Anda di halaman 1dari 3

BAB.

8
PENGHITUNGAN BIAYA PRODUKSI
DAN KEUNTUNGAN USAHA

A. Penghitungan biaya produksi


biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi untuk
menghasilkan produk atau jasa tertentu. Tujuannya untuk memaksimalkan keuntungan sebuah
usaha ( menetapkan biaya produksi, mengendalikan biaya, membantu pengamblan keputusan ).
Tahapan penghitungan biaya produksi:
1. Biaya produksi dan harga pokok produksi (HPP)
HPP adalah biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk dan asa dalam sebuah
ukuran tertentu. Manfaatnya untuk mengetahui secara akurat berapa biaya yang dikeluarkan
oleh sebuah produk atau jasa yang dihasilkan.
2. Komponen biaya produksi
Menurut Charles T Horngren, unsur biaya produksi diantaranya:
a. Biaya bahan baku langsung
b. Biaya tenaga kerja langsung
c. Biaya Overhead Pabrik. Terdiri dari Biaya bahan baku tidak langsung, Biaya tenaga kerja
tidak langsung, Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin, Biaya listrik dan air pabrik, Biaya
overhead lainnya.
Jenis-jenis biaya produksi :
1). Biaya tetap (fixed cost / FC)
2). Biaya variabel (VC)
3). Biaya total (TC)
4). Biaya rata-rata (AC)
5). Biaya marginal (MC)

B. Penghitungan total biaya produksi, HPP, dan penetapan harga jual


1. Penghitungan HPP
HPP = Total biaya produksi
Jumlah produk yang dihasilkan
Studi kasus 1 :
Berikut biaya usaha “Ayam Geprek”:
- 1 ekor ayam broiler ukuran 1,5 kg diotong 9 buah Rp. 30.000,00
- Tepung bumbu 500 gr Rp. 10.000,00
- Minyak goreng 1 liter Rp. 11.000,00
- Bumbu dan sambal Rp. 3.000,00
Total Rp. 54.000,00
Penghitungan HPP ayam geprek sbb:
HPP = Rp. 54.000,00
9 potong
HPP = Rp. 6.000,00
Studi kasus 2 :
Sebuah usaha digital printing mendapatkan orderan 1 paket brosur atau sebanyak 1000
lembar (2 rim).
- Kertas HVS 2 rim Rp. 30.000,00
- Tinta cetak Rp. 50.000,00
- Jasa desain Rp. 25.000,00
- Jasa tenaga printing Rp. 20.000,00
Total Rp.125.000,00
HPP = Rp. 125.000,00
1 paket
HPP = Rp. 125.000,00
2. Menentukan harga jual
Studi kasus 3 :
Masih pada contoh usaha “Ayam Geprek”. Jika harga pasaran untuk ayam geprek tepung
adalah Rp.12.000,00 dan harga terendah Rp.9.000,00, berapa harga jual yang tepat untuk
ayam geprek tepung tersebut?
Jika menetapkan harga terendah yaitu RP.9.000,00, perhitungan keuntungannya yaitu:
Harga Jual – HPP = Rp.9.000,00 – Rp.6.000,00
= Rp.3.000,00 (33,3% dari harga jual)
Rp. 3.000,00 merupakan keuntungan kotor per ayam geprek tepung. Dalam
menentukan harga jual, sebaiknya keuntungan yang didapatkan adalah lebih dari 10%. Jika
keuntungan dibawah 10%, hal tersebut akan sangat berisiko karena masih ada biaya-biaya
lain yang harus dikeluarkan, seperti biaya operasional. Boleh saja jika pemilik usaha
menetapkan keuntungan sebesar 10% dari harga jual. Namun, kuantitas penjualan harus
dalam jumlah besar sehingga dapat menutup biaya operasionalnya. Jadi harga jual yang
sebaiknya ditetapkan pada kasusu ayam geprek tersebut adalah antara Rp.9.000,00 sampai
Rp.12.000,00 per ayam geprek.
Cara penetapan harga tersebut juga dapat diterapkan pada usaha pelayanan jasa atau
sektor-sektor usaha lainnya.
3. Menghitung biaya operasional
Studi kasus 4
Pemilik usaha “aym geprek” berencna membuka cabang didaerah tebet. Lokasi yang dipilih
berbiaya sewa Rp.2.000.000,00 per bulan, sudah termasuk listrik dan air. Di cabang tebet,
karyawan yang dipekerjakan sebanyak 2 orang dengan gaji Rp.4.000.000,00/orang. Berapa
perkiraan biaya operasional “ayam geprek” cabang tebet per bulan ?
- Gaji karyawan 2 orang @ Rp.4.000.000,00 Rp . 8.000.000,00
- Sewa tempat Rp. 2.000.000,00
- Biaya Gas Rp. 500.000,00
- Bahan baku pelengkap, kemasan, dll Rp. 2.000.000,00
- Transportasi untuk belanja, dll Rp. 600.000,00
- Biaya lain-lain Rp. 600.000,00
Total Biaya Operasional Rp.13.700.000,00
4. Mengetahui penghitungan keuntungan kotor
Yaitu penghitungan keuntungan sebelum dikurangi biaya operasional dan pajak.
Keuntungan kotor per hari = (Harga jual – HPP) x Jumlah penjualan / hari
Studi kasus 5
Dalam usaha “ayam geprek”, jika target dari pemilik usaha menjual 100 buah ayam geprek
setiap hari dengan harga RP.10.000,00 per buah, serta penjualan nasi, dan minuman
memberikan keuntungan kotor sebesar Rp.6.000.000,00 per bulan. Berapa keuntungan kotor
yang akan diperoleh setiap bulannya?
Perhitungan keuntungan kotor usaha “ayam geprek” adalah:
Keuntungan kotor per hari = (Rp.10.000,00 – Rp.6.000,00) x 100
= Rp.4.000,00 x 100
= Rp.400.000,00
Dalam 1 hari, dengan penjualan 100 buah, keuntungan kotor yang diperoleh adalah sebesar
Rp.400.0000,00. Jika penjualan atau pesanan rutin dalam jumlah 100 buah/hari,
penghitungan keuntungan kotor per bulan adalah sebagai berikut.
Keuntungan kotor / bulan = (Rp.400.000,00 x 30 hari) + keuntungan produk lain
= Rp.12.000.000,00 + Rp.6.000.000,00
= Rp.18.000.000,00
5. Mengetahui penghitungan keuntungan bersih
Keuntungan bersih usaha per bulan = keuntungan kotor / bulan – biaya operasional / bulan
Studi kasus 6
Keuntungan Bersih = Rp.18.000.000,00 – Rp.13.700.000,00
= Rp.4.300.000,00

