Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN TUGAS BESAR

PROSES MANUFAKTUR

PROSES PENGELASAN DAN PENGECORAN

Disusun oleh:
Nama : 1. Indra Kurniadi (1600019060)
2. Rosalina M. C (1600019065)
3. M. Erfano (1600019066)
4. Afi Riabul A. (1600019090)
5. Susanva Eka I. (1600019103)
Kelas :B
Pengampu : Okka Adiyanto, S.T.P., M.Sc

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun
laporan pada Mata Kuliah Proses Manufaktur sebagai tugas tambahan dan
merupakan kewajiban kami sebagai mahasiswa dalam menyelesaikan proses
pembelajaran mata kuliah tersebut.
Adapun judul yang kami angkat pada kesempatan kali ini tentang
pengecoran dan pengelasan. Sebagai bahan referensi kami untuk
menyelesaikan laporan pada mata kuliah ini.
Ucapan terima kasih juga kami hanturkan kepada semua pihak yang
telah membantu proses penyelesaian laporan ini. Dan kami sadar bahwa
artikel ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya
konstruktif sangat kami harapkan. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan teknologi di Indonesia dan menjadi bahan referensi bagi
pembacanya.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..…………………………………….............................. ii
DAFTAR ISI ………................………………………………….....……….…. iii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….…. iv
BAB. I. PENDAHULUAN……....................……………….………………… 1
A. Latar Belakang ..........................………………...………………... 1
B. Tujuan ................…...................………………………………………. 1
BAB. II. PEMBAHASAN .......................….…………………………………... 2
A. Pengecoran ..........................………………...………….…………. 2
B. Pengelasan .............................…………………………………………. 4
BAB. III. METODE PENGAMATAN ..…………………….………………... 5
A. Alat dan Bahan ..........................………………...……………….... 5
B. Cara Kerja .............................……………………………………….…. 6
BAB. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .…………….………………………. 9
A. Data Pengamatan …............................………………...……………..... 9
B. Pembahasan .............................………………………………………… 14
DAFTAR PUSTAKA ..................…………………...…….……………………. 15

iii
DAFTAR GAMBAR

3.1 Skema Pengecoran ………………………………………………. 7


3.1 Skema Pengelasan ………………………………………………. 8
4.1 Bahan Pengecoran ………………………………………………. 9
4.2 Peleburan Logam …………………………………………..……. 9
4.3 Penuangan Logam ………………………………………………. 10
4.4 Pengambilan Hasil Cetakan ………….…………………….……. 10
4.5 Hasil Cetakan …………………………………..……………...... 10
4.6 Pembuatan Drag …………………………………….…. .............. 11
4.7 Pembuatan Kup ………………………………………………..... 11
4.8 Pemasangan Pipa ..………………………………………………. 11
4.9 Pengambilan Pola ………………………………………….……. 12
4.10 Penuangan Logam …………………………..…………………. 12
4.11 Hasil Cetakan ………………….......……………………………. 12
4.12 Persiapan Alatan dan Bahan ……………………………………. 13
4.13 Meletakkan Benda kerja ……..…………………………………. 13
4.14 Proses Pengelasan ………………………………………………. 13
4.15 Proses Pengelasan ………………………………………………. 14
4.16 Hasil Pengelasan ………………………….……………………. 14

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengecoran logam merupakan bagian dari industri hulu dalam bidang


manufaktur,terdiri dari proses mencairkan logam yang kemudian cairan
logam tersebut dicorkan ke dalam rongga cetakan dan didinginkan hingga
membeku. Urutan proses pengecoran logam terdiri dari pembutana
pola,pembuatan cetakan dan inti,peleburan,pembongkaran,pembersihan,dan
pengerjaan akhir,pengujian-pengujian serta perlakuan panas. Hal utama yang
harus di perhatikan dalam pembuatan benda cor adalah tuntunan-tuntunan
dari produk cor-an tersebut,sehingga produk pengecoran yang dihasilkan
dapat berfungsi dengan baik sesuai tuntunan. Tuntunan-tuntunan dari produk
pengecoran tersebut meliputi fungsi benda cor,kekuatan yang harus
dimiliki,kekerasan yang diinginkan,Pengelasan merupakan suatu proses
penting didalam dunia industri dan merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari pertumbuhan industri,karena memegang peranan utama dalam rekayasa
dan repasi reproduksi logam. Pengelasan adalah proses penyambungan antara
dua bagian logam atau lebih dengan memanfaatkan energi panas.

