Anda di halaman 1dari 34

MS 3160 PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1


MODUL PM-03 Proses Gurdi

Kelompok : D17
Aggota Kelompok : Afanin Syafa Buana (A018005)
Zulfikar Wiyasa Jantika (A018034)
Firman Khoirul Ihsan (A018055)

Tanggal Praktikum : 22 Maret 2019

Tanggal Penyerahan Laporan : 25 Maret 2019


Nama Asisten : Vieri Gunawan
NIM Asisten : 13116019

Laboratorium Teknik Produksi


Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung
2019

1
Latar Belakang

Gurdi adalah sebuah pahat pemotong yang ujungnya berputar dan memiliki satu
atau beberapa sisi potong dan galur yang berhubungan kontinu disepanjang badan
gurdi. Sedangkan proses gurdi dimaksudkan sebagai proses pembuatan lubang dengan
menggunakan mata bor (twist drill). Namun pada penggunaannya, mesin gurdi tidak
hanya dapat digunakan untuk membuat lubang saja, tetapi juga memperhalus lubang
dan memperbesar lubang. Proses gurdi merupakan proses pemesinan yang paling
sederhana diantara proses pemesinan yang lain. Biasanya pada bengkel proses ini
disebut proses bor, tetapi penggunaan istilah bor kurang tepat karena pada dasarnya
boring adalah proses memperbesar lubang, sedangkan proses gurdi adalah proses
membuat lubang. Praktikum kali ini dilakukan salah satunya untuk mempelajari
perbedaan boring dan drilling atau gurdi.

Tujuan

1.Menentukan proses gurdi apa saja yang dapat dilakukan di mesin bubut
2.Menentukan parameter yang mempengaruhi proses mesin gurdi

2
BAB II

TEORI DASAR

Proses gurdi (drilling) berbeda dengan proses pengeboran. Secara teori, proses
gurdi adalah proses pelubangan dengan menggunakan mata bor (twist drill) dengan
tujuan untuk menghasilkan lubang bulat pada material (logam maupun non logam).
Sedangkan proses proses bor ( boring ) adalah proses meluaskan/memperbesar lubang yang
bisa di lakukan dengan mata bor ( boring bar ) yang tdak hanya di lakukan pada mesin gurdi
tetapi bisa dengan mesin bubut, mesin frais, atau mesin bor. Terdapat beberapa perbedaan
antara kedua proses tersebut, yaitu:

Aspek Penggurdian Pengeboran


Alat potong Mata bor Pahat ISO 8/9
Alat Drill chuck, sleeve Boring head
pencekam
Ukuran Sama dengan ukuran mata bor
Dapat diatur lebih besar dari
lubang pahat
Gerak makan Mata bor bergerak secara Pahat berputar dan turun
translasi, turun menuju benda menuju benda kerja
kerja
Gerak potong Mata bor berotasi berlawanan Benda kerja berputar
arah jarum jam berlawanan arah jarum jam

Terdapat beberapa karakteristik khusus dari proses gurdi, yaitu:

1. Beram harus keluar dari lubang yang dibuat.


2. Beram yang keluar dapat menyebabkan masalah ketika ukurannya besar
dan atau kontinyu.
3. Proses pembuatan lubang bisa sulit jika membuat lubang yang dalam.
4. Untuk pembuatan lubang dalam pada benda kerja yang besar,cairan
pendingin dimasukkan ke permukaan potong melalui tengah mata bor.
Mesin yang digunakan dalam proses gurdi adalah mesin gurdi (drill press). Mesin
gurdi sendiri banyak macamnya, bergantung pada variasi ukuran benda kerja, ukuran
benda kerja, ukuran lubang yang hendak di buat, juga kualitas lubang tersebut. Namun
yang paling sering dipakai pada proses produksi antara lain:

3
a) Mesin Gurdi portable dan peka

Mesin Gurdi portable adalah Mesin Gurdi kecil yang terutama digunakan untuk
operasi penggurdian yang tidak dapat dilakukan dengan mudah pada Mesin Gurdi
biasa. Yang paling sederhana adalah penggurdi yang dioperasikan dengan
tangan.Penggurdi ini mudah dijinjing, dilengkapi dengan motor listrik kecil, beroperasi
pada kecepatan cukup tinggi, dan mampu menggurdi sampai diameter 12 mm.
Penggurdi yang serupa, yang menggunakan udara tekan sebagai daya, digunakan kalau
bunga api dari motor dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
Mesin Gurdi peka adalah mesin kecil berkecepatan tinggi dengan konstruksi
sederhana yang mirip dengan kempa gurdi tegak biasa. Mesin ini terdiri atas sebuah
standar tegak, sebuah meja horizontal dan sebuah spindel vertical untuk memegang dan
memutar penggurdi. Mesin jenis ini memiliki kendali hantaran tangan, biasanya
dengan penggerak batang gigi dan pinyon pada selongsong yang memegang spindel
putar. Penggurdi ini dapat digerakkan langsung dengan motor, dengan sabuk atau
dengan piring gesek. Penggerakan piring gesek yang mempunyai pengaturan kecepatan
pengaturan sangat luas, tidak sesuai kecepatan rendah dan pemotongan berat. Kempa
Teknik Pemesinan 206 penggurdi peka hanya sesuai untuk pekerjaan ringan dan jarang
yang mampu untuk memutar penggurdi lebih dari diameter 15 mm.

b) Mesin Gurdi vertical

Mesin Gurdi vertical, mirip dengan penggurdi peka, mempunyai mekanisme


hantaran daya untuk penggurdi putar dan dirancang untuk kerja yang lebih berat.
Gambar 1.5. menunjukkan mesin dengan tiang bentuk bulat. Mesin Gurdi semacam ini
dapat dipakai untuk mengetap maupun menggurdi.

c) Mesin gurdi gang (kelompok)

Kalau beberapa spindel penggurdi dipasangkan pada meja tunggal, ini disebut
sebagai penggurdi gang atau kelompok. Jenis ini sesuai untuk pekerjaan produksi yang
harus melakukan beberapa operasi. Benda kerja dipegang dalam sebuah jig yang dapat
diluncurkan pada meja dari satu spindel ke spindel berikutnya. Kalau beberapa operasi
harus dilakukan, misalnya menggurdi dua lubang yang ukurannya berbeda dan perlu
meluaskannya, maka dipasangkan empat spindel. Dengan kendali hantaran otomatis,
maka dua atau lebih dari operasi ini dapat berjalan serempak dengan hanya diawasi
oleh seorang operator. Pengaturannya, mirip dengan mengoperasikan beberapa kempa
gurdi.

