Kelompok : D 18
Aggota Kelompok : Rima A018006
Shadrina Marini K A018033
Muhammad Imam Nugraha A018051
Proses pemesinan frais adalah proses penyayatan benda kerja dengan alat potong
dengan mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan dengan gigi potong yang
banyak yang mengitari pahat ini bisa menghasilkan proses pemesinan lebih cepat. Permukaan
yang disayat bisa berbentuk datar, menyudut, atau melengkung. Permukaan benda kerja bisa
juga berbentuk kombinasi dari beberapa bentuk. Mesin (Gambar 3.1) yang digunakan untuk
memegang benda kerja, memutar pahat, dan penyayatannya disebut mesin frais (Milling
Machine).
Mesin frais (Gambar 2.1) ada yang dikendalikan secara mekanis (konvensional manual) dan
dengan bantuan CNC. Mesin konvensional manual ada biasanya spindelnya ada dua macam
yaitu horisontal dan vertikal. Sedangkan mesin frais dengan kendali CNC hampir semuanya
adalah mesin frais vertikal .
Gambar 2.2 Mesin frais turret vertikal horisontal
Proses frais dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis. Klasifikasi ini berdasarkan
jenis pahat , arah penyayatan, dan posisi relatif pahat terhadap benda kerja.
Gambar 2.3 Tiga Klasifikasi proses frais : (a) frais periperal/ slab milling, (b) frais
muka/ face milling, (c) frais jari /end milling
Proses frais ini disebut juga slab milling, permukaan yang difrais dihasilkan
oleh gigi pahat yang terletak pada permukaan luar badan alat potongnya. Sumbu
dari putaran pahat biasanya pada bidang yang sejajar dengan permukaan benda
kerja yang disayat.
Pada frais muka, pahat dipasang pada spindel yang memiliki sumbu putar
tegak lurus terhadap permukaan benda kerja. Permukaan hasil proses frais
dihasilkan dari hasil penyayatan oleh ujung dan selubung pahat.
Pahat pada proses frais ujung biasanya berputar pada sumbu yang tegak lurus
permukaan benda kerja.. Pahat dapat digerakkan menyudut untuk menghasilkan
permukaan menyudut. Gigi potong pada pahat terletak pada selubung pahat dan
ujung badan pahat.
Metode freis dibagi menjadi dua yaitu down milling dan up milling sebagai
berikut :
Gambar 2.4 (a) frais naik (up milling) dan (b) frais turun (down milling)
• Up Milling
Frais naik biasanya disebut frais konvensional (conven- tional milling). Gerak dari
putaran pahat berlawanan arah terhadap gerak makan meja mesin frais. Sebagai contoh,
pada proses frais naik apabila pahat berputar searah jarum jam, benda kerja disayat ke arah
kanan. Penampang melintang bentuk beram (chips) untuk proses frais naik adalah seperti
koma diawali dengan ketebalan minimal kemudian menebal. Proses frais ini sesuai untuk
mesin frais konvensional/ manual, karena pada mesin konvensional backlash ulir
transportirnya relatif besar dan tidak dilengkapi backlash compensation.
• Down Milling
Proses frais turun dinamakan juga climb milling. Arah dari putaran pahat sama
dengan arah gerak makan meja mesin frais. Sebagai contoh jika pahat berputar berlawanan
arah jarum jam, benda kerja disayat kekanan. Penampang melintang bentuk beram (chips)
untuk proses frais naik adalah seperti koma diawali dengan ketebalan maksimal kemudian
menipis. Proses frais ini sesuai untuk mesin frais CNC, karena pada mesin CNC gerakan
meja dipandu oleh ulir dari bola baja, dan dilengkapi backlash compensation. Untuk mesin
frais konvensional tidak direkomendasikan melaksanakan proses frais turun, karena meja
mesin frais akan tertekan dan ditarik oleh pahat.
c. Jenis Mesin Frais
Mesin frais yang digunakan dalam proses pemesinan ada tiga jenis , yaitu :
Mesin jenis column and knee dibuat dalam bentuk mesin frais vertikal dan horisontal.
