Anda di halaman 1dari 10

Febriza Imansuri JURNAL TEKNOLOGI dan MANAJEMEN

Agustus Vol. 17 No. 2 Tahun 2019


ISSN.1693-2285

PERANCANGAN JIG DAN FIXTURE PADA PROSES FREIS DAN GURDI UNTUK
MEMPRODUKSI KOMPONEN BASE PLATE

Febriza Imansuri1*
1
Teknik Industri Otomotif, Politeknik STMI Jakarta, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, DKI
Jakarta

*febrizaimansuri@kemenperin.go.id
ABSTRACT

Proses freis dan gurdi merupakan salah satu proses permesinan yang digunakan pada
produk base plate. Base plate merupakan sebuah komponen yang dapat digunakan sebagai
alat bantu dalam pembuatan produk. Jig dan fixture pada dasarnya merupakan suatu alat
bantu yang digunakan dalam proses pemesinan agar dapat menghasilkan duplikasi part
yang lebih akurat. Fixture merupakan suatu alat bantu yang berfungsi untuk
memposisikan, memegang, dan menahan benda kerja selama proses produksi atau proses
permesinan. Sedangkan jig pada alat bantu jig dan fixture berfungsi sebagai alat utama
yang berperan untuk mengarahkan mata pahat pada benda kerja yang akan di proses sesuai
operasi yang di inginkan. Tujuan perancangan alat bantu dalam pembuatan komponen base
plate adalah untuk meningkatkan efesiensi dan produktivitas manufaktur, mengurangi
waktu set up mesin, mengurangi biaya dalam proses manufaktur, meningkatkan akurasi
dan kepresisian produk dan mengurangi waktu kerja dan mempermudah proses
permesinan. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan perancangan jig dan fixture pada
proses freis dan gurdi untuk memproduksi komponen base plate.

Kata Kunci : Base Plate, Design, Jig dan


Fixture
PENDAHULUAN
Base plate merupakan sebuah komponen
yang dapat digunakan sebagai alat bantu
dalam pembuatan produk pada proses
pemesinan mesin freis dan gurdi. Base
plate digunakan agar dapat menahan Gambar 1. Komponen Base Plate
benda kerja yang akan dilakukan proses
pemesinannya. Prinsip kerja base plate Tujuan dari perancangan alat bantu
yaitu dengan dipasangkan pada meja dalam pembuatan komponen base
kerja, sebagai dasar fixture dimana semua plate adalah untuk meningkatkan
komponen fixture yang lain akan dirakit, efesiensi dan produktivitas
ada beberapa jenis yaitu : square, manufaktur, mengurangi waktu set up
rectangular, round, dan angular base mesin, mengurangi biaya dalam
plate. Material yang digunakan untuk proses manufaktur, meningkatkan
membuat base plate ini yaitu baja karbon akurasi dan kepresisian produk dan
rendah mild steel yaitu gabungan antara mengurangi waktu kerja dan
unsur Fe dan C, dimana kandungan mempermudah proses permesinan.
0,02%< C ≤0,2%.
Analisis ergonomi dilakukan untuk proses
produksi komponen base plate dengan
memperhatikan prinsip-prinsip
perancangan dari aspek manusia,
keamanan dan kenyamanan penggunaan
P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 47
Febriza Imansuri JURNAL TEKNOLOGI dan MANAJEMEN
Agustus Vol. 17 No. 2 Tahun 2019
ISSN.1693-2285

