Anda di halaman 1dari 8

MATERI

Kd.3.13 Menetapkan metode Perakitan Produk

A. Konsep Lini Perakitan


Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen menjadi suatu alat
atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu. Pekerjaan perakitan dimulai saat objek sudah siap dipasang dan
berakhir bila objek tersebut terlah bergabung secara sempurna.
Kegiatan perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pemasangan semua bagian-bagian komponen
menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi dan pengujian fungsional, pemberian nama atau
label, pemisahan hasil perakitan yang baik dan buruk serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir.
Perakitan merupakan proses khusus bila dibandingkan dengan proses manufaktur lainnya. Misalnya proses
permesinan dan pengelasan, hanya memakai satu proses manufaktur sedang perakitan meliputi berbagai proses
manufaktur.
1. Prinsip Perakitan
Perakitan lazim disebut dengan assembly line atau proses manufacturing dimana setiap bagian disusun
berdasarkan urutan untuk menghasilkan produk jadi yang lebih cepat daripada metode manufacturing yang
biasa. Dalam metode assembly line pergerakan pekerja diminimalisir sedikit mungkin, komponen-komponen
yang akan dipasang biasanya diletakkan diatas konveyor dan berjalan sesuai urutan proses manufacturing
produk tersebut.
Proses assembly line dikenalkan oleh Henry Ford pendiri perusahaan mobil Ford. Berikut ini prinsip assembly
line . :
a. Meletakkan peralatan dan pekerja dalam urutan pekerjaan/operasional setiap bagian/komponen dapat
dipasang secara berurutan sampai akhir proses
b. Area kerja untuk pemasangan komponen dibuat secara nyaman sehingga pekerja dapat secara mudah
memasang komponen ke dalam rangkaian produk yang berjalan diatas konveyor

Dengan metode assembly line ini akan diperoleh banyak penghematan waktu, pekerja terus menerus
memasang komponen tanpa harus menunggu proses akhir dan bertanggungjawab dengan pemasangan
komponen sesuai urutannya.

Berikut ini sisi negatif dan hasil positif dari penerapan metode perakitan :

a. Sisi negative/kerugian :
 Pekerja merasa terasing dan jenuh karena harus melakukan pekerjaan yang sama sepanjang waktu.
 Sempitnya ruang gerakpekerja karena tata letak yang kurang memperhatikan unsur ergonomis
b. Manfaat positif /keuntungan :
 Pekerja tidak perlu mengangkat beban yang berat
 Tidak ada posisi membungkuk yang menyebabkan kelelahan fisik pekerja
 Tidak memerlukan pelatihan khusus dalam penggunaan assembly line
 Pekerjaan yang mudah dan dapat dilakukan oleh semua orang
 Peningkatan produktivitas yang cukup signifikan sehingga memungkinkan adanya kenaikan upah
pekerja

2. Jenis Perakitan
Jenis perakitan yang digunakan tergantung pada pekerjaan yang dilakukan dan cenderung ditentukan oleh
faktor bentuk dan jumlah produk yang dihasilkan.

KD.3.13 METODE PERAKITAN PRODUK |


a. Perakitan manual
Perakitan manual adalah perakitan yang sebagian besar proses dikerjakan secara konvensional atau
menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa alat-alat bantu yang spesifik.
b. Perakitan otomatis
Perakitan otomatis adalah perakitan yang dikerjakan dengan system otomatis, seperti lektronik,
mekanik, gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik) dan membutuhkan alat bantu yang lebih
khusus.
Jenis perakitan dibedakan menurut jenis produk yang dihasilkan :
1). Perakitan produk tunggal
2). Perakitan produk seri
Yaitu perakitan dilakukan dalam jumlah massal dalam bentuk dan ukuran yang sama.