Kemampuan melakukan berbagai jenis pemesinan adalah keuntungan utama pada
mesin jenis ini. Pada dasarnya pada mesin jenis ini meja (bed), sadel, dan lutut (knee)
dapat digerakkan. Beberapa asesoris seperti cekam, meja putar, kepala pembagi
menambah kemampuan dari mesin frais jenis ini. Walaupun demikian mesin ini
memiliki kekurangan dalam hal kekakuan dan kekuatan penyayatannya. Mesin frais
tipe bed (bed type) memiliki produktivitas yang lebih tinggi dari pada jenis mesin
frais yang pertama. Kekakuan mesin yang baik, serta tenaga mesin yang biasanya
relatif besar, menjadikan mesin ini banyak digunakan pada perusahaan manufaktur.
Mesin frais pada saat ini telah banyak yang dilengkapi dengan pengendali CNC untuk
meningkatkan produktivitas dan fleksibilitasnya ( Gambar 3.10). Dengan
menggunakan kendali CNC maka waktu produksi bisa dipersingkat, bentuk benda
kerja sangat bervariasi.
Gambar 2.5 Mesin frais tipe Column and knee dan mesin frais tipe bed
Produk pemesinan di industri pemesinan semakin kompleks, maka mesin frais jenis
baru dengan bentuk yang tidak biasa telah dibuat. Mesin frais tipe khusus ini biasanya
digunakan untuk keperluan mengerjakan satu jenis penyayatan dengan
produktivitas/duplikasi yang sangat tinggi. Mesin tersebut misalnya mesin frais profil,
mesin frais dengan spindel ganda (dua, tiga, sampai lima spindel), dan mesin frais
planer. Dengan menggunakan mesin frais khusus ini maka produktifitas mesin sangat
tinggi, sehingga ongkos produksi menjadi rendah, karena mesin jenis ini tidak
memerlukan seting yang rumit. Selain mesin frais manual, pada saat ini telah dibuat
mesin frais dengan jenis yang sama dengan mesin konvensional tetapi menggunakan
kendali CNC (Compyter Numerically Controlled). Dengan bantuan kendali CNC
maka mesin frais menjadi sangat fleksibel dalam mengerjakan berbagai bentuk benda
kerja, efisien waktu dan biaya yang diperlukan, dan produk yang dihasilkan memiliki
ketelitian tinggi.
Untuk menempatkan pasak sesuai dengan ukuran alur pasak pada pahat frais. Pasak
yang dipasang mencegah terjadinya selip ketika pahat menahan gaya potong yang
reltif besar dan tidak kontinyu ketiga gigi-gigi pahat melakukan penyayatan benda
kerja. Pemegang pahat untuk mesin frais vertikal yaitu kolet/ collet. Kolet ini
berfungsi mencekam bagian pemegang (shank) pahat. Bentuk kolet adalah silinder
lurus di bagian dalam dan tirus di bagian luarnya. Pada sisi kolet dibuat alur tipis
beberapa buah, sehingga ketika kolet dimasuki pahat bisa dengan mudah memegang
pahat. Sesudah pahat dimasukkan ke kolet kemudian kolet tersebut dimasukkan ke
dalam pemegang pahat (tool holder). Karena bentuk luar kolet tirus maka pemegang
pahat akan menekan kolet dan benda kerja dengan sangat kencang, sehingga tidak
akan terjadi selip ketika pahat menerima gaya potong.
Gambar 2.8 (a) Kolet yang memiliki variasi ukuran diamater, (b) Beberapa pemegang
pahat dengan kolet dan alat pemasangnya.