alat bantu tersebut. Selain itu dilakukan Dalam menempatkan locator ada
analisis terhadap ekonomi teknik dilihat beberapa prinsip dasar yang harus
dari biaya langsung dan biaya tak dipenuhi yaitu [6]:
langsung dengan membandingan 1. Locator harus bersentuhan dengan
pembuatan produk dengan alat bantu dan permukaan benda kerja
tanpa alat bantu.LANDASAN TEORI 2. Repeatability adalah kemampuan
Base Plate tool untuk menghasilkan keluaran
Base plate merupakan sebuah produk peruses pemesinan yang seragam
yang terbuat dari baja dan bentuknya 3. Toleransi benda kerja harus
disesuaikan dengan komponen yang mampu di cakup. Pada umumnya
akan dibuat dengan menggunakan toleransi tool antara 20% sampai
alat bantu. Base plate, berguna 50%
sebagai penahan benda kerja. 4. Kondisi fool proof untuk
Material yang digunakan untuk menjamin benda kerja dapat
membuat base plate yaitu baja diposisikan dengan benar
karbon rendah mild steel yaitu 5. Duplikasi locator harus
gabungan antara unsur Fe dan C, dihilangkan karena dapat
dimana kandungan unsure C sebesar meningkatkan biaya dan ketidak
0,02%<C<0,2%. Karakteristik Benda akuratan.
Kerja [1]: Clamping adalah bagian dari jig dan
1. Memiliki kekuatan yang tinggi fixture untuk menekan benda
2. Tahan aus kerja terhadap permukaan dan
3. Tahan korosi menahannya berlawanan dengan gaya
4. Murah dan mudah didapatkan pemotongan atau proses lainnya.
5. Mampu machinability baik Kriteria alat pencekam yang baik
adalah [4]:
Proses Produksi 1. Cekam tidak boleh merusak benda
Proses produksi dapat dibedakan kerja.
berdasarkan peralatan dan perkakas yang 2. Apabila ada pengaruh getaran,
digunakan dalam proses produksi tersebut. tekanan reaksi tinggi cekam harus
Terdapat beberapa kategori proses produksi bekerja secara positif.
yaitu sebagai berikut [2] : 3. Pada umumnya, mekanisme
1. Proses pemesinan (machining) pencekaman sederhana lebih baik
2. Proses pembentukan (forming) dibandingkan dengan mekanisme
3. Proses penuangan/pengecoran (casting) cekaman yang rumit.
4. Proses penyambungan (joining) 4. Jika jumlah benda kerja yang
5. Metalurgi serbuk (powder metallurgy) harus dicekam itu besar
(berfrekuensi tinggi), alat
Locator dan Clamping pencekaman hidrolis atau
Salah satu kegunaan alat bantu pneumatis yang bekerja cepat
adalah menjamin keakuratan dan harus digunakan.
kepresisian dalam memproduksi 5. Cekam yang bergerak-gerak
suatu barang. Locator memiliki sewaktu dikencangkan harus
fungsi yang sangat penting, antara dihindari, tetapi pemakaian
lain adalah sebagai berikut [3] : beberapa cekam yang condong
1. Menjamin posisi peletakkan menggerakan benda kerja
benda kerja. mendekati alat lokasi dapat
2. Menjamin kemudahan proses memberikan manfaat yang besar.
loading dan unloading.
3. Menjamin kondisi foolproof.

P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 48
Febriza Imansuri JURNAL TEKNOLOGI dan MANAJEMEN
Agustus Vol. 17 No. 2 Tahun 2019
ISSN.1693-2285

METODOLOGI
Produk base plate ini menggunakan R28 R14
proses produksi yaitu poses pemesinan
dengan menggunakan proses freis dan
gurdi. Selanjutnya penentuan
penempatan locator dan clamping
hingga didapatkan konstruksi alat
R12, 4 lubang
bantu. Analisis dilakukan terhadap
kedalaman 33 mm
aspek ergonomi dan aspek ekonomi
teknik sehingga didapatkan
kesimpulan bahwa penggunaan alat
bantu dapat mengurangi waktu
produksi dan biaya produksi.
HASIL DAN PEMBAHASAN R12, 4 lubang,
Proses Produksi kedalaman 66mm
1. Proses Freis (Milling) Gambar 3. Proses Gurdi
Proses freis adalah suatu proses
permesinan yang digunakan untuk Spesifikasi Mesin pada Proses
membuat produk dengan bentuk Terpilih
prismatik, spie dan roda gigi. Proses Proses produksi dalam pembuatan base
freis dilakukan sebanyak empat kali plate ini menggunakan mesin perkakas
diantaranya proses roughing dilakukan dalam proses pemesinan berupa :
sebanyak 10 kali pada sisi I dan proses a. Mesin Freis universal model PM-
finishing dilakukan 3 kali pada sisi I 2HU PINDAD
seperti pada Gambar 2 sebagai berikut: b. Mesin gurdi Radial Ing G.BERDA
SPA/ 35.100
Mata pahat yang digunakan dalam
proses permesinan :
a. Pahat karbida
b. Pahat end milling cutter
c. Pahat drill cutter diameter 12 mm,
14 mm, dan 28 mm

