DRILLING PROSESS
DISUSUN OLEH:
NIM: 2110913015
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Drilling Process”.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan
dalam mata kuliah Teknik Manufaktur di Universitas Andalas.
Dalam Penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
ii
COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1. Pengertian Proses Gurdi.............................................................................3
2.2. Karakteristik Proses Gurdi.........................................................................4
2.3. Mesin Gurdi dan Ukurannya......................................................................4
2.4. Jenis – Jenis Mesin Gurdi..........................................................................5
2.5. Perkakas Mesin Gurdi................................................................................14
2.6. Mata Bor dan Geometrinya........................................................................16
2.7. Proses – Proses yang Berhubungan dengan Proses Gurdi.........................21
2.8. Pengasahan Kembali Mata Bor..................................................................23
2.9. Pencekaman Mata Bor dan Benda Kerja...................................................26
2.10 Pengencangan Mata Bor............................................................................31
2.11 Pengencangan Benda Kerja.......................................................................33
2.12 Teknik Pengeboran Benda Kerja...............................................................39
2.13 Elemen Dasar Proses Gurdi........................................................................42
2.14 Contoh Soal dan Pembahasannya..............................................................43
BAB III. PENUTUP.................................................................................................49
3.1.Kesimpulan .................................................................................................49
3.2.Daftar Pustaka................................................................................................49
BAB I
iii
PENDAHULUAN
iv
9. Bagaimana pencekaman mata bor dan benda kerja?
10. Bagaimana cara mengencangkan mata bor?
11. Bagaimana cara mengencangkan benda kerja?
12. Bagaimana teknik pengeboran benda kerja?
13. Apa saja elemen dasar proses gurdi?
14. Apa saja contoh soal dan pembahasannya?
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
Gambar 2.1. Skema Proses Gurdi
Pada proses gurdi, geram atau chips harus keluar melalui alur helix
pahat gurdi hingga ke luar lubang. Ujung pahat menempel pada benda
kerja yang terpotong, sehingga proses pendinginan menjadi relatif sulit.
Proses pendinginan biasanya dilakukan dengan menyiram benda kerja dengan
cairan pendingin, disemprot dengan cairan pendingin, atau juga bisa dengan
cara memasukkan cairan pendingin melalui lubang di tengah mata bor
(Widarto, 2008).
viii
2.4. Jenis – Jenis Mesin Gurdi
1. Mesin gurdi portable
Mesin gurdi portable adalah mesin gurdi berukuran kecil yang
terutama digunakan untuk operasi penggurdian yang sulit dilakukan dengan
mudah pada mesin gurdi biasa. Mesin gurdi portable yang paling sederhana
adalah mesin gurdi yang dapat dioperasikan dengan tangan. Mesin gurdi jenis
ini mudah dibawa, dilengkapi dengan motor listrik berukuran kecil, dapat
beroperasi pada kecepatan yang cukup tinggi, dan mampu menggurdi sampai
dengan diameter 12 mm (Widarto, 2008).Berikut contoh dari mesin gurdi
portable:
Mesin Gurdi vertikal mirip dengan penggurdi peka. Mesin gurdi ini mempunyai mekanisme
x
(Widarto, 2008). Berikut contoh mesin gurdi vertikal:
xi
Gambar 2.5. Mesin gurdi gang
xiv
Gambar 2.8. Mesin gurdi spindel jamak
1) Meja Pengarah
Benda kerja yang hanya memerlukan sedikit operasi sesuai
untuk mesin meja pengarah, dengan dibuat unit vertikal maupun
horizontal dan diberi jarak di sekeliling tepi meja pengarah.
2) Jenis Perpindahan
Ciri utama dari mesin perpindahan yaitu adanya alat
xv
penanganan atau perpindahan yang sesuai di antara stasiun.
Metode yang paling sederhana dan paling ekonomis dari
penanganan suku cadang adalah dengan menggerakkannya pada
rel atau ban berjalan di antara stasiun. Jika ini tidak
dimungkinkan karena bentuk dari benda kerja, maka diperlukan
sebuah pemegang tetap sebagai tempat pengempitan benda
kerja (Widarto, 2008).
xvi
mata potong tunggal dengan alur lurus sepanjang gurdi. Minyak bertekanan
tinggi diberikan kepada mata potong melalui sebuah lubang dalam penggurdi.
