Anda di halaman 1dari 30

MS 3160 PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1


MODUL PM-4 Proses Freis

Kelompok : D 18
Aggota Kelompok : Rima A018006
Shadrina Marini K A018033
Muhammad Imam Nugraha A018051

Tanggal Praktikum : 22 Maret 2019


Tanggal Penyerahan Laporan : 25 Maret 2018
Nama Asisten : Nardo Rizaldy
NIM Asisten : 13116104

Laboratorium Teknik Produksi


Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya proses produksi mesin – mesin perkakas bertujuan untuk
memotong material ke dalam ukuran yang tepat. Namun dewasa ini, kemajuan
teknologi semakin pesat demikian pula kemajuan teknologi di indonesia juga semakin
pesat. Dapat di lihat bahwa semakin banyaknya tuntutan untuk menciptakan suatu
produk yang beragam dan terkadang pula dengan jumlah yang banyak. Dan
penggunaan mesin frais di indonesia sendiri diharapkan dapat mencukupi tuntutan
tersebut.
Dalam perkembangannya sendiri, mesin frais juga sering digunakan dalam
pembuatan dies. Selain untuk memperoleh suatu produk dengan kualitas yang baik,
juga diharapkan dies yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk membuat produk
yang sesuai dengan yang diinginkan. Untuk itu, dalam pembuatan dies sendiri sering
menggunakan mesin frais karena selain dapat menghasilkan ketepatan, juga akan
lebih mudah dalam proses pembuatan dies sendiri.
Mesin frais adalah mesin tools yang digunakan secara akurat untuk
menghasilkan satu atau lebih pengerjaan permukaan benda dengan menggunakan satu
atau lebih alat potong. Benda kerja dipegang dengan aman pada meja benda kerja dari
mesin atau dalam sebuah alat pemegang khusus yang dijepit atau dipasang pada meja
mesin. Selanjutnya benda kerja dikontakkan dengan pemotong yang bergerak maju
mundur. Mesin frais merupakan mesin potong yang dapat digunakan untuk berbagai
macam operasi seperti pengoperasian benda datar dan permukaan yang memiliki
bentuk yang tidak beraturan, roda gigi dan kepala baut, boring, reaming.
1.2 Tujuan
1. Menentukan permukaan yang akan dikurangi ketinggiannya
2. Menentukan kedalaman makan pada proses freis
3. Menghitung ketinggian, panjang, dan lebar dari benda kerja
4. Menentukan proses pahat yang akan dilaksanakan pada proses freis
BAB III
LANDASAN TEORI

Proses pemesinan frais adalah proses penyayatan benda kerja dengan alat potong
dengan mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan dengan gigi potong yang
banyak yang mengitari pahat ini bisa menghasilkan proses pemesinan lebih cepat. Permukaan
yang disayat bisa berbentuk datar, menyudut, atau melengkung. Permukaan benda kerja bisa
juga berbentuk kombinasi dari beberapa bentuk. Mesin (Gambar 3.1) yang digunakan untuk
memegang benda kerja, memutar pahat, dan penyayatannya disebut mesin frais (Milling
Machine).

Gambar 2.1 Gambar skematik dari gerakan-gerakan dan komponen-komponen dari


(a) mesin frais vertikal tipe column and knee dan (b) mesin frais horisontal tipe
column and knee

Mesin frais (Gambar 2.1) ada yang dikendalikan secara mekanis (konvensional manual) dan
dengan bantuan CNC. Mesin konvensional manual ada biasanya spindelnya ada dua macam
yaitu horisontal dan vertikal. Sedangkan mesin frais dengan kendali CNC hampir semuanya
adalah mesin frais vertikal .
Gambar 2.2 Mesin frais turret vertikal horisontal

a. Klasifikasi proses frais

Proses frais dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis. Klasifikasi ini berdasarkan
jenis pahat , arah penyayatan, dan posisi relatif pahat terhadap benda kerja.

Gambar 2.3 Tiga Klasifikasi proses frais : (a) frais periperal/ slab milling, (b) frais
muka/ face milling, (c) frais jari /end milling

• Frais Periperal (Peripheral Milling)

Proses frais ini disebut juga slab milling, permukaan yang difrais dihasilkan
oleh gigi pahat yang terletak pada permukaan luar badan alat potongnya. Sumbu
dari putaran pahat biasanya pada bidang yang sejajar dengan permukaan benda
kerja yang disayat.

• Frais muka (Face Milling )

Pada frais muka, pahat dipasang pada spindel yang memiliki sumbu putar
tegak lurus terhadap permukaan benda kerja. Permukaan hasil proses frais
dihasilkan dari hasil penyayatan oleh ujung dan selubung pahat.

• Frais jari (End Milling )

Pahat pada proses frais ujung biasanya berputar pada sumbu yang tegak lurus
permukaan benda kerja.. Pahat dapat digerakkan menyudut untuk menghasilkan
permukaan menyudut. Gigi potong pada pahat terletak pada selubung pahat dan
ujung badan pahat.

b. Metode Proses Frais

Metode freis dibagi menjadi dua yaitu down milling dan up milling sebagai
berikut :

Gambar 2.4 (a) frais naik (up milling) dan (b) frais turun (down milling)

• Up Milling

Frais naik biasanya disebut frais konvensional (conven- tional milling). Gerak dari
putaran pahat berlawanan arah terhadap gerak makan meja mesin frais. Sebagai contoh,
pada proses frais naik apabila pahat berputar searah jarum jam, benda kerja disayat ke arah
kanan. Penampang melintang bentuk beram (chips) untuk proses frais naik adalah seperti
koma diawali dengan ketebalan minimal kemudian menebal. Proses frais ini sesuai untuk
mesin frais konvensional/ manual, karena pada mesin konvensional backlash ulir
transportirnya relatif besar dan tidak dilengkapi backlash compensation.