Perancangan Jig dan Fixture


Salah satu kegunaan alat bantu adalah
menjamin keakuratan dan kepresisian
Gambar 2. Tahapan Proses Freis dalam memproduksi suatu barang.
Akurat adalah kesesuaian antara produk
2. Proses Gurdi yang diinginkan dengan produk yang
Proses gurdi adalah suatu proses permesinan dihasilkan, sedangkan kepresisian
untuk proses pembuatan lubang atau adalah sedangkan kepresisian adalah
memperbesar lubang pada sebuah objek kemampuan menghasilkan produk
dengan diameter tertentu. Operasi pemesinan dengan ukuran yang sama [5].
dengan mesin gurdi untuk pembuatan 2
lubang dengan jari-jari 28 mm seperti pada Pemilihan Jenis Locator dan
gambar 3: Penempatannya
Penjelasan mengenai locator yang
mampu menghilangkan 12 arah gerakan
yang mungkin terjadi ketika proses
pemesinan dilakukan adalah sebagai

P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 49
Febriza Imansuri JURNAL TEKNOLOGI dan MANAJEMEN
Agustus Vol. 17 No. 2 Tahun 2019
ISSN.1693-2285

berikut : freis dan drill berlangsung. Arah


1. Penggunaan locator primer dengan gerak yang hilang yaitu arah gerak
menggunakan tiga buah pin yang linear X’10.
diletakkan pada base plat fixture 231 mm
dapat menghilangkan lima arah
gerakan ketika dilakukan proses freis
115.5 mm
dan drill. Skemanya dapat dilihat
pada Gambar 20. 3

Arah-arah gerakan yang dihilangkan


adalah :
• Arah gerakan linier Z’12
(kebawah) Gambar 6. Penempatan 1 Locator Tersier
• Arah gerakan angular 1, 4, 2, dan
5 4. Penggunaan clamping atas dan baut
pencekam sebagai clamping
330 mm
belakang dapat menangani arah-arah
gerakan yang masih terdapat pada
5
231 mm benda kerja.
Arah-arah gerakan yang dapat
dihilangkan adalah :

4 6
A
rah gerakan linier Z’9
• A
Gambar 4. Penempatan 3 Locator rah gerakan linier X’7
Primer • A
rah gerakan linier Y’8
• A
2. Penambahan dua buah locator rah gerakan angular 4,5,1,2
sekunder yang diletakkan pada
• A
bidang XZ, dapat menangani 8 arah
rah gerakan X’10
gerak bebas yang mungkin terjadi
Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan
pada proses freis dan drill
penempatan locator dan clamping
berlangsung.
yang digunakan dalam perancangan
Arah-arah gerakan yang dihilangkan
dapat menghilangkan 12 arah gerak
adalah :
bebas yang mungkin terjadi pada
• Arah gerak linear Y’11 benda kerja. Locator yang digunakan
(kesamping) pada alat bantu ini adalah locator yang
• Arah gerak angular 3 dan 6. berbentuk pin. Hal ini karena locator
Z

330 mm jenis ini mudah dalam penggunaannya


serta mudah diperoleh.
115.5
mm

1 2

Gambar 5. Penempatan 2 Locator Sekunder

3. Penambahan satu buah locator tersier


yang diletakkan pada bidang YZ, Gambar 4. Locator Gambar 5. Alat
dapat menangani 9 arah gerak bebas Bantu
yang mungkin terjadi pada proses

P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 50
Febriza Imansuri JURNAL TEKNOLOGI dan MANAJEMEN
Agustus Vol. 17 No. 2 Tahun 2019
ISSN.1693-2285

