oleh
Kelompok : 15
Anggota Kelompok : Muhammad Irfan Fajar Kurniawan (13115012)
Rumanda Enggala Kapisa (13115050)
Agnes Kartika Putri (13115051)
Jacky (13115055)
Bagas IhsanPriambodo (13115077)
Muhammad Khazmy (13115092)
1. Ragum
Ragum untuk mesin gurdi digunakan untuk mencekam benda kerja pada saat
akan di bor.
2. Klem set
Klem set digunakan untuk mencekam benda kerja yang tidak mungkin
dicekam dengan ragum.
3. Landasan (blok paralel)
Digunakan sebagai landasan pada pengeboran lubang tembus, untuk
mencegah ragum atau meja mesin turut terbor.
6. Pasak pembuka
Digunakan untuk melepas sarung pengurang dari spindel bor atau melepas
mata bor
dari sarung pengurang.
7. Boring head
Digunakan untuk memperbesar lubang baik yang tembus maupun yang tidak
tembus.
8. Mata bor.
Mata bor merupakan alat potong pada mesin gurdi, yang terdiri dari bor spiral,
mata bor pemotong lurus, mata bor untuk lubang yang dalam (Deep hole
drill), mata bor skop (spade drill), dan mata bor stelite.
Gambar 2.2. (a) Reaming, (b) Tapping, (c) Counterboring, (d) Countersinking
GAMBAR PROSES
1. Mempersiapkan pahat, benda kerja dan alat bantu yang akan digunakan
7. Memposisikan pahat centering agar tepat pada titik yang sudah ditandai.
12. Untuk benda dengan profil berbentuk kubus, ulangi proses drilling
menggunakan pahat 16 mm
13. Setelah proses drilling selesai. Pada benda kerja profil L dibuat ulir M16.
18. Setelah mencapai kedalaman yang diinginkan, pahat dilepas dengan cara
BAB IV
Analisis
4.1 Prosedur
1. Siapkan benda kerja yang ingin dilakukan proses gurdi
2. Tandai pada benda kerja bagian yang ingin di gurdi
3. Ganti mata pahat dengan tipe center drill untuk membuat lubang awal,
caranya dengan menggunakan kunci chuck dan rekatkan pada gigi-gigi
pada pemegang pahat kemudian diputar berlawanan jarum jam sampai
mata pisau sebelumnya lepas. Kemudian masukkan center drill dan putar
pemegang pahat dengan menggunakan tangan secara manual setelah itu
kencangkan lagi dengan menggunakan kunci chuck.
4. Pasang benda kerja pada ragum dengan menggunakan penumpu yang
diletakkan pada bagian bawah benda kerja.
5. Atur posisi pahat dengan menekan tuas pendorong ke bawah sampai mata
pahat menyentuh benda kerja, kemudian posisikan sudut meja sampai mata
pahat menyentuh titik yang ingin di gurdi pada benda kerja. Setelah itu
turunkan tuas pengunci untuk mengunci posisi meja.
6. Nyalakan mesin gurdi dengan menggunakan tombol biru dan atur
kecepatan putar motor dengan menyesuaikan kode pada tabel.
7. Lakukan proses gurdi dengan memutar tuas ke bawah sampai mata pahat
masuk ke benda kerja sedalam setengah conus.
8. Hentikan mesin gurdi dengan menekan tombol merah
9. Lepas mata pahat center drill dan ganti dengan pahat drill
10. Lakukan proses tersebut dengan mengganti-ganti mata pahat secara
bertahap sampai mendapat ukuran yang diinginkan.
11. Untuk membuat ulir dalam dilakukan proses sney dengan menggunakan
mata pahat yang tidak terlalu dalam. Pemasangan dilakukan dengan
memasukkan mata pahat dan putar pemegangnya.
