Anda di halaman 1dari 44

MS 2260 PROSES MANUFAKTUR

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR


MODUL 3 - PROSES GURDI

oleh

Kelompok : 15
Anggota Kelompok : Muhammad Irfan Fajar Kurniawan (13115012)
Rumanda Enggala Kapisa (13115050)
Agnes Kartika Putri (13115051)
Jacky (13115055)
Bagas IhsanPriambodo (13115077)
Muhammad Khazmy (13115092)

Tanggal Praktikum : 21 April 2017


Tanggal Penyerahan Laporan : 26 April 2017
Nama Asisten : Muhamad Faroqi Jayadi
NIM Asisten : 13114040

LABORATORIUM TEKNIK PRODUKSI


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2017
BAB I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Proses permesinan adalah proses yang banyak digunakan dalam proses
manufaktur. Proses permesinan didefinisikan sebagai proses pembuangan
sebagian material bahan baku menjadi bentuk dan spesifikasi yang diinginkan.
Melalui proses ini berbagai barang dapat dibentuk dengan spesifikasi tertentu.
Proses permesinan yang digunakan salah satunya adalah proses gurdi dan
proses boring. Proses gurdi adalah proses pembuatan lubang pada benda
kerja. Proses ini dilakukan dengan menahan benda kerja agar tetap diam
sementara pahat berputar untuk melubangi benda kerja. Berbeda dengan
gurdi, proses boring adalah proses pelebaran lubang pada benda kerja. Proses
pelubangan ini dilakukan agar lubang pada benda kerja mencapai spesifikasi
tertentu. Proses gurdi dan boring adalah proses yang umum digunakan untuk
membuat benda-benda yang berlubang.
Karena pembuatan lubang merupakan salah satu spesifikasi yang banyak
diperlukan dalam pembuatan part barang, maka pengetahuan mengenai
karakteristik proses gurdi menjadi penting untuk proses desain. Pengetahuan
mengenai karakteristik proses gurdi dapat membantu engineer untuk
menentukan spesifikasi barang dan cara assembly barang tersebut sehingga
proses assembly dapat dilakukan dengan tepat sesuai dengan kebutuhan
barang. Pengetahuan mengenai proses gurdi ini didapatkan salah satunya
melalui praktikum proses manufaktur. Maka dengan melakukan praktikum ini
diharapkan mahasiswa mampu mengenal karakteristik proses gurdi dan benda
hasil proses gurdi.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Menentukan gerak relatif (gerak potong dan gerak makan) pada mesin
gurdi.
2. Menentukan parameter proses mesin gurdi.
3. Menentukan keterkaitan antara proses dengan hasil yang diperoleh
pada benda kerja.
4. Menentukan tindakan yang dapat mengurangi terjadinya fenomena
negatif yang akan terjadi pada benda kerja.
BAB II
Teori dasar

Proses gurdi adalah proses pembuatan pelubangan pada benda kerja.


Pahat gurdi mempunyai dua mata potong dan melakukan gerak potong
karena diputar oleh poros utama mesin gurdi. Pada proses gurdi, gerak
potongnya adalah putaran spindle dan pahat gurdi. Gerak makannnya
adalah gerakan pahat yang menekan benda kerja untuk memperdalam
lubang. Gerak pemakanan dapat dipilih bila mesin gurdi mempunyai
sistim gerak pemakanan dengan tenaga motor. Untuk jenis gurdi yang
kecil (mesin gurdi bangku), gerak pemakanan tidak dapat dipastikan
karena tergantung pada kekuatan tangan untuk menekan lengan poros
utama.

Karakteristik proses gurdi agak berbeda dengan proses pemesinan


yang lain, yaitu:
 Geram harus keluar dari lubang yang dibuat.
 Geram yang keluar dapat menyebabkan masalah ketika ukurannya besar dan
atau kontinu.
 Proses pembuatan lubang bisa sulit jika membuat lubang yang dalam.
 Untuk pembuatan lubang dalam pada benda kerja yang besar, cairan pendingin
dimasukkan ke permukaan potong melalui tengah mata bor.
Gambar 2.1. Bagian-bagian mesin gurdi

Jenis-jenis mesin gurdi adalah sebagai berikut:

 Mesin penggurdi portable


 Mesin penggurdi peka
- Pasangan bangku
- Pasangan lantai
 Mesin penggurdi vertical
- Tugas ringan
- Tugas berat
- Penggurdi gang (kelompok)
 Mesin penggurdi radial
 Mesin penggurdi turret
 Mesin penggurdi spindle jamak
- Unit tunggal
- Jenis perpindahan
 Mesin penggurdi produksi
- Meja pengarah
- Jenis perpindahan
 Mesin penggurdi lubang dalam

Peralatan bantu yang digunakan dalam proses gurdi adalah sebagai


berikut:

1. Ragum
Ragum untuk mesin gurdi digunakan untuk mencekam benda kerja pada saat
akan di bor.

2. Klem set
Klem set digunakan untuk mencekam benda kerja yang tidak mungkin
dicekam dengan ragum.
3. Landasan (blok paralel)
Digunakan sebagai landasan pada pengeboran lubang tembus, untuk
mencegah ragum atau meja mesin turut terbor.

4. Pencekam mata bor


Digunakan untuk menceam mata bor yang berbentuk silindris. Pencekam mata
bor ada dua macam, yaitu pencekam dua rahang dan pencekam tiga rahang.

5. Sarung Pengurang (drill socket, drill sleeve)


Sarung pengurang digunakan untuk mencekam mata bor yang bertangkai
konis.

6. Pasak pembuka
Digunakan untuk melepas sarung pengurang dari spindel bor atau melepas
mata bor
dari sarung pengurang.

7. Boring head
Digunakan untuk memperbesar lubang baik yang tembus maupun yang tidak
tembus.

8. Mata bor.

Mata bor merupakan alat potong pada mesin gurdi, yang terdiri dari bor spiral,
mata bor pemotong lurus, mata bor untuk lubang yang dalam (Deep hole
drill), mata bor skop (spade drill), dan mata bor stelite.