Pemegang pahat (tool holder) standar bisa digunakan untuk memegang pahat frais
ujung (end mill). Beberapa proses frais juga memerlukan sebuah cekam (chuck) untuk
memegang pahat frais. Pemegang pahat ini ada dua jenis yaitu dengan ujung tirus
Morse (Morse Taper) dan lurus. Pemegang pahat yang lain adalah kepala bor. Kepala
bor ini jarak antara ujung pahat terhadap sumbu bisa diubah-ubah, sehingga
dinamakan offset boring heads. Pemegang pahat ini biasanya digunakan untuk proses
bor (boring), perataan permukaan (facing), dan pembuatan champer (chamfering).
Ragum yang dipasang langsung pada meja mesin frais hanya dapat digunakan untuk
mengerjakan benda kerja lurus atau bertingkat dengan bidang datar atau tegak lurus.
Apabila benda kerja yang dibuat ada bentuk sudutnya, maka ragum diletakan pada
meja yang dapat diatur sudutnya (identik dengan meja sinus). Meja tersebut diikat
pada meja mesin frais. Alat bantu pemegang benda kerja di mesin frais yang lain yaitu
meja putar (Rotary Table). Meja putar ini diletakkan diatas meja mesin frais,
kemudian ragum atau cekam rahang tiga bisa diletakkan di atasnya. Dengan bantuan
meja putar ini proses penyayatan bidang- bidang benda kerja bisa lebih cepat, karena
untuk menyayat sisi-sisi benda kerja tidak usah melepas benda kerja, cukup memutar
handel meja putar dengan sudut yang dikekendaki. Selain itu dengan meja putar ini
bisa dibuat bentuk melingkar , baik satu lingkaran penuh (360 o) atau kurang dari
o
360 . Benda kerja yang dikerjakan di mesin frais tidak hanya benda kerja yang
bentuknya teratur. Benda kerja yang berbentuk plat lebar, piringan dengan diameter
besar dan tipis, dan benda hasil tuangan sulit dicekam dengan ragum. Untuk
keperluan pemegangan benda kerja seperti itu, maka benda kerja bisa langsung
diletakkan di meja mesin frais kemudian diikat dengan menggunakan bantuan klem.
Berbagai bentuk klemdan baut pengikatnya biasanya digunakan untuk satu benda
kerja yang relatif besar.
BAB III
DATA DAN PENGOLAHAN DATA
Proses Freis
3.1 Benda Kerja
Benda kerja yang dipakai pada proses freis adalah klem C dan silinder pejal berukuran
sedang yang berbahan dasar alumunium.
Gambar 3.1 Benda kerja klem C dan silinder pejal berukuran sedang
Setelah melalui proses freis, benda kerja akan memiliki bentuk seperti diatas.
Gambar 3.2 Proses pengukuran benda kerja dengan menggunakan jangka sorong
2. Setelah benda selesai diukur, letakan benda pada ragum, kemudian putar tuas
untuk mengencangkan jepitan ragum pada benda agar benda tidak mudah
bergeser;
3. Pukulah benda kerja dengan menggunakan palu plastik agar tidak ada rongga
pada bagian penyangga;
4. Aturlah kecepatan putar spindel, arah gerak meja dan kecepatan gerak meja;
Melalui proses frais ini maka terjadi proses pemakanan yang dilakukan oleh pisau freis
terhadap benda kerja yang menjadikan pengurangan diameter salah satu sisi benda kerja
melalui gerakan pemakanan up milling dan down milling. Proses pemakanan bertujuan
menghasilkan benda kerja yang sesuai dari segi diameter, Panjang dan tinggi dari benda yang
dilakukan secara bertahap tujuanya proses pemakanan secara bertahap agar benda kerja tidak
merusak pisau freis yang memahatnya. Keakuratan benda kerja yang dihasilkan dengan
proses freis tergantung kepada keadaan benda sebelum dilakukan proses freis dan kesalahan
paralak yang terjadi saat pengukuran benda kerja. Keadaaan kedua benda kerja sebelum
proses freis berlangsung yaitu terdapat perbedaan ketinggian dimana lebih kecil beberapa
millimeter dari ukuran yang diinginkan, hal ini menyebabkan pada proses freis berlangsung
harus berhati-hati dalam melakukan freis agar tidak banyak permukaan yang terbuang dan
hanya sekedar menghaluskan agar mendapat ketinggian yang sama. Kesalahan pralak yang
terjadi saat praktikan mengukur benda kerja dengan menggunakan jangka sorong dimana
kesalahan ini akan menyebabkan kesalahan yang terjadi pada benda kerja.
