DISUSUN OLEH:
NPM : 2007230195
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI T.A 2020 /2021
NAMA: MEIKHIR NDRURU
NPM : 2007230195
DISETUJUI OLEH :
(…………………………….) (………………………………...)
(………………………………...)
(………………………………...)
DIKETAHUI OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI T.A. 2021/2022
NAMA : MEIKHIR NDRURU
NPM : 2007230195
PERCOBAAN / MODUL :
NAMA PEMBIMBING :
Telah selesai Asistensi dan menyerahkan Laporan Praktikum pada hari, ……………..
2021.
Diketahui,
Kepala Laboratorium Pembimbing Laporan
Proses Produksi Proses Produksi
1.Bapak IR. RAHMATULLAH, S.T., M.Sc., IPM., selaku kepala laboratorium proses produksi
2. Bapak Arya Rudi Nasution M.T, yang telah membimbing dan membantu penulis dalam menyelesai
Penulis menyadari masih banyak kesalahan serta kekurangan dalam penulisan laporan ini, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan laporan ini.
Meikhir Ndruru
DAFTAR ISI
LEMBAR ASISTENSI...............................................................................
KATA PENGANTAR
Daftar Isi................................................................................................
BAB 1 PENDAHULAN............................................................................
1.2 Tujuan........................................................................................
1.3 Manfaat......................................................................................
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB 1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. untuk melatih mahasiswa agar mampu mengerjakan berbagai pekerjaan manapun baik yang maenggunakan mesin atau yang
tidak menggunakan mesin (manual),
2. melatih kesabaran, ketelitian mahasiswa dalam melakukan segala hal. Agar semua itu dapat membantu mahasiswa yang akan
memasuki dunia kerja.
4. Melatih mahasiswa agar terampil dan teliti mengerjakan benda kerja menggunakan alat-alat pekakas.
1.3 Manfaat
1) Setiap mahasiswa teknik industri dapat mengoperasikan mesin bubut, Menyekrap, Mengelas, dan kerja bangku dengan baik.
2) Setiap mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui cara kerja dari mesin bubut.
4) Setiap mahaiswa teknik mesin mampu menciptakan rasa tanggung jawab dan kekompakan dalam tim.
5) Setiap mahasisiwa teknik mesin agar bisa lebih disiplin dan tepat waktu dalam setiap pembuatan laporan.
2.2
Proses pemesinan merupakan proses lanjutan dalam pembentukan benda kerja atau mungkin juga merupakan proses akhir
setelah pembentukan logam menjadi bahan baku berupa besi tempa atau baja paduan atau dibentuk melalui proses
pengecoran yang dipersiapkan dengan bentuk yang mendekati kepada bentuk benda yang sebenarnya. Baja atau besi tempa
sebagai bahan produk yang akan dibentuk melalui proses pemesinan biasanya memiliki bentuk profil berupa bentuk dan ukuran
yang telah distandarkan misalnya, bentuk bulat “O”, segi empat, segi enam “L”, “I” “H” dan lainlain.
1. Proses pemotongan (cutting), yaitu proses pemesinan dengan menggunakan pisau pemotongan dengan bentuk geometri
tertentu.
2. Proses abrasi (abrasive process), seperti proses gerinda.
3. Proses pemesinan non tradisional yaitu yang dilakukan secara elektrik.
Sebelum blank casting lever ke proses surfac finishing dan machining ada beberapa standar pengecekan yang dilakukan
oleh quality control, salah satunya dengan cara pengecekan visual. Material blank tersebut tidak boleh kerut,
cacat, gompal dan tidak terdapat goresan pada permukaan blank casting.
.Pemakanan mata kikir dilakukan pada gerakan maju kikir, sedangkan pada waktu kikir bergerak mundur kikir
tidak boleh melakukan pemakanan.
.Letak permukaan kikir/gigi-gigi pemotong harus rata dengan benda kerja pada saat pemakanan sehingga seluruh
permukaan kikir atau semua mata potong kikir dapat melakukan pemotongan terhadap bahan benda kerja.
. Untuk pengerjaan benda kerja yang panjang, maka pemakanan dilakukan oleh semua kikir. Sedangkan untuk
benda kerja yang pendek pemakanan kikir tidak boleh dilakukan oleh seluruh panjang badan kikir, karena dapat
mengakibatkan hasil pengikiran tidak rata.
. Kecepatan pemakanan hendaknya sekitar 40 sampai 50 langkah untuk setiap menitnya. Tetapi untuk benda kerja
yang terbuat dari bahan yang keras, maka kecepatan pemakanan dilakukan pada kecepatan rendah.
Peralatan yang digunakan:1. Ragum2. Kikir kasar / halus3. Gergaji besi (gergaji tangan)4. Siku baja5. Penggores6.
Sigmat
5.3 Alat Pembuatan Pembentukkan Sudut dengan Radius
Alat ukur ini khusus dibuat untuk mengukur besaran radius, baik radius luar maupun radius dalam. Bahan pembuat
perkakas ukur ini dari bahan baja perkakas dan kemudian dikeraskan, setelah dibentuk menjadi beberapa ukuran
radius yang presisi atau standar. Masing-masing ukuran dibuat dengan sangat teliti, sehingga tidak mungkin akan
terjadi hasil pengukuran yang tidak presisi. Pelaksanaan pengukuran dengan menggunakan mal radius ini adalah
dengan mem- bandingkan besar radius pada benda kerja dengan radius yang ada pada alat ukur. Untuk itu benda
kerja yang akan diukur harus benar-benar bersih. Sebagai contoh pemakaian alat ukur radius dapat dilihat pada
gambar di bawah ini, di mana alat ini digunakan untuk mengukur radius dalam dan luar.