Pada penggurdi pistol, hantaran harus ringan untuk mencegah pelenturan dari
penggurdi (Widarto, 2008). Berikut contoh mesin gurdi lubang dalam:
xvii
Gambar 2.10. Mesin gurdi CNC
2. Klem set
Klem set digunakan untuk mencekam benda kerja yang tidak
xviii
mungkin dicekam dengan ragum (Widarto, 2008).
xix
Gambar 2.14. Pencekam mata bor (Widarto, 2008)
5. Sarung bor (drill socket, drill sleeve)
Sarung bor digunakan untuk mencekam mata bor yang
bertangkai konis (Widarto, 2008).
6. Pasak pembuka
xx
Gambar 2.16. Boring head (Widarto, 2008)
xxi
Tabel 1. Geometri mata bor yang disarankan (Rahdiyanta, D. D, 2010)
Benda Kerja Sudut Sudut Sudut
ujung, helik bebas,
2χr α
Baja karbon
kekuatan 118 20 o -30 o 19 o -25 o
tarik< 900 o
N/mm2
Baja
125 o -145o 20 o -30 o 7 o -15 o
karbon
kekuatan tarik
>
900 N/mm2
Baja
135o-150o 10 o -25 o 7 o -15 o
keras
(manganese)
kondisi
austenik
Besi tuang 90o-135o 18 o -25 o 7 o -12 o
Kuningan 118 12 o 10 o -15 o
o
xxii
Jenis – jenis mata bor untuk pengerjaan khusus yaitu
1. Mata bor helix besar (High helix drills)
Mata bor ini memiliki sudut helik yang besar, sehingga
efisiensi pemotongannya meningkat, tetapi batangnya lemah. Mata
bor ini digunakan untuk memotong logam yang lunak atau bahan
yang memiliki kekuatan rendah (Rahdiyanta, D. D, 2010).
Mata bor ini merupakan bentuk ekstrim dari mata bor helix
kecil. Mata bor ini digunakan untuk membuat lubang pada material
kuningan dan plat (Rahdiyanta, D. D, 2010).
xxiii
6. Mata bor poros engkol ( Crankshaft drills)
Mata bor ini didesain khusus untuk mengerjakan poros engkol.
Mata bor ini juga sangat menguntungkan untuk membuat lubang
dalam pada material yang ulet. Selain itu, juga memiliki bagian
web yang tebal dan sudut helix yang kadang-kadang lebih besar
dari ukuran normal. Mata bor ini merupakan mata bor khusus yang
akhirnya banyak digunakan secara luas dan menjadi mata bor
standar (Rahdiyanta, D. D, 2010).
xxiv
Mata bor ini mempunyai fungsi yang sama dengan mata bor
bertingkat. Mata bor ini terlihat seperti dua buah mata bor pada
satu batang (Rahdiyanta, D. D, 2010).
xxv
Batang lurus dan rata dapat digerinda bagian ujungnya
membentuk ujung mata bor. Hal tersebut akan memberikan ruang
yang besar bagi geram tanpa bagian helix. Mata bor ini digunakan
untuk membuat lubang pada jalan kereta api (Rahdiyanta, D. D,
2010).
2. Tapping
Proses ini dilakukan dengan menggunakan pahat tap. Proses ini
digunakan untuk membuat ulir dalam pada permukaan dalam sebuah lubang
(Industri, T. D, 2009).
xxvi
3. Counter-Boring
Proses ini merupakan proses untuk membuat lubang bertingkat, yaitu
lubang diameter besar yang diikuti dengan lubang yang berdiameter lebih
kecil (Industri, T. D, 2009).
4. Counter-Sinking
Proses ini sama dengan proses counter-boring, akan tetapi lubang
lebar yang berbentuk kerucut digunakan untuk menyimpan kepala sekrup
yang berbentuk kerucut (Industri, T. D, 2009).
5. Centering
Proses ini juga disebut dengan center-drilling. Proses ini digunakan
untuk membuat lubang awal sehingga drilling dapat dilakukan pada posisi
yang lebih akurat. Pahat yang digunakan disebut dengan center-drill (Industri,
T. D, 2009).
6. Spot Facing
Proses ini digunakan untuk meratakan permukaan tertentu benda kerja
yang menonjol, terutama setelah proses drilling (Industri, T. D, 2009).
xxvii
Gambar 2.18. Proses yang berhubungan dengan drilling process (Industri, T. D,
2009)
Pengasahan mata bor dengan tangan (Gambar 2.19), mata bor didekatkan
pada cakram dengan sudut penyetelan yang besarnya setengah sudut pucuk. Mata
bor yang diasah harus diberi dudukan mendatar dan pucuk bor diposisikan
sedikit di atas sumbu cakram. Pada kedudukan ini bor dibimbing ke atas dan ke
bawah. Bidang penyayat mata bor pertama diasah, kemudian diputar 180° dan
bidang penyayat kedua diasah (Widarto, 2008).