Pemilihan Jenis Clamping dan yang rigid untuk meletakkan locator,


Penempatannya support, clamp, dan bagian lain yang
Clamp yang digunakan pada alat dibutuhkan. Tool body yang sesuai
bantu ini adalah jenis screw clamp dengan alat bantu yang telah dirancang
karena menggunakan bentuk ulir. untuk komponen base plate ini adalah
Clamp ulir ini dalam perancangan alat tool body yang terbuat dari baja keras.
bantu diletakan pada bagian atas, Hal ini disebabkan komponen base
tujuan clamp ini diletakkan pada plate yang terbuat juga dari material
bagian atas adalah untuk menahan baja sehingga apabila digunakan
gaya linier ke atas dan juga untuk material yang lenih lunak, akan
menahan gaya angular ke atas pada mengakibatkan alat bantu cepat rusak.
saat mendrill sisi samping produk Bentuk tool body pada perancangan
yang akan dibuat. alat bantu ini berbentuk balok yang
merupakan bentuk dasar dari
Dalam penggunaan screw clamp ini komponen yang akan diproses. Tool
memiliki beberapa keuntungan yaitu body untuk alat bantu ini memiliki
biayanya murah karena bentuk clamp ukuran panjang 400 mm, lebar 300
yang sederhana, bentuk desain yang mm dan tinggi 12 mm.
sederhana, serta pemakaiannya tidak
terbatas. Sedangkan kerugian dalam
menggunakan screw clamp adalah
waktu set up yang lama karena harus
memutarnya terlebih dahulu untuk
mengencangkannya.
Gambar 7. Tool Body
Posisi clamp tidak boleh mengganggu
kerja alat potong, dalam memilih 2. Drill Bushing
posisi clamp harus diatur sedemikian Drill bushing digunakan pada proses
rupa sehingga gaya utama mata drill, reamer, tap, counterbore,
potong tetap diarahkan kepada locator countersink dan spot facing tool. Drill
karena gaya cekam hanya cukup untuk bushing yang digunakan pada alat
menahan benda ke locator sedangkan bantu ini berfungsi untuk
gaya total tetap ditahan oleh locator. mengarahkan mata pahat pada saat
proses pemesinan serta menjaga
kepresisian lubang yang dihasilkan.
Drill bushing ini berjumlah dua buah
sesuai lubang yang ingin dibuat.

Gambar 6. Clamping
Gambar 8. Drill Bushing

3. Set Block
Konstruksi Jig dan Fixture Fungsi set block adalah untuk set up
Keseluruhan posisi benda kerja dan pahat pada
1. Tool body (landasan) fixture..
Tool body berfungsi sebagai landasan

P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 51
Febriza Imansuri JURNAL TEKNOLOGI dan MANAJEMEN
Agustus Vol. 17 No. 2 Tahun 2019
ISSN.1693-2285

2. Setelah benda kerja diletakan pada


alat bantu baut pada set block
dikencangkan.
3. Setelah proses pemesinan freis
selesai maka lanjut ke proses gurdi.
4. Tutup bantu di pasang untuk proses
Gambar 9. Set Block gurdi.
5. Clamping dikencangkan hingga
4. Fastening Device (Pengencang) bersentuhan dengan benda kerja,
Pengencang berfungsi untuk sehingga benda kerja berada dalam
menyatukan berbagai bagian fixture posisi yang rigid.
atau jig yang terdiri dari baut, mur, 6. Setelah benda kerja terpasang
pasak, dan pengencang lain dalam sempurna dalam alat bantu proses
berbagai bentuk. pemesinan mulai dilakukan.
7. Drill bushing pada alat bantu
digunakan untuk mengarahkan
mata pahat pada pembauatn lubang,
serta menjaga agar lubang yang
dihasilkan lebih presisi.
8. Proses drill pada pembuatan lubang
Gambar 10. Baut pada alat bantu
yang kecil.
Konstruksi alat bantu ini secara
9. Setelah proses pemesinan selesai
keseluruhan dapat diketahui melalui
dilakukan, maka clamping pada
gambar 11.
alat bantu kembali dilonggarkan.
10. Benda kerja dikeluarkan dari alat
bantu.

Analisis Ergonomi
Perancangan fixture untuk proses
produksi komponen base plate dalam
kaitannya dengan ergonomi sangat
memperhatikan prinsip-prinsip
perancangan dari aspek manusiawi,
keamanan, dan kenyamanan
penggunaan fixture tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, maka ada dua
Gambar 3.26 Konstruksi Alat
hal yang harus dikemukakan dalam
Bantu
perancangan fixture komponen base
plate ini terkait hubungannya dengan
Prinsip Kerja Jig dan Fixture ergonomi, yaitu identifikasi sumber-
Alat bantu yang dirancang sangat sumber kecelakaan dan perancangan
memperhatikan kemudahan dan prosedur operasi standar.
kenyaman operator dalam
mengoperasikan alat bantu tersebut. Kecelakan kerja sering terjadi karena
Prinsip kerja alat bantu ini dapat sistem kerja yang tidak baik, seperti
diuraikan sebagai berikut. perancangan yang tidak
1. Alat bantu dipasangkan pada mesin memperhitungkan aspek keselamatan
freis yang digunakan untuk proses pekerja. Hal inilah yang menyebabkan
pembuatan lubang pada komponen betapa pentingnya perancangan sistem
base plate. kerja yang berpusat pada manusia.
P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 52
Febriza Imansuri JURNAL TEKNOLOGI dan MANAJEMEN
Agustus Vol. 17 No. 2 Tahun 2019
ISSN.1693-2285