Adapun proses-proses yang dapat dilakukan dengan menggunakan


proses gurdi adalah sebagai berikut:

1. Drilling (membuat lubang)


2. Boring (Membesarkan lubang)
3. Centering
4. Reaming (Penepatan ukuran lubang)
5. Counterboring (membuat lubang untuk kepala baut tanam)
6. Countersinking (Membuat luibang menyudut untuk kepala bauk/sekrup)
7. Tapping (Pembuatan ulir dalam)

Gambar 2.2. (a) Reaming, (b) Tapping, (c) Counterboring, (d) Countersinking

Parameter proses gurdi pada dasarnya sama dengan parameter proses


pemesinan yang lain, akan tetapi dalam proses gurdi selain kecepatan
potong, gerak makan, dan kedalaman potong perlu dipertimbangkan pula
gaya aksial, dan momen puntir yang diperlukan pada proses gurdi seperti
pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. Gambar skematis proses gurdi

Secara matematis, berikut adalah cara menentukan nilai dari


parameter proses pada proses gurdi:
1. Kecepatan potong (v) dalam m/menit
πdn
v=
1000
Dengan: d = diameter rata-rata pahat gurdi (mm)
n = putaran spindle (rpm)
2. Kecepatan pemakanan (vf) dalam mm/menit
vf =f z z n
Dengan:
fz = Gerak pemakanan per mata potong
z = jumlah mata potong

3. Kedalaman potong (a) dalam mm


d o−d i
a=
2
Dengan: do = diameter pahat gurdi (mm)
di = diameter ujung pahat gurdi (mm)

4. Waktu pemotongan (tc) dalam menit


Lt i
tc=
vt
Dengan: i = banyaknya pemotongan
Lt = panjang pemotongan total (mm)
5. Kecepatan penghasilan geram (Z) dalam cm3/menit
A vt π d2 vt
Z= =
1000 4 1000
Dengan:
A = luas penampang geram (mm2)
BAB III
Gambar Proses

BAB III DATA DAN PENGOLAHAN DATA

 GAMBAR PROSES

1. Mempersiapkan pahat, benda kerja dan alat bantu yang akan digunakan

2. Memeriksa mesin gurdi yang akan digunakan.

3. Menghitung dimensi awal benda kerja

4. Menentukan titik pusat lubang pada benda kerja dengan penggaris


5. Memasang pahat centering pada chuck

6. Memasang benda kerja pada ragum

7. Memposisikan pahat centering agar tepat pada titik yang sudah ditandai.

8. Melakukan proses centering sampai setengah konus

9. Mengganti pahat centering dengan pahat drilling 10 mm

10. Melakukan proses drilling sampai kedalaman yang diinginkan


11. Mengulangi proses drilling dengan pahat 14 mm

12. Untuk benda dengan profil berbentuk kubus, ulangi proses drilling
menggunakan pahat 16 mm

13. Setelah proses drilling selesai. Pada benda kerja profil L dibuat ulir M16.

14. Memasang pahat tapping pada pemegang pahat

15. Memasang benda kerja pada ragum

16. Memberikan pelumas pada pahat sebelum proses tapping


17. Memutar pahat tapping sambil memberi tekanan. Sesekali putar pahat
tapping berlawanan arah untuk mengeluarkan geram.

18. Setelah mencapai kedalaman yang diinginkan, pahat dilepas dengan cara

memutar pahat berlawan arah

19. Mengulangi proses tapping dengan pahat 2 dan 3


Nama : Jacky
NIM : 13115055

BAB IV
Analisis
4.1 Prosedur
1. Siapkan benda kerja yang ingin dilakukan proses gurdi
2. Tandai pada benda kerja bagian yang ingin di gurdi
3. Ganti mata pahat dengan tipe center drill untuk membuat lubang awal,
caranya dengan menggunakan kunci chuck dan rekatkan pada gigi-gigi
pada pemegang pahat kemudian diputar berlawanan jarum jam sampai
mata pisau sebelumnya lepas. Kemudian masukkan center drill dan putar
pemegang pahat dengan menggunakan tangan secara manual setelah itu
kencangkan lagi dengan menggunakan kunci chuck.
4. Pasang benda kerja pada ragum dengan menggunakan penumpu yang
diletakkan pada bagian bawah benda kerja.
5. Atur posisi pahat dengan menekan tuas pendorong ke bawah sampai mata
pahat menyentuh benda kerja, kemudian posisikan sudut meja sampai mata
pahat menyentuh titik yang ingin di gurdi pada benda kerja. Setelah itu
turunkan tuas pengunci untuk mengunci posisi meja.
6. Nyalakan mesin gurdi dengan menggunakan tombol biru dan atur
kecepatan putar motor dengan menyesuaikan kode pada tabel.
7. Lakukan proses gurdi dengan memutar tuas ke bawah sampai mata pahat
masuk ke benda kerja sedalam setengah conus.
8. Hentikan mesin gurdi dengan menekan tombol merah
9. Lepas mata pahat center drill dan ganti dengan pahat drill
10. Lakukan proses tersebut dengan mengganti-ganti mata pahat secara
bertahap sampai mendapat ukuran yang diinginkan.
11. Untuk membuat ulir dalam dilakukan proses sney dengan menggunakan
mata pahat yang tidak terlalu dalam. Pemasangan dilakukan dengan
memasukkan mata pahat dan putar pemegangnya.
12. Letakkan mata pahat pada lubang benda kerja yang ingin di sney
13. Putar secara perlahan sambil diletakkan pelumas sampai mata pahat telah
menembus lubang
Nama : Jacky
NIM : 13115055

14. Ulangi langkah tersebut dengan mengganti pahat sney yang memiliki
mata pahat yang lebih dalam

4.2 Benda Kerja


Benda kerja awalnya berupa persegi
dan berbentuk L. Setelah itu benda kerja
yang berbentuk persegi di drill secara
bertahap sampai mendapat ukuran 16
mm. Geram yang dihasilkan pada proses
ini bersifat kontiniu dan spiral karena
sifat pemotongan dari proses gurdi yang kontiniu. Proses yang sama juga
dilakukan dengan benda kerja yang berbentuk L sampai mendapat ukuran 14.
Saat proses gurdi masing-masing benda kerja, dengan menggunakan pahat
dengan diameter kecil, suara yang dihasilkan hanya suara halus. Namun saat
diganti dengan mata pahat dengan diameter yang lebih besar suara yang
dihasilkan seperti adanya tumbukan karena peralihan ukuran diameter ini
menambah gaya pemotongan sehingga akan timbul suara yang lebih besar.
Selain itu saat melakukan proses drill, gerakan simultan secara cepat membuat
mata pahat goyang dan sedikit terlepas karena gerakan simultan ini membuat
mata pahat kaget terhadap gerakan yang cepat. Benda kerja yang berbentuk L
kemudian diproses dengan sney dengan ukuran 16 mm sehingga terbentuk ulir
dalam. Lubang yang dihasilkan bisa dicocokkan dengan baut yang telah
dihasilkan.