xxviii
Gambar 2.19. Pengasahan dengan tangan (Widarto, 2008)
Gambar 2.21. Kesalahan pengasahan; (a) sudut pucuk tidak sama, (b) panjang
penyayat tidak sama, (c) sudut pucuk dan panjang penyayat tidak sama, dan (d)
pembentukan serpih merata pada penyayat yang panjangnya sama dan sudut pucuk
xxx
yang sama (Widarto, 2008)
Gambar 2.22. Cekam mata bor rahang tiga dengan kapasitas maksima mata bor 13
mm (Widarto, 2008)
xxxi
Gambar 2.23. Cekam bor terpasang pada batang tirus, sarung tirus (drill sleeve), dan
sambungan sarung tirus (drill socket), dan mata bor yang dipasang pada dudukan
pahat gurdi (Widarto, 2008)
Benda kerja yang akan dikerjakan pada mesin gurdi bentuknya bisa
bermacam-macam. Untuk benda berbentuk kotak, pencekaman benda kerja bisa
menggunakan ragum (Gambar 2.24). Benda kerja yang ukurannya tidak terlalu besar
biasanya dicekam dengan ragum meja (table vise) atau ragum putar (swivel vise).
Apabila ingin membuat lubang pada posisi menyudut, pencekaman bisa
menggunakan ragum sudut (angle vise).
xxxii
Gambar 2.24. Ragum meja (table vise), Ragum putar (swivel vise),
dan Ragum sudut (angle vise) untuk mencekam benda kerja pada
mesin gurdi (Widarto, 2008).
Benda kerja yang dipasang pada ragum hendaknya diatur supaya bagian yang
menonjol tidak terlalu tinggi (Gambar 2.25). Selain itu agar saat benda kerja ditekan
oleh mata bor tidak berubah posisi, maka pada bagian bawah benda kerja perlu
didukung oleh dua buah balok paralel (Widarto, 2008).
Gambar 2.25. Pemasangan benda kerja sebaiknya tidak terlalu tinggi, dan
didukung oleh dua buah paralel (Widarto, 2008).
Agar ragum tidak bergetar atau bergerak ketika proses pembuatan lubang,
sebaiknya ragum diikat dengan klem C (Gambar 2.26). Beberapa alat bantu
pencekaman yang lain bisa juga digunakan untuk mengikat benda kerja pada meja
xxxiii
mesin gurdi. Benda kerja dengan bentuk tidak teratur, terlalu tebal atau terlalu tipis
tidak bisa dipegang oleh ragum, maka pengikatan pada meja Mesin Gurdi dilakukan
dengan alat bantu pencekaman (Gambar 2.26) dengan bantuan beberapa buah baut
T.
Gambar 2.26. Alat bantu pencekaman benda kerja pada meja Mesin Gurdi : pelat
siku (Angle Plate), Blok dan klem (V-Block and Clamp), Klem V (V-Clamp), Klem C
(C-Clamp), Blok bertingkat (Step-Block), Klem ekor melengkung (Bent-tail Machine
Clamp), Klem jari (Finger Machine Clamp), dan Klem pengikat (Machine Strap
Clamp) (Widarto, 2008)
Pengikatan benda kerja yang benar (correct) dan yang salah (incorrect)
dapat dilihat pada Gambar 2.27.
xxxiv
Gambar 2.27. Cara pengikatan benda kerja di meja mesin gurdi dengan bantuan
klem dan baut T (Widarto, 2008).
xxxv
Gambar 2.28. Mata bor spiral dengan gagang silindris dan kepala bor (Widarto,
2008).
Contoh pengencangan:
Pelat logam dan sejenisnya harus diamankan dengan menahannya pada
jepitan kikir (Gambar 2.31), untuk itu benda kerja tersebut diletakkan di atas
alas kayu.