Perancangan fixture juga harus membutuhkan waktu yang terlalu lama


menerapkan prinsip-prinsip tersebut untuk dapat menggunakannya dengan
karena pada dasarnya fixture juga baik. Selain itu, pekerja yang bekerja
melibatkan manusia secara langsung tanpa motivasi kerja dan kelelahan akan
sebagai pengontrol dan pengguna memberikan hasil yang kurang baik dan
fixture itu sendiri untuk memudahkan mengakibatkan kesalahan-kesalahan
proses produksi. Sistem kerja prosedur kerja sehingga akan terjadi
kecelkaan kerja.
Resiko terjadinya cedera dalam
penggunaan fixture dapat dikurangi 2. Karakteristik pekerjaan itu sendiri
dengan sistem kerja yang baik dan Karakteristik pekerjaan yang
pemahaman prosedur penggunaan dimaksud adalah resiko-resiko yang
fixture pembuatan komponen base plate mungkin terjadi ketika bekerja dengan
oleh operator. Sistem kerja yang baik menggunakan fixture ini. Seperti yang
akan meningkatkan performansi, telah dijelaskan sebelumnya, pekerjaan
konsentrasi dan motivasi dari pekerja, yang ditangani merupakan pekerjaan
sehingga kemungkinan adanya dengan resiko kecelekaan yang cukup
kecelakaan dan kesalahan dalam besar yaitu proses freis. Dalam proses
melakukan pekerjaannya akan lebih freis, kecepatan operasi tinggi dan
sedikit. material yang digunakanpun
merupakan material yang keras seperti
Prosedur kerja juga sangat memberikan besi dan baja, sehingga apabila terjadi
pengaruh yang besar dalam penyebab sedikit saja kesalahan akan berdampak
terjadinya cedera pada operator. langsung pada keselamatan pekerja
Prosedur kerja yang baik dan jelas akan yang menangani pekerjaan tersebut.
mengurangi terjadinya kesalahan-
kesalahan penggunaan sehingga Selain hal-hal yang dikemukakan
menurunkan kemungkinan terjadinya diatas yang memberikan andil
kecelakaan. menajamin keselamatan kerja dari
operator adalah faktor beban kerja,
1. Karakteristik pekerja sirkulasi kerja-istirahat, dan shift-shift
Faktor manusia juga menjadi penyebab kerja. Beban kerja yang berlebihan
kecelakaan dalam penggunaan fixture. tanpa istirahat yang cukup akan
Diantaranya yaitu faktor umur, jenis mengakibatkan pekerja bekerja dengan
kelamin, pengalaman, kelelahan, dan kondisi yang tidak fit seperti
lain-lainnya. Umur dan jenis kelamin mengantuk atau kelelahan yang sangat
sangat menentukan tingkat membahayakan keselamatan pekerja.
pengoptimalan dalam penggunaan
fixture. Proses yang dapat ditangani 3. Peralatan yang digunakan
merupakan proses yang membutuhkan Peralatan yang digunakan adalah
tingkat resiko yang cukup tinggi mesin freis dengan daya listrik yang
sehingga umur yang cukup dan tenaga tinggi dan zat kimia berbahaya.
laki-laki lebih cocok digunakan untuk Penanganan yang baik sangat
mengoperasikannya. diperlukan terhadap kecelakan-
kecelakaan yang diakibatkan karena
Selain itu, faktor pengalaman juga kesalahan-kesalahan dalam pengaturan
menentukan efektifitas penggunaan sumber daya (listrik) sehingga dapat
fixture ini. Pengalaman yang cukup mengurangi tingkat resiko terjadinya
akan membuat pekerja yang akan cedera pada pekerja. Misalnya kabel-
menggunakan fixture ini tidak kabel yang tidak tertata rapi akan