3. Faktor yang Mempengaruhi kegiatan Perakitan ( produk yang berkaitan dengan perangkat keras)
a. Jenis bahan yang mengalami perakitan
Setiap bahan memiliki sifat-sifat khusus dari bahan yang lainnya sehingga sewaktu dilakukan perakitan
jenis bahan sebelumnya harus diketahui sifat-sifatnya. Hal ini berkenaan dengan perhitungan dan
pertimbangan proses kerja yang lenih mudah dan efesien.
b. Kekuatan yang dibutuhkan
Pertimbangan kekuatan yang dibutuhkan untuk suatu kontruksi, sebaiknya telah dihitung sewakktu
merencanakan kontruksi sambungan yang akan dikerjakan. Dengan mempertimbangkan dasar kegunaan
konstruksi tersebut maka kita dapat memilih metode penyambungan dalam perakitan.
c. Pemiliha metode penyambungan
Pemilihan metode penyambungan ini sangat erat kaitannya dengan jenis bahan dan kekuatan
sambungan yang dibutuhkan, sebab setiap metode penyambungan memiliki keistimewaan tersendiri.
Misalnya plat baja tipis;p enyambungan dengan pengelasan akan menghasilkan sambungan yang kuat
dan rapat namun mengakibatkan plat melengkung oleh sebab panas pengelasan. Karenanya metode
penyambungan harus tepat.
d. Pemilihan metode penguatan
Penguatan pelat bertujuan untuk memberikan kekakuan pada pelat yang mengalami proses
pembentukan. Karena bahan dasar pelat ini relative tipis maka dibutuhkan penguatan pada pelat baik
tepi ataupun bodi. Pemilihan penguatan ini disesuaikan dengan bentuk kontruksi yang dihasilkan.
e. Penggunaan alat bantu perakitan
Alat-alat bantu dalam perakitan harus dipertimbangkan berdasarkan bentuk-bentuk kontruksi. Kontruksi
yang terdiri dari jumlah komponen yang banyak membutuhkan alat bantu perakitan. Alat bantu perakitan
misalnya; jig dan fixture dan yang sederhana klem penjepit, mal-mal dll
f. Toleransi
Toleransi dalam perakitan harus dipertimbangkan berdasar pasangan antar elemen yang dirakit menjadi
komponen yang lebih besar. Toleransiuntuk pasangan ini disebut dengan istilah interchange ability (sifat
mampu tukar). Pathokan dasar dalam perakitan harus ditentukan terlebih dahulu sebagai acuan dasar
merangkai komponen yang lain.
g. Bentuk tampilan
Tampilan suatu produk sangat mempengaruhi nilai jual produk itu sendiiri. Tampilan pada dasarnya
diawali dari gambar atau desainnya. Tampilan ini harus disesuaikan dengan penggunaan konstruksi di
lapangan.
h. Ergonomis

KD.3.13 METODE PERAKITAN PRODUK |


Unsur Ergonomis yang dimaksud dalam perakitan adalah kesesuaian Antara produk dengan kenyamanan
si pemakai. Artiinya apabila produkini digunakan tidak menimbulkan cepat letih, membahayakan,
membosankan dsb.
i. Finishing
Merupakan pekerjaan tingkat akhir yang merupakan bagian sangat penting dalam proses perakitan.
Finishing ini akan memberikan tampilan terhadap nilai jual produk

4. Metode-metode dalam Perakitan


a. Metode perakitan yang dapat ditukar
Dalam metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat dipertukarkan satu sama lain (interchangeable)
karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara massal dan telah distandarkan baik ISO, DIN, JIS
dan sebagainya. Keuntungan bila kita menggunakan bagian atau komponen yang telah distandarkan
adalah waktu perakitan komponen lebih cepat dan dalam penggantian komponen yang rusak dapat
diganti dengan komponen yang sejenis yang ada dipasaran. Satu kerugian dari penggunaan komponen
ini adalah harga relative lebih mahal.
b. Perakitan dengan pemilihan
Dalam metode ini komponen-komponennya dihasilkan dengan produksi massal yang pengukuran-
pengukurannya tersendiri menurut batasan-batasan ukuran.
c. Perakitan secara individual
Dalam metode ini pengerjaannnya tidak dapat dipisahkan Antara pasangan yang satu dengan
pasangannya. Pengerjaannya harus berurutan tergantung bagian yang sebelumnya. Salah satu
komponen yang berpasangan tersebut diselesaikan terlebih dulu Baru kemudian pasangan lainnya
menyusul dengan ukuran pathokan yang diambil dari komponen yang pertama