Pada praktikum ini digunakan mesin gurdi vertical. Secara umum, mesin gurdi
memiliki konstruksi yang serupa, yaitu:

4
Gambar 2.1 Mesin Gurdi

1. Spindel motor listrik (spindle)


Pemegang mata bor, dengan daya dari motor listrik berputar pada sumbu yang
tetap di dalam sleeve, di mana kebanyakan spindle dipasang vertical.
2. Sleeve
Tidak dapat berputar namun bantalannya dapat bergeser pararel terhadap
sumbu putar. Jika sleeve digerakan turun, membawa spendel dan mata bor,
menuju benda kerja akan di hasilkan gaya makan.
3. Tiang (column)
Berbentuk silindrik dan pejal, berfungsi menyokong kepala dan rakitan sleeve.
4. Kepala (head)
Terdapat pengaturan keceapatan putar mata bor, yang dilakukan dengan
menggerakan tuas di samping kepala dan memutar knop nomor kecepatan.
5. Meja kerja (table)
Disokong pada lengan yang menempel pada tiang, dengan ragum di atasnya
digunakan untuk menjepit benda kerja diatas meja. Meja kerja dapat digerakkan
vertikal (naik-turun) dan di ayun (berputar dengan sudut tertentu) untuk
menyesuaikan titik penggurdian.
6. Dasar (base)

5
Berikut ini adalah jenis lain dari mesin gurdi yang ada:

1. Mesin gurdi tangan (portable)


2. Mesin gurdi peka (bench drill)
3. Mesin gurdi gang (kelompok)
4. Mesin gurdi radial
5. Mesin gurdi turret
6. Mesin gurdi spindle jamak
7. Mesin gurdi produksi otomatis
8. Mesin gurdi lubang dalam
9. Mesin gurdi pembesar lubang
10. jig-boring

kecepatan potong pada proses gurdi di pengaruhi oleh beberapa faktor,yaitu:


material enda, material pemotong, kedalaman pemotongan, pendinginan, kondisi
mesin, dan system pencekaman benda.

Pahat yang digunakan dalam proses gurdi, twist drill, berbentuk alur seliks yang
melengkapi badan pahat sampai terlihat terplintir. Pahat ini memiliki konstruksi
sederhana namundirancang ssangat tangguh untuk menahan torsi yang tinggi uga
tekanan dan panas yang tinggai akibat gesekan dengan kerja selama proses gurdi
berlangsung. Terdapat dua macam twist drill yang umum, pahat HSS (high-speed steel)
dan pahat sisipan (carbide-tipped). Pahat HSS banyak dipakai karena harganya yang
murah sedangkan pahat sisipan dipakai saat diperlukan mata potong yang harus tetap
ajam untuk proses gurdi yang lama. Tipe lain yang ada diantaranya: carbide-tipped
masonry drill, solid carbide drill, TIN-coated drill parabolic drill, dan split-point drill.

6
Gambar 2.2 Twist Drill

Twist drill sendiri diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu penggurdi


tangkai lurus dan penggurdi tangkai tirus, dimana pembedanya ada pada ukurannya
yaitu penggurdi tangkai lurus lebih kecil dari pada penggurdi tangkai tirus. Berikut ini
adalah bagian-bagian pada twist drill:

1. ujung pahat gurdi (point), berbentuk tirus (konis) dan memiliki mata potong
(cutting edges) dan ujung mata potong (chisel edge).
2. Badan pahat (body), memiliki alur (flue) dan relief.
3. Tangkai (shank), bagian yang dicekam pada perangkat pemegang, dapat
berbentuk lurus (straight shank) atau tirus (taper shank).
4. Chisel edge, tepian hujung mata potong pahat, yaitu tepi dimana dua lips
bertemu, berfungsi sebagai pemahat ketika penggurdi berputar dan memotong
kedalam benda kerja. Chisel edge harus selalu berada pada posisi senter yang
benar pada sumbu penggurdi untuk mendapat gerak potong yang akurat.
5. Mata potong ujung dalam (cutting edge lips), berfungsi sebagai pisau pemotong
ketika pahat melakukan gerak makan pada arah rotasi. Lips dibentuk dengan
pengasahan alur kea rah ujung tirus.
6. Tumit (hill), bagian miring atau selisih ketinggian di belakang mata potong lips
(cutting edge lips) besar kemiringan hill di belakng lips adalah kelonggaran lips
(lips celea rance), berfungsi untuk menjaga agar tumit tidak menggaruk bagian
lubang.
7. Alur (flute), cekungan yang membentuk heliks pada badan penggurdi menjadi
jln keluar bagi geram dan jalan masuk bagi pendingin kemata potong.
8. Margin, permukaan ramping atau tipis di sepanjang alur yang akan menentukan
ukuran pahat gurdi dan menjadi pahat tetap align.

7
9. Kelonggaran badan (body clearance), lakukan yang dibuat bagian badan paahat
di belakang margin, menjadi jalan untuk pelumas di sekeliling penggurdi.
Diameter bagian ini lebih kecil dari margin sehingga badan penggurdi tidak
menggaruk dan menggesek permukaan dalam lubang.
10. Tang, ujung yang ramping pada tangkai tirus berfungsi membantu
menggerakan pahat dan mencegah terjadinya slip.
11. Web, bagian yang membatasi alur terbentuk di sepanjang badan penggurdi
diantara alur. Ketebalan web meningkat secara gradual ke arah tangkai untuk
peningkantan rigiditas penggurdi

8
BAB III DATA DAN PENGOLAHAN DATA
1.1 Proses Gurdi

Gambar 3.1.1 proses pemasangan pahat

Gambar 3.1.2 Proses boring

9
Gambar 3.1.3 Proses tapping

Gambar 3.1.4 Proses gurdi dengan mesin gurdi

10
Gambar 3.1.5 Hasil serangkaian proses gurdi

11
Afanin Syafa Buana

A018005

BAB IV

ANALISIS

4.1 Prosedur

Sebelum melakukan proses gurdi, dilakukan pengecekan alat dan persiapan alat
seperti mempersiapkan benda kerja berupa 2 buah silinder pejal dengan diameter 29
mm, pahat 5mm,8mm dan 10,5 mm serta alat untuk centering dan tapping. Pada
praktikum ini, proses gurdi dilakukan di 2 mesin yang berbeda, yaitu mesin gurdi dan
mesin bubut. Beberapa langkah dalam pembuatan lubang dan ulir pada silinder logam
adalah sebagai berikut:

1). Pertama yang harus dilakukan adalah melakukan proses centering atau pembuatan
lubang dengan posisi ditengah dari benda kerja. Pada proses ini, digunakan pahat
dengan diameter yang paling kecil karena pada saat ini besarnya diameter tidak terlalu
penting karena lubang hasil centering ini hanya digunakan untuk membantu
memudahkan proses pemakanan pada tahap selanjutnya, yaitu proses drilling. Dalam
praktikum ini, proses centering akan lebih mudah dan menghasilkan hasil yang lebih
presisi jika dilakukan pada mesin bubut daripada mesin gurdi. Karena pada mesin gurdi
diperlukan pengaturan titik tengah dari benda kerja yang mana kesalahan yang
mungkin terjadi akan menjadi lebih besar. Kecepatan putaran dari pahat perlu
diperhatikan agar alat tidak mudah aus dan hasil lebih maksimal. Tata caranya proses
ini adalah memasang benda kerja pada chunk kemudian dikencangi sampai sangat
kencang. Kemudian atur kecepatan putar dari benda kerja. Posisikan pahat agar tegak
lurus dengan benda kerja lali mundurkan pahat sampai benda kerja termakan dan
didapatkan geram.

2). Langkah kedua adalah proses drilling atau pembentukan lubag. Diameter lubang
yang sesuai dalam gamtek ini adalah 10. Agar proses drilling lebih mudah dan alat
tidak cepat rusak, dilakukan proses drilling secara bertahap. Drilling pertama yang
dilakukan dengan pahat berukuran 5 mm. Setelah terbentuk lubang pada silinder
logam, pahat 5 mm diganti dengan padat 10.5 mm dan dipahat sampai tembus ke bagian
belakang logam. Kecepatan putar spindle juga harus diperhatikan agar ketika
melubangi logam silinder, proses terjadi dengan tepat (tidak terlalu lambat atau terlalu
cepat proses pemakanannya). Yang harus diperhatikan ketika proses ini adalah gerak

12
maju mundur pahat. Praktikan harus memundurkan pahat beberapa kali dengan tujuan
agar geram yang terbentuk dapat keluar.

3). Setelah terbentuk lubang dengan diameter 10 mm pada benda logam, pahat gurdi
dilepas dan diganti pahat reaming yang memiliki ukuran lebih besar 0,2 mm dari
diameter pahat gurdi yang digunakan. Atur kecepatan spindle sehingga lubang yang
dihasilkan berkualitas baik. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk penepatan
kembali ukuran lubang.

4) Proses berikutnya adalah counter sinking dimana pahat yang terpasang pada drill
chuck dilepas kemudian diganti dengan pahat countersinking dengan
mempertimbangkan jenis pahat countersinking yang sesuai dengan lubang yang telah
dibuat kemudian atur kecepatan putar spindle. Tujuan dari dilakukannya proses ini
adalah agar terbentuk sayap atau kemiringan di bagian ujung dari lubang silinder.

5) Pada silinder logam yang diberi ulir (yang nantinya akan di satukan dengan benda
kerja utama yang besar berbentuk U), dilakukan proses counterboring. Pahat
sebelumnya yang masih terpasang pada drill chuck dilepas dan diganti degan
menggunakan pahat counterboring. Atur kecepatan putar spindle. Tujuan
dilakukannya proses ini adalah agar dihasilakn lubang bertingkat.

6) Proses terakhir adalah proses taping atau proses pembuatan ulir. Dalam pembuatan
ulir ini, benda kerja diberi pelumas dengan tujuan untuk mempermudah proses
pembuatan ulir. Ada 3 alat pembuat ulir disini. Yang pertama tidak terlalu tajam dan
hasil yang akan nampak adalah hanya pola ulir namun belum terpahat pada logam. Alat
kedua memiliki permukaan yang tajam dan kasar sehingga ketika diputar searah jarum
jam, akan menghasilkan pola ulir yang sudah terpahat pada dinding dalam lubang. Alat
ketiga memiliki permukaan yang lebih tajam dari alat pertama dan kedua sehingga pola
yang sudah terpahat oleh alat sebelumnya akan diperdalam dan dipertajam lagi oleh
alat ini sehingga ulir yang terbentuk akan benar benar tegas. Yang harus diperhatikan
adalah ketika memutar alat ini guna membuat ulir pada bagian dalam logam dan terasa
berat, maka alat harus diputar keluar terlebih dahulu dan masuk kembali atau pelumas
yang digunakan sudah habis, dan alat perlu segera diberi pelumas kembali.

4.2 Analisis Benda Kerja

Benda kerja awal hanya berbentuk silinder pejal biasa tanpa adanya lubang atau ulir.
Setelah dikukan serangkaian proses gurdi, benda kerja berupa silinder pejal memiliki
lubang sebesar 10 mm dengan ulir di salah satu silinder benda dan lubang bertingkat
pada silinder lainnya. Selama melakukan proses gurdi, yang harus selalu diperhatikan
adalah kecepatan putar silinder agar lubang yang hasilkan sesuai dengan yang

13
diharapkan dan tidak menyebabkan alat cepat aus. Ketika kecepatan putaran sangat
cepat atau melebihi batas yang seharusnya, maka alat pahat yang digunakan dapat cepat
aus, lubang yang dihasikan akan memiliki permukaan yang kasar dan jika material
benda yang digunakan lebih kuat daripada material pahat akan menyebabkan patahnya
alat pahat gurdi. Oleh karena itu,material alat dan pahat gurdi juga harus diperhatikan.
Ketika melakukan proses taping atau pembuatan ulir, yang harus diperhatikan adalah
arah putar alat. Jangan sampai arah putar alat satu dengan lainnya berbeda karena akan
menyebabkan ulir yang dihasilkan menjadi tidak baik dan gagal dibuat. Selain itu, ada
tidaknya pelumas juga harus diperhatikan karena dapat membantu mempermudah
pembuatan ulir serta membuat praktikum lebih efektif efisien.

