Anda di halaman 1dari 6

Metode Perakitan Produk Barang Dan Jasa (1)

Konsep dan Prinsip Perakitan

Pada prinsipnya produksi massal dapat dikatakan berhasil apabila produk yang
dihasilkan dapat dijual dan kemudian menghasilkan laba.

Namun dalam pelaksanaannya, perlu diterapkan metode perakitan dengan tujuan


meminimalisasi atau mengurangi terjadinya kerugian atau kesalahan.

Perakitan Produksi Barang/Jasa

Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen
menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu.

Pada umumnya, perakitan dalam proses produksi barang/jasa terdiri dari semua
bagian-bagian komponen yang menjadi suatu produk, yaitu proses pengencangan,
proses inspeksi dan pengujian fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan
antara hasil perakitan yang baik dengan hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan
dan penyiapan untuk pemakaian akhir.

Perakitan merupakan proses khusus apabila dibandingkan dengan proses penyusunan


yang lain karena proses perakitan bisa meliputi berbagai proses yang ada di dalamnya.

1. Konsep dan prinsip perakitan produk

Perakitan atau biasa disebut dengan assembly line adalah suatu proses penyusunan di
mana pada setiap bagian penyusunan disusun berdasarkan urutan untuk menghasilkan
produk jadi yang lebih cepat dari metode yang biasa. Dalam metode assembly line
pergerakan pekerja diminimalisasi sedikit mungkin, komponen-komponen yang akan
dipasang biasanya diletakkan di atas konveyor sesuai urutan proses produk tersebut.

Adapun prinsip perakitan produk, sebagai berikut :

a. Meletakkan peralatan dan pekerja dalam urutan pekerjaan/operasional, sehingga


setiap bagian/komponen dapat dipasang secara berurutan sampai de􀀤gan proses akhir.

b. Area kerja untuk pemasangan komponen dibuat secara nyaman, sehingga pekerja
dapat dengan mudah memasang komponen ke dalam rangkaian produk yang berjalan
di atas konveyor.

1
Dalam metode perakitan banyak sekali penghematan waktu yang diperoleh. Pekerja
dapat memasang komponen secara terus-menerus tanpa harus menunggu proses
akhir.

Setiap pekerja mempunyai tanggung jawab memasang komponen sesuai urutannya


dan dapat melanjutkan pekerjaan produk lainnya tanpa menunggu produk akhir
tersebut selesai.

Walaupun terlihat mudah dan sederhana, metode perakitan tetap saja membawa
kerugian terutama bagi para pekerja. Pekerja akan merasa terasingkan dan jenuh
karena harus melakukan pekerjaan yang sama sepanjang hari.

Dalam sehari, pekerja dapat melakukan kegiatan yang sama sebanyak ratusan kali
untuk memasang komponen yang ada pada bagian yang sama. Permasalahan lain yang
timbul adalah sempitnya ruang gerak pekerja karena tata letak yang buruk tanpa
memerhatikan faktor ergonomi.

2. Jenis-jenis perakitan

Dalam proses perakitan terdapat beberapa jenis perakitan yang dapat digunakan
terutama di dunia industri, hal ini tergantung pada pekerjaan yang dilakukan.

Dalam hal ini biasanya faktor bentuk dan jumlah produk yang akan dihasilkan sangat
menentukan jenis perakitan yang dilakukan.

Secara umum terdapat dua jenis perakitan dalam sebuah produksi. Berikut akan
dijelaskan dua macam jenis perakitan yang sudah sering digunakan.

a. Perakitan manual

Perakitan manual adalah perakitan yang sebagian prosesnya dilakukan atau dikerjakan
secara konvensional atau menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang
sederhana tanpa adanya alat bantu yang spesifik atau khusus.

b. Perakitan otomatis

Perakitan otomatis adalah perakitan yang dikerjakan dengan menggunakan sistem


otomatis, seperti automasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik
(mekatronik), dan membutuhkan alat bantu yang lebih spesifik atau khusus.

Untuk menggunakan jenis perakitan ini, dapat dibedakan lagi menurut jenis produk
yang akan dilakukan perakitan.

2
Untuk menggunakan jenis perakitan dapat dibedakan lagi menurut jenis produk yang
akan dilakukan perakitan.

Adapun jenis perakitan berdasarkan jenis produk yang dilakukan perakitan, sebagai
berikut:

1) Produk tunggal

Jenis perakitan produk tunggal, yaitu jenis produk perakitan di mana perakitan produk
hanya satu janis saja.