5. Desain untuk manufaktur


Desaign for manufacturability atau DFM adalah desain produk untuk semua aspek dari proses
manufaktur dalam rangka untuk mengoptimalkan kemampuan manufaktur dari desain awal. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan mutu produk, mengurangi biaya produk dan mengurangi waktu yang dibutuhkan
untuk pengembangan produk.
a. Prinsip dasar desain untuk manufaktur
Proses desain untuk manufaktur (DFM) harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip DFM, berikut ini
prinsip-prinsip DFM tersebut..
1) DFM dan optimasi
Proses DFM terjadi bersamaaan dengan rekayasa teknik yang digunakan untuk menurunkan arus
siklus hidup produk yang memperhatikan bagian terdepan dari proses NPD. DFM mengoptimalkan
proses desain produk awal dalam tahap konsep desain untuk memastikan bahwa produk dapat
diproduksi dengan mudah. Desain produk sebisa mungkin disederhanakan dengan pengubahan pada
fitur agar sesuai dengan kemampuan fasilitas manufaktur. Desain produk dapat dioptimalkan degan
menerapkan prinsip-prinsip DFM yang digunakan sebagai standar penggunaan part, eliminasi dari
komponen yang tidak perlu, integrasi dari beberapa komponen. Pilihan assembli komponenn dengan
mudah, pengunaan snap fits dsb. Prosedur ini bukan hanya menghasilkan suatu produk yang mudah
untuk manufaktur tetapi juga yang menggunakan bahan lebih sedikit, lebih baik dan lebih murah
untuk memproduksi sehingga memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi.
2) Keseluruhan proses adalah kunci
Desain manufaktur dilakukan melalui kerja sama dari berbagai departemen fungsional
(crossfuncional team). Team yang digunakan dalam perwakilan manufaktur yang memastikan bahwa
lingkaran manufaktur difokuskan pada tujuan dalam perancangan proses. Departemen fungsional

KD.3.13 METODE PERAKITAN PRODUK |


tidak lagi bekerja sebagai entitas yang terpisah, tetapi sebagai gantinya mereka berkomunikasi dan
menyelesaikan tugas-tugas dalam usaha bersama.

3) Perubahan dalam proses desain


Dalam pelaksanan program desain untuk perusahaan manufaktur harus bersedia untuk menjalani
perubahan. Perubahan dalam penyatuan desain dan pengembangan proses dan struktur organisasi
tradisional agar sesuai dengan prinsip DFM. Proses yang berurutan harus berintegrasi dengan
keseluruhan desain proses dengan adanya komitmen yang kuat dari manajemen diatasnya.
4) Pengetahuan manufaktur dalam tahap pengembangan konsep
Dalam proses manufaktur DFM seseorang harus menetapkan fungsi desain dengan pengetahuan
yang lebih dari operasi manufaktur. Metode yang paling efektif adalah dengan memiliki manufaktur
yang mewakili bagian dalam keseluruhan proses dan pengembangan desain. Perwakilan ini harus
menetapkanfungsi desain dengan toleransi manufaktur, proses, prosedur, batasan, penjadwalan,
dan waktu produksi.
5) Penggunaan system intelligent CAD dan teknologi computer lainnya pada DFM
Teknologi computer merevolusi desain dan pengembangan proses selama beberapa decade ini.
Peningkatan penggunaan system CAD dan kemajuan teknologi telah membantu desainer membuat
DFM. Modifikasi computer lebih mudah dan secara dramatis lebih murah daripada modifikasi pada
tahap kedua yaitu proses pengembangan produk. Hal ini memberikan desainer informasi penting
dalam batasan manufacturing dan operasi sebaik informasi pada aspek lainnya dalam proses
pengembangan selama pendesainan komponen.

