Perakitan atau assembly adalah menyusun dan menyatukan beberapa komponen menjadi
suatu alat atau mesin dengan fungsi tertentu. Pekerjaan perakitan dimulai saat objek siap
dipasang dan berakhir saat objek tersambung sepenuhnya. Perakitan juga dapat didefinisikan
sebagai pengabungan suatu bagian ke bagian lain atau pasangannya.
Perakitan atau biasa disebut dengan assembly line mengacu pada pembuatan produk
yang setiap bagiannya diatur agar menghasilkan produk jadi lebih cepat dari metode
biasanya. Dalam metode assembly line, pergerakan pekerja harus sesedikit mungkin, dan
komponen yang akan dipasang biasanya ditempatkan pada konveyor dan dijalankan
sesuai dengan urutan pembuatan produk otomotif kendaraan ringan.
Prinsip-prinsip assembly line sebagai berikut.
b. Area kerja untuk pemasangan komponen dibuat secara nyaman, sehingga pekerja
dapat secara mudah membuat rangkaian produk yang berjalan dibantu konveyor.
Dalam metode assembly line, banyak waktu yang dapat dihemat. Pekerja dapat
memasang komponen terus menerus tanpa menunggu proses akhir. Setiap pekerja
bertanggung jawab untuk memasang komponen sesuai urutannya, dan dapat terus
mengerjakan produk lain tanpa menunggu produk akhir selesai dibuat.
Sistem konveyor digunakan dalam produksi massal berbagai produk yang dibutuhkan
oleh dunia otomotif kendaraan ringan, seperti baut dan mur, komponen kelistrikan, roda
dan ban, dll.
Namun, meski terkesan mudah dan simpel, cara perakitannya tetap saja membawa
kerugian, terutama bagi pekerja. Pekerja bosan dan jenuh karena harus menyelesaikan
pekerjaan yang sama sepanjang hari, dan dalam sehari pekerja dapat melakukan aktivitas
yang sama ratusan kali untuk memasang komponen di bagian yang sama. Permasalahan
lain yang muncul adalah keterbatasan ruang gerak pekerja akibat tata letak yang kurang
baik tanpa memperhatikan faktor ergonomis
Banyak hasil positif dari penerapan metode perakitan, manfaat dalam metode
perakitan, sebagai berikut:
d. Pekerjaan yang sangat mudah dan dapat dilakukan oleh semua orang.
2. Jenis Perakitan
Dalam dunia usaha atau industri ada beberapa macam jenis perakitan yang sering
digunakan, hal ini tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Faktor bentuk dan
jumlah produk yang akan dihasilkan biasanya menentukan.
a. Perakitan Manual
Perakitan manual adalah perakitan yang sebagian besar dalam proses
pengerjaannya dilakukan secara konvensional atau menggunakan tenaga manusia
dengan peralatan yang sederhana tanpa alat-alat bantu yang spesifik atau khusus.
b. Perakitan Otomatis
Perakitan otomatis adalah perakitan yang dikerjakan secara otomatis seperti
otomasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan
membutuhkan alat bantu yang lebih khusus.
Sedangkan untuk jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis produk yang akan
dilakukan perakitan, sebagai berikut.
a. Produk Tunggal
Jenis perakitan tunggal, yaitu perakitan dengan produk hanya satu jenis saja
dalam produksi.
b. Produk Seri
Jenis perakitan produk seri adalah bila perakitan dilakukan dengan jumlah massal
dalam bentuk dan ukuran yang sama dalam produksi.
Contohnya proses perakitan produk mur, baut, ring, velg, ban, komponen
kelistrikan mobil, dan lain-lain.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses perakitan produk supaya
menghasilkan produk yang baik dan diminati oleh para calon pembeli. Apa sajakah faktor
tersebut?
a. Jenis Bahan yang Akan Dirakit
Bahan merupakan hal yang penting dalam perakitan, dalam proses perakitan kita
harus tau terlebih dahulu jenis bahan yang akan dirakit. Merakit bahan yang sejenis
akan lebih mudah daripada merakit produk dengan bahan yang berbeda jenisnya.
