Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR 

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang


Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai
System perakitan dalam produksi massal
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan
beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. 
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang
pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. 
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian. 

Watampone,8 agustus 2020

          Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang

BAB II PEMBAHASAN
System perakitan dalam produksi massal
BAB III PENUTUP
  
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
     Latar Belakang
Produksi massal , juga dikenal sebagai produksi
aliran atau produksi berkelanjutan , adalah produksi sejumlah besar
produk terstandarisasi dalam aliran konstan, termasuk dan terutama pada jalur
perakitan . Bersama dengan produksi pekerjaan dan produksi batch , itu adalah
salah satu dari tiga metode produksi utama. [1]
Istilah produksi massal dipopulerkan oleh artikel 1926 dalam
suplemen Encyclopædia Britannica yang ditulis berdasarkan korespondensi
dengan Ford Motor Company . The New York Times menggunakan istilah ini
dalam judul artikel yang muncul sebelum publikasi artikel Britannica . [2]
Konsep produksi massal diterapkan pada berbagai jenis produk: mulai
dari cairan dan partikel yang ditangani secara massal ( makanan , bahan
bakar , bahan kimia , dan mineral yang ditambang ), hingga bagian dan rakitan
komponen ( peralatan rumah tangga dan mobil ).
Beberapa teknik produksi massal, seperti ukuran standar dan jalur produksi,
mendahului Revolusi Industri selama berabad-abad; namun, baru
perkenalan alat - alat mesin dan teknik-teknik untuk menghasilkan bagian yang
dapat dipertukarkan dikembangkan pada pertengahan abad ke 19 produksi
massal modern dimungkinkan. [2]
BAB II
PEMBAHASAN
Perakitan Produk Massal

 
  A. Pengertian dan prinsip Perakitan produk 
          Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian
komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu.
Pekerjaan perakitan dimulai bila objek sudah siap untuk dipasang dan berakhir
bila objek tersebut telah bergabung secara sempurna. perakitan juga dapat
diartikan penggabungan antara bagian yang satu terhadap bagian yang lain atau
pasangannya.
        Pada prinsip perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan
semua bagian-bagian komponen menjadi suatu produk , proses pengencangan ,
proses inspeksi dan pengujian fungsional , pemberian nama atau label ,
pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil perakitan yang buruk , serta
pengepakan dan penyiapan untuk pemakai akhir. 
     Perakitan merupakan proses khusus bila dibandingkan dengan proses
manufaktur lainnya , misalnya proses pemesinan (frais , bubut , bor , dan
gerindia) dan pengelasan yang sebagian pelaksanaanya  hanya meliputi satu
proses saja. Sementara dalam perakitan bisa meliputi berbagai proses
manufaktur .
B. Metode perakitan
         Dalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara
otomatis , misalnya proses pengikatan , pengelingan , pengelasan , penyekrupan
, dan lain-lain dalam urutan rangkaian proses produksi . Hal itu dilakukan untuk
mendapatkan hasil pada setiap produk dengan bentuk yang strandar . 
1. Metode perakitan ditinjau dari proses penyambungan komponen  
     a. Metode Cascade
              Metode cascade adalah metode perakitan antara komponen dengan
langkah yang berurutan . pada prinsipnya metode ini banyak digunakan untuk
sistem penggabungan antara komponen dengan menggunakan rivet atau
penyambungan antara komponen dari bahan pelat - pelat tipis. Metode cascade
ini banyak digunakan untuk perakitan dengan menggunakan sistem sambungan
Riveting atau Veling. Proses Reveting ini dengan menggunakan alat sederhana
yakni perangkat penambah paku . Alat ini menjept apaku yang sudah dimasukan
dalam lobang hasil pengeboran pelat yang akan disambung . Selanjutnya alat ini
ditekan secara berharap sampai batang paku putus . 