4.3 Parameter Proses

Beberapa parameter proses yang ada:

1. Kecepatan putaran spindle


Kecepatan spindle harus disesuaikan dengan besarnya pahat yang digunakan
agar hasil lubang yang diharapkan sesuai dan alat tidak cepat rusak. Jika pahat
yang digunakan kecil, maka kecepatan spindle yang digunakan harus cepat
namun jangan terlalu cepat. Hal ini untuk mengefektifkan waktu karena jika
pahat yang digunakan hanya kecil, maka pemakanan yang dikakukan oleh pahat
hanya sedikit sehingga waktu yang diperlukan tidak terlalu lama. Namun jika
pahat yang digunakan besar, maka kecepatan spindle harus rendah karena
pemakanan yang dilakukan oleh pahat akan besar dan membtuhkan waktu yang
lama. Jika kecepatan spindle dibuat cepat, yang mungkin terjadi adalah pahat
akan patah.
2. Waktu pemakanan
Waktu pemakanan disesuaikan dengan material benda, ukuran pahat yang
digunakan serta kehalusan permukaan yang diharapkan. Jika dilakukan dalam
waktu yang cepat, permukaan yang dihasilkan akan menjadi kasar, namun jika
waktu pemakanan dilakukan dalam waktu yang relative lebih lama, maka
permukaan lubang hasil proses gurdi akan menjadi lebih halus dibandingkan
dengan jika dilakukan dengan waktu yang cepat.
3. Gerak makan
Gerak makan harus disesuaikan dengan material yang digunakan oleh pahat dan
juga material yang digunakan oleh benda kerja, waktu pemakaan, kecepatan
pemotongan serta permukaan seperti apa yang diharapkan.
4. Kecepata pemakanan
Kecepatan pemotongan harus disesuaikan oleh material pahat dan material
benda kerja. Jika material benda lebih kuat atau sama dengan kekuatan pahat,

14
maka kecepatan pemotongan harus dilakukan secara perlahan lahan. Putaran
pada pemutar pahat dapat dilakukan ketika sudah tidak ada geram lagi yang
keluar. Ketika geram masih keluar, proses pemakanan masih terjadi sehingga
jangan sampai pemutar pahat diputar sampai proses pemakanan selesai
dilakukan.

4.4. Fenomena

Dalam praktikum ini terjadi beberapa fenomena antara lain adalah geram dan silinder
logam pejal berubah warna menjadi coklat, silinder pejal logam tidak segera termakan
dalam beberapa waktu serta pahat yang bergerak ketika proses drilling dilakukan.
Perubahan warna dari silver menjadi kecoklatan pada silinder pejal dan juga geram
dikarenakan terjadinya gesekan terus menerus antara pahat dan juga benda kerja yang
dipahat (dalam hal ini adalah silinder pejal logam) yang sama sama terbuat dari
material besi sehingga logam silinder sangat panas dan terjadilah perubahan warna.
Selanjutnya, terjadi juga peristiwa dimana silinder pejal logam tidak segera termakan
oleh pahat. Hal ini disebabkan karena pahat yang digunakan ujungnya sudah aus karena
sering digunakan sehingga tidak dapat memakan silinder logam pejal dengan cepat.
Fenomena lainnya adalah pahat yang bergerak masuk kedalam mesin dan berputar
ketika proses drilling disebabkan oleh pemasangan pahat yang kurang kuat pada drill
chuck, material silinder lebih kuat atau sama kuatnya dengan material pahat yang
digunakan, kecepatan putar terlalu cepat atau terlalu lambat serta besarnya pahat yang
digunakan terlalu besar dan tidak ada lubang kecil dapat digunakan untuk sehingga
proses pemakanan yang terjadi akan besar,membutuhkan waktu lama dan menjadi
sulit. Oleh karena itu, biasanya sebelum proses drilling, dilakukan dahulu proses
centering dan proses drilling dilakukan dengan cara bertahap dari menggunakan pahat
berukuran paling kecil (praktikum ini menggunakan 5 mm), dan yang terakhir adalah
10 mm.

15
Adhika Pulung Pratama W

A018031
BAB V
ANALISIS
4.1 Prosedur
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan beberapa proses untuk membentuk benda
kerja. Prosedur yang dilakukan oleh praktikan melewati bebebrapa proses yaitu:
1. Praktikan menentukan titik tengah pada benda kerja
2. Setelah titik tengah ditentukan praktikan menandai benda kerja dengan
penggores
3. Tahap selanjutnya praktikan membuat lubang dengan cara centering dan
memakai mata bor centering
4. Praktikan memasang mata bor centering ke mesin gurdi menggunakan chuck
5. Praktikan melakukan pengaturan kecepatan mata bor pada spindel
6. Lalu praktikan mencekam benda kerja dengan pencekam dan menentukan
posisi yang akan dilubangi
7. Lalu praktikan menghidupkan mesin gurdi dan memutar tuas spindel hingga
kedalaman yang ditentukan.
8. Praktikan mealakukan beberapa kali putaran tuas agar mendapatkan kedalaman
yang diinginkan.
9. Praktikan melakukan proses drilling. Proses drilling sama dengan hal centering
namun drilling memakai mata bor yang lebih besar dan proses drilling
dilakukan dengan kedalaman yang lebih
10. Setelah itu praktikan melakukan proses reaming yang prosedur nya sama
dengan centering maupun drilling yang memnbedakan hanyalah mata bor yang
menjadi lebih besar.
11. Lalu praktikan melakukan proses counter boring dan countersinking yang
memiliki prosedur sama dengan centering,drilling,dan reaming
12. Terakhir praktikan melalukan tahap tapping. Tahap ini dilakukan dengan cara
memasukan paha tap pada benda kerja. Lalu diputar menggunakan tangan ke
arah kiri
13. Pahat tap pertama dimasukkan pada benda kerja adalah pahat tap yang memiliki
ketajaman paling tinggi lalu disambung dengan pahat tap yang berkurang
keajamannnya.

16
4.2 Analisis Benda Kerja
Pada praktikum proses mesin gurdi, ada beberapa proses pengerjaan yang
dilakukan yaitu centering, drilling, reaming, counter boring, countersinking, dan
tapping terhadap benda kerja.