• Down Milling

Proses frais turun dinamakan juga climb milling. Arah dari putaran pahat sama
dengan arah gerak makan meja mesin frais. Sebagai contoh jika pahat berputar berlawanan
arah jarum jam, benda kerja disayat kekanan. Penampang melintang bentuk beram (chips)
untuk proses frais naik adalah seperti koma diawali dengan ketebalan maksimal kemudian
menipis. Proses frais ini sesuai untuk mesin frais CNC, karena pada mesin CNC gerakan
meja dipandu oleh ulir dari bola baja, dan dilengkapi backlash compensation. Untuk mesin
frais konvensional tidak direkomendasikan melaksanakan proses frais turun, karena meja
mesin frais akan tertekan dan ditarik oleh pahat.
c. Jenis Mesin Frais

Mesin frais yang digunakan dalam proses pemesinan ada tiga jenis , yaitu :

▪ Column and knee milling machines


▪ Bed type milling machines
▪ Special purposes

Mesin jenis column and knee dibuat dalam bentuk mesin frais vertikal dan horisontal.
Kemampuan melakukan berbagai jenis pemesinan adalah keuntungan utama pada
mesin jenis ini. Pada dasarnya pada mesin jenis ini meja (bed), sadel, dan lutut (knee)
dapat digerakkan. Beberapa asesoris seperti cekam, meja putar, kepala pembagi
menambah kemampuan dari mesin frais jenis ini. Walaupun demikian mesin ini
memiliki kekurangan dalam hal kekakuan dan kekuatan penyayatannya. Mesin frais
tipe bed (bed type) memiliki produktivitas yang lebih tinggi dari pada jenis mesin
frais yang pertama. Kekakuan mesin yang baik, serta tenaga mesin yang biasanya
relatif besar, menjadikan mesin ini banyak digunakan pada perusahaan manufaktur.
Mesin frais pada saat ini telah banyak yang dilengkapi dengan pengendali CNC untuk
meningkatkan produktivitas dan fleksibilitasnya ( Gambar 3.10). Dengan
menggunakan kendali CNC maka waktu produksi bisa dipersingkat, bentuk benda
kerja sangat bervariasi.

Gambar 2.5 Mesin frais tipe Column and knee dan mesin frais tipe bed

Produk pemesinan di industri pemesinan semakin kompleks, maka mesin frais jenis
baru dengan bentuk yang tidak biasa telah dibuat. Mesin frais tipe khusus ini biasanya
digunakan untuk keperluan mengerjakan satu jenis penyayatan dengan
produktivitas/duplikasi yang sangat tinggi. Mesin tersebut misalnya mesin frais profil,
mesin frais dengan spindel ganda (dua, tiga, sampai lima spindel), dan mesin frais
planer. Dengan menggunakan mesin frais khusus ini maka produktifitas mesin sangat
tinggi, sehingga ongkos produksi menjadi rendah, karena mesin jenis ini tidak
memerlukan seting yang rumit. Selain mesin frais manual, pada saat ini telah dibuat
mesin frais dengan jenis yang sama dengan mesin konvensional tetapi menggunakan
kendali CNC (Compyter Numerically Controlled). Dengan bantuan kendali CNC
maka mesin frais menjadi sangat fleksibel dalam mengerjakan berbagai bentuk benda
kerja, efisien waktu dan biaya yang diperlukan, dan produk yang dihasilkan memiliki
ketelitian tinggi.

d. Peralatan dan asessoris untuk memegang pahat frais


Proses pemyayatan menggunakan mesin frais memerlukan alat bantu untuk
memegang pahat dan benda kerja. Pahat harus dicekam cukup kuat sehingga proses
penyayatan menjadi efektif, dalam hal ini pahat tidak mengalami selip pada
pemegangnya. Pada mesin frais konvensional horisontal pemegang pahat adalah arbor
dan poros arbor . Arbor ini pada prorosnya diberi alur.

Gambar 2.7 Gambar skematik arbor mesin frais horisontal

Untuk menempatkan pasak sesuai dengan ukuran alur pasak pada pahat frais. Pasak
yang dipasang mencegah terjadinya selip ketika pahat menahan gaya potong yang
reltif besar dan tidak kontinyu ketiga gigi-gigi pahat melakukan penyayatan benda
kerja. Pemegang pahat untuk mesin frais vertikal yaitu kolet/ collet. Kolet ini
berfungsi mencekam bagian pemegang (shank) pahat. Bentuk kolet adalah silinder
lurus di bagian dalam dan tirus di bagian luarnya. Pada sisi kolet dibuat alur tipis
beberapa buah, sehingga ketika kolet dimasuki pahat bisa dengan mudah memegang
pahat. Sesudah pahat dimasukkan ke kolet kemudian kolet tersebut dimasukkan ke
dalam pemegang pahat (tool holder). Karena bentuk luar kolet tirus maka pemegang
pahat akan menekan kolet dan benda kerja dengan sangat kencang, sehingga tidak
akan terjadi selip ketika pahat menerima gaya potong.

Gambar 2.8 (a) Kolet yang memiliki variasi ukuran diamater, (b) Beberapa pemegang
pahat dengan kolet dan alat pemasangnya.