12. Letakkan mata pahat pada lubang benda kerja yang ingin di sney
13. Putar secara perlahan sambil diletakkan pelumas sampai mata pahat telah
menembus lubang
Nama : Jacky
NIM : 13115055
14. Ulangi langkah tersebut dengan mengganti pahat sney yang memiliki
mata pahat yang lebih dalam
4.4 Fenomena
Geram berbentuk spiral kontiniu
Chuck sedikit terlepas dari spindle
Adanya ketidakstabilan/goyangan pada mata pahat saat berputar
Suara tumbukan saat penggunaan diameter pahat yang lebih besar
Nama : Bagas Ihsan Priambodo
NIM : 13115077
BAB IV
Analisis
4.1 Prosedur
Prosedur proses gurdi meliputi :
Persiapan mesin gurdi
1. Lakukan pengecekan terhadap komponen-komponen utama mesin
gurdi
2. Pastikan semua komponen bisa digunakan dengan baik
3. Siapkan benda kerja dan pahat-pahat yang akan digunakan
Proses Centering
1. Mengecek mesin, memastikan apakah mesin dalam keadaan baik
atau perlu penyesuaian
2. Melakukan penyesuaian kecepatan putar mesin dengan tuas yang
berada di mesin, dengan melihat referensi kategori kecepatan yang
ada pada mesin
3. Mengencangkan bagian spindel hingga benar-benar terkunci
(berat)
4. Mengukur dimensi benda kerja dan menandai pada titik yang akan
dilubangi
5. Memasang benda kerja pada meja kerja, kemudian cekam agar
benda kerja tidak bergerak bebas
6. Memasang pahat centering pada chuck
7. Mengatur ketinggian dan posisi meja kerja agar mata pahat tepat di
titik centering
8. Menyalakan mesin gurdi dengan menekan tombol start
9. Memutar tuas spindle agar mata pahat menuju kebawah, dan
memotong benda kerja
10. Untuk proses centering, benda kerja hanya di gurdi hingga
kedalaman setengah konus. Proses ini bertujuan untuk
Nama : Bagas Ihsan Priambodo
NIM : 13115077
4.4 Fenomena
a. Pahat tapping sangat sulit untuk diputar karena kurang banyak pelumasan
b. Terbentuknya geram kontinyu saat proses menggurdi. Geram kontinyu
terbentuk pada saat kedalaman potong besar
c. Suara decitan ketika proses drilling. Hal ini akibat gesekan mata drill
dengan benda kerja saat bergesernya posisi drill dari semula sehingga
proses drilling lebih berat dan menimbulkan suara decitan.
d. Lepasnya mata pahat dari penguncian karena gerak makan yang tidak
konstan. Laju pembebanan pada pahat yang “mengagetkan”
mengakibatkan gaya reaksi yang mendorong pahat untuk lepas.
Nama : Agnes Kartika Putri
NIM : 13115051
BAB IV
Analisis
4.1 Prosedur
1. Persiapkan mesin gurdi dan pinjam peralatan yang akan digunakan
2. Menandai bagian benda kerja yang akan dilubangi sesuai dimensi pada
gambar teknik. Benda kerja ada 2, yaitu benda kerja hasil freis berbentuk
huruf L dan balok baja.
3. Pasang center drill pada drill chuck, kemudian pasang chuck pada spindle.
4. Pasang benda kerja pada ragum mesin gurdi.
5. Posisikan pahat dan meka kerja agar lubang yang ingin dibuat sesumbu
dengan ujung pahat.
6. Mengatur kecepatan potong pahat.
7. Tekan tombol on untuk menyalakan mesin.
8. Lakukan proses centering sampai kedalaman setengah konus.
9. Setelah proses centering, ganti pahat center dengan pahat drill.
10. Pada proses drilling ini, dilakukan secara bertahap dengan mengganti
pahat dari diameter kecil sampai diameter yang diinginkan.
11. Tekan tombol on dan atur kecepatan potong pahat.
12. Untuk mengatur gerak makan, turunkan pahat secara perlahan hingga
memotong benda kerja, lalu angkat sejenak untuk membuang geram. Lalu
turunkan pahat kembali sampai terbentuk lubang pada benda kerja.
13. Ulangi proses nomer 11 dan 12 hingga memperoleh diameter yang
diinginkan.
14. Pada benda kerja berbentuk huruf L, lakukan proses tapping,
15. Pada proses tapping, cekam benda kerja pada ragum.
16. Lalu pasang pahat tapping pada lengan pemutar.
17. Lakukan proses tapping dengan memasukan pahat kr bagian lubang pada
benda kerja lalu putar. Lakukan proses ini dengan mengganti pahat secara
bertahap.
18. Bersihkan geram yang timbul akibat proses yang terjadi.
4.2 Benda Kerja
Nama : Agnes Kartika Putri
NIM : 13115051
Benda kerja yang digunakan yaitu benda kerja hasil freis berbentuk huruf
L dan balok baja. Balok baja mengalami proses centering dan drilling. Balok
yang berbentuk L, mengalami proses centering, drilling, dan tapping.
