproduksi pakaian. (Wibowo, 2014)
Kelompok 1
Gambar 2.8.1 Mesin Bor Duduk
(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)
B. Mesin Bor Radial
Kelompok 1
Gambar 2.8.3 Mesin Bor Tangan
(Sumber : https://teknikece.com/mesin-bor/)
Kelompok 1
Gambar 2.8.5 Mesin Bor Koordinat
Sumber : https://www.teknikmart.com
F. Mesin Bor Poros
Mesin ini juga dikenal sebagai mesin bor gang. Mesin memiliki lebih
dari satu spindel. Umumnya, satu meja terdiri atas 4 spindel. Mesin juga
dimanfaatkan dalam melakukan beragam pengoperasian sekaligus. Hal ini
dianggap lebih cepat dalam memperoduksi spindel lebih dalam sebuah
kepala penggerak. (Mini, 2016)
8. Temperatur
Seperti pada semua operasi logam, energy yang dihasilkan dalam operasi
pengeboran diubah menjadi panas, yang mana pada akhirnya akan menaikan
temperatur pada daerah pengeboran tersebut, dan dengan naiknya kecepatan
potong maka otomatis panas yang dihasilkan juga meningkat. Hampir semua
energy pengeboran diubah menjadi energy panas/ laju panas yang ditunjukan
oleh daya pengeboran melalui proses geram antara/tatal dengan pahat serta
antara pahat dengan benda kerja. Dan semakin tinggi kecepatan putaran spidel
utama mesin bor maka semakin besar presentase panas yang terbawa oleh
geram/tatal. Pengetahuan perial kenaikan temperatur perlu diperhatikan karena
kenaikan temperatur dapan menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan, antara
lain :
A. Bisa mempengaruhi kekuatan, kekerasan dan keausan pada pahat bor.
B. Menyebabkan perubahan dimensi benda kerja, sehingga akan sulit
memperoleh ketelitian yang baik.
Kelompok 1
C. Dapat mempengaruhi kerusakan sehingga akan mempengaruhi umur pakai
mesin perkakas/mesin bor.
D. Dapat mempengaruhi umur pakai pahat, sehingga pemakaian pahat tidak
efisien.
Kelompok 1
C. Lepaskan mata bor dengan benar setelah mesin digunakan
D. Chips harus dibersihkan menggunakan kuas.
E. T-slots, grooves, spindles sleeves, belts, and pulley harus dibersihkan.
F.Mesin diolesi dengan cairan anti karat untuk mencegah dari berkarat.
G. Pastikan untuk alat pemotong berjalan lurus (stabil) sebelum memulai
operasi.
H. Jangan menempatkan alat-alat lain di meja pemboran.
B. Feed Drive
Feed drive merupakan gerakan pemakanan mata bor pada benda
kerja. Gerakan ini dilakukan secara manual pada mesin-mesin bor yang
sederhana dengan cara memutar drilling lever sehingga mata bor bergerak
ke arah benda kerja.
Kelompok 1
Mata bor ini memiliki sudut helix yang besar, sehingga
meningkatkan efisiensi pemotongan, tetapi batangnya lemah. Mata bor ini
digunakan untuk memotong logamlunak atau bahan yang memiliki
kekuatan rendah duduk.
Kelompok 1
Mata bor panjang merupakan memiliki Mata bor yang memiliki
zbatang/shank yang panjang yang telah ditemper, digunakan untuk
membuat lubang pada permukaan yang secara normal tidak akan dapat
dijangkau.
Kelompok 1
Lubang kecil di dalambilah pahat bor dapat digunakan untuk
mengalirkan minyakpelumas/pendingin bertekanan ke ujung mata bor.
Mata bor ini digunakan untuk membuat lubang dalam pada material yang
liat.
O. Mata bor dengan tiga atau empat sisi potong mata bor
Mata bor ini digunakan untuk memperbesar lubang yang telah
dibuat sebelumnya (dengan mata bor atau di-punch). Mata bor ini
digunakan karena memiliki produktivitas.