 Centering
Proses centering merupakan inisiasi pembuatan lubang.
Pada proses centering ini diameter mata bor yang digunakan
sangat kecil. Centering bertujuan untuk meningkatkan akurasi
lubang dan juga untuk mengurangi gaya yang dibutuhkan
untuk tahap selanjutnya. Pemangsangan mata bor centering
menggunakan bagian tumpul dari mata bor tersebut. Pada tahap
ini benda kerja memiliki tanda atau lubang yang tidak terlalu
dalam akibat gesekan mata bor dengan benda kerja.

 Drilling
Poses drilling adalah proses pembuatan lubang pada benda
kerja. Pada proses ini pahat yang digunakan adalah twist drill
dengan berbagai diameter mata bor yang berbeda. Ada beberapa
tahap dalam membuat lubang, pertama digunakan diameter mata
bor yang lebih kecil dahulu, setelah digunakan mata bor
dengan diameter yang lebih besar.Hal ini dilakukan agar gaya
yang diperlukan untuk membuat lubang tidak terlalu besar.
Pada proses drilling kali ini, diperlukan ketelitian dari praktikan
untuk membuat lubang. Akibat kurangnya ketelitian praktikan
dapat menimbulkan kesalahan seperti lubang yang miring
karena benda kerja tidak tegak lurus dengan sumbu mata bor.
Pada proses drilling benda kerja sudah memiliki lubang dan
kedalaman yang dinginkan.

 Reaming
Setelah lubang dari proses drilling terbentuk, maka
dilanjutkan proses reaming dengan menggunakan pahat
reamer yang bertujuan untuk memperhalus permukaan
lubang tersebut. Selisih diameter pahat reamer dengan
diameter lubang haruslah sangat kecil. Proses reamer ini akan
memberikan toleransi yang lebih baik pada dimensi lubang
tersebut. Pada pengerjaannya, pahat reamer harus sesumbu
dengan sumbu lubang awal sebelumnya

 Counterboring
Proses counter boring ini bertujuan untuk membuat lubang
yang bertingkat. Caranya adalah dengan membuat lubang
dengan diameter yang lebih besar pada lubang sebelumnya

17
secara bertingkat. Dalam membuat lubang bertingkat ini, pahat
counterboring ini juga harus sesumbu dengan sumbu lubang
sebelumnya. Aplikasi proses ini adalah, lubang bertingkat yang
dihasilkan biasanya sebagai tempat dari kepala baut.

 Countersinking
Pada proses ini lubang yang terbentuk adalah berbentuk kerucut.
Proses ini kami lakukan setelah proses counterboring.
Sehingga diperoleh lubang bertingkat dan diatasnya
berbentuk kerucut. Aplikasi countersinking ini adalah untuk
mempermudah memasukkan baut ke lubang.

 Tapping
Tapping merupakan proses untuk membuat ulir. Pembuatan
ulir yang dilakukan adalah pada lubang sehingga nantinya
akan menghasilkan ulir dalam. Pada praktikum kali ini proses
tapping dilakukan secara manual dengan menggunakan 3 pahat
yang berbeda dengan ketajaman yang berbeda pula. Setelah
dilakukannya proses tapping benda kerja memiliki alur dalam.

4.3 Parameter Proses


Pada praktikum kali ini praktikan menemukan adanya perbedaan
geram yang dihasilkan dari beberapa proses yang dilakukan. Praktikan
menemukan ada perbedaan geram pada setiap proses. Semakin besar
mata bor yang digunakan maka semakin besar pula geram yang
dihasilkan.
Benda kerja yang seharusnya melaluli proses pemotongan terlebih
dahulu pada proses freis tidak dilakukan. Adanya proses kerja yang
dapat dilakukan dengan cara bubut dan gurdi yaitu melubangi benda
kerja. Beberapa parameter proses dalam praktikum ini adalah:
1. Kecepatan potong
Gerak potong pada mesin gurdi dilakukan oleh pahat yang
berputar menekan-nekan benda kerja.
2. Kecepatan makan
Gerak makan pada mesin gurdi dilakukan oleh gerak naik-
turunnya pahat yang menekan benda kerja.
3. Kedalaman potong
Kedalaman potong pada setiap proses diatur secra manual. Pada
dasarnya kedalamana potong selaras dengan kecepatan
potongnya dan semakin dalam kedalaman benda kerja maka
semakin banyak pula geram yang dihasilkan.

18
4.4 Fenomena
Fenomena yang terjadi pada saat praktikum antara lain bentuk geram dari
proses drilling, geram panjang yang tersangkut pada mesin gurdi dan ikut berputar,
pahat yang ikut berputar saat proses drilling menggunakan mesin bubut, dan cross
handle mesin bubut yang tidak bisa digerakkan. Bentuk geram yang ada dari proses
gurdi drilling pada praktikum terdapat yang cenderung kecil dan panjang mengulir,
geram yang kecil terjadi karena proses drilling yang dilakukan dengan menaik-
turunkan pahat dengan tuas dilakukan dengan sedikit demi sedikit sehingga geram yang
terbentuk kecil, sedangkan untuk geram panjang mengulir pergerakan naik turun pahat
dilakukan dengan menurunkan pahat terlalu dalam pada benda kerja sehingga geram
yang terbentuk menjadi mengulir panjang. Selanjutnya saat drilling dengan mesin
gurdi, terdapat geram yang sangat panjang tersangkut pada pahat dan ikut berputar
dengan pahat, hal ini dapat membahayakan praktikan yang melakukan proses drilling.
Kemudian pada drilling dengan mesin bubut, pahat ikut berputar dengan benda kerja
dikarenakan penguncian yang kurang kencang pada chucknya. Dan pada saat
melakukan drilling dengan mesin bubut, cross handle terposisi mendekati dengan
benda kerja & pahat dan tidak bisa digerakkan, hal ini dapat menghambat pergerakan
pahat untuk mengenai benda kerja, kemungkinan hal ini terjadi karena mesin yang
sudah tua sehingga sulit digerakkan.