B. Tujuan

1. Mengetahui proses pengecoran dan pengelasan secara langsung


2. Mengetahui alat yang dibutuhkan dalam proses pengecoran dan
pengelasan
3. Mengetahui jenis-jenis pengecoran dan pengelasan
4. Mengetahui K3 dalam proses pengecoran dan pengelasan

1
BAB II

DASAR TEORI

A. Pengecoran

Pengecoran (Casting) merupakan proses penuangan material cair


(umumnya logam cair) kedalam suatu suatu cetakan (mold) dengan
bentuk tertentu dan mendinginkannya sampai mengeras dan menjadi
bentuk sesuai dengan cetakan. Logam cair akan dituangkan atau ditekan ke
dalam cetakan yang memiliki rongga cetak (cavity) sesuai dengan bentuk
atau desain yang diinginkan. Setelah logam cair memenuhi rongga cetak
dan tersolidifikasi, selanjutnya cetakan disingkirkan dan hasil cor dapat
digunakan untuk proses sekunder.
Untuk menghasilkan hasil cor yang berkualitas maka diperlukan
pola yang berkualitas tinggi, baik dari segi konstruksi, dimensi, material
pola, dan kelengkapan lainnya. Pola digunakan untuk memproduksi
cetakan. Pada umumnya, dalam proses pembuatan cetakan, pasir cetak
diletakkan di sekitar pola yang dibatasi rangka cetak kemudian pasir
dipadatkan dengan cara ditumbuk sampai kepadatan tertentu. Pada lain
kasus terdapat pula cetakan yang mengeras/menjadi padat sendiri karena
reaksi kimia dari perekat pasir tersebut. Pada umumnya cetakan dibagi
menjadi dua bagian yaitu bagian atas (cup) dan bagian bawah (drag)
sehingga setelah pembuatan cetakan selesai pola akan dapat dicabut
dengan mudah dari cetakan.
Macam Proses pengecoran pada umumnya:
1. Pengecoran dengan cetakan pasir (Sand Casting)
2. Pengecoran dengan cetakan permanen (Permanent Mold Casting)
3. Pengecoran sentrifugal (Centrifugal Casting)
4. Pengecoran cetak-tekan (Die Casting)
5. Pengecoran dengan cetakan plaster (Plaster Mold Casting)
6. Pengecoran dengan pola hilang (Investment Casting)

2
Proses pengecoran dengan cetakan pasir merupakan proses yang
tertua dalam proses pembuatan dari bahan logam. • Proses ini memberikan
fleksibilitas dan kemampuan/keandalan yang tinggi. Proses pengecoran
yang menggunakan pasir sebagai bahan cetakan ini tidak lain adalah
menuangkan logam cair ke dalam rongga cetak. Pembuatan cetakan ada 2
macam yaitu cetakan pasir dengan tangan dan cetakan dengan mesin.
Cetakan terdiri dari 2 yaitu cetakan atas (kup) dan cetakan bawah (drag).
Urutan langkah pembuatan kup dan drag yaitu:
1. Dasar cetakan dibuat dari kayu, harus rata/datar atau bisa juga
menggunakan kaca sebagai alas.
2. Pola dan rangka cetak untuk drag diletakkan di atas papan kayu atau
kaca.
3. Rangka cetak harus besar sehingga tebal pasir cetak mencapai 30‐50
mm. Polayang dimaksud disini adalah setengah pola.
4. Drag diisi penuh (yang sudah diayak) kemudian dipadatkan dengan baik
(tidak boleh terlalu padat atau gembur karena coran bisa cacat).
5. Drag dibalik, permukaan cetakan ditaburi pasir kering dan halus.
Pembuatan cetakan bagian atas (kup):
1. Drag yang sudah dibalik, di atasnya dipasang setengah pola untuk kup.
2. Pemasangan sistem saluran masuk (gating system), terdiri dari cawan
tuang, saluran turun, saluran masuk, yang dibuat terpisah dari pola.
3. Pengerjaan selanjutnya sama dengan pengerjaan drag.
Kelebihan pengecoran :
1. Proses pengecoran dapat dilakukan dengan berbagai jenis logam
2. Terdapat beberapa metode pengecoran cocok untuk produksi masal
3. Dapat membentuk komponen dengan geometri yang komplek
Kekurangan pengecoran :
1. Bahaya resiko keselamatan kerja saat peleburan logam
2. Kurang ekonomis untuk produksi dalam jumlah kecil
3. Keakuratan dimensi geometric dan kerataan permukaan yang rendah