b. Tahapan dalam desaign for manufacturing


Ada lima tahapan dalam proses manufaktur, yaitu :
1) Mengestimasi biaya –biaya manufaktur
Biaya manufaktur adalah penjumlahan dari semua pengeluaran untuk semua input dari system dan
untuk biaya yang timbul dari waste.
a) Component costs : biaya yang dikeluarkan untuk membeli komponen dari produk, baik berupa
komponen standar ataupun komponen custom.
b) Assembly costs : biaya yang dikeluarkan untuk merakit produk
c) Overhead costs : biaya yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi
2) Mengurangi biaya komponen
Untuk meminimalkan biaya dapat dilakukan dengan strategi ; melakukan desain ulang komponen
guna mengurangi tahapan proses, melakukan analisis skala ekonomi, menggunakan komponen, dan
proses yang standar.
3) Mengurangi biaya perakitan
Dilakukan dengan mengintegrasikan part, memaksimalkan kemudahan perakitan ( maxime ease of
assembly) serta mempertimbangkan customer assembly.
4) Mengurangi biaya pendukung produksi
Salah satu hal penting dalam DFM adalah mengantisipasi kesalahan produksi atau disebut dengan
istilah error proofing. Salah satu jenis kesalahan adalah sebab parts yang sedikit berbeda: berbeda
ukuran, mirror image atau parts yang memiliki perbedaan komposisi material. Guna menghindari
kesalahan ini dapat dilakukan dengan menghilangkan perbedaan atau memberi identitas kepada
parts tersebut.
5) Mempertimbangkan akibat dari keputusan

KD.3.13 METODE PERAKITAN PRODUK |


Meminimalkan biaya produksi bukan satu-satunya tujuan dari proses pengembangan produk, hal lain
yang juga penting untuk dipertimbangkan adalah pengaruh DFM teradap waktu dan biaya
pengembangan produk serta kualitas produk.

B. Proses Prakitan ( Produk Hardware)


Proses manufaktur adalah proses yang memiliki banyak langkah dan tingkatan, mulai dari konsep sampai
produksi massal. Semua langkah dan tingkatan harus dilaksanakan dengan sempurna dan tanpa kesalahan
sedikitpun. Namun seiring perkembangan kemajuan teknologi proses tersebut semakin mudah. Munculnya alat-
alat seperti Arduino yaitu alat pencipta prototype dan printer tiga dimensi akan semakin memudahkan kegiatan
manufaktur. Meski demikian proses manufaktur tetap memerlukan waktu yang lama oleh sebab proses
membangun prototype produk yang membutuhkan waktu lebih lama dari pada waktu produksi massal produk
disamping tinggiinya tingkat permintaan untuk berinovasi semakin memperlama dan mempersulit membangun
prototype produk.
Berikut ini contoh proses produksi pada sebuah perusahaan perangkat keras :
1. Tooling
Merupakan tahapan penyiapan alat dan peralatan dalam rangka menciptakan cetakan. Dalam proses injeksi
molding dimana plastic cair diberi tekanan besar akan diletakkan pada cetakan dari bahan metal sesuai
dengan cetakan yang diinginkan oleh perusahaan.
2. EVT
Adalah langkah untuk memperbaiki cetakan yang dilakukan pada fase tooling. Selaan perbaikan juga
diujicobakan. EVT adalah Engineering Validation Process, merupakan proses dimana perakitan dimulai
dengan menggunakan bagian-bagian asli bukan bagian-bagian prototype. Dengan demikian perusahaan akan
mendapatkan kesan pertama dari produk tersebut sehingga kesalahan apa dan kekurangan apa dalam
produk tersebut segera menjalani proses perbaikan.
3. DVT
Setelah komponen dipastikan berfungsi sebagaaimana mestinya melalui proses EVT, selanjutnya masuk
dalam proses DVT atau Design Validation Process. Fase ini perusahaan akan melakukan ulasan mengenai
desain produk, melakukan uji coba tahap akhir dan menyusun rencana lini perakitan. Dalam fase ini
perusahaan harus memastikan bahwasanya benar-benar yakin mampu melakukan manufaktur dan lini
perakitan atas komponen-komponen yang lulus dari tahap awal sampai akhir.
4. PVT
Merupakan tahapan dimana perusahaan telah dapat melakukan produksi atas komponen yang dinyatakan
lulus uji. PVT adalah Production Validation Test, fase pengujian produk dan perencanaan lini perakitan dan
proses produksi.

C. Line Balancing
Adalah suatu analisis yang mencoba melakukan suatu perhitungan keseimbangan hasil produksi dan membagi
beban antar proses secara seimbang sehingga tidak ada proses yang idle akibat terlalu lama menunggu keluarnya
produk dari proses sebelumnya. Tujuan utama menyusun line balancing adalah membentuk dan
menyeimbangkan beban kerja yang dialokasikan pada tiap-tiap stasiun kerja. Jika hal ini tidak dilakukan maka
akan mengakibatkan ketidakefesienan kerja di beberapa stasiun kerja, dimana Antara stasiun kerja yang satu
dengan yang lain memiliki beban kerja yang tidak seimbang. Masalah Line balancing adalah bagaimana agar
suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan beban kerja yang sama pada setiap stasiun kerja sehingga
menghasilkan keluaran produk yang sama persatuan waktu.