19
Zulfikar Wiyasa Jantika

A018034

BAB IV

ANALISIS
4.1. Prosedur

Sebelum melakukan gurdi, pastikan mesin yang akan digunakan siap untuk digunakan.
Lalu ukur dimensi benda kerja sesuai dengan apa yang akan dibuat. Setelah itu mulai
lakukan prosedur penggurdian. Ada 4 proaes yang dilakukan pada praktikum kali ini

 Centering
Yang pertama yaitu centering. Pada prosedur ini dilakukan pemberian titik
tengah untuk dilakukan drilling.
 Drilling
Melubangi objek kerja dengan pahat gurdi. Dengan menggunakan diameter
10mm , menggunakan pahat gurdi yang lebih kecil dari ukuran nya terlebih
dahulu, untuk hasil yang lebih presisi dan halus.
 Borring
Melakukan pelebaran diameter dari lubang yang akan dibuat. Dilakukan sedikit
demi sedikit karena untuk mendapatkan hasil dengan permukaan lebih baik
 Counter Borring
Untuk objek yang kedua dibuat agar memiliki tingkatan lubang. Dengan
melakukan drilling sedalam 15mm, dan melakukan borring (pelebaran)
diameter di bagian 9mm diatas
 Taping
Membuat ulir dengan menggunakan alatnya. Dengan menggunakan pahat
taping dari yang ketajamannya rendah terus di ganti hingga pisau yang pahatnya
lebig runcing dan tajam. Jangan lupa diberi pelumas agar memudahkan proses

4.2. Analisis Benda kerja

Benda kerja yang digunakan dalam proses kali ini adalah 2 buah silinder pejal yang
akan diberikan lubang dan ulir pada porosnya.

 Benda Kerja 1 (Silinder 1)


Sebelum diproses, benda kerja 1 memiliki bentuk silinder pejal. Setelah
dilakukan proses gurdi, silinder atau bend kerja 1 memiliki lubang di porosnya. Lubang

20
yang dibuat pada benda kerja 1 disusun menjadi lubang bertingkah atau menggunakan
teknik counterboring.

 Benda Kerja 2 (Silinder 2)

Pada awalnya benda kerja 2 sudah di proses sebelumnya menggunakan mesin


freis. Dengan mesin freis silinder dipotong bagian salah satu sisinya dengan ketebalan
2mm. Benda kerja 2 sudah memiliki diameter yang pas dengan benda yang akan dibuat,
dan panjang yang susah cukup dengan apa yang diinginkan. Setelah melakukan proses
gurdi silinder 1 menjadi silinder berongga dengan panjang diameter lubang 12mm
(termasuk ulir).

4.3. Parameter Proses

Ada beberapa yang menjadi parameter proses, dari proses gurdi,

 Kecepatan Putar Pahat

Pada percobaan kali ini, kecepatan Pahat berputar menjadi parameter yang
penting. Kecepatan Pahat memiliki pengaruh yang sangat besar. Jika Pahat yang
digunakan erbahan dasar material lemah, dapat menyebabkan pada pahat gurdinya.
Jika material kerja terlalu keras dan diberikan kecepatan yang keras pun dapat memicu
kepatahan Pahat.

 Kedalaman Makan

Kedalaman makan memiliki pengaruh yang besar pada hasil proses kerja.
Dengan pemakanan objek kerja yang terlalu dalam, dapat menyebabkan tingkat
kekasaran teksturnya setelan dimakan tinggi. Dan jika terlalu dalam, dapan
menyebabkan tingkat kepresisian benda yang dihasilkan kurang.

 Material Pahat

Material Pahat tentunya harus disesuaikan dengan material benda kerja yang
digunakan. Jika tidak di sesuaikan khawatir terjadinya kerusakan pada salah satu objek
atau bahkan keduanya. Material Pahat mempengaruhi seberapa kuat kemampuan
makan san potong dari pahat

 Penggunaan Pelumas

Penggunaan pelumas pada taping sangat diperlukan untuk hasil maksimal,


tentunya dikarenakan untuk mengurangi gaya gesekan antara Pahat taping dan benda.
Khawatir terjadinya pemotongan atau pemakanan objek kerja

21
 Material Objek Kerja

Material Objek Kerja yg digunakan harus membuat kuta menyesuaikan pahat


yang cocok digunakan. Tentunya menggunakan Pahat yang berbahan dasar lebih kuat
daripada objek kerja. Disebabkan bisa terjadinya kepatahan atau kerjaan dari objek
maupun pahat

4.4. Fenomena

Pada percobaan ini, terdapat beberapa fenomena yang terjadi saat proses praktikum
berlangsung diantaranya,

 Perbedaan Ukuran Geram yang dihasilkan

Perbedaan Ukuran Geram yang dihasilkan adapun disebabkan oleh kecepatan


spindel dan pahat yang diatur pada mesin. Selain itu saat kedalaman pemakanan diatur
manual, menyebabkan objek yang termakan berbeda, dan geramnya pun berbeda
ukuran

 Objek dan Geram Berubah warna menguning

Pada saat proses berlangsung terjadi perubahan warna menguning pada objek
kerja dan geram. Hal itu disebabkan gesekan antara Pahat dan objek kerja yang
menimbulkan energi panas. Dan proses pemakanan objek yang dilalui dengan
kedalaman tinggi atau dilakukan tanpa jeda atau dilakukan terus menerus sehingga
objek memanas dan berubah menguning kecoklatan. Dan geram yang dihasilkan pun
sama.

 Tekstur dalam kasar

Tekstur dalam rongga silinder yang kasar disebabkan oleh pemakanan benda
kerja yang terlalu dalam sehingga permukaan nya menjadi kasar. Dapat pula
disebabkan oleh ukuran Pahat yang digunakan terlalu besar atau proses pemotongan
terlalu besar atau dalam pula.

 Objek Kerja Panas

Objek Kerja yang Panas disebabkan oleh adanya gesekan antara pahat dan
benda kerja

 Pahat Tenggelam pada penahan


Pada saat melakukan gurdi menggunakan mesin bubut, pahat tenggelam pada
penahan pahat. Hal itu disebabkan karena kekuatan menahan atau fungsi alat untuk

22
menahan sudah berkurang. Dan Kecepatan benda pada spindel berputar pun dapat
menyebabkan Pahat yang tak terpasang kuat tertelan oleh penahannya.

