BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perkakas atau alat bantu berupa jig and fixture memberikan peranan penting
dalam proses pengerjaan material atau benda kerja pada sektor manufaktur. Penepat
dan pencekam (jig and fixture) merupakan salah satu alat atau “perkakas bantu”
yang dipakai untuk mengarahkan, memposisikan, mendukung, melindungi dan
memegang benda kerja agar bisa diproses oleh mesin perkakas dan mesin-mesin
produksi lainnya termasuk pengelasan. (http://id.wikipedia.org)
6
Desain jig ini kurang sesuai digunakan dalam proses portable line
boring machine untuk pengerjaan material berbentuk silindris atau tabung.
Selain itu, proses pencekaman pada benda kerja atau material juga akan sulit
karena tidak dilengkapi pencekam atau fixture. Sehingga benda kerja akan
mudah goyah dan bergerak saat proses boring dilakukan. Benda kerja tidak
berada pada kondisi steady atau diam pada posisi tepatnya.
Pada desain jig and fixture portable line boring machine ini dipilih bentuk
locator yang sesuai untuk benda kerja silindris (pipa) yaitu bentuk prisma atau Ve
dengan pertimbangan komponen yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, lebih
murah, solid, kuat dan sangat cocok untuk pencekaman benda kerja berbentuk
silindris. Selain itu, tuntutan pengoperasian (ergonomi dan elemen operasi mudah
dikenali), konstruksi (tidak berlebihan atau over design) dan keamanan (jauh dari
bahaya listrik dan kegagalan pencekaman) menjadi pertimbangan umum yang harus
diperhatikan dalam perancangan jig and fixture.
kerja tetap pada posisinya. Secara umum alat penepat dan pencekam (jig and
fixture) terdiri dari 3 bagian: (Sumber: http://id.wikipedia.org)
Pada desain jig and fixture portable line boring machine ini, untuk main
body jig and fixture dipilih jenis rangka konstruksi tuangan (cor) dengan
pertimbangan bahwa besi tuang dapat meredam getaran akibat proses pemotongan
material lebih baik dibandingkan jenis rangka yang lain. Serta dengan tambahan
rangka kontruksi baut untuk penyambungan antar bagian-bagian dari main body dan
12
juga bagian support body jig and fixture dengan pertimbangan ketepatan posisi
(jarak maupun penyetelan posisi) dapat dilakukan setelah proses pengikatan baut
dan elemen yang rusak mudah untuk dapat diganti.
tersebut maka dapat diketahui apakah bahan itu dapat dikerjakan dengan
mesin atau tidak.
4. Mudah didapat di Pasaran
Bahan yang akan digunakan seharusnya dapat dengan mudah
didapat di pasaran. Sehingga memudahkan dalam memilih, mengganti atau
memperbaiki komponen yang rusak dan dapat diusahakan adanya alternatif
pengganti bila bahan tidak ada. Selain itu harga bahan yang akan digunakan
diusahakan semurah mungkin namun memiliki kekuatan sesuai dengan
perancangan.
2.4.1 Diagram Tegangan – Regangan
1. Proporsional limit
Hukum Hooke berlaku sampai proporsional limit yaitu batas dari tegangan
pada diagram tegangan- regangan mulai menyimpang pada garis lurus.
2. Elastic limit
Elastic limit terjadi jika setelah melalui titik proporsional limit beban
terus dinaikkan hingga mencapai titik elastic limit. Pada titik ini disebut
elastic limit yang berarti bahwa bertambahnya tegangan yang terjadi pada
material tanpa menimbulkan deformasi plastis atau permanen.
3. Yield stress
Jika beban tarik pada material terus dinaikkan di luar titik elastic
limit, maka deformasi plastis akan terjadi. Dalam hal ini apabila beban
ditiadakan, maka material tidak dapat kembali pada bentuk dan ukuran
seperti semula.
4. Ultimate stress
5.Fracture
𝑚
ρ= (2-1)
𝑉
dengan m = Massa benda (kg)
V = Volume benda (mm²)
ρ = Massa jenis benda (kg/mm³)
2. Gaya Potong
Gaya potong adalah besarnya gaya yang dibutuhkan cutting tool untuk
dapat memotong benda kerja. Gaya potong ini menjadi acuan desain dalam
menentukan kekuatan material yang dirancang. (Westerman Table. Hal: 96)
𝐹 = 𝑎 × 𝑠 × 𝑘𝑐 (2-2)
dengan F = Gaya potong (N)
a = Depth of cut (N/mm)
s = Feedrate (mm/rev)
𝑘𝑐 = Konstanta gaya spesifik material (kg/mm2)
𝛼 = 2. 𝛽 (2-4)
5. Torsi
Perhitungan torsi atau momen puntir yang terjadi pada suatu material
(khususnya poros) ada berbagai macam persamaan yaitu:
T = Fx r (2-6)
(Sumber: online)
𝜏. 𝐼
𝑇= (2-7)
𝐶
Dimana:
P = Daya (HP)
𝑛 = Putaran mesin (rpm)
𝑇 = Torsi (N.m)
𝐼 = Momen inersia polar (mm4)
𝐹 = Gaya (N)
𝑟 = panjang lengan putar (mm)
𝐶 = jari-jari penampang lingkaran (mm)
𝜏 = tegangan geser (kg/mm2)
𝑛 = putaran poros (put/menit)
Mw = Momen puntir (kg.mm)
1
5,1
ds = [ τ √(K m . M)2 + (K t . T)2 ] 3 (2-9)
a
Dimana:
𝟑 16 . T
d = √π . (2-10)
𝜏𝑎
Dimana :
kekuatan tarik σB (kg/mm²), dan disebelah kanan titik adalah 1/10 (σγ/ σB).