Kelompok 1
Maka dalam proses pembuatan sebuah komponen karakteristik permukaan
yang di kehendaki harus dapat di penuhi. Seperti halnya pada toleransi
ukuran, bentuk, dan posisi, karakteristik permukaan harus dapat
diterjemahkan kedalam gambar teknik supaya kemauan perancang dapat
dipenuhi.Oleh sebab itu, orang berusaha membuat berbagai definisi atas
berbagai parameter guna menandai/ mengidentifikasikan konfigurasi suatu
permukaan.Dinamakan parameter sebab definisi tersebut harus bisa di ukur
dengan besaran/ unit tertentu yang mungkin harus dilakukan dengan
memakai alat ukuran khusus yang dirancang untuk keperluan tersebut.
(Ansyori, 2019)
Kelompok 1
dimana :
d=diameter drill ; mm
n=putaran chuck atau benda kerja; putaran/menit (RPM )
dimana :
v f =kecepatan pemakanan; mm /menit
z= jumlah gigi drill
n=putaran chuck atau benda kerja; putaran/menit (RPM )
dimana :
n=putaran chuck atau benda kerja; putaran/menit (RPM )
v f =kecepatan pemakanan ; mm /menit
dimana :
l w =kedalaman pengerjaan ; mm
t = waktu yang dibutuhkan selama pengeboran
Kelompok 1
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum drilling (pengeboran) kali
ini sebagai berikut :
A. Mesin Bor
Kelompok 1
Gambar 3.1.1.1 Base
(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)
2) Tiang (Coloumn)
Bagian dari mesin bor yang digunakan untuk menyangga bagian-bagian
yang digunakan untuk proses pengeboran. Column berbentuk silinder
yang mempunyai alur atau rel untuk jalur gerak vertikal dari meja
kerja.
3) Meja (Table)
Bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di bor.
Meja kerja dapat disesuaikan secara vertikal untuk mengakomodasi
ketinggian pekerjaan yang berbeda atau bisa berputar ke kiri dan ke
kanan dengan sumbu poros pada ujung yang melekat pada tiang
(column). Untuk meja yang berbentuk lingkaran bisa diputar 360º
dengan poros ditengah-tengah meja. Kesemuanya itu dilengkapi
Kelompok 1
pengunci (table clamp) untuk menjaga agar posisi meja sesuai dengan
yang dibutuhkan.Untuk menjepit benda kerja agar diam menggunakan
ragum yang diletakkan di atas meja.
4) Mata Bor
Adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien. Mata bor yang
paling sering digunakan adalah bor spiral, karena daya hantarnya yang
baik, penyaluran serpih (geram) yang baik karena alur-alurnya yang
berbentuk sekrup, sudut-sudut sayat yang menguntungkan dan bidang
potong dapat diasah tanpa mengubah diameter bor. Bidang– bidang
potong bor spiral tidak radial tetapi digeser sehingga membentuk garis-
garis singgung pada lingkaran kecil yang merupakan hati bor.
5) Spindle
Bagian yang menggerakkan chuck atau pencekam, yang memegang
atau
Kelompok 1
mencekam mata bor.
6) Spindle Head
Merupakan rumah dari konstruksi spindle yang digerakkan oleh motor
dengan sambungan berupa belt dan diatur oleh drill feed handle untuk
proses pengeborannya.
Kelompok 1
Gambar 3.1.1.7 Drill Feed Handle
(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)
8) Pully
Pully berguna sebagai tempat untuk menaruh atau memasang vee belt
yang digunakan untuk mengatur kecepatan dari spindle head untuk
memutar spindle dan mata bor.
9) Motor Listrik
Kelompok 1
Motor lisrik berguna untuk menggerakan mesin bor agar mesin bor
dapat digunakan.