    
     b. Metode Keseimbangan 
       Metode keseimbangan dalam perakitan merupakan proses penyambungan
komponen - komponen dengan menggunakan spot weiding. Penggunan
perakitan dengan las sport ini sangat banyak digunakan untuk penyambungan
pelat-pelat tipis. Aplikasi proses penyambungan dengan spot weiding ini
digunakan di industri mobil dan kereta api, juga industri pesawat terbang yang
menggunakan bodinya dari bahan pelat-pelat tipis. Keseimbangan yang di
masukkan dalam proses ini adalah posisi sambungan di beberapa titik harus
dilakukan secara seimbang.
      c. Metode bongkar pasang (knock down )
               Tujuan penggunaan metode bongkar pasang pada suatu produk,
sebagai berikut:
1. Untuk memudahkan dalam pengakutan dan pengiriman suatu barang.
2. Untuk memudahkan dalam perawatan setiap komponen-komponen
barang tersebut.
3. Untuk membuat konstruksi barang menjadi lebih sederhana.
4. Untuk membantu petugas dalam melakukan pekerjaannya.
5. Dibawah ini contoh merakit produk komputer ;
       Dalam merakit sebuah komputer pasti memerlukan tahapan - tahapan yang
harus dilakukan yaitu sebagai berikut :
 Persiapan 
 Proses perakitan 
 Pengujian
 penanganan masalah
Penggunaan lebar bahan dan jenis dapat dengan mudah diterapkan dalam
perakitan.
Proses perakitan dengan metode knock down ini umumnya menggunakan
sambungan baut dan mur ataupun screw. Perakitan dengan metode ini harus
dilakukan secara teliti, terutama dalam hal pengeboran lobang-lobang yang akan
dirakit. Pengeboran lobang-lobang ini biasanya dilakukan dengan memberi
posisi dasar pemasangan. Lobang yang tidak tetap lebih besar dari lobang yang
tetap.
Metode perakitan ditinjau dari sifat komponen yang dirakit
a. Metode perakitan yang dapat ditukar tukar
Pada metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu sama
lain ( interchangeable ), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara
massal dan sudah distandarkan baik menurut ISO, DIN, JIS, dan lain
sebagainya. Keuntungan bila kita menggunakan bagian atau komponen yang
telah distandarkan adalah waktu perakitan komponen yang lebih cepat dan
dalam penggantian komponen yang rusak dapat diganti dengan komponen yang
sejenis yang ada di pasaran. Akan tetapi tetap mempunyai kerugian yaitu kita
harus membeli komponen tersebut dengan harga yang relatif lebih mahal.
b. Perakitan dengan pemilihan
Pada metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-komponennya
juga dihasilkan dengan produksi massal yang pengukuran-pengukurannya
tersendiri menurut batasan-batasan ukuran.
c. Perakitan secara individual
Perakitan secara individual dalam pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan
antara pasangan satu dengan pasangannya. karena dalam pengerjaannya harus
berurutan tergantung bagian yang sebelumnya. Salah satu komponen yang
berpasangan tersebut kita selesaikan terlebih dahulu, kemudian pasangan
lainnya menyusul dengan ukuran patokan yang diambil dari komponen yang
pertama.
Metode perakitan.

Dalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis,
misalnya proses pengikatan, pengelingan, pengelasan, penyekrupan, dan lain-
lain dalam urutan rangkaian proses produksi. Hal itu dilakukan untuk
mendapatkan hasil pada setiap produk dengan bentuk yang standar. Dalam
perakitan terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan sesuai dengan
kebutuhan. Metode-metode tersebut adalah :

1. Metode perakitan yang dapat ditukar tukar.


Pada metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu sama
lain (interchangeable), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara
massal dan sudah distandarkan baik menurut ISO, DIN, JIS, dan lain
sebagainya. Keuntungan bila kita menggunakan bagian atau komponen yang
telah distandarkan adalah waktu perakitan komponen yang lebih cepat dan
dalam penggantian komponen yang rusak dapat diganti dengan komponen yang
sejenis yang ada di pasaran. Akan tetapi tetap mempunyai kerugian yaitu kita
harus membeli komponen tersebut dengan harga yang relatif lebih mahal.
1. Perakitan dengan pemilihan.

Pada metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-komponennya


juga dihasilkan engan produksi massal yang pengukuran-pengukurannya
tersendiri menurut batasan-batasan ukuran.