Contohnya merakit produk dari bahan kayu dan kayu akan lebih mudah daripada
membuat produk dari bahan kaca dan besi.
Untuk faktor kekuatan, kita harus melihat produk kita akan diberi beban seberapa
beratnya. Tentunya semakin berat pembebanan maka produk yang akan dirakit harus
menggunakan jenis bahan yang lebih kuat dan kokoh.
Contohnya:
Kita akan membuat produk berupa rak. Pertimbangannya yaitu, rak tersebut akan
dibebani apa? Buku, sepatu, atau piring? Apabila dibebani dengan sepatu, cukup
dibuat dengan bahan plastik, namun jika dbebani dengan buku maka lebih cocok
dibuat dengan bahan kayu.
Dalam merakit produk, hampir pasti kita akan menemui yang namanya proses
penyambungan. Menyambung suatu produk perlu teknik supaya hasilnya bagus dan
sebisa mungkin agar hasilnya tidak terlihat seperti sambungan. Ada beberapa metode
penyambungan beberapa bahan yang dapat dilakukan, yaitu :
1) Untuk menyambung bahan kayu dengan kayu, dapat dilakukan dengan cara
dipaku
2) Untuk menyambung bahan alumunium dengan alumunium, dapat dilakukan
dengan cara dirivet
3) Untuk menyambung bahan besi dengan besi, dapat dilakukan dengan cara dilas
4) Untuk menyambung komponen elektronika dengan papan PCB, dapat dilakukan
dengan cara disolder
5) Untuk menyambung bahan emas dengan emas, dapat dilakukan dengan cara
dipatri
Contohnya :
Pada pemasangan tiang penopang jembatan, walaupun sudah diberi mur dan baut.
Namun bagian bawahnya masih juga diberi penopang lagi. Hal ini supaya jembatan
dapat menahan beban yang lebih berat.
Tentunya dalam merakit produk dibutuhkan alat bantu untuk mempermudah dan
mempercepat proses perakitan. Nah, tentunya kita harus bisa mengoperasikan
peralatan tersebut dengan benar, supaya kita terhindar dari kecelakaan kerja. Supaya
menjadi ahli dalam menggunakan alat, maka kita perlu belajar menggunakan dan
sering menggunakan alat tersebut.
Contohnya :
Hasil las dari orang yang sudah terbiasa memegang dan menggunakan las, pasti
akan berbeda dengan hasil dari orang yang baru pertamakali menggunakan las.
f. Toleransi
Contohnya :
Produk resistor memiliki batas toleransi yang disepakati bersama oleh
perusahaan-perusahaan pembuatnya yaitu 0.1%, 0.25%, 1%, 2%, dst. Semakin kecil
nilai toleransinya, semakin bagus produk tersebut.
g. Bentuk Produk
Bentuk produk berkaiatan erat dengan estetika (seni keindahan). Bentuk tampilan
memberikan kesan pertama kepada calon pembeli untuk segera membeli produk yang
kita produksi. Bentuk produk yang kita rakit seharusnya mengikuti perkembangan
jaman dan trend sekarang, karena manusia sangat mudah sekali bosan dengan produk
yang begitu-begitu saja tanpa mengalami perubahan bentuk yang lebih bagus.
Contohnya :
Setiap tahun bentuk mobil dan motor pasti berubah mengikuti perkembangan
desain dan jamannya, padahal mesin yang digunakan masih sama.
h. Ergonomis
Contohnya :
1) tempat sampah dengan sistem injak;
2) pel dengan sistem peras tarikan;
3) meja gambar dengan hidrolik;
4) kursi hidrolik;
5) gerobak sorong;
6) saddle sepeda mtb;
7) engsel laptop;
8) jok mobil yg dapat diatur posisinya
i. Finishing
Dalam finishing terdapat proses yang namanya Quality Control biasa disebut
dengan istilah QC (baca : kyusi). Quality Control yaitu pengawasan kualitas produk
yang akan dipasakan ke masyarakat luas.