Keduanya dibuat lubang ukuran M16, dimana hanya balok L yang memiliki
ulir dengan kedalaman 2mm. Setelah melewati proses gurdi, dapat ditunjukan
bahwa benda kerja akan memiliki lubang yang berdiameter sesuai dengan
pahat terbesar yang digunakan untuk melubangi benda tersebut. Pada dinding
lubang, permukaan benda kerja terasa cukup halus.
Pada lubang yang tidak tembus, bentuk lubang menjadi seperti kerucut.
Hal ini dikarenakan oleh bentuk pahat yang berbentuk segitiga. Pada dinding
lubang yang berbentuk kerucut ini, permukaan terasa lebih kasar
dibandingkan permukaan benda yang berbentuk tabung. Hal ini dikarenakan
pada permukaan yang berbentuk tabung lebih lama terkena pahat
dibandingkan dengan permukaan yang berbentuk kerucut. Semakin lama
benda kerja terkena pahat akan membuat permukaan benda semakin halus.
Walaupun permukaan halus, tetapi jika dilihat secara seksama terlihat bahwa
permukaan tidak begitu rata.
yang diterima oleh pahat dan diameter pahat, maka pahat yang lebih besar
membutuhkan torsi yang lebih besar untuk bekerja secara optimal.
Saat dilakukan proses boring, pahat sempat berhenti berputar. Hal ini
disebabkan karena pencekaman pahat pada mesin kurang kuat atau kecepatan
motor terlalu tinggi saat menggunakan pahat berdiameter besar.
Selain itu, benda kerja mengalami peningkatan suhu yang cukup signifikan.
Suhu geram juga sangat tinggi dikarenakan penggunaan pahat yang
berdiameter besar untuk membuat lubang. Penggunaan pahat yang besar akan
menyebabkan usaha pahat yang diterima oleh benda besar. Usaha ini diubah
oleh benda kerja menjadi panas.
Nama : Muhammad Irfan Fajar Kurniawan
NIM : 13115012
BAB IV
Analisis
4.1 Prosedur
Terdapat beberapa yang kita lakukan pada praktikum modul gurdi ini.
Yang pertama adalah menyiapkan dan membuat checklist dari alat-alat yang akan
dipakai.
Yang kedua proses centering. Menandai letak lubang lalu Meletakkan
benda pada ragum lalu Memasang pahat pada chuck dan memastikan bahwa pahat
tersebut sudah kencang dengan menguncinya dengan kunci chuck lalu Mengatur
kecepatan dan mengatur posisi spindel dengan tuas spindle lalu meyalakan mesin
dan mengatur tuas spindel agar pahat mengenai benda kerja hingga membuat
lubang kecil dan dangkal dan Melepas pahat dan membersihkan geram.
Yang ketiga Proses Drilling. Menggunakan pahat drill dari diameter paling
kecil terlebih dahulu, Memasang pahat pada chuck dan memastikan bahwa pahat
tersebut sudah kencang dengan menguncinya dengan kunci chuck, Mengatur
kecepatan dan mengatur posisi spindel dengan tuas spindle, Meyalakan mesin dan
mengatur tuas spindel agar pahat mengenai benda kerja, Membuat lubang dengan
menaik turunkan tuas spindel, agar tidak tercipta geram yang terlalu banyak pada
lubang, Lakukan paroses ini hingga mencapai diameter yang diinginkan, dan
terakhir Mengulang proses diatas dengan menggunakan diameter pahat yang
bertahap lebih besar hingga mencapai diameter lubang yang diinginkan.
Yang keempat Proses Tapering. Diawali memasang benda kerja yang
sudah berlubang pada ragum, Meletakkan dan mengencangkan pahat pada
pemegang pahat, Melakukan proses pembuatan ulir pada lubang dengan memutar
pahat dengan tangan posisi pemutar dengan lubang harus tegak lurus, Setelah
sesaat memutar, putar balik arah putaran guna melepaskan geram yang terbentuk,
Lakukan proses ini hingga mencapai kedalaman yang diinginkan, dan
terakhir mengulang proses ini dengan pahat 2.
Waktu pemotongan
Kedalaman Potong
4.4. Fenomena
4.4.1 Pahat Drilling terlepas dari chuck
Pada saat menggunakan pahat drilling berdiameter 14 mm pahat tersebut terlepas
dari chucknya. Hal ini dikarenakan beban torsi pada chuck yang terlalu besar.
Nama : Muhammad Irfan Fajar Kurniawan
NIM : 13115012
BAB IV
Analisis
4.1 Prosedur
1. Persiapkan lalu kenakan alat-alat safety pada praktikum ini, seperti safety
goggles, sarung tangan, dan juga jas lab.