1. Perakitan secara individual.

Perakitan secara individual dalam pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan


antara pasangan satu dengan pasangannya. karena dalam pengerjaannya harus
berurutan tergantung bagian yang sebelumnya. Salah satu komponen yang
berpasangan tersebut kita selesaikan terlebih dahulu, kemudian pasangan
lainnya menyusul dengan ukuran patokan yang diambil dari komponen yang
pertama.

2.1. Macam dan jenis perakitan.

Ada beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan di dunia industri,
hal ini tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Biasanya faktor bentuk
dan jumlah produk yang akan dihasilkan sangat menentukan. Pada umumnya
ada dua macam jenis perakitan yaitu:

 Perakitan manual yaitu perakitan yang sebagian besar proses dikerjakan


secara konvensional atau menggunakan tenaga manusia dengan peralatan
yang sederhana tanpa alat-alat bantu yang spesifik atau khusus.
 Perakitan otomatis yaitu perakitan yang dikerjakan dengan sistem
otomatis seperti otomasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan
elektronik (mekatronik), dan membutuhkan alat bantu yang lebih khusus.

Sedangkan untuk jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis produk yang
akan

dilakukan perakitan yaitu;

 Produk tunggal Jenis perakitan tunggal yaitu perakitan dengan produk


hanya satu jenis saja.
 Produk seri Jenis perakitan produk seri adalah bila perakitan dilakukan
dalam jumlah massal dalam bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya
proses erakitan produk elektronik, perakitan mobil, perakitan motor dan
lain-lain. 

 PENGUJIAN PRODUK BARANG DAN JASA


3.1. Arti produk bagi konsumen
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu pasar untuk
memenuhi keinginan atau kebutuhan. Segala sesuatu yang termasuk ke
dalamnya adalah barang berwujud, jasa, events, tempat, organisasi, ide
atau pun kombinasi antara hal-hal yang baru saja disebutkan.