Pemegang pahat (tool holder) standar bisa digunakan untuk memegang pahat frais
ujung (end mill). Beberapa proses frais juga memerlukan sebuah cekam (chuck) untuk
memegang pahat frais. Pemegang pahat ini ada dua jenis yaitu dengan ujung tirus
Morse (Morse Taper) dan lurus. Pemegang pahat yang lain adalah kepala bor. Kepala
bor ini jarak antara ujung pahat terhadap sumbu bisa diubah-ubah, sehingga
dinamakan offset boring heads. Pemegang pahat ini biasanya digunakan untuk proses
bor (boring), perataan permukaan (facing), dan pembuatan champer (chamfering).

e. Alat pencekam dan pemegang benda kerja pada mesin frais


Alat pemegang benda kerja pada mesin frais berfungsi untuk memegang
benda kerja yang sedang disayat oleh pahat frais. Pemegang benda kerja ini biasanya
dinamakan ragum. Ragum tersebut diikat pada meja mesin frais dengan menggunakan
baut T. Jenis ragum cukup banyak, disesuaikan dengan bentuk benda kerja yang
dikerjakan di mesin. Untuk benda kerja berbentuk balok atau kubus ragum yang
digunakan adalah ragum sederhana atau ragum universal. Ragum ini digunakan bila
benda kerja yang dibuat bidang-bidangnya saling tegak lurus dan paralel satu sama
lain. ( kubus, balok, balok bertingkat). Apabila digunakan untuk membuat bentuk
sudut, maka pahat yang dipakai menyesuaikan bentuk sudut yang dibuat.
Apabila bentuk benda kerja silindris, maka untuk memegang benda kerja digunakan
kepala pembagi (Dividing Head). Kepala pembagi ( Gambar 3.21) ini biasanya
digunakan untuk memegang benda kerja silindris , terutama untuk keperluan :

• Membuat segi banyak


• Membuat alur pasak
• Membuat roda gigi (lurus, helik, payung)
• Membuat roda gigi cacing.

Ragum yang dipasang langsung pada meja mesin frais hanya dapat digunakan untuk
mengerjakan benda kerja lurus atau bertingkat dengan bidang datar atau tegak lurus.
Apabila benda kerja yang dibuat ada bentuk sudutnya, maka ragum diletakan pada
meja yang dapat diatur sudutnya (identik dengan meja sinus). Meja tersebut diikat
pada meja mesin frais. Alat bantu pemegang benda kerja di mesin frais yang lain yaitu
meja putar (Rotary Table). Meja putar ini diletakkan diatas meja mesin frais,
kemudian ragum atau cekam rahang tiga bisa diletakkan di atasnya. Dengan bantuan
meja putar ini proses penyayatan bidang- bidang benda kerja bisa lebih cepat, karena
untuk menyayat sisi-sisi benda kerja tidak usah melepas benda kerja, cukup memutar
handel meja putar dengan sudut yang dikekendaki. Selain itu dengan meja putar ini

bisa dibuat bentuk melingkar , baik satu lingkaran penuh (360 o) atau kurang dari
o
360 . Benda kerja yang dikerjakan di mesin frais tidak hanya benda kerja yang
bentuknya teratur. Benda kerja yang berbentuk plat lebar, piringan dengan diameter
besar dan tipis, dan benda hasil tuangan sulit dicekam dengan ragum. Untuk
keperluan pemegangan benda kerja seperti itu, maka benda kerja bisa langsung
diletakkan di meja mesin frais kemudian diikat dengan menggunakan bantuan klem.
Berbagai bentuk klemdan baut pengikatnya biasanya digunakan untuk satu benda
kerja yang relatif besar.
BAB III
DATA DAN PENGOLAHAN DATA

Proses Freis
3.1 Benda Kerja
Benda kerja yang dipakai pada proses freis adalah klem C dan silinder pejal berukuran
sedang yang berbahan dasar alumunium.

Gambar 3.1 Benda kerja klem C dan silinder pejal berukuran sedang
Setelah melalui proses freis, benda kerja akan memiliki bentuk seperti diatas.

3.2 Proses-proses yang dilakukan


1. Sebelum melakukan proses freis, benda terlebih dahulu diukur menggunakan
jangka sorong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dengan
menggunakan tip-ex, pulpen ataupun spidol;

Gambar 3.2 Proses pengukuran benda kerja dengan menggunakan jangka sorong
2. Setelah benda selesai diukur, letakan benda pada ragum, kemudian putar tuas
untuk mengencangkan jepitan ragum pada benda agar benda tidak mudah
bergeser;
3. Pukulah benda kerja dengan menggunakan palu plastik agar tidak ada rongga
pada bagian penyangga;
4. Aturlah kecepatan putar spindel, arah gerak meja dan kecepatan gerak meja;

Gambar 3.4 Tingkatan putaran spindel

Gambar 3.5 Tingkatan kecepatan makan


Gambar 3.6 Panel pengaturan mesin freis
5. Nyalakan mesin dengan menekan tombol berwarna biru pada panel pengaturan
mesin freis;

Gambar 3.7 proses milling


6. Lakukan proses milling dengan metode upmilling atau downmilling;
7. Jika telah selesai, matikan mesin dengan menekan tombol berwarna merah
pada mesin freis;
8. Lepaskan benda kerja dari ragum, kemudian ukur kembali untuk memastikan
apakah benda kerja telah sesuai atau belum. Jika belum sesuai, maka ulangi
proses-proses diatas sampai ukurannya telah sesuai.
BAB IV
ANALISIS
Nama : Rima
NIM : A018006
Prosedur yang dilakukan saat melakukan praktikum ialah sebagai berikut :
▪ Tahap pertama yang dilakukan adalah pengecekan mesin freis yang akan digunakan
serta mengetahui semua fungsi pada bagian mesin freis agar tidak ada kecelakaan
terjadi.
▪ Pada praktikum mesin sekrap ini menggunakan 2 bahan yang digunakan yaitu silinder
pendek dengan ukuran 30 mm dan diameter 20 mm. Bahan yang kedua yaitu benda
kerja berbentuku “U” dengan Panjang 140mm dan tinggi 90mm
▪ Sebelum melakukan proses freis maka terlebih dahulu membandingkan ukuran benda
kerja dengan gambar Teknik yang telah dibuat sebelumnya.
▪ Perhalus permukaan benda agar memiliki ketinggian yang sama sehingga saat
melakukan pengukuran terhadap benda mendapat hasil yang akurat.
▪ Melakukan perhitungan pada benda kerja agar sesuai dengan ukuran gamtek yang
teah dirancang sebelumnya dengan mengurangi sedikit ketingiian benda.
▪ Kurangi ketinggi benda dengan mengukur benda dengan menggunakan jangka sorong
dan memberi tanda bagian mana yang ingin dikurangi.
▪ Beri tanda pada setiap bagian yang ingin dikurangi ketinggianya
▪ Lakukan proses freis dengan analisis Down Milling atau Up Milling
▪ Menyalakan mesin freis yang akan digunakan dengan menekan tombol hijau
▪ Mengurangi ketinggian benda dengan meentukan berapa millimeter proses makan
yang akan dilakukan dengan mengaturnya pada mesin freis
▪ Pada saat melakukan proses freis ini menggunakan mesin freis manual sehingga
memakan waktu yang cukup lama
▪ Proses freis menyesuaikan bagian benda mana yang ingin dikurangi ketingiianya atau
dihaluskan permukaanya
▪ Setelah prose selesai tekan tombol merah pada mesin freis
▪ Keluarkan benda dari mesin freis dengan cara mengeluarkanya dari ragum
▪ Proses freis selesai

