Untuk memahami secara lebih jelas tentang metode perakitan produk, maka simaklah materi
berikut dengan saksama!
Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen menjadi
suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu. Pada umumnya, perakitan dalam
proses produksi barang/jasa terdiri dari semua bagian-bagian komponen yang menjadi suatu
produk, yaitu proses pengencangan, proses inspeksi dan pengujian fungsional, pemberian
nama atau label, pemisahan antara hasil perakitan yang baik dengan hasil perakitan yang
buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir.
Perakitan merupakan proses khusus apabila dibandingkan dengan proses penyusunan yang
lain karena proses perakitan bisa meliputi berbagai proses yang ada di dalamnya.
b. Area kerja untuk pemasangan komponen dibuat secara nyaman, sehingga pekerja dapat
dengan mudah memasang komponen ke dalam rangkaian produk yang berjalan di atas
konveyor.
Dalam metode perakitan banyak sekali penghematan waktu yang diperoleh. Pekerja dapat
memasang komponen secara terus-menerus tanpa harus menunggu proses akhir. Setiap
pekerja mempunyai tanggung jawab memasang komponen sesuai urutannya dan dapat
melanjutkan pekerjaan produk lainnya tanpa menunggu produk akhir tersebut
selesai.Walaupun terlihat mudah dan sederhana, metode perakitan tetap saja membawa
kerugian terutama bagi para pekerja. Pekerja akan merasa terasingkan dan jenuh karena harus
melakukan pekerjaan yang sama sepanjang hari. Dalam sehari, pekerja dapat melakukan
kegiatan yang sama sebanyak ratusan kali untuk memasang komponen yang ada pada bagian
yang sama. Permasalahan lain yang timbul adalah sempitnya ruang gerak pekerja karena tata
letak yang buruk tanpa memerhatikan faktor ergonomi.
2. Jenis-jenis perakitan
Dalam proses perakitan terdapat beberapa jenis perakitan yang dapat digunakan terutama di
dunia industri, hal ini tergantung pada pekerjaan yang dilakukan. Dalam hal ini biasanya
faktor bentuk dan jumlah produk yang akan dihasilkan sangat menentukan jenis perakitan
yang dilakukan.
Secara umum terdapat dua jenis perakitan dalam sebuah produksi. Berikut akan dijelaskan
dua macam jenis perakitan yang sudah sering digunakan.
a. Perakitan manual
Perakitan manual adalah perakitan yang sebagian prosesnya dilakukan atau dikerjakan secara
konvensional atau menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa
adanya alat bantu yang spesifik atau khusus.
b. Perakitan otomatis
Perakitan otomatis adalah perakitan yang dikerjakan dengan menggunakan sistem otomatis,
seperti automasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan
membutuhkan alat bantu yang lebih spesifik atau khusus.
Untuk menggunakan jenis perakitan ini, dapat dibedakan lagi menurut jenis produk yang
akan dilakukan perakitan.
Adapun jenis perakitan berdasarkan jenis produk yang dilakukan perakitan, sebagai berikut:
1) Produk tunggal
Jenis perakitan produk tunggal, yaitu jenis produk perakitan di mana perakitan produk hanya
satu janis saja.
2) Produk seri
Jenis perakitan produk seri, yaitu jenis produk perakitan yang dilakukan dalam jumlah massal
dalam bentuk dan ukuran yang sama.
e. Toleransi
Adanya toleransi yang digunakan dalam perakitan dapat dipertimbangkan berdasarkan
pasangan antara elemen yang dirakit menjadi komponen yang lebih besar. Toleransi untuk
bagian-bagian ini dikenal dengan istilah interchange ability (sifat mampu tukar). Patokan
dasar yang digunakan dalam perakitan harus ditentukan terlebih dahulu sebagai acuan dasar
untuk merangkai komponen yang lain.
g. Ergonomis
Ergonomis dalam perakitan adalah kesesuaian antara produk dengan kenyamanan pemakai
(end user), artinya apabila produk ini digunakan tidak menimbulkan cepat letih,
membahayakan, membosankan, qan sebagainya.
h. Finishing
Finishing atau pekerjaan akhir merupakan bagian yang sangat penting dalam proses
perakitan. Finishing ini juga akan memberikan tampilan terhadap nilai jual produk.
Keuntungan yang diperoleh bila menggunakan bagian atau komponen yang telah
distandardisasi adalah waktu untuk perakitan komponen yang lebih cepat dan dalam
penggantian komponen yang rusak dapat diganti dengan komponen yang sejenis yang ada di
pasaran. Meskipun memiliki kelebihan tetap saja terdapat kekurangan pada komponen yang
telah distandardisasi, yaitu harga komponen tersebut yang relatif mahal.
Fungsi dari line balancing ini adalah membuat suatu lintasan yang seimbang. Sedangkan
tujuan pokok dari penyeimbang lintasan adalah meminimumkan waktu menganggur (idle
time) pada lintasan yang ditentukan oleh operasi yang paling lambat.
Keseimbangan lini adalah suatu usaha untuk mengadakan keseimbangan kapasitas antara satu
bagian dengan bagian lainnya di dalam proses produksi. Hal ini perlu juga adanya
pertimbangan dalam menentukan pembagian pekerjaan ke dalam masing-masing stasiun
kerja.