2. Selanjutnya, aturlah kecepatan potong pada mesin gurdi dengan memutar
tombol pada mesin dank arena mesin gurdi yang dipakai masih
konvensional, maka untuk kecepatan makan (gerak naik-turun pahat)
ditentukan oleh praktikan itu sendiri secara manual dengan memutar
kemudi disamping mesin gurdi.
3. Setelah itu, pasangkan pahat yang sesuai dengan apa yang mau kita buat
pada spindle dengan cara memutarnya sampai terkunci. Pahat yang
pertama dipakai adalah pahat center drill untuk membuat konus pada
benda kerja.
4. Sebelum memasang benda kerja di mesin gurdi, tandai terlebih dahulu
bagian yang ingin digurdi
5. Lalu, pasangkan benda kerja pada ragum mesin gurdi dan usahakan benda
kerja terletak dengan benar (rata dan terjepit dengan kuat).
6. Setelah benda kerja dan pahat dipasang maka lakukan zeroing yang
berfungsi untuk menentukan titik 0 pemotongan.
7. Setelah melakukan zeroing, jalankan mesin gurdi dan lakukan gerak
makan dengan menggerakkan tuas yang ada di samping mesin gurdi untuk
menaik-turunkan pahat sampai terbentuk konus pada benda kerja.
8. Setelah itu, ganti pahat dengan pahat drill dan lakukan zeroing lagi.
9. Lakukan langkah 7 lagi, tapi proses makan terjadi sampai benda kerja
bolong.
10. Proses gurdi dilakukan secara bertahap dengan menggunakan pahat mulai
dari diameter yang kecil sampai yang besar.
11. Setelah diameter lubang yang diinginkan sudah tercapai, lakukan tapping
untuk membuat ulir pada benda kerja
Nama : Muhammad Khazmy
NIM : 13115092
12. Pasang benda kerja pada ragum lain untuk melakukan proses tapping.
13. Lumasi pelumas saat melakukan tapping agar permukaan tidak kesat.
14. Ganti pahat tapping secara bertahap.
15. Bersihkan ragum yang tersisa pada benda kerja dan alat lainnya.
3. Kedalaman potong
Semakin besar kedalaman potong y ang ingin dicapai maka semakin
besar pula gaya potong yang membuat pahat cepat rusak karena menahan
torsi yang besar dan hasil pemotongan pada benda kerja pun akan kasar
karena banyaknya materi yang dipotong pada setiap gerakan potongnya.
Maka dari itu, proses gurdi dilakukan dengan bertahap dengan mengganti
pahat dari diameter kecil sampai besar.
4..4 Fenomena
Fenomena yang terjadi adalah munculnya geram yang berbentuk
diskontinu dan kontinu. Geram diskontinu dihasilkan saat kedalaman rendah
karena bagian yang terpotong sedikit sedikit tapi geram kontinu terjadi saat
kedalaman potong yang dalam karena bagian yang terpotong lebih banyak. Lalu
dirasakan kenaikan temperature dari benda kerja yang disebabkan oleh adanya
gaya gesek yang berubah menjadi panas.
Nama : Rumanda Enggala Kapisa
NIM : 13115050
BAB IV
Analisis
4.1 Prosedur
1. Persiapkan safety tools dan alat-alat yang akan digunanakan seperti Pahat
( centering, counterboring, counter-sinking, tap, reamer, twist drill ), Jangka
sorong (mengukur dimensi benda kerja dan diameter pahat), Penggores (menandai
benda kerja yang hendak dibuat lubang), Kunci chuck (mengencangkan pahat
yang terpasang pada chuck), Pemegang pahat (khusus digunakan dalam tapping,
sebagai pegangan dan lengan untuk memberikan puratan / torsi saat pembuatan
ulir
3. Memberi tanda pada benda kerja yang akan kita kerjakan dengan proses gurdi
setelah diukur pada meja rata
4. Pasang benda kerja pada ragum lalu cari posisi yang pas
dengan mengatur tuas untuk mengontrol ketinggian dan posisi
meja kerja hingga mata pisau dapat menyentuh benda
kerja .Memasang benda kerja harus dengan pas.
6. Setelah itu ganti mata pisau dengan mata bor yang berukuran kecil dan
hidupkan kembali mesin lalu turunkan hingga terbentuk lubang yang sempurna
7. Ganti mata pisau yang lebih besar lalu ulangi seperti pada tahap 6
9. Setelah itu lakukan tapping yaitu proses pembuatan ulir dengan cara manual
yaitu dengan memasang alat yang ada pada lubang lalu putar
10. Setelah itu ganti mata pisau tapping hingga tiga kali sampai terbentik ulir yang
sempurna.