2) Produk seri
Jenis perakitan produk seri, yaitu jenis produk perakitan yang dilakukan dalam jumlah
massal dalam bentuk dan ukuran yang sama.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan perakitan

Kegiatan perakitan dalam proses produksi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berikut
faktor-faktor yang memengaruhi kegiatan perakitan.

a. Jenis bahan yang akan mengalami perakitan

Pada setiap jenis bahan terdapat sifat-sifat khusus dari bahan lainnya, sehingga
sewaktu dilakukan perakitan pada jenis bahan terlebih dahulu harus diketahui sifat-
sifatnya. Hal ini dikarenakan, sifat-sifat bahan ini sangat berpengaruh terhadap metode
pemilihan penyambungan.

b. Kekuatan yang dibutuhkan

Adanya pertimbangan kekuatan yang dibutuhkan dalam suatu konstruksi, sebaiknya


sudah dihitung terlebih dahulu pada saat merencanakan konstruksi produk yang akan
diproduksi. Hal ini disesuaikan dengan mempertimbangkan kegunaan konstruksi dan
atas dasar ini, maka dapat dipilih metode produksi yang akan dipakai, yaitu metode
penyambungan dalam perakitan.

Dasar dari pertimbangan ini adalah dengan meninjau proses kerja yang mudah dan
sesuai dengan kekuatan konstruksi sambungan yang diminta.

c. Pemilihan metode penyambungan

Pemilihan metode penyambungan ini sangat erat hubungannya dengan jenis bahan dan
kekuatan sambungan yang dibutuhkan. Karena setiap metode penyambungan
mempunyai keistimewaan tersendiri.

3
d. Penggunaan alat bantu perakitan

Alat-alat bantu dalam perakitan harus dipertimbangkan berdasarkan bentuk-bentuk


konstruksi. Konstruki terdiri dari jumlah komponen yang banyak membutuhkan alat
bantu perakitan. Alat bantu ini terutama dibutuhkan untuk memproduksi suatu alat
dalam jumlah yang relatif besar.

e. Toleransi

Adanya toleransi yang digunakan dalam perakitan dapat dipertimbangkan berdasarkan


pasangan antara elemen yang dirakit menjadi komponen yang lebih besar. Toleransi
untuk bagian-bagian ini dikenal dengan istilah interchange ability (sifat mampu tukar).

Patokan dasar yang digunakan dalam perakitan harus ditentukan terlebih dahulu
sebagai acuan dasar untuk merangkai komponen yang lain.

f. Bentuk atau tampilan

Bentuk atau tampilan dari suatu produk sangat memengaruhi terhadap nilai jual produk
itu sendiri. Bentuk atau tampilan pada dasarnya diawali dari gambar atau desainnya
dengan penggunaan konstruksi di lapangan.

g. Ergonomis

Ergonomis dalam perakitan adalah kesesuaian antara produk dengan kenyamanan


pemakai (end user), artinya apabila produk ini digunakan tidak menimbulkan cepat
letih, membahayakan, membosankan, qan sebagainya.

h. Finishing

Finishing atau pekerjaan akhir merupakan bagian yang sangat penting dalam proses
perakitan. Finishing ini juga akan memberikan tampilan terhadap nilai jual produk.

4. Metode-metode yang digunakan dalam perakitan

Dalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan hasil pada setiap produk dengan bentuk yang standar.
Dalam perakitan terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan sesuai dengan
kebutuhan. Metode-metode tersebut, yaitu metode perakitan yang dapat ditukar-tukar,
metode perakitan dengan pemilihan, dan metode perakitan secara individual. Berikut
penjelasan metode-metode dalam perakitan.

a. Metode perakitan yang dapat ditukar-tukar

4
Dalam metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan antara satu sama
lain (interchangeable), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara massal
dan sudah distandardisasi, baik menurut ISO (International Organization far
Standardization), DIN (Deutsche lndustrie Norm), JIS (Japan Industrial Standard), dan
sebagainya.

Keuntungan yang diperoleh bila menggunakan bagian atau komponen yang telah
distandardisasi adalah waktu untuk perakitan komponen yang lebih cepat dan dalam
penggantian komponen yang rusak dapat diganti dengan komponen yang sejenis yang
ada di pasaran. Meskipun memiliki kelebihan tetap saja terdapat kekurangan pada
komponen yang telah distandardisasi, yaitu harga komponen tersebut yang relatif
mahal.

b. Metode perakitan dengan pemilihan

Pada metode perakitan dengan menggunakan metode pemilihan, komponen-


komponennya juga dihasilkan dengan produksi massal serta pengukurannya diukur
menurut batasan-batasan ukuran.

c. Metode perakitan secara individual

Perakitan ini dalam pengerjaannya tidak dapat dipisahkan antara bagian satu dengan
bagian yang lain atau pasangan satu dengan pasangan yang lainnya.Hal'ini dikarenakan
dalam pengerjaannya harus berurutan tergantung pada bagian yang sebelumnya. Salah
satu komponen pada bagian tersebut diselesaikan terlebih dahulu, kemudian bagian
yang menjadi pasangannya menyusul dengan ukuran patokan yang diambil dari
komponen yang pertama.

5
Penugasan
Kerjakan di lembar kertas dan dikumpulkan
1. Apakah yang dimaksud perakitan
2. Sebutkan (2) prinsip- prinsip perakitan
3. Sebutkan (2) jenis perakitan . Jelaskan!
4. Sebutkan Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan perakitan. Jelaskan!
5. Sebutkan Metode-metode yang digunakan dalam perakitan. Jelaskan!

Anda mungkin juga menyukai