Analisis Parameter Proses
Saat melakukan proses freis pasti ada sesuatu yang terjadi diluar prosedur penggunaan
salah satunya adalah fenomena bunyi. Fenomena bunyi ini terjadi karena gesekan terlalu kuat
antara material dengan pahat mesin freis yang menimbulkan getaran cepat yang menjadi
penyebab timbulnya bunyi. Bunyi ini biasanya muncul jika permukaan yang di freis belum
selesai atau belum spenuhnya rata karena pergeseran otomatis pada mesin sehingga meja
kerja yang bergerak menyebabkan material bergerak juga, ada dimana bagian pada material
tersebut belum menyelesaikan proses freis tapi terus berlanjut pafda bagian lain sehingga
timbul bunyi. Bunyi ini juga dapat timbul dikarenakan kedalaman potong terlalu dalam
sehingga pahat bisa jadi tidak kuat dalam melakukan proses freis ini. Akibat dari ini sudah
dijelaskan pada sebelumnya yaitu pahat yang berhenti atau pahat yang patah.
Ragum yang dihasilkan pada proses freis kali ini yaitu berupa serbuk Panjang hal ini
disebabkan karena setiap benda kerja mempunyai karakteristik tersendiri sehingga dari segi
kekerasan dan struktur sehingga ragum yang dihasilkan berbeda-beda. Proses frais sendiri
juga baik up milling dan down milling menyebabkan ragum yang dihasilkan juga berbeda
dari proses lainnya.
Benda kerja yang digunakan saat praktikum adalah alumunium alloy. Benda kerja
tersebut memiliki 2 bentuk, yang pertama silinder dan yang kedua berbentuk plat berbentuk
U.
Sebelum masuk kedalam proses freis, benda kerja terlebih dahulu di hitung
dimensinya dan menyesuaikan sesuai dengan gambar teknik. Setelah di hitung dimensinya
diberi tanda yang akan dipotong oleh mesin freis. Pada praktikum kali ini benda kerja yang
berbentuk silinder akan dipotong untuk mengurangi ketinggian sesuai dengan kebutuhan,
setelah itu silinder tersebut dipotong sebagian permukaannya sehingga bentuknya tidak
menjadi silinder seutuhnya seperti gambar dibawah ini.
Selain silinder, benda kerja yang dipakai adalah plat berbentuk U. Pada plat berbentuk
U ini akan dibentuk sesuai gambar yang tadi yaitu meratakan permukaan dan membuat
kedalaman sisi pada bagian kanan plat U. Nantinya akan didapatkan hasil seperti berikut ini:
Nantinya kedua komponen yang tadi di proses melalui proses freis akan diassembly
sehingga menjadi satu kesatuan.
Proses frais kali ini menggunakan mesin frais vertical yang berarti pahat pada mesin
frais posisinya vertical. Pada saat proses berlangsung terdapat suara yang cukup bising. Hal
ini dikarenakan adanya proses pemakanan yang dilakukan pahat, terdapat kemungkinan
timbulnya suara bising tersebut. Yang pertama pahat memakan terlalu besar, sehingga gaya
yang digunakan cukup besar dan menimbulkan suara bising, kedua antara ujung pahat dan
ujung benda kerja tidak terjadi proses pemotongan hanya terjadi proses gesekan saja. Selain
menimbulkan suara yang cukup bising dari fenomena tersebut terjadi beberapa kali getaran.