4.3 Parameter Proses

4.3.1 Depth of cut(Kedalaman Pemotongan)


Kedalaman potong pada mesin gurdi merupakan besarnya peralihan
diameter pahat dari kecil ke besar. Semakin besar kedalaman potong tersebut,
semakin besar gaya pemotongan yang dibutuhkan.
Nama : Jacky
NIM : 13115055

4.3.2 Kecepatan Potong


Kecepatan potong diatur oleh putaran spindle pada mata pahat. Semakin
besar kecepatan potong, semakin kecil gaya pemotongan yang dibutuhkan.
Kecepatan potong berhubungan dengan material removal rate. Semakin besar
kecepatan potong, semakin besar geram yang dihasilkan sehingga waktu proses
yang dibutuhkan semakin cepat.
4.3.3 Gerak makan
Gerak makan merupakan gerakan mata pahat menembus ke benda kerja.
Dalam praktikum kali ini gerak makan bervariasi karena diatur secara manual,
namun gerak makan diatur secara perlahan agar tidak merusak pahat.

4.4 Fenomena
 Geram berbentuk spiral kontiniu
 Chuck sedikit terlepas dari spindle
 Adanya ketidakstabilan/goyangan pada mata pahat saat berputar
 Suara tumbukan saat penggunaan diameter pahat yang lebih besar
Nama : Bagas Ihsan Priambodo
NIM : 13115077

BAB IV
Analisis
4.1 Prosedur
Prosedur proses gurdi meliputi :
 Persiapan mesin gurdi
1. Lakukan pengecekan terhadap komponen-komponen utama mesin
gurdi
2. Pastikan semua komponen bisa digunakan dengan baik
3. Siapkan benda kerja dan pahat-pahat yang akan digunakan
 Proses Centering
1. Mengecek mesin, memastikan apakah mesin dalam keadaan baik
atau perlu penyesuaian
2. Melakukan penyesuaian kecepatan putar mesin dengan tuas yang
berada di mesin, dengan melihat referensi kategori kecepatan yang
ada pada mesin
3. Mengencangkan bagian spindel hingga benar-benar terkunci
(berat)
4. Mengukur dimensi benda kerja dan menandai pada titik yang akan
dilubangi
5. Memasang benda kerja pada meja kerja, kemudian cekam agar
benda kerja tidak bergerak bebas
6. Memasang pahat centering pada chuck
7. Mengatur ketinggian dan posisi meja kerja agar mata pahat tepat di
titik centering
8. Menyalakan mesin gurdi dengan menekan tombol start
9. Memutar tuas spindle agar mata pahat menuju kebawah, dan
memotong benda kerja
10. Untuk proses centering, benda kerja hanya di gurdi hingga
kedalaman setengah konus. Proses ini bertujuan untuk
Nama : Bagas Ihsan Priambodo
NIM : 13115077

meninggalkan bekas pada benda kerja agar tertanda center pada


benda tersebut.
11. Mematikan mesin gurdi dengan menekan tombol STOP
 Proses Drilling
1. Mengganti pahat centering dengan pahat drilling 10 mm, dan
memastikan agar pahat terpasang dengan kencang
2. Nyalakan mesin gurdi dengan menekan tombol start
3. Putar tuas spindel agar mata pahat dapat melakukan gerak makan
4. Naikkan pahat dengan tuas spindle secara periodik untuk
menghindari geram yang tertinggal didalam lubang benda kerja
5. Mematikan mesin dengan menekan tombol stop setelah mencapai
kedalaman yang diinginkan
6. Melakukan proses drilling seperti diatas dengan mata pahat
selanjutnya, yakni
7. ukuran 14 mm dan 16 mm
8. Pemilihan ukuran pahat yang membesar bertujuan untuk membuat
lubang
9. secara bertahap guna meminimalisir beban pada pahat
 Proses Tapping
1. Lepas pahat drilling
2. Letakkan benda kerja di meja kerja yang sesuai untuk proses
tapping
3. Memasang benda kerja ke meja kerja dan jepit benda tersebut
4. Masukkan pahat tapping ke lubang yang telah dibuat, kemudian
tekan dan putar secara bersamaan dan perlahan
5. Setelah beberapa kali putaran, putar balik pahat untuk
mengeluarkan geram agar tidak tertinggal di dalam lubang
6. Lakukan secara periodik hingga kedalaman yang diinginkan
7. Apabila telah mencapai kedalaman yang diinginkan, lepas pahat
dari lubang dengan cara memutar arah berlawanan
Nama : Bagas Ihsan Priambodo
NIM : 13115077

8. Lakukan proses diatas untuk pahat selanjutnya, yaitu pahat yang


tidak terlalu kasar dan terakhir pahat yang paling halus

4.2 Benda Kerja


Benda kerja yang digunakan dalam praktikum ini adalah dua
balok aluminium. Benda kerja pertama memiliki dimensi
44x50x60 mm. Benda kerja sudah dikerjakan sebelumnya
dengan proses freis hingga terbentuk profil L. Pada proses
gurdi ini, benda kerja dilubangi dengan diameter 14 mm
kemudian diberi ulir pada lubang tersebut. Ada kecacatan
pada benda kerja pertama yaitu kesalahan penempatan
lubang. Hal ini disebabkan oleh kecerobohan praktikan
dalam penandaan sebelum menggurdi.

Benda kerja kedua memiliki dimensi 46.88x 36.7x10 mm


dan berbentuk balok. Untuk benda kerja 2, dilakukan
drilling dengan diamter 16 mm dan tanpa ulir. Diawali
dengan proses centering setengah konus, kemudian
dilanjutkan dengan proses drilling dengan pahat diamter 16
mm sesuai prosedur diatas. Pada bagian ujung lubang dari
kedua benda kerja, terdapat burr hasil proses gurdi.

4.3 Parameter Proses


 Kecepatan Potong
Gerak potong pada proses gurdi ketika pahat berputar menekan permukaan
benda kerja. Pada praktikum kali ini, dilakukan beberapa kali perubahan
kecepatan. Kecepatan potong yang digunakan selalu menyesuaikan dengan
diameter pahat. Semakin cepat pemotongan, maka lubang yang dihasilkan
akan lebih halus dibandingkan dengan kecepatan yang lebih rendah, hal ini
Nama : Bagas Ihsan Priambodo
NIM : 13115077

disebabkan karena putaran yang dihasilkan dalam kecepatan gerak makan


tertentu akan lebih banyak
 Kecepatan Makan
Gerak makan pada proses gurdi yakni dengan gerak turunnya pahat menekan
benda kerja. Proses gerak makan bisa dilakukan secara manual atau otomatis
menggunakan tombol. Kecepatan makan akan mempengaruhi permukaan
yang mengalami proses gurdi serta beban yang diterima oleh pahat. Pada
kecepatan makan rendah, permukaan yang dihasilkan akan lebih halus dan
pahat menjadi lebih awet, sedangkan pada kecepatan makan tinggi,
permukaan yag dihasilkan lebih kasar dan pahat menerima beban yang lebih
besar
 Kedalaman Potong
Kedalaman potong adalah seberapa dalam pahat menembus benda kerja,
namun jangan disalah artikan dengan kedalaman penggurdian. Pada
praktikum ini ditentukan oleh diameter pahat. Semakin besar diameter pahat
tentunya kedalaman potongnya akan semakin besar. Hal tersebut akan
berpengaruh terhadap beban yang diterima oleh pahat.

