Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI PROSES PRODUKSI BEAD PADA KOMPONEN


BRACKET

JUDUL

Disusun oleh kelompok 9

Adhek Bagus Mahendra 2920001

Ahmad arif 2920002

Bayu satiman 2920004

Teguh fathruohman 2920022

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah ilmiah yang berjudul " IDENTIFIKASI
PROSES PRODUKSI BEAD PADA KOMPONEN BRACKET ."
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu khusnul fatonah selaku selaku dosen
matakuliah bahasa Indonesia yang telah membantu kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam
pembuatan karya ilmiah ini.
Karya ilmiah ini berisi tentang proses produksi bead dari komponen bracket mulai
dari material yang digunakan, mesin press yang digunakan, cetakan yang digunakan,tonase
yang di perlukan, urutan proses produksi, menjaga kualitas dari komponen tersebut
meminimalisir terjadi kerugian.
Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran dan
kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga
karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan atau wawasan tentang proses produksi
bead dari komponen bracket

Surabaya, 2 Oktober 2022

Kelompok 9
DAFTAR ISI

JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
BAB 2 METODOLOGI 2
2.1. KAJIAN TEORITIS 2
2.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan 3
2.3. Pelaksanaan Kegiatan 3
BAB 3 HASIL KEGIATAN PRAKTIKUM INDUSTRI 6
3.1. SINTESIS 6
3.2. Pengumpulan Data 6
3.3. Pengolahan Data 7
3.4. Hasil Kegiatan 17
BAB 4 PENUTUP 18
4.1. Kesimpulan 18
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN 20
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Teknologi Rekayasa Otomotif merupakan suatu program studi yang berfokus pada
suatu Tooling yang di antaranya dies, mould, jig dan fixture. Serta tooling ini memiliki peran
masing-masing dalam suatu fungsinya di contohnya dies (Memiliki fungsi membentuk atau
mencetak lembaran-lembaran plat dan logam menjadi suatu komponen dalam kendaraan),
mould (Memiliki fungsi membentuk suatu produk dimana sumbernya dari biji-bijian plastik
menjadi bahan cair yang di padatkan membentuk suatu produk yang di inginkan, jig dan
fixture (Memiliki fungsi sebagai alat pemegang benda kerja produksi yang di gunakan dalam
rangka dalam pembuatan suatu komponen otomotif dalam kendaraan).
Jadi, mahasiswa program studi D4 Teknologi Rekayasa Otomotif ini di fokuskan pada
pembuatan atau desaigner dalam tooling tersebut, sehingga mahasiswa Teknologi Rekayasa
Otomotif memiliki jadwal untuk melaksanakan pratikum industri yang sudah di rencanakan
oleh Politeknik STMI Jakarta.
Proses produksi merupakan serangkaian aktivitas yang saling berhubungan dalam
proses pembuatan suatu produk. Proses produksi terdiri dari berbagai macam jenis aktivitas
yang melibatkan berbagai keahlian manusia dan mesin produksi yang bersifat otomatis
maupun manual PT ganding toolsindo merupakan sebuah perusahaan yang salah satu barang
yang diproduksinya adalah bracket dengan melakukan tiga proses pengerjaan yaitu blanking,
bending, dan piercing, dan produk tersebut diproduksi menggunakan mesin stamping merek
AIDA dengan tonase 75 hingga 110 ton.
1.2. Tujuan Kegiatan
1. Untuk menambah wawasan kepada mahasiswa Teknologi Rekayasa Otomotif.
2. Untuk menjadikan mahasiswa ahli dalam bidangnya.
3. Untuk menambah skill dan kemampuan kepada mahasiswa Teknologi Rekayasa
Otomotif.

1.3. Manfaat Kegiatan


Mahasiswa diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai berikut:
1) Meningkatkan kompetensi mahasiswa Teknologi Rekayasa Otomotif.
2) Menambah wawasan mahasiswa Teknologi Rekayasa Otomotif mengenai industri
otomotif.
3) Memenuhi kebutuhan laporan.