Mengukur radius pada bagian sudut benda kerja menggunakan peralatan mesin seperti: dikikir atau skrap atau
dikerjakan dipotong dengan menggunakan mesin frais dan mesin bubut. Dalam pelaksanaan pengukuran tersebut
bagianpermukaan benda kerja harus benar-benar bersih dari beram atau kotoran lainnya. Alat ukur ini terdiri dari
beberapa ukuran, di mana masing- masing bilah alat ukur ini mempunyai ukuran-ukuran tertentu. Bilah-bilah
dengan berbagai ukuran tersebut dijepit atau dirakit menjadi satu, sehingga penjepitrumah penjepitnya dapat
berfungsi sebagai tempat penyimpanan bilah ukur.
Alat ukur radiusmal digunakan untuk melakukan pengukuran radius dalam dan radius luar dari 1 sampai 7 mm
dengan tingkat kenaikan 0,5 mm, sedangkan yang menengah antara 7,5 mm sampai 15 mm dengan kenaikan
ukuran sama yaitu 0,5 mm. Alat ukur radius yang besar yaitu antara 15,5 mm sampai 25 mm dengan kenaikan 0,5
mm.
kerja bangku biasanya mal radius yang disediakan adalah yang ukuran dari 1 mm sampai 7 mm.
¾ Cara melakukan pengukuran dengan mal radius.
Pegang mal radius dan benda kerja, di mana kedudukan mal radius dengan benda kerja membentuk sudut 90 ,
terutama bagian benda kerja yang akan di ukur. Pada saat melakukan pengukuran hendaknya pemeriksaan
menghadap tempat yang ada cahayanya, seperti pada daerah yang menghadap jendela. Untuk meyakinkan bahwa
ukuran dari radius benar adalah antara mal radius dan benda kerja tidak ada cahaya yang masuk. Gerakkan mal
radius pada seluruh bagian benda kerja guna meyakinkan ukuran radius yang dibuat telah tepat ukurannya.
Gambar 5.85. Bilah ukur mal radius. diperlihatkan bentuk ukuran radius yang ukurannya lebih kecil dari mal
radius.Setelah melakukan pengukuran dengan mal radius, maka bersihkan mal radius bilah-bilah ukurnya dan
kemudian simpan bilah-bilah tersebut pada tempat penyimpanan ¾ Perawatan
Mal radius adalah alat ukur yang mudah dalam perawatan- nya. Tetapi ia harus dibersihkan sebelum disimpan dan
diberi lapisan pelindung karat pada seluruh bilah-bilah ukurnya. Penyimpanan sebaiknya di tempat yang tidak
basah dan bebas dari debu.
1. Alat pelindung kepala/safety helmet. Safety helmet digunakan untuk melindungi kepala dari benturan.2. Alat
pelindung mata/goggles/safety glasses digunakan untuk melindungi mata dari percikan dan debu.
3. Alat pelindung pernapasan/respirator digunakan untuk melindungi saluran pernapasan dari debu.
4. Alat pelindung tangan/safety gloves berfungsi untuk melindungi jari-jari tangan dari api, suhu panas atau dingin,
radiasi, arus listrik, bahan kimia, benturan atau pukulan, tergores benda tajam, atau infeksi.
5. Alat pelindung kaki/safety shoes untuk melindungi kaki dari benturan atau tertimpa benda berat, tertusuk
benda tajam, terkena cairan panas atau dingin dan bahan kimia berbahaya, serta terpeleset karena permukaan
yang licin.
1. Mahasiswa Diharuskan sudah siap 10 menit sebelum praktik dimulai sesuai dengan jadwal.
2. Mahasiswa diwajibkan memakai pakaian Teknik Mesin (Katel pack) dan bersepatu.
3. Sebelum dan sesudah melaksanakan praktik, mahasiswa diharuskan berbaris untuk menerima petunjuk dari
instruktur.
5. Untuk kebutuhan alat/bahan dikoordinir oleh ketua kelompok dengan menggunakan blangko bon peminjaman
alat yang selanjutnya dilaporkan kepada petugas alat (Toolman).
6.Demi keselamatan kerja dan tata mahasiswa Tidak boleh memelihara kuku ataurambut yang panjang.
7. Selama praktik berlangsung, pesertaTidak boleh bergurau dan bermain-main di dalam ruangan
8.Peserta yang sakit sebelum atau selama praktik berlangsung, diharapkan melapor pada instruktur.
9. Peserta Tidak boleh memakai atau mengoperasikan mesin tanpa seizin instruktur.
10. Peserta pratikum Tidak boleh mengambil alat/bahan tanpa seizin petugas alat (Tool man).
11. Bertanyalah bila ada kesulitan, hal-hal yang tidak dimengerti kepada instruktur.
14. Peserta diperbolehkan mengerjakan / memperbaiki kendaraannya di luar jam pelajaran atas izin dari
instruktur.
15. Peserta diharapkan membawa buku / alat tulis untuk mencatat informasi yang diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1:Cover
Lampiran 6: Pendahuluan
Lampiran 12:Penutup