Kelompok 1
C. Stopwatch
D. Penitik
Penitik berfungsi untuk memberikan titik pada tujuan benda kerja
yang ingin dilubangi.
E. Sarung Tangan
Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan praktikan dari berbagai
macam kesalahan.
Kelompok 1
Gambar 3.1.5 Sarung Tangan
(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)
F. Kaca Pelindung
Kaca pelindung berfungsi untuk melindungi wajah terutama mata
praktikan dari percikan benda kerja.
G. Sepatu
Kelompok 1
Sepatu berfungsi untuk melindungi kaki praktikan dari kegagalan
manufaktur benda kerja.
H. Penggaris
I. Masker
Kelompok 1
J. Penngores
2. Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum drilling (pengeboran) kali
ini sebagai berikut :
A. Plat Eser 1,5mm
Plat besi yang dipakai pada praktikum ini adalah benda kerja yang
ingin dilubangi. Nama plat besi yang digunakan adalah plat eser dengan
tebal 1,5mm.
Kelompok 1
Gambar 3.2.1 Plat Eser 1,5 mm
(Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur ITERA)
Kelompok 1
3. Prosedur Praktikum
A. Sebelum Menjalankan Mesin
Adapun prosedur yang harus dilakukan sebelum menjalankan mesin
sebagai berikut :
1) Memeriksa keadaan mesin dan kelengkapannya.
2) Menyiapkan benda kerja maupun peralatan penunjang lain yang
dibutuhkan dalam proses pengeboran.
3) Menyiapkan benda kerja ( plat,kayu dan lain lain ), tandai bagian-
bagian yang akan di bor dengan penitik.
4) Memasang mata bor pada drill chuck kemudian jepit dengan erat mata
bor dengan menggunakan kunci drill chuck.
5) Mengatur kedudukan benda kerja pada table, sehingga mata bor dapat
menjangkau bagian yang akan dibor dengan tepat.
6) Saat posisi mesin mati, menurunkan mata bor yang sudah terpasang
dengan menggunakan drilling lever untuk memastikan apakah bagian
yang akan dibor sudah tepat kedudukannya.
7) Kemudian menjepit bila perlu benda kerja yang akan dibor dengan
menggunakan ragum.
8) Apabila benda kerja terlalu besar atau mata bor terlalu dekat jaraknya
dengan benda kerja maka kedudukan table dapat diatur dengan
menggunakan table clamp sesuai dengan jarak yang diingikan
9) Mengatur kecepatan putar spindle yang sesuai dengan benda kerja.
Kelompok 1
3) Segera mematikan mesin jika terjadi gangguan.
Kelompok 1
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
A. Data yang Didapat Saat Praktikum
Adapun hasil yang didapat saat praktikum drilling kali ini sebagai
berikut :
1) l w = 1,5 mm
2) d = 4 mm
3) z = 2
4) n = 180 rpm
5) t 1 = 7 s
6) t 2 =6s
7) t 3 = 5,45 s
8) t 4 = 4,55 s
B. Rumus yang Digunakan Pada Proses Drilling
Adapun rumus yang digunakan pada saat praktikum drilling sebagai
berikut :
1) Kecepatan Potong ( v )
v=( π . d .n) ;mm/menit
Kelompok 1
dimana :
d=diameter drill ; mm
z= jumlah gigi drill z=2
v f =kecepatan pemakanan; mm /menit
n=putaran chuck atau benda kerja; putaran/menit (RPM )
l w =kedalaman pengerjaan ; mm
Perhitungan Hasil
v 3,14 × 4 mm × 180rpm 226 mm /menit
fz 12,5 mm/menit 0,04 mm
2× 18 RPM
Z 2
3,14 × 4 mm ×12,5 mm/menit
3
157 mm /menit
4
Kelompok 1
E. Tabel Data Percobaan 3 (t = 5,45 s)
Perhitungan Hasil
v 3,14 × 4 mm × 180 RPM 226 mm /menit
fz 16,67 mm/menit 0,05 mm
2× 180 RPM
Z 2
3,14 × 4 mm ×1,667 mm/menit
3
215 mm /menit
4
Perhitungan Hasil
v 3,14 × 4 mm × 180 RPM 226 m/ menit
fz 19,79mm /menit 0,06 mm
2× 180 RPM
Z 2
3,14 × 4 mm ×19,79 mm/menit
3
25 mm /menit
4
0.002
0.0015
0.001
0.0005
0
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4
v fz Z
Kelompok 1
2. Pembahasan
Proses drilling atau dalam bahasa indonesia disebut juga dengan proses
pengeboran adalah proses yang dilakukan dalam hal manufacturing. Proses
pengeboran bertujuan untuk melubangi benda kerja yang akan dikerjakan.