Benda kerja yang pendek dan kecil harus dijepitkan pada ragum (Gambar
2.32). Ragum mesin dapat dilengkapi dengan dagu penjepit yang lurus dan
sejajar. Dengan sebuah dagu penjepit yang dapat dikencangan, benda kerja
(Gambar 2.33) dapat diputar dengan skala derajat, atau dapat diputar untuk
pemboran lubang pada berbagai arah. Pengencangan dilakukan oleh baut ulir
dengan engkol atau kunci (Gambar 2.32, 2.33, 2.34). Pada produksi massa,
pengencangan secara cepat dan waktu pengencangan yang singkat,
pengencangan dilakukan dengan engkol tangan eksentris atau dengan udara
kempa.
xxxviii
Benda kerja silindris dikencangkan di dalam catok penyenter (Gambar 2.34),
dengan penjepit (Gambar 2.36) atau dengan sebuah prisma bor (Gambar
2.37). Gambar 2.37 kanan memperlihatkan sebuah prisma bor yang dapat
disetel, sehingga dapat melakukan pemboran tembus secara leluasa (Widarto,
2008).
Gambar 2.33 Ragum mesin dengan penjepit yang dapat diputar (Widarto, 2008)
xxxix
Perhatikan! Benda kerja harus dijepit di tengah-tengah ragum (Gambar 2.35).
Pada pengencangan benda kerja yang rendah harus digunakan alas yang sama
tingginya, jika tidak benda kerja akan terperosok ke bawah akibat tekanan. Periksa
posisi benda kerja dengan siku sebelum dikencangkan. Penyiapan pusat lubang benda
kerja dapat dilakukan dengan sebuah penitik (penyenter) yang dijepitkan di dalam
spindel bor.
xl
Gambar 2.37. Prisma bor yang dapat disetel (Widarto, 2008)
Benda kerja yang berat dan memakan tempat dikencangkan pada meja bor,
misalnya dengan besi penjepit dan ganjal (Gambar 2.39) serta unsur penjepit
lainya.
Meja bor harus bersih dan bebas dari serpih besi atau kaki penjepit harus
mendekap rapat pada benda kerja dan alas pengganjal. Alas harus mantap dan
besi penjepit harus kuat. Sekerup pengencang harus disusun sedekat mungkin
pada benda kerja (Gambar 2.38), supaya tekanannya merata.
Pada pengencangan yang tidak tepat, benda kerja dapat terlontar, sehingga
tidak hanya perkakas dan mesin yang rusak, melainkan dapat juga
menimbulkan kecelakaan berat bagi operator mesin. Pada lubang tembus
harus diperhatikan bahwa bor tidak sampai melubangi meja pengencang,
tetapi masuk ke dalam lubang serpih atau kayu alas pengganjal.
Pengencangan di dalam peralatan pelengkap bor, benda kerja yang akan dibor
dimasukkan dalam sebuah rangka (peralatan pelengkap) dan dikencangkan
dengan erat. Bor diberi jalur penuntun yang sangat tepat di dalam sebuah
lubang dudukan bor (Gambar 2.40). Penggunaannya pada produksi berantai.
xli
Gambar 2.38 Pengencangan yang betul dan yang salah dengan ganjal besi
pengencang
xlii
Gambar 2.40. Pemboran tanpa penuntunan dan pemboran penuntunan
(Widarto, 2008)
Dimater lubang yang akan dibuat adalah 16 mm dari baja sedang (mild
steel). Berdasarkan harga kecepatan potong (V) dari bahan tersebut dan
diameter mata bor (D), setelah dihitung ditentukan putaran mata bor dan ditel
xliii
pada 500rpm. Oleh karena pada gambar tidak diberi tanda kusus pengerjaan,
maka pengeboran dapat dilakukan menurut prinsip pembuatan lubang
sederhana. Langkah pengeboran lubang sederhana pada dan Tabel 2.
xliv
bor
Gambar 2.42. Contoh pengeboran lubang teliti (Indrawan, E., & Kun,
R, 2019)
xlv
Diameter lubang yang akan dibuat adalah seperti pada gambar dari
baja sedang (mild steel). Berdasarkan harga kecepatan potong (V) dari bahan
tersebut dan diameter mata bor (D), setelah dihitung ditentukan putaran mata
bor dan diatur sesuai dengan diameter lubang yang akan dibor dengan mata
bor yang digunakan. Oleh karena pada gambar diberi tanda khusus
pengerjaan, maka pengeboran dapat dilakukan menurut prinsip pembuatan
lubang teliti. Urutan pengeboran teliti dapat dilihat pada Gambar 2.21 dan
Tabel 3.