4.4 Fenomena
a. Pahat tapping sangat sulit untuk diputar karena kurang banyak pelumasan
b. Terbentuknya geram kontinyu saat proses menggurdi. Geram kontinyu
terbentuk pada saat kedalaman potong besar
c. Suara decitan ketika proses drilling. Hal ini akibat gesekan mata drill
dengan benda kerja saat bergesernya posisi drill dari semula sehingga
proses drilling lebih berat dan menimbulkan suara decitan.
d. Lepasnya mata pahat dari penguncian karena gerak makan yang tidak
konstan. Laju pembebanan pada pahat yang “mengagetkan”
mengakibatkan gaya reaksi yang mendorong pahat untuk lepas.
Nama : Agnes Kartika Putri
NIM : 13115051

BAB IV
Analisis
4.1 Prosedur
1. Persiapkan mesin gurdi dan pinjam peralatan yang akan digunakan
2. Menandai bagian benda kerja yang akan dilubangi sesuai dimensi pada
gambar teknik. Benda kerja ada 2, yaitu benda kerja hasil freis berbentuk
huruf L dan balok baja.
3. Pasang center drill pada drill chuck, kemudian pasang chuck pada spindle.
4. Pasang benda kerja pada ragum mesin gurdi.
5. Posisikan pahat dan meka kerja agar lubang yang ingin dibuat sesumbu
dengan ujung pahat.
6. Mengatur kecepatan potong pahat.
7. Tekan tombol on untuk menyalakan mesin.
8. Lakukan proses centering sampai kedalaman setengah konus.
9. Setelah proses centering, ganti pahat center dengan pahat drill.
10. Pada proses drilling ini, dilakukan secara bertahap dengan mengganti
pahat dari diameter kecil sampai diameter yang diinginkan.
11. Tekan tombol on dan atur kecepatan potong pahat.
12. Untuk mengatur gerak makan, turunkan pahat secara perlahan hingga
memotong benda kerja, lalu angkat sejenak untuk membuang geram. Lalu
turunkan pahat kembali sampai terbentuk lubang pada benda kerja.
13. Ulangi proses nomer 11 dan 12 hingga memperoleh diameter yang
diinginkan.
14. Pada benda kerja berbentuk huruf L, lakukan proses tapping,
15. Pada proses tapping, cekam benda kerja pada ragum.
16. Lalu pasang pahat tapping pada lengan pemutar.
17. Lakukan proses tapping dengan memasukan pahat kr bagian lubang pada
benda kerja lalu putar. Lakukan proses ini dengan mengganti pahat secara
bertahap.
18. Bersihkan geram yang timbul akibat proses yang terjadi.
4.2 Benda Kerja
Nama : Agnes Kartika Putri
NIM : 13115051

Benda kerja yang digunakan yaitu benda kerja hasil freis berbentuk huruf
L dan balok baja. Balok baja mengalami proses centering dan drilling. Balok
yang berbentuk L, mengalami proses centering, drilling, dan tapping.
Keduanya dibuat lubang ukuran M16, dimana hanya balok L yang memiliki
ulir dengan kedalaman 2mm. Setelah melewati proses gurdi, dapat ditunjukan
bahwa benda kerja akan memiliki lubang yang berdiameter sesuai dengan
pahat terbesar yang digunakan untuk melubangi benda tersebut. Pada dinding
lubang, permukaan benda kerja terasa cukup halus.
Pada lubang yang tidak tembus, bentuk lubang menjadi seperti kerucut.
Hal ini dikarenakan oleh bentuk pahat yang berbentuk segitiga. Pada dinding
lubang yang berbentuk kerucut ini, permukaan terasa lebih kasar
dibandingkan permukaan benda yang berbentuk tabung. Hal ini dikarenakan
pada permukaan yang berbentuk tabung lebih lama terkena pahat
dibandingkan dengan permukaan yang berbentuk kerucut. Semakin lama
benda kerja terkena pahat akan membuat permukaan benda semakin halus.
Walaupun permukaan halus, tetapi jika dilihat secara seksama terlihat bahwa
permukaan tidak begitu rata.

4.3 Parameter Proses


 Kecepatan Putar Spindle/Kecepatan potong
Kecepatan potong merupakan panjang lilitan pahat terhadap benda kerja
tiap satuan waktu sehingga parameter ini berpengaruh terhadap waktu
penyelesaian dari benda kerja juga ketelitian terhadap pemotongan benda
kerja. Kecepatan potong yang tinggi akan menghasilkan lubang yang
permukaan dalamnya lebih halus dibandingkan dengan yang kecepatan
potongnya rendah.
 Kecepatan gerak makan
Kecepatan gerak makan merupakan kecepatan pahat bergeser melakukan
gerak makan tiap radian per menit. Hasil dari pengubahan kecepatan
makan ini berkebalikan dengan pengubahan kecepatan potong. Kecepatan
makan yang rendah dapat menghasilkan lubang yang lebih halus dengan
Nama : Agnes Kartika Putri
NIM : 13115051

mengorbankan waktu pemotongan. Semakin cepat gerak makan pahat,


semakin cepat pula temperatur di pahat dan benda kerja meningkat
sehingga dibutuhkan juga pendinginan dengan menggunakan cairan
pendingin yang dialirkan ke pahat dan benda kerja, jika pendinginan yang
diberikan kurang bisa berakibat pada rusaknya pahat atau benda kerja
karena material akan cenderung melemah jika dipanaskan.
 Diameter Pahat
Semakin besar diameter pahat, makan luas permukaan kontak akan
semakin besarsehingga gaya pemotongan akan lebih besar. Jika gaya
pemotongan terlalu besar, pahat bisa mengalami kegagalan.
 Kedalaman Potong
Semakin besar kedalaman potong, maka gaya potong akan semakin besar.
Karena itu, jika ingin membuat lubang yang besar, perlu digunakan
diameter bertahap.
 Material benda kerja
Material benda kerja harus lebih lunak dari mata pahat karena jika lebih
keras, maka pahat akan cenderung gagalatau permukaan benda kerja akan
kasar.
4.4 Fenomena
Fenomena yang terjadi adalah terdapat geram yang diskontinu maupun
kontinu. Hal ini disebabkan oleh torsi yang diberikan oleh motor terhadap
pahat dan juga kecepatan makan. Bila torsi yang diberikan oleh motor kurang,
maka pahat hanya akan mampu memotong benda kerja sedikit demi sedikit
sehingga menghasilkan geram yang diskontinu pada benda kerja. Sebaliknya
jika torsi yang diberikan cukup besar dan kecepatan makan tinggi, maka
geram yang terbentuk akan bersifat kontinu berbentuk spiral mengikuti pahat
gurdi.
Pada proses gurdi dengan menggunakan pahat berdiameter besar
membutuhkan kecepatan putar yang rendah agar torsi yang diberikan oleh
pahat menjadi lebih tinggi. Karena torsi berbanding lurus dengna gaya reaksi
Nama : Agnes Kartika Putri
NIM : 13115051