Dalam proses freis pastinya akan menghasilkan geram hasil pemotongan. Geram yang
yang dihasilkan antara up milling dan down milling berbeda. Geram hasil dari up milling
terlebih dahulu tipis kemudian geram yang dihasilkan menebal. Sebaliknya pada down
milling geram yang dihasilkan tebal dahulu kemudian geram yang dihasilkan tipis. Hal ini
akan mempengaruhi permukaan benda kerja, permukaan hasil dari up milling lebih kasar
dibandingkan dengan down milling karena geram yang dihasilkan up milling lebih panjang
berbeda dengan down milling yang panjang geramnya lebih pendek sehingga permukaan
benda kerjanya lebih halus.
Selain geram, fenomena yang terjadi lainnya adalah munculnya asap saat proses sedang
berlangsung. Hal itu disebabkan karena adanya gesekan antara milling cutter dengan
permukaan benda kerja yang membuat suhu naik sehingga mengeluarkan asap. Adanya sisa
benda kerja yang menempel di sisi-sisinya, juga disebabkan karena adanya kenaikan
temperatur.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Nama : Rima
NIM : A018006
a. Kesimpulan
• Proses freis bertujuan untuk menghaluskan permukaan benda atau mengurangi
ketinggian dan lebar benda pada suatu sisi dengan proses up milling dan down
milling. Proses pengurangan ketinggian disesuaikan dengan rancangan gambar
Teknik yang ditentukan lalu pada mesin freis dilakukan pengukuran kedalam
pemakanan sesuai dengan permukaan yang akan dikurangi ketinggianya
• Penentuan kedalaman pemakanan ditentukan oleh kedalaman masimum pahat
yang dapat dilakukan dan berapa ketinggian yang akan dikurangi. Analisis
kedalaman pahat dapat menghindari pisau freis dari kerusakan karena
melakukan pahat yang terlalu dalam.
• Pada proses freis maka harus ditentukan terlebih dahulu bagian mana yang
ingin dihaluskan dan ingin dikurangi ketinggian berdasarkan pengukuran
ketingigian, Panjang dan lebar dari benda kerja dengan menggunakan jangka
sorong. Kesalahan paralaks dan kesalahan alat karena kurang presisi dapat
menyebabkan benda kerja yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang
diinginkan
• Dalam proses freis terdapat dua proses utama yaitu down milling dan up
milling, melalui kedua proses ini maka dalam proses freis dapat ditentukan
permukaan seperti apa yang diingkan melalui analisis up milling dan down
milling sehingga bisa menghasilkaan permukaan yang diinginkan.
b. Saran
• Saat melakukan proses freis harus lah melihat dengan teliti bagian yang akan
di haluskan sehingga permukaan lain tidak ikut terkurangi diameternya
• Melakukan perhitungan dan penandaan dengan tepat ketinggian dan lebar
yang akan dikurangi sehingga dalam pengurangan tidak akan lebih dari batas
yang diinginkan
• Gunakan mesin freis dengan system otomatis untuk mempersingkat waktu
dalam pengefreisan.
Nama : Muhammad Imam Nugraha
NIM : A018051
a. Kesimpulan
• Proses freis kali ini bertujuan untuk memotong bagian benda kerja.
Pemotongan benda kerja sesuai dengan rancangan yang sudah ada pada
gambar teknik. Selain memotong benda kerja permukaan benda kerja haruslah
rata, agar dimensinya sesuai dengan gambar teknik dan nanti pada saat
assembly tidak mengalami kegagalan. Terdapat dua proses, yaitu down milling
dan up milling.