1
BAB 2
METODOLOGI

2.1. KAJIAN TEORITIS


Press tool adalah suatu peralatan yang digunakan untuk pengerjaan pemotongan dan
pembentukan pelat logam lembaran menjadi barang produksi yang diinginkan dengan
bentuan penekanan. Press tool dapat menghasilkan produk secara masal dengan kualitas
yang seragam dan waktu yang singkat. Press tool dibuat karena apabila digunakan untuk
proses blanking memiliki beberapa keuntungan, antara lain dapat digunakan untuk
membuat produk secara masal, dapat menghasilkan produk dengan bentuk dan ukuran
yang seragam dan biaya lebih ekonomis dalam pembuatan produk masal.

Berdasarkan pengertian diatas press tool sangat cocok untuk memproduksi suatu
benda kerja yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama dalam waktu yang relatif singkat
jika dibandingkan dengan pembuatan produk mesin perkakas yang dikerjakan secara
berurutan dari mesin satu ke mesin yang lain. Prinsip kerja dari press tool menggunakan
metode tumbukan antara landasan (matres) dengan stempel (punch). Posisi benda adalah
antara punch dan matres. Biasanya dalam setiap proses benda kerja dijepit oleh stripper
yang menggunakan gaya pegas.

Press Tool dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam menurut proses


pengerjaan yang dilakukan pada die yaitu: simple tool, compound tool dan progressive
tool. Simple Press Tool adalah jenis dari press tool yang paling sederhana, dimana hanya
terjadi satu proses pengerjaan dan satu station dalam satu alat.

Blanking adalah produk hasil pembentukan yang terpakai dan dihasilkan dari salah
satu proses pemotongan tunggal dengan seluruh bentuk kontur terpotong secara utuh, atau
hasil dari pemotongan bertahap dengan alat bantu press tool.( [1] Budiarto, 1997, Press
Tool 1-3, Bandung, Politeknik Manufactur Bandung. [2] Bubphachot, B., 2009,
“Microstructure affecting cutting quality in fine blanking process”, Am. J. Eng. Applied
Sci., Vol.2, 665-668. [3] Arifin Fatakhul, 2008, Perencanaan Alat Penepat dan Press Tool.)

Proses Bending Penekukan (bending) dalam pekerjaan lembaran logam didefinisikan


sebagai peregangan logam di sekitar sumbu lurus. Selama proses penekukan, logam di
bagian dalam bidang netral ditekan, sedangkan logam di bagian luar bidang netral
diregangkan. Logam ini dideformasi secara plastis sehingga tekukan bisa permanen
meskipun tegangan yang menyebabkannya dihilangkan. Bending menghasilkan sedikit
atau tidak ada perubahan pada ketebalan lembaran logam.
Proses Piercing adalah proses mengindentasi permukaan benda kerja dengan
menggunakan punch dalam rangka untuk membuat sebuah rongga pada benda kerja
(mengindentasi: membuat lekukan atau cekungan). Pada proses ini benda kerja bisa
ditahan (dibatasi) di dalam sebuah wadah (cetakan) atau bisa juga tidak ditahan. Perubahan
bentuk yang terjadi pada benda kerja tergantung pada berapa banyak tahanan atau batasan
diberikan. Piercing hole adalah lubang terpakai pada blank/material, yang dihasilkan dari
proses pemotongan tunggal, dengan bentuk kontur terpotong secara utuh.

2.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan Prakerin yang dilakuikan oleh mahasiswa Politeknik STMI Jakarta
dilaksanakan secara observasi di PT Ganding Toolsindo.
2.3. Pelaksanaan Kegiatan

No Poin Hasil Pengamatan

1 Part Number, Part 2MS-E47E2L-00, Bracket 2-2


Name
2 Urutan Proses pada Blanking  Bending  Piercing
komponen tsb

3 Mesin Produksi. Proses blanking dan bending menggunakan mesin press


AIDA 2 dengan jenis pneumatic dan memiliki kapasitas
# Jenis
mencapai 110 ton. Sedangkan untuk proses piercing
(pneumatic/hidrolik)
menggunakan mesin dies dengan kapasitas mencapai 75
# Tonase ton.