Analisis Hasil Benda Kerja


Benda kerja yang dihasilkan dari proses frais yaitu sebagai berikut :
Sebelum Benda Kerja dilakukan frais untuk mendapat gambar seperti diatas maka terlebih
dahulu bentuk benda kerja adalah sebagai berikut :

Melalui proses frais ini maka terjadi proses pemakanan yang dilakukan oleh pisau freis
terhadap benda kerja yang menjadikan pengurangan diameter salah satu sisi benda kerja
melalui gerakan pemakanan up milling dan down milling. Proses pemakanan bertujuan
menghasilkan benda kerja yang sesuai dari segi diameter, Panjang dan tinggi dari benda yang
dilakukan secara bertahap tujuanya proses pemakanan secara bertahap agar benda kerja tidak
merusak pisau freis yang memahatnya. Keakuratan benda kerja yang dihasilkan dengan
proses freis tergantung kepada keadaan benda sebelum dilakukan proses freis dan kesalahan
paralak yang terjadi saat pengukuran benda kerja. Keadaaan kedua benda kerja sebelum
proses freis berlangsung yaitu terdapat perbedaan ketinggian dimana lebih kecil beberapa
millimeter dari ukuran yang diinginkan, hal ini menyebabkan pada proses freis berlangsung
harus berhati-hati dalam melakukan freis agar tidak banyak permukaan yang terbuang dan
hanya sekedar menghaluskan agar mendapat ketinggian yang sama. Kesalahan pralak yang
terjadi saat praktikan mengukur benda kerja dengan menggunakan jangka sorong dimana
kesalahan ini akan menyebabkan kesalahan yang terjadi pada benda kerja.
Analisis Parameter Proses

Parameter proses merupkan analisis proses yang mempengaruhi terbentuknya suatu


benda kerja dimaan pada proses frais ini parameter proses yang ada yaitu Penentuan
kedalaman pemakanan, kecepatan dalam proses pemakanan dan Pengukuran benda kerja oleh
praktikan . Penentuan kedalaman pemakanan menjadi parameter proses yang penting dalam
menghasilkan benda kerja, dimana penentuan kedalaman didapatkan adanya perbedaan
ketiggian dengan benda yang diharapkan sehingga praktikan harus mengukur ketinggianya
kembali dan mengurangi ketinggian yang diperlukan. Penentuan kedalaman yang salah akan
menyebabkan hasil benda kerja tidak sesuai dengan benda yang diharapkan. Kesalahan fatal
dalam penentuan kedalaman akan membuat hasil benda kerja yang diaharpkan tidak bisa
dibuat. Kecepatan proses pemakanan menjadi indicator yang menentukan hasil benda kerja
yang didapatkan dimana pada proses ini menggunakan mesin freis manual dimana kecepatan
makan lebih lambat dari kecepatan makan pada mesin freis otomatis teptapi dari segi
kehalusan permukaan pada mesin freis konvensional lebih halus dari mesin freis otomatis.
Jenis jenis pahat adaa dua yaitu HSS (High Speed Steel) dan Carbide. masing masing dari
pahat ini memiliki keunggula dan kelemahan masing masing. Pahat Catbide lebih lebih kuat
dan lebih tangguh daripada pahat HSS pahat ini juga lebih tahan dari abrasi dan ketahanan
aus tinggi, sehingga pahat ini cocok digunkan untuk produksi masal dan untuk memahat
material material yang memiliki kekerasan tinggi. Namun kelemahan dari pahat ini harganya
relatif mahal. Sedangkan pahat HSS harganya lebih murah. Pahat ini cocok digunakan untuk
proses produksi satuan atau tidak terus menerus digunakan. Material yang digunakan pada
proses freis ini adalah material baja umum pahat yang baik digunakan adaalah pahat HSS.
Berikut ini adalah tabel kecepatan potong pada mesin freis dengan menggunakan pahat HSS.
Kesalahan yang biasa terjadi dikarenakan oleh kesaaha praktikan adalah kesalahan paralak
dimana pada kesalahan ini merupakan kesalahan yang ditimbukan oleh praktikan saat melihat
nilai baik ukuran, volume maupun massa yang dihasilakn oleh benda kerja. Kesalahan pralak
ini juga yang terjadi pada praktuikum dimana pada saat pengurangan ukuran diameter
silinder agar menjadi 16 millimeter dan mengharuskan menghilangkan salah satua bagian
0,75milimeter alhasil nilai yang didapat tidak terlalu sama dengan hasil pengukuran karena
kurang presisinya dan alat yang digunakan.