23
Firman Khoirul Ihsan
A018055

BAB IV
ANALISIS

4.1. Prosedur
1. Menggunakan peralatan safety
Peralatan safety yang digunakan pada praktikum modul 3 mesin gurdi yaitu
menggunakan kacamata safety dan sarung tangan yang tahan panas
2. Melakukan proses pengukuran benda kerja
Benda kerja yang akan dilakukan prsoses gurdi sebaiknya dilakukan
pengukuran terlebih dahulu sesuai dengan gambar teknik yang telah di tentukan
agar terhindar dari kesalahan dan kegagalan pada saat proses penggurdian
3. Melakukan proses centering
Proses centering merupakan tahap awal dari proses penggurdian. Proses
centering ini bertujuan untuk memberikan penanda titik tengah untuk proses
penggurdian serta mempermudah pada saat nanti proses gurdi
4. Melakukan proses gurdi
Benda kerja yang di gunakan pada proses gurdi yaitu benda kerja yang
berbentuk silinder dengan panjang 30 mm dan diameter 20 mm yang salah satu
sisinya telah dilakukan proses pemfraisan. Pertama benda kerja dilubangi dengan
menggunakan pahat gurdi 5.0 mm.
5. Melakukan proses boring
Benda kerja yang telah di gurdi dengan pahat 5.0 selanjutnya dilakukan boring
dengan pahat gurdi ukuran 10.5 mm
6. Melakukan proses countershinking
Benda kerja yang telah dilakukan boring dengan pahat 10.5 mm selanjutnya
dilakukan proses countershinking dengan tujuan agar pada saat proses assembly
dapat mudah dilakukan. Proses countershinking dilakukan hanya beberapa mm
saja
7. Melakukan Proses Tapping
Proses pentappingan dilakukan pada benda kerja yang telah dilakukan proses
countershinking. Proses pentappingan dilakukan secara manual tanpa mesin
menggunakan alat tapping dengan mata pahat ukuran 12 mm
8. Melakukan proses counterboring
Proses counterboring dilakukan pada benda kerja yang kedua berbentuk
silinder dengan ukuran panjang 20 mm dan diameter 20 mm. Counterboring
dilakukan dengan ukuran diameter lubang 8 mm dan 10.5 mm

24
4.2. Analisis benda kerja
Sebelum dilakukan proses penggurdian kedua benda kerja memiliki bentuk
silinder pejal, kemudian setelah dilakukan proses penggurdian dan pentappingan
serta counterboring benda kerja berubah bentuk menjadi silinder yang memilki
lubang

4.3. Parameter Proses


1. Kecepatan gerak potong mesin gurdi
Semakin cepat gerak potong maka semakin panjang geram yang dihasilkan. Serta
semakin singkat waktu yang dibutuhkan dalam melakukan proses. Semakin besar
diameter pahat maka kecepatan potong pahatnya harus dikecilkan.
2. Kecepatan gerak makan mesin gurdi
Semakin cepat gerak makan maka semakin sering untuk mengangkat pahat atau
memundurkan pahat saat sedang proses untuk mengeluarkan geram.
3. Kedalaman potong
Semakin dalam lubang pada benda kerja maka semakin sulit melakukan drilling
karena geram yang harus dikeluarkan terlebih dahulu

4.4. Fenomena
Pada proses penggurdian yang terlalu lama dapat membuat benda kerja
berubah warna menjadi lebih gelap atau berwarna kuning kecoklatan akibat
terlalu lama bergesekan dengan pahat gurdi sehingga menimbulkan panas
Kecepatan potong dapat mempengaruhi hasil pemakanan benda kerja serta
menghasilkan ukuran geram yang berbeda

25
Afanin Syafa Buana

A018005

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
 Pembuatan lubang atau proses drilling benda kerja dapat dikerjakan dalam 2
mesin yaitu mesin bubut dan mesin gurdi vertical. Perbedaan dari kedua mesin
adalah dalam posisi benda kerja. Dalam mesin bubut, benda kerja yang berputar
dan pahat tidak bergerak. Sedangkan pada mesin gurdi vertical benda kerja
diam dan pahat yang bergerak. Lubang yang dibuat adalah lubang berdiameter
8mm dan berdiameter 10.5mm sedalam 6mm dan membuat lubang untuk
membuat M12 dan M6. Untuk melakukan proses gurdi pada mesin bubut, pahat
gurdi harus dipasang pada mesin bubut.
 Parameter yang digunakan dalam proses penggurdian antara lain adalah:
1) Kecepatan putaran spindle
2) Waktu pemakanan
3) Gerak makan
4) Kecepatan pemakanan

5.2 Saran

 Selalu focus dalam melakukan praktikum untuk meminimalisir kesalahan


yang mungkin terjadi selama praktikum.
 Memahami gambar teknik dahulu sebelum melakukan proses agar tidak
terjadi kesalahan pelubangan.
 Memahami cara kerja dan pengoperasian alat sesuai dengan yang ada di
modul.

26
Adhika Pulung Pratama W

A018031

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini praktikan mendapatkan bebebrapa kesimpulan
yaitu:

 Proses yang dilakukan saat praktikum adalah


centering,drilling,reaming, counter boring, countersinking, dan
tapping
 Pada setiap proses adanya pahat ataupun mata bor yang berbeda
seperti pada proses centering memiliki pahat khusus, lalu pada
proses berikutnya pahat memiliki karakteristik tersendiri
 Pada proses gurdi memiliki kecepatan potong yaitu gerak potong
pada mesin gurdi dilakukan oleh pahat yang berputar menekan-
nekan benda kerja. Kecepatan makan adalah gerak makan pada
mesin gurdi dilakukan oleh gerak naik-turunnya pahat yang
menekan benda kerja.Kedalaman potong merupakan kedalaman
potong pada setiap proses diatur secra manual. Pada dasarnya
kedalamana potong selaras dengan kecepatan potongnya dan
semakin dalam kedalaman benda kerja maka semakin banyak
pula geram yang dihasilkan.
 Alat bantu yang digunakan adalah kacamata pengaman, sarung
tangan, kunci inggris, jangka sorong, dan pelumas.
5.2 Saran
 Praktikan diharapkan memiliki konsentrasi yang tinggi dalam
pengoperasian mesin gurdi
 Dalam pemasang mata bor diharapkan mengkunci dengan kuat
agar tidak tersangkut dan tidak tertelan bor
 Praktikan sebaiknya menggunakan alat ukur lain seperti jangka
sorong dalam melakukan pengukuran kedalaman