Ulir ini mempunyai sudut 60°. Diameter luar (D) dinyatakan dalam
inchi. Untuk ulir halus digunakan UNF, contohnya 1”- 12 UNF artinya
diameter luar (D) = 1”, angka 12 adalah kisar tiao inchi.
3. Ulir Withwort
Ulir ini mempunyai sudut 55° dan termasuk ulir kasar.
5. Ulir Trapesium
Ulir trapesium banyak dipakai untuk sambungan- sambungan yang
bergerak seperti halnya pada ulir pesegi sudut ulirnya adalah 30°. DI
samping tunggal ada pula yang ganda 2, ganda 3 dan seterusnya.
F= A. 𝜎̅𝑡 (2-11)
2. Pembebanan Melintang
Pembebanan melintang terjadi apabila kita menyambung dua buah
plat atau lebih dengan menggunakan baut, sedangkan pada plat terjadi gaya
tarik kesamping. Bagian baut yang menerima tarikan yang paling besar
adalah di tempat dimana kedua plat terjadi berimpitan. Maka gaya F yang
bekerja pada bagian baut tadi didasarkan atas pergeseran.
23
F = n.A.τd (2-13)
τd = 0,8 x σt
a) Through bolt
Pada jenis sambungan seperti gambar 2.11 (a) paling cepat proses
pembuatanya karena kedua part di bor tembus langsung, namun harus
menambahkan pengunci mur diujung satunya, jenis ini mudah dalam
pelepasannya tinggal memutar salah satu pengunci mur atau kepala baut,
b) Tap bolt
Pada jenis ini sambungan seperti gambar 2.11 (b) bagian salah satu
part dibor kemudian ditap yang difungsikan sebagai pengganti mur, dan
pada part satunya hanya di bor saja lebih besar dari diameter luar baut. Pada
jenis ini tidak membutuhkan sebuah mur dan sering ditemui pada mesin
perkakas namun cukup lama proses pembuatanya dibanding through bolt.
c) Stud bolt
Pada jenis ini seperti gambar 2.11 (c) kedua part yang akan di
sambung dibor kemudian di tap, jenis ini tidak memerlukan baut dan
pembuatanya relative lama.
*)www.fullermetric.com/technical/information/tech_mechanical _properties.aspx
2.4.6 Suaian
Suaian adalah pasangan lubang dan poros atau sebaliknya, baik poros
dan lubang mempunyai diameter nominal sama toleransi khusus tertentu
kemudian selisih dari toleransi tersebut adalah suaian. Suaian dibagi
menjadi 3 yaitu:
1. Suaian Longgar
2. Suaian Transisi
3. Suaian Sesak
H8 H7
Longgar masih
e8
terasa
h9 h6
Keterangan Contoh penggunaan
Suaian Lubang
H11 Longgar besar Lubang baut
Longgar sangat Bantalan luncur untuk
D10 besar mesin pertanian
E9 Longgar besar Silinder untuk torak
F8 Longgar terasa Bantalan luncur (bushing)
Pada desain jig and fixture portable line boring machine ini, untuk poros
penggerak pencekam jig and fixture dipilih jenis ulir trapesium dengan
pertimbangan bahwa ulir trapesium merupakan salah satu bentuk ulir daya yang
biasa digunakan pada alat bantu cekam, sedangkan bahan poros yang digunakan
adalah tipe S50C dengan pertimbangan bahwa sifat mekanis, fisis dan teknis dari
bahan tersebut yang kuat serta mudah ditemukan di pasaran. Kemudian, poros
penggerak table untuk dudukan jig and fixture digunakan bahan yang sama seperti
poros penggerak cekam hanya saja digunakan ulir metris dengan pertimbangan
lebih mudah/sederhana dalam pembuatannya dan juga pada table menggunakan
poros bantu untuk rel dengan poros tanpa ulir, sehingga beban yang ditimbulkan
tidak terpusat pada satu poros saja.
Pemilihan bahan pada desain untuk poros penggerak saddle jig and fixture
digunakan bahan baja untuk poros tipe S45C dengan pertimbangan sifat bahan yang
cukup kuat dan mudah ditemukan di pasaran. Sedangkan untuk sambungan baut
dipilih baut tipe ISO dengan Grade 8.8 dengan pertimbangan mudah untuk didapat
di pasaran. Kemudian, untuk suaian basis poros dipilih suaian transisi dengan kode
N6 dengan pertimbangan komponen jig and fixture supaya dapat dilepas-pasang,
sedangkan suaian basis lubang dipilih juga suaian transisi dengan kode P9 atau K7.