Fenomena yang terjadi selama praktikum

Saat melakukan proses freis pasti ada sesuatu yang terjadi diluar prosedur penggunaan
salah satunya adalah fenomena bunyi. Fenomena bunyi ini terjadi karena gesekan terlalu kuat
antara material dengan pahat mesin freis yang menimbulkan getaran cepat yang menjadi
penyebab timbulnya bunyi. Bunyi ini biasanya muncul jika permukaan yang di freis belum
selesai atau belum spenuhnya rata karena pergeseran otomatis pada mesin sehingga meja
kerja yang bergerak menyebabkan material bergerak juga, ada dimana bagian pada material
tersebut belum menyelesaikan proses freis tapi terus berlanjut pafda bagian lain sehingga
timbul bunyi. Bunyi ini juga dapat timbul dikarenakan kedalaman potong terlalu dalam
sehingga pahat bisa jadi tidak kuat dalam melakukan proses freis ini. Akibat dari ini sudah
dijelaskan pada sebelumnya yaitu pahat yang berhenti atau pahat yang patah.

Ragum yang dihasilkan pada proses freis kali ini yaitu berupa serbuk Panjang hal ini
disebabkan karena setiap benda kerja mempunyai karakteristik tersendiri sehingga dari segi
kekerasan dan struktur sehingga ragum yang dihasilkan berbeda-beda. Proses frais sendiri
juga baik up milling dan down milling menyebabkan ragum yang dihasilkan juga berbeda
dari proses lainnya.

Nama : Muhammad Imam Nugraha


NIM : A018051
Prosedur yang dilakukan saat praktikum :
1) Sebelum praktikum dimulai praktikan harus mengetahui komponen dan bagian bagian
dari mesin freis yang akan digunakan dan fungsinya
2) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
3) Mengukur benda kerja yang akan digunakan sesuai dengan gambar teknik yang
tersedia, disini benda kerja yang digunakan ialah alumunium silinder dan alumunium
berbentuk U
4) Setelah mengukur, berilah tanda pada benda yang akan dipotong pada mesin freis
5) Simpan benda kerja pada workpiece kemudian benda kerja dijepit oleh ragum pada
meja kerja
6) Nyalakan mesin freis, atur kecepatan mesin dengan mengatur tuas pada mesin.
Terdapat dua motor, yaitu motor A dan motor B
7) Setelah itu atur ketinggian meja kerja dan atur kedalaman penyayatan yang akan
dilakukan oleh mesin freis
8) Terdapat dua proses penyayatan, yaitu up milling dan down milling. Pada praktikum
ini menggunakan proses down milling agar kerja mesin freis tidak terlalu berat karena
gaya yang diberikan tidak terlalu besar
9) Setelah itu tunggu hingga benda kerja selesai diproses
10) Keluarkan benda kerja dari workpiece dengan melonggarkan ragum

Analisis Hasil Benda Kerja

Benda kerja yang digunakan saat praktikum adalah alumunium alloy. Benda kerja
tersebut memiliki 2 bentuk, yang pertama silinder dan yang kedua berbentuk plat berbentuk
U.

Sebelum masuk kedalam proses freis, benda kerja terlebih dahulu di hitung
dimensinya dan menyesuaikan sesuai dengan gambar teknik. Setelah di hitung dimensinya
diberi tanda yang akan dipotong oleh mesin freis. Pada praktikum kali ini benda kerja yang
berbentuk silinder akan dipotong untuk mengurangi ketinggian sesuai dengan kebutuhan,
setelah itu silinder tersebut dipotong sebagian permukaannya sehingga bentuknya tidak
menjadi silinder seutuhnya seperti gambar dibawah ini.

Selain silinder, benda kerja yang dipakai adalah plat berbentuk U. Pada plat berbentuk
U ini akan dibentuk sesuai gambar yang tadi yaitu meratakan permukaan dan membuat
kedalaman sisi pada bagian kanan plat U. Nantinya akan didapatkan hasil seperti berikut ini:

Nantinya kedua komponen yang tadi di proses melalui proses freis akan diassembly
sehingga menjadi satu kesatuan.

Analisis Parameter Proses

Parameter-parameter pemotongan yang penting untuk diperhatikan dalam proses


frais meliputi: kecepatan potong, putaran spindel, kedalaman pemakanan, gerak makan
per gigi, kecepatan penghasilan geram dan waktu pemesinan. Penentuan rasio kecepatan
antara gerak benda kerja dan putaran pisau sangat penting diperhatikan. Jika langkah
pemakanan benda kerja terlalu pelan waktu akan terbuang banyak dan pisau fraispun
akan cepat tumpul dan menurunkan umur pahat. Jika pemakanan benda kerja terlalu cepat
pisau frais bisa cepat rusak, dan tentu memerlukan waktu lebih banyak untuk
menggantinya

Fenomena yang terjadi saat praktikum

Proses frais kali ini menggunakan mesin frais vertical yang berarti pahat pada mesin
frais posisinya vertical. Pada saat proses berlangsung terdapat suara yang cukup bising. Hal
ini dikarenakan adanya proses pemakanan yang dilakukan pahat, terdapat kemungkinan
timbulnya suara bising tersebut. Yang pertama pahat memakan terlalu besar, sehingga gaya
yang digunakan cukup besar dan menimbulkan suara bising, kedua antara ujung pahat dan
ujung benda kerja tidak terjadi proses pemotongan hanya terjadi proses gesekan saja. Selain
menimbulkan suara yang cukup bising dari fenomena tersebut terjadi beberapa kali getaran.
Dalam proses freis pastinya akan menghasilkan geram hasil pemotongan. Geram yang
yang dihasilkan antara up milling dan down milling berbeda. Geram hasil dari up milling
terlebih dahulu tipis kemudian geram yang dihasilkan menebal. Sebaliknya pada down
milling geram yang dihasilkan tebal dahulu kemudian geram yang dihasilkan tipis. Hal ini
akan mempengaruhi permukaan benda kerja, permukaan hasil dari up milling lebih kasar
dibandingkan dengan down milling karena geram yang dihasilkan up milling lebih panjang
berbeda dengan down milling yang panjang geramnya lebih pendek sehingga permukaan
benda kerjanya lebih halus.