Dalam suatu jenis proses produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan secara
otomatis. Contohnya pada proses pengelasan, penyekrupan, pengikatan, pengelingan dan
lain-lain dalam urutan rangkaian proses produksi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
hasil dengan bentuk yang standar pada setiap produk.
a. Metode Cascade
Metode Cascade merupakan sebuah metode perakitan antar komponen dengan
urutan langkah yang runtut. Pada prinsipnya metode cascade banyak digunakan untuk
sistem pengabungan komponen dengan menggunakan rivet atau paku keling. Metode
perakitan cascade banyak digunakan dalam proses pengabungan atau penyambungan
antara komponen dari bahan pelat-pelat tipis.
b. Metode Keseimbangan
Proses perakitan produk dengan las spot ini sangat banyak digunakan untuk
penyambungan plat-plat yang tipis. Aplikasi proses penyambungan spot welding ini
banyak digunakan di industri otomotif dan kereta api, juga dipakai pada industri
pesawat terbang. Industri-industri ini banyak menggunakan bahan baku logam untuk
pembuatan body kendaraan dari bahan plat yang tipis.
Metode bongkar pasang atau istilah yang lebih populernya adalah knock
down merupakan metode yang banyak digunakan untuk perakitan suatu produk.
Penggunaan lebar bahan dan jenis dapat dengan mudah diterapkan dalam proses
perakitan. Proses perakitan dengan metode knock down ini umumnya menggunakan
sambungan baut dan mur ataupun sekrup (screw). Perakitan dengan metode ini harus
dilakukan secara teliti, terutama dalam hal pengeboran lubang-lubang tempat baut
mur atau sekrup. Pengeboran lubang-lubang ini biasanya dilakukan dengan memberi
posisi dasar pemasangan. Lubang yang tidak tetap lebih besar dari lubang yang tetap.
B. LINE BALANCING
Di sekitar kita, masih banyak pebisnis yang masih asing dengan istilah line balancing.
Istilah ini memang masih sangat jarang di gunakan di kesempatan umum. Istilah ini akan
sangat akrab di telinga mereka yang kesehariannya sudah menerapkan line balancing.
Secara umum, line balancing diterapkan pada proses produksi di dalam industri
manufaktur, yang mana line balancing ini memiliki peran yang sangat penting dalam
memastikan produksi yang dilakukan sesuai dengan target dan juga memberikan keuntungan
yang lebih untuk perusahaan.
Setiap perusahaan tentunya ingin mampu mengurangi biaya produksi dan juga
mendapatkan yang besar. Hal tersebut bisa dicapai dengan cara menerapkan line
balancing. Jadi, bisa kita katakan bahwa line balancing sangat berguna dalam
memaksimalkan kepentingan manufaktur secara signifikan.
Untuk itu, setiap perusahaan dan pebisnis harus bisa memahami apa yang dimaksud
dengan line balancing dan juga manfaatnya secara lebih mendalam.
Penyeimbangan lini atau line balancing adalah suatu strategi produksi yang di dalamnya
mencakup menyeimbangkan operator dan juga waktu pada mesin produksi dalam
menyesuaikan tingkat produksi yang dilakukan. Fungsi utamanya adalah guna membuat lini
produksi yang cukup fleksibel agar bisa meminimalisir adanya ketidakteraturan internal dan
juga eksternal.
a. Static Balance
Line balancing dengan jenis static balance lebih mengacu pada perbedaan tingkat
kapasitas jangka panjang selama beberapa jam ataupun lebih. Adanya
ketidakseimbangan statis ini akan menyebabkan berkurangnya penggunaan mesin,
tenaga kerja dan juga workstation.
b. Dynamic Balance
Itu artinya, strategi line balancing ini umumnya digunakan untuk tujuan
pengelompokkan fasilitas dan juga tugas yang ada dan tenaga kerja di dalam suatu
pola yang lebih efisien supaya nantinya mampu menghasilkan keseimbangan yang
maksimal atau paling potensial dari kapasitas dan juga aliran produksi di dalam
proses perakitan.