C. Modal usaha
Modal adalah sekumpulan uang atau barang yang digunakan sebagai dasar untuk
melaksanakan suatu produksi.
1. Jenis-jenis modal
a. Berdasarkan sumber modal
1). Modal internal
2). Modal eksternal
b. Berdasarkan fungsi
1). Modal perseorangan
2). Modal sosial
c. Berdasarkan wujud
1). Modal konkret (modal aktif)
2). Modal abstrak (modal pasif)
2. Manfaat modal bagi usaha
a. Menyewa tempat
b. Penyediaan bahan dan alat produksi
c. Membayar gaji pekerja
d. Simpanan
3. Penghitungan kebutuhan modal usaha
a. Modal investasi
Modal yang dibutuhkan oleh sebuah usaha untuk membiayai kebutuhan awal
usahanya.
Usaha Booth Ayam Geprek
No Modal investasi Perkiraan Jumlah
1. Pembelian Booth penjualan Rp. 3.000.000,00
2. Pembelian alat masak Rp. 2.000.000,00
3. Belanja bahan baku Rp. 3.000.000,00
4. 3 set kursi + meja Rp. 1.500.000,00
5. Cetak spanduk digital dan banner Rp. 500.000,00
6. Rekrutmen dan pelatihan karyawan Rp. 1.000.000,00
7. Peralatan penjualan Rp. 500.000,00
8. Dekorasi Booth dan lokasi Rp. 500.000,00
Total kebutuhan modal investasi Rp. 12.000.000,00

b. Modal kerja
Penghitungan ini dibuat untuk mencatat kebutuhan –kebutuhan operasional usaha.
Dengan cara menghitung perkiraan rencana biaya operasional minimal selama 1 bulan.
Usaha Booth Ayam Geprek
(Periode Januari)
No Modal Kerja Perkiraan Jumlah
1. Sewa lokasi bulan Januari Rp. 1.000.000,00
2. Gaji dua orang karyawan Rp. 4.000.000,00
3. Rekening Listrik Rp. 500.000,00
4. Pulsa telepon Rp. 200.000,00
5. Service charge Rp. 500.000,00
6. Transportasi Rp. 600.000,00
7. Retribusi Rp. 100.000,00
8. Kas kecil Rp. 100.000,00
Total kebutuhan modal kerja Rp. 7.000.000,00

D. Penghitungan Keuntungan Usaha dan Break Even Point (BEP)


BEP adalah titik impas antara jumlah laba yang diterima suatu usaha dan biaya-biaya
yang sudah dikeluarkan.
1. Dasar unit
BEP = FC
(P-VC)
BEP = Break Even Point (titik impas per unit)
FC = Fixed Cost (biaya tetap)
P = Price (harga per unit)
VC = Variabel Cost (biaya variabel per unit)
Studi kasus 7
Berikut adalah biaya-biaya produksi milik “Cafe Nusantara”
 Total biaya tetap Rp. 20.000.000,00
 Total biaya variabel per unit Rp.20.000,00
 Harga jual barang per unit Rp.40.000,00
BEP = Rp20.000.000,00
Rp.40.000,00 – Rp.20.000,00
= 1.000 unit
2. Dasar penjualan
BEP = FC
( 1- VC/P )
( 1- VC/P ) biasa disebut dengan istilah Margin kontribusi per unit.
Studi kasus 8
Berikut adalah biaya-biaya produksi milik “Cafe Nusantara”
 Total biaya tetap Rp. 20.000.000,00
 Total biaya variabel per unit Rp.20.000,00
 Harga jual barang per unit Rp.40.000,00
BEP = Rp20.000.000,00 = Rp. 40.000.000,00
1 – (Rp.20.000,00 / Rp.40.000,00)

Anda mungkin juga menyukai