P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 53
Febriza Imansuri JURNAL TEKNOLOGI dan MANAJEMEN
Agustus Vol. 17 No. 2 Tahun 2019
ISSN.1693-2285

mengakibatkan kabel mudah 5. Kunci atau jadikan benda kerja


terkelupas dan menyebabkan arus berada dalam keadaan rigid dalam
pendek penyuebab kecelakaan. fixture dengan mengencangkan baut
4. Lingkungan fisik pengunci dan clamping.
Kondisi lingkungan kerja juga harus 6. Lakukan pengamatan ulang untuk
diperhatikan dengan baik sehingga memastikan benda kerja dan fixture
dapat menjamin pekerja nyaman dan terpasang dengan baik.
konsentrasi dalam bekerja. Kondisi 7. Setelah benda kerja dan fixture
lingkungan kerja seperti meminimasi dipastikan terpasang dengan baik,
kebisingan dan getaran, pengaturan nyalakan mesin mulai proses
sirkulasi udara yang baik, dan pemesinan.
temperatur yang normal akan Analisis Ekonomi Teknik
memberikan peluang yang lebih A. Estimasi Biaya-Biaya Langsung
sedikit terjadinya kecelakaan. 1. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja meliputi tenaga kerja
5. Lingkungan sosial yang digunakan untuk memproduksi produk
Lingkungan sosial seperti manajemen, atau jasa ditambah sebagian jam kerja tidak
norma-norma sosial antar pekerja yang produktif yang normal dan tidak dapat
baik secara tidak langsung akan dihindari. Biaya tenaga kerja dalam
meningkatkan produktifitas pekerja. pembuatan alat bantu ini diasumsikan rata-
Selain itu pelatihan dan sistem intensif rata Rp 200.000/ minggu. Maka, biaya
yang memadai untuk pekerja juga tenaga kerja/ harinya yaitu :
memberikan nilai tambah dan
meningkatkan produktifitas penggunaan Biaya Tenaga Kerja/hari =
fixture dalam proses produksi tersebut.
=
Perancangan prosedur operasi standar
yaitu langkah-langkah standar dalam
penggunaan fixture pembuatan = Rp 40.000/
komponen base plate. Langkah-langkah hari
penggunaan fixture ini adalah sebagai
berikut : Biaya tenaga kerja/ jam nya adalah :
1. Fixture terlebih dahulu dipasangkan Biaya Tenaga Kerja/jam =
pada meja mesin yang akan
digunakan. Dalam hal ini meja mesin =
merupakan meja mesin yang berjalan
(conveyer) yang kecepatannya telah
diatur sebelumnya. = Rp 5.000/jam
2. Setelah fixture terpasang dengan
baik pada meja mesin, baut 2. Biaya Material Pembuatan Alat
penyangga dan clamping bagian atas bantu
dilonggarkan agar komponen bisa Biaya material merupakan biaya – biaya
dimasukkan. yang berhubungan dengan pembelian
3. Pasangkan pin locator primer, material pembuatan alat bantu. Biaya-
sekunder, dan lokator tersier pada biaya tersebut dapat dirinci sebagai
fixture. berikut :
4. Setelah pin locator terpasang, benda Locator 6 buah
kerja dimasukkan kedalam fixture @ Rp. 1500,- = Rp 9.000
dan pastikan posisinya tepat. Bushing 2 buah
@Rp. 5.000,- = Rp 10.000
Engsel 1 buah = Rp 5.000

P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 54
Febriza Imansuri JURNAL TEKNOLOGI dan MANAJEMEN
Agustus Vol. 17 No. 2 Tahun 2019
ISSN.1693-2285