3.2. Menetapkan Skala Proses Produksi Barang dan Jasa


Penyusunan perencanaan proses produksi barang dan jasa
a. Pengertian Produksi
Produksi adalah kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau
faedah baru.Manfaat atau faedah terdiri dari faedah bentuk (form utility),
misalnya tepung menjadi roti; faedah waktu (time utility), misalnya hasil
produksi ditempat produsen dipasarkan ditempat konsumen; faedah tempat
(place utility) misalnya pasir di sungai dibawah ke proyek.
b. Pengertian Produk
Produk merupakan hasil kegiatan produksi yang berwujud barang atau jasa.
Barang mempunyai wujud tertentu dan memiliki sifat-sifat fisik, dan ada
tenggang waktu antara saat produksi dan yang dikonsumsi. Pendapat lain
mengatakan produk adalah hasil dari proses produksi yang semual berupa bahan
mentah menjadi produk jadi yang siap untuk dijual / dipakai dan memiliki nilai
tambah secara ekonomis. Produk bersifat konkret dan nyata.
c. Jasa
Jasa adalah hasil dari kegiatan produksi yang tidak mempunyai wujud tertentu,
serta tidak mempunyai sifat-sifat fisik tertentu dan tidak terdapat tenggang
waktu antara saat diproduksi dan saat dikonsumsi.
d. Produsen
Produsen adalah orang atau badan / lembaga yang menghasilkan produk.
e. Produktivitas
Produktivitas adalah suatu perbandingan dari hasil kegiatan yang seharusnya
atau kemampuan dalam memproduksi
f. Perencanaan Proses Produksi
Perencanaan proses produksi adalah perencanaan tentang produk apa dan
berapa jumlahnya masing-masing yang segera diproduksikan pada periode yang
akan datang.
g. Perbedaan antara Perencanaan Proses Produk dan Perencanaan Proses
Produksi Perbedaan antara Perencanaan Proses Produk dan Perencanaan Proses
Produksi. Dalam perencanaan proses produk banyak menyangkut aspek-aspek
teknis, sedangkan dalam perencanaan proses produksi banyak menyangkut
aspek-aspek ekonimis.
3.3. Jenis dan Kualitas Produk / Jasa
Produk umumnya, setiap perusahaan menghasilkan dan memasarkan
bermacam-macam jenis berkaitan dengan penentuan macam dan jenis produk
apa saja yang akan diproduksi. Pertimbangan perusahaan sebelum menentukan
produk yang dihasilkan itu dikarenakan meningkatkan perkembangan teknologi
dan pengetahuan konsumen. Suatu jenis produk tertentu biasanya mempunyai
ciri-ciri spesifik ukuran, harga, dan atribut lainnya. Penentuan macam dan jenis
produk yang akan diproduksi didasarkan atas pertimbangan pengaruh adanya
kombinasi produk terhadap keuntungan, penguasaan pasar, posisi pasar, selera
dan keinginan konsumen terhadap jenis produk. Tanpa melihat itu, bisa
dipastikan produk kita menjadi produk yang tersisih dipasar.
Jenis produk berdasarkan tujuan pemakainya terdiri dari berikut ini.
a. Shopping Goods
Barang yang memerlukan pertimbangan kualitas, harga, gaya kemasan dan
jenis. Contohnya : TV, jam tangan, kulkas, permata, dan sebagainya.
b. Convinience Goods
Barang konsumsi yang sifatnya mudah dicari bila diperlukan setiap saat dan
tersedia di toko / warung terdekat. Contohnya : es krim, rokok, sabun, gula,
permen dan sebagainya.
c. Speciality Goods
Barang kebutuhan konsumen, tetapi memerlukan pelayanan khusus dan terdapat
ditoko / tempat tertentu. Contohnya : mobil mewah, jam tangan mewah,
permata dan sebagainya. Ditinjau dari proses, produk dibagi menjadi produk
massa dan produk pesanan. Produk massa adalah produk yang dibuat secara
terus menerus dan berujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Jumlah produk
yang dihasilkan relatif banyak dan sejenis. Contoh : semen, sabun, TV,
handphone, pasta gigi, sampo.
Adapun produk pesanan adalah produk yang dibuat secara terputus-putus dan
bertujuan untuk memenuhi pesanan pelanggan. Jumlah produk yang dihasilkan
terbatas sesuai jumlah pesanan dan produknya beraneka ragam sesuai pesanan.
Contoh : cetakan undangan, kartu nama, kusen rumah.
3.4. Jasa
Jasa adalah usaha memberikan pelayanan / servis untuk memenuhi kebutuhan
pelangan. Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud. Sehingga factor kepuasan
pelanggan menjadi sangat penting.
Ciri-ciri usaha jasa, yaitu sebagai berikut :
a. Produk jasa dinikmati konsumen pada saat layanan diberikan. Berbeda
dengan produk barang, produk barang bisa saja dibuat atau diproduksi beberapa
bulan atau tahun yang lalu, tetapi baru dinikmati konsumen beberapa bulan atau
tahun kemudian setelah barang dibeli.