4 Jenis Bahan Baku Bahan baku untuk produk menggunakan baja lembaran
dengan ketebalan 3.0-3-8 mm. Sedangkan untuk mesin
dies menggunakan SKD 11.

5 Foto Dies yang dipakai

Gambar 2.6 Proses Blank+Piercing


(Sumber : PT Ganding Toolsindo)
Gambar 2.7 Proses Bending
(Sumber : PT Ganding Toolsindo)

Gambar 2.8 Proses Piercing


(Sumber : PT Ganding Toolsindo)

Gambar 2.9 Proses GO/NOGO


(Sumber : PT Ganding Toolsindo)
6 Fungsi bead pada Fungsi bead pada komponen tersebut adalah untuk
komponen tersebut mengaitkan pipa pada komponen agar tidak bergetar dan
bergeser saat digunakan.
7 Pengertian dari nama 1. Blanking : Pemotongan lembaran logam dalam
proses satu langkah untuk memisahkan potongan dari
lembaran yang lebih besar.
2. Bending : Proses deformasi secara plastik dari
logam terhadap sumbu linier dengan hanya
sedikit atau hampir tidak mengalami perubahan
luas permukaan dengan bantuan tekanan cetakan
piston pembentuk dan cetakan.
3. Piercing : Proses pemotongan pelat logam yang
menghasilkan lubang dalam satu langkah
penekanan dan pelat yang tidak dipiercing
sebagai barang jadi.
BAB 3
HASIL KEGIATAN PRAKTIKUM INDUSTRI

3.1. SINTESIS
Berbagai penelitian mengenai springback pada teknik bending telah banyak dilakukan.
Misalnya, Garcia-Romeu et al (2007) meneliti springback untuk air bending pada plat
aluminium dan baja tahan karat dengan tebal 2mm dan 3mm antara 22̊ hingga 90 ̊. Hasilnya
berupa regresi sudut springback sebagai fungsi sudut akhir (final angle). Sementara itu
Peneliti lain, Osman a tal(2010) mengembangkan model teori eksperimental V-bending plat
baja anil dan aluminium murni. hasil obsevasi yang kami lakukan mengenai proses bending
dengan bahan SPHC PO dengan kapasitas mesin 110 ton dengan hasil Logam ini dideformasi
secara plastis sehingga tekukan bisa permanen meskipun tegangan yang menyebabkannya
dihilangkan. Bending menghasilkan sedikit atau tidak ada perubahan pada ketebalan lembaran
logam.
Uji material untuk keperluan pengembangan komponen struktur reaktor nuklir yang
sesuai standar American Standart Testing Material (ASTM) memiliki kendala geometri karena
terbatasnya fasilitas iradiasi yang tersedia, limbah uji material teriradiasi, serta keterbatasan
pengambilan sampel seperti pada daerah las-lasan. Untuk itu telah dikembangkan teknik uji
dengan spesimen mini. Salah satu teknik uji spesimen mini yang telah dikembangkan yaitu
untuk uji tarik termasuk perbaikan dari korelasi hasil uji. spesimen mini dengan sifat-sifat
material yang telah ditentukan melalui metoda ASTM standard. Pembuatan spesimennya
dapat dilakukan pada kondisi sebelum di-iradiasi, kemudian dimasukkan kedalam kapsul dan
di-iradiasi di teras reaktor untuk jangka waktu tertentu, baru kemudian diuji di fasilitas uji
pasca iradiasi. Selain itu ada juga yang pembuatan spesimennya langsung dari material yang
sudah teriradiasi, yang dapat dilakukan di dalam hotcell dan langsung diuji(ASTM STP 1204,
1994). hasil obsevasi yang kami lakukan mengenai proses blank Mesin Press ini memiliki
kapasitas 110 ton. Bahan diesnya berupa SKD 11. Baja perkakas SKD 11 adalah jenis baja
tahan karat berkualitas tinggi yang merupakan baja perkakas dan banyak dipergunakan dalam
industri karena memiliki sifat kekerasan yang tinggi dan tahan aus. Komposisi kimia dari baja
perkakas SKD 11 yaitu, C 1,55%, Cr 11,60%, Mo 0,80%,Mn 0,30%, Si 0,30%. Pada proses
ini bead/bidu masih belum terbentuk, karena pada proses ini hanya digunakan untuk
memotong lembaran baja SPHC PO menjadi suatu bentuk komponen yang diharapkan.
Produk yang dihasilkan dari proses ini adalah berupa lembaran SPHC PO dengan profil yang
sama seperti pada di mesin dies.