3 Cekam mata bor, stel Mesin 890 0,3 Kunci cekam bor
putaran mata bor dan bubut dan mata bor 8 mm
bor lobang tembus
4 Cekam mata bor, stel Mesin 200 0,03 Kunci cekam bor
putaran mata bor bubut dan bor 14 mm
xlvi
6 Cemper permukaan Mesin 290 0,03 Kunci cekan bor
lobang bubut dan bor cemper
Jawaban: d. Shaping
a. Ragum
b. Sarung bor
c. Boring head
d. Pasak pembuka
e. Landasan
Jawaban: a. Ragum
a. Gambar a
b. Gambar b
xlix
c. Gambar c
d. Gambar d
e. Gambar e
Jawaban: Gambar b
l
8. Sudut helik yang disarankan untuk benda kerja berupa baja karbon
kekuatan tarik< 900 N/mm2 adalah
a. 20 – 30
b. 40-50
c. 5-10
d. 50-60
e. 50-55
Jawaban: a. 20 – 30
a. Ragum
b. Landasan
c. Pasak pembuka
d. Boring head
e. Sarung bor
Jawaban: d. Boring head
10. Mesin gurdi yang dapat mengatasi keterbatasan ruang lantai yang
ditimbulkan oleh mesin gurdi kelompok adalah
a. Mesin gurdi CNC
b. Mesin gurdi vertical
li
c. Mesin gurdi turret
d. Mesin gurdi lubang dalam
e. Mesin gurdi radial
Jawaban: c. Mesin gurdi turret
Essay
1. Apa itu proses gurdi atau drilling prosess?
Jawaban: Proses gurdi adalah proses untuk membuat lubang dengan
menggunakan mata bor atau twist drill pada benda kerja.
2. Apa saja proses yang berhubungan dengan proses gurdi?
Jawaban: Reaming, Tapping, Counter-boring, Counter-sinking, Centering,
Spot facing
3. Kecepatan potong dalam operasi penggurdian 1250 rev./min dan
kecepatan potong 65ft/min. Hantaran, f, dalam 12 in./rev untuk
ketebalan benda kerja 1,5 in dengan jarak yang diukur dari ujung
gurdi sampai diameter penuh 1.5 in. kedalaman lubang bendakerja
1,45 in (https://dokumen.tips/download/link/soal-tugas-teknik-
permesinan)
4. .
Hitung :
lii
Jawaban:
a. N= V/pD
1250 = 65 / 3,14 x D
3925 x D = 65
D = 65 / 3925
D = 0,016 ft
b. Fr = v f / pD
fr = 65 x 12 / 3,14 x 0,016
= 780 / 0,05024
= 15525,47 fr ( in / min)
c. A = 0,5 D tan (90 - /2)
= 0,5 . 0,016 tan (90 – 35/2)
= 0,025
d. Tm = d/fr
= 1,45 / 15525,47
= 0,000093 Tm (min)
e. MRR= p D^2 fr/4
= 3,14 x 0.016^2 x 15525,47 / 4
= 3,11999 MRR (in.^3 /min)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses gurdi adalah suatu proses yang digunakan untuk membuat lubang
pada suatu benda kerja. Proses gurdi dilakukan pada mesin yang disebut dengan
mesin gurdi. Ada banyak jenis mesin gurdi yang dapat dipakai, diantaranya yaitu
mesin gurdi portable, mesin gurdi peka, mesin gurdi vertical, mesin gurdi radial,
mesin gurdi CNC, mesin gurdi turret, mesin gurdi spindel jamak, mesin gurdi gang.
Pada mesin gurdi ini, juga terdapat perlengkapan yang digunakan, yaitu ragum, klem
set, landasan, pencekam mata bor, boring head, sarung bor, dan pasak pembuka.
Kemudian proses gurdi ini juga berkaitan dengan proses – proses lain yaitu reaming,
taping, counter-boring, counter-singking, centering, dan juga spot facing.
Pada proses gurdi juga terdapat mata bor yang dapat digunakan sesuai
kebutuhan. Mata bor yang digunakan yaitu mata bor dengan sisipan karbida, mata bor
solid carbide, mata bor rata, mata bor dengan lubang minya, center drill, mata bor
bertingkat, dan sebagainya. Mata bor ini juga dapat diasah, dapat dilakukan secara
manual dan menggunakan mesin. Selain itu, juga terdapat aturan bagaimana cara
mencekam benda kerja, mengencangkan mata bor, mengencangkan benda kerja. Hal
ini dilakukan agar tidak ada terjadi kesalahan dan kecelakaan saat melakukan proses
gurdi. Kemudian juga ada teknik yang dapat dilakukan dalam melakukan
penggurdian sederhana dan teliti.
https://dokumen.tips/download/link/soal-tugas-teknik-permesinan
https://slideplayer.info/slide/3779644
Indrawan, E., & Kun, R. (2019). Teknik Pemesinan. Padang: Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
lv
56