• Menentukan kedalaman makan dilakukan dengan menaikkan meja kerja
dengan memutar tuas, apabila tuas diputar ke kanan maka meja kerja akan
naik dan apabila tuas diputar ke kiri maka meja kerja akan turun. Kedalaman
pemakanan itu sendiri tidak serta merta memakan langsung semua pada benda
kerja, tetapi harus perlahan lahan demi menjaga pahatnya. Karena apabila
pemakanan terlalu dalam nantinya berdampak buruk pada pahat freis
menimbulkan kerusakan.
• Sebelum melakukan proses freis setiap permukaan haruslah rata agar pada saat
mengukur dimensi tidak terjadi kesalahan. Setelah diukur, benda kerja diberi
tanda untuk dipotong ketinggiannya, panjangnya, maupun lebarnya. Ukuran
haruslah sesuai dengan gambar teknik yang tersedia, kesalahan fatal dalam
langkah ini adalah kesalahan saat pengukuran yang nantinya berakibat pada
benda kerja yang tidak bisa digunakan dengan baik
• Terdapat dua proses pahat pada proses freis, yaitu up milling dan down
milling. Up milling merupakan proses pemotongan yang mana putaran pahat
berlawanan dengan arah benda kerja sedangkan down milling merupakan
proses pemotongan yang mana putaran pahat searah dengan arah benda kerja.
Hasil yang didapat dari proses tersebut juga berbeda, hasil dari up milling
memiliki permukaan yang lebih kasar dibandingkan down milling.
b. Saran
• Benda kerja haruslah memiliki permukaan yang rata, apabila permukaannya
belum ada yang rata maka harus diratakan dulu
• Harus lebih teliti ketika sedang mengukur dimensi benda kerja, dan menandai
benda kerja yang akan dipotong
• Berhati-hati ketika mesin freis sedang digunakan, karena geram yang
dihasilkan terlempar ke segala arah
• Selalu menggunakan atribut sesuai dengan prosedur di laboratorium
Goli. Up-Milling and down milling with different grain orientations. Holz als Roh.
Pages 385- 395
LAMPIRAN
1. Jelaskan mengenai proses freis naik dan freis turun! Apa kelebihan dan kekurangan
pada setiap proses tersebut?
Pada proses freis terdapat up milling dan down milling. Pada up milling arah
gerak makannya berlawanan dengan arah gerak potong tangensialnya. Sedangkan
pada down milling, arah gerak makannya searah dengan arah gerak potong
tangensialnya.
Pada up milling dihasilkan geram yang tipis terlebih dahulu baru geram yang
tebal. Sebaliknya pada down milling dihasilkan geram yang tebal dahulu baru geram
yang tipis. Hal ini akan berpengaruh pada permukaan benda kerja. Benda kerja
yang diproses menggunakan up milling akan menghasilkan permukaan yang lebih
kasar daripada down milling karena geram yang dihasilkannya pun lebih panjang
berbeda dengan down milling yang panjang geramnya lebih pendek sehingga
permukaannya lebih halus.
Jika dilihat dari getaran yang dihasilkan, down milling akan menghasilkan
getaran yang lebih besar. Getaran ini terjadi terutama disebabkan oleh adanya
backlash. Efek backlash ini terjadi karena arah gerak mata pahat searah dengan
gerak meja, sedangkan gerak meja berlawanan dengan gerak penggerak yang ada di
bawah meja. Di antara meja dan penggerak terdapat ruang kosong, ruang kosong
ini yang menyebabkan adanya benturan antara meja dan penggerak. Jika pada
freis naik gerak meja dan penggerak menjadi searah sehingga tidak terjadi benturan
meskipun terdapat ruang kosong tersebut.
Dilihat dari umur pahat maka pahat yang dipergunakan pada proses down
milling akan berumur lebih panjang daripada pahat pada proses up milling. Hal
ini disebabkan karena gesekan yang dialami oleh pahat pada mesin up milling
lebih
banyak (geram yang dihasilkan lebih panjang)
2. Gambarkan pahat-pahat yang digunakan pada praktikum ini!
Pahat freis yang digunakan adalah plain milling cutter atau hellical milling
cutter yang berguna untuk meratakan benda kerja, ukuran besar dan kecil digunakan
untuk benda kerja dan kebutuhan yang berbeda.