Pada proses pengeboran kali ini mesin bor yang digunakan adalah mesin bor
duduk seperti yang ada pada bab 3. Pada mesin bor terdapat bagian-bagian
yang mendukung mesin bor itu sendiri seperti dudukan, tiang, meja, spindle,
spindle head, drill feed handle, mata bor, dan kelistrikan yang mencakup
tombol on/off, kabel colokan dan motor listrik. Penggunaan dari mesin bor
adalah menaik turunkan drill feed handle ke arah tujuan yang ingin di lubangi
agar mata bor memakan benda kerja sehingga benda kerja menjadi berlubang.
Pada saat proses pengeboran terdapat bermacam data yang didapat
seperti kedalaman pengerjaan benda kerja yaitu 2mm, diameter mata bor
yaitu 4mm, jumlah gigi mata bor yaitu 2, dan kecepatan pemakanan, putaran
dari mesin atau mata bor itu sendiri. Dari data yang didapat praktikan disuruh
menghitung kecepatan potong, gerak makan per gigi, dan kecepatan
pengurangan volume benda. Dari grafik yang disediakan terlihat bahwa
semakin cepat waktu pengeboran maka gerak makan pergigi semakin cepat
begitu juga dengan kecepatan pengurangan volume benda, hal tersebut
dikarenakan untuk mencari nilai keduanya menggunakan waktu saat
pengeboran. Sedangkan untuk kecepatan potong semuanya sama karena tidak
melibatkan waktu dalam perhitungannya.
Kelompok 1
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat pada praktikum drilling kali ini
sebagai berikut :
A. Pada praktikum ini dikenalkan tentang mesin-mesin perkakas yang ada
serta cara pengoperasiannya.
B. Pada praktikum ini juga diajarkan tentang apa itu mesin perkakas dan
fungsinya.
C. Pada praktikum ini praktikan diajarkan tentang cara penggunaan mesin
bor.
D. Pada praktikum kali ini juga praktikum diajarkan tentang cara pengeboran
benda kerja menggunakan mesin bor.
E. Kecepatan waktu pengeboran mempengaruhi gerak makan pergigi dan
pengurangan volume benda.
2. Saran
Adapun saran yang diberikan pada saat melakukan praktikum drilling
sebagai berikut :
A. Pengarahan asisten praktikum terhadap praktikan tentang data yang
diambil harus lengkap pada saat praktikum.
B. Diperlukannya pengoperasian bermacam mesin bor agar praktikan
mendapat pengalaman tentang macam-macam mesin bor.
C. Pada waktu pengerjaan laporan pengarahan asisten praktikum terhadap apa
yang ditulis di laporan harus lengkap.
D. Praktikan mendapatkan alat perlindungan diri yang lengkap seperti kaca
pelindung, sepatu dan sarung tangan agar tidak terjadi kecelakaan.
Kelompok 1
E. Pemantauan sepenuhnya dari asisten praktikum agar tidak terjadi human
error terhadap praktikan pada saat praktikum.
Kelompok 1
DAFTAR PUSTAKA
Mini, M. (2016). Perencanaan Mesin Bor Meja Skala Praktikum. Teknik Mesin.
Kelompok 1