3.2. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi secara berkelompok dan
wawancara kepada subyek/obyek. Data saya dapatkan dari Bapak Suryono, narasumber di PT
Ganding Toolsindo Plant 2, Jl. Kriung II Multiguna III No. 7, Delta Silicon 1, Lippo
Cikarang.
3.3. Pengolahan Data
Ciri kekakuan pada suatu komponen terdapat banyak bead/bidu. Fungsi dari bead/bidu
adalah supaya mobil tidak bergetar saat di jalan berlubang dan mobil tetap stabil. Selain itu,
fungsinya untuk estetika. Bead/bidu pada komponen Bracket adalah untuk tempat mengaitkan
pipa.

Untuk membuat komponen Bracket 2-2 ini ada beberapa langkah yang perlu dilakukan :

A) Penyediaan Bahan

Gambar 3.1 Material SPHC PO (Sumber : PT Ganding Toolsindo)


Bahan yang dipakai dalam memproduksi Bracket 2-2 adalah SPHC PO.
Plat SPHC PO adalah plat yang biasa digunakan di industri otomotif sebagai bahan
kendaraan dikarenakan material ini mempunyai kelebihan tahan flek dibandingkan
dengan material SPHC. Sesuai dengan akhiran namanya PO adalah kepanjangan dari
Pickel Oil yaitu mempunyai lapisan Oil. Plat SPHC PO berwarna abu–abu beda
dengan SPHC biasa yang berwarna hitam . Plat SPHC PO lama pengelasannya lebih
mudah, hampir tidak perlu dibersihkan terlebih dahulu. Plat SPHC PO biasa
digunakan untuk bahan pembuatan chasis dan rangka kendaraan obil atau motor.
Berikut adalah jenis jenis Plat SPHC PO yang biasa digunakan di Industri.

Gambar 3.2 Jenis Plat SPHC PO (Sumber : https://bajaprima.com/img/po.jpg)


B) Proses Blanking
Proses blanking adalah  proses pemotongan yang menghasilkan benda kerja
secara utuh, dan seluruh sisinya terpotong secara serempak. Adapun mesin yang
digunakan adalah mesin press AIDA 2 pneumatic.
Bahan baku berupa lembaran SPHC PO diletakkan diatas mesin dies yang
telah memiliki bentuk sedemikian rupa.

Gambar 3.3 Mesin Press dan Dies


(Sumber : PT Ganding Toolsindo)
Mesin Press ini memiliki kapasitas 110 ton. Bahan diesnya berupa SKD 11.
Baja perkakas SKD 11 adalah jenis baja tahan karat berkualitas tinggi yang
merupakan baja perkakas dan banyak dipergunakan dalam industri karena memiliki
sifat kekerasan yang tinggi dan tahan aus. Komposisi kimia dari baja perkakas SKD
11 yaitu, C 1,55%, Cr 11,60%, Mo 0,80%,Mn 0,30%, Si 0,30%.
Pada proses ini bead/bidu masih belum terbentuk, karena pada proses ini hanya
digunakan untuk memotong lembaran baja SPHC PO menjadi suatu bentuk komponen
yang diharapkan.
Produk yang dihasilkan dari proses ini adalah berupa lembaran SPHC PO
dengan profil yang sama seperti pada di mesin dies.