yang diterima oleh pahat dan diameter pahat, maka pahat yang lebih besar
membutuhkan torsi yang lebih besar untuk bekerja secara optimal.
Saat dilakukan proses boring, pahat sempat berhenti berputar. Hal ini
disebabkan karena pencekaman pahat pada mesin kurang kuat atau kecepatan
motor terlalu tinggi saat menggunakan pahat berdiameter besar.
Selain itu, benda kerja mengalami peningkatan suhu yang cukup signifikan.
Suhu geram juga sangat tinggi dikarenakan penggunaan pahat yang
berdiameter besar untuk membuat lubang. Penggunaan pahat yang besar akan
menyebabkan usaha pahat yang diterima oleh benda besar. Usaha ini diubah
oleh benda kerja menjadi panas.
Nama : Muhammad Irfan Fajar Kurniawan
NIM : 13115012

BAB IV

Analisis
4.1 Prosedur
Terdapat beberapa yang kita lakukan pada praktikum modul gurdi ini.
Yang pertama adalah menyiapkan dan membuat checklist dari alat-alat yang akan
dipakai.
Yang kedua proses centering. Menandai letak lubang lalu Meletakkan
benda pada ragum lalu Memasang pahat pada chuck dan memastikan bahwa pahat
tersebut sudah kencang dengan menguncinya dengan kunci chuck lalu Mengatur
kecepatan dan mengatur posisi spindel dengan tuas spindle lalu meyalakan mesin
dan mengatur tuas spindel agar pahat mengenai benda kerja hingga membuat
lubang kecil dan dangkal dan Melepas pahat dan membersihkan geram.
Yang ketiga Proses Drilling. Menggunakan pahat drill dari diameter paling
kecil terlebih dahulu, Memasang pahat pada chuck dan memastikan bahwa pahat
tersebut sudah kencang dengan menguncinya dengan kunci chuck, Mengatur
kecepatan dan mengatur posisi spindel dengan tuas spindle, Meyalakan mesin dan
mengatur tuas spindel agar pahat mengenai benda kerja, Membuat lubang dengan
menaik turunkan tuas spindel, agar tidak tercipta geram yang terlalu banyak pada
lubang, Lakukan paroses ini hingga mencapai diameter yang diinginkan, dan
terakhir Mengulang proses diatas dengan menggunakan diameter pahat yang
bertahap lebih besar hingga mencapai diameter lubang yang diinginkan.
Yang keempat Proses Tapering. Diawali memasang benda kerja yang
sudah berlubang pada ragum, Meletakkan dan mengencangkan pahat pada
pemegang pahat, Melakukan proses pembuatan ulir pada lubang dengan memutar
pahat dengan tangan posisi pemutar dengan lubang harus tegak lurus, Setelah
sesaat memutar, putar balik arah putaran guna melepaskan geram yang terbentuk,
Lakukan proses ini hingga mencapai kedalaman yang diinginkan, dan
terakhir mengulang proses ini dengan pahat 2.

4.2. Benda Kerja


Nama : Muhammad Irfan Fajar Kurniawan
NIM : 13115012

Benda kerja yang digunakan adalah balok aluminium dengan dimensi


(60x50x40) mm bebrbentuk L dan (40x35x10) mm. Pada benda kerja yang
pertama dibuat ulir dalam M16, sedangkan pada benda kerja yang kedua dibentuk
lubang diameter 16mm.

4.3. Parameter proses


 Kecepatan potong :

 Waktu pemotongan

 Kecepatan penghasilan beram

 Kedalaman Potong

 Gerak makan (feeding)


Untuk baja

Untuk besi tuang

4.4. Fenomena
4.4.1 Pahat Drilling terlepas dari chuck
Pada saat menggunakan pahat drilling berdiameter 14 mm pahat tersebut terlepas
dari chucknya. Hal ini dikarenakan beban torsi pada chuck yang terlalu besar.
Nama : Muhammad Irfan Fajar Kurniawan
NIM : 13115012

4.4.2 Geram terlalu panjang dan menempel pada pahat


Terbentuknya geram yang terlalu panjang dan menempel pada pahat karena objek
kerja yang merupakan aluminium yang bersifat ductile, geram ini cukup
mengganggu pada saat melakukan proses drilling karena dikhawatirkan dapat
melukai praktikan. Dapat diselesaikan dengan menghentikan mesin gurdi sesaat
dan membersihkan sisa sisa geramnya.
4.4.3 Tidak terbentuknya ulir
Karena saat menggunakan tahap tapering tenaga yang diberikan tidak terlalu kuat,
maka ulir pun tidak terbentuk pada sisi-sisi lubang. Dapat diatasi dengan
memberikan tenaga tambahan saat proses tapering.
4.4.4 kesalahan tempat member
Terjadi karena proses penandaan dilakukan terburu-buru sehingga terdapat
kesalahan dalam pemosisian titik yang akan di bor.
Nama : Muhammad Khazmy
NIM : 13115092

BAB IV
Analisis
4.1 Prosedur
1. Persiapkan lalu kenakan alat-alat safety pada praktikum ini, seperti safety
goggles, sarung tangan, dan juga jas lab.
2. Selanjutnya, aturlah kecepatan potong pada mesin gurdi dengan memutar
tombol pada mesin dank arena mesin gurdi yang dipakai masih
konvensional, maka untuk kecepatan makan (gerak naik-turun pahat)
ditentukan oleh praktikan itu sendiri secara manual dengan memutar
kemudi disamping mesin gurdi.
3. Setelah itu, pasangkan pahat yang sesuai dengan apa yang mau kita buat
pada spindle dengan cara memutarnya sampai terkunci. Pahat yang
pertama dipakai adalah pahat center drill untuk membuat konus pada
benda kerja.
4. Sebelum memasang benda kerja di mesin gurdi, tandai terlebih dahulu
bagian yang ingin digurdi
5. Lalu, pasangkan benda kerja pada ragum mesin gurdi dan usahakan benda
kerja terletak dengan benar (rata dan terjepit dengan kuat).
6. Setelah benda kerja dan pahat dipasang maka lakukan zeroing yang
berfungsi untuk menentukan titik 0 pemotongan.
7. Setelah melakukan zeroing, jalankan mesin gurdi dan lakukan gerak
makan dengan menggerakkan tuas yang ada di samping mesin gurdi untuk
menaik-turunkan pahat sampai terbentuk konus pada benda kerja.
8. Setelah itu, ganti pahat dengan pahat drill dan lakukan zeroing lagi.
9. Lakukan langkah 7 lagi, tapi proses makan terjadi sampai benda kerja
bolong.
10. Proses gurdi dilakukan secara bertahap dengan menggunakan pahat mulai
dari diameter yang kecil sampai yang besar.
11. Setelah diameter lubang yang diinginkan sudah tercapai, lakukan tapping
untuk membuat ulir pada benda kerja
Nama : Muhammad Khazmy
NIM : 13115092

12. Pasang benda kerja pada ragum lain untuk melakukan proses tapping.
13. Lumasi pelumas saat melakukan tapping agar permukaan tidak kesat.
14. Ganti pahat tapping secara bertahap.
15. Bersihkan ragum yang tersisa pada benda kerja dan alat lainnya.