3. Jelaskan cara pemasangan ragum dan benda kerja pada mesin freis!
Jenis jenis ragum pada mesin freis yaitu ragum biasa/tetap, ragum yang
dapat diputar, dan ragum universal. Alat bantu yang digunakan adalah balok klem,
balok penahan, mur/baut pengunci. Untuk benda kerja berupa balok digunakan blok
paral el agar permukaan benda yang difreis lebih sejajar dengan bidang di
bawahnya. Untuk pencekaman benda yang lebih baik, digunakan palu untuk
mem ukul benda. Setelah balok paralel tidak bergeser kemudian ragum
dikencangkan. Ragum yang digunakan adalah ragum biasa/tetap yang dapat
menjepit benda kerja dengan sejajar atau tegak lurus spindle. Untuk benda kerja
berupa silinder digunakan ragum yang dapat berputar untuk menjepit benda kerja
yang dapat membuat sudut terhadap spindel .
4. Gambarkan benda kerja hasil pemotongan roda gigi dan jelaskan proses
pembuatannya!
Sebelum melakukan proses freis hal yang pertama dilakukan adalah mengukur
kedalaman potong material. Untuk bagian atas dari material proses freis yang
digunakan adalah face milling. Proses freis ini dilakukan di ujung pahat freis. Untuk
freis bagian dalam material u dilakukan proses freis end milling. Setiap proses freis
dilakukan kedalaman potong diatur dengan tuas manual.
5. Apa bedanya geram yang terbentuk dari proses freis dengen proses bubut? Jelaskan!
Bentuk geram yang terjadi pada proses bubut adalah serpihan tipis yang
diskontinu. Geram bisa berbentuk demikian karena arah gerak pahat adalah tegak
lurus dengan sumbu benda kerja sedangkan benda kerja berputar. Sedangkan
pada proses freis adalah berbentuk serpihan tebal yang diskontinu. Geram berbentuk
demikian karena arah gerak pahat adalah searah atau berlawanan arah pada
posisi yang tegak lurus terhadap benda kerja, namun benda kerja tidak berputar.
Karena yang berputar adalah pahatnya
6. Bagaimana cara pengaturan dividing head pada mesin freis untuk membuat roda gigi
dengan jumlah gigi 47?
Kepala pembagi dengan roda gigi cacing yang dilengkapi dengan piring pembagi.
Roda gigi cacing dan ulir cacing memepunyai perbandingan putaran 40:1. artinya jika
engkol diputar 40 putaran maka roda gigi cacing baru berputatr satu putaran
sehinggga untuk pembagian keliling z bagian diperlukan putaran engkol sebanyak n
putaran yangdapat dihitung dengan persamaan:
N = putaran engkol
Gambar Kepala pembagi dengan roda gigi cacing yang dilengkapi dengan piring
pembagi
Keterangan :
Pada kepala pembagi universal poros pembagi dapat disetel secara horizontal,
vertical atau miring. Sehingga dengan kepala pembagi universal kita dapat membuat
roda gigi bentuk miring (helik), roda gigi kerucut (payung), maupun roda gigi cacing.
Kepala pembagi terdiri dari roda gigi cacing dengan jumlah gigi 40 yang di pasang
pada spindel kepala pembagi. Hal ini berarti bahwa perbandingan putaran antar kepala
pembagi dan benda kerja berbanding 40 yang berarti bahwa untuk pengaturan
dividing head pada mesin fresih pada saat membuat roda gigi yang berjumlah 47 gigi
dengan cara memutar 40 : 47 = 0,85 berarti 0,85 putaran untuk setiap bagiannya pada
gerigi