Gambar 3.4 Hasil Produk Proses Blanking


(Sumber : PT Ganding Toolsindo)
Yang perlu diperhatikan pada proses Blanking adalah :
1. Design Blanking Die
2. Design Blanking Punch
3. Pemilihan material dan process hardening untuk die dan Punch
4. Toleransi antara Die dan Punch, harus sesuai dengan perhitungan yang tepat, agar tidak
timbul bari pada produk.
5. Jenis, ketebalan, dimensi material yang akan diblanking.

Gambar 3.5 Design Blanking Die dan Punch


(Sumber : https://www.slideshare.net/sufyan_abu/mengenal-proses-blanking-
pemotongan-plat-pada-praktikum-pembentukan-bahan)

Proses ini dimulai dengan meletakkan plat yang akan dipotong diantara punch
dan dies. Posisi dies di bawah dan tetap sementara punch terletak di atas dan bergerak
ke bawah pemotong bagian pelat sesuai dengan bentuk punch yang ada. Untuk
menjepit plat digunakan stopper. Stopper ini berfungsi menekan plat agar saat
penekanan dengan punch ini tidak terjadi pergeseran yang menyebabkan bahan pelat
menjadi keriput.
Dies dan punch merupakan komponen utama dalam proses ini. Antara punch
dan dies mempunyai kelonggaran yang disesuaikan dengan tebal bahan dan jenis dari
bahan pelat yang akan diblanking.
C) Proses Bending
Penekukan (bending) dalam pekerjaan lembaran logam didefinisikan sebagai
peregangan logam di sekitar sumbu lurus (gambar 3.6). Selama proses penekukan,
logam di bagian dalam bidang netral ditekan, sedangkan logam di bagian luar bidang
netral diregangkan. Kondisi regangan ini dapat dilihat pada gambar 3.6. Logam ini
dideformasi secara plastis sehingga tekukan bisa permanen meskipun tegangan yang
menyebabkannya dihilangkan. Bending menghasilkan sedikit atau tidak ada perubahan
pada ketebalan lembaran logam.
Gambar 3.6 Penekukan Logam
(Sumber :
https://3.bp.blogspot.com/-bJ2nBTtsqnM/XLatd6Zb1AI/AAAAAAAADNw/4Vs7bE
KofPAV251C_ViqWShf_pUL9oj6wCLcBGAs/s1600/Gambar
%2B1.%2BBending.png)

Untuk melakukan proses bending ini menggunakan mesin yang sama dengan
proses blanking, yaitu mesin press AIDA 2 pneumatic.