4.2 Benda Kerja


Benda kerja yang digunakan pada modul gurdi adalah balok alumunium
berbentuk L dan berbentuk balok. Benda kerja berbentuk L di gurdi dan ditapping
dan benda kerja balok digurdi saja. Hasil benda kerja pada proses gurdi terlihat
permukaan yang halus yang disebabkan oleh kecepatan gerak potong yang cepat
karena semakin cepat gerak potong pahat maka permukaan akan sering terkena
pahat yang membuat benda tereduksi secara lebih merata. Dan hasil benda kerja
pada proses tapping pun terlihat halus dan pitch yang dihasilkan sesuai dengan
ukuran pitch yang diharapkan, yaitu 2 mm. hal ini terjadi karena proses tapping
yang dilakukan secara bertahap mulai dari pahat yang mempunyai ukuran pitch
kecil sampai besar dan karena pahat yang memang masih bagus.

4.3 Parameter Proses


1. Kecepatan gerak potong
Kecepatan gerak potong berpengaruh pada permukaan yang dihasilkan
pada benda kerja. Semakin cepat gerak potong maka akan semakin rata
permukaan yang dapat terpotong oleh pahat sehingga benda kerja
menjadi lebih halus jikan dibandingkan dengan gerak potong pahat yang
pelan.

2. Kecepatan gerak makan


Kecepatan gerak makan juga berpengaruh dengan hasil permukaan yang
dihasilkan pada benda kerja. Semakain rendah gerak makan maka akan
semakin halus permukaan yang dihasilkan karena semakain pelan gerak
makan pahat makan proses makan yang dilakukan pahat pada setiap titik
di permukaan benda kerja akan semakin lama sehingga pemakanan
Nama : Muhammad Khazmy
NIM : 13115092

material dapat berngsung secara maksimal yang membuat permukaan


benda kerja halus. Sebalikanya, jika gerak makan pahat cepat, maka
proses makan di setiap titik akan tidak makasimal.

3. Kedalaman potong
Semakin besar kedalaman potong y ang ingin dicapai maka semakin
besar pula gaya potong yang membuat pahat cepat rusak karena menahan
torsi yang besar dan hasil pemotongan pada benda kerja pun akan kasar
karena banyaknya materi yang dipotong pada setiap gerakan potongnya.
Maka dari itu, proses gurdi dilakukan dengan bertahap dengan mengganti
pahat dari diameter kecil sampai besar.

4..4 Fenomena
Fenomena yang terjadi adalah munculnya geram yang berbentuk
diskontinu dan kontinu. Geram diskontinu dihasilkan saat kedalaman rendah
karena bagian yang terpotong sedikit sedikit tapi geram kontinu terjadi saat
kedalaman potong yang dalam karena bagian yang terpotong lebih banyak. Lalu
dirasakan kenaikan temperature dari benda kerja yang disebabkan oleh adanya
gaya gesek yang berubah menjadi panas.
Nama : Rumanda Enggala Kapisa
NIM : 13115050

BAB IV
Analisis
4.1 Prosedur
1. Persiapkan safety tools dan alat-alat yang akan digunanakan seperti Pahat
( centering, counterboring, counter-sinking, tap, reamer, twist drill ), Jangka
sorong (mengukur dimensi benda kerja dan diameter pahat), Penggores (menandai
benda kerja yang hendak dibuat lubang), Kunci chuck (mengencangkan pahat
yang terpasang pada chuck), Pemegang pahat (khusus digunakan dalam tapping,
sebagai pegangan dan lengan untuk memberikan puratan / torsi saat pembuatan
ulir

2. Pelajari cara menggunakan alat tersebut


dengan menanyakan kepada asisten.Terdapat
berbagai macam tombol/tuas yang ada dalam
mesin gurdi tegak seperti tuas pengatur
kecepatan putar, tuas untuk menggerakkan
meja kerja, ragum, tombol on/off dan yang lain
sebagainya.

3. Memberi tanda pada benda kerja yang akan kita kerjakan dengan proses gurdi
setelah diukur pada meja rata

4. Pasang benda kerja pada ragum lalu cari posisi yang pas
dengan mengatur tuas untuk mengontrol ketinggian dan posisi
meja kerja hingga mata pisau dapat menyentuh benda
kerja .Memasang benda kerja harus dengan pas.

5. Setelah itu pasang mata bor tapper untuk membuat


centerline pada benda kerja dengan cara hidupkan mesin gurdi
lalu turunkan hingga terbentuk lubang dengan kedalaman
setengah
Nama : Rumanda Enggala Kapisa
NIM : 13115050

6. Setelah itu ganti mata pisau dengan mata bor yang berukuran kecil dan
hidupkan kembali mesin lalu turunkan hingga terbentuk lubang yang sempurna

7. Ganti mata pisau yang lebih besar lalu ulangi seperti pada tahap 6

8. Lanjutkan hingga diameter lubang menjadi 14 mm.

9. Setelah itu lakukan tapping yaitu proses pembuatan ulir dengan cara manual
yaitu dengan memasang alat yang ada pada lubang lalu putar

10. Setelah itu ganti mata pisau tapping hingga tiga kali sampai terbentik ulir yang
sempurna.

11. Lakukan hal yang sama pada benda kerja satunya tanpa proses tapping

12. Setelah itu , bersihkan mesin gurdi dari geram geram hasil proses tersebut
lalu kembalikan alat alat pada tempatnya

4.2 Benda kerja


Benda kerja pada proses ini adalah aluminum alloy yang sebelumnya telah
dilakukan pemotongan dengan proses freis. Sebelum melalui proses gurdi
permukaan benda tampak halus, setelah melalui proses gurdi benda kerja tampak
Nama : Rumanda Enggala Kapisa
NIM : 13115050

berlubang dan lubang tampak rapih semaik cepat kecepatan putar mata pisau
semakin halus juga permukaan hasil benda kerja karena semakin banyak
kesembatan mata pisau untuk memotong benda kerja dan sealiknya, semakin
cepat gerak makan semakin kasar permukaannya semakin lambat gerak makan
semakin halus permukaan hasil benda kerja. Di permukaan baliknya yang telah
diberi coating tampak burre sehingga harus dilakukan pengerjaan lebih lanju
untuk menghilangkan burre tersebut.