Klem 1 buah Waktu 0,1 jam


@Rp. 3.000,- = Rp 3.000 Setup
Landasan = Rp17.000 Total waktu (4,03+0,1) jam
Side plate1 (3 buah) produksi = 4,13 jam
@Rp 5.000 = Rp 15.000
Side plate 2 (2 buah) a. Perhitungan laju produksi
@Rp 10.000 = Rp 20.000 Ph = 1/S
T-slot = Rp 12.500 Ph = 1/ 4,13 = 0,2421
Total = Rp 91.500 unit/jam
Keterangan :
Biaya total = Biaya Tenaga Kerja + S = Waktu produksi/ unit = 4,13
Biaya jam
Pembuatan Alat bantu
= Rp 5.000 + Rp 91.500 b. Perhitungan biaya tenaga kerja
= Rp 96.500,- L = xw
= x Rp. 5000
B. Estimasi Biaya Tetap dan Tidak = Rp. 41.305.245,-
Langsung Keterangan :
Biaya sewa mesin sekrap Ph : Laju Produksi (unit/jam)
= Rp. 20.000 Ls : Lot size = 2000 unit
W : upah per jam = Rp 5.000/jam
Biaya sewa mesin drilling
= Rp. 25.000
Asumsi biaya depresiasi mesin c. Perhitungan biaya per unit
= Rp. Cp =
100.000
Cp =
Total Rp. 145.000
= Rp.20.652,62,-
Keterangan :
C. Analisis Titik Impas TC :Total biaya alat bantu yang
Analisis titik impas perlu diketahui digunakan
untuk melihat penghematan yang L : Biaya tenaga kerja
didapat dari penggunaan alat bantu Ls : Jumlah produksi
dalam proses produksi produk. Alat
bantu ini dirancang untuk 2 proses
pemesinan, yaitu proses freis dan 2. Perhitungan Biaya dengan Alat
proses drilling. Bantu
1. Perhitungan Biaya Tanpa Alat Tabel 2. Waktu proses pemesinan
Bantu Total Waktu Proses Waktu
Proses freis 3 jam 44 menit 9,6
Tabel 1. Waktu proses pemesinan
detik
Total Waktu Waktu Proses drill 0 jam 17 menit
Proses 40,152 detik
Proses freis 3 jam 44 menit
9,6 detik Proses pemesinan 4 jam 1 menit
Proses drill 0 jam 17 menit 49,752 detik = 4,03
40,152 detik jam
Proses 4 jam 1 menit Waktu Setup 0,002 jam
pemesinan 49,752 detik = Total waktu (4,03+0,002) jam =
4,03 jam produksi 4,032 jam

P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 55
Febriza Imansuri JURNAL TEKNOLOGI dan MANAJEMEN
Agustus Vol. 17 No. 2 Tahun 2019
ISSN.1693-2285

a. Perhitungan laju produksi REFERENSI


Ph = 1/S [1] R. Smith et al, Rules of Thumb
Ph = 1/ 4,032 unit/jam = 0,2480 Maintenance and Reliability
Keterangan :
Engineers. New York
S : Waktu produksi/ unit = 4,032 jam
[2] T. Rochim., 1980. Proses
b. Perhitungan biaya tenaga kerja Pemesinan. Jakarta: Higher
L= xw Education Development Support
Project
= x Rp. 5000 [3] E. K. Henrik, 1980. Jig and Fixture
= Rp. 40.322.580,65,- Design Manual. New York:
Keterangan : Industri Al Press Inc
Ph : Laju Produksi (unit/jam)
[4] E. P. Degarmo et al, 1990. Materials
Ls : Lot size = 2000 unit
W : upah per jam = Rp 5000/jam and Processes in Manufacturing.
New York: Macmillan Publishing
c. Perhitungan biaya per unit Company.
Cp = [5] Prassetiyo, H. et al. 2016.
Cp = Rancangan Jig dan Fixture
Pembuatan Produk Cover On-Off.
= Rp.20.283,75,-
Institut Teknologi Nasioal,
Bandung
Keterangan : [6] Rahmawati, et al. 2010.
TC : Total biaya alat bantu yang Perancangan Fixture Proses Gurdi
digunakan untuk Produksi Komponen Brake
L : Biaya tenaga kerja Pads. Universitas Andalas, Padang
Ls : Jumlah produksi

KESIMPULAN
Material yang dipilih dalam
pembuatan alat bantu base plate
adalah baja karbon tinggi sedangan
material komponen adalah baja karbon
rendah. Hal ini dikarenakan material
alat bantu harus lebih keras daripada
komponen agar dapat menekan dengan
baik. Perancangan proses produksi
dengan menggunakan jig dan fixture
dapat mengurangi waktu dan biaya
produksi. Waktu proses produksi yang
dibutuhkan untuk menghasilkan Base
Plate dengan alat bantu adalah 4,032
jam. Dan biaya yang dibutuhkan untuk
membuat satu produk komponen
dengan alat bantu adalah
Rp.20.652,62,-

P o l i t e k n i k S T M I J a k a r t a | 56

Anda mungkin juga menyukai