Gambar 3.7 Mesin Press dan Dies Bending


(Sumber : PT Ganding Toolsindo)
Sementara itu, untuk memberikan deformasi secara plastis menggunakan
mesin dies.
Mesin dies ini memiliki kapasitas 110 ton. Pada saat di mesin dies inilah bead
yang ada pada komponen Bracket mulai terbentuk karena dorongan yang diberikan
oleh mesin press membuat lembaran SPHC PO yang sudah memiliki bentuk dari
proses blanking menjadi menekuk dan terbentuk bead pada sisi-sisinya.
Produk yang dihasilkan dari proses ini adalah berupa sebuah produk yang
sudah menyerupai komponen Bracket dan sudah memiliki bead.
Gambar 3.8 Hasil Produk Proses Bending
(Sumber : PT Ganding Toolsindo)
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan saat melakukan proses bending,
diantaranya :
a) Periksalah terlebih dahulu deis atau sepatu pembentuk,sudut pembengkokan yang
diinginkan.
b) Tandailah sisi bagian tepi plat yang akan dibengkokan.
c) Posisi tanda pembengkokan ini harus sejajar dengan dies pembengkok.
d) Penjepit plat harus kuat
e) Atur sudut pembengokan sesuai dengan sudut pembengkokan yang dikehendaki.
f) Sesuaikan dies landasan dengan pembengkok yang diinginkan.
g) Mulailah proses pembengkokan dengan memperhatikan sisi-sisi yang akan
dibengkokan, hal ini untuk menjaga agar lebih dahulu mngerjakan posisi yang
mudah.
h) Jika ingin melakukan pembengkokan dengan jumlah yang banyak buatlah jig atau
alat bantu untuk memudahkan proses pembengkokan. Jig ini bertujuan untuk
memudahkan pekerjaan sehingga menghasilkan bentuk pembengkok yang sama
D) Proses Piercing
Piercing adalah proses mengindentasi permukaan benda kerja dengan
menggunakan punch dalam rangka untuk membuat sebuah rongga pada benda kerja
(mengindentasi: membuat lekukan atau cekungan). Pada proses ini benda kerja bisa
ditahan (dibatasi) di dalam sebuah wadah (cetakan) atau bisa juga tidak ditahan.
Perubahan bentuk yang terjadi pada benda kerja tergantung pada berapa banyak
tahanan atau batasan diberikan.
Piercing hole adalah lubang terpakai pada blank/material, yang dihasilkan dari proses
pemotongan tunggal, dengan bentuk kontur terpotong secara utuh.
Gambar 3.9 Piercing
(Sumber :
https://4.bp.blogspot.com/-hPA4pP5MyuM/WPF6-LWcJNI/AAAAAAAAA74/ePoa
MmTHUXQ4zIT1ArqFK0IJEo1DL_shwCLcB/s1600/Piercing.png)

Pada proses piercing ini, mesin yang digunakan memiliki kapasitas 75 ton.
Sedangkan bahan yang digunakan pada diesnya adalah SKD 11.

Gambar 3.10 Mesin Dies Piercing


(Sumber : PT Ganding Toolsindo)
Produk yang dihasilkan dari proses ini adalah berupa satu komponen utuh yang
siap untuk diukur.

Gambar 3.11 Produk Utuh Bracket 2-2 2MS


(Sumber : PT Ganding Toolsindo)
Untuk prosesnya juga sama dengan yang ada pada proses blanking.
Gaya merupakan salah satu faktor penting dalam piercing. Beberapa hal yang
memengaruhi gaya piercing diantaranya, luas penampang punch, bentuk dari ujung
punch, kekuatan material, dan besarnya gesekan pada permukaan luncur. Besar
tekanan pada piercing bisa berkisar antara tiga hingga lima kali kekuatan material.
Besar tekanan tersebut rata-rata mendekati tingkat tegangan yang diperlukan untuk
membuat sebuah lekukan pada uji kekerasan material.
E) Proses Pengukuran
1) Jig Go No Go
Sebenarnya ini adalah sebuah alat inspeksi yang kegunaannya hanya untuk
memeriksa toleransi benda kerja terhadap ukuran yang diizinkan melalui tes go/no
go.
Alat uji ukuran ini dibuat untuk inspeksi cepat dan sederhana sesuai ukuran
batas pekerjaan yang diukur. Salah satu sisi atau ujung pengukur dibuat agar sesuai
dengan maksimum dan ujung lainnya ke ukuran minimum yang diizinkan.
Fungsinya juga untuk menentukan apakah dimensi sebenarnya dari pekerjaan
berada di dalam atau di luar batas yang ditentukan.
Gambar 3.12 Jig Go No Go
(Sumber : PT Ganding Toolsindo)
Cara mengukur benda kerja dengan alat ini yaitu sebagai berikut :
1) Menggunakan APD seperti sarung tangan, sepatu safety, Baju panjang, Celana
panjang, Dan SOP sesuai dengan indutrinya.
2) Siapkan Alat ukur dan Benda ukur serta bersihkan benda ukur dan alat ukur dengan
kain.
3) Cek alat ukur (apakah sudah sesuai dengan standar komponen atau belum), jika
sudah standar komponen yang akan di buat, maka siap pakai.
4) Masukan Benda ukur ke Alat ukur dengan cara meletakkan secara presisi bagian
benda ukur dengan alat kerja jig/gonogo.
5) Cek pada bagian Benda ukur terhadap Alat ukur, jika benda ukur renggang berarti di
bagian benda ukur tersebut masih terdapat bury dan harus di finishing
menggunakan gerindra atau amplas. Jika benda kerjanya tidak renggang maka
Benda ukur tersebut sudah bagus dan siap di proses ke langkah berikutnya.
6) Pengukuran sudah selesai, maka bersihkan meja kerja, benda ukur dan alat ukur
menggunakan kain serta tempatkan kembali benda ukur dan alat ukur ke tempat
yang sudah di sediakan.
Gambar 3.13 Hasil Pengukuran Menggunakan Go No Go
(Sumber : PT Ganding Toolsindo)
2) Jangka Sorong
Alat ukur yang mampu mengukur jarak luar, jarak celah/lubang dan kedalaman
suatu objek dengan tingkat akurasi dan presisi yang sangat baik sampai ±0,05 mm.
Cara membaca hasil pengukuran dari ketiga fungsi alat tersebut dilakukan dengan
cara yang sama, Alat ini dipakai luas di industri karena memiliki tingkat akurasi
dan presisi yang cukup tinggi, mudah digunakan, mudah dibawa-bawa, dan tidak
membutuhkan perawatan khusus.

