SISTEM PRODUKSI
DISUSUN OLEH :
NIM : 18TIA452
KELAS : 3B
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Mata Kuliah Sistem Produksi & Operasi yang dilaksanakan pada
tanggal Februari 2021 telah diterima dan disahkan oleh pembimbing.
Penyusun Laporan:
Nim : 18TIA452
Kelas : 3B
Disahkan Oleh :
Asisten
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Sistem Produksi & Operasi ini telah diselesaikan guna memenuhi
persyaratan Mata Kuliah Praktek Sistem Produksi & Operasi (SISPRO) yang
dilaksanakan pada Laboratorium Sistem Produksi & Operasi Politeknik ATI
Makassar.
Penyusun laporan:
Nim : 18TIA452
Kelas : 3B
Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh asisten Laboratorium, serta
telah memenuhi syarat untuk seminar praktek.
Menyetujui:
NIP. 198407102009011003
Mengetahui:
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
semua limpahan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Praktikum dari mata kuliah Sistem Operasi.
Harapan saya semoga Laporan Praktikum yang telah tersusun ini dapat
bermanfaat sebagai salah satu pedoman bagi para pembacanya, menambah
wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk
ataupun isi dari Laporan Praktikum ini menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................vii
DAFTAR TABEL..............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................2
5.1 Kesimpulan..........................................................................................25
5.2 Saran.....................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................26
LAMPIRAN.......................................................................................................27
DAFTAR GAMBAR
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses operasi yang dilakukan sehinggga menjadi
produk akhir.
2. Untuk mengetahui proses aliran yang dilakukan sehinggga menjadi produk
akhir.
3. Untuk mengetahui material yang digunakan dalam memproduksi sandal
hotel.
4. Untuk mengidentifikasi waste yang terjadi ketika melakukan proses
produksi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Desain Produk
Muhairin (2010), mengemukakan bahwa desain produk dapat
didefinisikan sebagai generasi ide, pengembangan konsep, pengujian dan
pelaksanaan manufaktur (objek fisik) atau jasa. Desain produk merupakan
terjemahan dari industrial design. Sebagian para ahli menterjemahkan
industrial design dengan desain produk. Desain produk adalah pioner dan
kunci kesuksesan sebuah produk menembus pasar sebagai basic bargaining
marketing, mendesain sebuah produk berarti membaca sebuah pasar,
kemauan pasar, kemampuan pasar, pola pikir pasar serta banyak aspek lain
yang akhirnya diterjemahkan dan diaplikasikan dalam perancangan sebuah
produk.
Kemampuan sebuah produk bertahan dalam siklus sebuah pasar
ditentukan oleh bagaimana sebuah desain mampu beradaptasi akan
perubahan-perubahan dalam bentuk apapun yang terjadi dalam pasar
sehingga kemampuan tersebut menjadi nilai keberhasilan bagi produk itu
sendiri dikemudian hari. Dengan krusialnya bentuk tanggung jawab seorang
desainer produk industri dalam perancangan sebuah produk, desain produk
harus memiliki pengetahuan dan riset yang baik sebelum merancang sebuah
produk. Proses tersebut tidak ayal lagi membutuhkan waktu yang kadang-
kadang tidak singkat dalam perancangannya, ketajaman berpikir dan
membaca peluang sangatlah dominan dalam menentukan rating desainer
tersebut.
2.5 Kanban
Kanban dalam bahasa jepang berarti “Visual record or signal”. Sistem
produksi JIT menggunakan aliran informasi berupa kanban yang berbentuk
kartu atau peralatan lainnya seperti bendera, lampu dan lain-lain. Sistem
kanban adalah suatu sistem informasi yang secara harmonis mengendalikan
“produksi produk yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada waktu
yang diperlukan” dalam tiap proses manufakturing dan juga diantara
perusahaan. Menurut Taiichi Ohno, Kanban adalah suatu alat untuk
mengendalikan produksi”, yang digunakan dalam mengendalikan aliran-aliran
material melalui sistem produksi JIT dengan menggunakan kartu-kartu untuk
memerintahkan suatu work center memindahkan dan menghasilkan material
atau komponen tertentu.