4.3 Parameter proses


 Kecepatan potong (v) dalam m/menit
πdn
v=
1000
Dengan: d = diameter rata-rata pahat gurdi (mm)
n = putaran spindle (rpm)
 Kecepatan pemakanan (vf) dalam mm/menit
vf =f z z n
Dengan:
fz = Gerak pemakanan per mata potong
z = jumlah mata potong

 Kedalaman potong (a) dalam mm


d o−d i
a=
2
Dengan: do = diameter pahat gurdi (mm)
di = diameter ujung pahat gurdi (mm)

 Waktu pemotongan (tc) dalam menit


Lt i
tc=
vt
Dengan: i = banyaknya pemotongan
Lt = panjang pemotongan total (mm)
Nama : Rumanda Enggala Kapisa
NIM : 13115050

4.4 Fenomena
1.Slip
Slip adalah kondisi dimana pahat tersangkut pada benda kerja lalu pahat ini
kemungkinan terjadi dikarenakan pemasangan pahat pada drill chuck kurang
kencang sehingga ketika menyentuh benda kerja mata pahat tersangkut dan tidak
dapat berputar. Alasan lainnya yakni pisau drill kemungkinan telah aus sehingga
tidak mampu mencengkram dengan baik
2. Geram hasil proses gurdi (drilling). Geram yang dihasilkan pada proses gurdi
berbeda-beda. Tergantung kecepatan gerak makan. Semakin gerak cepat makan
semakin panjanggeram yang dihasilkan
3. Terdapat kesalahan posisi pelubangan pada benda.
Nama : Jacky
NIM : 13115055

BAB V
Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
 Gerak potong pada proses gurdi adalah gerak memutar dari pahat terhadap
benda kerja yang diam sedangkan gerak makan gurdi terjadi saat mata pahat
bergerak vertikal menembus benda kerja.
 Parameter proses gurdi yaitu kecepatan potong, kedalaman potong, kecepatan
makan. Semakin besar kecepatan potong, semakin halus benda kerja dan
semakin cepat prosesnya. Semakin besar kedalaman potong, gaya
pemotongan yang dibutuhkan juga semakin besar. Semakin besar kecepatan
potong, semakin cepat proses namun dapat merusak pahat.
 Kejadian negatif seperti kesalahan penandaan pada benda kerja agar tidak
terulang haruslah dicek kembali ukuran dan posisi penandaannya
5.2 Saran
 Kedalaman potong harus dilakukan secara bertahap agar tidak merusak pahat
 Pemotongan dilakukan secara perlahan agar tidak membuat pahat lepas
 Gunakan penumpu di bawah benda kerja agar tidak merusak ragum'
 Ukuran dan posisi penandaan pada benda kerja harus dicek kembali agar
tidak terjadi kesalahan
Nama : Bagas Ihsan Priambodo
NIM : 13115077

BAB V
Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
1. Gerak potong pada proses gurdi merupakan gerak rotasi dari pahat
sedangkan gerak makan pada proses gurdi adalah gerak naik turun
(translasi) pahat
2. Hal hal yang dijadikan parameter proses gurdi adalah kecepatan putar
pahat, kedalaman potong yang ditentukan oleh diameter pahat, dan
kecepatan makan.
3. Proses Gurdi dilakukan guna membuat lubang pada suatu benda kerja.
Lubang dibuat secara bertahap hingga mencapai diameter yang diinginkan.
4. Permukaan tidak halus akibat geram dapat dihindari dengan cara menaik
turunkan pahat secara berkala.

5.2 Saran

1. Saat melakukan proses penggurdian, jangan terlalu dekat dengan meja


kerja agar tidak terjadi pergeseran posisi drill bit dari tempat yang
seharusnya agar hasil lubangnya berada tepat pada posisi yang diinginkan.
2. Saat proses tapping geram harus rajin dibersihkan dengan memutar pahat
berlawanan arah dengan arah saat masuk dan juga diangkat agar geram
yang terakumulasi dalam lubang bisa keluar.
3. Sebelum melakukan penggurdian, pastikan betul bahwa tempat yang
hendak kita buat lubang sudah benar dilihat dari sisi depan maupun
belakang agar tidak terjadi kesalahan penggurdian.
Nama : Agnes Kartika Putri
NIM : 13115051

BAB V
Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
1. Gerak makan mesin gurdi adalah gerak naik turunnya pahat. Sedangkan
gerak potong mesin gurdi adalah gerak berputarnya pahat.
2. Parameter proses pada mesin ini adalah kecepatan putar spindle,
kecepatan gerak makan, kedalaman potong, diameter pahat, dan material
benda kerja.
3. Jika diameter yang dibuat besar, maka akan membutuhkan waktu yang
lebih lama juga. Kecepatan putar yang besar akan menghasilkan getaran
sehingga alam membuat lubang hasil gurdi tidak presisi dan tidak rata.
4. Menggunakan pahat dengan ukuran bertahap. Saat melakukan proses
gurdi, sesekali putar kembali tuas spindle ke arah sebaliknya agar geram
tidak menumpuk. Mengatur keceoatan putar spindle tidak terlalu cepat
maupun lambat, semakin besar diameter pahat, kecepatan putar harus
makin kecil.

5.2 Saran
1. Jangan letakan pahat terlalu dalam, agar konsentrasi tegangan tidak besar,
dan pahat tidak mudah patah

2. Praktikum tidak sesuai dengan modul karena tidak semua pahat


digunakan. Sebaiknya semua jenis pahat digunakan agar praktikan lebih
mengenal jenis-jenis pahat.
Nama : Muhammad Irfan Fajar Kurniawan
NIM : 13115012

BAB V
Kesimpulan dan Saran

5.1.Kesimpulan
 Mesin gurdi dapat melakukan proses centering (menandai objek kerja),
drilling, boring (memperbesar lubang pada benda kerja), reaming
(memperhalus sisi lubang), counterboring, dan countersinking.
 Proses lubang bertingkat bisa dilakukan dengan pahat conterboring
(sudutnya tidak perbedaan diameter siku-siku) atau countersinking (sudut
perbedaan diameter lebih dari 90 derajat), untuk membuat lubang yang
kecil dan dan tidak dalam menggunakan pahat centering, untuk
memperbesar lubang menggunakan pahat drill (biasanya memiliki alur
yang berkesinambungan dan panjang, sebagai tempat keluarnya geram),
menggunakan pahat tap untuk membuat alur pada lubang.
 Parameter proses mesin gurdi bisa dilihat pada poin 4.3
5.2 Saran
 Menggunakan penyiku pada saat melakukan proses tapering
 Memastikan posisi yang akan dilubangi telah tepat
 Memastikan pemasangan pahat pada chuck sudah kencang, sehingga
pahat tidak terlepas dari chuck
Nama : Muhammad Khazmy
NIM : 13115092