11. Lakukan hal yang sama pada benda kerja satunya tanpa proses tapping
12. Setelah itu , bersihkan mesin gurdi dari geram geram hasil proses tersebut
lalu kembalikan alat alat pada tempatnya
berlubang dan lubang tampak rapih semaik cepat kecepatan putar mata pisau
semakin halus juga permukaan hasil benda kerja karena semakin banyak
kesembatan mata pisau untuk memotong benda kerja dan sealiknya, semakin
cepat gerak makan semakin kasar permukaannya semakin lambat gerak makan
semakin halus permukaan hasil benda kerja. Di permukaan baliknya yang telah
diberi coating tampak burre sehingga harus dilakukan pengerjaan lebih lanju
untuk menghilangkan burre tersebut.
4.4 Fenomena
1.Slip
Slip adalah kondisi dimana pahat tersangkut pada benda kerja lalu pahat ini
kemungkinan terjadi dikarenakan pemasangan pahat pada drill chuck kurang
kencang sehingga ketika menyentuh benda kerja mata pahat tersangkut dan tidak
dapat berputar. Alasan lainnya yakni pisau drill kemungkinan telah aus sehingga
tidak mampu mencengkram dengan baik
2. Geram hasil proses gurdi (drilling). Geram yang dihasilkan pada proses gurdi
berbeda-beda. Tergantung kecepatan gerak makan. Semakin gerak cepat makan
semakin panjanggeram yang dihasilkan
3. Terdapat kesalahan posisi pelubangan pada benda.
Nama : Jacky
NIM : 13115055
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Gerak potong pada proses gurdi adalah gerak memutar dari pahat terhadap
benda kerja yang diam sedangkan gerak makan gurdi terjadi saat mata pahat
bergerak vertikal menembus benda kerja.
Parameter proses gurdi yaitu kecepatan potong, kedalaman potong, kecepatan
makan. Semakin besar kecepatan potong, semakin halus benda kerja dan
semakin cepat prosesnya. Semakin besar kedalaman potong, gaya
pemotongan yang dibutuhkan juga semakin besar. Semakin besar kecepatan
potong, semakin cepat proses namun dapat merusak pahat.
Kejadian negatif seperti kesalahan penandaan pada benda kerja agar tidak
terulang haruslah dicek kembali ukuran dan posisi penandaannya
5.2 Saran
Kedalaman potong harus dilakukan secara bertahap agar tidak merusak pahat
Pemotongan dilakukan secara perlahan agar tidak membuat pahat lepas
Gunakan penumpu di bawah benda kerja agar tidak merusak ragum'
Ukuran dan posisi penandaan pada benda kerja harus dicek kembali agar
tidak terjadi kesalahan
Nama : Bagas Ihsan Priambodo
NIM : 13115077
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
1. Gerak potong pada proses gurdi merupakan gerak rotasi dari pahat
sedangkan gerak makan pada proses gurdi adalah gerak naik turun
(translasi) pahat
2. Hal hal yang dijadikan parameter proses gurdi adalah kecepatan putar
pahat, kedalaman potong yang ditentukan oleh diameter pahat, dan
kecepatan makan.
3. Proses Gurdi dilakukan guna membuat lubang pada suatu benda kerja.
Lubang dibuat secara bertahap hingga mencapai diameter yang diinginkan.
4. Permukaan tidak halus akibat geram dapat dihindari dengan cara menaik
turunkan pahat secara berkala.
5.2 Saran
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
1. Gerak makan mesin gurdi adalah gerak naik turunnya pahat. Sedangkan
gerak potong mesin gurdi adalah gerak berputarnya pahat.
2. Parameter proses pada mesin ini adalah kecepatan putar spindle,
kecepatan gerak makan, kedalaman potong, diameter pahat, dan material
benda kerja.
3. Jika diameter yang dibuat besar, maka akan membutuhkan waktu yang
lebih lama juga. Kecepatan putar yang besar akan menghasilkan getaran
sehingga alam membuat lubang hasil gurdi tidak presisi dan tidak rata.
4. Menggunakan pahat dengan ukuran bertahap. Saat melakukan proses
gurdi, sesekali putar kembali tuas spindle ke arah sebaliknya agar geram
tidak menumpuk. Mengatur keceoatan putar spindle tidak terlalu cepat
maupun lambat, semakin besar diameter pahat, kecepatan putar harus
makin kecil.