Nama : Shadrina Marini Kusuma


NIM : A018033
A. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan bahan yang akan di proses menggunakan mesin freis;
2. Ukur benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan pada gamtek;

Gambar … Ukuran benda kerja yang telah ditentukan


3. Tandai ukuran pada benda kerja dengan menggunakan tip-ex atau pulpen;
4. Letakan dan jepit benda kerja diantara ragum dengan menggunakan tuas;
5. Atur kecepatan gerak putar pahat dan kecepatan gerak meja;
6. Atur posisi meja agar benda kerja dapat di proses;
7. Carilah zero point sebelum menjalankan proses;
8. mulailah proses dengan menekan tombol berwarna biru untuk menjalankan, dan tekan
tombol berwarna hijau dengan panah untuk mengatur arah gerak meja;
9. jika telah selesai, tekan tombol yang berwarna merah, kemudian, lepas benda kerja
dari ragum.

B. Analisis hasil benda kerja


Benda kerja pada awalnya memiliki bentuk dan ukuran yang belum sesuai. Namun, di
beberapa sisi benda kerja, memiliki ukuran yang justru kurang dari yang telah ditentukan.
Hal itu menyebabkan permukaan dari benda kerja hanya dapat diratakan dan diperhalus
agar tidak semakin mengurangi ukurannya.

C. Analisis parameter proses


1. Kecepatan gerak meja
Semakin cepat meja bergerak maka akan semakin kasar permukaan benda kerja, begitu
juga sebaliknya
2. Arah putar pahat terhadap benda
Apabila proses menggunakan proses upmilling yang berarti pahat berputar berlawanan
arah dengan arah gerak meja maka akibatnya benda akan memiliki permukaan yang
lebih kasar dibandingkan dengan proses downmilling yang berarti arah putar pahat
searah dengan arah gerak meja.
3. Kedalaman makan
Semakin dalam proses yang dilakukan maka akan semakin kasar permukaannya.
Apabila milling cutter bekerja pada kedalaman yang cukup dalam maka hal yang akan
terjadi adalah milling cutter bergetar dan mengeluarkan bunyi nyaring.
4. Kecepatan putar milling cutter
Semakin cepat kecepatan putar milling cutter maka akan semakin kasar permukaan
benda kerja.

D. Fenomena yang terjadi


Pada saat melakukan proses milling, geram-geram yang dihasilkan memiliki bentuk yang
berbeda-beda. Pada klem C, geram yang dihasilkan berbentuk serpihan-serpihan lurus
berwarna silver. Sedangkan pada silinder pejal, geram-geram berbentuk spiral berwarna
silver. Geram-geram yang dihasilkan oleh silinder pejal pun memiliki bentuk yang sedikit
berbeda tergantung dari prosesnya. Pada proses pengurangan ketinggian silinder, geram
yang dihasilkan berbentuk spiral-spiral kecil dan tipis yang mudah putus. Namun, pada
saat proses mengurangi sebagian sisi silinder, geram yang dihasilkan adalah berbentuk
spiral tetapi geram tidak menjadi bagian-bagian kecil melainkan memanjang seperti keju
yang diparut.

Gambar Geram pada klem C

Gambar Geram yang dihasilkan silinder pejal

Selain geram, fenomena yang terjadi lainnya adalah munculnya asap saat proses sedang
berlangsung. Hal itu disebabkan karena adanya gesekan antara milling cutter dengan
permukaan benda kerja yang membuat suhu naik sehingga mengeluarkan asap. Adanya sisa
benda kerja yang menempel di sisi-sisinya, juga disebabkan karena adanya kenaikan
temperatur.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Nama : Rima
NIM : A018006
a. Kesimpulan
• Proses freis bertujuan untuk menghaluskan permukaan benda atau mengurangi
ketinggian dan lebar benda pada suatu sisi dengan proses up milling dan down
milling. Proses pengurangan ketinggian disesuaikan dengan rancangan gambar
Teknik yang ditentukan lalu pada mesin freis dilakukan pengukuran kedalam
pemakanan sesuai dengan permukaan yang akan dikurangi ketinggianya
• Penentuan kedalaman pemakanan ditentukan oleh kedalaman masimum pahat
yang dapat dilakukan dan berapa ketinggian yang akan dikurangi. Analisis
kedalaman pahat dapat menghindari pisau freis dari kerusakan karena
melakukan pahat yang terlalu dalam.
• Pada proses freis maka harus ditentukan terlebih dahulu bagian mana yang
ingin dihaluskan dan ingin dikurangi ketinggian berdasarkan pengukuran
ketingigian, Panjang dan lebar dari benda kerja dengan menggunakan jangka
sorong. Kesalahan paralaks dan kesalahan alat karena kurang presisi dapat
menyebabkan benda kerja yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang
diinginkan
• Dalam proses freis terdapat dua proses utama yaitu down milling dan up
milling, melalui kedua proses ini maka dalam proses freis dapat ditentukan
permukaan seperti apa yang diingkan melalui analisis up milling dan down
milling sehingga bisa menghasilkaan permukaan yang diinginkan.
b. Saran
• Saat melakukan proses freis harus lah melihat dengan teliti bagian yang akan
di haluskan sehingga permukaan lain tidak ikut terkurangi diameternya
• Melakukan perhitungan dan penandaan dengan tepat ketinggian dan lebar
yang akan dikurangi sehingga dalam pengurangan tidak akan lebih dari batas
yang diinginkan
• Gunakan mesin freis dengan system otomatis untuk mempersingkat waktu
dalam pengefreisan.
Nama : Muhammad Imam Nugraha
NIM : A018051
a. Kesimpulan
• Proses freis kali ini bertujuan untuk memotong bagian benda kerja.
Pemotongan benda kerja sesuai dengan rancangan yang sudah ada pada
gambar teknik. Selain memotong benda kerja permukaan benda kerja haruslah
rata, agar dimensinya sesuai dengan gambar teknik dan nanti pada saat
assembly tidak mengalami kegagalan. Terdapat dua proses, yaitu down milling
dan up milling.
• Menentukan kedalaman makan dilakukan dengan menaikkan meja kerja
dengan memutar tuas, apabila tuas diputar ke kanan maka meja kerja akan
naik dan apabila tuas diputar ke kiri maka meja kerja akan turun. Kedalaman
pemakanan itu sendiri tidak serta merta memakan langsung semua pada benda
kerja, tetapi harus perlahan lahan demi menjaga pahatnya. Karena apabila
pemakanan terlalu dalam nantinya berdampak buruk pada pahat freis
menimbulkan kerusakan.
• Sebelum melakukan proses freis setiap permukaan haruslah rata agar pada saat
mengukur dimensi tidak terjadi kesalahan. Setelah diukur, benda kerja diberi
tanda untuk dipotong ketinggiannya, panjangnya, maupun lebarnya. Ukuran
haruslah sesuai dengan gambar teknik yang tersedia, kesalahan fatal dalam
langkah ini adalah kesalahan saat pengukuran yang nantinya berakibat pada
benda kerja yang tidak bisa digunakan dengan baik
• Terdapat dua proses pahat pada proses freis, yaitu up milling dan down
milling. Up milling merupakan proses pemotongan yang mana putaran pahat
berlawanan dengan arah benda kerja sedangkan down milling merupakan
proses pemotongan yang mana putaran pahat searah dengan arah benda kerja.
Hasil yang didapat dari proses tersebut juga berbeda, hasil dari up milling
memiliki permukaan yang lebih kasar dibandingkan down milling.
b. Saran
• Benda kerja haruslah memiliki permukaan yang rata, apabila permukaannya
belum ada yang rata maka harus diratakan dulu
• Harus lebih teliti ketika sedang mengukur dimensi benda kerja, dan menandai
benda kerja yang akan dipotong
• Berhati-hati ketika mesin freis sedang digunakan, karena geram yang
dihasilkan terlempar ke segala arah
• Selalu menggunakan atribut sesuai dengan prosedur di laboratorium