Bab V
Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
1. Gerak potong pada mesin gurdi adalah gerak rotasi pahat terhadapa benda
kerja dan gerak makan adalah gerak translasi arah vertical (naik-turun)
pahat terhadapa benda kerja.
2. Parameter proses mesin gurdi ada 3, yaitu kecepatan gerak potong,
kecepatan gerak makan, dan kedalaman potong pahat. 3 hal tersebut
menentukan waktu proses pengerjaan dan bentuk benda kerja itu sendiri
(halus atau kasar).
3. Kedalaman potong yang besar akan membuat benda kerja bergetar dan
membuat lubang pada benda kerja tidak presisi dan parameter proses di
poin nomor 2 jika diberi kecepatan yang besar dan kedalaman potong yang
besar maka waktu proses pengerjaan pun akan semakin cepat.
4. Untuk mengurangi efek negative yang akan terjadi pada kerja maka
dilakukan kedalaman potong yang bertahap, dengan memakai diameter
pahat dari kecil sampai besar agar gaya yang diperlukan kecil.

5.2 Saran
1. Tandai bagian yang ingin digurdi dengan benar dan pastikan tanda terletak
dibagian yang seharusnya.
2. Lakukan zeroing dengan cermat agar titik pusat lubang benar terletak di
titik yang sudah ditentukan.
3. Pasang pahat dan benda kerja dengan kuat agar pada saat proses gerak
potong ataupun makan benda kerja dan pahat tetap pada posisi.
Nama : Rumanda Enggala Kapisa
NIM : 13115050

BAB V

Kesimpulan dan Saran


5.1 Kesimpulan

1. Proses drilling digunakan untuk menghasilkan lubang pada benda kerja.

2. parameter proses dalam proses gurdi adalah kecepatan makan, kecepatan


pemindahan material, waktu dan laju pelepasan geram.

3. Menganalisa jenis dan fungsi mata pahat yang digunakan dalam proses gurdi
berbedda tergantung pada proses yang dikerjakan.

4.Proses pada mesin gurdi adalah centering, drilling, reaming, tapping, counter-
boring, counter-sinking.

5. ukuran pahat berpengaruh terhadap ukuran lunang yang diinginkan, ukuran


diameter pahat harus lebih kecil dari diameter lubang yang diinginkan

5.2 Saran

1. Lokasi meja kerja jangan berubah-rubah


2. Pasti cengkraman pahat kuat
3. Pakai pahat sesuai kebutuhan
4. Gerak makan yang dilakukan harus sesuai dengan diameter pahat
Lampiran

Tugas Akhir Praktikum

1. Gambarkan mesin gurdi yang digunakan pada praktikum lengkap


dengan nama bagian-bagian dan fungsinya serta sketsa pencekaman
benda kerja!

Keterangan :

 Base : Dudukan mesin gurdi sebagai penyokong utama mesin.


 Column Handle : Tuas yang mengatur naik turunnya meja terhadap tiang
penyokong.
 Tuas Pengunci : Tuas yang mengunci posisi meja terhadap tiang
penyokong.
 Table : Meja kerja tempat diletakannya pencekam dan spesimen untuk
dilakukan proses drilling.
 Pencekam : Mencekam spesimen agar tidak berubah posisi ketika
dilakukan proses drilling.
 Mata Bor : Pahat utama dalam melakukan proses drilling.
 Column : Tiang utama sebagai penyokong meja kerja dan control unit.
 Chuck : Pengunci pahat agar tetap pada posisinya ketika proses drilling.
 Stop Button : Tombol penghenti putaran pahat.
 Pengatur Kecepatan : Tuas kecil untuk mengatur kecepatan putar pahat
dalam proses drilling.
 Drill Feed Handle : Tuas pengatur naik turunnya chuck dan pahat.
 Motor Listrik : Motor penghasil torsi untuk chuck dan pahat.

2. Gambarkan sketsa pahat proses drilling dan aliran geram!

Proses drilling Aliran geram

3. Gambarkan pahat countersink dan benda kerja hasil proses dengan


mencantumkan dimensinya!

4. Gambarkan pahat counterbore dan benda kerja hasil


proses dengan mencantumkan dimensinya!
5. Gambarkan pahat reamer dan benda kerja hasil proses beserta
dimensinya!

Pahat Reamer
Contoh benda kerja hasil proses reamer

6. Gambarkan pahat tapping dan benda kerja hasil proses dengan


mencantumkan dimensinya!
7. Mengapa pahat tap biasanya terdiri atas 3 jenis pahat dalam 1 set untuk
proses ?

Pahat tap biasa terdiri dari tiga yaitu bottoming, intermediate dan taper.
Taper digunakan untuk membuat ulir awal dengan bentuknya ulir pahat
yang meningkat secara bertahap. Sedangkan pahat intermediate digunakan
untuk proses kedua setelah taper dengan bentuk ulir pahat yang bertahap
namun lebih sedikit dibandingkan taper. Tahap terakhir yaitu bottoming
dengan bentuk pahat yang hampir seragam.

8. Jika ingin membuat suatu produk yang material dasarnya berbentuk balok
dengan proses gurdi untuk membuat lubang dan proses freis untuk
meratakan keenam sisinya, maka pilih urutan proses yang benar! Jelaskan!
Proses pertama adalah proses freis untuk meratakan keenam sisinya untuk
menghindari kesalahan peletakan titik tengah benda jika proses gurdi
terlebih dahulu yang digunakan. Setelah itu, digunakan mesin gurdi
dengan urutan proses centering, drilling, boring.

9. Jika waktu menggurdi terjadi getaran yang besar, apa yang mungkin
menyebabkan getaran tersebut? Apa pengaruh getaran yang terjadi dalam
proses gurdi? Bagaimana solusinya?

Kemungkinan penyebabnya antara perbedaan diameter pahat dengan


diameter lubang yang terlalu besar, atau posisi pahat gurdi yang tidak
segaris dengan pusat lingkaran lubang. Getaran yang besar dapat
menyebabkan patahnya pahat gurdi. Jika kemungkinan pertama yang
terjadi, maka gunakan pahat dengan diameter yang lebih kecil terlebih
dahulu dan melakukan pelubangan secara bertahap. Jika kemungkinan
kedua yang terjadi, maka pastikan dahulu posisi pahat hingga segaris
dengan pusat lingkaran lubang.

Anda mungkin juga menyukai