27
Zulfikar Wiyasa Jantika

A018034

BAB V

KESIMPULAN
5.1. Proses yang dapat dilakukan

Ada beberapa proses yang dapat dilakukan pada mesin gurdi, yaitu :

 Centering : Menentukan titik tengah objek


 Drilling : Melubangi objek
 Mealing : Menghaluskan objek yang sudah termakan
 Boring : Memperpanjang diameter lubang
 Counterboring : Membuat lubang bertingkat
 Countersinking : Membuat lubang menirus
 Taping : Memberi Ulir
5.2. Parameter Proses

Adapun beberapa yang menjadi parameter proses yaitu:

 Kecepatan putaran pahat (gerak makan dan gerak potong)


 Kedalaman Makan
 Jenis Material (Benda dan Pahat)

28
Firman Khoirul Ihsan
A018055

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Proses yang dapat dilakukan pada mesin gurdi yaitu:
• Centering
• Drilling
• Reaming
• Counter-boring
• Counter-singking
2. Parameter proses pada mesin gurdi yang berpengaruh yaitu:
• Kecepatan gerak makan
• Kecepatan gerak potong
• Kedalaman potong

5.2 Saran
Ketika praktikum disarankan agar selalu menggunakan perlengkapan safety dan juga
selalu memperhatikan keselamatan kerja baik untuk diri sendiri dan juga alat kerja

29
DAFTAR PUSTAKA
http://achmadarifin.com/pengetahuan-dasar-mesin-perkakas-dalam-permesianan
(diakses tanggal 23 Maret 2019 pukul 22.00 WIB)
Jurnal Proses Gurdi oleh Paryanto,M.Pd Jurusan Mesin Fakultas Teknik UNY (diakses
tanggal 24 Maret 22.30 WIB)
http://referensimesin16.blogspot.com/2015/05/mesin-gurdi-drilling-
kelengkapannya.html (diakses tanggal 45 Maret 2019 pukul 23.00 WIB)

30
LAMPIRAN
1. Gambarkan mesin gurdi yang digunakan pada praktikum lengkap dengan nama
bagian-bagian dan fungsinya serta sketsa pencekaman benda kerja !
Jawab :

1. Spindel motor listrik (spindle)


Pemegang mata bor, dengan daya dari motor listrik berputar pada sumbu yang
tetap di dalam sleeve, di mana kebanyakan spindle dipasang vertical.
2. Sleeve
Tidak dapat berputar namun bantalannya dapat bergeser pararel terhadap sumbu
putar. Jika sleeve digerakan turun, membawa spendel dan mata bor, menuju
benda kerja akan di hasilkan gaya makan.
3. Tiang (column)
Berbentuk silindrik dan pejal, berfungsi menyokong kepala dan rakitan sleeve.

31
4. Kepala (head)
Terdapat pengaturan keceapatan putar mata bor, yang dilakukan dengan
menggerakan tuas di samping kepala dan memutar knop nomor kecepatan.
5. Meja kerja (table)
Disokong pada lengan yang menempel pada tiang, dengan ragum di atasnya
digunakan untuk menjepit benda kerja diatas meja. Meja kerja dapat digerakkan
vertikal (naik-turun) dan di ayun (berputar dengan sudut tertentu) untuk
menyesuaikan titik penggurdian.
6. Dasar (base)

2. Gambarkan sketsa pahat proses drilling dengan aliran geram !

32
3. Gambarkan pahat tapping dan benda kerja hasil proses !

4. Mengapa pahat tap biasanya terdiri atas 3 jenis pahat dalam 1 set untuk proses
tapping ?
Jawab :
Pahat terdiri dari 3 jenis dengan urutan pemakaian : intermediate tap, tapper
tap, dan bottoming tap. Intermediate tap meruapakan pahat pemulai ulir yang
dibuat berbentuk tirus (bentuk ulirnya masih tipis) berguna untuk
mermpermudah tahap pemakaiaan tahap berikutnyadan mengurangi gaya yang
dibutuhkan pada tahap berikutnya. Tapper tap merupakan pahat yang mencetak

33
bentuk ulir sesugguhnya pada lubang. bottoming tap adalah pahat yang
digunakan untuk memperjelas ulir pada lubang. digunakannya pahat bertahap
ini untuk meningkatkan efisiensi pemberian gaya pada pahat, karena proses ini
dilakukan manual oleh tangan manusia.
5. Jika ingin membuat suatu produk yang material dasarnya berbentuk balok
dengan gurdi untuk membuat lubang dan proses freis untuk meratakan keenam
sisinya, maka pilih urutan yang benar! Jelaskan!
Jawab :
 Freis dilakukan pertama agar benda kerja sudah rata dan membuat
kekauratan posisi lubang lebih tinggi.
 Centering adalah inisiasi pembuatan lubang awal, berguna mengurangi
gaya untuk proses berikutnya
 Drilling adalah pembuatan lubang, dimana ukuran lubang belum sesuai
dengan yang dibutuhkan
 Boring adalah pembuatan lubang secara bertahap dari pahat yang
berukuran kecil gingga ke ukuran sebenarnya
 Reaming adalah perbaikan toleransi lubang
 Counterboring dan countersinking adalah jika dibutuhkan, untuk
memberi tempat pada kepala baut jika baut hendak dimasukkan ke
lubang
 Tapping adalah jika dibutuhkan untuk pembuatan ulir dalam
6. Jika waktu menggurdi terjadi getaran yang besar, apa yang mungkin
menyebabkan getaran tersebut ? apa pengaruh getaran yang terjadi dalam
proses gurdi ? Bagaimana solusinya ?
Jawab :
Getaran terjadi akibat adanya materil benda kerja yang terlalu keras sehingga
terlalu sulit ditembus mata bor, atau kecepatan putar spindle terlalu besar
membuat mata bor semakin sulit menahan torsi, atau pencekaman benda kerja
pada ragum yang kurang baik, atau karena pencekaman mata bor yang kurang
baik. Getaran ini berpengaruh pada kurang akuratnya posisi pahat lubang pada
benda kerja, bisa berupa lubang yang seharusnya tepoat lurus memnjadi
membelok. Solusinya adalah dengan menggunakan kecepatan putar yang
disesuaikan dengan kekerasan material benda kerja, dan menggunakan ragum
juga pencekam mata bor (drill chunk) lebih baik lagi.

34

Anda mungkin juga menyukai