Pada lini produksi tertentu, jika waktu produksinya sama seperti waktu yang
diperlukan untuk suatu produk, maka harus bisa diproduksi agar bisa memenuhi
permintaan pelanggan, atau yang biasa disebut dengan takt time, maka lini produksi
ini akan dianggap telah seimbang secara sempurna.
Bila tidak, maka sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan harus bisa
dialokasikan kembali ataupun diatur ulang agar bisa menghilangkan ataupun
memperkecil kemacetan dan juga kelebihan kapasitas produksi.
Itu artinya, jumlah karyawan dan juga mesin yang diberikan tugas untuk setiap
tugas yang harus diselesaikan di dalam lini produksi yang sudah ditentukan harus bisa
diseimbangkan lagi agar perusahaan mampu memenuhi tingkatan produksi yang
maksimal.
Dalam hal ini, setidaknya terdapat empat manfaat yang bisa Anda peroleh dari
menerapkan strategi line balancing di dalam proses produksi Anda, yakni:
Penerapan strategi line balancing ini mampu memastikan seluruh operator dan
mesin bisa bekerja secara berkesinambungan. Tidak ada lagi operator ataupun mesin
yang dibebani secara berlebihan ataupun menganggur saat jam kerja.
Dengan meminimalisir waktu henti atas penggunaan mesin produksi, maka line
balancing mampu meminimalisir pemborosan waktu yang seharusnya bisa
dimaksimalkan agar proses produksi bisa berjalan lebih efisien.
Dalam hal ini, pemborosan persediaan yang dimaksud adalah terjadinya ketidak
efisienan dalam hal mengalokasikan modal yang dimiliki perusahaan, seperti adanya
kelebihan bahan mentah, pekerjaan dalam proses ataupun barang yang belum matang,
dan juga barang yang sudah matang atau siap dijual.
Dengan mengurangi waktu idle atau waktu kosong, maka line balancing ini akan
memastikan bahwa terdapat pekerjaan minimal yang memang sedang berlangsung.
Terakhir, dengan cara mendekatkan kesenjangan waktu produksi dan waktu takt,
maka line balancing mampu menjamin pengiriman yang lebih tepat waktu pada
konsumen.
Seperti bila permintaan pelanggan tengah berubah dalam hal adanya perubahan
waktu yang lebih cepat, maka proses produksi nantinya bisa diatur kembali secara
lebih cepat dengan cara menggunakan line balancing.
a. Precedence Diagram
Precedence diagram digunakan sebelum melangkah pada penyelesaian
menggunakan metode keseimbangan lintasan. Precedence diagram sebenarnya
merupakan gambaran secara grafis dari urutan operasi kerja, serta ketergantungan
pada operasi kerja lainnya yang tujuannya untuk memudahkan pengontrolan dan
perencanaan kegiatan yang terkait di dalamnya, adapun tanda yang dipakai
dalam precedence diagram adalah sebagai berikut.
b. Assemble Product
Assemble Product adalah produk yang melewati urutan work station di mana,
setiap work station memberikan proses tertentu hingga selesai menjadi produk akhir
pada perakitan akhir.
Keterangan :
Keterangan :
= waktu siklus
= waktu operasi
Keterangan :
∑
( )( )
Keterangan :
= waktu siklus
g. Work Station
Merupakan tempat pada lini perakitan di mana proses perakitan dilakukan.
Setelah menentukan interval waktu siklus, maka jumlah stasiun kerja yang efisien
dapat diciptakan dengan rumus berikut.
Keterangan :
= jumlah elemen
√∑( )
Keterangan :