Adapun tujuan utama dalam menyusun line balancing adalah untuk membentuk dan
menyeimbangkan beban kerja yang dialokasikan pada tiap-tiap bagian kerja. Apabila tidak
dilakukan keseimbangan seperti ini, maka akan mengakibatkan ketidakefisienan kerja di
beberapa unit kerja. Di mana unit kerja yang satu dengan unit kerja yang lain memiliki beban
kerja yang tidak seimbang.
Dalam keseimbangan lini terdapat prinsip dasar yang harus diperhatikan. Selain itu, terdapat
juga prosedur dan langkah pemecahan yang harus dipahami. Berikut penjelasan mengenai
prinsip dasar keseimbangan lini, prosedur keseimbangan lini, dan hal-hal yang berkaitan
dengan keseimbangan lini.
Hal ini akan berakibat pada lintasan perakitan yang tidak efisien, terjadinya penumpukan
material, atau produk setengah jadi antara stasiun kerja yang tidak berimbang kecepatan
produksinya.
Perencanaan suatu keseimbangan dalam suatu lintasan perakitan, yaitu suatu usaha yang
bertujuan untuk mencapai kapasitas yang optimal, di mana tidak terjadi penghamburan
fasilitas.
Agar dapat tercapai lintasan perakitan yang seimbang, masing-masing stasiun kerja
mendapatkan tugas yang sama nilai ukurannya dengan waktu. Dengan demikian, masalah
keseimbangan lintasan perakitan yang sebenarnya adalah bagaimana agar suatu pekerjaan
dapat diselesaikan dengan beban kerja yang sama pada setiap stasiun kerja, sehingga akan
menghasilkan keluaran produk yang sama pada persatuan waktu.
Dalam hal ini biasanya akan ditemui hambatan-hambatan dari elemen aktivitas yang
ditempatkan dalam suatu stasiun kerja. Namun, hal yang terpenting adalah tetap
memerhatikan ketentuan hubungan suatu aktivitas untuk mendahului aktivitas lainnya atau
dapat digambarkan ke dalam bentuk precedence diagram. Di mana diagram tersebut akan
dapat dimanfaatkan sebagai prosedur dasar untuk mengalokasikan elemen-elemen aktivitas.
Dalam suatu perusahaan yang memiliki tipe produksi massal yang melibatkan sejumlah besar
komponen yang harus dirakit, perencanaan produksi memegang peranan yang sangat penting
dalam membuat penjadwalan produksi (production schedule), terutama dalam masalah
pengaturan operasi-operasi atau penugasan kerja yang harus dilakukan.
Keseimbangan lini sangatlah penting karena akan menentukan aspek-aspek lain dalam sistem
produksi dalam jangka waktu yang cukup lama.
Beberapa aspek yang akan terpengaruh, antara lain biaya, keuntungan, tenaga kerja,
peralatan, dan sebagainya. Hal ini digunakan untuk mendapatkan lintasan perakitan yang
memenuhi tingkat produksi tertentu, sehingga penyeimbangan lini harus dilakukan dengan
menggunakan metode yang tepat agar menghasilkan keluaran berupa keseimbangan lini yang
terbaik. Tujuan akhir pada line balancing adalah memaksimalkan kecepatan pada setiap
stasiun kerja, sehingga efisiensi kerja yang tinggi dapat dicapai pada setiap stasiun.
1) Precedence diagram
Precedence diagram digunakan sebelum melangkah pada penyelesaian yang menggunakan
metode keseimbangan lintasan. Precedence diagram sendiri sebenarnya merupakan gambaran
secara gratis dari urutan operasi kerja, serta ketergantungan pada operasi kerja lainnya yang
bertujuan untuk memudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkait di
dalamnya.
2) Assemble product
Assemble product adalah produk yang melewati urutan work station, di mana setiap work
station memberikan proses tertentu hingga selesai menjadi produk akhir pada perakitan akhir.
3) Waktu menunggu (idle time)
Dalam hal ini operator atau para pekerja menunggu untuk melakukan proses kerja ataupun
kegiatan operasi yang selanjutnya akan dikerjakan. Selisih atau perbedaan antara Cycle Time
(CT) dan Stasiun Time (ST), atau CT dikurangi ST, sebagai berikut.
6) Line efficiency
Line efficiency merupakan rasio dari total waktu stasiun kerja dibagi dengan siklus kemudian
Line efficiency dikalikan dengan jumlah stasiun kerja atau jumlah efisiensi kerja dibagi
dengan siklus lalu dikalikan dengan jumlah stasiun kerja atau jumlah efisiensi stasiun kerja
dibagi jumlah stasiun kerja. Adapun rumus line efficiency, sebagai berikut.
7) Work station
Work station merupakan tempat pada lini perakitan di mana proses perakitan dilakukan
Setelah
menentukan interval waktu siklus, maka jumlah stasiun kerja yang efisien dapat diterapkan
dengan rumus, sebagai berikut.
8) Smoothes Index
Merupakan suatu indeks yang menunjukkan kelancaran relatif dari penyeimbang lini
perakitan tertentu. Dengan rumus, sebagai berikut.
Untuk industri perusahaan yang membuat produk secara massal dan dalam waktu yang relatif
panjang atau terus-menerus serta tidak tergantung pada pesanan, maka untuk jenis tata letak
yang sesuai adalah product layout. Sedangkan untuk produksi yang berulang dan kontinu,
maka tata letak yang sesuai adalah dengan menggunakan tata letak produk.