Gambar 3.14 Jangka Sorong


(Sumber : PT Ganding Toolsindo)
Cara melakukan pengukuran menggunakan Vernier Calliper / Jangka Sorong
sebagai berikut :
1) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sepatu safety dan sarung
tangan.
2) Membersihkan benda ukur dan alat ukur dengan kain bersih.
3) Merapatkan rahang bawah dan mengecek posisi skala pada angka 0.
4) Melakukan pengukuran benda ukur yang diletakkan di atas meja ukur dan
pegang Vernier Calliper / Jangka Sorong untuk memulai pengukuran
sesuai bagian yang harus diukur.
5) Memastikan posisi pengukuran benar.
6) Mengunci baut pengunci rahang.
7) Membaca nilai ukur dengan posisi tegak lurus, dengan memastikan
lingkungan terang, Pembacaan Jangka Sorong dilakukan pada dua bagian,
yaitu di skala utama dan di skala nonius atau Vernier. Skala utama dapat
dibaca di bagian bodi Utama yang diam dan skala nonius dapat dibaca di
bagian rahang yang bisa digerakkan.
8) Menulis nilai ukur ada format yang sudah disediakan.
9) Melanjutkan pengukuran pada bagian pengukuran yang lain.

Gambar 3.15 Hasil Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong (Sumber :


PT Ganding Toolsindo)
Kesalahan yang biasa terjadi pada saat pengukuran memakai jangka sorong
diantaranya :

1) Tidak membersihkan bagian-bagian Jangka sorong yang akan bertemu


dengan benda ukur.
2) Tidak melakukan cek posisi skala nol pada saat rahang bawah pada Jangka
sorong dirapatkan.
3) Posisi pengukuran tidak tegak lurus/sejajar antara benda ukur dan bagian
jangka sorong yang kontak dengan benda ukur.
4) Bagian jangka sorong yang kontak dengan benda ukur bulat tidak pada
posisi yang terbesar.
5) Tidak mengunci baut pengunci rahang setelah didapatkan data pengukuran.
6) Tidak terlalu menekan pada saat pengukuran yang mengakibatkan benda
ukur terdeformasi atau alat ukur berubah posisi.
Gambar 3.16 Kesalahan Mengukur Menggunakan Jangka Sorong (Sumber :
https://www.pelajaran.co.id/wp-content/uploads/2016/02/Menangani-jangka-sorong.png)
3.4. Hasil Kegiatan

Kegiatan observasi untuk mencari bahan materi yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan laporan telah dilaksanakan dengan baik dan lancar. Kegiatan observasi yang
bertujuan untuk menganalisa secara spesifik bead pada komponen bracket dilakukan di PT
Ganding Toolsindo, Lippo, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada hari Rabu, 13
Januari 2021 pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB.