3
B. Pengelasan
Pengelasan merupakan suatu proses penyambungan logam menjadi
satu akibat panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga
didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik
menarik antara atom.
Proses pengelasan dibagi dalam dua katagori utama, yaitu
pengelasan lebur dan pengelasan padat. Pengelasan lebur menggunakan
panas untuk melebur permukaan yang akan disambung, beberapa operasi
menggunakan logam pengisi dan yang lain tanpa logam pengisi.
Pengelasan padat proses penyambungannya menggunakan panas dan/atau
tekanan, tetapi tidak terjadi peleburan pada logam dasar dan tanpa
penambahan logam pengisi.
Pengelasan lebur dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Pengelasan busur (arc welding, AW)
2. Pengelasan resistansi listrik (resistance welding, RW)
3. Pengelasan gas (oxyfuel gas welding, OFW)
4. Proses pengelasan lebur yang lain.
Pengelasan padat dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Pengelasan tempa (forge welding)
2. Pengelasan rol (roll welding, COW)
3. Pengelasan gesek (friction welding, FRW)
4. Pengelasan ultrasonik (ultrasonic welding, USW)

4
BAB III

METODE PENGAMATAN

A. Alat dan Bahan


1. Pengecoran
a. Cetak permanen
1. Cetakan permanen
2. Sendok
3. Tang
4. Logam cair (berasal dari besi bekas)
b. Cetak pasir
1. Pasir
2. Bubuk Kapur
3. Model atau pola
4. Cetakan kayu
5. Selang
6. Logam cair
7. Alat-alat lain (sendok, sekop, kuas, penghalus permukaan, palu,
tang, dan lainnya)
2. Pengelasan
a. Tabung Oksigen
b. Brander
c. Selang las
d. Kacamata las
e. Sarung tangan dan masker
f. Sepatu las
g. Regulator
h. Generator
i. Klem masa
j. Logam

5
B. Cara Kerja
1. Pengecoran
a. Cetak permanen
1. Siapkan alat dan bahan
2. Bersihkan cetakan yang akan digunakan untuk pengecoran.
3. Peleburan logam dengan mencairkan logam pada tanur atau
tunggu dengan suhu 800oC dengan oli bekas sebagai bahan
bakar
4. Penuangan logam cair kedalam cetakan
5. Pengangkatan logam dari cetakan
6. Hasil cetakan logam diletakkan kedalam tempat yang telah
disediakan
b. Cetak pasir
1. Siapkan alat dan bahan
2. Peleburan logam dengan mencairkan logam pada tanur atau
tunggu dengan suhu 800oC dengan oli bekas sebagai bahan
bakar
3. Pembuatan cetakan bagian bawah (drag) dengan meletakkan
pola kedalam cetakan kayu kemudian diisi pasir, ditumbuk
hingga padat dan rata, dibentuk, dibersihkan dan diberi bubuk
kapur
4. Pembuatan cetakan bagian atas (kup) dengan memasang selang
pada cetakan bagian bawah, kemudian cetakan kayu untuk kup
diisi pasir, ditumbuk hingga padat dan rata. Pola diambil dengan
mengangkat cetakan bagian atas
5. Pengambilan selang
6. Penuangan logam cair kedalam cetakan
7. Pengambilan logam dari cetakan
8. Hasil cetakan logam diletakkan kedalam tempat yang telah
disediakan

6
Skema aliran pengecoran

Gambar 3.1 Skema aliran Pengecoran

2. Pengelasan
a. Siapkan alat kemudian bersihkan benda yang akan dilas. Gunakan
palu untuk membersihkan kerak pada permukaan area benda yang
akan dilas. Gunakan sikat baja untuk hasil yang maksimal
b. Letakkan bahan yang akan dilas pada tempat yang telah disediakan.
Baik itu menggunakan meja kerja atau hanya meletakkannya
dilantai. Atur kerapatan antara dua bahan. Gunakan klem jika
diperlukan.
c. Letakkan masa mesin las pada salah satu bagian bahan yang akan
dilas. Masukkan elektroda pada panel penjepit elektroda dimesin
las. Pasang kemiringan elektroda menyesuaikan dengan posisi
bahan.
d. Setelah bahan siap untuk di las, perlahan dekatkan ujung elektroda
pada bahan yang akan dilas.
e. Jarak antara ujung elektroda dengan bahan yang akan dilas sangat
mempengaruhi kualitas pengelasan. Jika jarak terlalu jauh, akan
timbul percikan seperti hujan bintik-bintik api. Proses
pengelasanpun akan tidak sempurna. Jika jarak terlalu dekat, api