Nama : Shadrina Marini Kusuma


NIM : A018033
a. Kesimpulan
• Dalam mengurangi suatu ketinggian benda kerja, dapat dilakukan dengan
proses milling. Proses pengurangan ketinggian dilakukan sesuai dengan
gamtek yang telah ditentukan ukurannya, lalu lakukan proses sesuai dengan
prosedur dan teknik yang ada serta tentukan kedalaman yang akan dikurangi
pada mesin freis.
• Dalam menentukan kedalaman makan pada mesin freis, dapat dilakukan
dengan memutar vertical transverse handle atau tuas penggerak arah sumbu Y.
setiap satu putaran pada handle, menandakan ketinggian 0,1 cm pada benda
kerja.
• Untuk menghitung ketinggian, panjang, dan lebar dari benda kerja dapat
menggunakan alat ukur jangka sorong. Baik jangka sorong manual maupun
jangka sorong ketinggian. Namun, hasil pengukuran yang didapatkan
memiliki hasil yang berbeda. Hal itu bias saja disebabkan oleh kesalahan
parallax dan adanya perbedaan ketinggian pada meja tempat mengukur
ketinggian benda kerja.
• Proses milling terbagi menjadi 2, yaitu upmilling dan downmilling. Upmilling
adalah arah gerak putar milling cutter berlawanan dengan arah gerak benda.
Sedangkan proses downmilling adalah arah gerak putar pahat searah dengan
arah gerak benda. Dalam proses pemahatan, dapat dilakukan proses upmilling,
maupun downmilling. Namun, akan mempengaruhi hasilnya. Gaya pada
proses upmilling akan lebih besar dibandingkan dengan gaya pada proses
downmilling.
b. Saran
• Pada saat proses milling sedang berlangsung, jangan melihat terlalu dekat
sebab dikhawatirkan geram-geram yang dihasilkan akan mengenai mata.
• Jangan lupa untuk mencari zero point untuk mendapatkan hasil yang lebih
akurat.
• Dalam mengoperasikan handle, diusahakan untuk berhati-hati. Sebab, pahat
dapat dengan mudah mengikis sisi bagian lainnya.
• Jangan langsung memegang benda kerja saat benda kerja baru selesai
diproses, sebab benda kerja akan memiliki suhu yang panas.
• Selalu mengetahui berapa kecepatan putar dan kecepatan gerak yang
diperlukan untuk hasil yang diinginkan.
• Usahakan teliti dalam mengukur benda kerja. Karena kesalahan sedikitpun
akan berakibat fatal.
• Selalu berhati-hati dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Rahdiayana. Teori pemesianan dasar proses frais milling. Diunduh melalui
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-dwi-rahdiyanta-mpd/teori-
pemesinan-dasar- proses-fraiss-milling.pdf pada 24 Maret 2019

Tolosi . Ketelitian mesin frais horizotal Kuzman UF6N. Diunduh melalui


https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/poros/article/download/2933/2481pada 24
Maret 2019

Dodi . Mesin Frais/ Milling. Diunduh


Melalui http://doddi_y.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/27226/Mesin+Frais.pdf
pada 24 Maret 2019