KD.3.13 METODE PERAKITAN PRODUK |


1. Tujuan line balancing
a. Membantu meningkatkan jumlah produksi yang dikeluarkan dengan fasilitas dan sumber daya yang
dimiliki perusahaan
b. Mengatasi permasalahan bottleneck yang terjadi pada tahapan proses agar proses produksi dapat
berjalan efektif dan efesien.
c. Mencapai suatu kapasitas yang optimal dimana tidak terjadi pemborosan fasilitas (waktu, tenaga dan
material)
Tujuan tersebut tercapai manakala :
1) Lintasan bersifat seimbang, setiap stasiun kerja mendapat beban kerja yang nilainya diukur dengan
waktu
2) Jumlah waktu operator menunggu dari proses sebelumnya (idle) minimum di setiap stasiun kerja
sepanjang lintasan proses
3) Jumlah stasiun yang ada dilintasan memiliki waktu yang seimbang
2. Istilah-istilah dalam line balancing
Menurut Baroto ada beberapa isttilah yang lazim digunakan:
a. Precedence diagram
Merupakan gambaran secara grafis dari urutan operasi kerja serta ketergantungan pada operasi kerja
lainnya yang bertujuan untuk memudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkait di
dalamnya. Diagram ini digunakan sebelum melangkah pada penyelesaian menggunakan metode
keseimbangan lintasan.
b. Assembly product
Adalah produk yang melewati urutan work station dimana setiap work station memberikan proses
tertentu hingga selesai menjadi produk akhir pada perakitan terakhir.
c. Waktu menunggu (Idle time)
Merupakan waktu pekerja menunggu untuk melakukan proses kerja atau kegiatan operasi yang
selanjutnya yang akan dikerjakannya. Selisih Antara cycle time (CT) dengan Station Time ( ST) atau
CTdikurangi ST.
d. Keseimbangan waktu sengang ( balance delay)
Merupakan ukuran dari ketidakefesienan lintasan yang dihasilkan dari waktu menganggur sebenarnya
yang disebabkan karena pengalokasian yang kurang sempurna diantara stasiun-stasiun kerja.
e. Efesiensi stasiun kerja merupakan rasio Antara waktu operasi
Dihitung dengan (waktu operasi stasiun kerja (Wi) dibagi waktu operasi stasiun kerja terbesar (Ws))
dikali 100%
f. Line Efeciency
Merupakan rasio dari total waktu stasiun kerja dibagi dengan siklus dikalikan jumlah stasiun kerja atau
jumlah efesiensi stasiun kerja dibagi jumlah stasiun kerja
g. Work Station
Merupakan tempat pada lini perakitan dimana proses perakitan dilakukan. Jumlahnya dihitung setelah
menentukan interval waktu siklus.
h. Smoothes Index
Merupakan indek yang menunjukan kelancaran relative dari oenyeimbang lini perakitan tertentu.
3. Metode peneyimbangan lintasan perakitan
Tujuan metode ini adalah untuk mengoptimalkan lintasan agar diperoleh penggunaan tenaga kerja dan
fasilitas yang sebaik mungkin. Terdapat tida metode secara umum;
a. Metode matematis
Merupakan metode yang menghasilkan suatu solusi optimal
b. Metode probabilistic