7
tidak menyala dengan sempurna. Dan tidak ada cukup jarak untuk
tempat lelehan elektroda. Jarak yang baik adalah seperdelapan dari
tebal elektroda.
f. Dengan menggunakan masker pelindung atau kacamata las, dapat
memperhatikan bagian elektroda yang sudah mencair yang
menyatukan antara dua bahan yang dilas tersebut. Perlahan
gerakkan elektroda ke sepanjang area yang dilas.
g. Putar perlahan tang elektroda jika area yang dilas cukup luas hingga
cairan elektroda menutup rapat permukaan bagian yang akan dilas.
h. Hasil yang baik saat proses pengelasan dapat dilihat saat permukaan
yang dilas berbentuk seperti gelombang rapat dan teratur menutup
sempurna bagian yang dilas.
i. Setelah selesai, bersihkan kerak yang menutupi bagian yang dilas
dengan menggunakan palu. Periksa kembali apakah terdapat bagian
yang belum sempurna. Jika belum sempurna, ulangilah bagian yang
belum tersatukan dengan baik tersebut. Pada beberapa kasus, bahan
yang sudah dilas harus di gerinda lagi jika pengelasan tidak
sempurna. Namun jika tidak terlalu fatal, kita cukup mengelas
bagian yang belum terlas secara sempurna tersebut

Skema gambar pengelasan

Gambar 3.2 Skema gambar pengelasan

8
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

1. Pengecoran

a. Cetakan Permanen

Gambar 4.1 Bahan pengecoran

Gambar 4.2 Peleburan logam

9
Gambar 4.3 Penuangan logam

Gambar 4.4 Pengambilan hasil cetakan

Gambar 4.5 Hasil cetakan

10
b. Cetakan Pasir

Gambar 4.6 Pembuatan drag

Gambar 4.7 Pembuatan kup

Gambar 4.8 Pemasangan pipa

11
Gambar 4.9 Pengambilan pola dari cetakan inti

Gambar 4.10 Penuangan logam

Gambar 4.11 Hasil cetakan

12
2. Pengelasan

Gambar 4.12 Persiapan alat dan bahan

Gambar 4.13 Meletakkan benda kerja

Gambar 4.14 Proses pengelasan

13
Gambar 4.15 Proses pengelasan

Gambar 4.16 Hasil Pengelasan

B. Pembahasan

1. Pengecoran

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan terdapat dua macam


pengecoran, yaitu pengecoran dengan cetakan permanen dan pengecoran
dengan cetakan pasir. Keduanya memiliki perbedaan yang cukup jelas.
Pengecoran permanen menggunakan cetakan permanen (permanent mold)
yaitu cetakan yang dapat digunakan berulang-ulang dan biasanya dibuat dari
logam. Cetakan permanen yang digunakan adalah cetakan logam yang
biasanya digunakan pada pengecoran logam dengan suhu cair rendah. Coran
yang dihasilkan mempunyai bentuk yang tepat dengan permukaan licin
sehingga pekerjaan pemesinan berkurang. Perbedaan antara cetakan
permanen dengan cetakan non-permanen terletak pada penggunaan bahan
cetakan dimana cetakan permanen menggunakan logam dan cetakan non-
permanen menggunakan pasir. Pengecoran cetakan pasir memberikan

14
fleksibilitas dan kemampuan yang tinggi jika dibandingkan dengan cetakan
logam.
Pengecoran cetakan pasir memiliki keunggulan antara lain mudah
dalam pengoperasiannya, biayanya relatif lebih murah dan dapat membuat
benda dengan ukuran yang besar. Cetakan biasanya dibuat dengan
memadatkan pasir. Pasir yang dipakai biasanya pasir alam atau pasir buatan
yang mengandung tanah lempung. Cetakan pasir mudah dibuat dan tidak
mahal. Namun kekurangan dalam pengecoran dengan cetakan pasir
membutuhkan waktu yang cukup lama karena cetakan ini tidak dapat
digunakan secara berulang kali, dan untuk membuat cetakannya pun sering
terjadi kegagalan. Sedangkan K3 dilapangan tidak sesuai teori karena para
pekerja dilapangan kebanyakan tidak menggunakan perlengkapan safety
seperti masker, sarung tangun, sepatu, dan pakaian pengecoran yang
selayaknya.

2. Pengelasan

Hasil pengamatan di lapangan hanya terdapat pengelasan busur


listrik. Las busur listrik umumnya disebut las listrik adalah salah satu cara
menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang
diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang
terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang
menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat
terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda
yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang
akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam
tersebut. Sedangkan K3 dilapangan sudah sesuai dengan teori yang ada,
dalam proses pengelasan para pekerja menggunakan kacamata las, sepatu
las, dan sarung tangan. Hal ini digunakan sebagai pelindung diri dari sinar
dan percikan api yang dikeluarkan dari proses pengelasan tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Surdia Tata, Kenji Chijiwa. 1996. Teknik Pengecoran Logam. Jakarta. Cetakan
Ketujuh, PT Pradnya Paramita.

Wiryosumarto Harsono, Toshie Okumura. 1994. Teknologi Pengelasan Logam.


Jakarta. Cetakan Keenam, PT Pradnya Paramita.

16

Anda mungkin juga menyukai