Proses pembuatan bead pada komponen Bracket, meliputi :

3.4.1.1. Penyediaan Bahan.


3.4.1.2. Proses Stamping
Proses stamping ini meliputi :
1) Proses Blanking 1/3
2) Proses Bending 2/3 (bead pada komponen mulai terbentuk)
3) Proses Piercing 3/3
3.4.1.3. Proses Pengukuran
Proses pengukuran dengan menggunakan alat sebagai berikut:
1) Jig Go No Go
2) Jangka Sorong

Selain itu, didapatkan fungsi dari bead pada komponen Bracket, yaitu sebagai
tempat mengaitkan pipa knalpot agar stabil saat digunakan di jalan yang berlubang
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
proses produksi bracket dengan mesin stamping ini dilakukan dengan 3 proses
pengerjaan blanking, bending, piercing mesin stamping ini menggunakan step forming yang
artinya hanya menghasilkan sebuah part setengah jadi dalam sekali stroke.dalam 1 cycle (dari
penaruhan benda kerja hingga menjadi part yang sudah selesai proses) dibutuhkan waktu 6-9
detik

4.2. Saran
pada mesin stamping part di PT.Ganding toolsindo yang memproduksi part bracket,
part yang dihasilkan berupa hasil blank atau part setengah jadi tetapi proses ini bisa
dimaksimalkan produktivitasnya dengan menggunakan mesin progressive dies yang bisa
melakukan beberapa proses pengerjaan dalam 1 mesin, sehingga dapat menghemat biaya
tenaga operator
DAFTAR PUSTAKA

Antonio Gogo, Oktober 2008, Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, Batan.

Muhammad Akhlis Rizza,2014, Analisis Proses Blanking dengan Simple Press Tool, Jurusan
Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta no 9.

Soeleman, Jumadi, compound dies untuk proses blanking dan piercing cylinder head gasket
tipe tvs - n54 Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jurusan Teknik Mesin perancangan.

Suryono, 15 Januari 2021, Instruktur kegiatan observasi di PT. Ganding Toolsindo


Plant 2, Jl. Kriung II Multiguna III No 7, Delta Silicon 1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa
barat.

Sato, 17 Januari 2021, Instruktur kegiatan observasi di PT. Ganding Toolsindo Plant 1,
Jl. Raya Cikarang-Cibarusah No. 17, Sukasari, Kec.Serang baru, Bekasi, Jawa barat
17330
LAMPIRAN

Gambar 3.15 Hasil Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong (Sumber :


PT Ganding Toolsindo)

Gambar 3.14 Jangka Sorong


(Sumber : PT Ganding Toolsindo)

Gambar 3.13 Hasil Pengukuran Menggunakan Go No Go


(Sumber : PT Ganding Toolsindo)
Gambar 3.12 Jig Go No Go
(Sumber : PT Ganding Toolsindo)

Gambar 3.11 Produk Utuh Bracket 2-2 2MS


(Sumber : PT Ganding Toolsindo)

Gambar 3.10 Mesin Dies Piercing


(Sumber : PT Ganding Toolsindo)
Gambar 3.8 Hasil Produk Proses Bending
(Sumber : PT Ganding Toolsindo)

Gambar 3.7 Mesin Press dan Dies Bending


(Sumber : PT Ganding Toolsindo)

Gambar 3.4 Hasil Produk Proses Blanking


(Sumber : PT Ganding Toolsindo)
Gambar 3.1 Material SPHC PO (Sumber : PT Ganding Toolsindo)

Anda mungkin juga menyukai