5.2 Saran
1. Jangan letakan pahat terlalu dalam, agar konsentrasi tegangan tidak besar,
dan pahat tidak mudah patah
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1.Kesimpulan
Mesin gurdi dapat melakukan proses centering (menandai objek kerja),
drilling, boring (memperbesar lubang pada benda kerja), reaming
(memperhalus sisi lubang), counterboring, dan countersinking.
Proses lubang bertingkat bisa dilakukan dengan pahat conterboring
(sudutnya tidak perbedaan diameter siku-siku) atau countersinking (sudut
perbedaan diameter lebih dari 90 derajat), untuk membuat lubang yang
kecil dan dan tidak dalam menggunakan pahat centering, untuk
memperbesar lubang menggunakan pahat drill (biasanya memiliki alur
yang berkesinambungan dan panjang, sebagai tempat keluarnya geram),
menggunakan pahat tap untuk membuat alur pada lubang.
Parameter proses mesin gurdi bisa dilihat pada poin 4.3
5.2 Saran
Menggunakan penyiku pada saat melakukan proses tapering
Memastikan posisi yang akan dilubangi telah tepat
Memastikan pemasangan pahat pada chuck sudah kencang, sehingga
pahat tidak terlepas dari chuck
Nama : Muhammad Khazmy
NIM : 13115092
Bab V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
1. Gerak potong pada mesin gurdi adalah gerak rotasi pahat terhadapa benda
kerja dan gerak makan adalah gerak translasi arah vertical (naik-turun)
pahat terhadapa benda kerja.
2. Parameter proses mesin gurdi ada 3, yaitu kecepatan gerak potong,
kecepatan gerak makan, dan kedalaman potong pahat. 3 hal tersebut
menentukan waktu proses pengerjaan dan bentuk benda kerja itu sendiri
(halus atau kasar).
3. Kedalaman potong yang besar akan membuat benda kerja bergetar dan
membuat lubang pada benda kerja tidak presisi dan parameter proses di
poin nomor 2 jika diberi kecepatan yang besar dan kedalaman potong yang
besar maka waktu proses pengerjaan pun akan semakin cepat.
4. Untuk mengurangi efek negative yang akan terjadi pada kerja maka
dilakukan kedalaman potong yang bertahap, dengan memakai diameter
pahat dari kecil sampai besar agar gaya yang diperlukan kecil.
5.2 Saran
1. Tandai bagian yang ingin digurdi dengan benar dan pastikan tanda terletak
dibagian yang seharusnya.
2. Lakukan zeroing dengan cermat agar titik pusat lubang benar terletak di
titik yang sudah ditentukan.
3. Pasang pahat dan benda kerja dengan kuat agar pada saat proses gerak
potong ataupun makan benda kerja dan pahat tetap pada posisi.
Nama : Rumanda Enggala Kapisa
NIM : 13115050
BAB V
3. Menganalisa jenis dan fungsi mata pahat yang digunakan dalam proses gurdi
berbedda tergantung pada proses yang dikerjakan.
4.Proses pada mesin gurdi adalah centering, drilling, reaming, tapping, counter-
boring, counter-sinking.
5.2 Saran
Keterangan :
Pahat Reamer
Contoh benda kerja hasil proses reamer
Pahat tap biasa terdiri dari tiga yaitu bottoming, intermediate dan taper.
Taper digunakan untuk membuat ulir awal dengan bentuknya ulir pahat
yang meningkat secara bertahap. Sedangkan pahat intermediate digunakan
untuk proses kedua setelah taper dengan bentuk ulir pahat yang bertahap
namun lebih sedikit dibandingkan taper. Tahap terakhir yaitu bottoming
dengan bentuk pahat yang hampir seragam.
8. Jika ingin membuat suatu produk yang material dasarnya berbentuk balok
dengan proses gurdi untuk membuat lubang dan proses freis untuk
meratakan keenam sisinya, maka pilih urutan proses yang benar! Jelaskan!
Proses pertama adalah proses freis untuk meratakan keenam sisinya untuk
menghindari kesalahan peletakan titik tengah benda jika proses gurdi
terlebih dahulu yang digunakan. Setelah itu, digunakan mesin gurdi
dengan urutan proses centering, drilling, boring.
9. Jika waktu menggurdi terjadi getaran yang besar, apa yang mungkin
menyebabkan getaran tersebut? Apa pengaruh getaran yang terjadi dalam
proses gurdi? Bagaimana solusinya?