KD.3.13 METODE PERAKITAN PRODUK |


Simulasi solusi yang dihasilkan adalah solusi-solusi yang feasible
c. Metode heuristic
Pertama kali digunakan oleh Simon dan Newll untk menggambarkan pendekatan tertentu guna
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
1) Metode Helgesson-Birnie ( rangked positional weight/metode peringkat bobot posisi)
2) Metode region Approach
3) Metode largest Candidate Rules
Metode yang menghubungkan proses-proses atas dasar pengurutan operasi dari waktu proses
terbesar
4. Metode waktu operasi terpanjang
Metode ini melakukan pendekatan penyeimbangan lini produksi berdasarkan waktu operasi terpanjang akan
diprioritaskan penempatannya dalam stasiun kerja. Prinsip dasarnya adalah menggabungkan proses-proses atas dasar
pengurutan operasi dari waktu proses terbesar. Namun sebelum dilakukan penggabungan harus ditentukan terlebih
dulu berapa waktu siklus yang akan dipakai untuk kemudian dijadikan pembatas dalam penggabungan operasi dalam
satu stasiun kerja.
5. Pengukuran kerja
Pengukuran yang dimaksud adalah pengukuran kerja (Time study) suatu aktivitas untuk menentukan waktu yang
dibutuhkan oleh seorang operator (dg keterampilan rata-rata dan terlatih baik) dalam melaksanakan sebuah kegiatan
dengan kondisi dan tempo kerja yang normal.
a. Pengukuran kerja dan manfaatnya
Untuk mengetahui suatu system kerja yang diterapkan sudah baik maka diperlukan prinsip-prinsip pengukuran
kerja meliputi ; teknik-teknik pengukuran mengenai waktu yang dibutuhkan, tenaga kerja yang dikeluarkan,
pengaruh psikologi dan fisiologis. Salah satu pengukuran kerja adalah pengukuran waktu kerja (time study),
pengukuran ini bertujuan untuk mendapatkan waktu standar penyelesaian pekerjaan secara wajar, tidak terlalu
cepat dan tidak terlalu lambat oleh pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya dalam suatu system kerja
yang telah berjalan dengan baik.
Manfaat dari waktu standar adalah;
1) Untuk menentukan jadwal dan perencanaan kerja
2) Untuk menentukan standar biaya dalam mempersiapkan anggaran
3) Untuk memperkirakan biaya sebuah produk sbelum diproduksi, agar dapat mempersiapkan penawaran dan
menentukan harga jual
4) Untuk menentukan pemanfaatan mesin, jumlah mesin yang dapat dioperasikan seorang operator dan
membantu dalam menyeimbangkan lintasan produksi
5) Untukmenentukan standar waktu sebagai dasar pengendalian biaya tenaga kerja
b. Pengukuran waktu
Teknik-teknik pengukuran waktu diantaranya :
1) Pengukuran waktu secara langsung
Dilakukan langsung di tempat kerja dengan menggunakan dua metode; metode jam henti (stop watch method)
dan metode sampling pekerjaan ( work sampling method)
2) Pengukuran secara tidak langsung
Dilakukan tanpa harus berada di tempat kerja, cukup dengan membaca data dari table-tabel atau literature
yang tersedia. Dilakukan dengan menggunakan dua metode ; data waktu standard an data waktu gerakan.
6. Konsep lini dalam tata letak berorientasi produk
Dalam tata letak berorientasi pada produk dikenal dua macam lini, yaitu lini perakitan dan lini pabrikasi. Lini pabrikasi
merupakan lini produksi yang membuat komponen dan biasanya menggunakan mesin-mesin untuk membuat
komponen-komponen tersebut. Lini perakitan merupakan lini produksi dimana komponen akan dipabrikasi melalui
sekumpulan stasiun kerja yang biasanya terdiri dari tenaga kerja dan mesin. Fabrication line membuat komponen-
komponen sedang assembly line meletakkan komponen-komponen yng dipabrikasi secara bersamaan pada sekumpulan
stasiun kerja. Dua lini ini merupakan proses yang berulang karenanya keduanya harus seimbang yaitu waktu yang
dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan pada mesin berikutnya pada lini pabrikasi, sebagaimana waktu yang

KD.3.13 METODE PERAKITAN PRODUK |


dihabiskan pada stasiun kerja oleh seorang pekerja di lini perakitan harus seimbang dengan waktu yang dihabiskan pada
stasiun berikutnya yang dikerjakan oleh pekerja berikutnya.
Untuk menciptkan keseimbangan di dalam setiap lini diperlukan suatu proses peneyeimbangan untuk menyeimbangkan
waktu dan beban di setiap stasiun kerja. Proses penyeimbangan ini disebut dengan konsep line balancing atau
penyeimbangan lini.

KD.3.13 METODE PERAKITAN PRODUK |

Anda mungkin juga menyukai