Goli. Up-Milling and down milling with different grain orientations. Holz als Roh.
Pages 385- 395
LAMPIRAN
1. Jelaskan mengenai proses freis naik dan freis turun! Apa kelebihan dan kekurangan
pada setiap proses tersebut?
Pada proses freis terdapat up milling dan down milling. Pada up milling arah
gerak makannya berlawanan dengan arah gerak potong tangensialnya. Sedangkan
pada down milling, arah gerak makannya searah dengan arah gerak potong
tangensialnya.
Pada up milling dihasilkan geram yang tipis terlebih dahulu baru geram yang
tebal. Sebaliknya pada down milling dihasilkan geram yang tebal dahulu baru geram
yang tipis. Hal ini akan berpengaruh pada permukaan benda kerja. Benda kerja
yang diproses menggunakan up milling akan menghasilkan permukaan yang lebih
kasar daripada down milling karena geram yang dihasilkannya pun lebih panjang
berbeda dengan down milling yang panjang geramnya lebih pendek sehingga
permukaannya lebih halus.
Jika dilihat dari getaran yang dihasilkan, down milling akan menghasilkan
getaran yang lebih besar. Getaran ini terjadi terutama disebabkan oleh adanya
backlash. Efek backlash ini terjadi karena arah gerak mata pahat searah dengan
gerak meja, sedangkan gerak meja berlawanan dengan gerak penggerak yang ada di
bawah meja. Di antara meja dan penggerak terdapat ruang kosong, ruang kosong
ini yang menyebabkan adanya benturan antara meja dan penggerak. Jika pada
freis naik gerak meja dan penggerak menjadi searah sehingga tidak terjadi benturan
meskipun terdapat ruang kosong tersebut.
Dilihat dari umur pahat maka pahat yang dipergunakan pada proses down
milling akan berumur lebih panjang daripada pahat pada proses up milling. Hal
ini disebabkan karena gesekan yang dialami oleh pahat pada mesin up milling
lebih
banyak (geram yang dihasilkan lebih panjang)
2. Gambarkan pahat-pahat yang digunakan pada praktikum ini!
Pahat freis yang digunakan adalah plain milling cutter atau hellical milling
cutter yang berguna untuk meratakan benda kerja, ukuran besar dan kecil digunakan
untuk benda kerja dan kebutuhan yang berbeda.
3. Jelaskan cara pemasangan ragum dan benda kerja pada mesin freis!
Jenis jenis ragum pada mesin freis yaitu ragum biasa/tetap, ragum yang
dapat diputar, dan ragum universal. Alat bantu yang digunakan adalah balok klem,
balok penahan, mur/baut pengunci. Untuk benda kerja berupa balok digunakan blok
paral el agar permukaan benda yang difreis lebih sejajar dengan bidang di
bawahnya. Untuk pencekaman benda yang lebih baik, digunakan palu untuk
mem ukul benda. Setelah balok paralel tidak bergeser kemudian ragum
dikencangkan. Ragum yang digunakan adalah ragum biasa/tetap yang dapat
menjepit benda kerja dengan sejajar atau tegak lurus spindle. Untuk benda kerja
berupa silinder digunakan ragum yang dapat berputar untuk menjepit benda kerja
yang dapat membuat sudut terhadap spindel .
4. Gambarkan benda kerja hasil pemotongan roda gigi dan jelaskan proses
pembuatannya!
Sebelum melakukan proses freis hal yang pertama dilakukan adalah mengukur
kedalaman potong material. Untuk bagian atas dari material proses freis yang
digunakan adalah face milling. Proses freis ini dilakukan di ujung pahat freis. Untuk
freis bagian dalam material u dilakukan proses freis end milling. Setiap proses freis
dilakukan kedalaman potong diatur dengan tuas manual.
5. Apa bedanya geram yang terbentuk dari proses freis dengen proses bubut? Jelaskan!
Bentuk geram yang terjadi pada proses bubut adalah serpihan tipis yang
diskontinu. Geram bisa berbentuk demikian karena arah gerak pahat adalah tegak
lurus dengan sumbu benda kerja sedangkan benda kerja berputar. Sedangkan
pada proses freis adalah berbentuk serpihan tebal yang diskontinu. Geram berbentuk
demikian karena arah gerak pahat adalah searah atau berlawanan arah pada
posisi yang tegak lurus terhadap benda kerja, namun benda kerja tidak berputar.
Karena yang berputar adalah pahatnya
6. Bagaimana cara pengaturan dividing head pada mesin freis untuk membuat roda gigi
dengan jumlah gigi 47?

Kepala pembagi dengan roda gigi cacing yang dilengkapi dengan piring pembagi.
Roda gigi cacing dan ulir cacing memepunyai perbandingan putaran 40:1. artinya jika
engkol diputar 40 putaran maka roda gigi cacing baru berputatr satu putaran
sehinggga untuk pembagian keliling z bagian diperlukan putaran engkol sebanyak n
putaran yangdapat dihitung dengan persamaan:

N = putaran engkol

Z = jumlah pembagian yang diperlukan

40 =angka perbandingan transmisi

Gambar Kepala pembagi dengan roda gigi cacing yang dilengkapi dengan piring
pembagi

Keterangan :

1. mur dan baut pengunci


2. pen penyetel
3. roda gigi cacing yang berlubang
4. engkol pemutar
5. pengunci poros pembagi
6. celah pada bodi (untyuk menjepit poros)

Kepala Pembagi Universal

Pada kepala pembagi universal poros pembagi dapat disetel secara horizontal,
vertical atau miring. Sehingga dengan kepala pembagi universal kita dapat membuat
roda gigi bentuk miring (helik), roda gigi kerucut (payung), maupun roda gigi cacing.
Kepala pembagi terdiri dari roda gigi cacing dengan jumlah gigi 40 yang di pasang
pada spindel kepala pembagi. Hal ini berarti bahwa perbandingan putaran antar kepala
pembagi dan benda kerja berbanding 40 yang berarti bahwa untuk pengaturan
dividing head pada mesin fresih pada saat membuat roda gigi yang berjumlah 47 gigi
dengan cara memutar 40 : 47 = 0,85 berarti 0,85 putaran untuk setiap bagiannya pada
gerigi

Anda mungkin juga menyukai