b. Yang ditransaksikan adalah layanan, bukan benda / barang kepemilikan.
Dengan demikian dari transaksi jasa pada umumnya, kepemilikan barang pihak
konsumen tidak bertambah. Contoh usaha jasa : bengkel mobil, salon
kecantikan, servis elektronika, jasa akuntansi
dan perpajakan, jasa transportasi, jasa medis / pengobatan, kursus stil mobil,
wartel, warnet,
perantara dan konsultasi hukum.
3.5. Kualitas Produk / Jasa
Setiap produk yang dihasilkan tentu tidak bisa dipisahkan dengan manfaatnya
sebagai pemenuhan kebutuhan konsumen. Manfaat suatu produk umumnya
diukur dengan kegunaan optimal dan kepuasan konsumen, yang merupakan
refleksi kualitas dari produk tersebut.
a. Penentuan Jenis dan Kualitas Produk
Jenis dan kualitas produk ditentukan atas dasar, antara lain dari beberapa faktor
berikut:
1) Kualitas Bahan
Bahan sebagai unsur utama pembuatan produk diupayakan berkualitas, harga
bersaing, dan mudah didapatkan sehingga pasokannya lancar dan berkelanjutan.
2) Proses Produksi
Dalam proses produksi yang meliputi berbagai unsur dan komponen produksi
perlu dipertimbangkan tingkat efektivitas dan efisiensi proses produksi, dan
pengendalianproses menjadi penting untuk menghasilkan produk yang
berkualitas dan terjamin
mutunya.
3) Kreativitas dan Inovasi Model
Suatu produk dihasilkan karena adanya kebutuhan pasar, namun juga
dibutuhkan kreativitas dan inovasi model yang harus secara berkala diupayakan
sehingga dapat mengikuti perkembangan dan kebutuhan pembeli.
4) Kelangsungan Produk
Faktor kelangsungan produk terkait dengan keseluruhan unsur produksi yang
dilaksanakan oleh perusahaan sehingga dapat memenuhi tuntutan konsumen.
5) Pasar yang Potensial
Jika suatu produk massa dibuat maka mencari pasar potensial adalah keharusan,
misalnya dengan berbagai promosi, pembukaan agen atau cabang-cabang
maupun berbagai upaya untuk meningkatkan omset penjualan. Faktor ini
menjadi kunci dari produk yang akan dibuat, mengingat tanpa pemasaran yang
andal produksi akan terhenti, bahkan bisa bangkrut.
b. Penentuan Jenis dan Kualitas Jasa
Jenis dan kualitas jasa ditentukan oleh beberapa faktor berikut.
1) Peluang Usaha
Jasa sangat erat kaitannya dengan peluang usaha untuk dapat dibidik menjadi
kegiatan usaha yang potensial untuk dikembangkan dan ditekuni. Oleh karena
itu, factor ini menjadi sangat penting, mengingat tanpa dapat menganalisis
peluang dengan cermat, usaha jasa yang dibuat kurang dapta bersaing dan
kurang diminati.
2) Pelayanan Prima
Jika peluang usaha telah dipilih dan persiapan usaha telah dilaksanakan maka
dalam proses pengerjaan maupun pelayanan kepada pelanggan haruslah prima
dan tidak mengecewakan pelanggan, karena faktor ini menjadi kunci
keberhasilan usaha jasa.
3) Pelanggan yang Potensial
Mempertahankan pelanggan jasa memang tidaklah mudah, oleh karena itu
pelanggan yang potensial harus terus dipertahankan.
4) Kesinambungan Usaha
Guna menjaga kesinambungan usaha jasa, diperlukan konsistensi dan komitmen
yang tinggi untuk menjaga kualitas pelayanan dan harga yang memadai bagi
pelanggan.
5) Objektif dan Wajar
Dalam mengembangkan usaha secara konsisten dan berkesinambungan,
hubungan dengan sesama pengusaha jasa hendaklah dijaga dengan tetap
menunjukkan objektivitas dan kewajaran.
BAB III PENUTUP
  
Kesimpulan
Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian
komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu
proses pengencangan , proses inspeksi dan pengujian fungsional , pemberian
nama atau label , pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil perakitan yang
buruk , serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakai akhir. 
     Perakitan merupakan proses khusus bila dibandingkan dengan proses
manufaktur lainnya , misalnya proses pemesinan (frais , bubut , bor , dan
gerindia) dan pengelasan yang sebagian pelaksanaanya  hanya meliputi satu
proses saja. Sementara dalam perakitan bisa meliputi berbagai proses
manufaktur .
DAFTAR PUSTAKA

https://en.wikipedia.org/wiki/Mass_production&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp
&prev=search

https://produksimassal1.blogspot.com/2019/10/perakitan-produk-massal.html

https://cahayak4.wordpress.com/2019/10/24/metode-perakitan-xiipw/
MAKALAH
SISTEM PERAKITAN MANUAL PADA PRODUK MASSAL
DI
S
U
S
U
N
OLEH:
DINAH DWI AMALIAH
MIRNA
NURUL DZAKYYA SYIFA
SYAKIA WAHDA
NUR AULIA SELFIRA RISKI

XII TB 1

Anda mungkin juga menyukai