Persiapan Pra Kanban
Sebelum melakukan sistem kanban perlu dilakukan persiapan-persiapan
dengan baik. Dalam SPT, penerapan sistem kanban didukung oleh persiapan-
persiapan yang meliputi:
1. Pelancaran Produksi
Pelancaran produksi adalah syarat yang paling penting untuk produksi
dengan kanban dan untuk meminimalkan waktu mengganggur dalam hal
tenaga kerja, perlengkapan dan barang dalam pengolahan. Pelancaran
produksi memberikan beberapa keuntungan, yaitu memungkinkan operasi
produksi menyesuaikan diri dengan cepat terhadap fluktuasi permintaan
harian dengan secara rata memproduksi bebrbagai jenis produk setiap hari
dalam jumlah kecil dan memungkinkan tanggapan terhadap variasi dalam
pesqnan pelanggan tiap hari tanpa menyadarkan diri pada persediaan
produk, serta jika semua proses mencapai produksi sesuai dengan waktu
siklus, pengimbangan antar berbagai akan membaik dan persediaan WIP
dapat berkurang.
2. Memperpendek Waktu Penyiapan
Untuk memperpendek waktu penyiapan perlu dilakukan dua fase
penyiapan, yaitu:
a. Fase Penyiapan Eksternal: Yang terlebih daproses awal disiapkan adalah
mal, peralatan, cetakan berikutnya dan bahan yang diperlukan.
b. Fase Penyiapan Internal: Fase dimana pekerja harus memusatkan
perhatian pada pergantian cetakan, peralatan dan bahan sesuai dengan
perincian yang terdapat dalam pesanan berikutnya.
3. Tata Letak Proses
Menurut SPT, tata letak proses dan mesin akan disusun kembali untuk
melancarkan aliran produksi berdasarkan sistem Penanganan Proses Ganda
(multi-proses holding) dimana pekerja menjadai pekerja fungsi ganda.
Dalam suatu lini penanganan proses ganda, seorang pekerja menangani
beberapa mesin dari berbagai proses satu per satu; pekerjaan di tiap proses
akan berlangsung hanya bila pekerja itu menyelesaikan pekerjaan yang
diberikan padanya dalam eaktu siklus yang ditentukan. Akibatnya
masuknya tiap unit ke dalam lini diimbangi dengan selesainya unit produk
akhir lainnya, seperti dipesan oleh operasi dari suatu waktu siklus.
4. Pembakuan Pekerjaan atau Operasi
Operasi baku menunjukkan operasi rutin yang dilakukan oleh pekerja
yang menangani berbagai jenis mesin sebagai pekerja fungsi ganda.
Operasi baku rutin ini menunjukkan urutan proses yang harus dikerjakan
oleh seorang pekerja dalam proses penanganan ganda di bagiannya.
Keseimbangan lini dapat dicapai di antara pekerja dalam bagian ini karena
setiap pekerja akan mengakhiri semua proses operasi sesuai waktu siklus.
5. Autonomasi
Autonomasi berarti membuat suatu mekanisme untuk mencegah
diproduksinya barang cacat secara masal pada mesin atau lini produk.
Untuk mencapai JIT sempurna, unit yang 100% bebas cacat harus mengalir
ke proses berikut secara kontinu tanpa terputus. Karena itu pengendalian
mutu harus selalu berdampingan dengan operasi JIT dalam seluruh sistem
Kanban.
6. Aktivitas Perbaikan
Aktivitas perbaikan adalah suatu unsur pokok dari sistem produksi
yang membuat sistem produksi sungguh-sungguh dapat bekerja dengan
baik. Tiap karyawan mempunyai kesempatan untuk memberikan saran dan
mengusulkan perbaikan lewat suatu gugus kecil yang disebut Gugus
Kendali Mutu (GKM). GKM adalah sekelompok kecil pekerja yang
mempelajari konsep dan teknik kendali mutu secara spontan dan terus
menerus untuk memberi pemecahan masalah di tempat kerja.
Kanban mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai pengendalian
produksi dan sebagai sarana peningkatan produksi. Fungsinya sebagai
pengendali produksi diperoleh dengan menyatukan proses bersama dan
mengembangkan suatu sistem yang tepat waktu sehingga bahan baku,
komponen atau produk yang dibutuhkan akan datang pada saat dibutuhkan
dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan di seluruh workcenter yang ada
di lantai produksi, bahkan meluas sampai ke pemasok yang terkait dengan
perusahaan. Sedangkan fungsinya sebagai sarana peningkatan produksi dapat
diperoleh jika penerapannya dengan menggunkan pendekatan pengurangan
tingkat persediaan.
Menurut Kumar, faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
mengendalikan sistem Kanban antara lain ialah:
1. Manajemen persediaan,
2. Partisipasi vendor maupun pemasok,
3. Peningkatan dan pengendalian kualitas,
4. Komitmen karyawan dan manajemen tingkat atas.